Pendahuluan Daerah perbatasan Republik Indonesia dengan negara tetangga yang dulu dikenal dengan ... more Pendahuluan Daerah perbatasan Republik Indonesia dengan negara tetangga yang dulu dikenal dengan daerah terluar, kini diubah istilahnya menjadi daerah terdepan. Perubahan istilah dari daerah terluar menjadi daerah terdepan tentu bukan hanya sekedar merubah istilah, tetapi juga merubah pardigma, cara berfikir maupun cara pandang bangsa Indonesia. Daerah terluar mengesankan daerah yang posisinya jauh dari pusat pemerintahan dan menjadi halaman belakang dari rumah kita sehingga kurang memperoleh perhatian. Sedangkan daerah terdepan mengesankan sebagai halaman depan dari rumah kita yang berbatasan langsung atau berhadapan langsung dengan wilayah tetangga. Perubahan cara pandang dari halaman belakang menjadi halaman depan tentu mengandung berbagai konsekuensi, salah satunya adalah soal penataan. Sebagai halaman depan tentu kita ingin nampak indah, tertata rapi, maju, tidak kalah dengan tetangga, aman dan memiliki fungsi strtategis. Dengan adanya perubahan cara pandang ini pemerintah RI melalui Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal atau Kemeneg PDT (Kemeneg PDT, 2010) menyatakan bahwa pengembangan wilayah perbatasan (wilayah terdepan, pen.) menjadi perhatian pemerintah karena memiliki arti penting dan strategis terkait dengan otonomi daerah, perdagangan bebas, strategi globalisasi dan bahkan pada konteks kedaulatan nasional. Sungguhpun demikian, daerah perbatasan pada umumnya masih ditandai dengan adanya kesenjangan pembangunan dengan negara tetangga, kemiskinan, isolasi karena akses yang sulit, sarana prasarana yang minim serta kualitas sumber daya yang rendah. Pada umumnya wilayah perbatasan merupakan daerah yang terisolir/tertinggal dimana secara umum dianggap rawan baik ditinjau dari aspek ideology, politik, social, budaya dan
Abstract Development in the border areas now to be one priorites of the government development pr... more Abstract Development in the border areas now to be one priorites of the government development programme. Related to that priority, The Ministry of Education and Culture is committed to realize the border region to be the front yard of The Riepublic of Indonesia State through educational development . To succeed in the program, in according to the duties and responsibility Pustekkom (ICT Center for Education) since in late of 2012 to provide assistance a number facilities of ICT for learning to some schools are located in borde areas following training utilization ICT for learning. The problem "are the students , teachers and principals who responded positively to the ICT" for learning, because given any sophisticated of ICT will be useless if it is not responded positively by the students, teachers and principals. This study aims to determine the response of the students , teachers , principals , parents and community leaders in the border area between Indonesia and Malaysia to support ICT for learning they received . Data was collected by distributing questionnaires , observation , focused group discussion and documentation. Data were analyzed descriptively . The results showed that both principals, teachers , students ,
Pendahuluan Daerah perbatasan Republik Indonesia dengan negara tetangga yang dulu dikenal dengan ... more Pendahuluan Daerah perbatasan Republik Indonesia dengan negara tetangga yang dulu dikenal dengan daerah terluar, kini diubah istilahnya menjadi daerah terdepan. Perubahan istilah dari daerah terluar menjadi daerah terdepan tentu bukan hanya sekedar merubah istilah, tetapi juga merubah pardigma, cara berfikir maupun cara pandang bangsa Indonesia. Daerah terluar mengesankan daerah yang posisinya jauh dari pusat pemerintahan dan menjadi halaman belakang dari rumah kita sehingga kurang memperoleh perhatian. Sedangkan daerah terdepan mengesankan sebagai halaman depan dari rumah kita yang berbatasan langsung atau berhadapan langsung dengan wilayah tetangga. Perubahan cara pandang dari halaman belakang menjadi halaman depan tentu mengandung berbagai konsekuensi, salah satunya adalah soal penataan. Sebagai halaman depan tentu kita ingin nampak indah, tertata rapi, maju, tidak kalah dengan tetangga, aman dan memiliki fungsi strtategis. Dengan adanya perubahan cara pandang ini pemerintah RI melalui Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal atau Kemeneg PDT (Kemeneg PDT, 2010) menyatakan bahwa pengembangan wilayah perbatasan (wilayah terdepan, pen.) menjadi perhatian pemerintah karena memiliki arti penting dan strategis terkait dengan otonomi daerah, perdagangan bebas, strategi globalisasi dan bahkan pada konteks kedaulatan nasional. Sungguhpun demikian, daerah perbatasan pada umumnya masih ditandai dengan adanya kesenjangan pembangunan dengan negara tetangga, kemiskinan, isolasi karena akses yang sulit, sarana prasarana yang minim serta kualitas sumber daya yang rendah. Pada umumnya wilayah perbatasan merupakan daerah yang terisolir/tertinggal dimana secara umum dianggap rawan baik ditinjau dari aspek ideology, politik, social, budaya dan
Abstract Development in the border areas now to be one priorites of the government development pr... more Abstract Development in the border areas now to be one priorites of the government development programme. Related to that priority, The Ministry of Education and Culture is committed to realize the border region to be the front yard of The Riepublic of Indonesia State through educational development . To succeed in the program, in according to the duties and responsibility Pustekkom (ICT Center for Education) since in late of 2012 to provide assistance a number facilities of ICT for learning to some schools are located in borde areas following training utilization ICT for learning. The problem "are the students , teachers and principals who responded positively to the ICT" for learning, because given any sophisticated of ICT will be useless if it is not responded positively by the students, teachers and principals. This study aims to determine the response of the students , teachers , principals , parents and community leaders in the border area between Indonesia and Malaysia to support ICT for learning they received . Data was collected by distributing questionnaires , observation , focused group discussion and documentation. Data were analyzed descriptively . The results showed that both principals, teachers , students ,
Uploads
Papers by waldopo KAS