KARYA TULIS ILMIAH
PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI KELURAHAN
TANJUNG GUSTA KECAMATAN HELVETIA
MEDAN TAHUN 2022
OLEH :
KEZIA SATYA MARTAULI SINAMBELA
P00933119026
PRODI D-III SANITASI LINGKUNGAN JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN
KABANJAHE
2022
KARYA TULIS ILMIAH
PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI KELURAHAN
TANJUNG GUSTA KECAMATAN HELVETIA
MEDAN TAHUN 2022
OLEH :
KEZIA SATYA MARTAULI SINAMBELA
P00933119026
PRODI D-III SANITASI LINGKUNGAN JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN
KABANJAHE
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL
: PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI KELURAHAN TANJUNG
GUSTA KECAMATAN HELVETIA MEDAN TAHUN 2022
NAMA
: KEZIA SATYA MARTAULI SINAMBELA
NIM
: P00933119026
Telah Diterima dan Disetujui untuk Diseminarkan Dihadapan Tim
Penguji Karya Tulis Ilmiah Politeknik Kemenkes RI Medan
Jurusan Sanitasi Lingkungan
Kabanjahe, Juli 2022
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Restu Auliani,ST,M.Si
NIP:198802132009122002
Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
Erba Kalto Manik, SKM, M.Sc
NIP. 196203261985021001
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL
: PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI KELURAHAN TANJUNG
GUSTA KECAMATAN HELVETIA MEDAN TAHUN 2022
NAMA
: KEZIA SATYA MARTAULI SINAMBELA
NIM
: P00933119026
Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diuji Pada Sidang Ujian Akhir Program Jurusan Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Medan
Tahun 2022
Penguji I
Penguji II
Mustar Rusli,SKM,M.Kes
Nelson Tanjung,SKM,M,Kes
NIP:196203261985021001
NIP:196302171986031003
Pembimbing
Restu Auliani,ST,M.Si
NIP:198802132009122002
Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
Erba Kalto Manik.SKM, M.Sc
NIP. 196203261985021001
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
KABANJAHE
KARYA TULIS ILMIAH, AGUSTUS 2022
KEZIA SATYA MARTAULI SINAMBELA
PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI KELURAHAN TANJUNG GUSTA
KECAMATAN HELVETIA MEDAN TAHUN 2022
ABSTRAK
Sampah domestic merupakan sisa kegaiatn sehari-hari manusia dan proses alam
yang berbentuk padat.sampah ini dihasilakn manusia setiap melakukan aktivitas seharihari. Permasalahan sampah di Indonesia antara lain semakin banyaknya limbah sampah
yang dihasilkan masyarakat, kurangnya tempat sebagai pembuangan sampah, sampah
sebagai tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi
dan pencemaran tanah, air, dan udara, menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman
yang membahayakan kesehatan permasalahan yang sama juga terjadi pada pengelolaan
sampah kota.
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang pengelolaan sampah
domestic yaitu Untuk mengetahui pewadahan sampah, pengumpulan sampah, pemidahan
sampah, pengangkutan sampah,akhir sampah. Jenis penelitian ini adalah observasi
deskriptif terhadap 85 responden dengan metode pengumpulan data adalah wawancara
menggunakan kuesioner.
Proses pengumpulan dan pewadahan sampah di Kelurahan Tanjung Gusta
dilakukan sendiri oleh masyarakat. Masyarakat yang tidak menggunakan pelayanan jasa
angkut sampah Pengangkutan sampah oleh petugas dilakukan 2 kali seminggu waktu
pengangkutan belum teratur dan tidak sesuai jadwal. Diharapkan dinas lingkungan hidup
melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan jasa angkut
sampah dari Dinas Lingkungan Hidup.
Kata Kunci : Pengelolaan sampah
ENVIRONMENTAL HEALTH DEPARTMENT, KABANJAHE BRANCH
SCIENTIFIC WRITING, AUGUST 2022
KEZIA SATYA MARTAULI SINAMBELA
DOMESTIC WASTE MANAGEMENT IN TANJUNG GUSTA SUB-DISTRICT, HELVETIA
MEDAN IN 2022
ABSTRACT
Domestic waste is solid waste from human daily activities and nature processes. Waste is
generated by humans in every activity. The increasing volume of waste produced by the
community and the lack of landfills are one of the problems in Indonesia, so that waste
becomes a breeding ground for insects and rats, a source of pollution and contamination of
soil, water, and air, a source and a place for germs to live. endanger human health. The
same problem is also found in urban areas when managing waste.
The purpose of this study is to explain the management of domestic waste which includes
the storage, collection, transfer, transportation, and final product of the waste. This study is a
descriptive observational study of 85 respondents, while the research data were collected
through interviews using a questionnaire.
The collection and storage of waste in Tanjung Gusta Village is carried out independently by
the community. They do not use waste transportation services. Garbage is transported by
officers 2 times a week, but the transportation time is not on regular basis and sometimes
out of schedule. It is hoped that the Department of the Environment will provide education to
the public about the importance of using the garbage collection services provided by the
Department of the Environment.
Keywords: Waste Management
BIODATA PENULIS
Nama
: Kezia Satya Martauli Sinambela
Nim
: P00933119026
Tempat/tanggal lahir
: Medan/ 01 Desember 2001
Agama
: Kristen Protestan
Jenis kelamin
: Perempuan
Anak ke
: pertama dari 2 bersaudara
Alamat
: Jalan kelapa IV No 1 A
Nama Ayah
: Hasoloan Sinambela
Nama Ibu
: Herliana Sirait
Riwayat Pendidikan :
1. SD
(2007-2013)
: Santo Thomas 5 & 6 Medan
2. SMP
(2013-2015)
: Santo Thomas 3 Medan
3. SMA
(2016-2019)
: SMA Negeri 12 Medan
4. DIPLOMA
(2019-2022)
: Politeknik Kesehatan Medan
Jurusan Kesehatan Lingkungan
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan dan memperoleh gelar Judul karya tulis ilmiah ini adalah “PENGELOLAAN SAMPAH
DOMESTIK DI KELURAHAN TANJUNG GUSTA KECAMATAN HELVETIA MEDAN TAHUN 2022”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak yang mempelancar penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini
hingga selesai tepat waktu. Untuk itu perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Medan.
2. Bapak Erba Kalto Manik SKM,M.Sc selaku Ketua Jurusan Politeknik Kesehatan Medan
Jurusan Kesehatan Lingkungan Kabanjahe dan selaku penguji Karya Tulis Ilmiah ini yang
telah bersedia memberikan waktu dan memberikan saran dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini.
3. Ibu Restu Auliani,ST,M.si selaku pembimbing proposal Karya Tulis Ilmiah saya, yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing saya serta memberikan ilmu,
arahan, motivasi, dan semangat sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diseselaikan.
4. Selaku dosen penguji I dan II saya Bapak Mustar Rusli,SKM.M.Kes dan Bapak Nelson
Tanjung,SKM,M.Kes yang telah bersedia memberikan waktu dan memberikan saran
dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Teristimewa buat kedua orang tua saya H.sinambela dan H.br.sirait yang saya kasihi dan
cintai yang telah banyak memberikan perhatian, semangat, nasehat, bantuan moril dan
materil dan juga selalu mendoakan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini semata-mata karena keterbatasan pengetahuan dan keterbatasan
penulis. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan penulis selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Kabanjahe, Mei 2022
Penulis
Kezia Satya.M.S
i
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi Pewadahan sampah
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Pengumpulan sampah
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi Tempat sampah sementara(TPS)
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi Tempat Penampungan Akhir (TPA)
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Pengangkutan sampah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... ii
DAFTAR IS ........................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang. ................................................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah......................................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 2
C.1 Tujuan Umum ............................................................................................................ 2
C.2 Tujuan Khusus ........................................................................................................... 2
BAB II Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 3
A. Pengertian sampah........................................................................................................... 3
A.1 Timbulan sampah....................................................................................................... 3
A.2 Sumber sampah ........................................................................................................ 4
A.3 Jenis-jenis sampah .................................................................................................... 4
A.4 Sampah sebagai sarana penularan penyakit .............................................................. 4
A.5 Teknik pengelolaan Sampah ...................................................................................... 5
A.5.1 Pewadahan ...................................................................................................... 5
A.5.2 Pengumpulan ................................................................................................... 6
A.5.3 Pemindahan ..................................................................................................... 7
A.5.4 Pengangkutan .................................................................................................. 8
A.5.5 Pembuangan Akhir Sampah(TPA).................................................................... 8
A.5.6 Pembuangan Sampah Sementara.................................................................... 9
A.6 Sistem pengelolaan Sampah...................................................................................... 9
B. Kerangka Konsep ........................................................................................................... 10
C. Defenisi Operasional ...................................................................................................... 11
BAB III Metode Penelitian ................................................................................................... 12
A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................................... 12
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................................... 12
C. Populasi Penelitian ......................................................................................................... 12
D. Sumber Data Penelitian .................................................................................................. 13
E. Analisa Data ................................................................................................................... 13
BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN .............................................................. 14
A. Gambaran Umum ........................................................................................................... 14
1 Keadaan Geografis...................................................................................................... 14
iii
2 DemografI.................................................................................................................... 14
3. Sarana dan Prasarana................................................................................................ 14
B. Hasil penelitian ............................................................................................................... 15
B.1 Pewadahan sampah................................................................................................. 16
B.2 Pengumpulan sampah ............................................................................................. 16
B.3 Tempat penampungan sementara(TPS) .................................................................. 17
B.4 Tempat penampungan sampah akhir (TPA) ............................................................. 17
B.5 Pengangkutan sampah ............................................................................................ 18
C.Pembahasan ................................................................................................................... 18
1. Sistem pelaksanaan pengelolaan sampah.................................................................. 18
a. Pewadahan sampah............................................................................................... 19
b. Pengumpulan sampah ........................................................................................... 19
c. Tempat penampungan akhir (TPA) ......................................................................... 20
d. Tempat penampungan semnetara (TPS) ............................................................... 21
e. Pengangkutan sampah........................................................................................... 22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 24
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 24
B. Saran.............................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum manusia sangat menginginkan adanya kenyamanan dalam kehidupan
sehari-hari. Salah satu cara untuk mendapatkan kenyamanan yaitu dengan menjaga
kesehatan dan tetap menjaga kebersihan lingkungan. Untuk hidup sehat banyak faktor yang
harus diperhatikan, diantaranya adalah faktor lingkungan(Effendy et al. 2018).
Kebersihan lingkungan di Helvetia ini mulai tercemar akibat sampah yang tidak di
kelola dengan baik. Sampah merupakan suatu yang terbuang atau dibuang dari sumber
hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Pengelolaan
sampah adalah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan pemusnahan atau
pengelolaan sampah sedemikian rupa sehingga tidak menjadi gangguan kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup. Pengelolaan sampah perkotaan yang dapat efektif untuk
memutuskan rantai penularan penyakit, dan juga untuk meningkatkan kesehatan keluarga
dan masyarakat, (Niranjan Banik 2013).
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup
masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman
karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan
pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan
ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan
kualitas sampah yang dihasilkan. Sejalan dengan meningkatnya volume timbulan sampah
pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah
yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan
juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan.
Pengelolaan sampah telah menjadi isu yang penting selain masalah lingkungan
lainnya, terutama untuk kota kota padat penduduk di negara-negara berkembang, oleh
karena itu pemerintah perlu menyediakan fasilitas pengelolaan sampah menggunakan
teknologi baru agar sampah tersebut dapat ditangani dan tidak lagi menyebabkan polusi
lingkungan dan bahaya kesehatan,(Dr. Vladimir 1967).
Permasalahan sampah di Indonesia antara lain semakin banyaknya limbah sampah
yang dihasilkan masyarakat, kurangnya tempat sebagai pembuangan sampah, sampah
sebagai tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi
dan pencemaran tanah, air, dan udara, menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman
yang membahayakan kesehatan permasalahan yang sama juga terjadi pada pengelolaan
sampah kota.berdasarkan observasi awal terlihat bahwa tempat penampungan sampah
1
sementara (TPS) di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Helvetia masih berserakan dan
tidak diangkut setiap har,(Marpaung 2018).
Tatanan kebersihan Kota pengelolaan sampah dapat dikatakan terpadu apabila
dilakukan pengelolaan mulai pada sumber sampah, pewadahan sampah yang tepat, serta
pengumpulan, pemindahan, dan pengangkutan yang baik hingga sampah dibuang di
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Pengelolaan sampah terpadu, dapat dimulai dengan
menangani sampah disumber melalui sistem 3R atau Reduce, Reuse, Recycle.
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : “
Bagaimana Sistem Pengelolaan Sampah Domestik di Keluahan Tanjung Gusta Kecamatan
Helvetia Medan Tahun 2022”.
C. Tujuan Penelitian
C.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui tentang pengelolaan sampah
domestik di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Helvetia medan 2022.
C.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pewadahan sampah
2. Untuk mengetaui pengumpulan sampah
3. Untuk mengetahui Penampungan sampah
4. Untuk mengetahui pengangkutan sampah
5. Untuk mengetahui pembuangan akhir sampah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sampah
(Undang-Undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2008) Sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sumber sampah
adalah asal timbulan sampah. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber.
Sedangkan pada SNI 19-2454-2002 Tentang Cara Teknik Operasional Pengelolaan
Sampah Perkotaan, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik
dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sampah perkotaan
adalah sampah yang timbul di kota. (Badan Standarisasi Nasional 2002).
A.1 Timbulan Sampah
Timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang timbul dari masyarakat dalam
satuan volume maupun berat perkapita perhari, atau perluas bangunan, atau perpanjang
jalan (SNI 19-2454-2002). Data timbulan sampah sangat penting diketahui untuk
menentukan fasilitas setiap unit pengelolaan sampah dan kapasitasnya misalnya fasilitas
peralatan, kendaraan pengangkut dan rute angkutan, fasilitas daur ulang, luas dan jenis
TPA. Metode pengukuran timbulan sampah ada beberapa cara, antara lain:
1. Load-count analysis/analisis perhitungan beban, yaitu jumlah masing-masing volume
sampah yang masuk ke TPA dihitung dengan mencatat: volume, berat, jenis
angkutan dan sumber sampah, kemudian dihitung jumlah timbulan sampah kota
selama periode tertentu
2. Weight-volume analysis/analisis berat-volume, yaitu jumlah masing-masing volume
sampah yang masuk ke TPA dihitung dengan mencatat volume dan berat sampah,
kemudian dihitung jumlah timbulan sampah kota selama periode tertentu.
3. Material-balance analysis/analisis kesetimbangan bahan, material-balance analysis
menghasilkan data lebih lengkap untuk sampah rumah tangga, industri dan lainnya
dan juga diperlukan untuk program daur ulang.
a.Satuan berat : kg/o/hari, kg/m2/hari, kg/bed/hari, dan sebagainya.
b.Satuan volume : L/o/hari, L/m2/hari, L/bed/hari, dan sebagainya.(Badan
Standarisasi Nasional 2002).
3
A.2 Sumber Sampah
Biasanya sumber sampah dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu:
a. Sampah dari permukiman, atau sampah rumah tangga
b. Sampah dari non-permukiman yang sejenis sampah rumah tangga, seperti
dari pasar, komersial dsb.
Sampah dari kedua jenis sumber tersebut dikenal sebagai sampah domestik.
Sedang sampah non-domestik adalah sampah atau limbah yang bukan sejenis sampah
rumah tangga, misalnya limbah dari proses industri. Bila sampah domestik ini berasal dari
lingkungan perkotaan.
A.3 Jenis - jenis sampah
Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang berupa sampah
rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah Puskesmas, sampah pertanian,
sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya.
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai
berikut:
1. Sampah Padat (Anorganik)
Sampah anorganik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan anorganik.
Contoh bahan-bahan anorganik adalah bahan logam, plastik, kaca, karet, dan
kaleng. Sifat sampah anorganik adalah tahan lama dan sukar membusuk.
Sampah ini tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme tanah. Apabila dibuang
sembarangan, sampah anorganik dapat menimbulkan pencemaran tanah.
2. Sampah Basah (Organik)
Sampah organik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan organik. Sifat
sampah organik adalah tidak tahan lama dan cepat membusuk. Biasanya sampah
jenis ini berasal dari makhluk hidup. Contohnya adalah sayur-sayuran, buah-buah
yang membusuk, sisa nasi, daun, dan sebagainya. Sampah organik mudah
diuraikan mikroorganisme tanah. Hanya saja jenis sampah akan menimbulkan
bau kurang sedap jika tidak dikelola dengan baik.
4
A.4 Sampah Sebagai Sarana Penularan Penyakit
Secara umum pembuangan sampah tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan akan
dapat mengakibatkan :
a. Tempat berkembangbiak serangga.
b. Dapat menjadi sumber pengotoran tanah, sumber-sumber air permukaan tanah/air
dalam tanah maupun udara.
c. Sampah dapat juga sebagai media/perantara bagi kehidupan vektor yang akan
dapat mengganggu kesehatan seperti tikus, lalat dan vektor penyakit lainnya dapat
hidup ditempat pembuangan sampah terbuka. Bahkan binatang-binatang pengerat
tersebut dapat bersarang ditempat pembuangan sampah. Mungkin sampah
mengandung telur cacing maupun penyebab infeksi (penyakit kulit, jamur, penyakit
saluran pencernaan). Penyakit ini terjadi karena sampah bercampur dengan feses
atau muntahan penderita penyakit saluran pencernaan.
A.5 Teknik Pengelolaan Sampah
Menurut SNI 19-2454-2002 tentang cara teknik operasional pengelolaan sampah
perkotaan,dasar-dasar perencanaan pengelolaan sampah perkotaan yaitu :
1. Daerah pelayanan
2. Tingkat pelayanan
3. Teknik operasional mulai dari :
a. Pewadahan sampah
b. Pengumpulan sampah
c. Pemindahan sampah
d. Pengangkutan sampah
e. Pembuangan akhir sampah
f.
Pembuangan sampah sementara
Kegiatan pemilahan dan daur ulang semaksimal mungkin dilakukan sejak dari pewadahan
sampah dengan pembuangan akhir sampah.
A.5.1 Pewadahan
Melakukan pewadahan sampah sesuai dengan jenis sampah yang telah terpilah, yaitu :
1) sampah organik seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan dengan
wadah warna gelap.
2) sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam, dan lainnya, dengan wadah warna
terang.
5
3) sampah bahan barbahaya beracun rumah tangga (jenis sampah B3 seperti dalam
lampiran B), dengan warna merah yang diberi lambang khusus atau semua ketentuan
yang berlaku.
Pola pewadahan sampah dapat dibagi dalarn individual dan komunal Pewadahan dimulai
dengan pemilahan baik untuk pewadahan individual maupun komunal sesuai dengan
pengelompokan pengelolaan sampah.
A.5.2 Pengumpulan
Pola pengumpulan sampah terdiri dari :
1. pola individual langsung dengan persyaratan sebagai berikut
a. kondisi topografi bergelombang (> 15-40%) , hanya alat pengumpul mesin yang
dapat beroperasi
b. kondisi jalan cukup lebar dan operasi tidak mengganggu pemakai jalan lainnya;
c. kondisi dan jumlah alat memadai
d. jumlah timbunan sampah > 0,3 m3/ hari
e. bagi penghuni yang berlokasi di jalan protokol.
2. pola individual tidak langsung dengan persyaratan sebagai berikut
a. bagi daerah yang partisipasi masyarakatnya pasif
b. lahan untuk lokasi pemindahan tersedia
c. bagi kondisi topografi relatif datar (rata-rata < 5%) dapat menggunakan alat
pengumpul non mesin (gerobak, becak)
d. alat pengumpul masih dapat menjangkau secara langsung
e. kondisi lebar gang dapat dilalui alat pengumpul tanpa mengganggu pemakai jalan
lainnya rate
f. harus ada organisasi pengelola pengumpulan sampah.
3. pola komunal langsung dengan persyaratan sebagai berikut :
a. bila alat angkut terbatas
b. bila kemampuan pengendalian personil dan peralatan relatif rendah;
c. alat pengumpul sulit menjangkau sumber-surnber sampah individual (kondisi
daerah berbukit, gang /jalan sempit)
d. peran serta masyarakat tinggi
e. wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan lokasi yang mudah
dijangkau oleh alat pengangkut (truk)
f. untuk permukiman tidak teratur
6
4. pola komunal tidak langsung dengan persyaratan berikut :
a. peran serta masyarakat tinggi
b. wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan lokasi yang mudah
dijangkau alat pengumpul
c. lahan untuk lokasi pemindahan tersedia
d. bagai kondisi topografi relatif datar (rata-rata <5%), dapat mengunakan alat.
pengumpul non mesin (gerobak, becak) bagi kondisi topografi > 5% dapat
menggunakan cara lain seperti pikulan, kontainer kecil beroda dan karung
e. lebar jalan/gang dapat dilalui alat pengumpul tanpa mengganggu pemakai jalan
lainnya
f. harus ada organisasi pengelola pengumpulan sampah.
5. pola penyapuan jalan dengan persyaratan sebagai berikut :
a. juru sapu harus mengetahui cara penyapuan untuk setiap daerah pelayanan
(diperkeras, tanah, lapangan rumput dll.
b. penanganan penyapuan jalan untuk setiap daerah berbeda tergantung pada
fungsi dan nilai daerah yang dilayani.
c.
pengumpulan, sampah hasil penyapuan jalan diangkut ke lokasi pemindahan
untuk kemudian diangkut keTPA
d. pengendalian personel dan peralatan harus baik.
A.5.3 Pemindahan
a. Lokasi Pemindahan
Lokasi pemindahan adalah sebagai berikut
a. harus mudah keluar masuk bagi sarana pengumpul dan pengangkut sampah ;
b. tidak jauh dari sumber sampah;
c. berdasarkan tipe, lokasi pemindahan terdiri dari :
(1) terpusat ( transfer depo tipe I)
(2) tersebar ( transfer depo tipe II atau III )
d. jarak antara transfer depo untuk tipe T dan II adalah (1,0 -- 1,5 ) km.
b. Pemilahan
Pemilahan di lokasi pemindahan dapat dilakukan dengan cara manual oleh petugas
kebersihan dan atau masyarakat yang berminat, sebelum dipindahkan ke alat pengangkut
sampah.
7
c.Cara Pemindahan
Cara pemindahan dapat dilakukan sebagai berikut :
1) manual;
2) mekanis;
3) gabungan manual dan mekanis, pangisian kontainer dilakukan secara manual oleh
petugas pengumpul, sedangkan pcngangkutan kontainer ke atas truk dilakukan secara
mekanis (load haul).
A.5.4 Pengangkutan
a. Pola Pengangkutan
1) Pengangkutan sampah dengai sistem pengumpulan individual langsung (door to
door)
a. truk pengangkut sampah dari pool menuju titik sumber sampah pertama untuk
mengambil sampah
b. selanjutnya mengambil sampah pada titik-titik sumber sampah berikutnya
sampai truk
penuh sesuai dengan kapasitasnya;
c. selanjutnya diangkut ke TPA sampah
d. setelah pengosongan di TPA,truk menuju ke lokasi surnber sampah
berikutnya, sampai terpenuhi ritasi yang telah ditetapkan.
(1) kendaraan pengangkut sampah keluar dari pool langsung menuju lokasi
pemindahan di transfer depo untuk mengangkut sampah ke TPA
(2) dari TPA kendaraan tersebut kembali ke transfer depo untuk pengambilan
pada rit berikutnya.
A.5.5 Pembuangan akhir sampah
a. Persyaratan
Persyaratan Umum dan teknis lokasi pembuangan akhir sampah sesuai dengan SNI 03
3241 1994 mengenai Tata Cara Pemilihan lokasi TPA.
b. Metode Pembuangan Akhir Sampah Kota
Metode pembuangan akhir sampah kota dapat dlakukan sebagai berikut :
1) penimbunan terkendali termasuk pengolahan lindi dan gas;
2) lahan urug saniter termasuk pengolahan lindi dan gas;
3) metode penimbunan sampah untuk daerah pasang surut dengan sistem kolam (an
acrob,fakultatif, maturasi).
8
Rincian masing-masing metode pembuangan akhir sampah kota sesuai dengan ketentuan
yang berlakum
A.5.6 Pembuangan Sementara (TPS)
Pembuangan sampah merupakan kegiatan pengumpulan sampah di suatu tempat yang di
sebut Tempat pembuangan sementara (TPS) setelah kegiatan penganguktan sampah
sebelum di buang ke Tempat Penampungan akhir (TPA) dimana sampah akan di
musnahkan.
a. Kondisi TPS
1. TPS jorok dan menimbulkan bau yang cukup menyengat hidung.
2. Tempat pembuanagan sampah tidak kedap air.
3. TPS memiliki tempat tersendiri dari jangkauan jalan raya.
4. Bak sampah yang cukup sedang.S
b. Ukuran TPS : <500-1000 m³.
A.6 Sistem pengelolaan sampah
Secara umum di Indonesia, sampah dikelompokkan dalam dua kelompok besar,yaitu
sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat dijadikan kompos dengan produksi
40 ton/hari, sedangkan sampah anorganik seperti plastik, dll akan diproses lebih lanjut.
Pengelolaan sampah anorganik dengan terlebih dahulu melakukan pemilahan (sortasi)
serta treatment yang lain. Sebagian sampah anorganik yang dapat di reuse/digunakan
kembali/dijual kembali, atau direcycle menjadi barang lain yang berguna, misalnya
material plastic dapat diproses kembali menjadi biji plastik sehingga mengurangi produksi
biji plastic yang orsisinal.
Sedangkan sampah yang tidak bisa diolah lagi dikumpulkan di TPA untuk dijadikan
bahan bakar pembangkit listrik. Metode ini akan mengurangi volume sampah yang
dikirim
ke
TPA
hingga
10%. Data menunjukkan bahwa kesanggupan pengelolaan
sampah masih sekitar 40%. Kemampuan ini masih jauh dibawah keperluan karena masih
tetap menyisakan gunungan sampah.Karena itu, pengelolaan sampah secara mandiri
sangat perlu didorong dan digalakkan. Pemerintah perlu memberikan pendidikan dan
pengelolaan sampah secara mandiri bagi penduduk kota. Dikota Medan perlu didirikan
industri-industri daur ulang. Berbeda dengan Jepang dan Jerman yang sudah mampu
mengolah limbah sampah hingga 65%.Sementara itu, Swedia menjadi negara yang paling
berhasil mengelola limbah sampah hingga 95% dengan konsep Waste to Energy (WtE).
(Utami, Indrasti, and Dharmawan 2008).
9
B.Kerangka Konsep
Pengelolaan Sampah
d.
1.
2.
3.
4.
5.
Pewadahan Sampah
Pengumpulan Sampah
Penampungan Sampah
Pengangkuktan sampah
Pembuangan akhir
sampah
Masyarakat Kelurahan Tanjung Gusta
Kecamatan Helvetia
10
C.Definisi Operasional
No
Variabel
1
Pewadahan
sampah
Definisi oprasional
Alat ukur
Tahap awal dari rangkaian
Skala
Kusioner
Nominal
Kusioner
Nominal
Kuisoner
Nominal
Kuisoner
Nominal
Kuisoner
Nominal
pengelolahan sampah yang nantinya
akan berpengaruh terhadap kualitas
dari tahap pengelolahan berikutnya
2
Pengumpulan
Pengumpulan sampah adalah proses
sampah
setelah penampungan dimana sampah
yang
telah
ditampung
pada
suatu
tempat
dikumpulkan
misalnya
tong
sampah yang kemudian diangkut untuk
di
buang
ke
tempat
pembuangan
sampah sementara
3
Pengangkutan Pengangkutan sampah adalah kegiatan
sampah
yang dilakukan oleh para petugas
pengelolahan sampah untuk
mengangkut sampah yang telah
dikumpulkan menggunakan gerobak
sampah dan dibawa ke tempat
pembuangan sampah sementara
4
Pembuangan
Tempat yang digunakan untuk
akhir sampah
membuang sampah yang sudah
mencapai tahap akhir dalam
pengelolahan sampah yang dimulai dari
pertama kali sampah dihasilkan
5
Pembuangan
Pembuangan sampah sementara
sampah
adalahupaya dimana sampah
sememtara
dikumpulkan dan dibuang ke tempat
pembuangan sampah sementara lalu
dibuang ke tempat pembuangan ahir
11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
A.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah deskriptif.Penelitian
deskriptif adalah suatu penelitian yang lebih menekankan suatu obyek, kelompok manusia
dengan menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga lebih mudah untuk
dipahami
dan
disimpulkan.
Penelitian
deskriptif
bertujuan
untuk
menggambarkan
permasalahan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau
mengenai bidang tertentu. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini bersifat deskriptif dan
penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian,(Wildawati 2020).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Helvetia Medan Tahun
2022.
C. Populasi
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan
penelitian, populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh rumah yang ada di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Helvetia Medan yang
berjumlah 5.971 kk.
2. Sampel
Hitung menggunakan Rumus :
N = z² . n . p . q × d² ( N-1 + 2²) .p . q
N = 1 . 96² ×5971 ×0,5 × 0,5 × 0,1 × ( 5971 – 1 + 1,96²) × 0,5 × 0,5
= 57,345484 (5971 – 1 + 1,96² ) 0,25
= 5,966,1584
= 1.491.5396
= 85 responden
12
Keterengan:
n = Besar Sampel Minimal
N = Jumlah Populasi
Z = Standard devisi normal untuk 1,96 atau CI 95%
d = Derajat ketepatan yang digunakan oleh 90% atau 0.1
p = Proporsi target populasi adalah 0,5
q = Proporsi tanpa atribut 1-p = 0,5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan rumus diatas maka
diketahui jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 85
Responden
D. Sumber Data
Dalam penelitian ini metode kualitatif terdapat beberapa sumber data. Sumber data
tersebut dapat berupa manusia, peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi, benda, beragam
gambar dan rekaman, dokumen atau arsip. Sedangkan jenis data dapat berupa :
1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi di Kelurahan Tanjung
Gusta kecamatan Helvetia. Data-data yang diperoleh langsung dari responden
dengan menggunakan pedoman kuisioner. Responden berupa masyarakat yang
berpatisipasi dalam pengelolaan sampah.
2. Data Sekunder
Data ini diperoleh dari hasil penelitian, jurnal ilmiah, artikel-artikel baik dari
media cetak maupun elektronik, penelusuran pustaka terkait dalam hal ini peneliti
memperoleh data.
E. Analisa Data
Data yang dikumpulkan diperoleh secara manual menggunakan lembar
kuisioner dan observasi serta wawancara dengan bantuan computer disajikan
dalam bentuk tabel dan tulisan dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh
dengan persayaratan yang ada pada UU No 18 Tahun 2008 Tentang pengelolaan
Sampah. untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang system Pengelolaan
Sampah Domestic Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Helvetia Medan Tahun
2022.
13
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
A.1 Gambaran umum Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Helvetia Medan
1 Keadaan geografis
Kelurahan Tanjung gusta adalah salah satu di Kecamatan Helvetia Medan yang
letaknya 7 km dari kelurahan dan 10 km dari Kecamatan Helvetia Medan.
Adapun batas batas di Kecamatan Helvetia adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Kecamatan Sunggal Kab Deli Serdang
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Sunggal
3. Sebelah Timur : Kecamatan Medan Barat dan Medan Petisah
4. Sebelah Barat :Kecamatan Sunggal Kab Deli Serdang
2 Demografi
Jumlah Penduduk Sesuai dengan hasil registrasi penduduk Kelurahan Tahun 2008
ada kenaikan jumlah penduduk di Kecamatan Helvetia Medan dari tahun-tahun
sebelumnya. Pada bulan Desember tahun 2012 jumlah penduduk yang berjumlah
yang terdiri dari :
1.
laki-laki : 96.060 jiwa
2. Perempuan : 95.415 jiwa.
3. Jumlah jiwa sebanyak :191.75 jiwa
3 Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat di tanjung gusta sebagai berikut :
1. Sarana pendidikan
Sarana pendidikan di Kelurahan Tanjung gusta kecamatan Helvetia Medan
terdapat 1 unit tk, 3 unit sekolah paud, 2 unit sekolah dasar (sd), 1 unit smp, dan
terdapat 2 sekolah sma/smk.
2. Prasarana dan sarana transportasi darat
Di Tanjung gusta terdapat jalan kelurahan sepanjang 7 km, jalan antar kelurahan 10
km dan terdapat dua jembatan.
3. Sarana tempat ibadah
Sarana tempat ibadah di Tanjung gusta terdapat 3 unit mesjid, 7 unit gereja,
4. Prasarana kesehatan
14
Di tanjung gusta terdapat puskesmas pembantu 1 unit, posyandu 4 unit, praktek
bidan 5 unit dan apotik 4 unit.
5. Sosial budaya penduduk
Kelurahan tanjung gusta kecamatan Helvetia mayoritas penduduknya adalah suku
batak pak-pak dan batak toba, minioritas penduduk terdiri dari batak simalungun,
jawa, nias dan lainnya. Mata pencarian pokok Mayarakat di Desa Sitinjo Mayoritas
Lembaga kemasyarakatan.
B. Hasil Penelitian
B.1 memiliki tempat pewadahan sampah
Dari hasil survei yang dilakukan di kecamatan Helvetia medan dengan jumlah sampel
sebanyak 85 KK maka diketahui hasilnya sebagai berikut :
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi pewadahan sampah di
Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Helvetia Medan tahun 2022
No
1
Pedawahan
Sampah pilah
Ya
Presentasi%
Tidak
Presentasi %
30
35,29
55
64,70
53
62,35
32
37,64
19
22,35
66
77,64
63
74,11
22
25,88
berdasarkan jenis
organic dan anoganic
2.
Pewadahan sampah di
letakkan di luar rumah
3.
Pewadahan tidak
mudah rusak dan
kedap air
4.
Ekonomis mudah
diperoleh
5.
Mudah di kosongkan
27
31,76
58
68,23
6.
Memiliki tutup
19
38,82
66
77,64
JUMLAH
26 %
35 %
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil survey di lapangan,terdapat responden yang menjawab ‘’IYA’’
sebanyak 26 % memenuhi syarat pada ketentuan pewadahan sampah sebanyak
menjawab ‘’TIDAK’’ sebanyak 35 %.
15
yang
B.2 Pengumpulan sampah
Dari hasil survei yang dilakukan penulis di kecamatan Helvetia medan dengan jumlah
sebanyak 85 KK maka diketahui hasilnya sebagai berikut :
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi Pengumpulan Sampah di
Kelurahan Tanjung Gusta Kecematan Helvetia Medan tahun 2022
No
Pengumpulan
Ya
Presentasi %
Tidak
Presentasi %
1.
Pola pengumpulan sampah
a. Sumber/rumah tangga(pola individu
langsung)
53
62,35
32
37,64
2.
Waktu pengumpulan :
a. Jam 6-9
b. Jam 9-12
c. Jam 12-15
d. Jam 15-18
e. Tidak dilakukan pengumpulan
Frekuensi pengumpulan
a. 1× sehari
b. 2× seminggu
c. 3× seminggu
d. 1 × seminggu
e. Tidak ada memakai pengumpulan
RT meletakkan sampah di depan rumah
a. Ada bak
b. Di gantung
c. Di karung
d. Di bakar
Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia
Alat pengumpul dapat menjangkau secara
langsung
wadah komunal ditempatkan sesuai dengan
kebutuhan dan lokasi yang mudah
dijangkau oleh alat pengangkut (truk)
53
62,35
32
37,64
53
62,35
37
43,52
53
62,35
58
68,23
33
46
38,82
54,11
52
39
61,17
45,88
30
35,29
55
64,70
Perencanaan pengumpulan sampah
a. 1- 4 hari
b. >3 hari 1 kali
JUMLAH
53
62,35
32
37,64
3.
4.
5.
6.
7.
8.
43 %
39 %
Berdasarkan Tabel 4.2 hasil survey di lapangan,terdapat responden yang menjawab ‘’IYA’’
43 % syarat pada ketentuan Tempat pegumpulan sampah sebanyak dan yang menjawab
‘’TIDAK’’ sebanyak 39 %.
B.3 Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS)
Dari hasil survei yang dilakukan penulis di kelurahan tanjung gusta kecamatan kelurahan
Helvetia medan dengan jumlah sampel sebanyak 85 KK maka diketahui sebagai berikut :
16
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi membuang sampah (TPS) di Kelurahan Tanjung Gusta
Kecematan Helvetia Medan tahun 2022
No
Pembuangan
Ya
Pengumpulan dilaksanakan oleh :
a. Institusi kebersihan kota
b. Institusi kebersihan lapangan
Griya retribusi sampah
JUMLAH
1.
2.
53
48
Presentasi
%
62,35
Tidak
32
56,47
11 %
Presentasi
%
37,64
37
43,52
81 %
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil survey di lapangan,terdapat responden yang menjawab ‘’IYA’’
memenuhi syarat pada ketentuan Tempat Penampungan Sampah (TPS) sebanyak
(11%) dan yang menjawab ‘’TIDAK’’ sebanyak 81 %.
B.4 Tempat Pemindahan Sampah Akhir (TPA)
Dari hasil survei yang dilakukan penulis di kelurahan tanjung gusta kecamatan Helvetia
medan dengan jumlah sampel sebanyak 85 KK maka diketahui hasilnya sebagai berikut :
Tabel 4.4
Distribusi frekuensi Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) yang digunakan
Kelurahan Tanjung Gusta Kecematan Helvetia Medan tahun 2022
No
1.
2.
Pembuangan
Ya
TPA lokasi TPA 2 kg
Pengelolahan di TPA
JUMLAH
41
30
Presentasi
%
48,23
35,29
83 %
Tidak
44
55
Presentasi
%
51,76
64,70
11 %
Berdasarkan hasil survei di lapangan,terdapat responden yang menjawab “ IYA”
sebanyak 83 %. Pada ketentuan tempat pemindahan sampah akhir (TPA) sampah dan yang
menjawab “ TIDAK” sebanyak 11%.
B.5 pengangkutan sampah
Dari hasil survei yang dilakukan penulis kelurahan tanjung gusta kecamatan Helvetia
medan dengan jumlah sampel sebanyak 85 KK maka diketahui hasilnya sebagai berikut:
17
Tabel 4.5
Distribusi frekuensi pengangkutan sampah di Kelurahan Tanjung Gusta Kecematan
Helvetia Medan tahun 2022
No
Pengangkutan
Ya
1.
Jenis pengangkutan
a. Drum truk
b. Amroll truk
c. Truk compactor
mengambil sampah dari TPS
Diangkut ke TPA sampah
setelah pengosongan di TPA , truk menuju
ke lokasi surnber sampah berikutnya,
sampai terpenuhi ritasi yang tclah
ditetapkan.
pengumpulan sampah melalui sistem
pemindahan di transfer depo type I dan II
kendaraan dari pool dengan membawa
kontainer kososng menuju ke Iokasi
kontainer isi untuk mengganti /meng ambil
dan langsung rnembawanya ke TPA
alat pengangkut sampah harus dilengkapi
: dengan penutup sampah, minimal
dengan jaring;
tinggi bak maksimum 1,6 m
Kapasitas container disesuaikan dengan
jalan yang akan dilalui
JUMLAH
41
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
53
48
41
Presentasi
%
48,23
62,35
56,47
48,23
Tidak
44
Presentas
i%
51,76
32
37
44
37,64
43,52
51,76
48
56,47
37
43,52
30
35,29
55
64, 70
19
22,35
66
77,64
46
30
54,11
35,29
39
55
45,88
64,70
41 %
48 %
Berdasarkan hasil survei di lapangan, terdapat responden yang menjawab “ IYA”
memenuhi syarat pada ketentuan pewadahan sampah,sebanyak (41,87%) dan yang
menjawab “ TIDAK” sebanyak ( 48,11%)
C. Pembahasan
C.1 Sistem Pelaksanaan Pengelolaan Sampah
a.
Pewadahan Sampah
pewadahan adalah Tahap awal dari rangkaian pengelolahan sampah
yang nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas dari tahap pengelolahan
berikutnya karena warga masih menggunakan tempat pewadahan dari
karung, keranjang plastik, kardus, ember bekas dan drum, yang diletakkan di
dalam rumah maupun di luar rumah, kriteria pewadahan sampah yaitu harus
kedap air, kuat, mudah dibersihkan, memiliki tutup supaya higienis.
18
Dampak yang bisa terjadi karena pewadahan yang tidak memenuhi
syarat yaitu dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan bisa menjadi
sarang tempat berkembang biaknya vektor seperti nyamuk, kecoak, lalat dan
tikus. Agar masyarakat memiliki tempat pewadahan sampah maka
para
petugas puskesmas harus memberikan penyuluhan tentang tempat sampah
yang memenuhi syarat yaitu harus kedap air, kuat, mudah dibersihkan,
memiliki tutup, ringan, mempunyai pengangan dan dibuang setiap hari.
Persyaratan sarana pewadahan/penyimpanan sebagai berikut:
1. jumlah sarana harus sesuai dengan jenis pengelompokkan sampah
2. diberi label atau tanda
3. dibedakan berdasarkan warna, bahan dan bentuk
Untuk itu perlu adanya pengawasan dari pemerintah mengenai
tanggung jawab penduduk untuk menyediakan tempat sampah dirumah dan
sangat diperlukan kesadaran atau peranan aktif masyarakat untuk
melakukan pengumpulan sampah pada tempat sampah yang memenuhi
syarat sehingga tidak menimbulkan gangguan baik pencemaran atau
gangguan estetika keindahan.
b.
Pengumpulan Sampah
pengumpulan sampah adalah proses setelah penampungan dimana
sampah yang telah ditampung dikumpulkan pada suatu tempat misalnya tong
sampah yang kemudian diangkut untuk di buang ke tempat pembuangan
sampah sementara.
Pada penelitian ini di peroleh hasil pengumpulan yang memiliki
frekuensi sebesar (62,94) dan hasil presentasi (63,45 %) dari 85 responden
dilakukan oleh petugas kebersihan, tapi tidak dilakukan secara teratur
maximal 2 hari sekali, sehingga dalam hal ini sampah yang di biar menumpuk
selama lebih dari 2 hari dapat berbahaya bagi masyarakat, dikumpulkan
sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pada pukul 07.00 - 11.30 WIB dan sore
hari 16.00 - 18.00 WIB dalam melaksanakan pengumpulan sampah alat yang
digunakan berupa sapu lidi, sekop, dan plengki.
Sampah yang sudah dikumpulkan oleh petugas di masukkan kedalam
truk yang telah disediakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Helvetia. Saran
Untuk menghindari terjadinya pencemaran dan juga sebagai sumber
penyakit. Karena akan di hinggapi vektor penyebab penyakit,sampah yang
dari TPS di angkut ke TPA setelah pengosongan di TPA truk menuju lokasi
sumber sampah berikutnya sampai terpenuhi dan telah di tetapkan,alat
19
pengangkut sampah harus di lengkapi dengan penutup sampah,lokasi yang
mudah di jangkau oleh truk.
Persyaratan pengumpulan sampah menurut UU No 18 tahun 2008
tentang pengelolaan sampah pasal 22 menyebutkan pengumpulan sampah
dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah
ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan terpadu harus
melakukan pemilahan sampah dalam bentuk pengelompokkan dan
pemisahaan sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan/atau sifat sampah.
Dampak yang dapat ditimbulkan jika sampah tidak dikelola atau
dikumpulkan dengan baik dan benar antara lain :
1. menjadi tempat berkembangbiak dan sarang dari serangga
terutama lalat dan tikus.
2. Menjadi sumber pencemaran air, tanah maupun pencemaran
udara.
3. Menjadi tempat hidup serta sumber vektor penyakit yang
membahayakan kesehatan masyarakat.
4. Menimbulkan bau yang tidak sedap dan tidak estetis.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan berupa memberi
pembinaan terhadap masyarakat mengenai pemilahan sampah
dirumah
serta
dampak
dan
bahaya
membuang
sampah
sembarangan seperti membuang sampah kesungai. (Simbolon
2021).
c.
Tempat Penampungan Sampah Akhir (TPA)
Tempat pemindahan sampah akhir (TPA) adalah Tempat yang
digunakan untuk membuang sampah yang sudah mencapai tahap akhir
dalam pengelolahan sampah yang dimulai dari pertama kali sampah
dihasilkan.
Pada penelitian ini di peroleh hasil, TPA ini merupakan lokasi yang
digunakan
untuk membuang
sampah
yang
dihasilkan
oleh
seluruh
masyarakat kabupaten Medan. Lokasi TPA Helvetia tidak menimbulkan bau
yang mengganggu masyarakat sekitar karena lokasi TPA berjarak lebih
kurang 7 Dari permasalahan di atas sudah sewajibnya Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Medan harus memperhatikan sistem pengelolaan sampah
seperti memiliki wadah sampah yang memenuhi syarat, Kelengkapan APD
20
yang dikenakan petugas kebersihan, Ketersediaan TPS, timbulan sampah
dapat dikelola dengan baik.
Dalam UUD 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah bahwa
pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan yang yang bersih dan
sehat, sampah yang dari TPS di angkut oleh truk compactor menuju TPA dan
truk sampah yang memiliki tutup berguna supaya di saat truk compactor
membawa sampah tidak terjatuh di jalanan.
Adapun persyaratan Teknis penyediaan TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
Sampah (joy Irman,2013). Metode pembuangan akhir sampah pada dasarnya
harus memenuhi teknis berwawasan lingkungan sebagai berikut.
1. Dikota besar dan metropolitan harus direncanakan sesuai metode lahan
urug saniter (sanitary landfill) sedangkan kota kecil dan sedang minimal
harus direncanakan metode lahan urug terkendali (controlled landfill).
2. Harus ada pengendalian lindi, yang terbuat dari proses dekomposisi
sampah tidak mencemari tanah, air tanah maupun badan air yang ada.
3. Harus ada pengendalian gas dan bau hasil dekomposisi sampah agar
tidak mencemari udara, menyebabkan kebakaran atau bahaya asap dan
menyebabkan efek rumah kaca.
4. Harus ada pengendalian vektor
5. Tersedia sarana dan
prasarana TPA yang dapat mendukung yaitu
fasilitas umum (jalan masuk, kantor/pos jaga, saluran drainase dan
pagar), fasilitas perlindungan lingkungan (lapisan kedap air, pengumpul
lindi, pengolahan lindi, ventilasi gas, daerah penyangga, tanah penutup),
fasilitas penunjang (jembatan timbang, fasilitas air bersih, listrik, bengkel
dan hanggar), dan fasilitas operasional (alat berat dan truk pengangkutan
tanah).
d.
Tempat penampungan sementara (TPS)
Tempat penampungan sampah sementara adalah suatu tempat yang
digunakan untuk menampung sampah sementara yang kemudian sampah
akan dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA). dilakukan peneliti, Dinas
kebersihan kota dan Dinas kebersihan di lapangan,biaya setiap pengambilan
sampah seharga Rp.6.000/org, jumlah tps yang ada Helvetia ada 4 lokasi,
bentuk TPS yang di sediakan Dinas lingkungan Hidup berserakan tidak
21
memiliki
bangunan
yang
layak
untuk
di
tampung
sampah-sampah
masyarakat dan kondisi sampah masih di letakan di depan jalan raya dengan
sembarangan karena wadah tidak ada.
e.
Pengangkutan sampah
Pengangkutan adalah tindakan mengangkut sampah yang telah
dikumpulkan ditempat penampungan sementara atau dari sumber sampah ke
tempat pembuangan sementara. Pada penelitian ini di peroleh hasil frekuensi
pengangkutan setiap hari, jenis pengangkutannya drum truck sampah dari
TPS ke TPA, pengambilan sampah dari TPS ke TPA di tuangkan ke dalam
truk yang menuju ke TPA dan sampah yang di TPS kembali di kosongkan
karena kondisi truk sampahnya memiliki tutup dan truk yang ke TPA supaya
tidak mudah terjatuh di jalanan.
Dampak masyarakat yang tidak menggunakan layanan jasa angkut
sampah dapat dilihat dari masih banyak ditemukan sampah berserakan di
pekarangan rumah, terdapat sampah dibantaran sungai yang berpotensi
menyebabkan banjir bagi penduduk yang berada dipinggir sungai. Sampah
yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan hal sebagai berikut:
a. Menganggu estetika, sampah yang berserakan dan kotor atau
tertumpuk dimana saja adalah pemandangan yang tidak disukai oleh
sebagian besar masyarakat.
b. Menjadi tempat perindukan vektor penyakit seperti lalat, tikus, kecoa,
kucing, anjing liar, sumber mikroorganisme patogen penyakit menular
dan sebagainya apabila sampah terkumpul/ terakumulasi dalam jumlah
yang besar sehingga akan membahayakan kesehatan masyarakat
terutama masyarakat yang malas melakukan pengumpulan sampah
dan masyarakat dipinggir sungai yang membuang sampah kesungai.
c. Menimbulkan bau dan debu karena adanya sampah/bahan yang mudah
membusuk seperti sampah organik akibat adanya dekomposisi materi
organik dan debu yang berterbangan akan
menganggu sistem
pernapasan manusia serta penyakit lainnya.
d. Pencemaran air karena membuang sampah ke badan air. Penyakit dapat
ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung
22
melalui air. Jenis penyakit yang dapat ditularkan yaitu hepatitis viral,
poliomielitis, kolera, disentri, tifoid, diare, anebiasis, giardiasis dll.
e. Membakar sampah akan menghasilkan gas seperti CO2 (karbon
dioksida), debu dan zat berbahaya lainnya dari proses pembakaran yang
dapat menyebabkan sesak napas, menganggu sistem pernapasan dan
ISPA (infeksi saluran penapasan atas).
f. Menyumbat saluran jika sampah dibuang sembarangan kesaluran
saluran
air seperti selokan, drainase dan sungai kondisi tersebut dapat
menimbulkan bahaya banjir akibat terhambatnya pengaliran air buangan
dan air hujan.
g. Dapat menganggu keadaan sosial masyarakat misalnya saat seorang
tetangga sedang membakar sampah dan tetangga yang lain sedang
menjemur pakaian hal tersebut dapat menimbulkan konflik dan perdebatan
antar masyarakat. Sampah yang dibiarkan berserakan tidak dilakukan
pengumpulan oleh seorang warga pada saat hujan sampah tersapu air
hujan dan berakhir dihalaman/pekarangan warga yang lain tentu saja hal
ini juga dapat menimbulkan konflik antar masyarakat.
Dengan
menggunakan
layanan
jasa
angkut
sampah
akan
meminimalisir terjadinya dampak tersebut karena dengan berperannya
masyarakat dalam penggumpulan sampah, petugas akan lebih mudah dalam
pengangkutan dan memproses sampah ke TPA.
Untuk mengetahui permasalahan penggunaan jasa angkut sampah
yang tidak dilakukan oleh masyarakat maka perlu diberikan penyuluhan
kepada masyarakat karena selama ini masyarakat melakukan pengolahan
sampah individual seperti membakar sampah, membuang sampah tidak pada
tempatnya sementara dalam UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah pada pasal 29 menyatakan bahwa setiap orang dilarang untuk
membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan,
membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknik pengelolaan
sampah.
Selain
itu
sebaiknya
Dinas
Lingkungan
Hidup
memberikan
pemahaman kepada penduduk atau masyarakat tentang pengangkutan
sampah dan hubungannya dengan kesehatan dan pentingnya tempat
sampah.
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa system
pengelolaan sampah domestik di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Helvetia Medan
Tahun 2022 sebagai Berikut :
1.
Pengetahuan tentang pengelolaan sampah domestic, pengumpulan sampah yang
dilakukan masyarakat di kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Helvetia Medan belum
memenuhi syarat yang sesuai dengan UU No 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah.
2.
Pewadahan sampah yang dilakukan masyarakat di Kelurahan Tanjung Gusta
Kecamatan Helvetia belum memenuhi syarat pewadahan menurut UU No 18 Tahun
2008.
3. Pengangkutan sampah yang dilakukan Petugas/pengelola dari dinas Lingkungan
Hidup bagian Pengelolaan sampah dan peningkatan kapasitas memenuhi persyaratan
karena waktu pengangkutan sudah teratur melakukan sesuai jadwal.
4. Penampungan sampah semenatara yang dilakukan masyarakat di Kelurahan Tanjung
Gusta Kecamatan Helvetia kondisi sampah masih di tarok di depan jalan raya dengan
sembarangan.
5. Penampungan sampah akhir yang dilakukan masyarakat di kelurahan tanjung gusta
kecamatan Helvetia Medan harus memperhatikan sistem pengelolaan sampah seperti
memiliki wadah sampah yang memenuhi syarat, Kelengkapan APD yang dikenakan
petugas kebersihan, Ketersediaan TPS, timbulan sampah dapat dikelola dengan baik.
B. Saran
1.
Sebaiknya masyarakat Menggunakan Tempat Penyimpanan Sampah Sementara yang
memenuhi syarat, minimal memiliki tutp agar sampah tidak di hinggapi lalat, atau
vector lain yang dapat mengganggu kesehatan.
2.
Sebaiknya di berikan penyuluhan bagi petugas kebersihan tentang penting nya
menggunakan APD (Alat pelindung Diri) saar mengangkut sampah, agar tidak
memudahkan perpindahan kuman penyakit .
3.
Bagi Dinas Lingkungan Hidup dianjurkan untuk memberikan penyuluhan kepada
masyarakat di Desa sitinjo agar masyarakat mau menggunakan layanan jasa angkut
sampah.
24
DAFTAR PUSTAKA
medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1369/1/file%20timotius%20tarigan.pdf
Pratiwi, Puspa Shinta dkk. 2018. Evaluasi Dan Perencanaan Aspek Teknik Operasional
Pengelolaan Sampah Kota Yogyakarta. Jurnal Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.
Dardak, A. Hermanto. 2008. Kebijakan Penataan Ruang untuk Pengelolaan Persampahan.
Available at.
Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah : Jakarta
SNI 19-2454-2002. Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. (diakses
pada 25 februari 2021)
Damanhuri, Enri Dan Tri Padmi.2019. Pengelolaan Sampah Terpadu. Edisi
Kedua. ITBpress:Bandung
Sahil,J.,Al Muhdar,M.H.I.,Rohman,F.and Syamsuri,I.,2016.Sistem pengelolaan dan upaya
penanggulangan sampah di Kelurahan Dufa-Dufa Kota Ternate.BIOEDUKASI,4(2
Gunawan,Gugun.2007.Mengelola Sampah Jadi Uang.Transmedia Puspita:Jakarta.
Karadimas,N.,Kolokathi,M.,dan Loumos,V, 2007,Pengumpulan Sampah Kota Dioptimalkan
dengan Analis Jaringan ArcGis, Prosiding Konferensi Eropa ke-21 tentang Pemodelan dan
Simulasi,4-6 Juni 2007,Praha,Republik Ceko.
Damanhuri, Enri Dan Tri Padmi.2019. Pengelolaan Sampah Terpadu. Edisi
Kedua. ITBpress:Bandung
Sumantri, Arif. 2015. Kesehatan Lingkungan Edisi Ketiga. Kencana Prenada Media Group
: Jakarta.
Runtunuwu, Prince Charles Heston. 2020. Kajian Sistem Pengelolaan
Sampah. Ahlimedia Press : Malang
CHECKLIST PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI KECAMATAN HELVETIA
TAHUN 2022
ITEM
1
I PENGUMPULAN SAMPAH
1.
Dikumpulkan setiap hari
2.
Petugas dapat mengumpulkan
sampah setiap hari
II ALAT PENGANGKUT SAMPAH
1.
Terbuat dari bahan yang kedap
air
2.
Mempunyai tutup
III KEADAAN SAMPAH DI RUMAH
TANGGA
1.
Masih ada sampah yang
berserakan
2.
Sampah di buang sembarangan
IV
KELENGKAPAN PAKAIAN
KERJA
1.
Memakai sepatu khusus / boot
2.
Memakai sarung tangan
3.
Memakai baju khusus
4. Memakai masker
V
LOKASI TEMPAT
PEMBUANGAN SEMENTARA
1.
Jarak dari sumber air minum tidak
kurang dari 200M
2.
Bukan di daerah banjir
HASIL
YA
TIDAK
2
3
KETERANGAN
4
LEMBAR OBSERVASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK
UNTUK WARGA KECAMATAN HELVETIA TAHUN 2022
No
1
Pewadahan
Sampah pilah
berdasarkan jenis
organic dan anoganic
2.
Pewadahan sampah di
letakkan di luar rumah
3.
Pewadahan tidak
mudah rusak dan
kedap air
4.
Ekonomis mudah
diperoleh
5.
Mudah di kosongkan
6.
Memiliki tutup
Ya
Tidak
LEMBAR OBSERVASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK
UNTUK WARGA KECAMATAN HELVETIA TAHUN 2022
No
1.
Pengumpulan
Pola pengumpulan sampah
a. Sumber/rumah tangga(pola
individu langsung)
b. Sumber/RT (pola individual tidak
langsung)
c. TPS ke TPA (pola komunal
langsung)
d. TPS ke gerobak TPS ke TPA (pola
komunal tidak langsung)
e. Sampah tidak di kumpulkan (di
bakar)
2.
Waktu pengumpulan :
f.
6-9
g. 9-12
h. 12-15
3.
i.
15-18
j.
18-21
Frekuensi pengumpulan
a. 1× sehari
b. 2× seminggu
c. 3× seminggu
d. 1 × seminggu
4.
RT meletakkan sampah di depan rumah
a. Ada bak
b. Di gantung
c. Di karung
d. Di bakar
5.
Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia
6.
Alat pengumpul dapat menjangkau secara
langsung
7.
wadah komunal ditempatkan sesuai
dengan kebutuhan dan lokasi yang mudah
Ya
Tidak
dijangkau oleh alat pengangkut (truk);
8.
Perencanaan pengumpulan sampah
a. 1- 4 hari
b. >3 hari 1 kali
LEMBAR OBSERVASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK
UNTUK WARGA KECAMATAN HELVETIA TAHUN 2022
No
1.
Pengangkutan
Jenis pengangkutan
d. Drum truk
e. Amroll truk
f.
Truk compactor
2.
mengambil sampah dari TPS
3.
Diangkut ke TPA sampah
4.
setelah pengosongan di TPA , truk menuju ke lokasi surnber
sampah berikutnya, sampai terpenuhi ritasi yang tclah ditetapkan.
5.
pengumpulan sampah melalui sistem pemindahan di transfer
depo type I dan II
6
kendaraan dari pool dengan membawa kontainer kososng menuju
ke Iokasi kontainer isi untuk mengganti /mengambil dan langsung
rnembawanya ke TPA
7
alat pengangkut sampah harus dilengkapi : dengan
penutup sampah, minimal dengan jaring;
8
tinggi bak maksimum 1,6 rn
9
Kapasitas container disesuaikan dengan jalan yang
akan dilalui
Ya
Tidak
LEMBAR OBSERVASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK
UNTUK WARGA KECAMATAN HELVETIA TAHUN 2022
No
1.
Pertanyaan
Pengumpulan dilaksanakan oleh
a. Institusi kebersihan kota
b. Institusi kebersihan lapangan
2.
Biaya retribusi sampah
Ya
Tidak
LEMBAR OBSERVASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK
UNTUK WARGA KECAMATAN HELVETIA TAHUN 2022
No
TPA
1.
Di angkut dari TPS ke TPA
2.
Jumlah TPS
3.
Adanya pemulung di TPS
Ya
Tidak
DOKUMENTASI
LAMPIRAN