1
TUGAS BACA BUKU
MEMBANGUN WAWASAN DUNIA KRISTEN VOL. 1& 2
Penulis Buku: W. Andrew Hoffecker
Nama Mahasiswa: Mintoni A. Tobing
NIM: 2019.5.056
Program : Doktor Teologi
Pengampu: Dr. Antonius Tarigan
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BERITA HIDUP
2
1. Pendahuluan
Sebelum membahas mengenai wawasan dunia dalam buku “membangun wawasan dunia
Kristen” yang ditulis oleh W. Andrew Hoffecker, perlu memahami pendahuluan tentang wawasan
dunia. Wawasan dunia seseorang adalah kumpulan presuposisi-presuposisi dan keyakinankeyakinannya tentang realitas yang mewakili pandangan totalnya tentang kehidupan. Tidak
seorang pun yang tidak memiliki kepercayaan-kepercayaan fundamental seperti itu, akan tetapi
banyak orang menjalani kehidupan mereka tanpa menyadari presuposisi-presuposisi mereka.
Karena presuposisi pada level yang tidak disadari, berbagai presuposisi ini tetap tak teridentifkasi
dan tidak diselidiki. Akibatnya adalah orang-orang tidak dapat mengenali bagaimana wawasan
dunia mereka mengatur setiap dimensi kehidupan mereka : kehidupan intelektual (apa yang
mereka percayai sebagai kebenaran tentang diri mereka sendiri dan tempat mereka dalam sejarah);
kehidupan fisik (bagaimana mereka memperlakukan atau salah memperlakukan tubuh itu dengan
makan, tidur dan olahraga); kehidupan social (bagaimana mereka berinteraksi dengan teman dan
musuh, orang kaya dan orang miskin, orang kuat dan orang lemah); kehidupan ekonomi
(bagaimana mereka bekerja dan bagaimana mereka memakai upah mereka) dan kehidupan moral
(panduan dan kewajiban etika apa yang mengarahkan pikiran mereka dalam keadilan dan isu-isu
seperti aborsi dan eutanhasia.
Karena wawasan dunia seseorang memegang begitu banyak pengaruh atas dirinya, cukup
sulit untuk menyelidiki wawasan dunianya. Sama seperti seseorang tidak dapat keluar dari dirinya
sendiri supaya dapat menatap matanya sendiri atau mendengar dirinya sendiri berbicara, demikian
juga menganalisis secara kritis gagasan-gagasan yang telah menjadi bagian dari diri kita berarti
memaksa kita melewati batas-batas objektivitas kita. Tetapi proses yang melaluinya kita
memikirka ide-ide kita adalah suatu kapasitas unik yang diberikan kepada kita oleh Allah. Salah
satu penulis Alkitab mengumpamakan kapasitas kita untuk melampaui diri seperti melihat diri
kitasendiri ke dalam sebuah cermin yang memungkinkan kita untuk mengevaluasi dan menguah
diri kita berdasarkan pada apa yang kita lihat. Mengevaluasi wawasan dunia kita menghasilkan
penemuan akan akar-akar yang menjadi dasar bagi apa yang kita katakana, pikirkan, dan lakukan.
Kita dapat secara sadar mengubah nilai-nilai dasar kita hanya setelah kita memahaminya.
Dalam buku ini berusaha menerangkan beberapa wawasan dunia dasar dan menolong para
mahasiswa untuk memformulasikan presuposisi-presuposisi mereka sendiri tentang kehidupan.
Hal dasar ini adalah bagian yang harus dilakukan dalam Pendidikan, meskipun hal ini berada di
bawah permukaan perkembangan perkuliahan, hari demi hari. Para pengajar dalam setiap disiplin
akademis mendasarkan kuliah-kuliah mereka pada asumsi-asumsi tentang natur dari realitas.
Presuposisipresuposisi mereka mempengaruhi pemilihan materi mereka, bagaimana mereka
Menyusun argument-argumen mereka, dan bagaimana mereka mengevaluasi berbagai ide.
Misalnya pernyataan-pernyataan dalam ilmu fisika tentang hukum-hukum fisika menganggap
3
alam semesta ini konsisten dan stabil. Para imuwan juga mengasumsikan keandalan metode ilmiah
dan akal sehat mereka dalam mengumpulkan dan menganalisis data-data. Para pakar kimia
bergantung pada hubungan yang konstan antara unsur-unsur yang mereka gunakan. Mereka
percaya bahwa mereka tidak akan memperoleh sulfur dengan mencampurkan nitrat dan oksigen.
Dalam ilmu ekonomi, nilai emas yang dinilai sebagai uang berdasarkan pada kepercayaan bahwa
orang-orang akan selalu menganggap logam mulia ini berharga. Wawasan dunia juga memainkan
peran yang sering tidak disasari tetapi vital dalam ilmu-ilmu social. Kebanyakan sosiolog
misalnya menerima beberapa asumsi besar: metode-metode empiris dapat dipakai untuk
mempelajari perilaku manusia; perilaku manusia dapat diukur secara statistik dan
dikategorisasikan ke dalam hukum-hukum ; struktur-struktur social lebih signifikan dari pada
individu-individu dalam mempengaruhi perkembangan kultural; lingkungan social memainkan
peran yang lebih besar dari pada warisan biologis dalam membentuk kehidupan seseorang; dan
moralitas timbul dari adat kebiasaan manusia, bukan dari absolut ilahi.
Dua pokok tela mendominasi wawasan dunia barat. Yang satu adalah teologi, studi tentang
Allah. Termasuk dalam topik ini adalah debat-debat tentang eksistensi Allah, diskusi tentang
atribut -atribut Allahatau karakteristikserta hubunganya dengan tatanan ciptaan, dan hubungan
Allah dengan manusia. Pokok kedua adalah antropologi, studi tentang manusia. Pertanyaanpertanyaan tentang topik ini difokuskan pada natur manusia dan dampaknya pada Tindakantindakan manusia, kemampuan manusia dan masyarakat untuk mencapai kemajuan, hubungan
manusia dengan lingkungan fisik dan sosialnya, sebab-sebab kejahatan dan penderitaan, dan
apakah sejarah manusia mempunyai makna transenden. Dua pemahaman besar dari isu-isu ini
terus bercokol pada peradaban barat. Dalam berbagai zaman, pemikiran dan tindakan manusia
adalah antroposentris, atau berpusat pada manusia. Selama periode-periode ini, banyak orang atau
kelompok berpendapat bahwa pengalaman rasio atau kapasitas manusia lainya adalah penentu
yang ultimate bagi segala ide dan nilai. Era Yunani klasik dan modern adalah contoh-contoh yang
bagus tenang masa-masa Ketika kepercayaan terhadap otonomi manusia telah mendominasi dan
mengarahkan semua pemikiran. Namun pada masa-masa lainya pemikiran dan perilaku manusia
adalah theosentris, menegaskan bahwa Allah telah memberikan melalui penyataan atau aktivias
supernatural lainya, suatu standar absolut atau transenden bagi ide-ide, nilai-nilai dan perilaku
manusia. Masa-masa Alkitabiah abad pertengahan dan reformasi adalah masa-masa yang sangat
penting Ketika filsafat dan teologi berpusat pada Allah. Masa-masa antroposentris ditandai oleh
perpecahan dan kemerosotan pikiran. Dalam masa-masa Ketika tidak ada cita-cita transenden
yang mendominasi kebudayaan, para pemikir individual dan mazhab-mazhab pemikiran berjuang
untuk memperoleh pengakuan dan penerimaan publik. Seringkali peradaban barat tela merosot
selama masa-masa seperti itu karena masyarakat tidak memiliki dasar yang memeprsatukan dan
koheren.
4
2. Pokok-Pokok Pikiran
Humanisme Yunani Klasik
Orang-orang Yunani yang hidup dalam sepuluh abad sebelum kelahiran Kristus berpikir
tentang dewa-dewa sama seperti bangsa-bangsa kuno lainya. Mereka menyembah dewa-dewa
alam seperti Demeter (dewi gandum), Poseidon Phytalmos (dewa pertumbuhan tanaman), dan
para dewa kebajikan (yang memebri segala peningkatan). Mereka menghormati dewa-dewa yang
Sebagian atau seluruhnya berbentuk seperti binatang yang mengendalikan kekuatan-kekuatan
alam ganas. Karena mereka percaya bahwa kehidupan mereka dipengaruhi oleh kekuatankekuatan alam seperti itu, maka orangoorang Yunani mencari bantuan dari para dewa dengan
pemahaman bahwa dew-dewa itu dapat disenangkan. Menjelang abad ke enam SM, orang-orang
Yunani cenderung melukiskan dewa-dewa itu dalam bentuk manusia. Para dewa olimpus yang
mengandung ciri-ciri para dewa local Yunani dan para dewa yang dibawa oleh bangsa-bangsa
yang bermigrasi ke Yunani dari utara dan timur menjadi symbol kuasa. Zeus adalah ayah dari
para dewa dan manusia.
Kebangkrutan spiritual budaya Yunani dan tidak memadainya konsepsi-konsepsi Yunani
tentang manusia dan Allah menjadi jelas dalam tahun-tahun sesudah plato dan Aristoteles. Suatu
kegagalan terlihat. Rasio tidak terlihat menyelamatkan manusia dan masyarakat. Manusia tidak
terlihat rasional dan baik secara esensial seperti yang telah diajarkan oleh plato dan Aristoteles,
dan masyarakat tidak menjadi semakin sempurna. Sebaliknya, suatu keadaan kekacauan meliputi
masyarakat Yunani setelah alexander agung (356-323 SM) menyebarluaskan filsafat Yunani di
seluruh dunia kuno. Sementara itu, sentra-sentra Pendidikan baru dibagian-bagian lain dari dunia
kuno menantang kepemimpinan intelektual Yunani. Walaupun stoisisme pada akhirnya menjadi
suatu kekuatan yang besar dalam sejarah, pengaruhnya tidak cukup untuk menghidupkan Kembali
budaya Yunani. Sasaran-sasaranya tentang kebajikan dan kesempurnaan terlalu tinggi bagi orangorang untuk dicapai dengan kekuatan dan rasio mereka sendiri. Mazhab ke dua yang berusaha
mengisi kehampaan sesudah plato dan Aristoteles adalah kaum sinik. Sementara kaum sinik mulamula menekankan pada pengekangan terhadap keinginan, tetapi kaum sinik belakangan juga
mengkritik kepercayaan kepada dewa-dewa, di samping juga ilmu pengetahuan dan kebudayaan
tradisional. Usaha ketiga untuk memberikan jawaban-jawaban selama masa kemerosotan kultural
ini adalah epikuraenisme. Epikoros (341-270) mengajar di Colophon, di Mitylene, di Lampacus
dan akhirnya di taman di atena. Ia menulis kira-kira dua ratus buku, tetapi sangat sedikit yang
masih tersisa. Epikuros menolak banyak gagasan Yunani tradisional tentang para dewa. Walaupun
ia percayapada keberadaan banyak dewa yang vmempunyai bentuk, ciri-ciri khas, dan efektivitas
manusia, ia berpendapat bahwa mereka tidak terlibat dalam urusan-urusan manusia. Tidak
mengherankan jika skeptisisme hidup Kembali dalam atmosfir seperti itu. Ketidakpastian tentang
Allah mau tidak mau menyebabkan ketidakpastian tentang manusia dan pengetahuan, sama
5
seperti pengetahuan tentang Allah menyebabkan penilaian yang salah tentang manusia dan
pengetahuan.
Perjanjian baru : kovenan penebusan dalam Yesus Kristus
Yesus Kristus dating sebagai Allah-manusia untuk memberikan dirinya sebagai pengganti
hukuman melalui kematian bagi dosa-dosa manusia. Ia bangkit Kembali untuk membuktikan
keotentikan klaim-klaim ilahi-Nya dan berita penebusan-Nya. Kovenan ini telah dijanjikan sejak
kejatuhan adam sebagai cara untuk mengembalikan umat manusia ke dalam hadirat Tuhan yang
menyelamatkan. Wawasan dunia Alkitabiah menyajikan Injil Yesus Kristus sebagai kabar baik
sejati bagi semua kita yang diperbudak oleh natur dos akita. Namun sama, sama seperti seorang
yang sedang sekarat karena kanker yang harus menerapkan secara pribadi cara penyembuhan yanh
baru ditemukan, demikian juga kabar baik tidak aka nada artinya bagi orang yang mnegidap
kanker rohani apabila mereka tidak menginternalisasikan kabar baik itu dengan secara pribadi
menerima Yesus sebagai penebus dan Tuhan mereka sendiri. Wawasan dunia Kristen mendorong
kita untuk memproklamasikan Injil sebagai tawaran penebusan Allah bagi umat manusia berdosa.
Wawasan dunia sintesis abad pertengahan: TrinitarianismeAgustinus
Ketika masih muda ia berpikir tentang Allah sebagai satu pribadi tak kelihatan yang dapat
menolongnya lolos dari pemukulan di sekolah. Ketika ia berumur duapuluhan, Agustinus
mendapati Allah itu diam secara misterius. Selama tahun-tahun itu ia bergumul dengan
pertanyaan-pertanyaan filosofis yang berat, yang terbesar diantaranya adalah bagaimana
hubungan antara substansi material dan realitas spiritual atau bagaimana hubungan antara hal
menjadi (becoming) dan keberadaan (being). Setelah pertobatanya ia lambat laun sampai pada
satiu pemahaman yang matang tentang Allah alkitab. Pengajaran agustinus tentang dosa dan
anugerah menunjukkan perbedaan yang kontras antra pemikiran Yunani dan Kristen. Pemikiran
bahwa manusia dapat mengenal dan memperoleh kebaikan oleh dirinya sendiri adalah sangat
bodoh, demikian pendapat agustinus. Gagasan Yunani (dan pelagus) bahwa manusia dapat
menyempurnakan dirinya sendiri melalui pengetahuan, Pendidikan, atau kekauatan kehendak
bertentangan dengan Alkitab dan pengalaman manusia.
Scolastisisme abad Pertengahan:Sintesis Thomistis
Kekristenan abad pertengahan sebelum Aquinas Sebagian besar merupakan campuran
antara pemikiran platonic dan Alkitabiah. Para bapa gereja mula-mula dalam tiga abad pertama
menekankan realitas spiritual dengan mengorbankan realitas jasmaniah. Para teolog periode ini
berusaha di atas segalanya untuk menyingkapkan unsur spiritual dari nas-nas alkitab. Mereka
menekankan pada spekulasi teori-teori yang abstrak dan merendahkan aspek-aspek dunia yang
konkrit dan nyata. Mengembangkan jiwa misalnya dipandang begitu penting sehingga tubuh
dianggap hanyalah suatu penutup yang dibuang pada saat kematian. Sintetis scolastik Thomas
berdasarkan pada penghargaanya kepada Aristoteles. Sampai pada abad ke tigabelas Aristoteles
6
tidak dikenal di eropa karena tulisan-tulisanya tidak diterjemahkan ke dalam Bahasa latin. Selama
berabad-abad
perspektif-perspektif platonic dan agustinian telah mendominasi kehidupan
intelektual.
Penemuan Kembali akar Alkitabiah: Reformasi
Istilah reformasi menunjukkan bahwa orang-orang seperti Marthin Luther di jerman, dan
John Calvin di Swiss secara terang-terangan menolak banyak ide dari zaman pertengahan. Mereka
berusaha menegakan Kembali doktrin dan kehidupan rohani kekristenan perjanjian baru dalam
gereja abad ke enambelas. Sebab itu, reformasi pada dasarnya adalah suatu pemulihan spiritual
ide-ide alkitabiah.s ecara spesifik, para pemimpinnya menolak mentalitas sintesis yang telah
mendominasi pemikiran Kristen selama berabad-abad.
Dari Renaisance ke zaman Naturalisme
Sementara luther, calvin, dan orang-orang protestan lain di eropa utara bergumul dengan
masalah-masalah mereformasi doktrin dan kehidupan gereja Kristen, satu Gerakan besar lainya,
renaissance, sudah berjalan cukup lama di eropa selatan. Seperti reformasi, renaissance berusaha
menemukan suatu fondasi yang dapat memberi makna dan kesatuan bagi seluruh kehidupan.
Karena dua Gerakan ini memberi jawaban-jawaban antithesis bagi pertanyaan-pertanyaan dasar
yang sama, mereka harus dipandang dan dipertimbangkan Bersama-sama.
Epistemologi
Epistemologi adalah studi tentang pengetahuan natur dan cakupanya, sarana untuk
memperoleh dan memverifikasi pengetahuan itu, dan presuposisi-presuposisi yang mendasarinya.
Ide tentang penelitian proses-proses pikiran kita sendiri tidak kalah menantangnya dengan
tantangan kita sebelumnya untuk mengkaji unsur-unsur teologis dan antropologis dalam
wawasan-wawasan dunia kita. Tetapi kita semua memakai berbagai metode untuk mengetahui
setiap harinya, dan adalah hal yang penting bahwa kita menjadi sadar tentang bagaimana dan
mengapa kita dapat mengetahui bahwa sesuatu itu benar. Yang paling penting bagi setiap sistem
pengetahuan adalah titik tolaknya. Berdasarkan definisinya, presuposisi-presuposisi adalah ideide yang menjadi suposisi-suposisi yang dimiliki terlebih dahulu oleh seseorang dalam segala
pemikiranya. Ide-ide ini tidak hanya memberikan suatu titik tolak bagi pemikiran, tetapi juga
menentukan metode yang denganya pengetahuan diperoleh dan sasaran yang dituju oleh
pengetahuan tersebut.
Rasionalisme dan empirisisme
Para pakar abad ke tujuh belas menggunakan penolakan mereka terhadap semua otoritas,
khususnya otoritas ilahi dan eklesiastikal, untuk mendasari pencarian mereka akan sumber
kepastian pada manusia sebagai ganti Allah. Mereka meninggikan otonomi manusia sampai pada
status kepercayaan dogmatis. Dua alternatif dasar, rasionalisme dan empirisisme masing-masing
7
mengambil rasio manusia dan pengalaman manusia sebagai dasar dan autentikator ultimat bagi
pengetahuan.
Wawasan dunia Timur Dekat Kuno dan Yunani
Pandangan-pandangan yang dibahas pada bagian ini adalah kosmologi orang-orang mesir,
Mesopotamia, dan Kanaan kuno. Walaupun ketiga sistem itu mempunyai perbedaan-perbedaan
yang nyata ketiganya bertumpu pada prinsip-prinsip dasar yang sama. Ketiganya percaya kepada
politheisme.
Kosmologi Sejarah: dari penciptaan sampai konsumasi
Konsepsi alkitabiah tentang alam semesta berbeda secara radikal dengan kosmologi mitos dan
kosmologi Yunani kuno. Sementara orang-orang mesir dan Mesopotamia kuno berusaha
menjelaskan struktur dan operasi alam semesta melalui para dewa yang dipersonifikasikan dalam
alam, alkitab berbicara tentang satu Allah pencipta yang terpisah dari alam semesta. Sementara
orang-orang kafir kuno secara spekulatif berusaha mencari unsur-unsur yang menata alam semesta
secara internal, alkitab menyajikan suatu kekuatan eksternal
yang menciptakan menopang
kosmos. Karena baik perjanjian lama maupun perjanjian baru menegaskan sudut pandang ini, kita
akan mengkaji pengajaran masing-masing perjanjian secara terpisah dan secara ekstensif.
Wawasan dunia modern
Dalam empat abad terakhir telah terjadi perubahan-perubahan luar biasa dalam apa yang
diajarkan dalam sentra-sentra pembelajaran barat tentang Gerakan-gerakan langit, substansisubstansi dasar, dan penciptaan langit dan bumi. Konsepsi-konsepsi baru tentang kosmos
memimpin pada pandangan-pandangan baru tentang Allah pencipta dan hubungannya dengan
dunia yang telah dijadikanNya. Teologi dan kosmologi seseorang saling berhubungan. Jika anda
percaya pengajaran alkitabiah bahwa Allah membawa alam semesta ke dalam eksistensi dan
bahwa ia telah menciptakan dan memanfaatkan proses-proses yang deterministis dan yang
kelihatanya acak, maka anda akan melihat “hukum-hukum alam” sebagai bukti karya penciptaan
Allah. Dalam bekerja sebagai seorang ilmuwan untuk menemukan pola-pola ini dan melihat apa
yang mereka siratkan, anda akan berusaha untuk memikirkan pikiran-pikiran Allah menurut dia.
Pada saat yang sama, anda akan percaya bahwa mujizat-mujizat seperti yang tercatat dalam alkitab
adalah peristiwa-peristiwa yang dinyatakan, yang melaluinya Allah sedang menjalankan rencana
penebusanNya, dan bahwa mujizat-mujizat ini justru memperbesar, bukan mengecilkan nilai
penciptanya.
Presuposisi Theologis
Hal yang paling fundamental bagi naturalism adalah penyangkalan terhadap setiap hal
yang metafisis. Realitas seluruhnya terdiri dari entitas-entitas natural yang terbatas (finit) yang
dapat dirasakan oleh indra kita. Dalam kosmologi mereka, para naturalis menyatakan bahwa tidak
8
ada apa-apa di luar alam, alam adalah suatu sistem yang tidak bergantung pada apapun, suatu
sistem sebab dan akibat yang tertutup. Tidak ada pribadi, kekuatan, atau pengaruh yang transenden
yang eksis di luar alam objek-objek empiris. Pandangan ini menimbulkan suatu pernyataan etis
yang disuarakan lama sebelumnya oleh plato. Apakah sesuatu baik secara etis karena Allah telah
menetapkannya begitu, atau apakah Allah hanya mengakui dan memproklamasikan kebaikan
moral tentang apa yang secara hakiki baik. Segala bentuk naturalisme secara tajam berbeda
dengan theism dalam menjawab pertanyaan dasar ini.
3. Analysis dan Argumen
Setiap orang memiliki wawasan dunia, yaitu keyakinan-keyakinan fundamental atau
keyakinan yang mendasar yang mewarnai setiap aspek kehidupan kita. Wawasan tersebut lahir
berdasarkan resuposisi-presuposisi yang tentuya telah terleih dahulu mempengaruhi kita.
Pemikiran, perasaan, pekerjaan, waktu luang, nilai-nilai, sikap, dan tujuan hidup kita. Dalam
membangun wawasan dunia Kristen, kita harus menyadari pengaruh-pengaruh lingkungan sekitar
kita dan apa yang Alkitab katakanberkenaan dengan isu-isu dan tantangan-tantangan yang kita
hadapi setiap hari. Membangun wawasan dunia Kristen tidak dapat dipisahkan dengan bukti-bukti
sejarah mengenai perbuatan Tuhan di masa lampau, yang mana dalam memahami peristiwa
tersebut kita dapat membanguns sebuah konsep wawasan dunia Kristen
Bagi saya, membangun wawasan dunia Kristen memang tidak bisa dipisahkan dari rentetan
sejarah kekristenan mulai abad mula-mula, pertengahan, reformasi, bahkan pada masa modern,
namun membangun wawasan dunia Kristen haruslah didasari dengan doktrin yang benar, doktrin
yang benar harus berdasarkan alkitab yang masuk dalam kanonisasi. Hal yang paling mendasar
dari itu adalah membangun wawasan dunia Kristen haruslah dimulai dari pengenalan akan Tuhan
yang benar. Ketika memulainya dari situ, maka semua informasi sejarah, bahkan konsep-konsep
yang ditemukan dalam perjalanan sejarah termasuk pada saat reformasi gereja itu semua akan
meneguhkan iman kita tentang perbuatan Tuhan di masa lampau. Dimana Tuhanmmepertahankan
gerejaNya, melalui orang-orang yang tetap berdiri dalam dogma yang benar. Sangat disayangkan
jika seseorang membangun wawasan dunia Kristen hanyab berlandaskan sejarah belaka. Oleh
sebab itu, saya juga ingin memberikan komentar terhadap buku ini, dalam dua volume saya belum
melihat bagaimana wawasan dunia pada masa kebangunan rohani, dimana pada masa itu terjadi
kebangunan rohani besar-besaran. Hal itu seharusnya dimuat sehingga kita semakin dapat melihat
bagaimana perjalanan iman Kristen pada masa itu, serta apa yang mendasari terjadinya
kebangunan rohani.
9
4. Kesimpulan
Dalam buku volume 2 juga Kembali dibahas mengenai alam semesta, masyarakat dan etika.
Topik-topik tersebut sangat bersangkut paut dengan kehidupan orang Kristen, seperti
membicarakan asal-usul alam semesta dimana penciptaan awal dimulai, juga isu-isu kehidupan
ekonomi, keadilan social, pro dan kontra tentang aborsi dan euthanasia. Dalam masing-masing isu
yang dibahas dapat ditemukan perspektif masing-masing.
Buku wawasan dunia baik volume 1 dan 2 ditulis oleh orang yang sangat memahami sejarah
kekristenan serta sejarah konsep atau teologi. Ketika membaca kedua buku ini, kita akan
memahami kronologis pemikiran Kristen dalam setiap zamannya, serta apa saja yang menjadi
ancaman dari teologi Kristen tersebut. Bukan hanya belajar sejarah, dan teologinya, kita juga akan
dapat membangun wawasan dunia Kristen kita yang tentunya bertumpu pada kebenaran sejarah,
kebenaran doktrin alkitab, serta tantangan-tantangan yang ada pada setiap pergerakan kekristenan
baik sejak sebelum Yesus lahir, pada masa gereja mula-mula, abag pertengahan, reformasi, sampai
pada masa modern. Akhirnya saya hanya akan mengatakan bahwa buku ini memperkaya
pemahaman saya tentang wawasan dunia Kristen.