Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
12 pages
1 file
Strok merupakan ganguan peredarah darah otak yang dapat mengakibatkan kecacatan, bahkan kematian. Di negara-negara maju maupun negara yang sedang berkembang, strok mempunyai angka kecacatan dan kematian yang cukup tinggi. Menurut National Center for Health Statistic (1990) di Amerika Serikat strok merupakan penyebab kematian ketiga yang paling lazim terdapat setelah penyakit kardiovaskular dan menjadi penyebab utama dari kecacatan yang berat. Di seluruh dunia sekitar 4,6 juta orang meninggal karena strok per tahunnya dan tiga perempatnya terjadi di negara berkembang Stroke iskemik merupakan satu penyebab utama kematian dan kecacatan 1 . Dari data Survei Kesehatan Rumah Tangga (1995) Departemen Kesehatan RI, menunjukkan angka mortalitas nomor satu yang disebabkan oleh penyakitpenyakit sirkulasi, termasuk di dalamnya strok 2 .
Bukti dari studi-studi manusia menyatakan bahwa angiogenesis dimulai sepanjang stadium pre-malignan kanker. Penghambatan angiogenesis dapat menjadi nilai penting dalam mencegah perkembangan menjadi kanker invasif. Memahami mekanismemekanisme yang menginduksi angiogenesis pada lesi-lesi ini dan identifikasi penting pada tumorigenesis manusia penting untuk pengembangan strategi-strategi translasional yang akan membantu menyadari tujuan dari angioprevention (pencegahan angiogenesis)
Pada penyakit ginjal kronik, terjadi kerusakan pada jaringan ginjal sehingga lama kelamaan fungsi diatas mulai terganggu. Penyakit ginjal kronik secara garis besar adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fugsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Anemia terjadi pada 80-90% pasien penyakit ginjal kronik. Anemia pada penyakit ginjal kronik terutama disebabkan oleh defisiensi eritropoietin, hal lain yang dapat berperan dalam terjadinya anemia pada pasien gagal ginjal kronik adalah defisiensi Fe, kehilangan darah, masa hidup eritrosit yang memendek, defisiensi asam folat, serta proses inflamasi akut dan kronik. World Health Organization (WHO) mendefinisikan anemia dengan komsentrasi hemoglobin < 13,0 gr/dl pada laki-laki dan wanita postmenopause dan < 12,0 gr/dl pada wanita lainnya. The European Best Practice Guidelines untuk penatalaksanaan anemia pada pasien-pasien penyakit ginjal kronik mengatakan bahwa batas bawah hemoglobin normal adalah 11,5 gr/dl pada wanita dan 13,5 gr/dl pada laki-laki ≤ 70 tahun dan 12,0 gr/dl pada laki-laki > 70 tahun. The National Kidney Foundation's Kidney Dialysis Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) merekomendasikan anemia pada pasien penyakit ginjal kronik jika kadar hemoglobin < 11,0 gr/dl (hematocrit < 33%) pada wanita premonopause dan pasien prepubertas, dan < 37%) pada laki-laki dewasa dan wanita postmeopause. Sedangkan menurut Pernefri 2011, dikatakan anemia pada penyakit ginjal jika Hb ≤ 10 gr/dl dan Ht ≤ 30%. Etiologi Anemia pada penyakit ginjal kronik adalah jenis anemia normositik normokrom, yang khas selalu terjadi pada sindrom uremia. Bisanya hematokrit menurun hingga 20-30% sesuai
ᴥ Asites pada penyakit ginjal kronik (Nefrogenik Asites) adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya asites masif, analisis cairan dengan protein yang tinggi, albumin serum rendah dan jumlah neutrofil rendah. Kasusnya termasuk jarang ditemukan dan data yang ada minimal didapatkan. ᴥ Mekanisme patogenesis nefrogenik asites 1. Peningkatan tekanan hidrostatik vena hepatica. 2. Kelebihan intake cairan. 3. Naiknya permeabilitas membrane peritoneal; uremic toxin, penggunaan larutan dialisat jangka panjang, kompleks imun, aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosterone, hemosiderosis. 4. Terganggunya drainasi limfatik peritoneal. ᴥ Data IRR tahun 2015 asites nefrogenik belum dicantumkan. ᴥ Pilihan terapi asites nefrogenik yang dianjurkan adalah transplantasi ginjal, CAPD, pilihan lain adalah hemodialisis terus-menerus. Sedangkan terapi yang paling merugikan adalah parasentesis berulang.
ABSTRAK Akalasia esofagus, atau dikenal juga dengan namasimple ectasia, kardiospasme, megaesofagus, merupakan salah satu penyakit yang jarang terjadi. Di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin sendiri kasus akalasia merupakan kasus yang langka, menurut informasi yang didapat dari ruang Penyakit Dalam Pria, kasus akalasia baru pertama kali ditemukan.Klien mengeluh tidak bisa makan dan minum sejak tiga bulan yang lalu.Klien mengeluh awalnya ditenggorokan ada rasa seret di tenggorokan.Saat klien menelan makanan langsung muntah-muntah.Karakteristik muntah yaituapa yang klien makan dan minum. Klien mengeluh sehabis muntah klien merasa tenggorokan sakit dan merasa asam.Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien adalah ganggguan menelan berhubungan dengan (b.d) penyakit akalasia (gangguan/kerusakan pada esophagus);ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis: ketidakmampuan dalam memenuhi asupan nutrisi (gangguan/kerusakan pada esophagus); risiko kekurangan volume cairan dengan faktor risiko: kehilangan cairan berlebihan: muntah cairan/makanan; defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan infomaasi (akalasia esofagus), dan nyeri akut b.d agen injuri biologi (penyakit: aklasia esofagus). Kata-kata kunci: gangguan menelan, akalasia esophagus. ABSTRACT Esophageal achalasia, or also known as simple ectasia, cardiospasm, mega esophaageal, is one of the rare disease. In the General Hospital of Ulin Banjarmasin, this case is a rare.According to information that obtained from male internist ward, this case is the first time in there. The client complained that he could not ate and drank since three months ago. Clientinitially complained that he felt there was different sense in the throat. When heswallowed, he directly got vomiting. The characteristics of vomiting was what he had eaten and drank. Client also complained that after vomiting, he felt pain and sour at throat. Nursing diagnosis that appears on the client was associated with swallowing disorder related to (r/t)achalasia disease (disturbance / damage to the esophagus); imbalance nutrition: less than body requirements r/t biological factors: inability to have nutritional intake (interference / damage of esophagus); risk for lack of fluid volume with risk factors: excessive fluid loss: vomit fluid / food; deficiency of knowledge r/t the lack of information exposure (esophageal achalasia), and acute pain r/t biological injury agents (disease: esophageal achalasia).
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan adanya inflamasi tersebar luas, mempengaruhi setiap organ atau sistem dalam tubuh. Penyakit ini berhubungan dengan deposisi autoantibodi dan kompleks imun, sehingga mengakibatan kerusakan jaringan. SLE adalah penyakit multisistem sering berakhir mengakibatkan gagal ginjal pada anjing. Sistemik lupus eritematosus (SLE) biasanya pada manusia namun dapat juga terjadi pada anjing betina hanya saja kasusnya lebih sedikit. (Robert M et al, 1971). Anjing dari banyak keturunan dapat terserang SLE yaitu sheepdogs Inggris kuno, setter Irlandia, anjing beagle, collie, pudel, anjing Afghanistan, cocker spaniel tetapi anjing gembala Jerman tampaknya lebih cenderung. Penyakit Lupus Eritrematosus sistemik dapat bermanifestasi di organ lain selain kulit. Etiologi penyakit Etiologi utama SLE sampai saat ini belum diketahui, namun beberapa faktor predisposisi dapat berperan dalam patogenesis terjadinya penyakit ini. Diantara beberapa faktor predisposisi tersebut, sampai saat ini belum diketahui faktor yang paling dominan berperan dalam timbulnya penyakit ini. Berikut ini beberapa faktor predisposisi yang berperan dalam timbulnya penyakit SLE : 1. Faktor Genetik Berbagai gen dapat berperan dalam respon imun abnormal sehingga timbul produk autoantibodi yang berlebihan. Risiko terjadinya SLE pada individu yang memiliki saudara dengan penyakit ini adalah 20 kali lebih tinggi dibandingkan pada populasi umum.
Repository UMRAH, 2012
Penelitian Kelimpahan Makrozoobenthos ditinjau Dari Aktivitas Anthropogenik telah dilakukan Di Perairan Sungai Jang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan makrozoobenthos ditinjau dari aktivitas anthropogenik berupa galangan kapal restoran serta pemukiman dan kawasan terlindung dari arus perairan di Perairan Sungai Jang.
Ketersediaan blbit unggul yang baik dengan harga yang terjangkau merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Pengadaan bibit unggul yang balk dapat dilakukan dengan cara klonal varietas atau kultivar unggul. Klonal pada tanamana kelapa sawit hanya bisa dilakukan melalui , bioteknologi kultur jaringan, khususnya melalui em~riogenesis somatik (SE). Dengan teknik tersebut dapat dihasilkan klonal bibit unggul yang banyak dan seragam sehingga dapat meningkatkan produktivitas CPO dimasa mendatang. Pada penelitian ini dicoba penggunaan auksin konsenterasi rendah dalam media untuk menginduksi terjadinya embriogenesis somatik lang sung dari embrio somatik primer. Media kultur yang digunakan untuk induksi embriogenesis somatik langsung membentuk embrio somatik sekunder adalah AH1, AH2, dan AH3. Untuk pendewasaan embrio somatik menggunakan media MH1 dan MH2. Sedangkan media perkecambahan untuk menghasilkan pupus adalah GH1 dan GH2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media AH3 merupakan media yang terbaik untuk induksi embrio somatik primer dengari jumlah rata-rata embrio sebanyak 8.8 fase globular dan 2.4 fase torpedo. Media pendewasaan em brio somatik yang terbaik adalah MH2 (93.75%) dan perkecambahan membentuk pupus adalah GH2 68.75%).
https://servicioskoinonia.org/relat/411e.htm
in Imaginis tempora currunt, 2024, edited by Rosario Perricone, Palermo, Edizioni del Museo Pasqualino, 2024
Technická univerzita, 2018
Library Progress International, 2024
Comprehensive Organic Chemistry Experiments for the Laboratory Classroom
Mennonitische Geschichtsblätter, 2007
Modern Theology, 2020
Thieme-Praxis-Report. Geburtshilfe und Frauenheilkunde/Geburtshilfe und Frauenheilkunde, 2024
Revista Direitos Humanos e Democracia, 2021
Environment International, 2003
Journal of Comprehensive Science, 2023
Papel Político, 2024
Computer Languages, Systems & Structures, 2017
Ecological Engineering, 2013
Journal of Education Culture and Society