Papers by Mhd Handika Surbakti
"Bangsa Indonesia tidak memiliki permasalah akan kebinekaan, namun ada ujian akan ketunggalikaan"... more "Bangsa Indonesia tidak memiliki permasalah akan kebinekaan, namun ada ujian akan ketunggalikaan" Pendahuluan Mendiskusikan masa depan tidak akan luput dari diskursus seputar pemuda, tidak dapat dipungkiri bahwa pemuda adalah cikal bakal lahirnya bangsa Indonesia yang merdeka, dan tentunya pemuda masa kini adalah cikal keberhasilan bangsa ini di masa yang akan datang. Dalam dekade terakhir, isu keberagaman menjadi trending topic, karena ketunggalikaaan (persatuan) bangsa Indonesia diuji dengan beragam tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip dasar negara ini, yaitu pancasila. Oleh karenanya, tidak sedikit masyarakat yang meragukan masa depan keberagaman di Indonesia. Penulis ingin menegaskan bahwa keberagaman atau kebinekaan bagi Indonesia adalah takdir yang tidak dapat diubah oleh siapapun, dalam Islam disebut dengan sunnatullah, dan bangsa Indonesia tidak ada permasalahan akan hal tersebut. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa bangsa ini menghadapi ujian dalam hal persatuan atau ketunggalikaan. Lantas, bagaimana masa depan keduanya di Indonesia?. Jawabannya, kita dapat mempersiapkannya dengan baik, sehingga ketunggalikaan dalam kebhinekaan bangsa Indonesia terus terjaga melalui pemuda-pemudi Indonesia masa kini, yang nantinya menjadi penerus estafet perjalanan bangsa ini. Berikut beberapa poin yang dapat dilakukan untuk pemuda guna merawat ketunggalikaan dalam kebhinekaan bangsa Indonesia. Keikutsertaan Pemuda dalam Kebijakan Ada hal yang sering terlupakan dari pembentukan kebijakan-kebijakan publik di Indonesia, yaitu tidak mengikutsertakakan pemuda di dalamnya. Hal seperti ini membuat pemuda akan semakin apatis terhadap kebijakan yang dapat mengarah kepada
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Kehidupan manusia yang dinamis selalu diikuti oleh peluang dan tantangan, bangsa yang mampu meman... more Kehidupan manusia yang dinamis selalu diikuti oleh peluang dan tantangan, bangsa yang mampu memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan akan bertahan, dan yang tidak berdaya tahan akan musnah, secara fisik atau kehilangan jati diri. Hal ini membuat diskursus seputar ketahanan nasional selalu menarik untuk dibahas, di era globalisasi menuju Revolusi Industri 4.0 ini perkembangan isu ketahanan nasioanal semakin dinamis serta tantangannya semakin nyata.
Merebaknya tindakan kriminal yang dilakukan oleh kalangan remaja kian meresahkan masyarakat dan merongrong ketahanan nasional, selain itu anak remaja di Indonesia juga mengalami demoralisasi. Media massa selalu diisi oleh berita-berita kriminal, tindakan-tindakan amoral yang dilakukan oleh remaja.
Fenomena yang penulis paparkan di atas adalah bukti bahwa ada ancaman serius bagi ketahanan nasional bangsa ini, tindakan amoral dan kriminal oleh anak-anak adalah “jalan tol” bangsa ini menuju keterpurukan. Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sepanjang tahun 2018 telah terjadi 504 kasus hukum yang melibatkan anak-anak. Hasil penelusuran KPAI menyatakan bahwa salah satu faktor penyebab anak berhadapan dengan hukum adalah, pola asuh anak oleh orang tua yang buruk.
Makalah ini akan memaparkan bagaimana pola asuh anak dalam perspektif Alquran dan bagaimana kontribusinya dalam menopang ketahanan nasional. Penulis akan memulai dengan kajian teori pola asuh, wawasan Alquran seputar pola asuh dan ketahanan nasional, dilanjutkan dengan analisis dan langkah-langkah solutif dari penulis.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Menciptakan masyarakat yang sejahtera dan memiliki ketahanan merupakan salah satu tujuan Islam, k... more Menciptakan masyarakat yang sejahtera dan memiliki ketahanan merupakan salah satu tujuan Islam, karena dengan kesejahteraanlah umat manusia dapat menjalankan fungsinya di dunia sebagai khalifah dan abdun. Oleh karena itu, sejak awal penciptaan manusia yaitu Adam As hingga masa kenabian Muhammad Saw, Allah Swt selalu memberikan petunjuk agar manusia menjaga ketahanannya, sehingga mereka tetap survive dan dapat menjalankan misinya di dunia.
Jika ditelusuri dari aspek sejarah, doktrin agama, wahyu, dan sunnah rasulullah, Islam tidak dapat dipisahkan dari Negara dan misi kemanusiaan. Hal ini tergambar jelas dalam ayat-ayat Alquran, begitu juga dalam kisah-kisah kenabian, sebagai contoh adalah bagaimana nabi Muhammad Saw berhasil membangun madinah menjadi kota yang mampu menjaga ketahanan dan keutuhan nasionalnya . Di masa tersebut, pemerintah melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik, masyarakatnya sejahtera dan setiap unsurnya menjalankan fungsinya masing-masing.
Ketika membahas ketahanan suatu bangsa dan Negara, maka tidak akan terlepas dari perbincangan mengenai keluarga. Karena untuk membangun sistem sosial yang memiliki daya tahan, harus dimulai dari sistem sosial terkecil, yaitu keluarga. Jika keluarga memiliki daya tahan yang prima, tentu akan tercipta masyarakat yang sejahtera.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas bagaimana keluarga qurani dapat berperan sebagai penopang ketahanan nasional. Penulis akan mulai dengan mengkaji istilah, dilanjutkan kajian seputar ayat-ayat Alquran dan realitas, selanjutnya akan dianilisis oleh penulis yang akan menghasilkan konsep-konsep keluarga qurani yang dapat menopang ketahanan nasional.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Term “revolusi mental” menjadi familiar dalam beberapa tahun ini, term ini kembali mencuat ke per... more Term “revolusi mental” menjadi familiar dalam beberapa tahun ini, term ini kembali mencuat ke permukaan publik ketika Joko Widodo mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2014 lalu dan menjadikan revolusi mental sebagai jargonnya dalam kampanye.
Setelah terpilih menjadi presiden gagasan ini kemudian diimplementasikan dalam salah satu poin Nawa Cita pemerintahan, bahkan melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Joko Widodo mengagas gerakan nasional revolusi mental.
Misi Alquran sebagai panduan hidup manusia kembali teruji dengan munculnya gagasan ini, pertanyaanya: Bagaimana pandangan Alquran terhadap gerakan revolusi mental yang menasional ini?, apakah Alquran memiliki kerangka dalam gagasan dan implementasi revolusi mental?. Alquran yang shalih li kulli makanin wa zamanin tentu memiliki solusi permasalahan-permasalahan dinamika kehidupan umat manusia, selain itu Alquran tentu hadir dalam mendukung gagasan-gagasan baru yang diikuti oleh kemaslahatan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan memaparkan wawasan Alquran tentang revolusi mental, sebagai uji validitas atas gagasan revolusi mental Joko Widodo.
Penulis akan memulai dengan kajian istilah, dilanjutkan dengan kajian ayat-ayat Alquran dan realitas, selanjutnya akan dianalisis guna memberikan sebuah hasil yang menunjukkan wawasan Alquran seputar revolusi mental. Makalah ini nantinya diharapkan dapat memberikan pandangan yang holistik tentang revolusi mental yang saat ini kajiannya dari perspektif Alquran sangat terbatas, di sisi lain juga membuktikan keabsahan Alquran yang shalih li kulli makanin wa zamani, bahwa Alquran memiliki konsep yang paripurna dalam menjawab kompleksitas dinamika kehidupan umat manusia.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Kajian tentang gender merupakan hal baru bagi masyarakat Indonesia, hingga saat ini kajian dan pe... more Kajian tentang gender merupakan hal baru bagi masyarakat Indonesia, hingga saat ini kajian dan penelitian di bidang gender terus menerus dilakukan oleh para akademisi dan aktivis. Tidak ketinggalan para akademisi-akademisi muslim, membahas gender dengan berbagai perspektif berdasarkan nash-nash -agama dan historis. Tentu tidak diragukan lagi, bahwa sebagai agama yang sempurna dan lengkap Islam memiliki norma-norma yang dapat dijadikan landasan dalam melakukan penelitian dan kajian seputar gender. Dari sekian banyak kajian, kajian yang selalu menarik untuk dibahas adalah tentang ketidakadilan gender.
Stereotip merupakan bagian dari ketidakadilan gender, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia stereotip adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat. Dalam konteks gender, baik perempuan maupun laki-laki mengalami stereotip.
Namun, yang paling dirugikan dari stereotip ini adalah perempuan, bahkan ketidakadilan-ketidakadilan gender lainnya berasal dari stereotip.
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, stereotip perempuan sudah sangat mendarah daging, sehingga dengan mudah ditemukan perilaku-perilaku penomorduaan (subordinasi) perempuan. Stereotip ini akhirnya memberikan dampak yang buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan perempuan, pelabelan secara negatif secara psikologis menghambat pertumbuhan mereka.
Oleh karena ini itu, penulis tertarik untuk membahas bagaimana pandangan Alquran terhadap stereotip terhadap perempuan, apakah Alquran menolerirnya atau sebaliknya?. Pada makalah ini, penulis akan memaparkan interpretasi baru terhadap surat Ali-Imran ayat 195. Penulis akan menggunakan metode studi literatur, dimana ayat 195 dari surat Ali-Imran akan dianalisis dengan cara munasabat dengan ayat-ayat Alquran lainnya, selanjutnya menggunakan tafsir-tafsir Alquran karya ulama-ulama terdahulu, karya-karya ilmiah berupa buku dan tulisan di jurnal, serta nantinya penulis akan memberikan analisis berupa interpretasi-interpretasi baru ayat ini dalam konteks jawaban Alquran terhadap stereotip perempuan.
Penulis berharap, hasil dari penulisan ini memberikan khazanah-khazanah baru dalam kajian gender, terutama dalam hal stereotip yang merupakan bagian dari ketidakadilan gender. Sehingga meneguhkan Alquran sebagai hudan li an-nas dan Islam sebagai agama yang paripurna serta universal, yang mengandung ajaran utuh berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan umat manusia
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Alquran sebagai kitab suci umat Islam memiliki fungsi yang komprehensif bagi kehidupan manusia, s... more Alquran sebagai kitab suci umat Islam memiliki fungsi yang komprehensif bagi kehidupan manusia, selain sebagai mukjizat Nabi Muhammad Saw dan wahyu, Alquran juga menjadi pedoman hidup umat manusia dalam segala lini kehidupan. Hal tersebut menguatkan paripurnanya Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin. Artinya Islam tidak hanya mengatur ibadah sebagai hubungan pemeluknya dengan Allah Swt, namun Islam juga memiliki aturan-aturan, norma-norma yang berkaitan dengan kehidupan manusia secara holistik.
Kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari kerja, karena manusia adalah makhluk pekerja (homo faber), oleh karena itu sudah pasti Islam memiliki norma-norma, petunjuk-petunjuk serta inspirasi-inspirasi yang berkaitan dengan kerja. Menurut Yusuf Qardhawi pada hakikatnya setiap muslim diminta untuk bekerja hal tersebut sesuai dengan firman Allah Swt: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya (QS. An-Najm: 39)
Ayat ini memperjelas bahwa manusia akan hanya memperoleh apa yang dikerjakannya, artinya jika ingin kehidupan yang baik manusia harus bekerja, baik untuk kehidupan di dunia, maupun di akhirat. Di sisi lain, ayat ini menjadi rujukan yang tepat untuk menyatakan bahwa agama Islam adalah agama yang menganjurkan pemeluknya untuk tidak menganggur atau berleha-leha, namun harus aktif dalam bekerja.
Jika membahas kerja, maka kita tidak akan terlepas dari pembahasan etos kerja, karena etoslah yang menjadi penggerak manusia untuk bekerja, yang nantinya akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari sebuah pekerjaan. Dengan etos kerja yang baik, maka hasil yang didapatkan juga akan baik, dan sebaliknya. Di sisi lain etos kerja tidak hanya mempengaruhi sebuah hasil dari sebuah pekerjaan, namun juga memberikan nilai-nilai dari sebuah proses pekerjaan.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis akan memaparkan apa dan bagaimana etos kerja berdasarkan ayat-ayat Alquran, yang penulis sebut dengan etos kerja Qurani. Penulis akan menyajikan ayat-ayat seputar etos kerja, yang dikaji secara tematik dan nantinya dianalisis menggunakan metode analisis isi (content analysis), sehingga memberikan khazanah baru dalam ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan etos kerja. Selain itu, penulisan ini juga akan membuktikan betapa komprehensifnya Alquran sebagai pedoman hidup manusia dalam segala lini kehidupan, termasuk dalam hal etos kerja.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Kesejahteraan sosial merupakan cita-cita setiap bangsa, bahkan dijadikan sebagai tolok ukur keber... more Kesejahteraan sosial merupakan cita-cita setiap bangsa, bahkan dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan suatu peradaban. Tidak ada bangsa yang menafikan kesejahteraan sosial dari tujuan Negara serta konstitusinya, karena ketika masyarakat sejahtera secara sosial, sudah dapat dipastikan akan diikuti oleh aspek-aspek lainnya, ekonomi, politik, supremasi hukum dan lain sebagainya.
Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin, agama universal dan paripurna, Islam memiliki konsep yang menyeluruh dan utuh dalam memmberikan panduan hidup bagi penganutnya, begitu juga dalam hal kesejahteraan sosial.
Sejarah mencatat kesuksesan-kesuksesan para nabi, sahabat, tabiin dan ulama-ulama muslim dalam membangun kesejahteraan bagi masyarakatnya, tentunya mereka selalu merujuk kepada sumber yang sama, dan teladan yang sama, yaitu al-Quran dan sunnah Rasulullah Saw.
Melalui makalah ini, penulis ingin memaparkan konsep kesejahteraan sosial dalam Islam berdasarkan al-Quran, karena penulis meyakini konsep yang ditawarkan oleh Islam melalui al-Quran tidak lekang oleh zaman dan akan selalu relevan dengan perkembangan zaman. Di sisi lain, kesuksesan pemimpin-pemimpin muslim dalam menyejahterakan rakyatnya memacu rasa penasaran penulis akan pedoman yang mereka gunakan secara seragam, yaitu al-Quran.
Oleh karena itu, penulis memandang bahwa makalah dengan judul Konsep Kesejahteraan Sosial Dalam Islam Berdasarkan Al-Quran penting dan perlu untuk disusun, sebagai upaya membumikan Al-Quran sebagai pedoman hidup dan Islam sebagai agama yang paripurna.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Kepemimpinan menjadi kunci sukses dalam kehidupan manusia, sejarah mencatat tidak ada peradaban y... more Kepemimpinan menjadi kunci sukses dalam kehidupan manusia, sejarah mencatat tidak ada peradaban yang maju, bangsa yang sejahtera tanpa adanya kepemimpinan yang baik. Rasulullah Saw menjadi salah satu contoh pemimpin terbaik yang pernah ada di dunia, Michael Hart bahkan menjadikan beliau sebagai tokoh nomor satu dari seratus tokoh paling berpengaruh di dunia karena kepiawaian dan kesuksesan beliau sebagai leader, dan dampak dari kepemimpinan tersebut dapat kita rasakan hingga saat ini.
Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin sudah pasti memiliki panduan-panduan bagi penganutnya dalam hal kepemimpinan, paripurnanya Islam sebagai the way of life terbukti dari holistiknya ajarannya dalam berbagai bidang dalam kehidupan manusia, sosial, politik, ekonomi, spiritual, dan lain sebagainya.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, penulis ingin mengeksplor lebih dalam hal-hal yang berkaitan dengan kepemimpinan dalam Islam, pada penyususan makalah ini penulis menfokuskannya kepada kepemimpian transformasional dalam Islam berdasarkan Al-Quran.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Uploads
Papers by Mhd Handika Surbakti
Merebaknya tindakan kriminal yang dilakukan oleh kalangan remaja kian meresahkan masyarakat dan merongrong ketahanan nasional, selain itu anak remaja di Indonesia juga mengalami demoralisasi. Media massa selalu diisi oleh berita-berita kriminal, tindakan-tindakan amoral yang dilakukan oleh remaja.
Fenomena yang penulis paparkan di atas adalah bukti bahwa ada ancaman serius bagi ketahanan nasional bangsa ini, tindakan amoral dan kriminal oleh anak-anak adalah “jalan tol” bangsa ini menuju keterpurukan. Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sepanjang tahun 2018 telah terjadi 504 kasus hukum yang melibatkan anak-anak. Hasil penelusuran KPAI menyatakan bahwa salah satu faktor penyebab anak berhadapan dengan hukum adalah, pola asuh anak oleh orang tua yang buruk.
Makalah ini akan memaparkan bagaimana pola asuh anak dalam perspektif Alquran dan bagaimana kontribusinya dalam menopang ketahanan nasional. Penulis akan memulai dengan kajian teori pola asuh, wawasan Alquran seputar pola asuh dan ketahanan nasional, dilanjutkan dengan analisis dan langkah-langkah solutif dari penulis.
Jika ditelusuri dari aspek sejarah, doktrin agama, wahyu, dan sunnah rasulullah, Islam tidak dapat dipisahkan dari Negara dan misi kemanusiaan. Hal ini tergambar jelas dalam ayat-ayat Alquran, begitu juga dalam kisah-kisah kenabian, sebagai contoh adalah bagaimana nabi Muhammad Saw berhasil membangun madinah menjadi kota yang mampu menjaga ketahanan dan keutuhan nasionalnya . Di masa tersebut, pemerintah melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik, masyarakatnya sejahtera dan setiap unsurnya menjalankan fungsinya masing-masing.
Ketika membahas ketahanan suatu bangsa dan Negara, maka tidak akan terlepas dari perbincangan mengenai keluarga. Karena untuk membangun sistem sosial yang memiliki daya tahan, harus dimulai dari sistem sosial terkecil, yaitu keluarga. Jika keluarga memiliki daya tahan yang prima, tentu akan tercipta masyarakat yang sejahtera.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas bagaimana keluarga qurani dapat berperan sebagai penopang ketahanan nasional. Penulis akan mulai dengan mengkaji istilah, dilanjutkan kajian seputar ayat-ayat Alquran dan realitas, selanjutnya akan dianilisis oleh penulis yang akan menghasilkan konsep-konsep keluarga qurani yang dapat menopang ketahanan nasional.
Setelah terpilih menjadi presiden gagasan ini kemudian diimplementasikan dalam salah satu poin Nawa Cita pemerintahan, bahkan melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Joko Widodo mengagas gerakan nasional revolusi mental.
Misi Alquran sebagai panduan hidup manusia kembali teruji dengan munculnya gagasan ini, pertanyaanya: Bagaimana pandangan Alquran terhadap gerakan revolusi mental yang menasional ini?, apakah Alquran memiliki kerangka dalam gagasan dan implementasi revolusi mental?. Alquran yang shalih li kulli makanin wa zamanin tentu memiliki solusi permasalahan-permasalahan dinamika kehidupan umat manusia, selain itu Alquran tentu hadir dalam mendukung gagasan-gagasan baru yang diikuti oleh kemaslahatan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan memaparkan wawasan Alquran tentang revolusi mental, sebagai uji validitas atas gagasan revolusi mental Joko Widodo.
Penulis akan memulai dengan kajian istilah, dilanjutkan dengan kajian ayat-ayat Alquran dan realitas, selanjutnya akan dianalisis guna memberikan sebuah hasil yang menunjukkan wawasan Alquran seputar revolusi mental. Makalah ini nantinya diharapkan dapat memberikan pandangan yang holistik tentang revolusi mental yang saat ini kajiannya dari perspektif Alquran sangat terbatas, di sisi lain juga membuktikan keabsahan Alquran yang shalih li kulli makanin wa zamani, bahwa Alquran memiliki konsep yang paripurna dalam menjawab kompleksitas dinamika kehidupan umat manusia.
Stereotip merupakan bagian dari ketidakadilan gender, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia stereotip adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat. Dalam konteks gender, baik perempuan maupun laki-laki mengalami stereotip.
Namun, yang paling dirugikan dari stereotip ini adalah perempuan, bahkan ketidakadilan-ketidakadilan gender lainnya berasal dari stereotip.
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, stereotip perempuan sudah sangat mendarah daging, sehingga dengan mudah ditemukan perilaku-perilaku penomorduaan (subordinasi) perempuan. Stereotip ini akhirnya memberikan dampak yang buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan perempuan, pelabelan secara negatif secara psikologis menghambat pertumbuhan mereka.
Oleh karena ini itu, penulis tertarik untuk membahas bagaimana pandangan Alquran terhadap stereotip terhadap perempuan, apakah Alquran menolerirnya atau sebaliknya?. Pada makalah ini, penulis akan memaparkan interpretasi baru terhadap surat Ali-Imran ayat 195. Penulis akan menggunakan metode studi literatur, dimana ayat 195 dari surat Ali-Imran akan dianalisis dengan cara munasabat dengan ayat-ayat Alquran lainnya, selanjutnya menggunakan tafsir-tafsir Alquran karya ulama-ulama terdahulu, karya-karya ilmiah berupa buku dan tulisan di jurnal, serta nantinya penulis akan memberikan analisis berupa interpretasi-interpretasi baru ayat ini dalam konteks jawaban Alquran terhadap stereotip perempuan.
Penulis berharap, hasil dari penulisan ini memberikan khazanah-khazanah baru dalam kajian gender, terutama dalam hal stereotip yang merupakan bagian dari ketidakadilan gender. Sehingga meneguhkan Alquran sebagai hudan li an-nas dan Islam sebagai agama yang paripurna serta universal, yang mengandung ajaran utuh berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan umat manusia
Kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari kerja, karena manusia adalah makhluk pekerja (homo faber), oleh karena itu sudah pasti Islam memiliki norma-norma, petunjuk-petunjuk serta inspirasi-inspirasi yang berkaitan dengan kerja. Menurut Yusuf Qardhawi pada hakikatnya setiap muslim diminta untuk bekerja hal tersebut sesuai dengan firman Allah Swt: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya (QS. An-Najm: 39)
Ayat ini memperjelas bahwa manusia akan hanya memperoleh apa yang dikerjakannya, artinya jika ingin kehidupan yang baik manusia harus bekerja, baik untuk kehidupan di dunia, maupun di akhirat. Di sisi lain, ayat ini menjadi rujukan yang tepat untuk menyatakan bahwa agama Islam adalah agama yang menganjurkan pemeluknya untuk tidak menganggur atau berleha-leha, namun harus aktif dalam bekerja.
Jika membahas kerja, maka kita tidak akan terlepas dari pembahasan etos kerja, karena etoslah yang menjadi penggerak manusia untuk bekerja, yang nantinya akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari sebuah pekerjaan. Dengan etos kerja yang baik, maka hasil yang didapatkan juga akan baik, dan sebaliknya. Di sisi lain etos kerja tidak hanya mempengaruhi sebuah hasil dari sebuah pekerjaan, namun juga memberikan nilai-nilai dari sebuah proses pekerjaan.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis akan memaparkan apa dan bagaimana etos kerja berdasarkan ayat-ayat Alquran, yang penulis sebut dengan etos kerja Qurani. Penulis akan menyajikan ayat-ayat seputar etos kerja, yang dikaji secara tematik dan nantinya dianalisis menggunakan metode analisis isi (content analysis), sehingga memberikan khazanah baru dalam ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan etos kerja. Selain itu, penulisan ini juga akan membuktikan betapa komprehensifnya Alquran sebagai pedoman hidup manusia dalam segala lini kehidupan, termasuk dalam hal etos kerja.
Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin, agama universal dan paripurna, Islam memiliki konsep yang menyeluruh dan utuh dalam memmberikan panduan hidup bagi penganutnya, begitu juga dalam hal kesejahteraan sosial.
Sejarah mencatat kesuksesan-kesuksesan para nabi, sahabat, tabiin dan ulama-ulama muslim dalam membangun kesejahteraan bagi masyarakatnya, tentunya mereka selalu merujuk kepada sumber yang sama, dan teladan yang sama, yaitu al-Quran dan sunnah Rasulullah Saw.
Melalui makalah ini, penulis ingin memaparkan konsep kesejahteraan sosial dalam Islam berdasarkan al-Quran, karena penulis meyakini konsep yang ditawarkan oleh Islam melalui al-Quran tidak lekang oleh zaman dan akan selalu relevan dengan perkembangan zaman. Di sisi lain, kesuksesan pemimpin-pemimpin muslim dalam menyejahterakan rakyatnya memacu rasa penasaran penulis akan pedoman yang mereka gunakan secara seragam, yaitu al-Quran.
Oleh karena itu, penulis memandang bahwa makalah dengan judul Konsep Kesejahteraan Sosial Dalam Islam Berdasarkan Al-Quran penting dan perlu untuk disusun, sebagai upaya membumikan Al-Quran sebagai pedoman hidup dan Islam sebagai agama yang paripurna.
Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin sudah pasti memiliki panduan-panduan bagi penganutnya dalam hal kepemimpinan, paripurnanya Islam sebagai the way of life terbukti dari holistiknya ajarannya dalam berbagai bidang dalam kehidupan manusia, sosial, politik, ekonomi, spiritual, dan lain sebagainya.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, penulis ingin mengeksplor lebih dalam hal-hal yang berkaitan dengan kepemimpinan dalam Islam, pada penyususan makalah ini penulis menfokuskannya kepada kepemimpian transformasional dalam Islam berdasarkan Al-Quran.
Merebaknya tindakan kriminal yang dilakukan oleh kalangan remaja kian meresahkan masyarakat dan merongrong ketahanan nasional, selain itu anak remaja di Indonesia juga mengalami demoralisasi. Media massa selalu diisi oleh berita-berita kriminal, tindakan-tindakan amoral yang dilakukan oleh remaja.
Fenomena yang penulis paparkan di atas adalah bukti bahwa ada ancaman serius bagi ketahanan nasional bangsa ini, tindakan amoral dan kriminal oleh anak-anak adalah “jalan tol” bangsa ini menuju keterpurukan. Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sepanjang tahun 2018 telah terjadi 504 kasus hukum yang melibatkan anak-anak. Hasil penelusuran KPAI menyatakan bahwa salah satu faktor penyebab anak berhadapan dengan hukum adalah, pola asuh anak oleh orang tua yang buruk.
Makalah ini akan memaparkan bagaimana pola asuh anak dalam perspektif Alquran dan bagaimana kontribusinya dalam menopang ketahanan nasional. Penulis akan memulai dengan kajian teori pola asuh, wawasan Alquran seputar pola asuh dan ketahanan nasional, dilanjutkan dengan analisis dan langkah-langkah solutif dari penulis.
Jika ditelusuri dari aspek sejarah, doktrin agama, wahyu, dan sunnah rasulullah, Islam tidak dapat dipisahkan dari Negara dan misi kemanusiaan. Hal ini tergambar jelas dalam ayat-ayat Alquran, begitu juga dalam kisah-kisah kenabian, sebagai contoh adalah bagaimana nabi Muhammad Saw berhasil membangun madinah menjadi kota yang mampu menjaga ketahanan dan keutuhan nasionalnya . Di masa tersebut, pemerintah melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik, masyarakatnya sejahtera dan setiap unsurnya menjalankan fungsinya masing-masing.
Ketika membahas ketahanan suatu bangsa dan Negara, maka tidak akan terlepas dari perbincangan mengenai keluarga. Karena untuk membangun sistem sosial yang memiliki daya tahan, harus dimulai dari sistem sosial terkecil, yaitu keluarga. Jika keluarga memiliki daya tahan yang prima, tentu akan tercipta masyarakat yang sejahtera.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas bagaimana keluarga qurani dapat berperan sebagai penopang ketahanan nasional. Penulis akan mulai dengan mengkaji istilah, dilanjutkan kajian seputar ayat-ayat Alquran dan realitas, selanjutnya akan dianilisis oleh penulis yang akan menghasilkan konsep-konsep keluarga qurani yang dapat menopang ketahanan nasional.
Setelah terpilih menjadi presiden gagasan ini kemudian diimplementasikan dalam salah satu poin Nawa Cita pemerintahan, bahkan melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Joko Widodo mengagas gerakan nasional revolusi mental.
Misi Alquran sebagai panduan hidup manusia kembali teruji dengan munculnya gagasan ini, pertanyaanya: Bagaimana pandangan Alquran terhadap gerakan revolusi mental yang menasional ini?, apakah Alquran memiliki kerangka dalam gagasan dan implementasi revolusi mental?. Alquran yang shalih li kulli makanin wa zamanin tentu memiliki solusi permasalahan-permasalahan dinamika kehidupan umat manusia, selain itu Alquran tentu hadir dalam mendukung gagasan-gagasan baru yang diikuti oleh kemaslahatan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan memaparkan wawasan Alquran tentang revolusi mental, sebagai uji validitas atas gagasan revolusi mental Joko Widodo.
Penulis akan memulai dengan kajian istilah, dilanjutkan dengan kajian ayat-ayat Alquran dan realitas, selanjutnya akan dianalisis guna memberikan sebuah hasil yang menunjukkan wawasan Alquran seputar revolusi mental. Makalah ini nantinya diharapkan dapat memberikan pandangan yang holistik tentang revolusi mental yang saat ini kajiannya dari perspektif Alquran sangat terbatas, di sisi lain juga membuktikan keabsahan Alquran yang shalih li kulli makanin wa zamani, bahwa Alquran memiliki konsep yang paripurna dalam menjawab kompleksitas dinamika kehidupan umat manusia.
Stereotip merupakan bagian dari ketidakadilan gender, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia stereotip adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat. Dalam konteks gender, baik perempuan maupun laki-laki mengalami stereotip.
Namun, yang paling dirugikan dari stereotip ini adalah perempuan, bahkan ketidakadilan-ketidakadilan gender lainnya berasal dari stereotip.
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, stereotip perempuan sudah sangat mendarah daging, sehingga dengan mudah ditemukan perilaku-perilaku penomorduaan (subordinasi) perempuan. Stereotip ini akhirnya memberikan dampak yang buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan perempuan, pelabelan secara negatif secara psikologis menghambat pertumbuhan mereka.
Oleh karena ini itu, penulis tertarik untuk membahas bagaimana pandangan Alquran terhadap stereotip terhadap perempuan, apakah Alquran menolerirnya atau sebaliknya?. Pada makalah ini, penulis akan memaparkan interpretasi baru terhadap surat Ali-Imran ayat 195. Penulis akan menggunakan metode studi literatur, dimana ayat 195 dari surat Ali-Imran akan dianalisis dengan cara munasabat dengan ayat-ayat Alquran lainnya, selanjutnya menggunakan tafsir-tafsir Alquran karya ulama-ulama terdahulu, karya-karya ilmiah berupa buku dan tulisan di jurnal, serta nantinya penulis akan memberikan analisis berupa interpretasi-interpretasi baru ayat ini dalam konteks jawaban Alquran terhadap stereotip perempuan.
Penulis berharap, hasil dari penulisan ini memberikan khazanah-khazanah baru dalam kajian gender, terutama dalam hal stereotip yang merupakan bagian dari ketidakadilan gender. Sehingga meneguhkan Alquran sebagai hudan li an-nas dan Islam sebagai agama yang paripurna serta universal, yang mengandung ajaran utuh berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan umat manusia
Kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari kerja, karena manusia adalah makhluk pekerja (homo faber), oleh karena itu sudah pasti Islam memiliki norma-norma, petunjuk-petunjuk serta inspirasi-inspirasi yang berkaitan dengan kerja. Menurut Yusuf Qardhawi pada hakikatnya setiap muslim diminta untuk bekerja hal tersebut sesuai dengan firman Allah Swt: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya (QS. An-Najm: 39)
Ayat ini memperjelas bahwa manusia akan hanya memperoleh apa yang dikerjakannya, artinya jika ingin kehidupan yang baik manusia harus bekerja, baik untuk kehidupan di dunia, maupun di akhirat. Di sisi lain, ayat ini menjadi rujukan yang tepat untuk menyatakan bahwa agama Islam adalah agama yang menganjurkan pemeluknya untuk tidak menganggur atau berleha-leha, namun harus aktif dalam bekerja.
Jika membahas kerja, maka kita tidak akan terlepas dari pembahasan etos kerja, karena etoslah yang menjadi penggerak manusia untuk bekerja, yang nantinya akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari sebuah pekerjaan. Dengan etos kerja yang baik, maka hasil yang didapatkan juga akan baik, dan sebaliknya. Di sisi lain etos kerja tidak hanya mempengaruhi sebuah hasil dari sebuah pekerjaan, namun juga memberikan nilai-nilai dari sebuah proses pekerjaan.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis akan memaparkan apa dan bagaimana etos kerja berdasarkan ayat-ayat Alquran, yang penulis sebut dengan etos kerja Qurani. Penulis akan menyajikan ayat-ayat seputar etos kerja, yang dikaji secara tematik dan nantinya dianalisis menggunakan metode analisis isi (content analysis), sehingga memberikan khazanah baru dalam ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan etos kerja. Selain itu, penulisan ini juga akan membuktikan betapa komprehensifnya Alquran sebagai pedoman hidup manusia dalam segala lini kehidupan, termasuk dalam hal etos kerja.
Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin, agama universal dan paripurna, Islam memiliki konsep yang menyeluruh dan utuh dalam memmberikan panduan hidup bagi penganutnya, begitu juga dalam hal kesejahteraan sosial.
Sejarah mencatat kesuksesan-kesuksesan para nabi, sahabat, tabiin dan ulama-ulama muslim dalam membangun kesejahteraan bagi masyarakatnya, tentunya mereka selalu merujuk kepada sumber yang sama, dan teladan yang sama, yaitu al-Quran dan sunnah Rasulullah Saw.
Melalui makalah ini, penulis ingin memaparkan konsep kesejahteraan sosial dalam Islam berdasarkan al-Quran, karena penulis meyakini konsep yang ditawarkan oleh Islam melalui al-Quran tidak lekang oleh zaman dan akan selalu relevan dengan perkembangan zaman. Di sisi lain, kesuksesan pemimpin-pemimpin muslim dalam menyejahterakan rakyatnya memacu rasa penasaran penulis akan pedoman yang mereka gunakan secara seragam, yaitu al-Quran.
Oleh karena itu, penulis memandang bahwa makalah dengan judul Konsep Kesejahteraan Sosial Dalam Islam Berdasarkan Al-Quran penting dan perlu untuk disusun, sebagai upaya membumikan Al-Quran sebagai pedoman hidup dan Islam sebagai agama yang paripurna.
Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin sudah pasti memiliki panduan-panduan bagi penganutnya dalam hal kepemimpinan, paripurnanya Islam sebagai the way of life terbukti dari holistiknya ajarannya dalam berbagai bidang dalam kehidupan manusia, sosial, politik, ekonomi, spiritual, dan lain sebagainya.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, penulis ingin mengeksplor lebih dalam hal-hal yang berkaitan dengan kepemimpinan dalam Islam, pada penyususan makalah ini penulis menfokuskannya kepada kepemimpian transformasional dalam Islam berdasarkan Al-Quran.