Gisaeng

Gisaeng (Hangul: 기생code: ko is deprecated ; Hanja: 妓生code: ko is deprecated ; RR: gisaeng; Jawi: ‏كيسيڠ‎code: ms is deprecated ‎) atau ginyeo (Hangul: 기녀code: ko is deprecated ; Hanja: 妓女code: ko is deprecated ; Jawi: ‏كينيو‎code: ms is deprecated ‎), merupakan penghibur sah yang wujud sejak kerajaan Goryeo untuk berkhidmat kepada golongan tertentu seperti yangban dan raja-raja. Bahkan, mereka juga memberikan perkhidmatan seksual untuk golongan disebut ini.^[1]^[2]

Kebanyakan daripada mereka diambil kerja dalam istana raja, namun mereka turut didapati di serata negara. Mereka mendapat latihan terperinci dalam bidang tertentu seperti seni-seni halus, tembikar dan sastera; namun dipandang rendah akibat status sosial mereka. Golongan kisaeng ini memainkan peranan penting dalam pembentukan tanggapan masyarakat Korea mengenai budaya tradisi yang wujud dalam zaman Joseon.

Rujukan

^ "Life and role of gisaeng courtesans". The Korea Times. 4 Februari 2016. Dicapai pada 27 Oktober 2016.
^ Lee Insuk. "Convention and Innovation: The Lives and Cultural Legacy of the Kisaeng in Colonial Korea (1910-1945)" (pdf). Seoul Journal of Korean Studies. Kyujanggak Institute for Korean Studies. 23 (1): 71–93. Dicapai pada 2016-10-27.

[1] "Life and role of gisaeng courtesans". The Korea Times. 4 Februari 2016. Dicapai pada 27 Oktober 2016.

[2] Lee Insuk. "Convention and Innovation: The Lives and Cultural Legacy of the Kisaeng in Colonial Korea (1910-1945)" (pdf). Seoul Journal of Korean Studies. Kyujanggak Institute for Korean Studies. 23 (1): 71–93. Dicapai pada 2016-10-27.

[1]

[2]