Academia.eduAcademia.edu

DDIT KOLEKTIF FOSFOR

Kelompok 8

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti Zink Sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak dan zink silikat (Zn2SiO4) yang dicampur dengan Mangan (Mn) (Foth, 1998).

Kulit bumi mengandung sekitar 0,1 % fosfor. Berdasarkan hal ini fosfor dalam satu hektar irisan alur kebanyakan tanah dapat menghasilkan 50.000 bushel bijibijian. Fosfor umumnya membatasi pertumbuhan tanaman. Masalah utama dalam pengambilan fosfor dari tanah oleh tanaman adalah kelarutan yang rendah dari sebagian besar campuran fosfor dan konsentrasi fosfor yang dihasilkan sangat rendah dalam lapisan tanag pada setiap waktu tertentu. Sebagian besar dalam batuan beku dan bahan induk tanah terjadi sebagai apatit (Foth, 1998).

Unsur P dalam bentuk H2PO4 sangat penting untuk proses respirasi yang ada di bawah permukaan daun melalui stomata. Selanjutnya untuk regenerasi, yaitu membentuk pembelahan sel. Fosfor juga berperan penting dalam penyusunan asam nukleat dan molekul ATP untuk transfer energi (Foth, 1998).

Berdasarkan keterangan di atas, maka dari itu dilakukan percobaan ini untuk mengetahui manfaat dan kelebihan fosfor secara lebih lanjut.

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu sebagai berikut:

1. Mampu menentukan nilai kadar P tersedia pada suatu tanah. 2. Mengetahui penetapan P tersedia. 3. Mengetahui peranan fosfor bagi pertumbuhan tanaman.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Fosfor di dalam tanah dapat dibedakan ke dalam dua bentuk yaitu, P-organik dan P-anorganik. Kandungannya sangat bervariasi tergantung pada jenis tanah, tetapi pada umumnya memiliki kandungan yang rendah. Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasar dari tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Jumlah P total dalam tanag jumlahnya cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah hanya sekitar 0,01-0,2 mg/kg tanah (Handayanto, 2007).

Kadar Fosfor yang sangat rendah dalam larutan tanah pada suatu saat menyatakan bahwa pencucian memindahkan sedikit fosfor dari dalam tanah. Pengaruh fosfor yang terlalu sedikit atau terlalu banyak pada pertumbuhan tanaman kurang mencolok dibandingkan dengan pengaruh nitrogen dan kalium. Tampaknya fosfor lebih mempercepat kedewasaan tanaman daripada sebagian besar hara lainnya, karena stimulasi yang berlebihan mendatangkan kedewasaan yang lebih awal (Notohadiprawiro, 1999).

Fosfor diserap tanaman tidak diinduksi, melainkan berada di dalam senyawa organik dan anorganik dalam bentuk teroksidasi. Peranan P pada tanaman penting untuk pembelahan sel yang akan terjadi pertumbuhan akar halus dan rambut akar, memperkuat tegakan batang tanaman agar tidak mudah rebah, pembentukan bunga, buah dan biji, serta memperkuat daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit (Hanafiah, 2010).

Ketersediaan fosfor di dalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, tetapi yang paling menentukan yaitu salah satunya pH tanah. Pada nilai pH tanah rendah, fosfor akan bereaksi dengan ion aluminium (Al) dan besi (Fe), reaksi ini membentuk aluminium dan besi fosfat yang sukar larut di dalam air, sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Sedangkan pada nilai pH tanah tinggi, fosfor akan bereaksi dengan ion kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg), reaksi ini akan membentuk ion kalsium dan magnesium fosfat yang sukar larut di dalam air sehingga tanaman tidak mampu menggunakannya. Dengan demikian, tanpa memperhatikan pH tanah pemupukan fosfor tidak akan berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman (Jones, 1982).

Fosfor anorganik maupun organik terdapat di dalam tanah. Bentuk anorganik yaitu senyawa Ca, Al, Fe dan F. Fosfor organik berasal dari kandungan senyawa pada tanaman dan mikroorganisme dan tersusun dari asam nukleat, fosfolipid, dan fitin. Bentuk fosfor anorganik tanah lebih sedikit dan sukar larut. Walupun terdapat CO2 di dalam tanah tetapi menetralisir fosfor tetaplah sukar, sehingga dengan demikian P yang tersedia dalam tanah relatif rendah. Fosfor tersedai di dalam tanah dapat diartikan sebagai P-tanah yang dapat diekstraksikan atau larut dalam air dan asam sitrat. P-organik dengan proses dekomposisi akan menjadi bentuk anorganik (Foth, 1998).

III.

METODOLOGI PERCOBAAN

Alat dan Bahan

Pada percobaan ini digunakan alat dan bahan yang dapat mendukung berjalannya percobaan, alat yang digunakan yaitu neraca analitik, dispenser 25 ml, dispenser 10 ml, tabung reaksi, pipet 2 ml, kertas saring, botol kocok 50 ml, mesin pengocok, dan spektrofotometer. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu HCl 5 N, pengekstark Bray dan Kurts I, pereaksi ammonium molybdat, asam askorbat, larutan kerja, standar induk 25 ppm P2O5, dan 2 gram tanah. Fosfor memainkan peranan yang sangat diperlukan seperti suatu bahan bakar yang universal untuk semua aktivitas biokimia dalam sel hidup. Fosfor merupakan peranan penting dalam pembelahan sel yang akan mendukung pembentukan akar halus dan rambut akar, memperkuat tegakan batang agar tanaman tidak rebah, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, serta pembentukan bunga, buah, dan biji. Unsur P dalam bentuk H2PO4 sangat penting untuk melakukan proses respirasi yang ada di bawah permukaan daun melalui stomata. Selanjutnya untuk regenerasi, yaitu membentuk pembelahan sel. Fosfor juga berperan penting dalam penyusunan asam nukleat dan molekul ATP untuk transfer energi (Foth, 1998).