Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2023, El-Mujtama
…
5 pages
1 file
A substance administered to plants with the intention of enhancing nutrient availability is referred to as fertilizer. The goal of this study project was to find a solution to the issue of environmental contamination brought on by the buildup of dry leaf detritus. Compost is created using dry leaf waste as the primary component and EM4 as an aid.EM4 is responsible for breaking down the organic material in leaves. The characteristics of the pre-made dry leaf compost are its blackish brown hue, crumbly and somewhat rough texture, lack of odor, and loose granular shape. The method of research used is library research, or research that is based on printed books and journals that are accessible on Google Scoolar. This type of study is a descriptive analysis that draws on the works of authors who have expertise in relevant disciplines and other studies that are descriptive in nature. Using data gathered through the inductive method, generalizations are then analyzed using one or more initial data sets. The acquired data was examined using a descriptive analytic approach. By turning dry leaves into compost that is more beneficial and valuable economically, this research also aims to strengthen and expand the community's creative capacities as well as its economics. Bright colors are a sign of overly dry composting or a humidity level below 30%. One factor in determining a compost's maturity is aroma. The compost fermentation process will produce a variety of strong aromas.
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi, 2017
Universitas Muhammadiyah Surakarta merupakan kampus swasta ternama di Indonesia. Kampus ini masuk dalam peringkat ke-8 terbaik kampus Indonesia. Keberhasilan menjadi Universitas ternama tidak lepas dari lengkapnya sarana prasarana kampus. Infrastruktur kampus yang dibangun sedemikian megah, lengkap, dan memiliki banyak lahan hijau menyebabkan kampus ini menjadi tempat yang nyaman untuk melakukan pembelajaran. Hal lain yang muncul dan tidak dapat dikesampingkan dengan adanya kampus hijau adalah masalah sampah terutama sampah daun. Banyaknya sampah daun yang dihasilkan dari setiap kampus yang terkumpul dengan bantuan tenaga maintenance kampus di setiap harinya, setiap minggu, dan setiap bulannya, memerlukan penangan khusus. Selama ini sampah daun yang hanya dikumpulkan dan dibuang ditempat pembuangan sampah akhir belum ada yang memanfaatkan. Tujuan dari program ini adalah untuk membuat kompos daun sebagai solusi kreatif pengendali limbah di kampus I, II, dan IV Universitas Muhammadiya...
2019
Perusahan produsen pembuatan produk jamu tradisional menghasilkan salah satu produk berupa teh celup yang diproses melalui proses ekstraksi dengan menggunakan material rempah-rempah jamu. Sementara Proses ekstraksi menghasilkan ampas ekstrak. Jumlah ampas yang dihasilkan dari proses ekstraksi industri jamu tersebut 300 kg/hari. Selama ini limbah belum termanfaatkan secara maksimal sehingga akan mengalami permasalahan yang serius. Perusahaan memiliki kapasitas penyimpanan 20 ton. Dan kapasitas saat ini mulai tidak mencukupi dengan laju penumpukan limbah jamu. Selain masalah biaya untuk membuang limbah ke pihak ketiga, hal ini juga menimbulkan bau yang tidak sedap yang mengganggu pemukiman disekitar industri. Penulis melaksanakan abdimas dengan memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos dimulai dengan proses pencucian ampas jamu, lalu ditambahkan mikrobacter EM 4 dan gula untuk proses pembusukan. Hasil pupuk yang sudah jadi di uji coba ke tanaman hias dan tanaman buah, hasil secara ...
An-Nizam
Along with population density, waste is one of the crucial issues that is still being debated. This can be seen in one of the cities in Indonesia, namely Bekasi City, which is one of the cities that accommodates a lot of urbanization. The increase which increases by almost 2.5% every year is a crucial problem for the people of Bekasi City, especially plastic waste that is difficult to destroy. Garbage will accumulate more and more due to the lack of public understanding about sorting in waste management. By educating and socializing to the public about the importance of good and correct waste management, people will realize that waste is not a trivial problem and will make the surrounding environment uncomfortable. The impact generated after socializing, the community will be able to sort waste to reduce the negative impact of domestic waste, make the surrounding environment clean and comfortable, and increase public awareness to maintain cleanliness. Therefore, the community must i...
Rona Teknik Pertanian, 2016
Abstrak. Limbah padat pada perkebunan kelapa sawit telah diketahui potensial sebagai bahan baku pupuk organik padat melalui proses pengomposan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan teknik dan mengkarakterisasi proses pengomposan limbah daun kelapa sawit sebagai bahan dasar pupuk organik potensial. Proses pengomposan dilakukan dengan dua faktor perlakuan, meliputi komposisi bahan katalisator kompos (Bokashi, Vermikompos dan Natural) dan ukuran cacahan daun sawit (2 cm, 4 cm 6 cm). Parameter yang diamati meliputi persentase penyusutan massa dan fluktuasi perubahan suhu selama proses pengomposan, serta pengukuran zat hara Nitrogen, Phospor, Kalium (NPK) dan rasio C/N yang terkandung pada hasil pengomposan yang diukur setelah 10 dan 14 minggu proses pengomposan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengomposan dengan bokashi memberikan penyusutan massa terbesar jika dibandingkan dua metode lainnya pada semua ukuran cacahan yaitu sebesar 32%. Cacahan daun sawit yang berukuran keci...
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)
Abstrak: Desa Gekbrong cocok untuk bertani tanaman pangan (sawi, kol, cabe, paprika, dan tomat). Sisa sayuran hasil sortir menjadi limbah organik yang dibiarkan di pinggir kebun hingga membusuk. Kurangnya pengetahuan untuk mengolah limbah sayur menimbulkan permasalahan bagi 15 petani yang terkumpul dalam kelompok tani “Gede Harepan” sehingga perlu adanya kegiatan yang bertujuan untuk melatih anggota kelompok tani tersebut dalam mengolah sisa panen menjadi kompos yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk tanaman. Metode workshop meliputi dua tahap yaitu pemaparan materi dan praktik pembuatan kompos. Kegiatan diawali observasi limbah sayuran dan pengetahuan petani dalam mengolah sisa sayuran. Petani diajarkan memfermentasi sayuran menjadi pupuk kompos oleh narasumber dan fasilitator yang kompeten. Sebulan setelah pelatihan, tim UHAMKA melakukan pengecekan kualitas pupuk sebagai bentuk evaluasi kegiatan. Tim menyebarkan angket tanggapan efektivitas pelatihan kepada petani. Hasil pengabdian m...
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 2024
Sampah organik rumah tangga dan kotoran hewan ternak berpotensi menyebabkan ketidaknyamanan karena menimbulkan bau tak sedap dan menjadi sumber penyakit. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada warga Kampung Satwa mengenai cara pengolahan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos Takakura dan kotoran hewan ternak menjadi pupuk kandang. Selain memberikan solusi permasalahan mengenai sampah organik, kegiatan ini sekaligus untuk membangun rasa tanggung jawab dan kemandirian dalam pengelolaan sumber daya hayati yang berkesinambungan, sesuai dengan program sebagai desa tujuan wisata berbasis ekologi. Target kegiatan adalah ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) dan bapak-bapak yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) di Kampung Satwa Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung selama bulan September-November 2022. Pupuk hasil karya warga kemudian diuji di LPPT-UGM untuk dibandingkan kualitasnya dengan pupuk komersil dan standar nasional Indonesia (SNI). Hasil menunjukkan bahwa pupuk Takakura lebih baik dibandingkan pupuk kompos komersil. Sementara itu kualitas pupuk kandang buatan warga setara dengan pupuk kandang komersil. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk kompos dan pupuk kandang di Kampung Satwa berhasil dengan baik.
Aksi Kepada Masyarakat, 2023
Old leaves have added value and can be used to include organic waste, and can be used for composting which is environmentally friendly. Utilization of dry and fallen leaves to be used as compost or natural fertilizer is an alternative that can be done and is expected to reduce the problem of landfill waste. Processing waste made from dry leaves into organic fertilizer is one solution to soil pollution, this is because compost is the decomposition of organic materials or a process of overhauling complex compounds into simple compounds with the help of microorganisms. Training was given to students of SMP Negeri 17 Palembang on making compost made from dry leaves as an effort to avoid the accumulation of waste, especially dry leaves, which can result in disease.
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, 2018
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Universitas Diponegoro (TPST Undip) merupakan sarana pengelolaan sampah mandiri yang dibangun pada tahun 2015 oleh pihak institusi Universitas Diponegoro. TPST Undip melakukan kegiatan pengelolaan sampah mulai dari pengangkutan hingga pengolahan sampah untuk wilayah pelayanan yang mencakup seluruh area yang ada di kampus Undip. Pihak TPST Undip sudah melakukan upaya untuk mengolah timbulan sampah tersebut, yaitu dengan melakukan komposting untuk sampah organik biodegradable dan melakukan recycle untuk sampah anorganik. Pengomposan tersebut dilakukan selama 3 – 5 minggu dengan menggunakan bantuan aktivator EM4. Dalam penelitian ini, akan dibuat bioaktivator berupa larutan mikroorganisme lokal (MOL) dari berbagai macam daun yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar kampus, seperti daun ketapang (Terminalia catappa), daun angsana (Pterocarpus indicus) dan daun mahoni (Switenia mahagony). Bioaktivator ini akan menggantikan aktivator komersial EM4 unt...
Suatu zat yang diberikan kepada tanaman dengan tujuan meningkatkan ketersediaan nutrisi disebut sebagai pupuk. Tujuan dari proyek penelitian ini adalah untuk menemukan solusi untuk masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh penumpukan detritus daun kering. Kompos dibuat dengan menggunakan limbah daun kering sebagai komponen utama dan EM4 sebagai bantuan. EM4 bertanggung jawab untuk mengurai bahan organik di daun. Sifat-sifat kompos daun kering yang sudah jadi antara lain tidak berbau, berbentuk butiran lepas, teksturnya rapuh dan agak kasar, serta berwarna coklat kehitaman. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan, atau penelitian yang bersumber dari buku dan jurnal cetak yang dapat diakses di Google Scoolar. Jenis penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan kajian yang bersifat deskriptif serta beberapa karya peneliti yang memiliki bidang kajian yang relevan. Menggunakan data yang dikumpulkan melalui metode induktif, generalisasi kemudian dianalisis menggunakan satu atau lebih set data awal. Data yang diperoleh diperiksa dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitik. Dengan mengubah daun kering menjadi kompos yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis, penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan kreatif masyarakat dan ekonomi lokal. Warna-warna cerah adalah tanda pengomposan yang terlalu kering atau tingkat kelembapan di bawah 30%. Salah satu faktor yang menentukan kematangan suatu kompos adalah aroma. proses fermentasi kompos akan menghasilkan berbagai aroma yang kuat. Kata Kunci: Pemanfaatan Sampah, pupuk kompos, Daun Keing, EM4
Suatu zat yang diberikan kepada tanaman dengan tujuan meningkatkan ketersediaan nutrisi disebut sebagai pupuk. Daun adalah jenis pupuk pertama. Perkembangan pupuk kimia mengikuti penemuan cadangan garam kalsium pada tahun 1839 di Pupuk kimia saat ini langka dan jarang tersedia. Pupuk kimia mahal, berbahaya bagi lingkungan, dan dapat membahayakan mikroba tanah. Dalam upaya mengurangi penggunaan pupuk kimia, petani mencari pilihan baru, seperti pupuk organik yang dibuat dari bahan organik. Dengan demikian, penggunaan azolla sebagai pupuk organik akan menjaga keseimbangan unsur hara tanah sekaligus mengurangi kebutuhan pupuk anorganik. Karena azolla dapat memperbaiki tingkat makro dan mikro tanah, penting untuk memahami komposisi kimia kompos azolla.
Manfaat dalam memberikan pupuk kompos untuk tanaman yang anda miliki yaitu :
a. Kompos dapat melembabkan tanah dan meningkatkan kelonggaran dan kesuburannya. Selain itu, kualitas tanah akan meningkat. b. Kompos membantu tanaman tumbuh lebih baik, lebih subur, lebih sehat, dan lebih menarik. c. Petani juga dapat menghemat uang ekstra dengan tidak membeli pupuk kimia yang jauh lebih mahal daripada kompos. d. Karena kompos membuat tanah menjadi lebih gembur dan subur, tanah tidak perlu sering disiram. e. Meski tidak diairi dengan pestisida, tanaman tidak mudah dirusak oleh hama.
Karena banyak pestisida mengandung bahan kimia, penggunaannya juga dapat membahayakan manusia.
Metode penelitian yang digunakan adalah kajian perpustakaan (library research), yaitu penelitian yang berdasarkan buku-buku tertulis dan jurnal-jurnal yang terdapat di google scoolar. Jenis penelitian yang dikenal dengan analisis deskriptif ini menggunakan kajian-kajian yang bersifat deskriptif analitis serta beberapa publikasi peneliti yang memiliki bidang kajian yang relevan. kesimpulan yang diambil dari berbagai data objek studi yang entah bagaimana terhubung dengan penelitian penulis saat ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menggunakan data yang dikumpulkan melalui metode induktif, generalisasi kemudian dianalisis menggunakan satu atau lebih set data awal. Pendekatan analisis deskriptif digunakan untuk mengevaluasi data yang diperoleh, mengambil data dan memeriksa serta menganalisisnya untuk akhirnya menghasilkan hasil yang bersifat deskriptif analisis.
Tujuan dari proyek penelitian ini adalah untuk menemukan solusi untuk masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh penumpukan detritus daun kering. Dengan mengubah daun kering menjadi kompos yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomi, penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan kreatif dan ekonomi masyarakat. Orang sering membakar tumpukan daun kering tanpa mengolahnya agar lebih berguna, yang mencemari udara dan lingkungan. Limbah daun yang banyak ditemukan antara lain buah nangka, mangga, pisang, rambutan dalam jumlah kecil, dan mahoni, dan itu berasal dari berbagai tanaman milik penduduk setempat.
Komponen utama kompos adalah detritus daun kering. Pengumpulan serasah daun merupakan langkah awal. Sampah daun dikumpulkan dari pekarangan dan pekarangan rumah warga. Sampah daun kering dikumpulkan terlebih dahulu, kemudian dipindahkan menggunakan karung. Tahap kedua adalah memisahkan sampah biologis dari sampah lainnya, seperti ranting, batu, dan plastik, berupa daundaun kering. Selain itu, sisa-sisa daun dipisahkan menjadi daun kering dan daun masih basah atau segar. Ini dilakukan untuk memastikan pemasakan kompos yang merata. Daun tersebut kemudian diiris kecil-kecil setelah dibersihkan. Daunnya dibelah kecil-kecil dan ditempatkan dalam wadah berisi cairan yang diberi nama EM4. EM4 bertanggung jawab untuk memecah bahan organik di daun. EM4 pertama kali dilarutkan dalam larutan gula dan air. Setelah EM4 dan sisa-sisa daun digabungkan, campuran diaduk sampai tersebar dan tersegel secara merata. Setelah 15 hari, ketika telah mencapai kematangan ideal, proses pengomposan akan berakhir. Kompos mengalami perubahan fisik selama proses dekomposisi, termasuk perubahan tekstur, warna, dan baunya. Dampak bahan yang ditambahkan ke kompos dan aktivitas mikroorganisme yang ditemukan dalam sampah organik keduanya berkontribusi terhadap pergeseran ini. Kompos telah matang setelah 15 hari, yang dibuktikan dengan sifat fisik kompos. Ciri-ciri kompos daun kering siap pakai adalah warnanya coklat kehitaman, teksturnya remah dan agak abrasif, serta tidak berbau dan berbentuk butiran lepas. Penghancuran kompos akan lebih lama jika potongan daun kering terlalu besar. Hingga 50% dari berat asli kompos akan hilang. Kompos yang baik memiliki tekstur yang rapuh namun lembab namun tidak menetes. Kompos dibuang, dibiarkan mengering sekitar satu hari, lalu dimasukkan kembali ke dalam ember selama satu hingga dua hari. Setelah itu, kompos dapat diterapkan. Kompos ini menawarkan beberapa keuntungan untuk meningkatkan jumlah bahan organik dan air di dalam tanah, serta membantu tanaman menangkis serangan penyakit.
Pemberian kompos akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah, yang diperlukan tanaman untuk menyerap unsur hara dan menghasilkan senyawa yang dapat mendorong pertumbuhan tanaman. Kompos harus disaring terlebih dahulu untuk menghilangkan tanah dan pupuk yang menggumpal sebelum diaplikasikan pada tanaman. Tanaman kemudian ditanam setelah kompos memiliki waktu untuk tumbuh dan menyatu dengan baik dengan tanah. Kompos adalah pilihan yang populer karena pembuatannya tidak hanya sederhana dan murah, tetapi juga bermanfaat bagi tanah dengan memperbaiki kondisi tanah, memperkaya tanah, menyuburkan tanaman, dan menjaga nutrisi. Kompos terbuat dari bahan organik alami.
Untuk mendapatkan hasil pemupukan yang optimal selama fermentasi, Anda harus memperhatikan suhu, pH, dan kelembaban. Pada awal proses fermentasi pengomposan, suhu biasanya berkisar antara 40 sampai 500C. Suhu setelah pengomposan selama dua minggu patut diperhatikan. Setelah dua minggu pengomposan, suhu biasanya akan tinggi; ini perlu segera diperbaiki. Kerugian hasil dari suhu tinggi karena mereka menghancurkan nutrisi yang dihasilkan sebelumnya. Kisaran pH yang biasanya terjadi pada pengomposan adalah 5-8. Saat bakteri mengurai sampah organik, pH cenderung asam (pH 4-5). Dan setelah bahan kompos mencapai kematangan, kondisi ini akan menjadi netral. PH yang cenderung asam memang menguntungkan karena banyak unsur nitrogen yang akan tercipta dalam keadaan ini. Nimfa atau telur serangga tertentu, serta organisme berbahaya lainnya, dapat dibunuh di lingkungan yang cenderung asam. Banyaknya air dalam bahan kompos berdampak pada kelembaban. Berdasarkan kadar airnya, limbah daun dibagi pada awal proses pengomposan.
Pada saat kompos sudah matang sempurna, dengan penanda yang terlihat seperti warna, aroma, dan tekstur, proses pengomposan akan berhenti. Coklat tua atau rona lain yang menyerupai rona bumi adalah warna yang ideal. Karena kandungan air yang terlalu tinggi selama proses pengomposan, rona menjadi terlalu hitam. Sebaliknya, rona yang terlalu cerah disebabkan oleh pengomposan yang terlalu kering atau tingkat kelembapan di bawah 30%. Salah satu faktor penentu kematangan kompos adalah aroma. Tergantung pada bahan yang digunakan dan aktivitas mikroba yang ada, proses fermentasi kompos akan menghasilkan berbagai aroma yang kuat. Compost memiliki aroma yang mirip dengan humus atau tidak menyengat. Hal ini terjadi sebagai akibat dari massa kompos yang berkurang menjadi sekitar 50% dari berat awal. Saat diperas, kompos yang sehat tidak menetes melainkan mempertahankan tingkat kelembapannya.
Suatu zat yang diberikan kepada tanaman dengan tujuan meningkatkan ketersediaan nutrisi disebut sebagai pupuk. Daun kering adalah jenis pupuk paling awal. Pupuk kimia saat ini langka dan ketersediaannya sudah semakin menipis. Pupuk kimia mahal, berbahaya bagi lingkungan, dan dapat membahayakan mikroba tanah. Dalam upaya mengurangi penggunaan pupuk kimia, petani mencari pilihan baru, seperti pupuk organik yang dibuat dari bahan organik. Pupuk kimia dapat membahayakan bakteri tanah, mahal, dan buruk bagi lingkungan. Petani mencari solusi alternatif, seperti pupuk organik yang dihasilkan dari bahan organik, dalam upaya mengurangi penggunaan pupuk kimia. Komponen utama kompos adalah detritus daun kering. Pengumpulan serasah daun merupakan langkah awal. Sampah daun dikumpulkan dari pekarangan dan pekarangan rumah warga. Sampah daun kering dikumpulkan terlebih dahulu, kemudian dipindahkan menggunakan karung.
Tahap kedua adalah memisahkan sampah biologis dari sampah lainnya, seperti ranting, batu, dan plastik, berupa daun-daun kering. Selain itu, sisa-sisa daun dipisahkan menjadi daun kering dan daun masih basah atau segar. Ini dilakukan untuk memastikan pemasakan kompos yang merata. Daun tersebut kemudian diiris kecil-kecil setelah dibersihkan. Daunnya dibelah kecil-kecil lalu ditempatkan di ember berisi cairan berisi bakteri EM4. EM4 bertanggung jawab untuk memecah bahan organik di daun. EM4 pertama kali dilarutkan dalam larutan gula dan air. Setelah digabungkan dengan EM4, limbah daun diaduk sampai rata dan tersegel. Setelah 15 hari, ketika telah mencapai kematangan ideal, proses pengomposan akan berakhir. Kompos mengalami perubahan fisik selama proses dekomposisi, termasuk perubahan tekstur, warna, dan baunya. Dampak bahan yang ditambahkan ke kompos dan aktivitas mikroorganisme yang ditemukan dalam sampah organik keduanya berkontribusi terhadap pergeseran ini. Kompos telah matang setelah 15 hari, yang dibuktikan dengan sifat fisik kompos. Ciri-ciri kompos daun kering siap pakai adalah warnanya coklat kehitaman, teksturnya remah dan agak abrasif, serta tidak berbau dan berbentuk butiran lepas.
Vol 4 No 2 (2024) 738 -742 P-ISSN 2746-9794 E-ISSN 2747-2736 DOI: 10.47467/elmujtama.v4i2.4336
Journal of Artificial Intelligence in Architecture
Motif Akademi Halkbilimi Dergisi, 2020
Estudios de Filosofía, 2024
I.I. Elkina, M. Wagner, P.E. Tarasov (Eds.). The art of ancient textiles. Methods of investigation, conservation and reconstruction. Series Archaeology in China and East Asia, Volume 7. Nünnerich–Asmus Verlag & Media GmbH, Oppenheim am Rhein, 2019. 400 p. , 2019
Revista Geometria Gráfica, 2018
2022
International Business Research, 2018
Transfusion, 2018
Proceedings of the Twenty-Eighth Hawaii International Conference on System Sciences
The American journal of tropical medicine and hygiene, 2016
La Jornada del Campo, número 15. , 1993
HAL (Le Centre pour la Communication Scientifique Directe), 2015
34. International Public Finance Conference, 2019