Academia.eduAcademia.edu

Membangun wawasan dunia Kristen

2023, Mintoni Asmo Tobing

tugas Kuliah

1 TUGAS BACA BUKU MEMBANGUN WAWASAN DUNIA KRISTEN VOL. 1& 2 Penulis Buku: W. Andrew Hoffecker Nama Mahasiswa: Mintoni A. Tobing NIM: 2019.5.056 Program : Doktor Teologi Pengampu: Dr. Antonius Tarigan SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BERITA HIDUP 2 1. Pendahuluan Sebelum membahas mengenai wawasan dunia dalam buku “membangun wawasan dunia Kristen” yang ditulis oleh W. Andrew Hoffecker, perlu memahami pendahuluan tentang wawasan dunia. Wawasan dunia seseorang adalah kumpulan presuposisi-presuposisi dan keyakinankeyakinannya tentang realitas yang mewakili pandangan totalnya tentang kehidupan. Tidak seorang pun yang tidak memiliki kepercayaan-kepercayaan fundamental seperti itu, akan tetapi banyak orang menjalani kehidupan mereka tanpa menyadari presuposisi-presuposisi mereka. Karena presuposisi pada level yang tidak disadari, berbagai presuposisi ini tetap tak teridentifkasi dan tidak diselidiki. Akibatnya adalah orang-orang tidak dapat mengenali bagaimana wawasan dunia mereka mengatur setiap dimensi kehidupan mereka : kehidupan intelektual (apa yang mereka percayai sebagai kebenaran tentang diri mereka sendiri dan tempat mereka dalam sejarah); kehidupan fisik (bagaimana mereka memperlakukan atau salah memperlakukan tubuh itu dengan makan, tidur dan olahraga); kehidupan social (bagaimana mereka berinteraksi dengan teman dan musuh, orang kaya dan orang miskin, orang kuat dan orang lemah); kehidupan ekonomi (bagaimana mereka bekerja dan bagaimana mereka memakai upah mereka) dan kehidupan moral (panduan dan kewajiban etika apa yang mengarahkan pikiran mereka dalam keadilan dan isu-isu seperti aborsi dan eutanhasia. Karena wawasan dunia seseorang memegang begitu banyak pengaruh atas dirinya, cukup sulit untuk menyelidiki wawasan dunianya. Sama seperti seseorang tidak dapat keluar dari dirinya sendiri supaya dapat menatap matanya sendiri atau mendengar dirinya sendiri berbicara, demikian juga menganalisis secara kritis gagasan-gagasan yang telah menjadi bagian dari diri kita berarti memaksa kita melewati batas-batas objektivitas kita. Tetapi proses yang melaluinya kita memikirka ide-ide kita adalah suatu kapasitas unik yang diberikan kepada kita oleh Allah. Salah satu penulis Alkitab mengumpamakan kapasitas kita untuk melampaui diri seperti melihat diri kitasendiri ke dalam sebuah cermin yang memungkinkan kita untuk mengevaluasi dan menguah diri kita berdasarkan pada apa yang kita lihat. Mengevaluasi wawasan dunia kita menghasilkan penemuan akan akar-akar yang menjadi dasar bagi apa yang kita katakana, pikirkan, dan lakukan. Kita dapat secara sadar mengubah nilai-nilai dasar kita hanya setelah kita memahaminya. Dalam buku ini berusaha menerangkan beberapa wawasan dunia dasar dan menolong para mahasiswa untuk memformulasikan presuposisi-presuposisi mereka sendiri tentang kehidupan. Hal dasar ini adalah bagian yang harus dilakukan dalam Pendidikan, meskipun hal ini berada di bawah permukaan perkembangan perkuliahan, hari demi hari. Para pengajar dalam setiap disiplin akademis mendasarkan kuliah-kuliah mereka pada asumsi-asumsi tentang natur dari realitas. Presuposisipresuposisi mereka mempengaruhi pemilihan materi mereka, bagaimana mereka Menyusun argument-argumen mereka, dan bagaimana mereka mengevaluasi berbagai ide. Misalnya pernyataan-pernyataan dalam ilmu fisika tentang hukum-hukum fisika menganggap 3 alam semesta ini konsisten dan stabil. Para imuwan juga mengasumsikan keandalan metode ilmiah dan akal sehat mereka dalam mengumpulkan dan menganalisis data-data. Para pakar kimia bergantung pada hubungan yang konstan antara unsur-unsur yang mereka gunakan. Mereka percaya bahwa mereka tidak akan memperoleh sulfur dengan mencampurkan nitrat dan oksigen. Dalam ilmu ekonomi, nilai emas yang dinilai sebagai uang berdasarkan pada kepercayaan bahwa orang-orang akan selalu menganggap logam mulia ini berharga. Wawasan dunia juga memainkan peran yang sering tidak disasari tetapi vital dalam ilmu-ilmu social. Kebanyakan sosiolog misalnya menerima beberapa asumsi besar: metode-metode empiris dapat dipakai untuk mempelajari perilaku manusia; perilaku manusia dapat diukur secara statistik dan dikategorisasikan ke dalam hukum-hukum ; struktur-struktur social lebih signifikan dari pada individu-individu dalam mempengaruhi perkembangan kultural; lingkungan social memainkan peran yang lebih besar dari pada warisan biologis dalam membentuk kehidupan seseorang; dan moralitas timbul dari adat kebiasaan manusia, bukan dari absolut ilahi. Dua pokok tela mendominasi wawasan dunia barat. Yang satu adalah teologi, studi tentang Allah. Termasuk dalam topik ini adalah debat-debat tentang eksistensi Allah, diskusi tentang atribut -atribut Allahatau karakteristikserta hubunganya dengan tatanan ciptaan, dan hubungan Allah dengan manusia. Pokok kedua adalah antropologi, studi tentang manusia. Pertanyaanpertanyaan tentang topik ini difokuskan pada natur manusia dan dampaknya pada Tindakantindakan manusia, kemampuan manusia dan masyarakat untuk mencapai kemajuan, hubungan manusia dengan lingkungan fisik dan sosialnya, sebab-sebab kejahatan dan penderitaan, dan apakah sejarah manusia mempunyai makna transenden. Dua pemahaman besar dari isu-isu ini terus bercokol pada peradaban barat. Dalam berbagai zaman, pemikiran dan tindakan manusia adalah antroposentris, atau berpusat pada manusia. Selama periode-periode ini, banyak orang atau kelompok berpendapat bahwa pengalaman rasio atau kapasitas manusia lainya adalah penentu yang ultimate bagi segala ide dan nilai. Era Yunani klasik dan modern adalah contoh-contoh yang bagus tenang masa-masa Ketika kepercayaan terhadap otonomi manusia telah mendominasi dan mengarahkan semua pemikiran. Namun pada masa-masa lainya pemikiran dan perilaku manusia adalah theosentris, menegaskan bahwa Allah telah memberikan melalui penyataan atau aktivias supernatural lainya, suatu standar absolut atau transenden bagi ide-ide, nilai-nilai dan perilaku manusia. Masa-masa Alkitabiah abad pertengahan dan reformasi adalah masa-masa yang sangat penting Ketika filsafat dan teologi berpusat pada Allah. Masa-masa antroposentris ditandai oleh perpecahan dan kemerosotan pikiran. Dalam masa-masa Ketika tidak ada cita-cita transenden yang mendominasi kebudayaan, para pemikir individual dan mazhab-mazhab pemikiran berjuang untuk memperoleh pengakuan dan penerimaan publik. Seringkali peradaban barat tela merosot selama masa-masa seperti itu karena masyarakat tidak memiliki dasar yang memeprsatukan dan koheren. 4 2. Pokok-Pokok Pikiran Humanisme Yunani Klasik Orang-orang Yunani yang hidup dalam sepuluh abad sebelum kelahiran Kristus berpikir tentang dewa-dewa sama seperti bangsa-bangsa kuno lainya. Mereka menyembah dewa-dewa alam seperti Demeter (dewi gandum), Poseidon Phytalmos (dewa pertumbuhan tanaman), dan para dewa kebajikan (yang memebri segala peningkatan). Mereka menghormati dewa-dewa yang Sebagian atau seluruhnya berbentuk seperti binatang yang mengendalikan kekuatan-kekuatan alam ganas. Karena mereka percaya bahwa kehidupan mereka dipengaruhi oleh kekuatankekuatan alam seperti itu, maka orangoorang Yunani mencari bantuan dari para dewa dengan pemahaman bahwa dew-dewa itu dapat disenangkan. Menjelang abad ke enam SM, orang-orang Yunani cenderung melukiskan dewa-dewa itu dalam bentuk manusia. Para dewa olimpus yang mengandung ciri-ciri para dewa local Yunani dan para dewa yang dibawa oleh bangsa-bangsa yang bermigrasi ke Yunani dari utara dan timur menjadi symbol kuasa. Zeus adalah ayah dari para dewa dan manusia. Kebangkrutan spiritual budaya Yunani dan tidak memadainya konsepsi-konsepsi Yunani tentang manusia dan Allah menjadi jelas dalam tahun-tahun sesudah plato dan Aristoteles. Suatu kegagalan terlihat. Rasio tidak terlihat menyelamatkan manusia dan masyarakat. Manusia tidak terlihat rasional dan baik secara esensial seperti yang telah diajarkan oleh plato dan Aristoteles, dan masyarakat tidak menjadi semakin sempurna. Sebaliknya, suatu keadaan kekacauan meliputi masyarakat Yunani setelah alexander agung (356-323 SM) menyebarluaskan filsafat Yunani di seluruh dunia kuno. Sementara itu, sentra-sentra Pendidikan baru dibagian-bagian lain dari dunia kuno menantang kepemimpinan intelektual Yunani. Walaupun stoisisme pada akhirnya menjadi suatu kekuatan yang besar dalam sejarah, pengaruhnya tidak cukup untuk menghidupkan Kembali budaya Yunani. Sasaran-sasaranya tentang kebajikan dan kesempurnaan terlalu tinggi bagi orangorang untuk dicapai dengan kekuatan dan rasio mereka sendiri. Mazhab ke dua yang berusaha mengisi kehampaan sesudah plato dan Aristoteles adalah kaum sinik. Sementara kaum sinik mulamula menekankan pada pengekangan terhadap keinginan, tetapi kaum sinik belakangan juga mengkritik kepercayaan kepada dewa-dewa, di samping juga ilmu pengetahuan dan kebudayaan tradisional. Usaha ketiga untuk memberikan jawaban-jawaban selama masa kemerosotan kultural ini adalah epikuraenisme. Epikoros (341-270) mengajar di Colophon, di Mitylene, di Lampacus dan akhirnya di taman di atena. Ia menulis kira-kira dua ratus buku, tetapi sangat sedikit yang masih tersisa. Epikuros menolak banyak gagasan Yunani tradisional tentang para dewa. Walaupun ia percayapada keberadaan banyak dewa yang vmempunyai bentuk, ciri-ciri khas, dan efektivitas manusia, ia berpendapat bahwa mereka tidak terlibat dalam urusan-urusan manusia. Tidak mengherankan jika skeptisisme hidup Kembali dalam atmosfir seperti itu. Ketidakpastian tentang Allah mau tidak mau menyebabkan ketidakpastian tentang manusia dan pengetahuan, sama 5 seperti pengetahuan tentang Allah menyebabkan penilaian yang salah tentang manusia dan pengetahuan. Perjanjian baru : kovenan penebusan dalam Yesus Kristus Yesus Kristus dating sebagai Allah-manusia untuk memberikan dirinya sebagai pengganti hukuman melalui kematian bagi dosa-dosa manusia. Ia bangkit Kembali untuk membuktikan keotentikan klaim-klaim ilahi-Nya dan berita penebusan-Nya. Kovenan ini telah dijanjikan sejak kejatuhan adam sebagai cara untuk mengembalikan umat manusia ke dalam hadirat Tuhan yang menyelamatkan. Wawasan dunia Alkitabiah menyajikan Injil Yesus Kristus sebagai kabar baik sejati bagi semua kita yang diperbudak oleh natur dos akita. Namun sama, sama seperti seorang yang sedang sekarat karena kanker yang harus menerapkan secara pribadi cara penyembuhan yanh baru ditemukan, demikian juga kabar baik tidak aka nada artinya bagi orang yang mnegidap kanker rohani apabila mereka tidak menginternalisasikan kabar baik itu dengan secara pribadi menerima Yesus sebagai penebus dan Tuhan mereka sendiri. Wawasan dunia Kristen mendorong kita untuk memproklamasikan Injil sebagai tawaran penebusan Allah bagi umat manusia berdosa. Wawasan dunia sintesis abad pertengahan: TrinitarianismeAgustinus Ketika masih muda ia berpikir tentang Allah sebagai satu pribadi tak kelihatan yang dapat menolongnya lolos dari pemukulan di sekolah. Ketika ia berumur duapuluhan, Agustinus mendapati Allah itu diam secara misterius. Selama tahun-tahun itu ia bergumul dengan pertanyaan-pertanyaan filosofis yang berat, yang terbesar diantaranya adalah bagaimana hubungan antara substansi material dan realitas spiritual atau bagaimana hubungan antara hal menjadi (becoming) dan keberadaan (being). Setelah pertobatanya ia lambat laun sampai pada satiu pemahaman yang matang tentang Allah alkitab. Pengajaran agustinus tentang dosa dan anugerah menunjukkan perbedaan yang kontras antra pemikiran Yunani dan Kristen. Pemikiran bahwa manusia dapat mengenal dan memperoleh kebaikan oleh dirinya sendiri adalah sangat bodoh, demikian pendapat agustinus. Gagasan Yunani (dan pelagus) bahwa manusia dapat menyempurnakan dirinya sendiri melalui pengetahuan, Pendidikan, atau kekauatan kehendak bertentangan dengan Alkitab dan pengalaman manusia. Scolastisisme abad Pertengahan:Sintesis Thomistis Kekristenan abad pertengahan sebelum Aquinas Sebagian besar merupakan campuran antara pemikiran platonic dan Alkitabiah. Para bapa gereja mula-mula dalam tiga abad pertama menekankan realitas spiritual dengan mengorbankan realitas jasmaniah. Para teolog periode ini berusaha di atas segalanya untuk menyingkapkan unsur spiritual dari nas-nas alkitab. Mereka menekankan pada spekulasi teori-teori yang abstrak dan merendahkan aspek-aspek dunia yang konkrit dan nyata. Mengembangkan jiwa misalnya dipandang begitu penting sehingga tubuh dianggap hanyalah suatu penutup yang dibuang pada saat kematian. Sintetis scolastik Thomas berdasarkan pada penghargaanya kepada Aristoteles. Sampai pada abad ke tigabelas Aristoteles 6 tidak dikenal di eropa karena tulisan-tulisanya tidak diterjemahkan ke dalam Bahasa latin. Selama berabad-abad perspektif-perspektif platonic dan agustinian telah mendominasi kehidupan intelektual. Penemuan Kembali akar Alkitabiah: Reformasi Istilah reformasi menunjukkan bahwa orang-orang seperti Marthin Luther di jerman, dan John Calvin di Swiss secara terang-terangan menolak banyak ide dari zaman pertengahan. Mereka berusaha menegakan Kembali doktrin dan kehidupan rohani kekristenan perjanjian baru dalam gereja abad ke enambelas. Sebab itu, reformasi pada dasarnya adalah suatu pemulihan spiritual ide-ide alkitabiah.s ecara spesifik, para pemimpinnya menolak mentalitas sintesis yang telah mendominasi pemikiran Kristen selama berabad-abad. Dari Renaisance ke zaman Naturalisme Sementara luther, calvin, dan orang-orang protestan lain di eropa utara bergumul dengan masalah-masalah mereformasi doktrin dan kehidupan gereja Kristen, satu Gerakan besar lainya, renaissance, sudah berjalan cukup lama di eropa selatan. Seperti reformasi, renaissance berusaha menemukan suatu fondasi yang dapat memberi makna dan kesatuan bagi seluruh kehidupan. Karena dua Gerakan ini memberi jawaban-jawaban antithesis bagi pertanyaan-pertanyaan dasar yang sama, mereka harus dipandang dan dipertimbangkan Bersama-sama. Epistemologi Epistemologi adalah studi tentang pengetahuan natur dan cakupanya, sarana untuk memperoleh dan memverifikasi pengetahuan itu, dan presuposisi-presuposisi yang mendasarinya. Ide tentang penelitian proses-proses pikiran kita sendiri tidak kalah menantangnya dengan tantangan kita sebelumnya untuk mengkaji unsur-unsur teologis dan antropologis dalam wawasan-wawasan dunia kita. Tetapi kita semua memakai berbagai metode untuk mengetahui setiap harinya, dan adalah hal yang penting bahwa kita menjadi sadar tentang bagaimana dan mengapa kita dapat mengetahui bahwa sesuatu itu benar. Yang paling penting bagi setiap sistem pengetahuan adalah titik tolaknya. Berdasarkan definisinya, presuposisi-presuposisi adalah ideide yang menjadi suposisi-suposisi yang dimiliki terlebih dahulu oleh seseorang dalam segala pemikiranya. Ide-ide ini tidak hanya memberikan suatu titik tolak bagi pemikiran, tetapi juga menentukan metode yang denganya pengetahuan diperoleh dan sasaran yang dituju oleh pengetahuan tersebut. Rasionalisme dan empirisisme Para pakar abad ke tujuh belas menggunakan penolakan mereka terhadap semua otoritas, khususnya otoritas ilahi dan eklesiastikal, untuk mendasari pencarian mereka akan sumber kepastian pada manusia sebagai ganti Allah. Mereka meninggikan otonomi manusia sampai pada status kepercayaan dogmatis. Dua alternatif dasar, rasionalisme dan empirisisme masing-masing 7 mengambil rasio manusia dan pengalaman manusia sebagai dasar dan autentikator ultimat bagi pengetahuan. Wawasan dunia Timur Dekat Kuno dan Yunani Pandangan-pandangan yang dibahas pada bagian ini adalah kosmologi orang-orang mesir, Mesopotamia, dan Kanaan kuno. Walaupun ketiga sistem itu mempunyai perbedaan-perbedaan yang nyata ketiganya bertumpu pada prinsip-prinsip dasar yang sama. Ketiganya percaya kepada politheisme. Kosmologi Sejarah: dari penciptaan sampai konsumasi Konsepsi alkitabiah tentang alam semesta berbeda secara radikal dengan kosmologi mitos dan kosmologi Yunani kuno. Sementara orang-orang mesir dan Mesopotamia kuno berusaha menjelaskan struktur dan operasi alam semesta melalui para dewa yang dipersonifikasikan dalam alam, alkitab berbicara tentang satu Allah pencipta yang terpisah dari alam semesta. Sementara orang-orang kafir kuno secara spekulatif berusaha mencari unsur-unsur yang menata alam semesta secara internal, alkitab menyajikan suatu kekuatan eksternal yang menciptakan menopang kosmos. Karena baik perjanjian lama maupun perjanjian baru menegaskan sudut pandang ini, kita akan mengkaji pengajaran masing-masing perjanjian secara terpisah dan secara ekstensif. Wawasan dunia modern Dalam empat abad terakhir telah terjadi perubahan-perubahan luar biasa dalam apa yang diajarkan dalam sentra-sentra pembelajaran barat tentang Gerakan-gerakan langit, substansisubstansi dasar, dan penciptaan langit dan bumi. Konsepsi-konsepsi baru tentang kosmos memimpin pada pandangan-pandangan baru tentang Allah pencipta dan hubungannya dengan dunia yang telah dijadikanNya. Teologi dan kosmologi seseorang saling berhubungan. Jika anda percaya pengajaran alkitabiah bahwa Allah membawa alam semesta ke dalam eksistensi dan bahwa ia telah menciptakan dan memanfaatkan proses-proses yang deterministis dan yang kelihatanya acak, maka anda akan melihat “hukum-hukum alam” sebagai bukti karya penciptaan Allah. Dalam bekerja sebagai seorang ilmuwan untuk menemukan pola-pola ini dan melihat apa yang mereka siratkan, anda akan berusaha untuk memikirkan pikiran-pikiran Allah menurut dia. Pada saat yang sama, anda akan percaya bahwa mujizat-mujizat seperti yang tercatat dalam alkitab adalah peristiwa-peristiwa yang dinyatakan, yang melaluinya Allah sedang menjalankan rencana penebusanNya, dan bahwa mujizat-mujizat ini justru memperbesar, bukan mengecilkan nilai penciptanya. Presuposisi Theologis Hal yang paling fundamental bagi naturalism adalah penyangkalan terhadap setiap hal yang metafisis. Realitas seluruhnya terdiri dari entitas-entitas natural yang terbatas (finit) yang dapat dirasakan oleh indra kita. Dalam kosmologi mereka, para naturalis menyatakan bahwa tidak 8 ada apa-apa di luar alam, alam adalah suatu sistem yang tidak bergantung pada apapun, suatu sistem sebab dan akibat yang tertutup. Tidak ada pribadi, kekuatan, atau pengaruh yang transenden yang eksis di luar alam objek-objek empiris. Pandangan ini menimbulkan suatu pernyataan etis yang disuarakan lama sebelumnya oleh plato. Apakah sesuatu baik secara etis karena Allah telah menetapkannya begitu, atau apakah Allah hanya mengakui dan memproklamasikan kebaikan moral tentang apa yang secara hakiki baik. Segala bentuk naturalisme secara tajam berbeda dengan theism dalam menjawab pertanyaan dasar ini. 3. Analysis dan Argumen Setiap orang memiliki wawasan dunia, yaitu keyakinan-keyakinan fundamental atau keyakinan yang mendasar yang mewarnai setiap aspek kehidupan kita. Wawasan tersebut lahir berdasarkan resuposisi-presuposisi yang tentuya telah terleih dahulu mempengaruhi kita. Pemikiran, perasaan, pekerjaan, waktu luang, nilai-nilai, sikap, dan tujuan hidup kita. Dalam membangun wawasan dunia Kristen, kita harus menyadari pengaruh-pengaruh lingkungan sekitar kita dan apa yang Alkitab katakanberkenaan dengan isu-isu dan tantangan-tantangan yang kita hadapi setiap hari. Membangun wawasan dunia Kristen tidak dapat dipisahkan dengan bukti-bukti sejarah mengenai perbuatan Tuhan di masa lampau, yang mana dalam memahami peristiwa tersebut kita dapat membanguns sebuah konsep wawasan dunia Kristen Bagi saya, membangun wawasan dunia Kristen memang tidak bisa dipisahkan dari rentetan sejarah kekristenan mulai abad mula-mula, pertengahan, reformasi, bahkan pada masa modern, namun membangun wawasan dunia Kristen haruslah didasari dengan doktrin yang benar, doktrin yang benar harus berdasarkan alkitab yang masuk dalam kanonisasi. Hal yang paling mendasar dari itu adalah membangun wawasan dunia Kristen haruslah dimulai dari pengenalan akan Tuhan yang benar. Ketika memulainya dari situ, maka semua informasi sejarah, bahkan konsep-konsep yang ditemukan dalam perjalanan sejarah termasuk pada saat reformasi gereja itu semua akan meneguhkan iman kita tentang perbuatan Tuhan di masa lampau. Dimana Tuhanmmepertahankan gerejaNya, melalui orang-orang yang tetap berdiri dalam dogma yang benar. Sangat disayangkan jika seseorang membangun wawasan dunia Kristen hanyab berlandaskan sejarah belaka. Oleh sebab itu, saya juga ingin memberikan komentar terhadap buku ini, dalam dua volume saya belum melihat bagaimana wawasan dunia pada masa kebangunan rohani, dimana pada masa itu terjadi kebangunan rohani besar-besaran. Hal itu seharusnya dimuat sehingga kita semakin dapat melihat bagaimana perjalanan iman Kristen pada masa itu, serta apa yang mendasari terjadinya kebangunan rohani. 9 4. Kesimpulan Dalam buku volume 2 juga Kembali dibahas mengenai alam semesta, masyarakat dan etika. Topik-topik tersebut sangat bersangkut paut dengan kehidupan orang Kristen, seperti membicarakan asal-usul alam semesta dimana penciptaan awal dimulai, juga isu-isu kehidupan ekonomi, keadilan social, pro dan kontra tentang aborsi dan euthanasia. Dalam masing-masing isu yang dibahas dapat ditemukan perspektif masing-masing. Buku wawasan dunia baik volume 1 dan 2 ditulis oleh orang yang sangat memahami sejarah kekristenan serta sejarah konsep atau teologi. Ketika membaca kedua buku ini, kita akan memahami kronologis pemikiran Kristen dalam setiap zamannya, serta apa saja yang menjadi ancaman dari teologi Kristen tersebut. Bukan hanya belajar sejarah, dan teologinya, kita juga akan dapat membangun wawasan dunia Kristen kita yang tentunya bertumpu pada kebenaran sejarah, kebenaran doktrin alkitab, serta tantangan-tantangan yang ada pada setiap pergerakan kekristenan baik sejak sebelum Yesus lahir, pada masa gereja mula-mula, abag pertengahan, reformasi, sampai pada masa modern. Akhirnya saya hanya akan mengatakan bahwa buku ini memperkaya pemahaman saya tentang wawasan dunia Kristen.