Jalan sekunder di wilayah Kelurahan Baron dan Jongke Kecamatan Laweyan Kota Surakarta
merupakam k... more Jalan sekunder di wilayah Kelurahan Baron dan Jongke Kecamatan Laweyan Kota Surakarta merupakam kawasan pertumbuhan ekonomi. Terdapat banyak pertokoan, warung makan, dan fasilitas umum yang terbangun disekitar badan jalan. Telah terjadi perubahan sirkulasi transportasi yang sebelumnya mempunyai pola sirkulasi dengan pergerkan dua arah yang saling berlawanan, berubah menjadi satu arah dan hanya memiliki satu pergerakan. Perubahan sirkulasi dapat mempengaruhi kondisi sosial ekonomi di sekitar badan jalan. Untuk mengetahui apakah perubahan sirkulasi transportasi di jalan sekunder Wilayah Kelurahan Baron dan Jongke mempunyai indikasi terpengaruh atau tidak terpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi disekitar badan jalan tersebut, dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi dampak dan pengaruhnya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode sampling dan instrument penelitian menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti hanya berhasil mengumpulkan 12 responden. Data kuesioner yang diproleh kemudian dioalah dengan teknik tabulasi, koding dan editing data yang kemudian dianalisis secara sintesis untuk menarik satu kesimpulan. Jenis analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukan bahwa perubahan sirkulasi transportasi di kawasan Kelurahan Baron dan Jongke berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar badan jalan sekunder. Pengaruh yang ditimbulkan yakni berdampak pada aspek aksesibilitas, aspek arus lalu lintas dan aspek penghasilan masyarakat setempat. Ini mengindikasikan bahwa perubahan sirkulasi trasnportasi berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar badan jalan sekunder wilayah Kelurahan Baron dan Jongke Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.
Bencana kekeringan merupakaan bencana meteorologi yang
beberapa kali melanda beberapa wilayah di ... more Bencana kekeringan merupakaan bencana meteorologi yang beberapa kali melanda beberapa wilayah di Indonesia. Bencana ini ditandai dengan kurangnya pasokan air hujan akibat kemarau berkepanjangan. Pada abad 21 ini seringkali bencana kekeringan disebabkan oleh fenomena perubahan iklim yang terjadi akibat peningkatan suhu atmosfer global. Pemanasan global yang terjadi juga menjadikan ketidakstabilan musim di beberapa tempat. Dampak yang ditimbulkan oleh bencana kekeringan antara lain kelaparan, terganggunya aktivitas pengairan tanaman pertanian, terjangkitnya penyakit dan krisis air. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sukoharjo membahas mengenai persebaran indeks kekeringan tahun 2015. Metode perhitungan indeks kekeringan yang digunakan adalah metode SPI (Standardized Precipitation Indeks). Data yang digunakan adalah data curah hujan bulanan dari 16 stasiun penakar hujan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015 yang dihitung menggunakan statistikan probabilitas distribusi gamma untuk mengetahui nilai indeks kekeringan yang kemudian diinterpolasi sehingga didapatkan persebaran daerah-daerah di Kabupaten Sukoharjo yang mengalami kekeringan menggunakan teknik kriging dalam software Arcgis 10.2.. Adapun sebaran kekeringan yaitu Kecamatan Bulu, Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Sukoharjo yang hampir tiap bulan dalam satu tahun mengalami kekeringan, sehingga dapat dilakukan langkah kewaspadaan dalam rangka menghadapi bencana kekeringan mendatang.
Kebutuhan mobilitas merupakan salah satu karakteristik dasar manusia. Namun demikian,
mobilitas p... more Kebutuhan mobilitas merupakan salah satu karakteristik dasar manusia. Namun demikian, mobilitas penduduk dari desa ke kota juga dapat menimbulkan permasalahan di perkotaaan. Salah satunya adalah munculnya kaum gelandangan dan pengemis. Keberadaan pengemis merupakan fenomena yang umum dijumpai di berbagai kota termasuk Kota Salatiga. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan pola mobilitas pengemis di Kota Salatiga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey. Metode pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pengemis di Kota Salatiga sebagian besar merupakan pendatang dari luar kota Salatiga dan (2) pola mobilitas yang dilakukan berupa mobilitas sirkuler dari tempat tinggal di luar Kota Salatiga menuju Kota Salatiga. Pemahaman tentang pola mobilitas pengemis ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan untuk menangani permasalahan pengemis di Kota Salatiga,terutama dalam hal tindakan preventif maupun intervensi dan layanan sosial yang diberikan.
ABSTRACT Corn is a plant that is resistant to water stress. In Kecamatan Kemusu maize planted in ... more ABSTRACT Corn is a plant that is resistant to water stress. In Kecamatan Kemusu maize planted in rain-fed rice fields that rely only on rain water for irrigation. In the dry season there is no water supply so it is necessary to know the water requirement for corn plant and good planting pattern so that the water requirement of corn plant can be fulfilled. Corn water requirements are influenced by climate, rainfall, moisture content and the characteristics of the plant. The object of this research is corn plant with the method used is secondary data analysis with assisted application of Cropwat 8.0 to determine standard evapotranspiration rate, crop water requirement and arrangement of plant irrigation. Data analysis is based on each type of soil because the soil has an important role for the growth of corn crops. Water availability in Kecamatan Kemusu in the March-August planting period is sufficient even a surplus. On the ground grumusol March-April is a month that is slightly prone because of soil moisture decline until the position near the water condition line is readily available. The same thing also happened to litosol soil in March - May. In regosol soil the availability of water is quite safe, but it should be noted in the final phase of growth almost near the water condition line readily available. Keywords: Water availability, water requirement, cropping pattern, Cropwat 8.0
Sumberdaya Manusia dipengaruhi oleh kemampuan, pengetahuan serta ketarmpilan yang didukung melalu... more Sumberdaya Manusia dipengaruhi oleh kemampuan, pengetahuan serta ketarmpilan yang didukung melalui jenjang pendidikan yang ditempuh. Kota Salatiga memilki IPM menapai 80,96 % (BPS, 2015). Hal tersebut menjadikan tantangan unuk masyarakat Kota Salatiga untuk terus berkompetisi dalam bidang ekonomi demi mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kota Salatiga merupakan salah satu Kota kecil yang ada di Jawa Tengah dengan letak yang strategis karena berada di jalur provinsi antara Jogjakarta dan Semarang sehingga keberadaan ini sangat berpengaruh dengan karakteristik yang ada di kota kecil ini. Hal tersebut membuat Kota Salatiga ramai dengan aktivitas masyarakat sehingga menyebabkan pengembangan sumberdaya manusia dibidang profesi yang berkaitan dengan transportasi merupakan salah satu pilihan penting pemerintah dan masyarakat Kota Salatiga agar dapat terus berkembang. Pengetahuan tentang karakteristik SDM dalam profesi ini sangat diperlukan agar penegmbangan SDM dan profesi dibidang ini dapat terarah dan tepat sasaran. Metode yang digunakan dalam penelitaian ini adalah metode survey yang memfokuskan pada jasa transportasi yaitu sopir angkot, tukang ojek, kusir andong dan tukang becak. Sampel diambil dengan teknik accidentally sampling pada 128 responden yang berada di sekitar Pasar Blauran, Pasar Raya dan Tamansari Kota Salatiga pada 26 – 28 Desember 2016. Tekink pengambilan data dilakukan dengan wawancara untuk mengetahui informasi mengenai jenis kelamin, usia, domisili, tingkat pendidikan, status perkawinan, status kepemilikan jasa transportasi, jam kerja, jumlah tanggngan dan pengalaman kerja. Hasil dari penelitian karakteristik SDM pada profesi yang berkaitan dengan transportasi menunjukkan bahwa Jenis kelamin di dominasi oleh laki-laki, usia diatas 50 tahun, tingkat pendidakan rata-rata tidak sekolah-SMA, perkawinan kebanyakan mereka telah kawin, kepemilikan kendaraan milik sendiri. Data-data yang ada menunjukkan bahwa SDM Kota Salatiga dibidang profesi transportasi sebenarnya merupakan SDM yang memiliki pendidikan yang rendah dan tidak memiliki pilihan pekerjaan lagi selain pekerjaan tersebut.
Kata kunci: Karakteristik, Sumberdaya Manusia, Jasa Transportasi.
Sebanyak 72% sopir angkot di Kota Salatiga menggunakan kendaraan dengan status sewa dan 46,9% mem... more Sebanyak 72% sopir angkot di Kota Salatiga menggunakan kendaraan dengan status sewa dan 46,9% memiliki pendapatan harian kurang dari Rp 100.000 sementara beban sewa kendaraan Rp 80.000 per hari. Tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap pendapatan bersih harian dan tingkat kesejahteraan sopir angkot di Kota Salatiga yang telah menikah dan memiliki tanggungan keluarga. Penelitian ini menggunakan metode survey sementara penentuan sampel menggunakan teknik accidentally sampling sementara pengambilan data dilakukan dengan wawancara pada 128 responden yang berprofesi sebagai sopir angkot disekitar Pasar Blauran, Pasar Raya dan Tamansari Kota Salatiga untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan sopir angkot di Kota Salatiga. Adapun faktor utama yang berpengaruh dalam pendapatan harian sopir angkot Kota Salatiga adalah ; (1) faktor usia yang tidak lagi muda (2) tingkat pendidikan rendah (3) beban sewa kendaraan (4) jumlah muatan penumpang sedikit tidak berbanding lurus dengan curahan jam kerja (5) Nominal tarif yang berlaku rendah (6) jumlah tanggungan keluarga; serta (7) profesi sebagai sopir angkot merupakan mata pencaharian pokok.
Jalan sekunder di wilayah Kelurahan Baron dan Jongke Kecamatan Laweyan Kota Surakarta
merupakam k... more Jalan sekunder di wilayah Kelurahan Baron dan Jongke Kecamatan Laweyan Kota Surakarta merupakam kawasan pertumbuhan ekonomi. Terdapat banyak pertokoan, warung makan, dan fasilitas umum yang terbangun disekitar badan jalan. Telah terjadi perubahan sirkulasi transportasi yang sebelumnya mempunyai pola sirkulasi dengan pergerkan dua arah yang saling berlawanan, berubah menjadi satu arah dan hanya memiliki satu pergerakan. Perubahan sirkulasi dapat mempengaruhi kondisi sosial ekonomi di sekitar badan jalan. Untuk mengetahui apakah perubahan sirkulasi transportasi di jalan sekunder Wilayah Kelurahan Baron dan Jongke mempunyai indikasi terpengaruh atau tidak terpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi disekitar badan jalan tersebut, dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi dampak dan pengaruhnya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode sampling dan instrument penelitian menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti hanya berhasil mengumpulkan 12 responden. Data kuesioner yang diproleh kemudian dioalah dengan teknik tabulasi, koding dan editing data yang kemudian dianalisis secara sintesis untuk menarik satu kesimpulan. Jenis analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukan bahwa perubahan sirkulasi transportasi di kawasan Kelurahan Baron dan Jongke berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar badan jalan sekunder. Pengaruh yang ditimbulkan yakni berdampak pada aspek aksesibilitas, aspek arus lalu lintas dan aspek penghasilan masyarakat setempat. Ini mengindikasikan bahwa perubahan sirkulasi trasnportasi berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar badan jalan sekunder wilayah Kelurahan Baron dan Jongke Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.
Bencana kekeringan merupakaan bencana meteorologi yang
beberapa kali melanda beberapa wilayah di ... more Bencana kekeringan merupakaan bencana meteorologi yang beberapa kali melanda beberapa wilayah di Indonesia. Bencana ini ditandai dengan kurangnya pasokan air hujan akibat kemarau berkepanjangan. Pada abad 21 ini seringkali bencana kekeringan disebabkan oleh fenomena perubahan iklim yang terjadi akibat peningkatan suhu atmosfer global. Pemanasan global yang terjadi juga menjadikan ketidakstabilan musim di beberapa tempat. Dampak yang ditimbulkan oleh bencana kekeringan antara lain kelaparan, terganggunya aktivitas pengairan tanaman pertanian, terjangkitnya penyakit dan krisis air. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sukoharjo membahas mengenai persebaran indeks kekeringan tahun 2015. Metode perhitungan indeks kekeringan yang digunakan adalah metode SPI (Standardized Precipitation Indeks). Data yang digunakan adalah data curah hujan bulanan dari 16 stasiun penakar hujan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015 yang dihitung menggunakan statistikan probabilitas distribusi gamma untuk mengetahui nilai indeks kekeringan yang kemudian diinterpolasi sehingga didapatkan persebaran daerah-daerah di Kabupaten Sukoharjo yang mengalami kekeringan menggunakan teknik kriging dalam software Arcgis 10.2.. Adapun sebaran kekeringan yaitu Kecamatan Bulu, Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Sukoharjo yang hampir tiap bulan dalam satu tahun mengalami kekeringan, sehingga dapat dilakukan langkah kewaspadaan dalam rangka menghadapi bencana kekeringan mendatang.
Kebutuhan mobilitas merupakan salah satu karakteristik dasar manusia. Namun demikian,
mobilitas p... more Kebutuhan mobilitas merupakan salah satu karakteristik dasar manusia. Namun demikian, mobilitas penduduk dari desa ke kota juga dapat menimbulkan permasalahan di perkotaaan. Salah satunya adalah munculnya kaum gelandangan dan pengemis. Keberadaan pengemis merupakan fenomena yang umum dijumpai di berbagai kota termasuk Kota Salatiga. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan pola mobilitas pengemis di Kota Salatiga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey. Metode pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pengemis di Kota Salatiga sebagian besar merupakan pendatang dari luar kota Salatiga dan (2) pola mobilitas yang dilakukan berupa mobilitas sirkuler dari tempat tinggal di luar Kota Salatiga menuju Kota Salatiga. Pemahaman tentang pola mobilitas pengemis ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan untuk menangani permasalahan pengemis di Kota Salatiga,terutama dalam hal tindakan preventif maupun intervensi dan layanan sosial yang diberikan.
ABSTRACT Corn is a plant that is resistant to water stress. In Kecamatan Kemusu maize planted in ... more ABSTRACT Corn is a plant that is resistant to water stress. In Kecamatan Kemusu maize planted in rain-fed rice fields that rely only on rain water for irrigation. In the dry season there is no water supply so it is necessary to know the water requirement for corn plant and good planting pattern so that the water requirement of corn plant can be fulfilled. Corn water requirements are influenced by climate, rainfall, moisture content and the characteristics of the plant. The object of this research is corn plant with the method used is secondary data analysis with assisted application of Cropwat 8.0 to determine standard evapotranspiration rate, crop water requirement and arrangement of plant irrigation. Data analysis is based on each type of soil because the soil has an important role for the growth of corn crops. Water availability in Kecamatan Kemusu in the March-August planting period is sufficient even a surplus. On the ground grumusol March-April is a month that is slightly prone because of soil moisture decline until the position near the water condition line is readily available. The same thing also happened to litosol soil in March - May. In regosol soil the availability of water is quite safe, but it should be noted in the final phase of growth almost near the water condition line readily available. Keywords: Water availability, water requirement, cropping pattern, Cropwat 8.0
Sumberdaya Manusia dipengaruhi oleh kemampuan, pengetahuan serta ketarmpilan yang didukung melalu... more Sumberdaya Manusia dipengaruhi oleh kemampuan, pengetahuan serta ketarmpilan yang didukung melalui jenjang pendidikan yang ditempuh. Kota Salatiga memilki IPM menapai 80,96 % (BPS, 2015). Hal tersebut menjadikan tantangan unuk masyarakat Kota Salatiga untuk terus berkompetisi dalam bidang ekonomi demi mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kota Salatiga merupakan salah satu Kota kecil yang ada di Jawa Tengah dengan letak yang strategis karena berada di jalur provinsi antara Jogjakarta dan Semarang sehingga keberadaan ini sangat berpengaruh dengan karakteristik yang ada di kota kecil ini. Hal tersebut membuat Kota Salatiga ramai dengan aktivitas masyarakat sehingga menyebabkan pengembangan sumberdaya manusia dibidang profesi yang berkaitan dengan transportasi merupakan salah satu pilihan penting pemerintah dan masyarakat Kota Salatiga agar dapat terus berkembang. Pengetahuan tentang karakteristik SDM dalam profesi ini sangat diperlukan agar penegmbangan SDM dan profesi dibidang ini dapat terarah dan tepat sasaran. Metode yang digunakan dalam penelitaian ini adalah metode survey yang memfokuskan pada jasa transportasi yaitu sopir angkot, tukang ojek, kusir andong dan tukang becak. Sampel diambil dengan teknik accidentally sampling pada 128 responden yang berada di sekitar Pasar Blauran, Pasar Raya dan Tamansari Kota Salatiga pada 26 – 28 Desember 2016. Tekink pengambilan data dilakukan dengan wawancara untuk mengetahui informasi mengenai jenis kelamin, usia, domisili, tingkat pendidikan, status perkawinan, status kepemilikan jasa transportasi, jam kerja, jumlah tanggngan dan pengalaman kerja. Hasil dari penelitian karakteristik SDM pada profesi yang berkaitan dengan transportasi menunjukkan bahwa Jenis kelamin di dominasi oleh laki-laki, usia diatas 50 tahun, tingkat pendidakan rata-rata tidak sekolah-SMA, perkawinan kebanyakan mereka telah kawin, kepemilikan kendaraan milik sendiri. Data-data yang ada menunjukkan bahwa SDM Kota Salatiga dibidang profesi transportasi sebenarnya merupakan SDM yang memiliki pendidikan yang rendah dan tidak memiliki pilihan pekerjaan lagi selain pekerjaan tersebut.
Kata kunci: Karakteristik, Sumberdaya Manusia, Jasa Transportasi.
Sebanyak 72% sopir angkot di Kota Salatiga menggunakan kendaraan dengan status sewa dan 46,9% mem... more Sebanyak 72% sopir angkot di Kota Salatiga menggunakan kendaraan dengan status sewa dan 46,9% memiliki pendapatan harian kurang dari Rp 100.000 sementara beban sewa kendaraan Rp 80.000 per hari. Tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap pendapatan bersih harian dan tingkat kesejahteraan sopir angkot di Kota Salatiga yang telah menikah dan memiliki tanggungan keluarga. Penelitian ini menggunakan metode survey sementara penentuan sampel menggunakan teknik accidentally sampling sementara pengambilan data dilakukan dengan wawancara pada 128 responden yang berprofesi sebagai sopir angkot disekitar Pasar Blauran, Pasar Raya dan Tamansari Kota Salatiga untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan sopir angkot di Kota Salatiga. Adapun faktor utama yang berpengaruh dalam pendapatan harian sopir angkot Kota Salatiga adalah ; (1) faktor usia yang tidak lagi muda (2) tingkat pendidikan rendah (3) beban sewa kendaraan (4) jumlah muatan penumpang sedikit tidak berbanding lurus dengan curahan jam kerja (5) Nominal tarif yang berlaku rendah (6) jumlah tanggungan keluarga; serta (7) profesi sebagai sopir angkot merupakan mata pencaharian pokok.
Uploads
Papers by nurul hidayah
merupakam kawasan pertumbuhan ekonomi. Terdapat banyak pertokoan, warung makan, dan
fasilitas umum yang terbangun disekitar badan jalan. Telah terjadi perubahan sirkulasi
transportasi yang sebelumnya mempunyai pola sirkulasi dengan pergerkan dua arah yang saling
berlawanan, berubah menjadi satu arah dan hanya memiliki satu pergerakan. Perubahan
sirkulasi dapat mempengaruhi kondisi sosial ekonomi di sekitar badan jalan. Untuk mengetahui
apakah perubahan sirkulasi transportasi di jalan sekunder Wilayah Kelurahan Baron dan Jongke
mempunyai indikasi terpengaruh atau tidak terpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi
disekitar badan jalan tersebut, dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi dampak dan
pengaruhnya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
sampling dan instrument penelitian menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti
hanya berhasil mengumpulkan 12 responden. Data kuesioner yang diproleh kemudian dioalah
dengan teknik tabulasi, koding dan editing data yang kemudian dianalisis secara sintesis untuk
menarik satu kesimpulan. Jenis analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil analisis
menunjukan bahwa perubahan sirkulasi transportasi di kawasan Kelurahan Baron dan Jongke
berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar badan jalan sekunder.
Pengaruh yang ditimbulkan yakni berdampak pada aspek aksesibilitas, aspek arus lalu lintas dan
aspek penghasilan masyarakat setempat. Ini mengindikasikan bahwa perubahan sirkulasi
trasnportasi berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar badan jalan sekunder
wilayah Kelurahan Baron dan Jongke Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.
beberapa kali melanda beberapa wilayah di Indonesia. Bencana ini ditandai
dengan kurangnya pasokan air hujan akibat kemarau berkepanjangan.
Pada abad 21 ini seringkali bencana kekeringan disebabkan oleh fenomena
perubahan iklim yang terjadi akibat peningkatan suhu atmosfer global.
Pemanasan global yang terjadi juga menjadikan ketidakstabilan musim di
beberapa tempat. Dampak yang ditimbulkan oleh bencana kekeringan
antara lain kelaparan, terganggunya aktivitas pengairan tanaman
pertanian, terjangkitnya penyakit dan krisis air. Penelitian ini dilaksanakan
di Kabupaten Sukoharjo membahas mengenai persebaran indeks
kekeringan tahun 2015. Metode perhitungan indeks kekeringan yang
digunakan adalah metode SPI (Standardized Precipitation Indeks). Data
yang digunakan adalah data curah hujan bulanan dari 16 stasiun penakar
hujan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015 yang dihitung menggunakan
statistikan probabilitas distribusi gamma untuk mengetahui nilai indeks
kekeringan yang kemudian diinterpolasi sehingga didapatkan persebaran
daerah-daerah di Kabupaten Sukoharjo yang mengalami kekeringan
menggunakan teknik kriging dalam software Arcgis 10.2.. Adapun sebaran
kekeringan yaitu Kecamatan Bulu, Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan
Sukoharjo yang hampir tiap bulan dalam satu tahun mengalami kekeringan,
sehingga dapat dilakukan langkah kewaspadaan dalam rangka menghadapi
bencana kekeringan mendatang.
mobilitas penduduk dari desa ke kota juga dapat menimbulkan permasalahan di perkotaaan.
Salah satunya adalah munculnya kaum gelandangan dan pengemis. Keberadaan pengemis
merupakan fenomena yang umum dijumpai di berbagai kota termasuk Kota Salatiga. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan pola mobilitas pengemis di Kota
Salatiga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey. Metode
pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan teknik accidental
sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pengemis di Kota Salatiga sebagian besar
merupakan pendatang dari luar kota Salatiga dan (2) pola mobilitas yang dilakukan berupa
mobilitas sirkuler dari tempat tinggal di luar Kota Salatiga menuju Kota Salatiga. Pemahaman
tentang pola mobilitas pengemis ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan
untuk menangani permasalahan pengemis di Kota Salatiga,terutama dalam hal tindakan
preventif maupun intervensi dan layanan sosial yang diberikan.
Kata kunci: Karakteristik, Sumberdaya Manusia, Jasa Transportasi.
Drafts by nurul hidayah
merupakam kawasan pertumbuhan ekonomi. Terdapat banyak pertokoan, warung makan, dan
fasilitas umum yang terbangun disekitar badan jalan. Telah terjadi perubahan sirkulasi
transportasi yang sebelumnya mempunyai pola sirkulasi dengan pergerkan dua arah yang saling
berlawanan, berubah menjadi satu arah dan hanya memiliki satu pergerakan. Perubahan
sirkulasi dapat mempengaruhi kondisi sosial ekonomi di sekitar badan jalan. Untuk mengetahui
apakah perubahan sirkulasi transportasi di jalan sekunder Wilayah Kelurahan Baron dan Jongke
mempunyai indikasi terpengaruh atau tidak terpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi
disekitar badan jalan tersebut, dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi dampak dan
pengaruhnya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
sampling dan instrument penelitian menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti
hanya berhasil mengumpulkan 12 responden. Data kuesioner yang diproleh kemudian dioalah
dengan teknik tabulasi, koding dan editing data yang kemudian dianalisis secara sintesis untuk
menarik satu kesimpulan. Jenis analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil analisis
menunjukan bahwa perubahan sirkulasi transportasi di kawasan Kelurahan Baron dan Jongke
berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar badan jalan sekunder.
Pengaruh yang ditimbulkan yakni berdampak pada aspek aksesibilitas, aspek arus lalu lintas dan
aspek penghasilan masyarakat setempat. Ini mengindikasikan bahwa perubahan sirkulasi
trasnportasi berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar badan jalan sekunder
wilayah Kelurahan Baron dan Jongke Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.
beberapa kali melanda beberapa wilayah di Indonesia. Bencana ini ditandai
dengan kurangnya pasokan air hujan akibat kemarau berkepanjangan.
Pada abad 21 ini seringkali bencana kekeringan disebabkan oleh fenomena
perubahan iklim yang terjadi akibat peningkatan suhu atmosfer global.
Pemanasan global yang terjadi juga menjadikan ketidakstabilan musim di
beberapa tempat. Dampak yang ditimbulkan oleh bencana kekeringan
antara lain kelaparan, terganggunya aktivitas pengairan tanaman
pertanian, terjangkitnya penyakit dan krisis air. Penelitian ini dilaksanakan
di Kabupaten Sukoharjo membahas mengenai persebaran indeks
kekeringan tahun 2015. Metode perhitungan indeks kekeringan yang
digunakan adalah metode SPI (Standardized Precipitation Indeks). Data
yang digunakan adalah data curah hujan bulanan dari 16 stasiun penakar
hujan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015 yang dihitung menggunakan
statistikan probabilitas distribusi gamma untuk mengetahui nilai indeks
kekeringan yang kemudian diinterpolasi sehingga didapatkan persebaran
daerah-daerah di Kabupaten Sukoharjo yang mengalami kekeringan
menggunakan teknik kriging dalam software Arcgis 10.2.. Adapun sebaran
kekeringan yaitu Kecamatan Bulu, Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan
Sukoharjo yang hampir tiap bulan dalam satu tahun mengalami kekeringan,
sehingga dapat dilakukan langkah kewaspadaan dalam rangka menghadapi
bencana kekeringan mendatang.
mobilitas penduduk dari desa ke kota juga dapat menimbulkan permasalahan di perkotaaan.
Salah satunya adalah munculnya kaum gelandangan dan pengemis. Keberadaan pengemis
merupakan fenomena yang umum dijumpai di berbagai kota termasuk Kota Salatiga. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan pola mobilitas pengemis di Kota
Salatiga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey. Metode
pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan teknik accidental
sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pengemis di Kota Salatiga sebagian besar
merupakan pendatang dari luar kota Salatiga dan (2) pola mobilitas yang dilakukan berupa
mobilitas sirkuler dari tempat tinggal di luar Kota Salatiga menuju Kota Salatiga. Pemahaman
tentang pola mobilitas pengemis ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan
untuk menangani permasalahan pengemis di Kota Salatiga,terutama dalam hal tindakan
preventif maupun intervensi dan layanan sosial yang diberikan.
Kata kunci: Karakteristik, Sumberdaya Manusia, Jasa Transportasi.