Papers by EDO ADIANTO RAMADHAN
Edo Adianto Ramadhan, 2019
Daya dukung lingkungan adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi dimana jumlah populas... more Daya dukung lingkungan adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi dimana jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumber daya dan lingkungan yang ada. Kota Kediri merupakan kota terbesar ketiga di Provinsi Jawa Timur dengan total luas 63.404 km 2. Pada tahun 2015 jumlah penduduk Kota Kediri mengalami peningkatan menjadi 312.538 jiwa. Kota Kediri dikenal sebagai pusat perdagangan utama untuk gula dan industri rokok terbesar sehingga menjadikan Kota Kediri sebagai salah satu pilihan untuk berinvestasi yang akan berdampak pada peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan kebutuhan lahan sepeti permukiman, pabrik dan sebagainya. Kajian mengenai kesesuaian lahan dan daya dukung lahan di Kota Kediri dapat menjadi pedoman dalam pemanfaatan lahan dan evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sehingga terwujud ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif dan hamonis antara lingkungan alam dan lingkungan buatan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengetahui kesesuaian lahan berdasarkan daya dukung lingkungan dan mengetahui kemampuan lahan dan daya tampung untuk permukiman. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di Kota Kediri, Jawa Timur dengan luas keseluruhan mencapai 63,404 km 2. Data yang digunakan adalah data sekunder, seperti peta kemiringan, peta drainase, peta erosi, kedalaman efektif, tekstur tanah, peta pemaebilitas dari instansi terkait. Metode yang digunakan adalah analisis spasial GIS Arcview 3.1 ESRI dengan cara overlay data spasial
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Edo Adianto Ramadhan, 2019
Perencanaan pembangunan yang terarah merupakan syarat dalam upaya pengelolaan wilayah. Melalui pe... more Perencanaan pembangunan yang terarah merupakan syarat dalam upaya pengelolaan wilayah. Melalui pembangunan yang terencana dapat ditentukan tahapan pembangunan secara tertib berdasarkan prioritas pembangunan dengan memperhatikan daya dukung sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang ada. Dalam upaya untuk membuat suatu perencanaan pengembangan wilayah yang optimal dan terpadu untuk mengatasi kesenjangan antar wilayah ini, maka perlu diketahui bagaimana sebenarnya diferensiasi perkembangan masing-masing wilayah. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui sifat saling ketergantungan antara variabel-variabel yang ada. Analisis sektor unggulan dilakukan setelah diperoleh analisis keterkaitan antar sektor dalam analisis input-output. Untuk menentukan sektor unggulan perlu diukur skor tingkat keunggulan setiap sektor ekonomi menggunakan Indeks Komposit. Analisis faktor adalah kajian tentang saling ketergantungan antara variabel-variabel, dengan tujuan untuk menemukan himpunan variabel-variabel baru, yang lebih sedikit jumlahnya dari pada variabel semula, dan yang menunjukkan yang mana di antara variabel-variabel semula itu yang merupakan faktor-faktor persekutuan (Suryanto 1988). Dalam analisis faktor, variabel-variabel dalam jumlah besar dikelompokkan dalam sejumlah faktor yang mempunyai sifat dan karakteristik yang hampir sama, sehingga lebih mempermudah pengolahan. Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses untuk meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor (Rivani 2012). Berdasarkan tujuannya analisis faktor dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu analisis faktor eksploratori dan analisis faktor konfirmatori. Analisis faktor eksploratori tidak dilakukan hipotesis yang bersifat teoritis dalam menggunakan analisis faktor, sehingga kesimpulan pengelompokan pada faktor-faktor akan dibuat berdasarkan apa yang nanti diperoleh dalam analisis.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Edo Adianto Ramadhan, 2019
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Edo Adianto Ramadhan, 2019
Pengaruhi perkembangan suatu kota adalah keterkaitannya dengan kota lain, baik dalam maupun luar ... more Pengaruhi perkembangan suatu kota adalah keterkaitannya dengan kota lain, baik dalam maupun luar negeri, serta keterkaitan dengan daerah belakangnya (hinterland) atau daerah pedesaan sekitarnya. Sering keterkaitan ini terwujud sebagai suatu bentuk sistem kota menjadi unsur utama dan merupakan simpul (node). Keterkaitan ini memegang peranan penting dalam pembentukan pola dan struktur sistem perkotaan, dan dalam merangsang perkembangan kota. Kota Cirebon yang merupakan kota mandiri terbesar kedua di Provinsi Jawa Barat setelah Ibukota Jawa Barat yaitu Bandung, memiliki kegiatan perekonomian dan sosial yang berkembang pesat, sehingga menyebabkan munculnya pusat-pusat pertumbuhan baru untuk menampung kegiatan ekonomi dan sosial dalam kota ini. Hal ini akan membuat interaksi antar wilayah di sekitar Kota Cirebon guna mendukung kegiatan ekonomi. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dengan menggunakan populasi yang ada yaitu kelurahan-kelurahan yang ada di dalam wilayah Kecamatan Harjamukti yaitu Kelurahan Argasunya, Kelurahan Kalijaga, Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Kecapi, dan Kelurahan Larangan. Variabel penelitian yang digunakan adalah kekuatan interaksi pusat pertumbuhan, ketersediaan fasilitas, dan potensi ekonomi. Data yang digunakan adalah data sekunder dari instansi terkait, seperti BAPPEDA Kota Cirebon, BPS Kota Cirebon, BPS Indonesia, dan Pemerintah Kecamatan Harjamukti. Metode analisis yang digunakan adalah analisis gravitasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Cirebon menghadapi masalah urban seperti kepadatan dan kemacetan di pusat kota. Untuk mengatasi masalah tersebut Kota Cirebon menetapkan pusa-pusat pertumbuhan baru di sekitar pusat kota utama. Daerah yang ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan baru adalah Kecamatan Harjamukti agar tercipta interaksi wilayah yang baru. Untuk mengetahui kondisi wilayah dilakukan identifikasi interaksi suatu daerah dengan daerah lain.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Edo Adianto Ramadhan, 2019
Pembangunan ekonomi daerah adalah proses pemerintah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada... more Pembangunan ekonomi daerah adalah proses pemerintah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru serta merangsang perkembangan ekonomi dalam wilayah tersebut. Kabupaten Temanggung mengalami peningkatan kinerja perekonomian yang dapat dilihat dari nilai nominal PDRB baik atas dasar harga konstan maupun harga berlaku serta laju pertumbuhan perekonomiannya. Selain itu, besarnya PDRB per kapita Kabupaten Temanggung dari tahun 2002-2006 selalu mengalami peningkatan (BPS 2007). Oleh karena itu, sektor apa yang mengalami perubahan posisi dari sektor non basis menjadi sektor basis di masa yang akan datang sehingga pemerintah dapat menyusun program pembangunan ekonomi di Kabupaten Temanggung guna meningkatkan pendapatan daerah. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Data yang digunakan adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Konstan tahun 2002-2006, Indeks Harga Implisit PDRB Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Temanggung tahun 2002-2006 dan Kabupaten Temanggung dalam Angka 2007. Metode analisis yang digunakan adalah Location Quotient (LQ). HASIL DAN PEMBAHASAN Kabupaten Temanggung memiliki beberapa sektor perekonomian seperti sektor pertanian; sektor pertambangan dan galian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel, dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan sektor jasa-jasa. Sektor-sektor ini akan mengalami perubahan pada masa yang akan datang.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Edo Adianto Ramadhan, 2019
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Edo Adianto Ramadhan, 2019
Sektor perekonomian di Kabupaten Temanggung yang mengalami perubahan posisi pada masa yang akan d... more Sektor perekonomian di Kabupaten Temanggung yang mengalami perubahan posisi pada masa yang akan datang yaitu sektor pertambangan dan galian, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa. Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan posisi pada sektor pertambangan dan galian, sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa adalah faktor struktur ekonominya. Sedangkan faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan posisi pada sektor perdagangan, dan hotel dan restoran.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Edo Adianto Ramadhan, 2019
Erosi aktual berdasarkan nilai RKLSCP yang memiliki nilai lebih tinggi dari erosi yang dapat dito... more Erosi aktual berdasarkan nilai RKLSCP yang memiliki nilai lebih tinggi dari erosi yang dapat ditoleransi (TSL) memerlukan tindakan konservasi, begitu sebaliknya. Tindakan konservasi harus melihat aspek sosial, ekonomi, dan kondisi riil di lapang sehingga teknik konservasi tanah dan air dapat dilakukan seoptimal mungkin.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Edo Adianto Ramadhan, 2019
Pemberian kapur, bahan organik, pupuk Zn dan pupuk P tidak berpengaruh nyata terhadap rata-rata t... more Pemberian kapur, bahan organik, pupuk Zn dan pupuk P tidak berpengaruh nyata terhadap rata-rata tinggi tanaman jagung, namun rata-rata tinggi tanaman jagung pada 7 MST paling tinggi pada perlakuan K1B2Z0P3. Secara keseluruhan, perlakuan tanpa pengapuran memberikan tinggi tanaman yang lebih pendek dari perlakuan dengan kapur hal ini terlihat dengan tidakadanya tinggi tanaman yang pada perlakuan. Perlakuan K0B2Z0P3 memiliki berat tongkol yang paling besar, sedangkan K1B2Z0P3 paling kecil. Perlakuan K0B2Z0P3 merupakan perlakuan yang memiliki bobot yang paling besar, sedangkan K1B2Z0P1 paling kecil. Tidak ada perlakuan yang berpengaruh nyata terhadap bobot tongkol dan brangkasan. Evaluasi Status Hara Tanaman Jagung Melalui Plus One Test, Pengaruh Pengelompokan dan Perlakuan Tinggi Tanaman berbeda nyata pada 4 MST dan 8 MST. Pengaruh perlakuan Ca meningkatkan tinggi tanaman jagung lebih besar dari pada perlakuan yang tanpa Ca, yaitu N, NP, dan NPK. Pertumbuhan 8 MST dapat di lihat pemberian P meningkatkan tinggi tanaman Blok I, sedangkan Blok II pengaruh Ca lebih dominan dalam meningkatkan tinggi tanaman. Selain itu produksi tongkol jagung mengalami peningkatan dalam penambahan hara P pada Blok I dan penambahan Ca pada Blok II. Unsur lain pada pertumbuhan tinggi tanaman memiliki pengaruh yang berbeda nyata, akan tetapi pada produksi tongkol perlakuan NPK, NP tidak berbeda nyata terhadap kontrol. Penambahan unsur hara lengkap tindak berbeda nyata terhadap NPKCaMG, NPKCa, NPK, dan N,P. Ditemukan 6 unsur yang terindikasi mengalami defisiensi hara pada tanaman jagung. Gejala defisiensi Boron ditunjukka oleh daun yang keriting, gejala defisiensi unsur seng (Zn) ditunjukkan oleh klorosis bergaris pada daun muda, dengan tulang daun tetap hijau, Gejala defisiensi unsur besi (Fe) ditunjukkan oleh daun muda mengalami klorosis hijau pucat sampai hijau kekuningan antar tulang daun, gejala defisiensi unsur nitrogen (N) ditunjukkan oleh klorosis pada daun tua dimulai dari bagian tulang tengah daun kearah luar daun dengan bagian pinggir masih hijau membentuk huruf V, gejala defisiensi unsur mangan (Mn) ditunjukkan oleh klorosis memutih antar tulang daun muda dengan tulang daun tetap hijau, dan gejala defisien unsur kalium (K) ditunjukkan oleh daun tua menguning klorosis dimulai dari pinggir daun ke arah tengah seperti huruf V terbalik. Tanaman kelapa sawit yang diamati banyak mengalami defisiensi unsur Kalium (K), yang mana ditandakan dengan adanya bercak berwarna kuning sampai kecoklatan pada helai daun, selain itu ditemui gejala defisiensi Mg ditandakan dengan warna daun tua yang menguning, tetapi tulang daun berwarna hijau, dan hal ini banyak terjadi pada pelepah dan daun yang terkena sinar matahari, gejala defisiensi unsur Boron (B) yang ditunjukan dengan patahnya bagian ujung daun membentuk kait, serta daun yang menggulung dan daun terlihat rapuh, gejala defisiensi Tembaga (Cu) yang ditandai dengan pelepah yang memendek, bagian ujung daun berwarna putih, serta terjadi klorosis kecil di ujung daun, dan gejala defisiensi Besi (Fe) pada satu tanaman yang diamati, warna di sekitar daun kuning terang serta klorosis terutama pada daun muda, tetapi tulang daun tetap hijau. Pada tanaman kelapa, ditemui gejala-gejala defisiensi untuk unsur K, Mg, B, dan Cu. Gejala defisiensi yang ditunjukkan mirip pada gejala defisiensi pada kelapa sawit.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PETA MENTAL DAN PETA
Bookmarks Related papers MentionsView impact
LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS QUERY DAN CALCULATE GEOMETRY
Bookmarks Related papers MentionsView impact
LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS GEOPROCESSING (INTERSECT, ERASE, UNION, DAN DISSOLVE)
Bookmarks Related papers MentionsView impact
LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PENGISIAN ATRIBUTE TABEL, JOIN TABLE DAN CLIP
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Edo, 2019
Geographic Information System Geometric Correction and Digitation
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Uploads
Papers by EDO ADIANTO RAMADHAN