Papers by Khairil Hanan Lubis
Penelitian ini berjudul Kompensasi Wartawan dan Independensi (Peranan Kompensasi Wartawan Terhada... more Penelitian ini berjudul Kompensasi Wartawan dan Independensi (Peranan Kompensasi Wartawan Terhadap Independensi Anggota Aliansi Jurnalis Independen Cabang Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompensasi yang diterima wartawan dan sejauh mana tingkat independensi wartawan yang terdaftar sebagai anggota Aliansi Jurnalis Independen cabang Medan tersebut dalam mengonstruksi suatu berita.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Penelitian deskriptif mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif yang merupakan pengukuran dengan menggunakan data nominal yang menyangkut klasifikasi atau kategorisasi sejumlah variabel ke dalam beberapa sub kelas nominal. Melalui pendekatan kualitatif, data yang diperoleh dari lapangan dapat diambil kesimpulan yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum.
Penelitian ini menggunakan teori atribusi, yaitu proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya yang tampak. Jadi, melihat motif yang mendasari perilaku seseorang. Subjek dalam penelitian ini adalah wartawan anggota Aliansi Jurnalis Independen cabang Medan yang seluruhnya berjumlah 45 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kompensasi yang diterima wartawan dari perusahaan media tempatnya bekerja ternyata memiliki peranan penting terhadap independensi wartawan dalam membuat berita. Pendapatan yang mereka terima hasil bekerja menjadi wartawan ternyata jauh dari kata cukup. Kebutuhan hidup mereka terutama yang sudah berkeluarga, berkali-kali lipat lebih besar dari kompensasi yang mereka dapatkan. Hal ini menyebabkan para wartawan tersebut melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari mencari pekerjaan sampingan hingga menerima pemberian dari narasumber. Dua hal tersebut ternyata dapat mengganggu independensi seorang wartawan. Teori atribusi kemudian berlaku. Ada hubungan sebab-akibat dari situasi itu. Kompensasi seorang wartawan yang tidak mencukupi, menyebabkan mereka menerima pemberian narasumber demi menambah penghasilan, meskipun ada juga dengan alasan yang lain. Pemberian yang diterima tersebut kemudian berdampak pada independensi mereka, meskipun mereka berusaha mencari celah agar tak terlihat secara langsung. Perusahaan media tempat mereka bekerja juga seolah tutup mata dengan perilaku itu, karena sadar belum memberikan kompensasi yang layak pada wartawannya. Itulah sebabnya Kode Etik Wartawan Indonesia maupun AJI melarang seorang wartawan menerima pemberian apapun dari narasumber termasuk uang, hadiah, maupun pemberian fasilitas. Para responden yang notabene anggota AJI, tetap mengambil resiko melanggar aturan ketat organisasinya karena kompensasi yang diterima sangat minim. Menjalankan pekerjaan sampingan atau berprofesi ganda, terkadang juga rentan memengaruhi kinerja profesional wartawan. Dari yang bersinggungan dengan politik hingga instansi pemerintahan. Beberapa responden melakukan itu demi mencukupi kebutuhan keluarga mereka.
Uploads
Papers by Khairil Hanan Lubis
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Penelitian deskriptif mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif yang merupakan pengukuran dengan menggunakan data nominal yang menyangkut klasifikasi atau kategorisasi sejumlah variabel ke dalam beberapa sub kelas nominal. Melalui pendekatan kualitatif, data yang diperoleh dari lapangan dapat diambil kesimpulan yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum.
Penelitian ini menggunakan teori atribusi, yaitu proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya yang tampak. Jadi, melihat motif yang mendasari perilaku seseorang. Subjek dalam penelitian ini adalah wartawan anggota Aliansi Jurnalis Independen cabang Medan yang seluruhnya berjumlah 45 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kompensasi yang diterima wartawan dari perusahaan media tempatnya bekerja ternyata memiliki peranan penting terhadap independensi wartawan dalam membuat berita. Pendapatan yang mereka terima hasil bekerja menjadi wartawan ternyata jauh dari kata cukup. Kebutuhan hidup mereka terutama yang sudah berkeluarga, berkali-kali lipat lebih besar dari kompensasi yang mereka dapatkan. Hal ini menyebabkan para wartawan tersebut melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari mencari pekerjaan sampingan hingga menerima pemberian dari narasumber. Dua hal tersebut ternyata dapat mengganggu independensi seorang wartawan. Teori atribusi kemudian berlaku. Ada hubungan sebab-akibat dari situasi itu. Kompensasi seorang wartawan yang tidak mencukupi, menyebabkan mereka menerima pemberian narasumber demi menambah penghasilan, meskipun ada juga dengan alasan yang lain. Pemberian yang diterima tersebut kemudian berdampak pada independensi mereka, meskipun mereka berusaha mencari celah agar tak terlihat secara langsung. Perusahaan media tempat mereka bekerja juga seolah tutup mata dengan perilaku itu, karena sadar belum memberikan kompensasi yang layak pada wartawannya. Itulah sebabnya Kode Etik Wartawan Indonesia maupun AJI melarang seorang wartawan menerima pemberian apapun dari narasumber termasuk uang, hadiah, maupun pemberian fasilitas. Para responden yang notabene anggota AJI, tetap mengambil resiko melanggar aturan ketat organisasinya karena kompensasi yang diterima sangat minim. Menjalankan pekerjaan sampingan atau berprofesi ganda, terkadang juga rentan memengaruhi kinerja profesional wartawan. Dari yang bersinggungan dengan politik hingga instansi pemerintahan. Beberapa responden melakukan itu demi mencukupi kebutuhan keluarga mereka.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Penelitian deskriptif mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif yang merupakan pengukuran dengan menggunakan data nominal yang menyangkut klasifikasi atau kategorisasi sejumlah variabel ke dalam beberapa sub kelas nominal. Melalui pendekatan kualitatif, data yang diperoleh dari lapangan dapat diambil kesimpulan yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum.
Penelitian ini menggunakan teori atribusi, yaitu proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya yang tampak. Jadi, melihat motif yang mendasari perilaku seseorang. Subjek dalam penelitian ini adalah wartawan anggota Aliansi Jurnalis Independen cabang Medan yang seluruhnya berjumlah 45 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kompensasi yang diterima wartawan dari perusahaan media tempatnya bekerja ternyata memiliki peranan penting terhadap independensi wartawan dalam membuat berita. Pendapatan yang mereka terima hasil bekerja menjadi wartawan ternyata jauh dari kata cukup. Kebutuhan hidup mereka terutama yang sudah berkeluarga, berkali-kali lipat lebih besar dari kompensasi yang mereka dapatkan. Hal ini menyebabkan para wartawan tersebut melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari mencari pekerjaan sampingan hingga menerima pemberian dari narasumber. Dua hal tersebut ternyata dapat mengganggu independensi seorang wartawan. Teori atribusi kemudian berlaku. Ada hubungan sebab-akibat dari situasi itu. Kompensasi seorang wartawan yang tidak mencukupi, menyebabkan mereka menerima pemberian narasumber demi menambah penghasilan, meskipun ada juga dengan alasan yang lain. Pemberian yang diterima tersebut kemudian berdampak pada independensi mereka, meskipun mereka berusaha mencari celah agar tak terlihat secara langsung. Perusahaan media tempat mereka bekerja juga seolah tutup mata dengan perilaku itu, karena sadar belum memberikan kompensasi yang layak pada wartawannya. Itulah sebabnya Kode Etik Wartawan Indonesia maupun AJI melarang seorang wartawan menerima pemberian apapun dari narasumber termasuk uang, hadiah, maupun pemberian fasilitas. Para responden yang notabene anggota AJI, tetap mengambil resiko melanggar aturan ketat organisasinya karena kompensasi yang diterima sangat minim. Menjalankan pekerjaan sampingan atau berprofesi ganda, terkadang juga rentan memengaruhi kinerja profesional wartawan. Dari yang bersinggungan dengan politik hingga instansi pemerintahan. Beberapa responden melakukan itu demi mencukupi kebutuhan keluarga mereka.