Papers by Reza Alexander Antonius Wattimena
ASC Series, Oct 15, 2024
Tulisan ini membahas pemikiran Anil Seth tentang kesadaran. Pendekatan yang digunakan adalah pend... more Tulisan ini membahas pemikiran Anil Seth tentang kesadaran. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan neurosains. Walaupun, dalam kenyataannya, penelitian tentang kesadaran merupakan penelitian yang bersifat transkeilmuan. Filsafat, psikologi dan bahkan teologi berperan besar di dalamnya. Dua pandangan penting yang ditawarkan oleh Seth. Yang pertama, kesadaran tidak berada di dalam dunia, melainkan dunia yang berada di dalam kesadaran. Yang kedua, manusia tidak bisa memahami dunia seutuhnya. Ia melihat dunia dengan persepsinya yang selalu berupa halusinasi. Manusia menambahkan sekaligus mengurangi apa yang ia pahami tentang dunia, guna menunjang kebutuhannya untuk mempertahankan diri. Tulisan ini menukik dari penelitian empiris yang dilakukan Seth ke unsur filosofis yang lebih reflektif dan mendalam.
ASC Series, Jul 15, 2024
Tulisan ini membahas pemikiran Christof Koch tentang kesadaran. Ia menggunakan sudut pandang neur... more Tulisan ini membahas pemikiran Christof Koch tentang kesadaran. Ia menggunakan sudut pandang neurosains dan filsafat sebagai alat analisis. Koch merumuskan definisi kesadaran, sekaligus lima ciri dasar dari pengalaman sadar manusia. Dengan pandangan ini, Koch melebarkan makna neurosains menjadi pengetahuan tentang hakekat manusia dengan berpijak pada metode penelitian ilmiah. Dengan ini, kaitan antara pengalaman sadar, kesadaran, kehidupan, status moral, martabat dan etika pun menjadi jelas.
Ary Suta Center Series on Strategic Management, Apr 16, 2024
Tulisan ini merupakan upaya untuk memahami motivasi terdalam dari gerakan terorisme. Ada empat mo... more Tulisan ini merupakan upaya untuk memahami motivasi terdalam dari gerakan terorisme. Ada empat motivasi dasar, yakni etnis-nasionalitas, sosial-revolusioner, keadilan vigilantik dan religius. Keempat motivasi ini terlihat terpisah. Namun, dalam banyak keadaan, keempatnya kerap saling terhubung, tanpa terpisahkan. Tulisan ini diawali membahas makna terorisme, unsur dasarnya dan berujung pada penggalian motivasi yang mendorong gerakan teroris tersebut. Contoh-contoh akan diberikan secukupnya untuk penjelasan.
ASC Series, 2024
Tulisan ini bertujuan untuk memahami terorisme dan filsafat anti teror. Definisi terorisme akan d... more Tulisan ini bertujuan untuk memahami terorisme dan filsafat anti teror. Definisi terorisme akan dikupas terlebih dahulu dari berbagai sudut pandang. Rumusan tersebut akan menjadi dasar untuk merumuskan pemahaman dasar bagi filsafat anti teror, termasuk dasar ontologis, epistemologis dan aksiologisnya. Argumen dasar yang ditawarkan adalah, bahwa filsafat anti teror adalah kontra ideologi tertutup yang menggunakan kekerasan untuk menebarkan rasa takut, serta ingin mengganti sistem politik yang ada lewat jalan-jalan kekerasan. Filsafat anti teror berpijak pada pandangan, bahwa kenyataan itu adalah keterhubungan dan keterbukaan. Tulisan ini mengacu pada penelitian Hegemann, Dahl dan karya-karya penulis sebelumnya.
Respons: Jurnal Etika Sosial, 2013
Setelah krisis ekonomi tahun 2008, banyak ahli menyadari, bahwa dunia membutuhkan sistem baru eko... more Setelah krisis ekonomi tahun 2008, banyak ahli menyadari, bahwa dunia membutuhkan sistem baru ekonomi global. Model sebelumnya, yang masih dimanfaatkan oleh banyak negara, adalah sistem ekonomi kapitalis, yang mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya dan yang masih memainkan peran besar sebagai satu-satunya tujuan ekonomi. Felber berpendapat, bahwa sistem ini cacat dan menyebabkan banyak krisis, yang membuat banyak orang menderita. Menurut dia, dunia membutuhkan paradigma baru ekonomi, yang dapat menciptakan stabilitas dan kesejahteraan bagi semua orang. Dia lalu menteorikan system kesejahteraan ekonomi. Saya akan mencoba untuk menyajikan gagasannya tentang kesejahteraan ekonomi dan juga mencoba untuk menunjukkan, bagaimana paradigma ini dapat diimplementasikan dalam konteks Indonesia. Saya juga akan memberikan beberapa pertimbangan penting, yang kiranya bermanfaat demi perkembangan teori ini
MELINTAS, Aug 29, 2009
The crisis of nationalism is one of many social problems faced by Indonesian people today. From t... more The crisis of nationalism is one of many social problems faced by Indonesian people today. From the theoretical perspective, the sign of the crisis can be seen in the absence of significant political movement and public will to achieve the ideal of the nation, as it is written in the Indonesian constitution. This paper suggests that the crisis can be overcome if a strong social identity can be constructed based on meaningful collective memory. The analysis is based on the concept of nationalism of Ernst Gellner and Wayne Norman, connected to the thoughts of Maurice Halbwachs. The discussion will end up with its application in Indonesian context.
MELINTAS, 2007
Adam Smith's position as a philosopher of Ethics has been consigned to oblivion due to his mo... more Adam Smith's position as a philosopher of Ethics has been consigned to oblivion due to his more popular thoughts on Economics. This article is an attempt to revisit the ethical side of his thought based on his book The Theory of Moral Sentiment. In this book, Smith made sharp distinction between virtue as morality for noble view, and propriety as moral quality for common people. Smith used the concepts of 'virtue' and 'propriety' to analyze human moral behaviour. We can trace this conceptual distinction back to an ancient Greek philosophical school, namely the Stoic Philosophy. This paper will describe the influence of the Stoic Philosophy to Adam Smith Moral Philosophy.
Studia Philosophica et Theologica, 2016
Husserl wrote a book Die Krisis der europäischen Wissenschaft und die transzendentale Phänomenolo... more Husserl wrote a book Die Krisis der europäischen Wissenschaft und die transzendentale Phänomenologie, eine Einleitung in die phänomenologische Philosophie as an effort to understand the situations in Europe at the begining of 20th century. He saw that Europe experienced crisis of cilivation that has root in the crisis of reason itself. Husserl tried to analyze the root of this crisis and provided possible solutions in the form of transcendental phenomenology. One of the most important concept in the transcendental phenomenology is the concept of lifeworld.Hussserl's arguments are still relevant to understand our current situations in the begining of 21th century. However, several assumptions of his arguments have to be read critically.
Jurnal Orientasi Baru, Jul 16, 2018
What or who is human? This is one of the oldest questions in history. Philosopher and scientist f... more What or who is human? This is one of the oldest questions in history. Philosopher and scientist from various disciplines try to answer it based on their research and theories. What is unique in žižek approach is his effort to combine two different schools of thought as an intellectual instrument to answer this question, namely German Idealism and Jacques Lacan's Psychoanalysis. Inspired by the philosophy of German Idealism, he argued that the essence of human is not inside his or her self, but outside, namely the symbolic order that determine their self. And inspired by Lacan, he argued that the self always embedded in the symbolic order, and constantly disrupted by the Real. In this context, we can say that human is a dialectical subject.
Respons: Jurnal Etika Sosial, Dec 1, 2008
... Trauma sosial ini akan mempengaruhi mentalitas kultural suatu bangsa, sekaligus menciptakankr... more ... Trauma sosial ini akan mempengaruhi mentalitas kultural suatu bangsa, sekaligus menciptakankrisis identitas. ... Akibatnya masih terasa, yakni terciptanya kultur ketakutan, kultur impunitas, dankrisis identitas sosial. Trauma sosial juga terkait erat dengan konsep ingatan sosial. ...
Respons: Jurnal Etika Sosial, 2011
Dapat dikatakan bahwa ada hubungan internal antara tuntutan mengembangkan modal ekonomi dan iman ... more Dapat dikatakan bahwa ada hubungan internal antara tuntutan mengembangkan modal ekonomi dan iman pada Allah. Ini adalah tesis pokok analisa Max Weber atas Protestantisme di Eropa Barat. Tulisan ini bertujuan untuk mengembangkan tesis ini sambil melihat relevansinya dan memberikan catatan-catatan kritis. Analisis Max Weber mengenai etika Protestantisme dapat membantu kita memaknai munculnya kapitalisme modern di Indonesia. Dengan memberikan kritik atas pemikiran Weber penulis mengambil kesimpulan bahwa kegiatan ekonomi membutuhkan kebijakan pemerintah di satu sisi dan cara hidup masyarakat yang masuk akal, di lain sisi
Jurnal Filsafat, 2016
This article argues for the importance of philosophical education for elementary school's stu... more This article argues for the importance of philosophical education for elementary school's students in Indonesia. Philosophy can be understood as value education and also life education. Both are very important for the human's personality development. Therefore, ideally, this kind of education should be provided since childhood age. But, philosophy has different teaching method in compare to other sciences. It asks the children to think for themselves and try to find answers for their questions independently. It should not be a burden for children that already have loads of subjects to learn. The program philosophy for children should also bear in mind the existing cultural context that already exists in Indonesian society.
Rumah Filsafat, 2023
Tulisan ini merupakan sebuah upaya untuk memahami konflik di Darfur, dan melihat kemungkinan Uni ... more Tulisan ini merupakan sebuah upaya untuk memahami konflik di Darfur, dan melihat kemungkinan Uni Afrika, sebagai lembaga regional, untuk membantu mewujudkan perdamaian di sana. Untuk itu, tulisan ini akan dibagi ke dalam tiga bagian. Awalnya, tulisan ini akan memetakan konflik di Darfur. (1) Setelah itu, tulisan ini akan mencoba melihat kemungkinan peran Uni Afrika di dalam menciptakan perdamaian di Darfur. Beberapa hal terkait dengan misi PBB dan Uni Afrika di Darfur juga akan disinggung. (2) Tulisan ini akan ditutup dengan kesimpulan. (3)
ASC Series, 2023
Tulisan ini ingin menjabarkan pemikiran David Chalmers tentang kesadaran. Chalmers adalah seorang... more Tulisan ini ingin menjabarkan pemikiran David Chalmers tentang kesadaran. Chalmers adalah seorang neurosaintis sekaligus filsuf. Ia merumuskan beberapa prinsip penting di dalam kajian tentang kesadaran. Ia membedakan antara kesadaran dan keawasan, serta merumuskan beberapa prinsip penting di dalam memahami kesadaran. Dalam konteks yang lebih luas, Chalmers merumuskan problematik sulit tentang kesadaran yang masih terus menjadi kajian para ilmuwan dan filsuf sampai sekarang ini.
Agama adalah sekumpulan nilai dan narasi yang mengikat manusia, sehingga terbentuk sebuah komunit... more Agama adalah sekumpulan nilai dan narasi yang mengikat manusia, sehingga terbentuk sebuah komunitas. Sekumpulan nilai dan narasi tersebut diyakini datang dari pengalaman manusia menyentuh yang transenden. Yang transenden ini bisa tuhan, tetapi juga bisa sebuah pengalaman tertentu, dimana tingkat kesadaran manusia meningkat secara pesat. Agama adalah organisasi buatan manusia, sehingga tidak dapat dianggap sebagai tuhan, karena ia juga penuh dengan pertarungan kekuasaan, dan juga korupsi
Karena terkait dengan hidup manusia, maka agama juga berubah. Agama mengalami evolusi, yakni perubahan bertahap yang memakan waktu ratusan, bahkan ribuan, tahun. Ajarannya juga berubah, sejalan dengan perkembangan kesadaran maupun kebutuhan manusia. Ada juga masa di dalam sejarah manusia, dimana agama dianggap sebagai sumber kebodohan dan perang, sehingga ia ditinggalkan.
Dari sudut pandang teori tipologi agama, ada dua bentuk agama. Agama yang pertama adalah agama kematian. Yang kedua adalah agama kehidupan. Inilah inti dari teori tipologi agama.
Tulisan ini menjabarkan konsep kesadaran di dalam tradisi Advaita Vedanta. Konsep ini merupakan k... more Tulisan ini menjabarkan konsep kesadaran di dalam tradisi Advaita Vedanta. Konsep ini merupakan konsep terpenting di dalam tradisi tersebut. Ia melibatkan tidak hanya pemahaman teoritis, tetapi juga laku untuk mencapai pembebasan. Teori tentang kesadaran dari tradisi bisa membantu memberikan pemahaman baru bagi pemahaman tentang kesadaran, terutama sebagaimana diteliti di dalam kajian neurosains. Kesadaran dipahami tidak hanya milik mahluk hidup, tetapi menjadi unsur utama dan satu-satunya yang nyata dari realitas. Kata-kata kunci: Kesadaran, Advaita Vedanta, Non Dual, Problematika Sulit tentang Kesadaran Apakah hakekat dari segala yang ada? Inilah pertanyaan utama di dalam filsafat. Ini bisa juga disebut sebagai sebuah pertanyaan ontologis. Ada banyak cara untuk menjawab pertanyaan ini. Salah satu cara dengan menggunakan pendekatan non dual, yakni melihat unsur paling dasar dari pembentuk segala yang ada.
The Ary Suta Center Series on Strategic Management, 2023
Tulisan ini hendak memahami hakekat dari kesadaran. Kesadaran bukan hanya milik manusia. Mahluk h... more Tulisan ini hendak memahami hakekat dari kesadaran. Kesadaran bukan hanya milik manusia. Mahluk hidup lain, dan bahkan seluruh alam semesta, memiliki sebentuk kesadaran tertentu. Tulisan ini memaparkan beberapa pandangan besar di dalam neurosains dan filsafat tentang kesadaran. Di titik ini, kesadaran dilihat sebagai panggung dari pengalaman manusia, dan terkait erat dengan kompleksitas sistem biologis manusia. Kesadaran semacam ini tidak hanya milik manusia, melainkan terhubung erat dengan unsur kesadaran dari segala yang ada.
ASC Series, 2022
Tulisan ini mengurai prinsip-prinsip dasar di dalam neuroteologi. Awalnya akan dibahas soal pemah... more Tulisan ini mengurai prinsip-prinsip dasar di dalam neuroteologi. Awalnya akan dibahas soal pemahaman dasar dan sejarah singkat neuroteologi. Lalu akan dijelaskan secara detil prinsip dan konsep kunci di dalam neuroteologi. Kajian ini memang mendamaikan dua disiplin ilmu yang selama ini dianggap bertentangan. Teologi dengan dasar iman di dalam tradisi agama tertentu. Sementara, neurosains dengan pendekatan metode penelitian ilmiah yang melulu eksperimental, rasional dan empiris. Neuroteologi mencari titik seimbang diantara keduanya, lalu digunakan untuk memperoleh pemahaman lebih jauh soal pengalaman spiritual dan kehidupan beragama manusia.
Uploads
Papers by Reza Alexander Antonius Wattimena
Karena terkait dengan hidup manusia, maka agama juga berubah. Agama mengalami evolusi, yakni perubahan bertahap yang memakan waktu ratusan, bahkan ribuan, tahun. Ajarannya juga berubah, sejalan dengan perkembangan kesadaran maupun kebutuhan manusia. Ada juga masa di dalam sejarah manusia, dimana agama dianggap sebagai sumber kebodohan dan perang, sehingga ia ditinggalkan.
Dari sudut pandang teori tipologi agama, ada dua bentuk agama. Agama yang pertama adalah agama kematian. Yang kedua adalah agama kehidupan. Inilah inti dari teori tipologi agama.
Karena terkait dengan hidup manusia, maka agama juga berubah. Agama mengalami evolusi, yakni perubahan bertahap yang memakan waktu ratusan, bahkan ribuan, tahun. Ajarannya juga berubah, sejalan dengan perkembangan kesadaran maupun kebutuhan manusia. Ada juga masa di dalam sejarah manusia, dimana agama dianggap sebagai sumber kebodohan dan perang, sehingga ia ditinggalkan.
Dari sudut pandang teori tipologi agama, ada dua bentuk agama. Agama yang pertama adalah agama kematian. Yang kedua adalah agama kehidupan. Inilah inti dari teori tipologi agama.
Karena perubahan itu pasti, maka harapan pun selalu ada. Namun, harapan akan terus menjadi kosong, tanpa upaya mewujudkan keadaan yang tepat. Filsafat adalah jawaban disini. Jika pola pikir filsafati, sebagaimana ditawarkan di buku ini, diterapkan, maka sebagian besar masalah-masalah hidup kita akan selesai.
Jika dan hanya jika...
Ada empat hal yang kiranya penting untuk terus diingat. Pertama, filsafat bukan hanya filsafat Eropa, atau filsafat Arab. Asia, juga Indonesia, memiliki tradisi filsafat yang mendalam. Di dalam tradisi Asia, filsafat bukan hanya soal kemampuan berpikir rasional, sistematis dan kritis, tetapi juga soal pembebasan dan pencerahan batin. Pada hemat saya, ini adalah langkah awal yang mesti dilakukan oleh semua manusia, yakni terbebas dan tercerahkan, sebelum mulai berbicara soal politik, ekonomi, hukum dan budaya.
Dua, pembebasan dan pencerahan juga berarti meluasnya tingkat kesadaran seseorang. Ini yang menjadi inti dari teori transformasi kesadaran yang saya kembangkan. Dengan kesadaran yang meluas, orang lalu terlibat di dalam menjalani berbagai kegiatan di dalam hidupnya. Kebaikan bersama pun lalu bisa terwujud.
Tiga, setelah mengalami transformasi kesadaran, baru kita bisa berbicara tentang politik. Buku ini penuh dengan analisis politik yang dikaitkan dengan sudut pandang filsafat dan teori transformasi kesadaran. Dalam terang kesadaran yang luas, politik menjadi soal tata kelola dengan akal sehat untuk kebaikan bersama. Agama pun menjadi pembebas batin dan pikiran, bukan belenggu yang memperbodoh, seperti sekarang ini.
Empat, pada akhirnya, tujuan buku ini sederhana, yakni melenyapkan korupsi di segala bidang. Korupsi bukan hanya soal pencurian uang negara untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok. Korupsi adalah pembusukan di dalam tata hidup bersama. Bentuk nyatanya adalah ketika orang tidak menjalankan kewajibannya sebagai warga negara dan manusia, serta menciptakan ketidakadilan bagi orang lain.
Buku ini adalah kumpulan karya saya yang tersebar di berbagai media pada 2023 dan 2024. Sebagian besar sudah tersebar di website www.rumahfilsafat.com Namun, walaupun saya yang menulisnya, ketika menyunting buku ini, saya masih banyak mendapat inspirasi baru. Semoga anda juga merasakan hal serupa.
Buku ini bisa dibaca dengan berbagai cara. Anda bisa membaca dari awal, perlahan sampai akhir. Anda juga bisa melihat daftar isi, lalu mencari tema yang kiranya dibutuhkan. Anda juga bisa asal buka, lalu mulai membaca. Silahkan dinikmati sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anda.
Jika terbantu, saya terbuka untuk menerima sumbangan, guna menopang kegiatan Rumah Filsafat. Buku setebal 571 halaman ini disebarkan secara gratis. Jika anda ingin mencetak dan menjualnya, silahkan. Soal donasi, bisa cek di halaman berikut: https://rumahfilsafat.com/rumah-filsafat-dari-kita-untuk-kita-dan-oleh-kita-ajakan-untuk-bekerja-sama/
Semoga percikan filsafat, politik dan spiritualitas di dalam buku ini bisa mencerahkan hidup pribadi anda, membebaskan anda dari penderitaan dan membawa nuansa akal sehat di dalam hidup keseharian. Selamat membaca.
Reza A.A Wattimena
Jakarta, Januari 2025
Badan saya terasa lelah. Tidur terasa tak nyenyak semalam. Namun, batin terasa tenang. Ada ingatan masa lalu yang berkunjung, namun mereka tak menyakiti.
Saat ini, jari saya menyentuh keyboard notebook. Ada lagu-lagu Natal terdengar di kejauhan. Secangkir coklat panas baru selesai diteguk. Pantat pun mulai terasa pegal, karena terlalu lama duduk.
Batin saya memantulkan semua sebagaimana adanya. Ada hujan. Ada angin. Ada notebok dan secangkir coklat panas. Semua sudah sempurna sebagaimana adanya. Tak perlu ditambahkan apapun.
Batin saya juga menampung semuanya. Ada keributan, karena knalpot motor yang mengaum. Ada makian dari konflik antar pengendara Jakarta. Semua adalah bagian dari batin saya yang meluas, bagaikan ruang sadar yang tak mengenal batas.
Inilah jantung hati Zen. Ia sebelum konsep, bahasa dan pikiran. Ia adalah kenyataan yang disadari sebagaimana adanya. Tak lebih dan tak kurang.
Sebelum konsep, batin menjadi luas dan jernih. Ada ketenangan di dalamnya. Ada cinta kasih sejati yang berpijak pada pemahaman yang tepat tentang kenyataan sebagaimana adanya. Di jaman yang semakin rumit serta menyakitkan ini, Zen adalah udara segar yang memberi kelegaan dan kebahagiaan dengan cara-cara yang sederhana serta cantik.
Buku ini mengupas segala hal tentang Zen, mulai dari sejarah, konsep dasar sampai dengan penerapan dalam keseharian. Ia adalah kumpulan dari semua buku saya tentang Zen. Ada empat buku, yakni Dengarkanlah: Zen, Pandangan Hidup Timur dan Jalan Pembebasan (2017), Melihat ke Dalam: Zen dan Hidup yang Meditatif (2018), Urban Zen: Tawaran Kejernihan untuk Manusia Modern (2021) dan Zendemik: Refleksi Zen di masa Pandemik (2024).
Saya tidak lagi menerbitkan buku versi cetak. Ada dua alasan mendasar. Pertama, proses penerbitan menjadi terlalu lama. Begitu banyak politik dan tipu muslihat yang mesti dimainkan. Alasan kedua adalah penghematan kertas dan pengurangan sampah. Ini adalah perhatian sederhana terhadap lingkungan hidup yang adalah diri kita juga.
Buku ini dibuat tanpa daftar isi. Silahkan membaca dengan cara yang paling cocok untuk anda. Anda bisa menikmati dari awal, atau melompat ke tengah, guna menemukan pencerahan. Semoga terbantu.
Reza A.A Wattimena
Jakarta, Desember 2024
Politik harus dimaknai ulang. Ia bukanlah tindakan berkubang di dalam kerakusan dan keculasan. Politik adalah soal upaya menata kelola beragam sumber daya yang ada, sehingga kebaikan bersama bisa menjadi nyata. Inilah inti dari politik progresif inklusif yang saya kembangkan di dalam buku ini. Politik harus kembali menjadi panggilan luhur yang mengobarkan dada kita dengan semangat serta ketulusan untuk mengabdi.
Harapannya, buku ini bisa memberikan kesegaran dan pencerahan untuk anda. Manusia selalu membutuhkan pencerahan dalam hidupnya, terutama di masa-masa yang berat. Buku ini adalah kelanjutan dari ketiga buku saya sebelumnya. Kiranya, ini buku pertama di dalam bahasa Indonesia yang mencoba menawarkan refleksi Zen di masa pandemik.
Akhir kata, buku ini saya tawarkan untuk para pencari spiritual dan orang-orang yang merindukan pencerahan dalam hidupnya.
Apa kiranya sumbangan filsafat untuk Indonesia? Untuk menjawab itu, kita perlu paham terlebih dahulu makna Indonesia. Dalam arti ini, Indonesia adalah sebuah fakta sekaligus cita-cita. Sebagai fakta, Indonesia adalah sebuah negara dengan beragam identitas yang diakui secara internasional. Sebagai cita-cita, Indonesia adalah harapan yang terus hendak diperjuangkan.
Ini semua tertuang dengan jelas di dalam pembukaan UUD 1945. Pertama, Indonesia adalah entitas politik yang dibangun untuk melindungi segenap warga negara Indonesia. Dua, perlindungan tersebut termasuk penciptaan kesejahteraan umum semua warganya. Tiga, untuk bisa mencapai kesejahteraan umum semacam itu, rakyat perlu untuk dicerdaskan dengan pendidikan yang bermutu tinggi. Empat, Indonesia juga diharapan turut serta mewujudkan perdamaian abadi di tingkat internasional. Lima, Indonesia adalah entitas politik yang diatur dengan berpijak pada Pancasila, yakni Ketuhanan, Kemanusiaan, Nasionalisme, Demokrasi dan Keadilan Sosial.
Cita-cita luhur tersebut dipahami oleh segenap warga Indonesia. Filsafat berperan untuk membantu bangsa untuk mencapai tujuan itu. Dengan membentuk pola pikir yang kritis, rasional, sistematik dan terbuka, filsafat berperan besar untuk mengantarkan Indonesia menjadi negara yang maju, sesuai dengan konstitusi dasarnya. Buku ini adalah upaya nyata untuk melakukan hal tersebut.
Buku ini juga diterbitkan untuk menanggapi tahun 2024 yang merupakan tahun politik. Sekali lagi, bangsa Indonesia akan melakukan pemilihan umum dengan segala resiko maupun harapan yang ada. Di dalam proses ini, kita perlu untuk tetap memegang teguh nilai-nilai utama Keindonesiaan, sekaligus nilai universal peradaban manusia yang terkandung di dalam filsafat. Hanya dengan beginilah, semua pesta demokrasi, baik di 2024 maupun berikutnya, bangsa kita bisa bergerak maju, dan mewujudkan cita-cita luhurnya.
Buku ini adalah hasil refleksi filosofis saya di 2021-2022. Ada berbagai tulisan tentang pandemi COVID 19 yang menghantam dunia. Ada beberapa tulisan tentang Bali, ketika saya menghabiskan waktu di sana untuk menulis. Semuanya diikat oleh satu tema, yakni kecintaan pada Indonesia, dan sumbangan pemikiran untuk kemajuannya.
Dengan teori ini, saya ingin memetakan keadaan batin dasar manusia (basic human state of mind) dalam kaitan dengan seluruh alam semesta. Teori ini juga bisa diterapkan di dalam berbagai bidang kehidupan manusia, mulai dari politik, agama ekonomi, budaya dan sains modern, sehingga bisa dirumuskan menjadi “Teori Transformasi Kesadaran Politik, Teori Transformasi Kesadaran Beragama, Teori Transformasi Kesadaran Ilmiah” dan sebagainya.
Ini merupakan bagian dari teori saya yang lebih luas, yakni “Teori Transformasi Kesadaran” yang saya paparkan di dalam buku ini.
Dengan teori ini, saya ingin memetakan keadaan batin dasar manusia (basic human state of mind) dalam kaitan dengan seluruh alam semesta. Teori ini juga bisa diterapkan di dalam berbagai bidang kehidupan manusia, mulai dari politik, agama ekonomi, budaya dan sains modern, sehingga bisa dirumuskan menjadi “Teori Transformasi Kesadaran Politik, Teori Transformasi Kesadaran Beragama, Teori Transformasi Kesadaran Ilmiah” dan sebagainya.
Tentu saja, sudah banyak buku tentang Yesus yang diterbitkan. Kebanyakan adalah buku terjemahan. Beberapa buku ditulis oleh penulis Indonesia, terutama dalam terang iman Kristen. Yang unik dari buku ini untuk para pembaca Indonesia adalah, buku ini merefleksikan krisis pandemik, sekaligus menyajikan dasar bagi pemahaman antaragama, terutama tentang bagaimana Yesus dipahami dari sudut tiga agama, tradisi Yoga, ajaran Buddha dan Sufi Islam. Ia bisa membuka wawasan baru tentang Yesus, maupun kontroversi yang, harapannya, subur dan ilmiah.
Akhir kata, buku ini ditujukan untuk orang-orang yang mengimani Yesus dalam hidupnya, sekaligus orang-orang yang bisa belajar dari teladan hidup Yesus. Buku ini juga penting untuk para praktisi spiritual, termasuk para Yogi, umat Buddha dan orang-orang yang mendalami tradisi Sufi di dalam Islam. Semoga buku ini memberikan pencerahan dan inspirasi di tengah kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian. Selamat membaca.
Mutu pendidikan mempengaruhi mutu kehidupan masyarakat di masa kini dan masa depan. Segala bentuk kejahatan, mulai dari pencurian, pembunuhan, pemerkosaan sampai dengan korupsi, berakar pada kegagalan sebuah masyarakat mewujudkan sistem dan filsafat pendidikan yang bermutu tinggi. Mutu pendidikan juga mempengaruhi masa depan sebuah bangsa. Kemampuan sebuah bangsa untuk tetap ada dan terlibat di dalam pembentukan masyarakat global yang adil dan makmur amat ditentukan dari mutu pendidikan di dalamnya.
Di Indonesia, pendidikan memiliki berbagai tantangan yang mesti dihadapi. Untuk bisa melakukan ini, beragam tantangan tersebut haruslah dipahami terlebih dahulu. Ada beberapa hal yang kiranya perlu diperhatikan.
Pertama, dunia pendidikan Indonesia jatuh ke dalam urusan birokrasi dan administrasi semata. Guru disibukkan dengan beragam bentuk pelatihan, sertifikasi dan beban administrasi. Pengajaran bermutu, yang menjadi salah satu unsur terpenting pendidikan, kerap kali terlupakan. Ini seperti dikatakan oleh Jürgen Habermas, bahwa sistem telah menjajah dunia kehidupan (Lebenswelt) yang penuh dengan makna dan kebebasan.[i]
Di beberapa institusi pendidikan, guru juga banyak dibebani oleh pekerjaan di luar bidang akademik, misalnya menjadi panitia acara sekolah. Hal ini kerap kali begitu menyita waktu dan tenaga, sehingga proses pengajaran yang baik, yang justru merupakan unsur utama pendidikan, justru terlupakan. Guru-guru, yang menolak untuk terlalu banyak dilibatkan di dalam acara-acara non-pendidikan sekolah, justru dianggap sebagai guru yang tidak dapat bekerja sama. Hal ini jelas menghambat proses pendidikan di sekolah.
Dua, dunia pendidikan juga telah kehilangan esensi utamanya. Pendidikan telah berubah semata menjadi pelatihan, yakni pelatihan untuk mempersiapkan murid memasuki dunia kerja. Dalam arti ini, pendidikan tidak lagi mengembangkan wawasan dan kepribadian murid, melainkan mengubahnya semata menjadi pegawai-pegawai pabrik dan perusahaan. Pola pendidikan ini jelas salah arah, karena justru dunia profesional sekarang ini amat membutuhkan manusia-manusia yang berwawasan luas dan berkarakter kuat.
Kiranya benar, bahwa pola pendidikan di Indonesia tidak banyak berubah, bahkan setelah 76 tahun merdeka. Pola pendidikan yang ada masih menerapkan pola Belanda di masa kolonial yang hanya menekankan kepatuhan dan kemampuan menghafal. Memang, pada masa penjajahan dulu, Pemerintah Belanda membutuhkan tenaga pegawai yang siap pakai. Mereka tidak membutuhkan orang-orang yang mampu berpikir kritis, kreatif dan berwawasan luas. Ironisnya, pola semacam itu masih dipertahankan di masa kini, walaupun kolonialisme sudah lama berlalu.
Tiga, pendidikan yang sejati juga semakin sulit dilakukan di tengah perubahan budaya yang begitu cepat, akibat revolusi industri keempat yang terjadi sekarang ini. Di dalam revolusi industri keempat ini, manusia hidup di dunia digital bahkan lebih lama, daripada ia hidup di dalam dunia nyata sehari-hari. Ini tentunya membuat perubahan besar di dalam pemahaman manusia soal kenyataan itu sendiri. Proses pendidikan menjadi sulit, ketika murid lebih suka menghabiskan waktu bermain game atau berselancar di internet, daripada belajar dan berdiskusi dengan gurunya.
Penelitian terbaru bahkan membuktikan adanya penyakit kecanduan perangkat teknologi informasi dan komunikasi ini. Hubungan antar manusia di dunia nyata menjadi amat dangkal dan jarang. Sementara, hubungan manusia dengan mesin dianggap menjadi lebih utama. Ini tentunya memberikan tantangan besar bagi dunia pendidikan.
Empat, juga dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, informasi menjadi begitu banyak. Bahkan, bisa dibilang, dunia mengalami kebanjiran informasi. Akibatnya, banyak orang kebingungan. Bahkan, banyak juga yang terjebak pada berita palsu yang menyesatkan. Orang sulit untuk membedakan antara kebohongan dan kebenaran, serta antara informasi yang penting dan yang tak penting.
Di dalam proses pendidikan, banjir informasi menghasilkan kemiskinan berpikir. Peserta didik hanya menyalin informasi, tanpa menggunakan kemampuan berpikir kritis dan analitis. Kemampuan mereka untuk melampaui segala tantangan di dunia nyata pun berkurang. Mereka menjadi seperti komputer, yakni pandai menghafal informasi, namun lemah dalam penyelesaian masalah melalui pola pikir analitis dan kritis.
Lima, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini juga berdampak pada generasi yang lebih tua. Guru-guru senior seringkali tak mampu mengikuti perubahan pesat yang terjadi. Beberapa ingin terlibat lebih jauh, dan belajar menggunakan teknologi terbaru. Namun, tak sedikit pula yang menolak perubahan, sehingga tak mampu lagi mengikuti perkembangan yang ada. Jurang antar generasi ini membuat proses pendidikan menjadi sulit.
Ini juga menjadi hambatan komunikasi antara murid dengan guru-guru senior. Ketika komunikasi terhambat, maka kesalahpahaman akan terjadi. Ini seringkali bermuara pada kekerasan fisik maupun verbal yang terjadi antara guru dan murid. Dampaknya pun beragam, mulai dari putus sekolah, trauma terhadap pendidikan maupun pemecatan terhadap guru senior yang amat merugikan hidupnya. Upaya untuk mempersempit jurang antar generasi ini kiranya perlu dilakukan secara sistematik dan berkelanjutan.
Enam, persoalan tentang kesejahteraan guru telah lama menjadi masalah di dunia pendidikan Indonesia. Sebagian guru masih bekerja sebagai guru honorer. Status mereka tidak jelas, dan pendapatan mereka cenderung kecil. Ini membuat banyak guru honorer harus mencari pekerjaan sampingan.
Sebagai bagian penting dari sistem pendidikan nasional, ini tentu menjadi persoalan besar. Guru yang mengajar setengah hati tidak akan mampu membentuk karakter sekaligus pikiran anak didik dengan baik. Tidak hanya itu, mereka bahkan seringkali harus meninggalkan kelas, karena harus mencari uang di tempat lain. Ini tentu memberikan teladan buruk, sekaligus membuat seluruh proses belajar mengajar menjadi terhambat.
Tujuh, tantangan terbesar pengembangan pendidikan di Indonesia adalah korupsi di dalam sistem pendidikan itu sendiri. Sebagai pemegang tertinggi otoritas pendidikan di Indonesia, pemerintah kerap kali membuat peraturan-peraturan yang tidak masuk akal. Akibatnya, banyak sekolah harus kesulitan di dalam proses penyesuaian. Salah satunya adalah sikap diskriminatif pemerintah terhadap sekolah-sekolah swasta yang sudah memberikan sumbangan besar bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.
Ini juga ditambah dengan peraturan yang terus menerus berubah, sehingga membuat banyak pihak bingung. Tidak heran, bila banyak praktisi pendidikan berpendapat, bahwa pemerintah merupakan “musuh” terbesar pengembangan dunia pendidikan Indonesia. Peraturan yang diterapkan kerap kali amat berat bagi para peserta didik. Mereka diharuskan mempelajari hal-hal yang belum waktunya untuk dipelajari.
Delapan, semua ini bermuara pada lemahnya sistem pendidikan di Indonesia, sehingga rapuh terhadap segala bentuk serangan dari luar, seperti virus radikalisme agama dan mentalitas neoliberal yang mengukur segala sesuatu dari kaca mata uang. Keadaan ini membuat dunia pendidikan menjadi penuh dengan diskriminasi, mulai dari diskriminasi terhadap kelompok agama minoritas (akibat radikalisme agama), sampai dengan diskriminasi terhadap kelompok miskin (akibat neoliberalisme). Manusia macam apa yang dihasilkan dari sistem pendidikan semacam itu? Tak heran, dalam banyak hal, Indonesia ketinggalan dari berbagai negara lainnya.
Buku ini ditulis sebagai upaya untuk menanggapi beragam tantangan pendidikan Indonesia tersebut. Di abad 21 ini, proses globalisasi dan perkembangan pesat teknologi di berbagai bidang tak lagi dapat dihindari. Dampak baik dan buruknya pun bisa langsung terasa di kehidupan sehari-hari. Diperlukan upaya untuk mengembangkan pendidikan secara menyeluruh di Indonesia, supaya bisa menjawab berbagai tantangan yang muncul di abad 21 ini. Buku ini adalah contoh dari upaya nyata semacam itu.
Dalam konteks itu, buku ini merupakan buku pertama yang berbicara soal visi yang menjadi dasar bagi revolusi pendidikan Indonesia abad 21. Ada beberapa buku filsafat dan teori pendidikan. Namun, buku-buku tersebut tidak menawarkan visi nyata bagi pengembangan pendidikan di abad 21 ini. Maka dari itu, terbitnya buku ini merupakan sesuatu yang perlu untuk dimaknai lebih dalam.
Buku ini ditujukan untuk para pendidik di berbagai bidang kehidupan, sekaligus kepada semua orang yang peduli pada mutu dan masa depan pendidikan di Indonesia. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, pendidikan adalah urusan dari semua orang, dan bukan hanya urusan para pendidik formal semata. Harapannya, dengan berpijak pada buku ini, dunia pendidikan Indonesia bisa berubah ke arah yang lebih baik, terutama dalam soal pembuatan kebijakan di sistem pendidikan nasional, maupun dari proses pendidikan hidup sehari-hari. Dengan begitu, bangsa Indonesia akan mampu menghadapi tantangan-tantangan baru di abad 21 ini.
Buku ini terdiri dari beberapa artikel ilmiah yang telah diterbitkan di beberapa jurnal ilmiah. Keterangan diberikan di bagian catatan akhir. Selamat membaca.
Reza A.A Wattimena