BUKU AJAR
MENEJEMEN JASA TRANSPORTASI
Penyusun:
Adil Siswanto, SST.Par, M.Par
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Yang Mahakuasa, akhirnya Buku Ajar untuk
matakuliah MENEJEMEN JASA TRANSPORTASI telah dapat diluncurkan. Buku Ajar ini disusun
untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa Jurusan Administrasi Binis, Program Studi Pariwisata,
Universitas Brawijaya, semester IV. untuk memahami dan menghayati konsep etika profesi
secara umum
Tidak lupa Penyusun ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dosen Universitas
Brawijaya, atas saran-saran konstruktifnya. Kepada para mahasiswa Jurusan Administrasi
Binis, Program Studi Pariwisata, yang telah memberi tambahan wawasan dan pemahaman
kepada Penyusun, Penyusun sampaikan penghargaan yang tinggi. Penyusun sampaikan
terima kasih yang tulus pada Istri tercinta yang dengan segala pengertian dan dorongannya
membuat Penyusun merasa yakin bahwa pembuatan Buku Ajar ini tidak akan pernah siasia.
Kritik dan saran pembaca demi perbaikan dan kelengkapan Buku Ajar ini sungguh
Penyusun harapkan. Akhirnya, Penyusun berharap semoga Buku Ajar ini memberikan
manfaat dan maslahat bagi para pembaca, sekaligus memberikan sumbangan pada
pengembangan khazanah ilmu. Insya Allah.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Malang, 09 April 2013
Adil Siswanto
MENEJEMEN JASA TRANSPORTASI
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ada tiga hal yang menunjang sebuah bangsa menjadi besar dan makmur, yakni tanah yang
subur, kerja keras, dan kelancaran transportai orang dan barang dari satuan bagian negara ke
bagian lain atau dari satu daerah ke daeerah lain. Tanah yang subur tidak akan banyak artinya
jika tidak digarap, dimanfaatkan dan dikelola secara tepat. Sumber daya alam yang dimiliki suatu
negara tidak akan berarti apa-apa bila tetap ada ditempatnya tanpa disentuh tangan manusia ahli
untuk dimanfaatkan. Pendayagunaan semua itu memerlukan kerja keras dengan mengerahkan
sumber daya manusia agar sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan dan dan dinikmati
oleh semua manusia.
Semua kegiatan tersebut, yaitu mengimpor bahan baku, memasarkan hasil produksi,
menyediakan tenaga kerja, membutuhkan sistem transportasi yang baik. Sistem tersebut adalah
sistem trasportasi yang menjamin keamanan, keselamatan, kecepatan, dan yang terjangkau oleh
daya beli masyarakat.
Untuk menunjang perkembangan ekonomi yang mantap perlu dicapai keseimbangan antara
penyediaan dan permintaan jasa transportasi. Jika penyediaan jasa transportasi lebih kecil
daripada permintaannya, akan terjadi kemacetan arus barang yang dapat menimbulkan
kegoncangan harga dipasaran. Peranan transportasi tidak hanya untuk melancarkan arus barang
dan mobilitas manusia.
Transportasi juga juga membantu tercapainya pengalokasian sumber-sumber ekonomi
secara optimal. Transportasi bukanlah tujuan melainkan sarana untuk mencapai tujuan. Manusia
dalam usahanya untuk mencapai tujuannya akan membutuhkan transportasi sehingga perusahan
bisnis jasa yang bergerak dibidang transportasi akan mendapatkan keuntungan yang berlangsung
secara terus menerus dan jangka panjang. Namun dalam pengelolaannya, bisnis transportasi
harus mendapat penanganan serius agar tidak menimbulkan kerugian mengingat bisnis ini
memerlukan modal yang tidak sedikit.
PEMBAHASAN
Kegiatan ekonomi masyarakat adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan produksi,
distribusi, dan pertukaran kekayaan atau segala sesuatu yang bisa diperoleh dan berguna.
Manusia menggunakan sumber daya untuk memenuhi kebutuhannya akan pangan, papan, dan
sandang. Selain itu manusia dapat menggunakanya untuk kenikmatan, kenyamanan, dan
kesenangan. Oleh karena itu manusia tidak behenti untuk menyerbu sumber daya alam dimana
sja untuk membuat berbagai jenis barang yang diperlukannya walaupun sumber alam tidak
terdapat di semua tempat. Selanjutnya setelah melalui proses produksi, barang siap pakai perlu
dipasarkan.
Produksi itu sendiri merupakan bagian dari kegiatan ekonomi sumber daya alam dan
sumber daya manusia digabungkan dengan tujuanmenghasilkan barang yang dapat dipasarkan
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang produksi atau barang modal mempercepat produksi
dan meningkatkan hasil.
Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat.
Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia
dengan mengubah letak geografis orang maupun barang. Dengan transportasi, bahan baku
dibawa menuju tempat produksi dan hasil produksi dibawa kepasar atau tempat pelayanan
kebutuhannya seperti pasar, rumah sakit, pusat rekreasi, dan lain-lain.
Oleh karena itu, perlu adanya perusahaan yang mampu memfasilitasi keperluan
transportasi ini. Namun untuk mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa
transportasi ini, perlu manajemen yang mantap agar dalam proses pengelolaannya tidak
mengalami banyak kendala. Menurut ahli manajemen, manajemen memiliki beberapa fungsi
yaitu Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi.
1. PERENCANAAN (PLANNING)
Perencanaan adalah skema kegiatan atau cara yang dirumuskan sebelum melakukan
kegiatan agar tujuan dapat tercapai dengan maksimal. Perencanaan adalah kegiatan pertama yang
harus dilakukan dalam administrasi. Rencana merupakan serangkaian keputusan sebagai
pedoman pelaksanan kegiatan di masa yang akan datang. Rencana yang baik hendaknya
diarahkan kepada tujuan. Rencana secara jelas mengemukakan:
1. Apa yang akan dicapai
2. Mengapa hal itu perlu dikakukan
3. Bagaimana akan dilaksanakan
4. Kapan akan dilaksanakan
5. Siapa yang akan melaksanakan
6. Mengadakan penilaian
7.
Kemungkinan-kemungkinan apa yang dapat mempengaruhi pelaksanan dan kegiatan
mengadakan penyesuaian dan perubahan rencana.
Dalam membuat rumusan rencana, kita selalu dihadapkan dengan menganalisasituasi yang
berkaitan dengan sesuatu yang akan dibuat, maka rencana sering disebut dengan strategi yang
dalam aktualisasinya, lingkungan sering berubah atau berbeda dengan rencana yang telah
dirumuskan tersebut, penerapan strategi atau rencana ini sering disebut taktik atau tekhnik karena
konsep strategi atau rencana disesuaikan dengan lingkungan tempat strategi itu diterapkan.
Dalam bagian ini akan dijelaskan proses perencanaan pada perusahaan angkutan bermotor
dalam menyediakan jasa angkutan kepada masyarakat. Proses perencanaan ini akan dimulai
dengan merencanakan kapasita bus, penentuan jumlah kendaraan dan pendapatan, penjadwalan
bus, kinerja, dan standar pelayanan.
1. Area dan Gedung Pengoperasian
Sebagai perusahaan yang bergerak dibiang jasa transportasi, yaitu Bus antar kota-antar
propinsi maka memerlukan penanganan yang serius dari pemilik perusahaan dan seluruh staff
yang terlibat. Manajemen yang berfungsi sebagai alat untuk mengendalikan seluruh
pengoperasian termasuk staff, administrasi, peralatan fisik dan lain-lain, haruslah mempunyai
tempat yang bisa digunakan sebagai pusat segala aktifitas yaitu sekretariat.
Pemilihan area yang akanh digunakan sebagai sekretariat sangat sinkron dengan strategi
pemasaran, dalam hal ini pelayaanan. Oleh karenanya, ada beberapa prtimbangan untuk
menentukan tempat atau area, yaitu:
1. Letaknya strategis, yaitu mudah dijangkau oleh calon penumpang
2. Berada di pusat kota, dengan memposisikan perwakilam disetiap daerah
3. Lokasi yang bisa menampung beberapa kendaraan
Setelah lokasi atau srea pengoperasian ditentikan maka proses selanjutnya adalah
pembangunan gedung. Gedung dimaksudkan sebagai pusat layanan administrasi, gedung harus
berdekatan dengan tempat parkir kendaraan operasi dan gudang perlatan, gedung sebagai
sekretariat yang dibangun dengan berl;okasi dekat jalan raya, memungkinkan pefungsian
berganda, mungkin bis sekaligus dengan bengkelnya, pencucian kendaraan, penjualan spare part,
dan lain sebagainya.
2. Kapasitas
Tahap awal dalam menyusun perencanaan angkutan bus setelah pembangunan gedung
pengoperasian adalah menentukan kuantitas pelayanan yang dibutuhkan pada setiap rute atau
trayek yang akan dilayani. Penentuan jumlah bis yang dibutuhkan berdasarkan analisis trafik
penumpang pada setiap rute atau trayek yang akan dilayani. Dengan mengetahui kuantitas
pelayanan pada setiap rute, maka dapat diketahui jumlah bus yang akan dioperasikan dan jadwal
perjalanan. Karena kapasitas bus yang akan beroperasi harus mampu memberikan pelayanan
maksimal kepada pengguna, maka harus diusahakan kendaraan yang berfasilitas lengkap,
masalah harga tiket penumpang bisa ditentukan kemudian sesuai dengan jenis kendaraan dan
fasilitasnya dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian penduduk setempat, apakah
penduduk sebagai calon pengguna akan mampu membayar atau tidak dan apakah penumpang
akan merasa tiketnya mahal atau tidak.
3. Penentuan Jumlah Kendaraan dan Waktu Perjalanan
Jumlah kendaraan adalah jumlah bus yang akan dioperasikan dalam satu hari untuk satu
rute atau trayek. Bus membutuhkan modal yang besar dan biaya terkait lainnya. Agar efisien,
operator atau perusahaan harus berusaha memperkecil jumlah bus yang diperlukan untuk
dioperasikan pada setiap pelayanan.
Waktu perjalanan adalah waktu yang diperlukan oleh bus untuk melakukan perjalanan dari
satu ujung permulaan rute ke ujung akhir. Waktu perjalanan merupakan fungsi panjang rute.
Penjadwalan bus merupakan proses menyeluruh yang mencakup perencanaan operasi pelayanan
bus dengan memperkecil jumlah bus yang diperlukan.
Ada hubungan yang erat antara menentukan perjalanan apa yang perlu dioperasikan, yaitu
pembuatan daftar perjalanaan dan bagaimana perjalaanan dilakukan. Waktu perjalanan dalam
daftar perjalanan, umpamanya, bertepatan dengan jadwal perrjalan dan daftar perjalanan bus
perusahaan transport yang lain.
4. Koneksi dan Sosialisasi
Koneksi adalah orang atau lembaga yang diharapkan dapat berpartisipasi dalam perusahaan
jasa transportasi bus antar kota-antar propinsi yang akan didirikan. Sangat penting adanya
sosialisasi dari perusahaan agar saat perusahaan beroperasi, masyarakat sudah mengetahui
maksud dan tujuan kita membangun perusahaan jasa tersebut.
5. Perekrutan Karyawan
Setelah segala sesuatu yang berhubungan dengan fasilitas sudah dianggap selesai, proses
selanjutnya adalah mempersiapkan karyawan yang akan bekerja dalam perusahaan. Staff yang
akan disiapkan oleh pihak perusahaan berupa: manajer/ direktur, staff administrasi dan
sekretaris, staff pemasaran, staff operasi, security, dan staff umum.
2. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Sebenarnya pengorganisasian dalam makalah ini telah terjadi dari tahap awal hingga akhir.
Namun dalam makalah ini, penulis menggaris bawahi pembahasan pengorganisasian khusus
pada pengelolaan fasilitas dan pelayanan dengan mengesampingkan hal-hal lain karena makalah
ini penulis khusus membahas tentang manajemen jasa fasilitas atau pelayanan dalam sekretariat.
Di dalam organisasi, setiap anggota atau staff harus mengetahui peran dan peranan apa
yang ia duduki di dalam kerjasama tersebut. Ia harus mawas diri sejauh mana kemampuan yang
dimiliki baik pengetahuan maupun keterampilan. Apa dan di mana kedudukan yang diemban
dalam organisasi.
Pengorganisasian (Organizing) adalah proses dalam manajemen yang berupa pengawasanpengawasan dan penugasan, hal ini disebabkan pembagian kerja, secara vertikal maupun secara
horizontal. Tetapi kesemua itu tidak terlepas dari prosedur, proses dan tujuan yang hendak
dicapai dalam rangka kerjasama. Pembagian tugas dan pekerjaan merupakan asar dari organisasi,
sesuai dengan struktur yang telah ditetapkan yang nantinya setiap staff memelihara hubungan
baik antara fungsi-fungsi, faktor-faktor fisik dan tenaga yang ada.
Dalam organisasi diperlukan hubungan kerja sesuai dengan pembagian kerja dengan segala
tanggung jawab dan pertanggung jawaban. Kekuasaan dan tanggung jawab harus menyatu dalam
diri setiap orang yang menduduki sebuah jabatan. Kekuasaan dan tanggung jawab ibarat dua sisi
mata uang karena kekuasaan tanpa tanggung jawab adalah sewenang-wenang dan tanggung
jawab tanpa kakuasaan tidak berarti sama sekali.
A. Pembuatan Struktur Organisasi
Organisasi adalah pengelompokan manusia untuk bekerjasama dalam rangka mencapai
tujuan. Tanpa memandang ukuran dan bentuknya, setiap komponen organisasi harus tunduk pada
suatu pengendalian menyeluruh dan tanggung jawab pengambilan keputusan pada setiap tingkat
manajemen.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa struktur organisasi mempunyai tujuan bersama
yang dilakukan oleh anggota kelompok. Besar kecilnya organisasi merupakan faktor yang
penting untuk menentukan jumlah manajemen yang diperlukan. Ini akan berbeda-beda dari unit
operasi tunggal yang dimanajemeni oleh pemiliknya dengan dibentuk oleh kelompok kecil yang
setia.
Organisasi sebagai kerangka saja tidaklah cukup untuk melingkupi arti organisasi. Oleh
karena itu, organisasi juga diartikan sebagai proses yang akan menentukan aktivitas-aktivitas apa
yang akan dilakukan guna pencapaian suatu tujuan dan rencana dengan membagi-bagi dan
mengelompokkan staff-staff kedalam satuan-satuan tugas, Serta penetuan hubungan wewenang
antara orang-orang yang melakukan tugas dengan komunikasi yang jelas juga akan menghindari
timpang tindih tugas antar staff.
Mengingat hal tersebut maka sangat penting untuk membuat struktur organisasi sebelum
memulai segala aktifitas kelembagaan. Struktur organisasi yang dimaksud disini mencakup
hubungan antar staff dalam lingkup manajemen pelayanan dalam organisasi yang bergerak
dibidang jasa.
Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa transportasi diberbgi laokasi atau wilayah
sesuai dengan luasnya area jaringan rute yang dilayani, struktur organisasinya berdasarkan
wilayah, yaitu mempunyai perwakilan di lokasi beroperasinya suatu peusahaan transportasi
tersebut.
Struktur orgaisasi bisa berbentuk desentralisasi atau sentralisasi, serta organisasi garis (lini)
atau organisasi lini dan staff. Organisasi perusahaan transportasi, Secara sederhana terdiri atas:
1. Direktur Utama, sebagai pimpinan perusahaan yang membawahi beberapa direktu.
2.
Direktur pemasaran (niaga) bertugas membina pelaksanaan tugas perencanaan produksi,
pengembangan pasar, pelayanan penumpang dan barang, serta awak bus, Direktur pemasaran
mempunyai beberapa bagian yaitu bagian penjualan, bagian tarif, bagian promosi, dan bagian
pelayanan.
3. direktur Operasi bertugas mengatur pelaksanaan tugas keselamatan perjalanan, pengaturan awak
bus, perjalanan (trayek), penjadwalan keberangkatan, pengendalian pergerakan bus, dan
penyediaan bahan bakar. Direktur operasi membawahi beberapa bagian, yaitu bagian trnsportasi,
bagian pemeliharaan, dan bagian terminal.
4.
Direktur administrasi dan keuangan bertugas membina pelaksanan tugas dibidang personalia,
keuangan, dan bagian umum.
B. Penempatan Staff
Satu hal yang perlu di ingat adalah bahwa struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan
perusahaan, struktur organisasi harus fleksibel dalam menanggulangi perubahan, harus sesuai
dengan proses dan kegiatan dibeberapa bidang kerja dan harus juga sesuai dengan kebutuhan
daya kerja, yaitu sesuai dengan keterampilan dan pengetahuan, personalia dan iklim sosial,
dimana partisipasi sekarang, kepuasan kerja dn kekayaan kerja semuanya merupakan
prtimbangan yang penting.
Struktur organisasi yang kaku, yang mungkin baik memberikan uraian kerja tertentu pada
staff, malah bisa menghambat kegiatan perusahaan dan mengurangi inisiatif, motivasi dan
kreatifitas karyawan. Dengan demikian, idealnya, suatu keseimbangan harus dicapai: struktur
organisasi harus ada dan penting keberadaannya tapi tidak boleh kaku dan harus bisa
menyesuaikan dengan perubahan lingkungan sebaikbaiknya.
Setelah struktur organisasi terbentuk dan tenaga atau staff sudah tersedia, maka saatnyalah
untuk menempatkan orang-orang yang sudah direkrut untuk diposisikan sesuai dengan hasil
wawancara dengan pihak penerimaan staff.
Penempatan staff sama pentingnya dengan struktur organisasi, jika struktur organisasi
adalah kerangka maka orang yang mengisi struktur tersebut adalah nyawa atau roh dari struktur
tersebut. Karena struktur bukanlah apa-apa tanpa orang yang bergerak sesuai dengan struktur
yang ada.
3. PENGAWASAN (CONTROLLING)
Pengawasan didasarkan atas fungsi, bukan didasarkan atas kekuatan. Mungkin suatu waktu
pengawasan berhasil bila dilakukan dengan adanya kekuatan, tetapi jika kekuatan lemah, maka
pengawasan tidaklah berarti. Jadi pengawasan tergantung pada sistem tertentu.
Pengawasan merupakan kegiatan pokok dari manajemen agar segala pekerjaan dapat
dilaksanakan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang telah digariskan. pengawasan harus
dilakukan secara sistematis dan terus menerus. Sesuatu masalah dapat dipecahkan dan
pemecahannya tersebut akan menimbulkan masalah baru lagi, demikian pula dengan
pengawasan. Berbagai tindakan telah dilakukan tetapi tanpa dilakukan pengawasan lanjutan akan
menimbulkan tendensi penyimpangan baru.
Untuk memudahkan pengawasan mengenai kinerja perusahaan transportasi maka harus ada
pelaporan-pelaporan dari pihak manajemen kepada pihak pemilik modal atau dari sopir dan
tenaga lapangan kepada manajer atau pimpinan yang lebih tinggi. Laporan-laporan yang
disampaikan adalah mulai dari segala sesuatu yang berhubungan dengan aktifitas pelayanan
sampai kepada manajemen, administrasi, keuangan dan kinerja staff serta kendala-kendala yang
dihadapi dilapangan.
Laporan-laporan dapat dilakukan setiap minggu, setiap bulan, atau setiap tahun. Namun
akan lebih baik jika laporan mengenai kondisi perusahaan, interaksi antar staff dilakukan setiap
minggu, sementara laporan mengenai adminstrasi, keuangan, dan kondisi lingkungan operasi
serta kenyaman atau kendala-kendalanya dilakukan setiap bulan, khusus untuk manajemen,
program kerja dan realisasinya, dan kinerja staff mulai dari pimpinan sampai staff terendah
dilakukan setiap tahun. Namun hal ini cukup djadikan acuan proses saja karena akan lebih baik
jika pelaporan dilakukan secepatnya saat ada permasalahan agar permasalahan yang ada tidak
menjadi besar karena lambat diatasi.
Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berupa bagan-bagan, formulir-formulir, nota-nota,
catatan-catatan, laporan-laporan, kunjungan-kunjungan, apakah semua itu sesuai atau tidak
dengan norma, kaedah, ketentuan, ukuran, timbangan atau kriteria sebagai tolok ukur. Dari hasil
pengawasan tersebut akan dapat diambil suatu penilaian atau evaluasi.
4. EVALUASI (EVALUATION)
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sampai dimana tujuan yang telah ditetapkan dapat
dicapai, kegiatan mana yang belum diselesaikan atau yang sedang dalam proses penyelesaian
dan kendala-kendala apa yang dihadapi serta merumuskan strategi untuk mengantisipasi
kesalahan-kesalahan yang terjadi. Kegiatan evaluasi ini meliputi, antara lain:
a.
Mempelajari perkembangan usaha atau kegiatan secara terus-menerus dengan cara-cara
pemantauan (pengawasan), sehingga dapat diketahui dengan segera segala sesuatu faktor yang
menghambat dan faktor-faktor pendukung dalam kegiatan tersebut.
b.
Mengadakan pengukuran tingkat keberhasilan suatu kegiatan sesuai dengan program-program
tertentu.
c.
Mengadakan berbagai usaha untuk memecahkan hambatan-hambatan yang timbul demi
kelancaran kegiatan yang dijalani.
Ada ungkapan bahwa evaluasi tidak berarti mencari-cari kesalahan, tetapi memperbaiki
bila diteruskan kesalahan. Ibarat seorang dokter, ia harus mengetahui dulu penyakit pasiennya
baru kemudian ia mampu untuk memberikan obat agar si pasien dapat cepat sembuh dari
penyakitnya. Begitu pula perusahaan atau organisasi yang bergerak dibidang jasa sekalipun,
harus mengetahui permasalahan yang ada baru bisa mencarikan solusi yang akan diambil guna
menyelesaikan masalah tersebut.
Sifat perbaikan dapat dalam bentuk pengarahan, bimbingan, petunjuk dan lain-lain. Begitu
juga evaluasi, ia bersifat dimensional, artinya bukan saja melihat kebelakang mengevaluasi apa
yang sedang terjadi. Tetapi juga perkiraan-perkiraan tentang apa yang akan terjadi di masa
depan.
Setiap permasalahan yang ditemukan dilapangan akan dibahas dalam rapat-rapat yang
ditentukan dan disesuaikan dengan waktu luang. Rapat-rapat yang dimaksud adalah rapat harian
yaitu satu kali dalam satu minggu, rapat bulanan yaitu rapat diadakan satu kali dalam satu bulan,
rapat tahunan yaitu rapat yang diadakan sekali setip tahun. Berarti dalam satu bulan ada 4 kali
rapat harian, dalam satu tahun ada 12 kali rapat bulanan dan satu kali rapat tahunan. Rapat harian
membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan sehari-hari, rapat bulanan
membahas tentang perjalanan organisasi selama satu bulan dan hal-hal yang berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi olah organisasi secara menyeluruh sementara rapat tahunan
membahas tantang realisasi program kerja yang telah ditentukan, membahas tentang startegistrategi yang akan diterapkan guna tercapainya tujuan organisasi dan membuat program kerja
yang baru yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang sering berubah-ubah.
PENUTUP
KESIMPULAN
Kegiatan organisasi adalah bagaimana kita menerapkan manajemen dengan fungsifungsinya, dan segala kegiatan akan sukses jika dijalankan dengan manajemen yang bagus dan
terrencana. Sesuatu hal yang diinginkan akan dapat dicapai apabila dilakukan dengan rencana
dan strategi yang mantap dan tentunya dengan semangat serta loyalitas dan konsisten terhadap
keinginanan untuk mencapainya.
Dalam menggerakkan organisasi, manjemen adalah penggerak utama dengan berbagai
fungsinya, namun fungsi manajemen bukan hanya sebatas perencanaan saja lebih dari itu juga
termasuk pengorganisasian, penggerakkan, pengawasan, dan evaluasi, seluruh fungsi manajemen
tersebut akan penulis jadikan sebagai alat manajemen dalam rangka pencapaian tujuan yang
ingin saya capai.
Suatu rencana adalah skema kegiatan, atrategi, atau cara untuk melakukan kegiatan atau
berusaha
mencapai tujuan tertentu. Sebagai salah satu fungsi manajemen, rencana sangat
berpengaruh terhadap sukses tidaknya sebuah kegiatan yang memerlukan manajemen. Oleh
karena itu manajemen akan berjalan dengan baik apabila kegiatan dilakukan dengan betul-betul
terrencana.
DAFTAR PUSTAKA
Widjaya A.W. ”Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen” Jakarta: Penerbit PT Bina Aksara,
1987
Hughes, Chris & Praty R. Dean, ”Manajemen Produksi dan Operasi” Semarang: Penerbit
Dahara Prize, 1996
Nasution, H.M.N. ”Manajemen Jasa Transportasi” Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996
Firman B. Aji dan S. Martin Sirait.”Perencanaan dan Evaluasi (Suatu Sistem Untuk Proyek
Pembangunan)” Jakarta: Bina Aksara, 1982
Dharma, Agus ”Manajemen Prestasi Kerja” Jakarta: CV Rajawali, 1985