Academia.eduAcademia.edu

Strategi Guru PAI dalam Membentuk Karakter Religius Siswa

2023, An-Nuha

An-Nuha: Jurnal Pendidikan Islam e-ISSN: 2775-7617 p-ISSN: 2775-7226 http://annuha.ppj.unp.ac.id Volume 3 Number 2 Mei 2023, hal. 274-284 Strategi Guru PAI dalam Membentuk Karakter Religius Siswa Nur Afni Lubis1, Murniyetti2 nurafni232@gmail.com1, murniyetti@yahoo.co.id 2 Universitas Negeri Padang1,2 ARTICLE INFO ABSTRACT Article history: PAI teachers have a role in shaping students' religious character, therefore PAI teachers' strategies in shaping students' religious character need to be considered. Because the strategy used will affect the formation of students' religious character. The purpose of this study was to determine the religious character of students at SMAN Binsus Dumai, to find out the strategies used by PAI teachers in shaping students' religious character, and to find out the factors that influence PAI teachers in shaping the religious character of students at SMAN Binsus Dumai. This research uses qualitative methods with a case study approach. The research was conducted at SMAN Binsus Dumai. The data collection techniques used are observation, interviews, and documents. The informants in this study were PAI teachers and students. The results of the study, first, the religious character of students in general can be said to be good because it has met the existing religious character indicators, character building strategies are carried out through integration through example, habituation, and advice. Third, Influencing factors are divided into internal and external factors. Received, 26 April 2023 Revised, 29 April 2023 Accepted, 02 Mei 2023 Keywords: PAI Teacher, Strategy, Religious Character Conflict of Interest: None Funding: None Corresponding Author: Nur Afni Lubis, Department Islamic Education Faculty of Social Science Universitas Negeri Padang, Indonesia, Email nurafni232@gmail.com, Phone Number Author: 081233401210 Copyright©2023, Author(s) 1. Pendahuluan Pendidikan agama Islam memiliki tujuan untuk meningkatkan keimanan, pengamalan dan pemahaman siswa, sehingga siswa bisa menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa dan dapat mengaplikasikanny dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Ki Hajar Dewantara fungsi utama pendidikan, yaitu daya yang mampu membentuk pertumbuhan budi pekerti seperti kekuatan batin maupun budi pekerti, pikiran dan jasmani anak yang selaras antara alam dan masyarakatnya. Oleh karena itu Pendidikan harus sesuai dengan kedudukan dan keadaan yang ada (Achmad Ali Fikri, Syamsul Arifin 2022). 274 Nur Afni Lubis, Murniyetti: Strategi Guru PAI Dalam Membentuk Karakter.. Guru PAI merupakan seorang pendidik yang memiliki tugas untuk mengajarkan ajaran agama Islam dan membimbing peserta didik untuk mencapai kedewasaan dan membentuk peserta didik untuk menjadi pribadi muslim yang berkarakter dan berakhlak. Kedudukan guru PAI memiiki peran penting dan merupakan realisasi dari ajaran dari ajaran Islam itu sendiri. Guru PAI memiliki tugas untuk mengajar dan mendidik siswa sesuai dengan ajaran agama Islam tidak hanya itu guru PAI juga memiliki tugas untuk membimbing serta menuntun siswa kearah yang lebih baik, memberi tauladan dan membantu mengantarkan siswa ke arah kedewasaan jasmani dan rohani. Hal itu sejalan dengan tujuan pendidikan agama yang akan dicapai, adapun tujuannya yaitu, membimbing anak agar menjadi muslim yang sejati, beriman, beramal saleh, berakhlak mulia, dan berguna untuk masyarakat dan negara (Muhaji, 2019). Menurut Marzuki (2009) karakter merupakan nilai-nilai yang ada didalam tiap-tiap individu yang mencerminkan perilaku individu tersebut yang bersifat universal mencakup seluruh aktivitas manusia, baik ketika berhubungan dengan Tuhannya, dengan manusia lain, dengan lingkungan maupun dengan dirinya sendiri, semuanya terbentuk kedalam pikiran, perasaan, perkataan, sikap dan perbuatan yang berlandaskan norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Pembentukan pendidikan karakter merupakan salah satu cara untuk membentuk dan mengubah moral seseorang yang didasari nilai-nilai keislaman. Tujuan dari pembentukkan pendidikan karakter ini adalah untuk menjadikan generasi penerus bangsa ini sebagai tonggak penerus perjuangan yang beradab, bermartabat dan berbudi pekerti luhur (Agustin, 2020). Karakter yang paling utama dan harus ditanamkan kepada anak adalah karakter religius, karena karakter religius inilah yang akan menjadi dasar ajaran agama dalam menjalankan kehidupan. Karakter religius tidak hanya yang berhubungan dengan ubudiyah saja tetapi juga menyangkut hubungan dengan sesama manusia. Proses pembentukan karakter merupakan tanggung jawab guru dan orang tua. Guru bertanggung jawab melalui lembaga formal dilingkungan sekolah sedangkan orang tua dan masyarakat bertanggung jawab pada Lembaga non formal (Nurbaiti, Alwy dkk, 2020). Pembentukan karakter religius merupakan proses pembentukan suasana kehidupan keagamaan. Pembentukan tersebut dilakukan melalui pengamalan, ajakan dan pembiasaan-pembiasaan melalui sikap agamis baik habluminallah maupun habluminannas dalam lingkungan sekolah. Dengan ini siswa akan diberikan keteladanan melalui kepala sekolah dan guru dalam mengamalkan nilai-nilai keagamaan dan siswa akan mencotoh dan ikut mengamalkan keteladanan tersebut baik di sekolah maupun di luar sekolah, karena lingkungan memberikan pengaruh terhdap sikap dan karakter seseorang (Ratniana, 2019). Dengan demikian guru PAI diharapkan mampu untuk mengajarkan, memberikan tauladan dan membimbing siswa untuk berperilaku baik. Guru PAI memiliki posisi sentral dalam membentuk perilaku siswa di sekolah, dan jika guru mampu menciptakan budaya religius di sekolah akan membantu dalam membentuk karakter siswa dan siswa akan berperilaku Islami (Kisman, 2020). Berbagai kompotensi tersebut dapat diaplikasikan dengan beragam cara. Salah satu caranya adalah dengan memilih dan menggunakan strategi yang tepat sehingga proses mengajar dan mendidik dapat berjalan dengan baik dan terbentuknya karakter religius siswa. Strategi merupakan cara dan upaya yang dibuat secara terencana dan sistematis 275 An-Nuha Vol. 3, No. 2, 2023 untuk menghadapi permasalahan tertentu dalam kondisi tertentu untuk mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Guru Pendidikan Agama Islam menggunakan beragam strategi yang cocok untuk diaplikasikan dalam membentuk karakter siswa dan memaksimalkan kemampuan serta kompetensi siswa sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan seutuhnya(Fatmawati, 2015). Menurut al-Ghazali ada dua cara dalam mendidik, yaitu dengan mujahadah dan membiasakan dengan kebiasaan yang baik. Kedua hal itu harus dikerjakan secara berulang-ulang. Pengembangan karakter yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah ialah dengan mengembangkan budaya religius. Untuk itu guru PAI perlu membuat dan melaksanakan strateginya secara efektif dan efesien pengembangan budaya religius yang dilakukan melalui pembiasaan dan keteladanan kepada siswa sehingga membantu untuk menumbuhkan karakter religius siswa (Ashari, 2019). Guru Pendidikan Agama Islam memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter religius siswa yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan nilai-nilai keagamaan. Guru perlu membentuk karakter siswa, karena orang yang berkarakter akan menjadi generasi penerus yang berguna baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan agamanya. Dengan demikian guru PAI tentunya harus memiliki cara maupun strategi yang tepat sehingga dapat meningkatkan keterampilan dan menambah pengetahuan siswa dalam beragama dan membentuk kepribadian muslim siswa(Kisman, 2020). SMA Negeri Binsus merupakan sekolah yang tidak berlabel Islam atau berorientasi Islam namun SMA Negeri Binsus cukup kental dengan nlai-nilai keislaman banyak kegiatan keagamaan yang jarang ditemukan di sekolah umum lainnya. Berdasarkan pemaparan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Guru PAI Dalam Membentuk Karakter Religius di SMA Negeri Binsus Dumai” Peneliti memilih lokasi penelitian di SMA tersebut dikarenakan SMA Negeri Binsus Dumai merupakan sekolah yang sudah memperhatikan pentingnya Pendidikan karakter. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakter religius siswa di SMA Negeri Binsus Dumai, untuk mengetahui strategi yang digunakan guru PAI dalam membentuk karakter religius siswa dan untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam membentuk karakter religius siswa di SMA Negeri Binsus Dumai. 2. Tinjauan Pustaka A. Strategi Strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Secara umum, strategi dapat didefinisikan sebagai sesuatu cara atau upaya yang dilakukan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan (Yasyakur, 2017). Menurut Laila, (2018) Strategi merupakan a plan, method, or series of activites designed to achieves a particular educated goal. Strategi ialah pendekatan secara menyeluruh yang berkaitan dengan gagasan, perencanaan, sebuah kegiatan dalam jangka waktu tertentu. Dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan perencanaan yang terdiri dari serangkaian kegiatan yang didesain dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi berkaitan dengan taktik dan cara. Strategi adalah segala cara dan upaya yang dilakukan untuk menghadapi sasaran tertentu pada kondisi tertentu untuk memperoleh hasil yang diinginkan secara maksimal. Strategi pendidikan pada 276 Nur Afni Lubis, Murniyetti: Strategi Guru PAI Dalam Membentuk Karakter.. dasarnya adalah pengetahuan atau seni mendayagunakan yang dilakukan demi mencapai sasaran pendidikan melalui perencanaan dan pengarahan dalam operasionalisasi yang disesuaiakan dengan kondisi lapangan yang ada. Termasuk pula perhitungan tentang hambatan-hambatannya baik berupa fisik dan non fisik (seperti mental spiritual dan moral, baik dari subjek maupun lingkungan sekitar). Strategi pendidikan berarti kebijakan dan metode yang dilakukan pada proses kependidikan (Dewi, 2019). Menurut Gunawan (2019) dalam Noviana and Rahman (2021) pendidik memiliki tanggung jawab dalam mentransfer ilmu dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk mencapi tujuan pembelajara. Disamping itu pendidik juga memiliki peran dalam membentuk sikap siswa. B. Karakter Karakter secara etimologi berasal dari bahasa latin character, yang antara lain watak, tabiat, sifat, kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak. Secara terminologi karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas sekelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai yang berhubngan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat (Agus, 2012). Secara istilah karakter merupakan akhlak yang berfungsi sebagai penjaga akhlak yang tabiat pada diri seseorang yang terbentuk melalui proses. Karakter merupakan suatu sikap dan tingkah laku seseorang yang terbentuk melalui Pendidikan yang ada dalam beberapa elemen, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat (Ananda, 2012). Menurut Suyanto dalam Agus Wibowo (2012) karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam ruang lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Sedangkan menurut Marzuki (2009) karaker merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangka berhuungan dengan Tuhannya, dengan dirinya, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungannya yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Dalam Islam karakter dan akhlak memiliki makna yang hamper sama, namun terdapat perbedaan diantaranya. Akhlak hanya ada pada ajaran Islam dan berpedoman pada Alquran dan al-Haids, sedangkan karakter ada pada semua ajaran agama, disamping itu akhlak merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan rohani sedangkan karakter berkaitan dengan jasmani (Badry and Rahman, 2021). Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan tindakan yang melekat pada diri sesorang yang menjadi ciri khas seseorang yang terbentuk melalu cara berperilaku dalam kehidupan seharihari, karakter terbentuk sesua dengan perilakunya. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengungkapkan bahwa ada 18 nilai karakter yang harus dikembangkan di jenjang satuan pendidikan di Indonesia adapun nilai-nilainya yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Berdasarkan 18 nilai-nilai pendidikan karakter pada tabel diatas, peneliti akan berfokus pada nilai karakter religius. Karakter religius dapat dideskripsikan sebagai 277 An-Nuha Vol. 3, No. 2, 2023 sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Maksud dari patuh dalam melaksanakan ajaran agama adalah taat terhadap perintah dan larangan dari agama yang dianutnya. C. Karakter Religius Karakter religius terdiri dari dua kata yaitu karakter dan religius. Karakter menurut Kemendiknas (2010) adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang, yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan sebagai cara pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak. Sedangkan didalam terminologi islam, karakter disamakan dengan khuluq (bentuk tunggal dari akhlaq) akhlak yaitu kondisi batiniyah dalam dan lahiriah (luar) manusia (Zubaedi, 2012). Menurut Thomas Lickona dalam A’yun (2020) karakter adalah a reliable inner disposition to respond to situations in a morally good way, yang berarti bahwa suatu watak terdalam untuk merespons situasi dalam suatu cara yang baik dan bermoral. Dalam pandangannya karakter berarti suatu watak terdalam yang dapat dikendalikan untuk merespons situasi dengan cara yang menurut moral baik. Karakter tersusun atas tiga bagian yang saling terkait yaitu pengetahuan tentang moral, perasaan bermoral, dan perilaku bermoral. Kata dasar religius ialah religi (religion) sebagai bentuk kata benda yang berarti agama atau kepercayaan akan adanya sesuatu kekuatan kodrati di atas manusia. Sedangkan religius berasal dari kata religious yang berarti sifat religi yang melekat pada diri seseorang. Religius dapat diartikan sebagai sikap yang berhubungan dengan keagamaan, religius merupakan salah satu nilai karakter sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun antar umat pemeluk agama lain. (Akhmad, 2011). Karakter religius adalah sikap dan perilaku yang taat dalam menjalankan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah umat agama lain. Sikap yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubugan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Nilai-nilai religius merupakan pilar yang paling penting dan menjadi dasar dalam pendidikan karakter.Jadi, karakter religius adalah sebuah sikap atau perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan ajaran atau aturan agama yang menyangkut hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia (A’yun, 2020). Karakter religius sangat penting dan dibutuhkan oleh peserta didik dalam menghadapi perkembangan zaman dan degradasi moral sehingga diharapkan peserta didik mampu berperilaku baik sesuai dengan ketentuan dan ketetapan agama. Menurut Zayadi dalam Sahuri (2022) sumber nilai religius yang berlaku dalam kehidupan manusia digolongkan menjadi dua macam, yaitu nilai ilahiyah yang merupakan nilai yang berhubungan dengan ketuhanan. Selanjutnya nilai insaniyah yang merupakan nilai yang berhubungan dengan sesama manusia yang berisi budi pekerti. Berdasarkan kesimpulan dari nilai illahiyah dan nilai insaniyyah dapat dipahami bahwa nilai religius adalah nilai-nilai kehidupan yang mencerminkan tumbuh kembangnya kehidupan beragama yang terdiri tiga unsur yaitu aqidah, ibadah, dan akhlak yang menjadi pedoman perilaku manusia sesuai dengan aturan Illahi untuk 278 Nur Afni Lubis, Murniyetti: Strategi Guru PAI Dalam Membentuk Karakter.. mencapai kesejahteraan serta kebahagiaan hidup di dunia ataupun di akhirat. Penerapan nlai religius di sekolah bisa diaplikasikan dengan kegiatan keagamaan yang dilakukan secara rutin (Sahuri, 2022). Fungsi Pembentukan Karakter Religius Karakter religius sangat penting dan dibutuhkan oleh peserta didik untuk menghadapi perkembangan zaman dan degradasi moral yang terjadi saat ini sehingga diharapkan peserta didik mampu mengahadapi tantangan tersebut dan berperilaku baik sesuai dengan ketentuan dan ketetapan agama. Fungsi pembentukan karakter religius menurut Anas dan Irwanto dalam A’yun (2020) adalah pengembangan, perbaikan, dan penyaring. Dapat disimpulkan fungsi dari pembentukan karakter religius adalah untuk menjadikan peserta didik menjadi pribadi yang memiliki pikiran, hati, dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai religius dan menghindari terjerumusnya peserta didik pada budaya yang tidak sesuai dengan norma bangsa dan agama. Indikator Karakter Religius Menurut Kemendiknas (2010:25) adapun indikator implementasi dalam karakter religius yaitu berdoa sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan, merayakan harihari besar keagamaan, memiliki fasilitas yang digunakan untuk beribadah, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa indikator penguatan karakter religus di SMAN BINSUS adalah sebagai berikut: a. Budaya 7S (senyum, salam, sapa, sopan, santun, sabar dan solidaritas) b. Berdoa sebelum dan sesudah belajar c. Melaksanakan shalat d. Merayakan hari besar keagamaan e. Toleransi terhadap pemeluk agama lain f. Memiliki fasilitas untuk pelaksanaan kegiatan keagamaan Menurut Arrias Dkk (2019), ada beberapa faktor yang mempengaruhi permbentukan karakter religius. Faktor yang dimaksud dibagi menjadi dua kategori yakni, faktor internal yaitu insting atau naluri, adat atau kebiasaan, kehendak atau kemauan (Iradah), dan suara hati. Faktor eksternal meliputi pendidikan, lingkungan (Sekolah, rumah atau keluarga, masyarakat), sarana dan prasarana. Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter religius siswa. 3. Metode Jenis penelitian yang digunakan peneliti termasuk kedalam jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dengan menggunakan pendekatan ini peneliti berusaha untuk mendeskripsikan tentang strategi yang digunakan guru PAI dalam membentuk karakter relegius siswa di SMA Negeri Binsus Dumai. Lokasi penelitian di SMA Negeri Binsus Dumai yang beralamat di Jl. Inpres Kel. Purnama Kec. Dumai Barat, Kota Dumai, Provinsi Riau. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, yaitu: observasi, wawancara, dan dokumen. Menggunakan metode interaktif dalam menganalisis data antara proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan, tidak di pandang sebagai kegiatan yang berlangsung secara liniear, namun merupakan siklus yang interaktif (Sugiyono, 2019). Teknik keabsahan data yang peneliti gunakan yaitu uji kredibilitas (credibility). Uji kredibilitas yang dipakai peneliti adalah pengujian triangulasi. 279 An-Nuha Vol. 3, No. 2, 2023 4. Hasil dan Pembahasan A. Karakter religius siswa di SMA Negeri Binsus Dumai Karakter religius adalah sikap dan perilaku yang taat dalam menjalankan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhaap pelaksanaan ibaah umat agama lain. Karakter religius merupakan sebuah sikap atau perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan ajaran atau aturan agama yang menyangkut hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia (A’yun, 2020). Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Rozalia S.Pd.I dengan hasil wawancara sebagai berikut: “Berdasarkan pengamatan dari kondisi saat ini, karakter reigius siswa SMAN Binsus belum terbentuk seutuhnya, belum 100%. Secara umum karkter religius siswa sudah 88% terbentuk hal ini dikarenakan adanya kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan dilingkungan sekolah yang membantu membentuk karakter siswa, selain itu juga dikarenakan lingkungan sekolah yang mendukung dan budaya 7S yang diterapkan.” Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di SMAN Binsus sejalan dengan wawancara yang peneliti lakukan, bahwasannya benar adanya jika siswa di SMAN Binsus memiliki karakter yang baik, dan adanya budaya 7S yang diterapkan di lingkungan sekolah. Karakter religius siswa di SMA Negeri Binsus Dumai secara umum sudah baik. Hal ini dikarenakan keberhasilan guru PAI dalam membentuk karakter religius siswa melalui pembiasaan dan keteladanan. Indikator keberhasilan pembentukan karakter religius siswa di SMA Negeri Binsus Dumai terwujud dalam bentuk sikap atau perilaku siswa, yakni siswa mulai sadar diri dan terbiasa untuk melaksanakan kegiatan keagamaan di sekolah, meningkatnya kesadaran siswa untuk mengerjakan kewajibannya terutama dalam melakanakan shalat, siswa menunjukkan akhlak budi pekerti yang baik di lingkungan sekolah, sopan, santun dan menghargai sesama dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut dalam kehidupan sehari-hari. Indikator keberhasilan pembentukan karakter religius siswa di SMA Negeri Binsus Dumai telah sesuai dengan indikator karakter religius Kemendiknas (2010:25) Siswa SMA Negeri Binsus Dumai sudah memiliki nilai-nilai religius yaitu Nilai Ilahiyah, menjadikan siswa memiliki karakter yang berhubungan dengan ketuhanan seperti, beriman dan bertakwa kepada Allah dengan menjalankan perintah Allah serta menjauhi larangan Allah. Nilai Insaniyah, menjadikann siswa memilii karakter yang berhubungan dengan sesama manusia dan lingkungan sekitar seperti memiliki sikap sopan santun, hormat dan patuh kepada orang tua, saling menyanyangi sesama manusia, tolong menolong dan menjaga persaudaraan (ukhuwah)(Sahuri 2022). B. Strategi guru PAI dalam membentuk karakter religius siswa SMA Negeri Binsus Dumai Berdasarkan temuan peneliti pada pembahasan sebelumnya, guru PAI merupakan orang yang memiliki tanggung jawab lebih dalam mendidik peserta didik. Selain sebagai pengajar yang mengajarkan tentang berbagai pelajaran, guru PAI juga menjadi murabbi, mursyid, mudarris dan muaddib yang bertanggung jawab atas pemberian ilmu pengetahuan serta pemeliharaan jasmani dan rohani yang mendalam kepada peserta didik (Aziz, 2020). Strategi guru PAI di SMAN Binsus Dumai dalam membentuk karakter religius siswa sejalan dengan pendapat ahli sebelumnya Ratniana (2019) ada dua cara 280 Nur Afni Lubis, Murniyetti: Strategi Guru PAI Dalam Membentuk Karakter.. dalam mendidik, yaitu pertama dengan mujahadah dan membiasakan latihan dengan amal saleh. Kedua, perbuatan itu dikerjakan dengan di ulang-ulang. Untuk menumbuhkan karakter religius pada siswa, guru PAI dapat melaksanakan strateginya dengan efektif dan efisien melalui pembelajaran pada pendidikan agama Islam yang disesuaikan dengan kurikulum, strategi yang dipergunakan meliputi keteladanan dan pembiasaan. 1. Pembiasaan Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan dengan Ibu Sri salah seorang guru PAI di SMAN Binsus, beliau mengatakan: “Sebelum memulai pembelajaran kita akan berdoa terlebih dahulu, melakukan pembiasaan seperti, membiasakan siswa untuk membaca al-qur’an, surah-surah pendek, ayat-ayat yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Setelah itu saya akan menanyakan kabar siswa tersebut dan dilanjutkan dengan absen. Pada proses pembelajaran saya biasanya menghubungkan materi pembelajaran dengan kondisi nyata atau mengaitkannya dengan kejadian dikehidupan sehari-hari.” “membiasakan siswa untuk mengikuti kegiatan keagamaan seperti untuk hari jumat itu ada kegiatan keputrian kusus untuk yang perempuan beragama islam adanya rohis jumat di pagi hari (penampilan kelas bertema islam, kultum,yasinan) pelaksanaan hari-hari besar keagamaan, shalat zuhur dan ashar berjamaah”. Pendidikan dengan pembiasaan merupakan strategi utama yang dilakukan oleh guru PAI. Karena strategi pembiasaan merupakan salah satu cara yang efektif untuk membentuk karakter siswa. Dengan pembiasaan-pembiasaan baik yang di terapkan di lingkungan sekolah akan membantu merubah perilaku serta sikap siswa secara bertahap. Adapun pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan guru PAI di SMA Negeri Binsus adalah sebagai berikut: a. Membiasakan siswa untuk senyum, salam,sapa,sopan,santun,sabar dan solidaritas . b. Membiasakan siswa untuk berdoa sebelum dan sesudah belajar. c. Membiasakan siswa untuk membaca al-qur’an, surah-surah pendek. d. Membiasakan siswa untuk shalat zuhur dan ashar berjamaah. e. Membiasakan siswa untuk mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan sekolah (rohis jum’at, keputrian, yasinan bersama, peryaan harihari besar keagamaan). f. Membiasakan siswa untuk hidup berdampingan dan saling toleransi terhadap pemeluk agama lain Dengan pembiasaan yang baik yang diterapkan di sekolah maka akan membantu dalam membentuk prilaku serta sikap siswa secara bertahap menuju sikap yang baik seperti yang sudah ditujukan (Ahsanulkhaq, 2019). Pembentukan karakter religius berarti menciptakan suasana kehidupan keagamaan. Penciptaan suasan religius dilakukan dengan cara pengamalan, ajakan dan pembiasaan-pembiasaan sikap agamis baik habluminallah maupun habluminannas dalam lingkungan sekolah (Ratniana, 2019). 2. Keteladanan Keteladanan berarti memberikan contoh, baik dalam berperilaku, berbicara, sifat dan sebagainya. Strategi keteladanan ini juga melibatkan seluruh aspek sekolah untuk memberikan yang baik. Beberapa contoh dari keteladanan yaitu, saling menghormati dan menghargai terutam kepada yang lebih tua. 281 An-Nuha Vol. 3, No. 2, 2023 Ibu Rozalia guru mata pelajaran PAI mengatakan: “Guru memberikan contoh kepada siswa, dimulai dari yang paling kecil seperti mengucapkan salam ketika masuk kelas, masuk kekelas tepat waktu, bertutur kata yang baik dan menunjukkan sikap saling menghargai. Hal-hal tersebut perlu kita tanamkan agar terbentuknya pribadi yang baik dan membentuk karakter religius dari siswa jadi kita yang melakukannya terlebih dahulu agar siswa melihat dan mengikutinya.” Guru merupakan model bagi siswanya, karena apa yang dilakukan guru akan cenderung diikuti oleh siswanya. Selain itu guru juga menunjukkan perilaku yang baik, datang tetapat waktu, mengucapkan salam ketika masuk ke dalam kelas dan ikut menerapkan budaya 7S dan ikut serta hadir dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di sekolah. Keteladanan ini merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh guru PAI di SMA Negeri Binsus Dumai dalam membentuk karakter religius siswa. Karena dengan strategi ini dapat menumbuhkan karakter religius pada siswa SMA Negeri Binsus Dumai dengan maksimal. Karena untuk siswa SMA tidak bisa menggunakan dengan cara diperintah saja namun juga diperlukan aksi atau contoh yang nyata dari guru PAI tersebut. Karena siswa akan melakukan apa yang mereka lihat Dengan memberikan keteladanan tersebut, secara tidak langsung akan memberikan dampak yang positif kepada siswa sehingga hal ini akan akan meningkatkan perubahan dalam sikap dan perilaku siswa. Dan pada akhirnya siswa akan mulai terbiasa melakukan dalam kehidupan sehari-harinya (Mulyasa, 2008:37). Dapat diketahui bahwa strategi guru PAI dalam membentuk karakter religius siswa di SMA Negeri Binsus Dumai dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan tersebut karena, guru PAI tidak hanya sendirian dalam pengimplementasian strategi tersebut, tetapi juga dibantu oleh kepala sekolah, guru-guru lain serta kondisi dan lingkungan sekolah yang mendukung. Hal ini terbukti dengan sikap siswa yang mau mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan, adanya toleransi, sopan dan santun, berdoa sebelum dan sesudah belajar, dan pada saat jam shalat tiba siswa bergegas untuk menuju ke musala sekolah, keberhasilan juga terbukti dengan terciptanya lingkungan sekolah yang religius dan kondusif. C. Faktor penghambat dan pendukung yang dihadapi guru PAI dalam membentuk krakter religius siswa SMA Negeri Binsus Dumai Dalam pembentukan karakter religius pasti ada faktor penghambat dan faktor pendukungnya. Dari hasil penelitian di SMA Negeri Binsus Dumai terdapat beberapa faktor penghambat dan pendukung yang mempengaruhi pembentukan karakter religius siswa, yaitu: 1. Faktor Pendukung Faktor pendukung disini mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk karakter religius siswa, Ibu Rozalia selaku guru PAI beliau mengatakan “Faktor pendukung dalam pembentukan karakter religius siswa di SMAN Binsus ini yaitu, fasilitas atau sarana dan prasarana sekolah dan lingkungan sekolah yang sudah mendukung. Tentunya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan diperlukan sarana dan prasarana yang mendukung. Adanya kerja sama yang baik antara orang tua dan guru di sekolah.” 2. Faktor Penghambat Faktor penghambat dari pembentukan karakter religius siswa di SMA Negeri Binsus Dumai, sesuai dengan yang dikatakan Ibu Sri Rahmalina salah seorang 282 Nur Afni Lubis, Murniyetti: Strategi Guru PAI Dalam Membentuk Karakter.. guru PAI di SMAN Binsus “Faktor penghambat dalam pembentukan karakter religius siswa, berasal dari latar belakang siswa yang berbeda-beda dan lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan atau lingkungan tempat tinggalnya juga menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat terbentuknya karakter religius itu sendiri. Karena lingkungan tersebut dapat mempengaruhi siswa, meskipun lingkungan sekolah sudah dibuat religius. Disanalah tantangan kami sebagai guru, terutama yang guru PAI jadi ketika melihat ada siswa yang sikapnya tidak sesuai atau keluar dari jalur, kami langsung memanggil siswa tersebut dan melakukan pembinaan karakter terhadap siswa yang bersangkutan. 5. Simpulan Karakter religius siswa di SMA Negeri Binsus Dumai sudah terbentuk dengan baik hal ini dapat dilihat dari keseharian siswa di sekolah, tumbuhnya kesadaran diri siswa untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, siswa yang terbiasa dengan kegiatan keagamaan dan siswa menerapkan budaya 7S dalam kehidupan sehari-hari. Strategi yang digunakan guru PAI dalam membentuk karakter reigius siwa di SMA Negeri Binsus Dumai yaitu melalui pembiasaan dan keteladanan. Pembiasaan yang dilakukan, dimulai dari membiasakan budaya 7S, shalat berjamaah, berdoa sebelum dan sesudah belajar, kegiatan keputrian, dan merayakan hari-hari besar keagamaan. Selanjutnya melalui keteladanan, keteladanan dimulai dari guru yang ikut serta dalam pelaksanaan shalat berjamaah, ikut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan yang diadakan dan memberikan contoh yang baik mulai dari datang tepat waktu, memberikan motivasi dan nasehat serta bagus dalam bertutur kata. Faktor pendukung dalam membentuk karakter religius siswa di SMA Negeri Binsus Dumai diantaranya adanya kerja sama yang baik antara guru PAI dengan guru lainnya, adanya dukungan positif dari lingkungan sekolah dan keluarga, serta sarana prasarana sekolah yang mendukung. Sedangkan faktor penghambat dalam membentuk karakter religius siswa yaitu pengaruh dari lingkungan pergaulan siswa, kurangnya kesadaran diri pada siswa, dan sifat serta latar belakang siswa yang berbeda. 6. Referensi A’yun, Puspita Dewi Qurroti. (2020). “Strategi Guru PAI Dalam Membentuk Karakter Religius Siswa Madrasah Ibtidaiyah Arrahman Desa Purwotengah Kecamatan Papar Kabupaten Kediri.” 18. Achmad Ali Fikri, Syamsul Arifin, M. Fuad Fahruddin. (2022). “Nilai-nilai Pendidikan Budi Pekerti Menurut KI Hadjar Dewantara Dalam Perspektif Pendidikan Islam. 5–2003:)8.5.2017(2 Agustin, Neli, and Fakultas Tarbiyah. (2020). “Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Islam Dalam Mengatasi Krisis Moral Di Kelas Iv Sd Negeri 104 Rejang Lebong.” Ashari, Atok Eza. (2019). Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Religius Siswa (Studi Multisitus DI SMAN 1 Kademangan Blitar Dan SMAN 1 Garum Blitar). Badry, Intan Mayang Sahni, and Rini Rahman. (2021). “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Nilai Karakter Religius.” An-Nuha 1(4):573–83. doi: 10.24036/annuha.v1i4.135. Fatmawati, Dian. (2015). “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk 283 An-Nuha Vol. 3, No. 2, 2023 Karakter Siswa Di SMP Negeri 13 Malang.” Qiro’ah: Jurnal Pendidikan Agama Islam 160. Kisman. (2020). “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Prerilaku Islami Siswa Di SMK Negeri 1 Manggelewa.” Jurnal Studi Pendidikan Islam IX(1):43–62. Marzuki. (2009). “Dr. Marzuki, M.Ag. Konsep Dasar Pendidikan Karakter - Dr. Marzuki, M.Ag_. Konsep Dasar Pendidikan Karakter.Pdf.” 1–13. Noviana, Risna, and Rini Rahman. (2021). “Strategi Sekolah Dalam Membentuk Sikap Disiplin Peserta Didik Di SD Negeri 01 Kinali.” An-Nuha 1(3):187–97. doi: 10.24036/annuha.v1i3.46. Nurbaiti, Rahma, Susiati Alwy, and Imam Taulabi. (2020). “Pembentukan Karakter Religius Siswa Melalui Pembiasaan Aktivitas Keagamaan.” EL Bidayah: Journal of Islamic Elementary Education 2(1):55–66. doi: 10.33367/jiee.v2i1.995. Ratniana. (2019). “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembelajaran.” AnNizom 4(2):154–60. Sahuri, Mohammad Sofiyan. (2022). A Strategi Guru PAI Membentuk Karakter Religius Peserta Didik Di SMP Al Baitul Amien Jember. Vol. 5. Yasyakur, Moch. (2017). “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Kedisiplinan Beribadah Sholat Lima Waktu.” Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 5.09(2):1185–1230. 284