Academia.eduAcademia.edu

6 Peran Mahasiswa S1 Dalam Menghadapi MEA

Melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia dan sembilan negara ASEAN lainnya akan melakukan integrasi ekonomi regional guna mencapai pasar tunggal yang dapat bersaing dengan negara atau wilayah di luar ASEAN. Mahasiswa harus mengambil peran dalam MEA guna membantu pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam ajang ini. Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis membagi peran mahasiswa dalam MEA kedalam enam bagian.

ENAM PERAN MAHASISWA S1 INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 Karya Tulis Ilmiah Dalam Rangka Mengikuti Lomba Dekan Cup Fakultas Ekonomi Unissula 2015 Disusun oleh : Sony Surya Manggala Putra NIM : 31401204355 UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEMARANG 2015 LEMBAR PENGESAHAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Sony Surya Manggala Putra NIM : 31401204355 Universitas : Universitas Islam Sultan Agung, Semarang Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi Tahun Masuk : 2012 Tempat, Tanggal Lahir : Jepara, 17 Juli 1994 Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul : “ENAM PERAN MAHASISWA S1 INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015” merupakan hasil pemikiran sendiri dan bukan merupakan hasil plagiasi. Apabila terbukti tidak demikian dikemudian hari, saya bersedia menerima segala konsekuensi yang diberikan oleh panitia Dekan Cup Fakultas Ekonomi Unissula. Semarang. 4 Desember 2015 (Sony Surya Manggala Putra) ii 2 ABSTRAKSI Melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC), Indonesia dan sembilan negara ASEAN akan melakukan integrasi ekonomi regional guna mencapai pasar tunggal yang dapat bersaing dengan negara atau wilayah diluar ASEAN. Banyak sekali masalah yang harus dihadapi Indonesia jelang menghadapi MEA. Mahasiswa Indonesia harus mengambil peran dalam MEA guna membantu pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam ajang ini. Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis membagi peran mahasiswa kedalam enam bagian. Peran tersebut yaitu sebagai cikal bakal pemeran utama dalam MEA, aktor ekonomi kreatif, gate keeper kinerja pemerintahan, tenaga pengembangan ilmu pengetahuan, riset, dan teknologi, pelopor gerakan melestarikan lingkungan dan kebudayaan di Indonesia, dan mediator pemerintah kepada masyarakat dalam penyuluhan program MEA. Kata-kata Kunci: ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN, Mahasiswa, Integrasi Ekonomi iii 3 DAFTAR ISI Cover Karya Tulis Ilmiah........................................................................................1 Halaman Pengesahan...............................................................................................2 Abstraksi..................................................................................................................3 Daftar Isi..................................................................................................................4 Daftar Tabel.............................................................................................................6 BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................7 I.1. Latar Belakang.........................................................................................7 I.2. Rumusan Masalah....................................................................................8 I.3. Tujuan......................................................................................................9 I.4. Manfaat....................................................................................................9 I.5. Sistematika Penulisan..............................................................................9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................10 II.1. Landasan Teori......................................................................................10 II.1.1. ASEAN..........................................................................................10 II.1.2. Masyarakat Ekonomi ASEAN......................................................10 III.1.3. Mahasiswa.....................................................................................12 IV.1.4. Integrasi Ekonomi.........................................................................12 BAB III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN......................................................15 III.1. Mahasiswa Sebagai Cikal Bakal Pemeran Utama MEA........................15 III.2. Mahasiswa Sebagai Aktor Ekonomi Kreatif..........................................16 III.3. Mahasiswa Sebagai Gate Keeper Kinerja Pemerintahan.......................17 III.4. Mahasiswa Sebagai Tenaga Pengembangan Ilmu Pengetahuan Riset, dan Teknologi..............................................................................18 iv 4 III.5. Mahasiswa Sebagai Pelopor Gerakan Melestarikan Lingkungan dan Kebudayaan Indonesia....................................................................19 III.6. Mahasiswa Sebagai Mediator Pemerintah Kepada Masyarakat Dalam Penyuluhan Program MEA........................................................20 BAB IV. PENUTUP..............................................................................................21 IV.1. Kesimpulan............................................................................................21 IV.2. Saran......................................................................................................21 v 5 DAFTAR TABEL Tabel 1. Tahapan Integrasi Balassa........................................................................13 6 vi BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sebuah era baru dalam integrasi ekonomi regional negara-negara anggota ASEAN akan kita songsong dalam waktu dekat. Indonesia bersama sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian ASEAN Economic Community (AEC). Kesembilan negara tersebut adalah Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Myanmar, Laos, Filipina, dan Vietnam. AEC adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dimana diadakannya sistem perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN. Perdagangan bebas yang dimaksud adalah tidak ada hambatan tarif (bea masuk 0-5%) maupun hambatan non-tarif bagi negara-negara anggota ASEAN. Ini dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat dan menarik investasi asing serta bisa menyaingi India dan Cina. Dibentuknya MEA ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain diseluruh Asia Tenggara sehingga dapat memunculkan kompetisi yang ketat. Menjelang memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN, sebenarnya masih banyak sekali masalah-masalah yang belum terselesaikan dan akan dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Masalah tersebut meliputi kesiapan tenaga kerja Indonesia untuk bersaing dengan tenaga kerja negara asing, pertumbuhan perekonomian di daerah-daerah yang lambat, masuknya budaya-budaya asing yang menyebabkan pudarnya budaya asli Indonesia, dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai peluang yang timbul dari diterapkannya MEA. Sebuah isu yang muncul terkait dengan implementasi MEA adalah kesiapan sumber daya manusia. SDM ini tidak hanya mereka yang bekerja di pemerintahan melainkan juga yang bergelut di dunia usaha, khususnya bekerja di sektor usaha kecil menengah (UKM) dan informal. MEA bukan hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa tetapi juga pasar tenaga kerja profesional seperti akuntan, notaris, psikiater, dan dokter. Menurut Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dita Indah Sari yang dikutip dalam (Dewi, 2008) MEA 7 mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang sebelumnya menghalangi perekrutan tenaga kerja asing. Pembatasan, terutama dalam sektor tenaga kerja profesional, didorong untuk dihapuskan sehingga MEA akan lebih membuka peluang tenaga kerja asing untuk mengisi berbagai jabatan serta profesi di Indonesia yang selama ini tertutup atau minim tenaga asingnya. Pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk mempersiapkan Indonesia dalam menghadapi MEA. Namun hal tersebut tidaklah cukup apabila hanya pemerintah. Masyarakat dan pemerintah seharusnya bahu-membahu dalam mempersiapkan Indonesia dalam menghadapi MEA agar Indonesia memiliki pondasi yang kokoh. Sebagai anggota dari masyarakat, mahasiswa seharusnya dapat mengambil peran dalam membantu Indonesia menghadapi MEA. Mahasiswa sebagai para pemuda-pemudi seharusnya identik dengan pengetahuan intelektual dan semangat juang yang tinggi sehingga dapat mengambil peran dalam mempersiapkan dan menghadapi MEA diberbagai sektor. Pemerintah jangan menutup mata akan potensi mahasiswa dalam ikut berpartisipasi mempersiapkan dan menghadapi MEA. Upaya yang dapat dilakukan pemerintah yakni memfasilitasi mahasiswa untuk mengambil peran dalam MEA baik dari segi finansial, pengembangan softskill dan hardskill, dan informasi dan teknologi. I.2 Rumusan Masalah Orang yang memiliki jiwa nasionalis tinggi akan melakukan apa saja untuk memajukan bangsa Indonesia. Hal itu dapat diimplementasikan dengan kegiatankegiatan positif yang dilakukan untuk kepentingan bangsa dan negara. Banyak sekali hal yang bisa dilakukan oleh mahasiswa Indonesia dalam berpartisipasi menyambut MEA. Penelitian ini ingin menggali lebih dalam mengenai potensi apa saja yang dimiliki mahasiswa untuk berpartisipasi dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. Oleh karena itu penelitian ini memiliki rumusan masalah “apa saja peran mahasiswa Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ?” 8 I.3 Tujuan Karya tulis ilmiah ini memiliki tujuan penelitian untuk “mengetahui peran mahasiswa Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).” I.4 Manfaat Karya tulis ilmiah ini memiliki manfaat : 1. Sebagai motivasi kepada seluruh mahasiswa untuk berpartisipasi dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dalam berbagai sektor. 2. Sebagai masukkan kepada pemerintah untuk melibatkan mahasiswa dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). I.5 Sistematika Penulisan Bagian Awal 1 Halaman Sampul 2 Lembar Pengesahan 3 Abstraksi 4 Daftar Isi 5 Daftar Tabel Bagian Inti 1 2 BAB 1. Pendahuluan a. Latar Belakang b. Rumusan Masalah c. Tujuan d. Manfaat e. Sistematika Penulisan BAB 2. Tinjauan Pustaka a. Landasan Teori 3 BAB 3. Analisis dan Pembahasan 4 BAB 4. Penutup Bagian Penutup 1 Daftar Pustaka 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 Landasan Teori II.1.1 ASEAN Sebelum adanya ASEAN, dibentuk sebuah perkumpulan yang dikenal sebagai Persatuan Asia Tenggara (Association of Southeast Asia atau ASA) yang beranggotakan Filipina, Malaysia, dan Thailand pada tahun 1961. ASA merupakan asas kepada pembentukan ASEAN sekarang. Akibat dari pembentukan Malaysia pada 16 September 1963, pertikaian berlaku khususnya antara Indonesia dan Filipina yang menganggap pembentukan Malaysia sebagai suatu bentuk penjajahan baru. Hal ini disebabkan Malaysia mendakwa Sabah dan Sarawak merupakan bagian dari negara mereka. Oleh karena pertikaian tersebut, muncul slogan Ganyang Malaysia yang membawa konfrontasi pada 1965-1966 oleh Indonesia. Selepas berakhirnya konfrontasi tersebut, semua negara-negara Asia Tenggara bersepakat untuk mewujudkan persamaan paham untuk memberi ruang kepada semua negara-negara agar bersatu dalam masalah yang melibatkan kepentingan bersama. Pada tanggal 8 Agustus 1967, para menteri luar negeri dari 5 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Tailand, bertemu di Bangkok untuk menyepakati suatu perjanjian yang disebut Deklarasi ASEAN. Perjanjian tersebut berisi pembentukan dari the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Brunei Darussalam menjadi anggota ke enam pada tanggal 8 Januari 1984. Vietnam menjadi anggota ketujuh pada 28 Juli 1995. Laos dan Myanmar menjadi anggota pada tanggal 23 Juli 1997. Sedangkan Kamboja masuk ASEAN pada tanggal 30 April 1999. II.1.2 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Sebenarnya gagasan mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) melalui proses yang panjang. Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Kuala 10 Lumpur tahun 1997, para pemimpin ASEAN memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi distrik yang stabil, makmur, sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi. Lalu pada KTT di Bali tahun 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2020. Namun pada pertemuan seluruh Menteri Ekonomi dari negara-negara ASEAN di Kuala Lumpur tahun 2006, disepakati bahwa memajukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal untuk pelaksanaannya. Pada KTT ASEAN ke-12 tahun 2007, para pemimpin negara ASEAN berkomitmen untuk memajukan pembentukan komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN visi 2020 dan ASEAN Concord II melalui penandatanganan Deklarasi Cebu. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan tujuan dari integrasi ekonomi regional kawasan Asia Tenggara yang diberlakukan pada tahun 2015. Karakteristik MEA sendiri meliputi : (1) terbentuknya pasar dan basis produksi tunggal, (2) kawasan berdaya-saing tinggi, (3) kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, dan (4) integrasi dengan perekonomian dunia. Secara luas, pada karakteristik pertama akan adanya bebasnya arus barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan arus permodalan, priority integration sector (PIS), dan pengembangan sektor food-agriculture-forestry antar negara ASEAN. Pada karakteristik kedua, negara-negara ASEAN akan saling bahu-membahu dalam membuat kebijakan persaingan, melakukan perlindungan konsumen, pembangunan infrastruktur, kerjasama energi, perpajakan, dan e-commerce. Pada karakteristik ketiga, akan saling membantu dalam mengembangkan usaha kecil menengah dan mempersempit kesenjangan pembangunan antar negara ASEAN. Sedangkan pada karakteristik keempat, para negara ASEAN akan melakukan pendekatan koheren terhadap hubungan ekonomi eksternal dan berpartisipasi untuk meningkatkan jaringan suplai global. 11 II.1.3 Mahasiswa Dalam kamus bahasa Indonesia, mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi (Poerwadarmita, 1999). Sedangkan menurut Somadikarta (1996) mahasiswa merupakan peserta didik dari salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Daryanto (1998) mendefinisikan mahasiswa adalah seseorang yang belajar di perguruan tinggi. Lalu diperjelas oleh Salim & Salim (2002) yang menyebutkan mahasiswa sebagai orang yang terdaftar dan menjalani pendidikan dalam perguruan tinggi. Badudu & Zaih (2001) juga mendefinisikan mahasiswa sebagai siswa perguruan tinggi. Adapun secara harfiah lebih lanjut dikatakan mahasiswa adalah sebagai siswa yang tertinggi atau paling akhir dalam status mencari ilmu. Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada sebuah perguruan tinggi, yang terdiri dari akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan/atau universitas. II.1.4 Integrasi Ekonomi Menurut Jovanovic dalam (Arifin: 2008), integrasi ekonomi adalah opsi kebijakan yang lebih efisien jika dibandingkan dengan masing-masing negara melakukan upaya secara unilateral. Integrasi juga mensyaratkan paling tidak adanya beberapa pembagian tenaga kerja dan kebebasan mobilitas barang dan jasa dalam suatu kelompok negara. a. Integrasi Balassa Kompleksitas integrasi ekonomi dan tingkatan intensitas yang berbeda mendorong timbulnya analisis untuk membedakan tahapan integrasi ekonomi. Pendekatan tahapan integrasi yang dipakai pada umumnya yaitu tahapan integrasi oleh Balassa (Arifin, 2008). Balassa membagi tahapan integrasi dalam enam tahap (Tabel 1). 12 Tabel 1. Tahapan Integrasi Balassa Tahapan Keterangan Prefential Trading Area (PTA) Blok perdagangan yang memberikan keistimewaan untuk produk-produk tertentu dari negara tertentu dengan melakukan pengurangan tarif namun tidak menghilangkannya sama sekali. Free Trade Area (FTA) Suatu kawasan dimana tarif dan kuota antara negara anggota dihapuskan, namun masing-masing negara tetap menetapkan tarif mereka masingmasing terhadap negara bukan anggota. Custom Union (CU) Merupakan Free Trade Area yang meniadakan hambatan –hambatan komoditi antar negara dan menetapkan tarif yang sama terhadapa negara bukan anggota. Common Market (CM) Merupakan Custom Union yang juga meniadakan hambatan-hambatan pada pergerakan faktor-faktor produksi (barang, jasa, aliran modal). Kesamaan harga dari faktor-faktor produksi diharapkan dapat menghasilkan alokasi sumber yang efisien. Economic Union Merupakan suatu Common Market dengan tingkat harmonisasi kebijakan ekonomi nasional yang signifikan (termasuk kebijakan struktural). Total Economic Integration Penyatuan moneter, fiskal, dan kebijakan sosial yang diikuti dengan pembentukan lembaga supranasional dengan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh negara anggota. Sumber : (Samsul Arifin et al. 2008) Tahapan integrasi ini memberikan urutan untuk kebutuhan analisis dan membantu memahami tambahan kebijakan yang dibutuhkan dalam setiap tambahan integrasi jika suatu kelompok negara ingin mencapai tahapan integrasi yang lebih tinggi. Meski tahapan Balassa tersebut dalam perkembangannya telah mengalami penyesuaian dalam berbagai hal, pendekatan ini masih tetap menjadi alat dasar dalam studi mengenai integrasi. Secara teoritis, tahapan integrasi Balassa menunjukan bahwa semakin tinggi tahapan integrasi ekonomi, semakin kompleks persyaratan kebijakan yang diperlukan. 13 b. Integrasi ASEAN Dalam lingkup ASEAN, khususnya jika dikaitkan dengan MEA sebagai salah satu bagian dari Masyarakat ASEAN (ASEAN Community), Negara-negara ASEAN belum menetapkan tingkatan integrasi yang jelas. Dalam rumusan yang disepakati oleh para kepala negara dan pemerintahan ASEAN, tujuan dari AEC adalah untuk menciptakan ‘a single market and production based’. Ini dapat diartikan sebagai integrasi penuh, kecuali dalam bidang keuangan dan moneter yang masih merupakan kewenangan negara anggota (Koesrianti, 2013). Ada dua tingkatan integrasi regional yang dapat dipilih oleh ASEAN, seperti yang ditawarkan oleh Hew dan Soesastro, yang pertama, suatu MEA merupakan suatu “FTA-plus” yaitu suatu kawasan perdagangan bebas ASEAN dengan tarif nol ditambah beberapa elemen dari suatu pasar bersama, misalnya arus bebas modal dan tenaga terdidik. Pendekatan ini didasarkan pada tingginya tingkat perbedaan antara Negara-negara anggota ASEAN maka tidak mungkin diterapkan tariff tunggal bersama (common external tariff) seperti pada kawasan kesatuan pabean (custom union). Kedua, MEA sebagai suatu ‘Common Market-Minus’ yaitu suatu bentuk akhir integrasi ekonomi ASEAN pada 2015 adalah berupa pasar bersama dengan menetapkan suatu bidang tertentu sebagai integrasi yang lebih dalam dengan waktu yang lebih lama dan tidak ada perkecualian. Ini merupakan common market dengan pengecualian yang disepakati bersama (Hew dan Soesastro, 2003). 14 BAB III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN III.1 Mahasiswa Sebagai Cikal Bakal Pemeran Utama dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN Setelah lulus kuliah, mahasiswa akan menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum lulus dari bangku kuliah. Hal ini agar mereka memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi tuntutan dunia kerja. Bekal tersebut bukan hanya kecerdasan intelektual tetapi juga kecerdasan emosi dan spiritual. Kecerdasan intelektual berhubungan dengan kemampuan hard skill pada bidang tertentu yang bertujuan untuk mempersiapkan dunia kerja atau dunia usaha, sedangkan dunia kecerdasan emosi dan spiritual berhubungan dengan kemampuan soft skill yang dideskripsikan sebagai kompetensi interpersonal dan berkaitan dengan karakteristik kepribadian. Kedua kemampuan tersebut akan membantu para lulusan perguruan tinggi ketika mencari pekerjaan atau membuka usaha sendiri. Jika para mahasiswa tidak mempersiapkan diri sebaik mungkin sedari bangku kuliah maka mereka akan kalah bersaing dengan mahasiswa lainnya. Menurut Badan Pusat Statistik, pada bulan Februari 2015 jumlah angkatan kerja di Indonesia ada sebanyak 128,3 juta jiwa. Jumlah tersebut meningkat dibanding bulan februari tahun-tahun sebelumnya yakni 125,32 juta jiwa pada tahun 2014 dan 123,17 juta jiwa pada tahun 2013. Sedangkan, jumlah pengangguran di Indonesia pada bulan Februari tahun 2015 sebanyak 7,45 juta jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 7,15 juta jiwa dan tahun 2013 sebanyak 7,24 juta jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tahun jumlah angkatan kerja dan pengangguran mengalami peningkatan. Masih banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia disebabkan oleh kurangnya persiapan yang mereka lakukan saat mereka kuliah. Kebanyakan dari mereka hanya berorientasi untuk lulus kuliah saja tanpa memikirkan bagaimana nantinya setelah lulus kuliah. 15 Setelah memasuki MEA bukan tidak mungkin jumlah pengangguran di Indonesia akan meningkat mengingat akan ada banyaknya tenaga kerja dari negaranegara ASEAN yang masuk ke Indonesia. Sebelum terlambat, para mahasiswa wajib menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan MEA agar setelah lulus kuliah dapat bersaing dengan tenaga kerja lainnya. Mahasiswa harus mengenali sejak dini pekerjaan apa yang ingin mereka geluti setelah lulus dari perguruan tinggi sehingga dapat melakukan persiapan matang disaat bangku kuliah. III.2 Mahasiswa Sebagai Aktor Ekonomi Kreatif Dalam rangka meningkatkan perekonomian bangsa Indonesia, presiden Republik Indonesia telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif Tahun 2009-2015. Oleh karena itu dalam rangka menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan dibutuhkan pengembangan ekonomi kreatif guna mengatasi jumlah kemiskinan supaya tidak semakin bertambah. Untuk mengembangkan ekonomi kreatif dibutuhkan kerjasama antara berbagai aktor yang berperan dalam industri kreatif, yaitu cendekiawan (kaum intelektual), dunia usaha, dan pemerintah yang merupakan prasyarat mendasar. Apabila tidak ada kolaborasi antara ketiganya dikhawatirkan pengembangan ekonomi kreatif tidak berjalan selaras dengan rencana yang telah disiapkan karena akan terjadi saling tumpang-tindih. Dalam konteks ekonomi kreatif, mahasiswa dapat mengambil peran dalam dunia usaha. Salah satu perbedaan dunia usaha dengan dunia kerja pada umumnya adalah dari segi kapan mahasiswa bisa terjun ke dunia tersebut. Kebanyakan kasus diperusahaan dapat menerima mahasiswa di dunia kerja setelah mereka lulus kuliah atau mendapatkan gelar sarjana. Namun apabila di dunia usaha, mahasiswa dapat memulainya langsung bersamaan dengan menempuh kuliah. Mahasiswa dapat menjual produk barang, menjadi event organizer, atau kegiatan usaha lainnya tanpa perlu melakukan cuti kuliah. Hal ini seharusnya bisa menjadi peluang bagi seluruh mahasiswa sehingga tidak perlu bergantung kepada uang yang diberikan orang tua. Yang terpenting adalah kegiatan usaha sampingan diluar jam kuliah tersebut tidak mengganggu kegiatan kuliah itu sendiri. 16 Namun tujuan dari ekonomi kreatif bukanlah semata hanya melakukan kegiatan usaha saja. Banyak aspek yang harus dipikirkan seperti inovasi produk, going concern entitas, stabilitas usaha, dan corporate social responsibility. Usaha yang baik akan memiliki diferensiasi dari usaha lainnya yang menyebabkan kenaikan permintaan dari produk yang dihasilkan dibandingkan dengan produk usaha lain. Sebagai mahasiswa yang dikenal masih muda, berpikir kritis, dan ingin mencari sesuatu hal yang baru, hal ini merupakan peluang yang sangat bagus. Mahasiswa dapat melakukan percobaan untuk menghasilkan produk-produk baru, berkualitas, dan tentunya diminati konsumen. Bahkan sebenarnya banyak sekali program-program beasiswa dari pemerintah atau swasta yang dikhususkan untuk mendukung mahasiswa dalam melakukan wirausaha seperti Program Kreativitas Mahasiswa – Kewirausahaan yang dikelola oleh Dikti, Beasiswa Wirausaha Mahasiswa yang dikelola oleh Mien R Uno Foundation, dan Program Wirausaha Mandiri yang dikelola oleh PT Bank Mandiri. III.3 Mahasiswa Sebagai Gate Keeper Kinerja Pemerintahan Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa dan gerakan pro-demokrasi pada akhir dasawarsa 1990-an. Gerakan tersebut sangat bersejarah bagi mahasiswa karena dianggap berhasil memaksa Soeharto berhenti dari jabatan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998, setelah 32 tahun menjadi presiden Republik Indonesia sejak dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tanggal 11 Maret 1966 hingga tahun 1998. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki pengaruh yang besar dalam stabilitas negara. Mahasiswa dapat mencurahkan gagasan dan pemikirannya untuk kemajuan bangsa karena hal tersebut merupakan hak setiap warga negara. Dengan adanya MEA, pemerintah akan memutar otak untuk membuat berbagai regulasi baik dari segi ekonomi, politik, dan infrastruktur yang berfungsi menjaga stabilitas negara dari pengaruh MEA. Tugas dari mahasiswa adalah terus memantau perkembangan pergerakan pemerintah baik dari kinerja eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Dengan pesatnya kemajuan teknologi dan informasi sekarang, mahasiswa dapat mengikuti perkembangan tersebut melalui media sosial, 17 acara tv dan radio, seminar, dan diskusi-diskusi dengan narasumber yang memiliki informasi terkait kinerja ketiga lembaga tersebut. Namun sebagai gate keeper disini bukan berarti mahasiswa dapat menyuarakan aspirasinya dengan caranya sendiri. Banyak sekali para mahasiswa yang melakukan demonstrasi dengan kekerasan, merusak fasilitas umum, membakar ban bekas dan berbagai perilaku yang menyebabkan kerugian bagi orang lain. Sebagai mahasiswa yang notabene nya adalah orang terpelajar, seharusnya memiliki sifat yang bijaksana dalam berperilaku. Ada berbagai cara menyalurkan aspirasi seperti melalui lembaga legislatif atau DPR/DPRD yang selanjutnya akan disalurkan kepada eksekutif, diskusi langsung dengan lembaga eksekutif, atau berdemonstrasi sesuai dengan aturan. Berdemo sesuai aturan disini berarti mentaati seluruh norma hukum, norma kesopanan, norma kesusilaan, dan norma agama yang berlaku. III.4 Mahasiswa Sebagai Tenaga Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Riset, dan Teknologi. Visi pembangunan IPTEK tahun 2025 di Indonesia melalui Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia adalah iptek sebagai kekuatan utama peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan dan peradaban bangsa. Di era globalisasi sekarang ini, peran iptek sangat signifikan dalam sebuah negara. Dengan sebuah negara memiliki keunggulan dalam penguasaan iptek daripada negara-negara lain, sama saja negara tersebut tengah memimpin didepan negara-negara lainnya dari berbagai sektor. Hal ini dikarenakan iptek memiliki pengaruh besar dalam menunjang kegiatan pemerintahan dan menunjang kebutuhan masyarakat. Mahasiswa dapat dikategorikan sebagai pemain muda dalam pengembangan ilmu pengetahuan, riset, dan teknologi sehingga tidak perlu menunggu lulus kuliah untuk ikut terjun langsung dalam mengembangkan iptek. Dari segi ilmu pengetahuan, mahasiswa dapat mengikuti lomba-lomba ilmu pengetahuan tingkat internasional untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah ASEAN atau dunia. Mereka juga dapat mengikuti forum-forum ilmiah dalam 18 kancah ASEAN atau dunia yang dapat memberikan ilmu pengetahuan lebih yang selanjutnya dapat di bagikan kepada orang lain. Dari segi riset, mahasiswa dapat melakukan penelitian-penelitian terkait ilmu pengetahuan yang sifatnya lebih spesifik guna menemukan hal-hal yang baru. Mahasiswa juga dapat bertukar pikiran dengan mahasiswa ASEAN lainnya setelah MEA dalam melakukan riset. Biasanya kegiatan seperti ini akan didampingi oleh dosen pendamping dari universitasnya agar dapat memberikan hasil yang maksimal. Banyak sekali lembaga-lembaga pemerintahan maupun swasta yang memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang melakukan kegiatan ini. Sedangkan dari segi teknologi, hampir sama dengan riset karena melakukan penelitian namun bedanya teknologi akan menghasilkan sebuah produk yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, sedangkan riset hanya menghasilkan sebuah fakta terkait suatu hal. III.5 Mahasiswa Sebagai Pelopor Gerakan Melestarikan Lingkungan dan Kebudayaan di Indonesia. Banyak sekali kekayaan dan keunggulan yang dimiliki oleh Indonesia. Setelah runtuhnya peradaban kuno, kaum cerdik-pandai dan filsuf memutuskan untuk mengganti 7 keajaiban dunia kuno dengan 7 keajaiban dunia pertengahan dimana Candi Borobudur merupakan salah satunya (Wikipedia). Selain Candi Borobudur, Pulau Bali juga mendapatkan penghargaan yang sangat bergengsi. Para pembaca majalah Travel + Leisure memberikan peringkat kedua sebagai pulau terbaik kepada Pulau Bali pada ajang “Travel World’s Best Award” seperti dilansir dalam kompas.com. Selain itu Indonesia juga memiliki berbagai macam kekayaan budaya seperti alat musik, tari-tarian, rumah adat, pakaian adat, dan makanan khas daerah. Indonesia juga terdiri dari berbagai suku, memiliki banyak pulau, dan memiliki kekayaan alam yang beragam. Namun banyak sekali masyarakat terutama anak muda yang lebih membanggakan budaya dari negara-negara lain seperti Amerika, Inggris, dan Korea. Hal ini ditandai dengan busana yang digunakan, makanan yang dimakan, lagu yang dinyanyikan, film yang ditonton dan perilaku lainnya yang mencerminkan budaya negara lain. Jika dibiarkan terus-menerus maka budaya 19 bangsa Indonesia sendiri secara perlahan dapat memudar. Bagi seorang mahasiswa, ini merupakan tantangan tersendiri untuk tetap melestarikan budaya bangsa mengingat setelah memasuki MEA maka akan banyak budaya asing dari negaranegara ASEAN selain Indonesia yang akan masuk ke Indonesia. Dalam peran ini, mahasiswa memiliki tiga tugas yakni: 1. melestarikan budaya dan lingkungan dengan cara mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari; 2. mengajak masyarakat Indonesia untuk melestarikan budaya dan lingkungan di Indonesia; dan 3. Memperkenalkan budaya dan lingkungan kepada negara-negara ASEAN. III.6 Mahasiswa Sebagai Mediator Pemerintah Kepada Masyarakat dalam Penyuluhan Program Masyarakat Ekonomi ASEAN Pemerintah telah gencar dalam mempublikasikan mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan menggunakan seminar, media sosial, maupun alat perantara lainnya. Namun dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 255.461.700 jiwa pada 1 Juli 2015 (Wikipedia), besar kemungkinan hanya beberapa saja yang baru mengetahui adanya MEA. Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakatmasyarakat daerah yang tidak memiliki akses informasi mengenai perkembangan MEA. Disamping itu, perkembangan ekonomi di daerah yang lambat juga bisa menjadi kendala bangsa Indonesia dalam menghadapi MEA. Salah satu langkah untuk menanggulangi masalah ini yang dijanjikan Presiden Jokowi dalam masa kampanyenya adalah dengan pemberian satu miliar rupiah untuk satu desa. Sebagai mahasiswa, kita bisa berperan aktif membantu pemerintah dalam penyuluhan program Masyarakat Ekonomi ASEAN terutama untuk daerah-daerah terpencil. Di dalam perkuliahan, program tersebut biasa disebut Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau pengabdian Masyarakat. Dengan memberikan penyuluhan tersebut, diharapkan para pelaku ekonomi daerah terpacu untuk mengembangkan usahanya karena melihat potensi pasar yang semakin luas. Potensi pasar setelah MEA bukan lagi hanya sebatas di Negara Indonesia namun diseluruh negara-negara ASEAN. 20 BAB IV. PENUTUP IV.1 Kesimpulan Dari hasil karya tulis diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dapat mengambil enam peran dalam menghadapi MEA. Peran tersebut meliputi sebagai cikal bakal pemeran utama dalam MEA, aktor ekonomi kreatif, gate keeper kinerja pemerintahan, tenaga pengembangan ilmu pengetahuan, riset, dan teknologi, pelopor gerakan melestarikan lingkungan dan kebudayaan di Indonesia, dan mediator pemerintah kepada masyarakat dalam penyuluhan program MEA. IV.2 Saran Saran penulis kepada seluruh mahasiswa berstatus warga negara Indonesia baik yang ada di dalam maupun di luar negeri agar dapat berpartisipasi dalam menghadapi MEA. Peran mahasiswa sangat vital apabila dieksploitasi sesuai dengan enam peran yang penulis jelaskan. Mahasiswa harus memiliki kesadaran diri untuk memiliki rasa memiliki dan cinta tanah air. Apabila keenam peran tersebut dilaksanakan mahasiswa secara baik, kemungkinan besar Indonesia akan menjadi pemimpin dalam ajang MEA. Sedangkan saran penulis kepada pemerintah dan pihak swasta agar memfasilitasi mahasiswa untuk mengambil peran dalam ajang MEA. Apabila mahasiswa secara optimal ikut berperan dalam ajang ini, besar kemungkinan akan menguntungkan juga bagi pemerintah dan pihak swasta baik secara langsung maupun tidak langsung. 21 DAFTAR PUSTAKA Arifin, Samsul. 2008. Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015: Memperkuat Sinergi ASEAN Ditengah Kompetisi Global. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Badudu, J.S. & Zaih, S.M. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hew, Denis and Hadi Soesastro. 2003. Realizing the ASEAN economic community by 2020: ISEAS and ASEAN-ISIS approaches. Singapore: ASEAN Economic Bulletin Vol. 20, (No.3) : 292-296. http://www.asean.org/asean/about-asean/history http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-VI-17-IP3DI-September-2014-37.pdf http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/150-artikel-keuanganumum/20545-masyarakat-ekonomi-asean-mea-dan-perekonomianindonesia http://www.ristek.go.id/index.php/module/Profile/id/1 Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif. Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Anggaran Belanja. Poerwandari, E.K. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: Universitas Indonesia. Salim, P. & Salim, Y. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press. Wuryandari, Dewi. 2014. Peluang dan Tantangan SDM Indonesia Menyongsong Era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Jakarta: Info Singkat Ekonomi dan Kebijakan Publik Vol. VI, (No.17). 22 www.id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_jumlah_penduduk www.id.wikipedia.org/wiki/Tujuh_Keajaiban_Dunia www.Mruf.org/beasiswa/program-beasiswa-wirausaha-mahasiswa/ www.simlitabmas.dikti.go.id www.wirausahamandiri.co.id 23