Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
19 pages
1 file
Kelompok 8
Khairan Konadi, 2020
I.Sejarah munculnya filsafat kontemporer Filsafat kontemporer yang di awali pada awal abad ke-20, ditandai oleh variasi pemikiran filsafat yang sangat beragam dan kaya. Filsafat kontemporer memiliki sifat yang sangat heterogen. Hal ini disebabkan karena profesionalisme yang semakin besar. Perkembangan ilmu di zaman kontemporer meliputi hampir seluruh bidang ilmu dan teknologi, ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, hukum dan politik, serta ilmu-ilmu eksaksa seperti fisika, kimia, dan biologi, serta aplikasi-aplikasi di bidang teknologi rekayasa genetika, informasi dan komunikasi, dan lain-lain.1 Kemajuan ilmu dan teknologi dari masa ke masa adalah ibarat mata rantai yang tidak terputus satu sama lain. Melihat sejarah perkembangan ilmu zaman kontemporer, tidak lain adalah mengamati pemanfaatan dan pengembangan lebih lanjut dari rentetan sejarah ilmu sebelumnya. Kondisi itulah yang mengalami percepatan yang tidak jarang berada diluar dugaan manusia itu sendiri. 2 Yang dimaksud dengan zaman kontemporer dalam konteks ini adalah era tahun-tahun terakhir yang kita jalani hingga saat sekarang ini. Hal yang membedakan pengamatan tentang ilmu di zaman modern dengan zaman kontemporer adalah bahwa zaman modern adalah era perkembangan ilmu yang berawal sejak sekitar abad ke-15, sedangkan zaman kontemporer memfokuskan sorotannya pada berbagai perkembangan terakhir yang terjadi hingga saat sekarang.Nah dari filsafat konteporer ini lahirlah pemikiran-pemikiran,bahkan ilmu-ilmu yang lain yang berasal dari filsafat tersebut,berikut uraiannya: II.PRAGMATISME,EKSISTENSIALISME,DAN FENOMENOLOGI 1 1 Letche, John, 50 Filsuf Kontemporer : Dari Strukturalisme sampai Postmodernitas, Yogyakarta: Kanisius, 2001. 2 Muntansyir, Riza dkk, Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Bagi Piaget semua pengetahuan adalah konstruksi (bentukan)dari kegiatan atau tindakan seseorang. Pengetahuan ilmiah itu berevolusi,berubah dari waktu ke waktu . Pengetahuan bukanlah sesuatu yang adal di luar , tetapi ada dalam diri seseorang yang membentuknya. Setiap pengetahuan mengandaikan suatu interaksi dengan pengalaman , tanpa interaksi dengan objek, seorang anak tidak akan mengkonstruksi gambaran korespondensi satu-satu dalam matematika untuk memahami pengertian akan bilangan.
• Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. • Sedangkan antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian (Signaterdadie, 2009). • Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi. • Bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan sangat menentukan efektivitas dan fungsi serta target mikroorganisme yang akan dimatikan. Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara fisik (pemanasan) dan cara kimia (penambahan bahan kimia). Dalam tulisan ini hanya difokuskan kepada cara kimia, khususnya jenis-jenis bahan kimia yang digunakan serta aplikasinya. • Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus-COH; golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang mengandung gugus-OH; golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus-X; golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida. • Telah dilakukan perbandingan koefisien fenol turunan aldehid (formalin dan glutaraldehid) dan halogen (iodium dan hipoklorit) terhadap mikroorganisme Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi yang resisten terhadap ampisilin dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan dari disinfektan turunan aldehid dan halogen yang dibandingkan dengan fenol dengan metode uji koefisien fenol. • Fenol digunakan sebagai kontrol positif, aquadest sebagai kontrol negatif dan larutan aldehid dan halogen dalam pengenceran 1 : 100 sampai 1 : 500 dicampur dengan suspensi bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi resisten ampisilin yang telah diinokulum, keburaman pada tabung pengenceran menandakan bakteri masih dapat tumbuh. • Nilai koefisien fenol dihitung dengan cara membandingkan aktivitas suatu larutan fenol dengan pengenceran tertentu yang sedang diuji. Hasil dari uji koefisien fenol menunjukan bahwa disinfektan turunan aldehid dan halogen lebih efektif membunuh bakteri Staphylococcus aureus dengan nilai koefisien fenol 3,57 ; 5,71 ; 2,14 ; 2,14 berturut-turut untuk formalin, glutaraldehid, iodium dan hipoklorit, begitu juga dengan bakteri Salmonella typhi, disinfektan aldehid dan halogen masih lebih efektif dengan nilai koefisien fenol 1,81 ; 2,72 ; 2,27 dan 2,27 berturut-turut untuk formalin, glutaraldehid, iodium dan hipoklorit. (Signaterdadie, 2009). PENGGUNAAN DESINFEKTAN
Al-Qur'an diturunkan dengan bahasa Arab sehingga mayoritas orang Arab mengerti makna dari ayat-ayat al-Qur'an. Sehingga banyak diantara mereka yang masuk Islam setelah mendengar bacaan al-Qur'an dan mengetahui kebenarannya. Akan tetapi tidak semua sahabat mengetahui makna yang terkandung dalam al-Qur'an, antara satu dengan yang lainnya sangat variatif dalam memahami isi dan kandungan al-Qur'an. Juga hadits Anas yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim Rasulullah bersabda tentang Al-Kautsar adalah sungai yang Allah janjikan kepadaku (nanti) di surga. Tafsir Pada Zaman Shohabat. Adapun metode sahabat dalam menafsirkan al-Qur'an adalah; Menafsirkan Al-Qur'an dengan Al-Qur'an, menafsirkan Al-Qur'an dengan sunnah Rasulullah, atau dengan kemampuan bahasa, adat apa yang mereka dengar dari Ahli kitab (Yahudi dan Nasroni) yang masuk Islam dan telah bagus keislamannya.Diantara tokoh mufassir pada masa ini adalah: Khulafaurrasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali), Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas'ud, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair dan Aisyah. Namun yang paling banyak menafsirkan dari mereka adalah Ali bin Abi Tholib, Abdullah bin Mas'ud dan Abdullah bin Abbas yang mendapatkan do'a dari Rasulullah. Penafsiran shahabat yang didapatkan dari Rasulullah kedudukannya sama dengan hadist marfu'. Atau paling
Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti Zink Sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak dan zink silikat (Zn2SiO4) yang dicampur dengan Mangan (Mn) (Foth, 1998).
Kulit bumi mengandung sekitar 0,1 % fosfor. Berdasarkan hal ini fosfor dalam satu hektar irisan alur kebanyakan tanah dapat menghasilkan 50.000 bushel bijibijian. Fosfor umumnya membatasi pertumbuhan tanaman. Masalah utama dalam pengambilan fosfor dari tanah oleh tanaman adalah kelarutan yang rendah dari sebagian besar campuran fosfor dan konsentrasi fosfor yang dihasilkan sangat rendah dalam lapisan tanag pada setiap waktu tertentu. Sebagian besar dalam batuan beku dan bahan induk tanah terjadi sebagai apatit (Foth, 1998).
Unsur P dalam bentuk H2PO4 sangat penting untuk proses respirasi yang ada di bawah permukaan daun melalui stomata. Selanjutnya untuk regenerasi, yaitu membentuk pembelahan sel. Fosfor juga berperan penting dalam penyusunan asam nukleat dan molekul ATP untuk transfer energi (Foth, 1998).
Berdasarkan keterangan di atas, maka dari itu dilakukan percobaan ini untuk mengetahui manfaat dan kelebihan fosfor secara lebih lanjut.
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Mampu menentukan nilai kadar P tersedia pada suatu tanah. 2. Mengetahui penetapan P tersedia. 3. Mengetahui peranan fosfor bagi pertumbuhan tanaman.
Fosfor di dalam tanah dapat dibedakan ke dalam dua bentuk yaitu, P-organik dan P-anorganik. Kandungannya sangat bervariasi tergantung pada jenis tanah, tetapi pada umumnya memiliki kandungan yang rendah. Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasar dari tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Jumlah P total dalam tanag jumlahnya cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah hanya sekitar 0,01-0,2 mg/kg tanah (Handayanto, 2007).
Kadar Fosfor yang sangat rendah dalam larutan tanah pada suatu saat menyatakan bahwa pencucian memindahkan sedikit fosfor dari dalam tanah. Pengaruh fosfor yang terlalu sedikit atau terlalu banyak pada pertumbuhan tanaman kurang mencolok dibandingkan dengan pengaruh nitrogen dan kalium. Tampaknya fosfor lebih mempercepat kedewasaan tanaman daripada sebagian besar hara lainnya, karena stimulasi yang berlebihan mendatangkan kedewasaan yang lebih awal (Notohadiprawiro, 1999).
Fosfor diserap tanaman tidak diinduksi, melainkan berada di dalam senyawa organik dan anorganik dalam bentuk teroksidasi. Peranan P pada tanaman penting untuk pembelahan sel yang akan terjadi pertumbuhan akar halus dan rambut akar, memperkuat tegakan batang tanaman agar tidak mudah rebah, pembentukan bunga, buah dan biji, serta memperkuat daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit (Hanafiah, 2010).
Ketersediaan fosfor di dalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, tetapi yang paling menentukan yaitu salah satunya pH tanah. Pada nilai pH tanah rendah, fosfor akan bereaksi dengan ion aluminium (Al) dan besi (Fe), reaksi ini membentuk aluminium dan besi fosfat yang sukar larut di dalam air, sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Sedangkan pada nilai pH tanah tinggi, fosfor akan bereaksi dengan ion kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg), reaksi ini akan membentuk ion kalsium dan magnesium fosfat yang sukar larut di dalam air sehingga tanaman tidak mampu menggunakannya. Dengan demikian, tanpa memperhatikan pH tanah pemupukan fosfor tidak akan berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman (Jones, 1982).
Fosfor anorganik maupun organik terdapat di dalam tanah. Bentuk anorganik yaitu senyawa Ca, Al, Fe dan F. Fosfor organik berasal dari kandungan senyawa pada tanaman dan mikroorganisme dan tersusun dari asam nukleat, fosfolipid, dan fitin. Bentuk fosfor anorganik tanah lebih sedikit dan sukar larut. Walupun terdapat CO2 di dalam tanah tetapi menetralisir fosfor tetaplah sukar, sehingga dengan demikian P yang tersedia dalam tanah relatif rendah. Fosfor tersedai di dalam tanah dapat diartikan sebagai P-tanah yang dapat diekstraksikan atau larut dalam air dan asam sitrat. P-organik dengan proses dekomposisi akan menjadi bentuk anorganik (Foth, 1998).
Pada percobaan ini digunakan alat dan bahan yang dapat mendukung berjalannya percobaan, alat yang digunakan yaitu neraca analitik, dispenser 25 ml, dispenser 10 ml, tabung reaksi, pipet 2 ml, kertas saring, botol kocok 50 ml, mesin pengocok, dan spektrofotometer. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu HCl 5 N, pengekstark Bray dan Kurts I, pereaksi ammonium molybdat, asam askorbat, larutan kerja, standar induk 25 ppm P2O5, dan 2 gram tanah. Fosfor memainkan peranan yang sangat diperlukan seperti suatu bahan bakar yang universal untuk semua aktivitas biokimia dalam sel hidup. Fosfor merupakan peranan penting dalam pembelahan sel yang akan mendukung pembentukan akar halus dan rambut akar, memperkuat tegakan batang agar tanaman tidak rebah, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, serta pembentukan bunga, buah, dan biji. Unsur P dalam bentuk H2PO4 sangat penting untuk melakukan proses respirasi yang ada di bawah permukaan daun melalui stomata. Selanjutnya untuk regenerasi, yaitu membentuk pembelahan sel. Fosfor juga berperan penting dalam penyusunan asam nukleat dan molekul ATP untuk transfer energi (Foth, 1998).
International Journal of Economics and Politics, 2021
Journal of Archaeological Science: Reports, 2024
Travel, Pilgrimage and Social Interaction from Antiquity to the Middles Ages, 2019
Special issue of South Atlantic Quarterly, 2001
Psychology, 2014
حولية سمنار التاريخ الاسلامى والوسيط, 2017
Edizioni di Pagina, 2024
Educational Process International Journal, 2024
CLC Web : Comparative Literature and Culture , 2024
Revue des Maladies Respiratoires, 2008
Molecular Human Reproduction, 2002
Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology, 2019
Cornea, 2013
Nihon Naika Gakkai zasshi, 2021
Minerals Engineering, 1998
Jundishapur Journal of Microbiology, 2017
International journal of Asian social science, 2012