Dalam kajian Hadis ditinjau dari segi kuantitas periwayatnya, maka kajian Hadis ini dapat digolon... more Dalam kajian Hadis ditinjau dari segi kuantitas periwayatnya, maka kajian Hadis ini dapat digolongkan kepada dua macam, yaitu mutawatir dan ahad. Mutawatir dibagi lagi kepada dua macam, yaitu mutawatir lafzi dan mutawatir ma’nawi. Sedangkan ahad dibagi kepada tiga macam, yaitu: masyhur, ‘aziz dan garib. Jika ditinjau dari segi kualitas, hadis yang tergolong mutawatir tidak diperlukan lagi untuk diteliti sebab sudah diyakini validitas dan keorisinalitasannya oleh ulama hadis. Berbeda dengan hadis yang tergolong ahad, masih diperlukan penelitian jika ingin dijadikan sebagai sumber ajaran Islam. Sebab, hanya hadis yang tergolong kualitas maqbul (yaitu yang berkualitas sahih dan hasan ) yang dapat digunakan sebagai hujjah . Sementara hadis garib merupakan salah satu dari bagian hadis ahad. Berdasarkan itu maka pentingnya artikel ini untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kedudukan hadis garib sebagai hujjah dalam ajaran Islam.
Jumhur Ulama menyepakati bahwa Hadis merupakan sumber ajaran Islam kedua. Dengan demikian, untuk ... more Jumhur Ulama menyepakati bahwa Hadis merupakan sumber ajaran Islam kedua. Dengan demikian, untuk memahami ajaran Islam secara holistik, maka pemahaman terhadap Hadis adalah keniscayaan. Kendatipun ada segelintir umat Islam yang tidak mengakui kedudukan Hadis sebagai sumber ajaran Islam, hal ini terjadi, antara lain, boleh jadi karena mereka tidak memahami secara komprehensif bagaimana sejarah Islam dan lahirnya Islam yang disampaikan oleh Rasulullah saw itu sendiri. atau karena kurang memahami teks Alquran yang memang memerintahkan untuk mentaati Rasul serta berpegang teguh dengan apa yang disampaikannya berkaitan dengan syariat Islam. Artikel ini, mengupas tentang bagaimana urgensi kedudukan Hadis terhaadap Alquran dan kehujjahannya dalam ajaran Islam.
Pendahuluan Bagian ketiga ini menjelaskan tentang mensalat kan dan menguburkan jenazah. Selesaila... more Pendahuluan Bagian ketiga ini menjelaskan tentang mensalat kan dan menguburkan jenazah. Selesailah seluruh rangkaian pelaksanaan fardhu kifayah. Dengan tuntas nya bahasan fardhu kifayah diharapkan dapat sebagai bahan panduan untuk melaksanakan fardhu kifayah sesuai dengan tatacara yang diajarkan oleh Rasul saw. 3. MENSALATKAN JENAZAH a. Perintah mensalatkan jenazah
Praying subuh in Indonesia continues to be a polemic among scholars and scientists, especially sc... more Praying subuh in Indonesia continues to be a polemic among scholars and scientists, especially scientists in celestial and astronomy science. Although the head of Muhammadiyah Center has made an official decision about the time of praying shubuh through the 27 th National Conference of Tarjih and has been tanfiz. Praying shubuh with the various terms and events used in matan of hadith (content of hadith) as mentioned above. The scholars of hadith agree that the time of praying shubuh is when the dawn rises, that is fajar sadiq. Furthermore, according to observations of Astronomy, conducted by Team of the Celestial Science Observatory of Muhammadyah University North Sumaterain Cermin Beach, it is found that the initial time of praying shubuh is about-15.25 0 under horizon or 61 minutes before sun rises in the eastern horizon. This calculation results still need further research, because the use of SQM is strongly influenced by the surrounding refraction of light.
Dalam kajian Hadis ditinjau dari segi kuantitas periwayatnya, maka kajian Hadis ini dapat digolon... more Dalam kajian Hadis ditinjau dari segi kuantitas periwayatnya, maka kajian Hadis ini dapat digolongkan kepada dua macam, yaitu mutawatir dan ahad. Mutawatir dibagi lagi kepada dua macam, yaitu mutawatir lafzi dan mutawatir ma’nawi. Sedangkan ahad dibagi kepada tiga macam, yaitu: masyhur, ‘aziz dan garib. Jika ditinjau dari segi kualitas, hadis yang tergolong mutawatir tidak diperlukan lagi untuk diteliti sebab sudah diyakini validitas dan keorisinalitasannya oleh ulama hadis. Berbeda dengan hadis yang tergolong ahad, masih diperlukan penelitian jika ingin dijadikan sebagai sumber ajaran Islam. Sebab, hanya hadis yang tergolong kualitas maqbul (yaitu yang berkualitas sahih dan hasan ) yang dapat digunakan sebagai hujjah . Sementara hadis garib merupakan salah satu dari bagian hadis ahad. Berdasarkan itu maka pentingnya artikel ini untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kedudukan hadis garib sebagai hujjah dalam ajaran Islam.
Jumhur Ulama menyepakati bahwa Hadis merupakan sumber ajaran Islam kedua. Dengan demikian, untuk ... more Jumhur Ulama menyepakati bahwa Hadis merupakan sumber ajaran Islam kedua. Dengan demikian, untuk memahami ajaran Islam secara holistik, maka pemahaman terhadap Hadis adalah keniscayaan. Kendatipun ada segelintir umat Islam yang tidak mengakui kedudukan Hadis sebagai sumber ajaran Islam, hal ini terjadi, antara lain, boleh jadi karena mereka tidak memahami secara komprehensif bagaimana sejarah Islam dan lahirnya Islam yang disampaikan oleh Rasulullah saw itu sendiri. atau karena kurang memahami teks Alquran yang memang memerintahkan untuk mentaati Rasul serta berpegang teguh dengan apa yang disampaikannya berkaitan dengan syariat Islam. Artikel ini, mengupas tentang bagaimana urgensi kedudukan Hadis terhaadap Alquran dan kehujjahannya dalam ajaran Islam.
Pendahuluan Bagian ketiga ini menjelaskan tentang mensalat kan dan menguburkan jenazah. Selesaila... more Pendahuluan Bagian ketiga ini menjelaskan tentang mensalat kan dan menguburkan jenazah. Selesailah seluruh rangkaian pelaksanaan fardhu kifayah. Dengan tuntas nya bahasan fardhu kifayah diharapkan dapat sebagai bahan panduan untuk melaksanakan fardhu kifayah sesuai dengan tatacara yang diajarkan oleh Rasul saw. 3. MENSALATKAN JENAZAH a. Perintah mensalatkan jenazah
Praying subuh in Indonesia continues to be a polemic among scholars and scientists, especially sc... more Praying subuh in Indonesia continues to be a polemic among scholars and scientists, especially scientists in celestial and astronomy science. Although the head of Muhammadiyah Center has made an official decision about the time of praying shubuh through the 27 th National Conference of Tarjih and has been tanfiz. Praying shubuh with the various terms and events used in matan of hadith (content of hadith) as mentioned above. The scholars of hadith agree that the time of praying shubuh is when the dawn rises, that is fajar sadiq. Furthermore, according to observations of Astronomy, conducted by Team of the Celestial Science Observatory of Muhammadyah University North Sumaterain Cermin Beach, it is found that the initial time of praying shubuh is about-15.25 0 under horizon or 61 minutes before sun rises in the eastern horizon. This calculation results still need further research, because the use of SQM is strongly influenced by the surrounding refraction of light.
Uploads
Papers by sulidar ujang