Academia.eduAcademia.edu

SANAD MATAN DAN ROWI

SANAD, MATAN, DAN ROWI HADITS I. PENDAHULUAN Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup manusia bagi orang-orang yang bertaqwa sifatnya mujmal(global) atau masih 'am(umum), maka untuk menerapkannya secara praktis sangatlah membutuhkan penjelasan-penjelasan yang lebih jelas terutama dari nabi Muhammad SAW yang menerima wahyu. penjelasan-penjelasan dari nabi tersebut bisa berupa ucapan atau perbuatan maupun pernyataan atau pengakuan, yang dalam tradisi keilmuan islam disebut hadits. Dengan demikian, hadits nabi merupakan sumber ajaran islam setelah AL-Qur'an. Dari sisi periwayatannya hadits memang berbeda dengan Al-Qur'an. Semua periwayatan ayat-ayat Al-Qur'an dipastikan berlangsung secara mutawatir, sedang hadits ada yang mutawatir dan ada juga yang ahad. Oleh karena itu, Al-Quran bila dilihat dari segi periwayatannya mempunyai kedudukan sebagai qot'i al-wurud, sedang hadits nabi dalam hal ini yang berkategori ahad, berkedudukan sebagai dzoni al-wurud. Untuk mengetahui otentisitas dan orisinalitas hadits semacam ini diperlukan penelitian matan maupun sanad. Dari sini dapat dilihat bahwa selain rowi , matan dan sanad merupakan tiga unsur terpenting dalam hadits nabi. Untuk itu dalam pembahasan makalah ini kami akan menyajikan bahan diskusi yang berjudul :Sanad, Matan, dan Rowi Hadits, kami akan mencoba memaparkan apa itu

1) Sanad

Kata sanad menurut bahasa adalah sandaran atau sesuatu yang kita jadikan sandaran. Jika demikian karena hadits bersandar kepadanya. Menrut istilah terdapat perbedaan rumusan pengertian. Al-badru bin jama'ah dan al-tiby mengatakan bahwa sanad adalah :

‫المتن‬ ‫طريق‬ ‫عن‬ ‫الخبار‬

Artinya : "berita tentang jalan matan"

Yang lain menyebutkan :

‫للمتن‬ ‫الموصلة‬ ‫الرجال‬ ‫سلسلة‬

Artinya : "silsilah orang-orang yang meriwayatkan hadits yang menyampaikannya kepada hadis"

Ada juga yang menyebutkan :

‫الول‬ ‫مصدره‬ ‫عن‬ ‫المتن‬ ‫نقلو‬ ‫الذين‬ ‫الرواة‬ ‫سلسلة‬

Artinya : "silsilah para perawi yang menukilkan hadits dari sumbernya yang pertama". [1] Sanad hadits yang menurut pengertian istilah adalah rangkaian para periwayat yang menyampaikan kita kerada matan hadits, mengandung dua bagian penting, yaitu :

Nama-nama periwayat yang terlibat dalam periwayatan hadits yang bersangkutan, dan Lambang-lambang periwayatan hadits yang telah digunakan oleh masing-masing periwayat dalam meriwayatkan hadits yang bersangkutan, misalnya sami'tu, 'an, dan 'anna. [2] Yang berkaitan dengan istilah sanad adalah isnad, musnid, dan musnad. Isnad menurut ilmu bahasa yaitu menyandarkan. Menurut istilah ialah menerangkan sanad hadits (jalan menerima hadits). Maka arti "saya isnad-kan hadits" adalah saya sebutkan sanadnya, saya terangkan jalan datangnya, atau jalan sampainya kepada saya.

Orang yang menerangkan hadits dengan menyebut sanadnya, disebut musnid.

Hadits yang disebut dengan diterangkan sanadnya yang sampai kepada nabi saw.

Dinamai musnad. [3] Suatu hadits sampai kepada kita, tertulis dalam bentuk hadits, melalui sanad-sanad.

Setiap sanad bertemu dengan rawi yang dijsdikan sandaran menyampaikan berita (sanad yang setingkat lebih atas), sehingga seluruh sanad itu merupakan suatu rangkaian. Rangkaian sanad itu ada yang berderajat tinggi, sedang, dan lemah., mengingat perbedaan kedhabitan (kesetiaan ingatan) dan keadilan rawi yang dijadikan sanadnya.rangkaian sanad yang berderajat tinggi menjadikan suatu hadits lebih tinggi derajatnya dari pada hadits yang rangkaian sanadnya sedang atau lemah. Para muhadditsin membagi tingkatan sanad kepada :

Ashahhul asanid (sanad-sanad yang lebih sahih).

Ahsanul asanid (sanad-sanad yang lebih hasan), dan

Adh'aful asanid (sanad-sanad yang lebih lemah). [4] Deretan kata-kata mulai dari : ‫موسى‬ ‫بن‬ ‫عبيدالله‬ ‫حدثنا‬ sampai kepada ‫ص. م‬ ‫الله‬ ‫رسول‬ ‫.قال‬ itulah yang dinamakan sanad. Dengan demikian, maka urutan-urutan sanad dari hadis diatas adalah sebagai berikut :

Ubaidullah bin musa sebagai sanad pertama atau awal sanad.

Handhalah bin abi sufyan sebagai sanad kedua.

Ikrimah bin khalid sebagai sanad ketiga.

Ibnu umar ra. Sebagai sanad keempat atau akhir sanad.

Karena ada istilah "awal sanad" dan "akhir sanad", maka ada juga yang disebut "ausatus sanad", atau pertengahan sanad. Dan dalam ausatus sanad diatas adalah seluruh sanad yang berada antara awal sanad dengan akhir sanad , yakni :

handhalah bin abu sufyan dan ikrimah bin khalid.

2) Matan

Kata Matan atau almatn menurut bahasa ma irtafa'a min al-ardhi (tanah yang meninggi). Sedang menurut istilah adalah :

‫الكل م‬ ‫من‬ ‫السند‬ ‫اليه‬ ‫ينتهى‬ ‫ما‬

Artinya : "suatu kalimat tempat berakhirnya sanad".

Atau dengan redaksi lain ialah :

‫نيه‬ ‫معا‬ ‫بها‬ ‫تتقو م‬ ‫التى‬ ‫الحديث‬ ‫الفاظ‬

Artinya : "lafal-lafal hadits yang didalamnya mengandung makna-makna tertentu".

Ada juga redaksi yang lebih simpel lagi, yang menyebutkan bahwa matan adalah ujung sanad ( gayah as-sanad). Dari semua pengertian diatas menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan matan adalah materi atau lafal hadits itu sendiri.

Deretan kata-kata mulai dari : ‫السل م‬ ‫بني‬ sampai kepada ‫رمضان‬ ‫وصو م‬ itulah yang dinamakan matan.

Sebab-sebab terjadinya Perbedaan Kandungan Matan suatu hadits, antara lain :

Karena Periwayatan Hadis Secara Makna.

Karena Meringkas dan Menyederhanakan Matan Hadis.