LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PANTAI
PERUBAHAN GARIS PANTAI PASIR PUTIH SITUBONDO
Oleh:
Kelompok 3
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KEALUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PANTAI
Oleh:
Andira 125080607111009
Indriani 125080607111011
Feri Pahrudin 135080600111005
Yoga Pratama 135080600111008
Tomi Aris 135080600111012
Zulkhair A 135080600111017
R.A Mutiara N. F. 135080600111039
Zefanya Nanda 135080600111053
Masaji Faiz Dani Agus Setiani 135080600111058
Mauli Bisel Raypa Saragih 135080600111085
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KEALUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR LAMPIRAN v
1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 3
1.3. Waktu dan Tempat 3
2. TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Gambaran Lokasi 4
2.2 Geomorfologi Pantai 5
2.3 Hidrooseanografi 6
2.3.1 Gelombang 6
2.3.2 Pasang Surut 7
2.3.3 Arus 7
2.4 Perubahan Garis Pantai 8
2.5 Bangunan Pelindung Pantai 9
3. METODOLOGI 11
3.1 Alat dan Bahan 11
3.2 Skema Kerja 11
3.2.1 Pengukuran Gelombang 12
3.2.2 Pengukuran Kemiringan Pantai 12
3.2.3 Pengukuran Garis Pantai 13
3.2.4 Pengambilan Sedimen 13
3.2.5 Skema Pengolahan Data Numerik 14
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 16
4.1 Hasil Penelitian 16
4.1.1 Kondisi Pantai Pasir Putih Situbondo 16
4.1.2 Kondisi Gelombang 20
4.1.3 Kemiringan Pantai 21
4.1.4 Analisis Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo Menggunakan Software Google Earth 22
4.1.5 Prediksi Perubahan Garis Pantai Berdasarkan Perhitungan Numerik 26
4.1.6 Analisis Hasil Perbandingan Peta Google Earth dan Analisis Numerik 31
4.2 Rekomendasi Bangunan Pantai 31
4.3 Kendala 33
5. PENUTUP 34
5.1 Kesimpulan 34
5.2 Saran 34
DAFTAR PUSTAKA 35
LAMPIRAN 37
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pantai Pasir Putih Situbondo 4
Gambar 2. Skema Kerja Praktikum Proses Pantai 12
Gambar 3. Skema Pengukuran Gelombang 12
Gambar 4. Skema kerja pengukuran kemiringan pantai 13
Gambar 5. Skema kerja pengukuran garis pantai 13
Gambar 6. Skema kerja pengambilan sampel sedimen 14
Gambar 7. Skema kerja pengolahan data numerik 15
Gambar 8. Pantai Pasir Putih, Situbondo 16
Gambar 9. Sedimen di Stasiun 1 17
Gambar 10. Stasiun 1 17
Gambar 11. Sedimen di Stasiun 2 18
Gambar 12. Stasiun 2 18
Gambar 13. Sedimen di Stasiun 3 19
Gambar 14. Stasiun 3 19
Gambar 15. Sedimen di Stasiun 4 20
Gambar 16. Stasiun 4 20
Gambar 17. Garis pantai Pasir Putih Situbondo Tahun 2009 dan 2015 23
Gambar 18. Garis pantai Pasir Putih Situbondo Tahun 2013 dan 2015 24
Gambar 19. Analisis Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo Tahun 2009, 2013, 2015 25
Gambar 20. Prediksi perubahan garis pantai pada tahun 2050 di Pantai Pasir Putih Situbondo 27
Gambar 21. Prediksi Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo 20 Tahun 28
Gambar 22. Prediksi Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo 30 Tahun 29
Gambar 23. Prediksi Numerik Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo 30
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Alat dan fungsi 11
Tabel 2. Bahan dan fungsi 11
Tabel 3. Tabel Pengukuran Gelombang di Pantai Pasir Putih 20
Tabel 4. Tabel Pengukuran Kemiringan Pantai Pasir Putih Situbondo 21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Koordinat Pantai Pasir Putih 37
Lampiran 2. Tabel X dan Yawal 40
Lampiran 3. Tabel Prediksi Perubahan Garis Pantai 10 Tahun 42
Lampiran 4. Tabel Prediksi Perubahan Garis Pantai 20 Tahun 48
Lampiran 5.Tabel Prediksi Perubahan Garis Pantai 30 Tahun 54
Lampiran 6. Foto Kegiatan di Lapangan 60
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wilayah pesisir memiliki sifat yang dinamis dan rentan terhadap perubahan lingkungan baik karena proses alami maupun akibat aktivitas manusia. Wilayah pesisir merupakan wilayah yang sangat padat jumlah penduduknya dan populasi dunia yang hidup di pesisir berkisar 50-70% dari total penduduk dunia. Di Indonesia sendiri 60% penduduknya hidup di wilayah pesisir, peningkatan jumlah penduduk yang hidup di wilayah pesisir memberikan dampak tekanan terhadap sumberdaya alam pesisir seperti degradasi pesisir, pembuangan limbah ke laut, erosi pantai dan akresi pantai. Dalam melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan taraf hidupnya, manusia melakukan perubahan-perubahan terhadap ekosistem dan sumberdaya alam sehingga berpengaruh terhadap lingkungan di wilayah pesisir khususnya garis pantai (Tarigan, 2007).
Pada dasarnya lingkungan pantai merupakan daerah yang menjadi tempat bertemunya dua kekuatan yang berasal dari daratan dan lautan, sehingga memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan. Hal ini membuat laut selalu mengalami perubahan, dimana perubahan lingkungan biasanya terjadi karena aktivitas manusia dan kemudian dapat mempengaruhi perubahan garis pantai. Perubahan garis pantai pada satu tempat dengan tempat yang lain sangat bervariasi sehingga kajian keruangan dari lingkungan pantai diperlukan untuk pengelolaan lingkungan pantai.
Upaya untuk menindaklanjuti perubahan garis pantai salah satunya adalah dengan membuat bangunan di sekitar pantai. Bangunan tersebut dibuat sesuai dengan karakteristik pantai. Hal yang harus diperhatikan dalam membangun bangunan pantai adalah kondisi hidrooseanografi. Menurut Triatmodjo (2012), bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena arus dan gelombang. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi pantai, diantaranya adalah mengubah laju sedimen di pantai, mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai, memperkuat atau melindungi pantai agar mampu menahan serangan gelombang.
Pantai Pasir Putih terletak di kecamatan Miandingan Situbondo, pantai ini terletak dibagian utara yang termasuk salah satu dari deretan pantai utara jawa (Pantura). Pantai ini memiliki pasir yang tampak berwarna putih, karena hal ini juga yang menyebabkan pantai ini dinamakan dengan nama pasir putih. Aksesibilitas pantai ini juga cukup mudah sehingga menjadi salah satu tujuan wisata utama di Jawa Timur. Menurut Marzuki (2013), lokasi Pantai Pasir Putih merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam bagian Kabupaten Situbondo yang terletak di bagian Utara (Pantura), terletak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pantai ini secara geografis berada di daerah Barat Situbondo berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat kota. Tepatnya pantai pasir putih ini terletak pada koordinat 07° 41′ 31,26″ LS, 113° 49′ 42,09″ BT dengan ketinggian 10 meter dari permukaan laut. Pantai Pasir Putih memiliki letak yang sangat strategis berlokasi di jalan raya pos atau jalan Daendeles. Pantai ini adalah bagian dari objek wisata Pantai Pasir Putih Situbondo yang didalamnya juga termasuk pantai-pantai lain di sekitar pantai pasir putih ini. Asal usul nama Pasir Putih sendiri sebenarnya diambil dari warna pasir yang ada di pantai tersebut karena pasirnya yang berwarna putih maka pantai ini dinamakan pantai pasir putih.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Istiono Dan Teguh (2009), wilayah pantai di Situbondo yang terdiri dari beberapa kecamatan yakni Banyuglugur, Besuki, Suboh, Mlandingan, Bungatan, Kendit, Panarukan, Mangaran, Kapongan, Arjasa, Jangkar, Asembagus, dan Banyuputih mengalami perubahan garis pantai yang berbeda. Penelitian ini menunjukan bahwa pada tahun 1994-2002 terjadi pengurangan luas daratan sebesar 62.274 ha, sedangkan mengalami penambahan luasan sebesar 290.262 ha pada tahun 2002-2009. Pantai pasir putih sendiri terletak di kecamatan Miandingan yang berdekatan dengan kecamatan Suboh dan juga kecamatan Besuki. Perubahan di ketiga kecamatan ini berbeda dengan perubahan garis pantai keseluruhan, untuk perubahan garis pantai dari tahun 1994, 2002, 2009 terjadi penambahan luas. tercatat dalam hasil pemelitian perubahan dari tahun 1994-2002 terjadi penambahan luas garis pantai sebesar 10.779 ha, pada tahun 2002-2009 terjadi penambahan luas garis pantai sebesar 21.593 ha. Total perubahan luasan garis pantai dari tahun 1994-2009 dari tiga kecamatan yang didalamnya termasuk juga pantai pasir putih situbondo sebesar 32.372ha.
Perlu adanya pengamatan mengenai perubahan garis pantai di Pantai Pasir Putih Situbondo untuk mengetahui perkembangan luasan lahan dan untuk perencanaan atau managemen pembangunan pada kawasan pesisir. Mengingat fungsi lingkungan pantai yang sangat besar dalam kehidupan manusia, maka perlu adanya pengelolaan yang baik dengan cara memprediksi perubahan garis pantai di masa lampau dan prediksi numerik untuk mengetahui prediksi di tahun yang akan datang.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum mata kuliah Proses Pantai, yaitu agar mahasiswa mengetahui prosedur dalam pengukuran perubahan garis pantai dan menganalisis perubahan garis pantai di masa lampau dan di tahun yang akan datang. Selengkapnya tujuan dari praktikum mata kuliah Proses Pantai dijelaskan dibawah ini:
Mengetahui dan menganalisis perubahan garis pantai yang terjadi pada Pantai Pasir Putih di Situbondo di masa lampau dan tahun yang akan datang.
Mahasiswa mampu menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan garis pantai pada Pantai Pasir Putih di Situbondo
Merekomendasikan bangunan pantai yang dapat digunakan di Pantai Pasir Putih Situbondo setelah melihat prediksi numerik dan prediksi di masa lampau
Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Proses Pantai dilaksanakan pada tanggal 18 November 2015 pukul 06.00 – 09.00 WIB, yang bertempat di Pantai Pasir Putih Situbondo, Jawa Timur.
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Lokasi
Pantai Pasir Putih terletak di desa Pasir Putih, kecamatan Bungatan, kabupaten Situbondo, Jawa Timur (Gambar 1). Untuk mencapai lokasi ini aksesnya cukup mudah karena pantai ini berada pada jalur yang menghubungkan Situbondo dengan Banyuwangi. Pantai Pasir Putih merupakan salah satu perairan yang masih memiliki ekosistem terumbu karang dimana terdapat komunitas spons laut di dalamnya. Status Pantai Pasir Putih yang memiliki keragaman spons menjadikan pantai ini sebagai salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi di Jawa Timur (Subagio dan Aunurohim, 2013).
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 1. Pantai Pasir Putih Situbondo
Menurut Marzuki (2013), lokasi Pantai Pasir Putih merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam bagian Kabupaten Situbondo yang terletak di bagian Utara (Pantura), terletak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan,Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pantai ini secara geografis berada di daerah Barat Situbondo berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat kota. Tepatnya pantai pasir putih ini terletak pada koordinat 07° 41′ 31,26″ LS, 113° 49′ 42,09″ BT dengan ketinggian 10 meter dari permukaan laut. Pantai Pasir Putih memiliki letak yang sangat strategis berlokasi di jalan raya pos atau jalan Daendeles. Pantai ini adalah bagian dari objek wisata Pantai Pasir Putih Situbondo yang didalamnya juga termasuk pantai-pantai lain di sekitar pantai pasir putih ini. Asal usul nama Pasir Putih sendiri sebenarnya diambil dari warna pasir yang ada di pantai tersebut karena pasirnya yang berwarna putih maka pantai ini dinamakan pantai pasir putih.
Lokasi Pantai Pasir Putih terletak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam bagian Kabupaten Situbondo yang terletak di bagian Utara (Pantura), Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pasir Putih adalah daerah Utara yang berada di pinggir jalan yang menyalurkan dari Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, dan berakhir di Banyuwangi. Pantai Pasir Putih menjadi satu kesatuan dengan wisata Pantai Pasir Putih Situbondo. Secara geografis pantai ini berada di daerah Barat Situbondo. Berjarak 25 kilometer dari pusat kota. Koordinat Pantai Pasir Putih ini terletak pada 07° 41′ 31,26″ LS, 113° 49′ 42,09″ BT dengan ketinggian 10 meter dari permukaan laut (Toer, 2012).
Geomorfologi Pantai
Pantai di daerah utara Pulau Jawa umumnya tersusun oleh sedimentasi laut dan sungai serta terdapat endapan alluvium delta berumur kuarter. Garis pantai yang terbentuk di pantai utara Pulau Jawa lebih berkelok-kelok dibanding dengan pantai selatan Pulau Jawa dikarenakan pantai utara Jawa umumnya terbentuk karena proses erosi sungai-sungai yang mengalir dan bermuara di pantai utara Jawa. Selain itu, hasil endapan dari erosi sungai ini juga mempengaruhi morfologi dasar laut pantai utara Jawa. Endapan erosi yang halus menjadi materi yang mendominasi dasar laut pulau jawa sehingga dasar laut pulau jawa cenderung datar. Dasar laut yang cenderung datar inilah yang mempengaruhi karakteristik ombak dimana ombak di pantai utara tidak sebesar di pantai selatan. Selain itu, ombak di pantai utara jawa dipengaruhi juga oleh banyaknya gugusan pulau sehingga ombak yang datang pecah dan tidak begitu kencang sangat sampai di pantai (Sadewo, 2014).
Menurut Sakka (2010) dalam Syahrir et al., (2013) Proses geomorfologi dalah merupakan suatu proses alami yang berlangsung di permukaan bumi sehingga terjadi perubahan bentuk lahan di permukaan bumi. Perubahan bentuk lahan tersebut, menghasilkan bentukan pada permukaan bumi yang berbeda satu dengan yang lainnya, dengan demikian akan memiliki susunan dan karakteristik fisik dan visual yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat diidentifikasi secara jelas melalui relief atau morfologi, struktur atau litologi, serta proses-proses geomorfologi.
Perubahan pantai terjadi apabila proses geomorfologi yang terjadi pada segmen pantai melebihi proses yang biasa terjadi. Perubahan proses geomorfologi merupakan akibat dari sejumlah parameter oseanografi yang berperan seperti gelombang, arus, dan pasut. Proses anthropogenik adalah proses geomorfologi yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Aktivitas manusia di pantai dapat mengganggu kestabilan lingkungan pantai. Gangguan terhadap lingkungan pantai dapat dibedakan menjadi gangguan yang disengaja dan gangguan yang tidak disengaja. Gangguan yang disengaja bersifat protektif terhadap garis pantai dan ling kungan pantai, misalnya dengan membangun Jetty, groin, pemecah gelombang atau reklamasi pantai. Aktivitas manusia yang tidak disengaja menimbulkan gangguan negatif terhadap garis pantai dan lingkungan pantai, misalnya pembabatan hutan bakau untuk dikonversi sebagai tambak (Sutikno 1993).
Hidrooseanografi
Menurut Hidayar (2015), kajian hidrooseanografi pada suatu perairan dilakukan untuk memprediksi proses-proses fisik yang terjadi, salah satu proses fisik yang sangat sering terjadi dan ditemukan adalah kerusakan daerah pantai akibat perubahan garis pantai berupa akresi dan erosi pantai. Hidrooseanografi ini mencakup tentang gelombang, analisa angin, arus, pasang surut dan kondisi batimetri pantai. Gelombang merupakan faktor yang cukup berpengaruh pada perubahan garis pantai, karena proses pergerakannya yang mencakup refraksi dan pendangkalan, difraksi, refleksi dan gelombang pecah. Energi dari gelombang ini mampu menimbulkan arus dan transport sedimen secara arah tegak lurus di sepanjang pantai dan membentuk pantai. Frekuensi gelombang-gelombang besar merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam perencanaan bangunan pantai.
Gelombang
Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung pada gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah gelombang angin yang dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang surut yang dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit terutama matahari dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi atau gempa di laut, gelombang yang dibangkitkan oleh kapal yang bergerak, dan sebagainya. Diantara gelombang tersebut yang paling penting dalam bidang teknik pantai adalah gelombang angin dan pasang surut (Triatmodjo, 2012).
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air laut dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva atau grafik sinusoidal. Gelombang laut timbul karena adanya gaya pembangkit yang bekerja pada laut. Gelombang pembangkit tersebut terutama berasal dari angin, dan gaya Tarik menarik bumi, bulan dan matahari atau yang disebut dengan gelombang pasang surut dan adanya gempa bumi (Kurniawan et al., 2011).
Pasang Surut
Tipe pasang surut disekitar perairan Grati, Pasuruan adalah tipe campuran condong ke harian ganda (mixed prevealing semi diurnal tide). Secara umum pola arus didominasi oleh arus pasang surut, kecuali arus permukaan yang masih dipengaruhi oleh angin. Ketika kondisi muka laut pasang atau menuju pasang maka kecepatan arus kecil atau mencapai minimal dan sebagian arus bergerak ke selatan baratdaya (150° - 250°). Sedangkan ketika kondisi muka laut surut atau menuju surut maka kecepatan arus mencapai nilai lebih besar atau maksimal dan sebagian arus bergerak ke arah ke arah timur- tenggara (75°-120°). Kecepatan arus permukaan berkisar 0,013 – 0,77 m/det. Berdasarkan hasil pengukuran, tinggi dan periode gelombang di perairan Grati relatif sedang (Sugiyanto,2009).
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik benda-benda langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Meskipun massa bulan jauh lebih kecil dasi massa matahari, tetapi jaraknya terhadap bumi lebih besar daripada pengaruh gaya tarik matahari. Gaya tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,2 kali lebih besar daripada gaya tarik matahari (Triatmodjo, 2012).
Arus
Arus merupakan gerak air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan dunia. Arus mempunyai arti yang sangan penting dalam menentukan arah pelayaran bagi kapal-kapal. Peta arus telah dibuat oleh para pelaut berabad-abad yang lalu. Kita dapat mengetahui adanya arus terutama didasarkan atas pekerjaan seorang ahli oseanografi berkebangsaan Amerika, Mathew Fontaine yang telah melakukan pekerjaan tersebut sejak tahun 1840 (Hutabarat, 1985).
Gerakan air permukaan laut terutama disebabkan oleh adanya angin yang bertiup diatasnya atau di permukaan laut. Arus-arus yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, selaim dari angin. Akibatnya arus mengalir dipermukaan lautan merupakan hasil kerja gabungan dari faktor-faktor tersebut. Faktor tersebut adalah bentuk topografi dasar lautan, pulau-pulau yang berada disekitar dan gaya coriolis (Lanuru dan Suwarni, 2011)
Perubahan Garis Pantai
Garis pantai merupakan garis batas pertemuan antara daratan dengan air laut, dimana posisinya tidak tetap dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosipantai yang terjadi. Terjadinya perubahan garis pantai sangat dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi pada daerah sekitar pantai dimana pantai selalu beradaptasi dengan berbagai kondisi yang terjadi. Pantai akan secara terus menerus mengatur bentuk profilnya dimana hal ini berguna untuk memperoleh kondisi efisien akibat proses disipasi energi gelombang yang datang dari laut. Proses perubahan garis pantai berlangsung sangat kompleks dan dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kombinasi gelombang dan arus, transport sedimen dan konfigurasi pantai yang ketiganya ini saling berhubungan satu sama lain. Perubahan garis pantai dapat menyebabkan kerusakan yang nantinya akan menimbulkan dampak negatif seperti hilangnya fasilitas umum dan berkurangnya keindahan pantai sebagai tempat wisata (Effendi et al., 2015).
Kondisi pantai di kawasan perairan Kabupaten Situbondo semakin parah dan mengkhawatirkan. Dalam dua tahun terakhir abrasi (pengikisan) pantai sudah mencapai 5 - 10 meter dari garis pantai, hal ini perlu penanganan serius dari Pemerintah Kabupaten Situbondo. Sejumlah warga desa di pesisir perairan Kabupaten Situbondo, mengeluhkan hilangnya pohon - pohon karena tergerus ombak. Warga juga mengungkapkan, dulu jarak antara tepi laut dan jalan raya sekitar belasan meter dan akibat abrasi jarak dengan tepi laut hanya tinggal beberapa meter dari pemukiman penduduk(Beritametro,2015).
Bangunan Pelindung Pantai
Bangunan pelindung pantai adalah bangunan yang dibangun dengan tujuan mempertahankan pantai dalam jangka waktu yang cukup lama. Bangunan pelindung pantai ini biasa disebut “groin”. Pada umumnya “groin” memiliki panjang yang berkisar antara 40% sampai 60% dari lebar rata-rata surfzone dengan jarak antara groin satu dengan lainnya sebesar satu sampai tiga kali panjang groin itu sendiri. Gelombang yang datang akan terhalang oleh bangunan pelindung ini dan kemudian akan membelok di sekitar ujung rintangan dan masuk ke daerah terlindung di belakangnya (Effendiet al., 2015). Groin direncanakan untuk menahan angkutan pasir oleh arus susur pantai, saat groin ditempatkan di pesisir terbuka, struktur ini cenderung memperlebar gisik berpasir di bagian atas. Struktur ini dibangun tegak lurus garis pantai dan dapat dibangun secara tunggal dalam suatu rangkaian (Manengkey, 2011).
Untuk bangunan pemecah gelombang dengan ambang terendam (submerged breakwater) menunjukkan bahwa penempatan terumbu buatan yang cukup jauh di dalam air akan mengurangi efektifitasnya dalam mereduksi gelombang dan kemampuan mereduksi gelombang akan meningkat apabila ambang/puncak bangunan cukup lebar. Selain itu, penempatan terumbu buatan di tempat yang dalam dapat mengurangi penetrasi cahaya matahari yang diterima oleh karang/fragmen karang, sementara cahaya yang cukup sangat diperlukan oleh karang untuk melakukan metabolismenya (Saptarini, 2007).
Menurut Triatmodjo (2012), sesuai dengan fungsinya bangunan pantai dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok:
Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar dengan garis pantai. Bangunan pantai tersebut diantaranya:
Dinding pantai atau revetment: dibangun pada garis pantai atau di daratan yang digunakan untuk melindungi pantai langsung dari serangan gelombang.
Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai dan sambung ke pantai. Bangunan pantai tersebut diantaranya:
Groin: Bangunan yang menjorok dari pantai ke arah laut yang fungsinya untuk menahan gerakan sedimen sepanjang pantai.
Jetty: Bangunan tegak lurus garis pantai yang ditempatkan di kedua sisi muara sungai, bangunan ini berfungsi untuk menahan sedimen atau pasir yang bergerak sepanjang pantai masuk dan mengendap di muara sungai
Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kira-kira sejajar dengan garis pantai. Bangunan pantai tersebut diantaranya:
Breakwater atau pemecah gelombang:Dibedakan menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang lepas pantai yang digunakan untuk pelindung pantai terhadap erosi dengan menghancurkan gelombang sebelum mencapai pantai dan pemecah gelombang sambung pantai yang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabukan dari gangguan gelombang, sehingga kapal-kapal dapat merapat ke dermaga untuk melakuan bongkar muat kapal.
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum Proses Pantai adalah alat untuk pengukuran gelombang, kemiringan pantai dan mengukur garis pantai. Alat tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel SEQ Tabel \* ARABIC 1. Alat dan fungsi
NO
ALAT
FUNGSI
Tide Staff
Untuk mengukur gelombang dan mengukur kemiringan pantai
Kompas
Melihat arah angin
Roll Meter
Untuk mengukur kemiringan pantai
GPS map 60CSx
Menentukan titik koordinat garis pantai
Sekop kecil
Mengambil sedimen permukaan
Kamera Digital
Mendokumentasikan kegiatan
Bahan yang digunakan pada praktikum Proses Pantai adalah bahan untuk pengambilan sedimen. Bahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel SEQ Tabel \* ARABIC 2. Bahan dan fungsi
NO
BAHAN
FUNGSI
Sedimen
Sebagai sampel yang akan diuji
Plastik
Sebagai wadah sedimen
Skema Kerja
Skema kerja praktikum Proses Pantai secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 2. Praktikum Proses Pantai yang dilakukan mulai dari persiapan, pengambilan data, pengolahan data dan analisis data.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 2. Skema Kerja Praktikum Proses Pantai
Pengukuran Gelombang
Pengukuran gelombang yang dilakukan di Pantai Pasir Putih Situbondo menggunakan alat tide staff dan stopwatch. Pengukuran dilakukan dengan meletakkan tide staff pada area sebelum gelombang pecah. Dilakukan pengukuran tinggi gelombang, lembah gelombang, periode gelombang, arah gelombang dan arah angin. Selengkapnya dijelaskan pada Gambar 3.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 3. Skema Pengukuran Gelombang
Pengukuran Kemiringan Pantai
Pengukuran kemiringan pantai dilakukan menggunakan alat tide staff dan roll meter. Pengukuran dilakukan dengan menarik roll meter sepanjang 30 meter ke arah laut dari bibir pantai kemudian pada jarak 30 meter diukur kedalaman perairan. Selengkapnya dijelaskan pada Gambar 4.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 4. Skema kerja pengukuran kemiringan pantai
Pengukuran Garis Pantai
Pengukuran garis pantai dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui perubahan garis pantai dari tahun tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang. Pengukuran garis pantai dengan cara menelusuri pantai sepanjang 1 kilometer dan menendai koordinat dengan GPS setiap 10 meter. Selengkapnya dijelaskan pada Gambar 5.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 5. Skema kerja pengukuran garis pantai
Pengambilan Sedimen
Pengambilan sedimen dilakukan pada bagian permukaan. Dimana pengambilan sedimen ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sedimen terhadap perubahan garis pantai. Sedimen diambil pada 4 titik yang mewakili setiap daerah. Skema kerja pengambilan sampel sedimen dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 6. Skema kerja pengambilan sampel sedimen
Skema Pengolahan Data Numerik
Setelah melakukan pengambilan data langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut diolah menggunakan Microsoft Excel. Pengolahan data tersebut meliputi data koordinat, tinggi gelombang, arah angin, dan kedalaman dimana gelombang pecah. Adapun pengelolaan data numerik dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 7. Skema kerja pengolahan data numerik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Kondisi Pantai Pasir Putih Situbondo
Pantai Pasir Putih Situbondo yang terletak di Dusun Kembangsambi, Desa Pasir Putih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur (Gambar 8). Pantai Pasir Putih ini termasuk salah satu pantai yang landai dengan garis kemiringan pantai tidak terlalu curam. Pantai Pasir Putih yang merupakan salah satu dari pantai yang berada di utara Pulau Jawa memiliki ombak yang relatif tenang dan kecil, hal ini dibuktikan ketika pengukuran gelombang, puncak gelombang berada pada titik 0,61 meter. Sedimen pada pantai ini umumnya pasir sehingga pantai ini dikategorikan sand beach.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 8. Pantai Pasir Putih, Situbondo
Pengambilan data di lapangan dilakukan di 4 stasiun. Pada tiap-tiap stasiun dilakukan pengamatan kemiringan pantai dan jenis sedimen. Pengukuran gelombang hanya dilakukan pada stasiun 1. Deskripsi lengkapnya pada setiap stasiun dijabarkan pada penjelasan dibawah:
Stasiun 1
Stasiun 1 merupakan stasiun pengambilan data kemiringan, data gelombang dan sedimen. Kondisi perairan di stasiun 1 cukup jernih dengan gelombang yang sangat tenang, dimana jenis sedimen yang ditemukan adalah lempung (Gambar 9 dan 10). Pengambilan sedimen dilakukan pada bibir pantai, sedangkan data gelombang dan data kemiringan diambil pada jarak 30 meter dari bibir pantai. Pengambilan data di stasiun 1 dilakukan pada puku 06.46 WIB.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 9. Sedimen di Stasiun 1
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 10. Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun 2 merupakan stasiun dimana dilakukan pengambilan data kemiringan, dan sedimen. Data kemiringan diambil pada jarak 30 meter dari bibir pantai, sedangkan sedimen yang diambil pada bagian bibir pantai. Kondisi gelombang di stasiun kedua sangat tenang, dimana jenis sedimen yang ditemukan adalah lempung (Gambar 11 dan 12). Pengambilan data di stasiun 1 dilakukan pada puku 08.05 WIB.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 11. Sedimen di Stasiun 2
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 12. Stasiun 2
Stasiun 3
Pada stasiun 3 dilakukan pengambilan data kemiringan pantai dan pengambilan sedimen. Pengambilan sedimen dilakukan di bibir pantai, dan data kemiringan diambil pada jarak 30 meter dari bibir pantai. Sama seperti stasiun 1 dan 2 kondisi gelombang pada stasiun 3 sangat tenang, dimana sedimen yang ditemukan pada stasiun 3 adalah lempung (Gambar 13 dan 14). Pengukuran kemiringan pantai dan pengambilan sedimen dilakukan pada pukul 09.30 WIB.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 13. Sedimen di Stasiun 3
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 14. Stasiun 3
Stasiun 4
Pengambilan data yang dilakukan di stasiun 4 yaitu kemiringan pantai dan jenis sedimen. Kondisi gelombang pada stasiun 4 sangat tenang (Gambar 16). Jenis sedimen yang ditemukan adalah pasir (Gambar 15). Stasiun ini merupakan stasiun dekat dengan dermaga. Pengambilan data dilakukan pada pukul 10.00 WIB.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 15. Sedimen di Stasiun 4
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 16. Stasiun 4
Kondisi Gelombang
Pengukuran gelombang dilakukan sebanyak 1 kali dengan menggunakan tide staff. Pengukuran gelombang yang dilakukan meliputi puncak gelombang, lembah gelombang, tinggi gelombang, periode gelombang, dan arah datang gelombang. Pengukuran gelombang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel SEQ Tabel \* ARABIC 3. Tabel Pengukuran Gelombang di Pantai Pasir Putih
Puncak Gelombang
Lembah Gelombang
Tinggi Gelombang
Periode Gelombang
Arah datang gelombang
0,61 m
0,4 m
0,21 m
3 detik
305 derajat
Menurut Romimohtarto dan Juwana (1999) gelombang laut yang timbul diakibatkan oleh angin diatas permukaan laut dan bisa juga oleh tekanan tangensial pada partikel air. Menurut Dahuri et al, (1996) dalam Siswanto ( 2011), gelombang dipermukaan laut umumnya terbentuk karena adanya proses aliran energi dari angin ke permukaan laut atau pada saat tertentu yang disebabkan oleh gempa di dasar laut. Gelombang dapat merambat ke segala arah membawa energi, kemudian dilepaskan ke pantai dalam bentuk hempasan ombak.
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan, gelombang perairan di perairan Pantai Pasir Putih mempunyai kisaran tinggi gelombang yang relatif kecil, sebesar 0,21 m. Gelombang yang relatif kecil ini mengakibatkan sedimen yang ada di perairan akan dipindahkan oleh tenaga gelombang dengan rentang jarak yang tidak terlalu panjang. Sudut datang gelombang sebesar 3050 mempengaruhi pola arus sepanjang pantai yang memungkinkan sedimen berpindah sepanjang pantai dan akan terendapkan pada daerah dimana kecepatan arusnya tidak memungkinkan lagi untuk memindahkan sedimen.
Kemiringan Pantai
Pengukuran kemiringan pantai dilakukan diempat titik stasiun. Dimana pengukuran dilakukan pada jarak 30 meter dari bibir pantai. Hasil pengukuran kemiringan pantai dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel SEQ Tabel \* ARABIC 4. Tabel Pengukuran Kemiringan Pantai Pasir Putih Situbondo
Stasiun
Jarak (m)
Kedalaman (m)
Kemiringan (m)
Rasio Kemiringan
1
30
0,55
30,0054
1:54,545
2
30
0,54
30,0049
1:55,555
3
30
0,59
30,0058
1:50,847
4
30
0,76
30,0096
1:39,474
Rata-rata
0,61
30,006425
1:50,10525
Rata-rata kemiringan Pantai Pasir Putih sebesar 30,006425 m, dimana rasio kedalaman menunjukkan setiap jarak 50,105 meter dari garis surut terendah memiliki kedalaman 1 meter sehingga pantai Pasir Putih termasuk kedalam pantai dengan kemiringan yang landai. Kelandaian pantai Pasir Putih ini dimungkinkan karena pantai utara banyak terdapat muara sungai yang bermuara, menyebabkan tingginya sedimentasi sehingga terjadi pendangkalan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Lukiyanto (1996), perubahan karakteristik pantai (garis dan kemiringan pantai) merupakan akibat dari proses dinamika yang terjadi pada perairan dan aktifitas manusia. Seperti kondisi pantai pada umumnya juga mengalami proses interaksi oleh faktor-faktor dari perairan, daratan maupun dari atmosfir. Faktor-faktor tersebut antara lain angin, curah hujan (dari atmosfir), ombak, arus, pasang surut, debit sungai (dari perairan) dan aktifitas manusia baik yang terjadi pada saat sekarang maupun pada masa lampau. Dari satu sisi penambahan garis pantai oleh faktor sedimentasi akan sangat menguntungkan, akan tetapi material sedimen yang terbawa oleh faktor oseanografi bukan hanya material pasir tetapi juga material lain seperti sampah baik yang berasal dari laut maupun darat.
Analisis Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo Menggunakan Software Google Earth
Gambar 17 menunjukkan prediksi garis pantai pada tahun 2009 – 2015menggunakan Google Earthdimana terdapat perbedaan yang ditunjukkan pada garis merah dan hijau. Garis merah menunjukkan garis pantai tahun 2015 dan garis hijau menunjukkan garis pantai tahun 2009. Pada bagian barat pantai hingga tengah terdapat penambahan daratan yang ditunjukkan oleh kotak merah, penambahan daratan yang signifikan terlihat pada bagian barat dan mulai berkurang pada bagian tengah. Penambahan daratan yang terjadi pada wilayah baratdiprediksi karena gelombang yang datang berasal dari barat laut ke arah tenggara membawa sedimen dan terjadi penumpukan sedimen dibagian barat pantai.Sedangkan pada bagian timur tidak terjadi penambahan daratan karena gelombang yang menuju ke wilayah timur melemah sehingga penyebaran sedimen ke arah timur sangat sedikit.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 17. Garis pantai Pasir Putih Situbondo Tahun 2009 dan 2015
Gambar 18 menunjukkan garis Pantai Pasir Putih Situbondo yang diprediksi menggunakanGoogle Earth. Dapat dilihat pada gambar terdapat garis kuning dan merah, dimana garis merah menunjukkan garis pantai pada tahun 2015 dan garis kuning menunjukkan garis pantai pada tahun 2013. Pada gambar terlihat terdapat penambahan daratan (akresi) pada bagian barat dan pengurangan daratan (abrasi) pada bagian tengah hingga timur Pantai Pasir Putih. Seperti halnya prediksi garis pantai pada tahun 2009 dimana terjadi penambahan daratan pada bagian barat karena gelombang datang dari barat laut yang membawa sedimen menyebabkan terjadinya penambahan daratan pada bagian barat, gelombang yang datang semakin lama akan melemah ke arah utara.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 18. Garis pantai Pasir Putih Situbondo Tahun 2013 dan 2015
Gambar 19 merupakan gambar prediksi garis pantai tahun 2009, 2013, dan 2015. Pada prediksi garis pantai menggunakan software Google Earth di Pantai Pasir Putih Situbondo terjadi penambahan daratan secara stabil pada bagian barat pantai yang diamati tahun 2009, 2013 dan 2015. Pada tahun 2009 hingga 2013 pantai mengalami penambahan daratan di bagian timur hingga tengah dan pada tempat yang sama mengalami abrasi pada tahun 2013 hingga 2015.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 19. Analisis Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo Tahun 2009, 2013, 2015
Pada tahun 2009 – 2013 dibagian timur terdapat penambahan daratan yang diindikasi karena adanya proses sedimentasi yang mempengaruhi terjadinya akresi. Kondisi ini didukung dengan kemiringan pantai yang landai dimana transport sedimen menjadi sangat mudah apabila terjadi gelombang. Pada tahun 2013 hingga 2015 terjadi pengurangan daratan (erosi) pada daerah yang sama. Diperkirakan terjadinya erosi pada tahun tersebut karena transport sedimen yang terjadi tidak merata, dimana penumpukan sedimen terjadi pada bagian barat pantai, karena arah angin yang datang berasal dari barat laut ke arah tenggara.Perubahan garis pantai Pasir Putih Situbondo bisa diakibatkan oleh pola arus disepanjang pantai, dimana pola pergerakannya sejajar dengan pantai dan pasang surut yang terjadi.
Menurut Nontji (2005), zona pantai senantiasa mengalami proses penyesuaian yang terus menerus menuju ke suatu keseimbangan alami terhadap dampak dari pengaruh eksternal dan internal baikyang bersifat alami maupun campur tangan manusia. Faktor alami diantaranya adalah gelombang, arus, pasang surut, aksi angin, iklim, dan aktivitas tektonik maupun vulkanik. Sedangkan kegiatan campur tangan manusia adalah pemanfaatan kawasan pantai seperti industri, perikanan, pelabuhan, pertambangn dan pemukiman. Perubahan garis pantai di pantai utara pada umumnya dapat dibedakan menjadi perubahan yang positif dan negatif. Perubahan positif yaitu apabila proses sedimentasi terjadi pada kawasan pantai tersebut. Jadi pada kawasan pantai yang mengalami perubahan positif, garis pantai akan mengalami perubahan ke arah laut. Sedangkan perubahan negatif apabila terjadi proses abrasi pada kawasan pantai, sehingga garis pantai akan mundur ke arah daratan.
Prediksi Perubahan Garis Pantai Berdasarkan Perhitungan Numerik
Prediksi untuk perubahan garis pantai yang berdasarkan model numerik dapat dilihat pada Gambar 19, dimana garis biru menunjukkan garis pantai pada tahun 2015 dan garis merah menunjukkan prediksi garis pantai pada tahun 2025. Dari perhitungan numerik 10 tahun, didapatkan nilai rata-rata erosi di Pantai Pasir Putih Situbondo adalah sebesar 15,980 m, dengan nilai maksimal erosi sebesar 16,266 m dan nilai minimal sedimentasi sebesar 4,596 m.
Diprediksi pada tahun 2025, garis pantai Pasir Putih Situbondo mengalami penambahan daratan atau akresi. Penambahan daratan ditunjukkan dengan garis merah pada grafik. Terjadinya penambahan daratan atau akresi ini diakibatkan karena karakteristik pantai utara yang memiliki kontur landai dengan banyaknya muara sungai yang bermuara di laut sehingga mengakibatkan sedimentasi.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 20. Prediksi perubahan garis pantai pada tahun 2050 di Pantai Pasir Putih Situbondo
Pada Gambar 21 dapat dilihat grafik prediksi perubahan garis pantai di Pantai Pasir Putih pada tahun 2035. Dapat dilihat terdapat perubahan garis pantai yang ditandai dengan garis merah dan biru. Garis merah menunjukkan perubahan garis pantai pada 20 tahun kedepan yaitu tahun 2035, dan garis biru menunjukkan garis pantai pada tahun 2015. Dari perhitungan numerik 20 tahun, didapatkan nilai rata-rata erosi di Pantai Pasir Putih Situbondo adalah sebesar 31,960 m, dengan nilai maksimal erosi sebesar 32,532 m dan nilai minimal sedimentasi sebesar 9,192 m. Nilai ini lebih besar 2 kali lipat jika dibandingkan dengan prediksi pada 10 tahun yang akan datang.
Pada prediksi numerik, 20 tahun yang akan datang pantai Pasir Putih mengalami perubahan garis pantai yaitu terjadi akresi. Perubahan garis pantai terus meningkat jika dilihat pada prediksi 10 tahun, dimana penambahan daratan terus terjadi.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 21. Prediksi Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo 20 Tahun
Pada Gambar 22 merupakan prediksi perubahan garis pantai di Pantai Pasir Putih Situbondo 30 tahun kedepan. Dapat dilihat terdapat perubahan garis pantai yang ditandai dengan garis merah dan biru. Garis merah menunjukkan perubahan garis pantai pada 30 tahun kedepan yaitu tahun 2045, dan garis biru menunjukkan perubahan garis pantai pada tahun 2015. Dari perhitungan numerik 30 tahun, didapatkan nilai rata-rata erosi di Pantai Pasir Putih Situbondo adalah sebesar 47,940 m, dengan nilai maksimal erosi sebesar 48,789 m dan nilai minimal sedimentasi sebesar 13,787 m.
Gambar 22 menunjukkan terjadi perubahan garis pantai pada tahun 2045, dimana pda tahun 2045 terjadi penambahan daratan atau akresi. Jika dilihat pada prediksi 10 tahun dan 20 tahun, terjadinya penambahan daratan ini terjadi secara stabil.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 22. Prediksi Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo 30 Tahun
Gambar 23 menunjukkan perubahan garis pantai di Pantai Pasir Putih Situbondo selama 10, 20 dan 30 tahun kedepan. Perubahan garis pantai selama 10, 20, dan 30 tahun kedepan secara keseluruhan menunjukkan perubahan yang stabil, dimana garis Pantai Pasir Putih mengalami kemajuan selama 10, 20, dan 30 tahun.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 23. Prediksi Numerik Perubahan Garis Pantai Pasir Putih Situbondo
Penambahan daratan yang terjadi di pantai utara terjadi karena tingginya proses sedimentasi, dimana proses sedimentasi ini terjadi karena banyaknya sungai yang bermuara ke pantai utara. Jika dilihat dari sedimen yang ditemukan, secara keseluruhan Pantai Pasir Putih Situbondo memiliki jenis sedimen pasir dan sedikit lumpur karena adanya proses sedimentasi. Apabila dilihat dari karakteristik gelombang dan pasang surut, Pantai Pasir Putih Situbondo memiliki gelombang dan arus yang tenang sehingga penyebaran sedimen dari sungai tidak begitu besar dan merata.
Garis pantai utara selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Perubahan yang serius ini perlu untuk dilakukan pemantauan terus menerus. Permasalahan yang dihadapi di daerah pantai utara adalah bagaimana mengetahui perubahan garis pantai, proses yang terjadi dan mengapa terjadi perubahan garis pantai. Proses geografi sangat dinamis, meliputi proses abrasi, akresi, proses transportansi dan proses sedimentasi. Proses akresi di beberapa tempat sudah mencapai 0,5 km dari garis pantai sehingga menyebabkan hilangnya tambak dan beberapa permukiman. Di tempat lain, terutama di dekat muara sungai timbul adanya proses sedimentasi yang cukup berat. Dengan adanya proses sedimentasi yang berlangsung di daerah pantai menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai yang cenderung semakin ke arah laut (retogradasi). Biasanya munculnya lahan-lahan baru di areal ini akan dimanfaatkan penduduk untuk berbagai kegiatan (Parman, 2010).
Analisis Hasil Perbandingan Peta Google Earth dan Analisis Numerik
Dari hasil analisis menggunakan Google Earth dan prediksi Numerik bahwa pantai Pasir Putih Situbondo mengalami penambahan daratan pada tahun 2009 hingga 2015 terutama pada bagian barat pantai, sedangkan pada 30 tahun yang akan datang pantai Pasir Putih Situbondo mengalami penambahan daratan di sepanjang pantai. Penambahan daratan yang terjadi dimasa lampau hanya signifikan di bagian barat dengan luasan tidak begitu besar, sedangkan di 30 tahun yang akan datang penambahan daratan terjadi signifikan di sepanjang Pantai Pasir Putih Situbondo. Kemunduran garis pantai di Pantai Pasir Putih Situbondo diprediksi karena tingginya sedimentasi yang berasal dari sungai yang bermuara ke laut.
Menurut Parman (2010), proses sedimentasi yang berlangsung di daerah pantai yang cukup besar dapat menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai yang cenderung semakin ke arah laut (retogradasi). Biasanya munculnya lahan-lahan baru dan akan dimanfaatkan oleh penduduk untuk berbagai kegiatan.
Rekomendasi Bangunan Pantai
Pantai Pasir Putih Situbondo merupakan salah satu pantai wisata yang sering menjadi tujuan kunjungan masyarakat sekitar maupun luar kota. Pantai ini memiliki arus dan gelombang yang tidak terlalu besar, sehingga tergolong aman menjadi tujuan wisata bahari. Karena memiliki perairan yang tenang ditambah pantai ini terdapat banyak muara sungai, pantai ini memiliki ancaman sedimentasi. Dari hasil prediksi menggunakan Google Earth dan prediksi numerik secara keseluruhan pantai ini mengalami penambahan daratan yang diprediksi karena proses sedimentasi. Pembangunan pelindung pantai menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari dampak sedimentasi yang terus berkelanjutan. Bangunan pantai yang paling baik dan efektif untuk wilayah Pantai Pasir Putih Situbondo adalah dengan pembangunan “Groin” dan Jetty.
Pembangunan groin tidak memakan biaya yang cukup mahal jika dibandingkan dengan bangunan pantai lainnya. Pembangunan groin ini tidak serta merta akan menghilangkan nilai estetika dari pantai tersebut apabila pembangunan groin tersebut disertai dengan nilai artristik yang baik sehingga menjadi daya tarik tersendiri seperti pembangunan jalan di tengan groin yang dibentuk tersebut. Pembangunan jenis groin yang paling efektif adalah pembangunan jenis T-Head Groin. Selain groin pembangunan Jetty menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi laju sedimentasi yang berasal dJettyari muara sungai. Pembangunan Jetty ini diletakkan di muara sungai dengan tingkat angkutan sedimen dari daratan sangat tinggi. Pembangunan Jetty dilakukan untuk mengurangi tingkat sedimentasi dari muara sungai.
Apabila dilihat dari struktur gelombang dimana gelombang yang datang berasal dari barat laut ke arah tenggara yang mengangkut sedimen dan terjadi penumpukan sedimen di pantai bagian barat. Pembangunan groin di Pantai Pasir Putih Situbondo ini bertujuan untuk mengubah laju angkutan sedimen yang sejajar dengan pantai.
Groin/groyne adalah struktur hidrolik kaku yang dibangun dari pantai (dalamrekayasa pantai) atau dari ambang sungai yang menahan aliran air danmembatasi pergerakan sedimen. Groin bekerja dengan menahan gerakan dari sedimen yang dibawa oleh arus.Arus ini adalah arus sejajar pantai yang diakibatkan oleh gelombang laut yangdatang tidak sejajar pantai. Gelombang yang datang tidak tegak lurus pantaiterpecah menjadi dua bagian, yaitu gelombang tegak lurus dan gelobangsejajar pantai. Gelombang yang menghantam pantai datang dengan sudut beragam dan tidakselalu tegak lurus dengan garis pantai. Keuntungan dari pembangunan groin tersebut adalah, dapat membuat pantai meluas yang bagus untuk perairan, dan memperangkap pasir dan material lain sehingga mencegah erosikarang. Berdasarkan Metode Pembangunannya, Groin dapat dibagi menjadi dua, yaituGroin Permeable dan Groin Impermeable Groin dapat bersifat Permeable (air masih bisa menembusnya) tetapi dengankecepatan yang direduksi maupun bersifat Impermeable yang menahan danmembelokan arus (Nurhadi, 2012).
Menurut Pranoto (2007), untuk menangani masalah kerusakan pantai ada beberapa cara diantaranya adalah pembuatan bangunan pelindung pantai. Bangunan pantai yang cocok untuk mengatur laju sedimen diarea pantai baik sambung pantai maupun lepas pantai menggunakan bangunan tegak lurus pantai untuk menangkap gerak sedimen sepanjang pantai (groin), bangunan tegak lurus pantai untuk menangkap gerak sedimen sepanjang pantai ditempatkan di kedua sisi sungai (Jetty).
Kendala
Kendala yang dialami selama praktikum mata kuliah Proses Pantai hingga penyusunan laporan adalah:
Pada saat di lapangan dimana pengukuran gelombang yang tidak maksimal karena breaker zone di Pantai Pasir Putih Situbondo jauh dari bibir pantai.
Tidak adanya pendamping asisten di lapangan membuat praktikan sedikit kesulitan dalam pengukuran yang dilakukan.
Pada saat pengolahan data numerik dimana kendala yang dialami adalah kesulitan pengolahan koornidat yang digunakan.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari Praktikum Proses Pantai yang dilakukan di Pantai Pasir Putih Situbondo dapat diambil kesimpulan, yaitu:
Secara keseluruhan 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun kedepan Pantai Pasir Putih Situbondo mengalami kemunduran garis pantai ke arah laut, sehingga terjadi penambahan daratan. Pada prediksi tahun 2009, 2013 hingga 2015 secara keseluruhan pantai mengalami penambahan daratan pada bagian barat. Pada tahun 2009 hingga 2013 pada bagian tengah hingga timur pantai mengalami penambahan daratan kemudian mengalami kemunduran ke arah daratan pada tahun 2015.
Dari hasil prediksi menggunakan Google Earth dan prediksi numerik secara keseluruhan pantai ini mengalami penambahan daratan yang diprediksi karena proses sedimentasi, kelandaian pantai, gelombang, arus dan arah angin. Proses sedimentasi karena banyak terdapat muara sungai yang bermuara, menyebabkan tingginya sedimentasi sehingga terjadi pendangkalan.
Rekomendasi bangunan pantai untuk Pantai Pasir Putih Situbondo adalah Groin dan Jetty.
Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari kegiatan praktikum Proses Pantai adalah:
Diakan penelitian lebih lanjut mengenai perubahan garis pantai dan faktor penyebabnya untuk monitoring wilayah pantai Pasir Putih.
Adanya pengawasan atau pengendalian secara temporal yang tentunya lebih ketat terhadap pemanfaatan ruang yang ada mengingat pantai ini termasuk ke dalam pantai wisata yang dipadati wisatawan.
Untuk mengatasi perubahan garis pantai yang disebabkan karena bertambahnya sedimen, dapat dibangun suatu pelindung pantai berupa Groin dan Jetty.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Soni Senjaya., IG. B.Sila Dharma., Ketut Saputra. 2015. Evolusi Perubahan Garis Pantai Setelah Pemasangan Bangunan Pantai. Jurnal Spektran Vol. 3 No 1, Januari 2015.
Hidayat Nur.2006. Konstruksi Bangunan Laut Dan Pantai Sebagai Alternatif Perlindungan Daerah Pantai. Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 1, Februari 2006: 10 – 16
Hidayat, Nur. 2015. Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Fisik di Pantai. Jurnal Vol 3 No 2.
Hutabarat, sahala. 1985. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia. UI-Press.
Istiono, Feri dan Teguh Hariyanto. 2009. Evaluasi Perubahan Garis Pantai Dan Tutupan Lahan KawasanPesisir Dengan Data Penginderaan Jauh(Studi Kasus: Kawasan Pesisir Pasuruan, Probolinggo, danan Situbondo). Surabaya: ITS.
Kurniawan, Roni. M. Najib Habibie. Suratno. 2011. Variasi Bulanan Gelombang Laut Di Indonesia. Jakarta : Puslitbang BMKG
Lanuru, Mahatma dan Suwarni. 2011. Pengantar Oseanografi. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin: Makassar.
Lukiyanto, 1996, Studi Laju Sedimentasi di Kawasan Muara Sungai Jeneberang Kotamadya Ujung Pandang, Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.
Manengkey, Hermanto W.K. 2011. Sebaran Ukuran Butiran Sedimen Gisik Sekitar Groin Pantai Kalasey. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis Vol. 7 No. 11.
Marzuki, A. 2013. Pantai Pasir Putih Sebagai Lokasi Rukyat Al-Hilal http://eprints.walisongo.ac.id/1026/4/092111082_Bab3.pdf. Diakses pada tanggal 28 November 2015.
Nontji, A., 2005. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Nurhadi, Arfah., Syawaluddin Hutahakaean. 2012. Pembentukan Pantai Stabil dengan Struktur T-Head Groin di Pantai Ciwadas Kabupaten Karawang. Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung: Bandung
Parman, Satyanta. 2010. Deteksi Perubahan Garis Pantai Melalui Citra Penginderaan Jauh Di Pantai Utara Semarang Demak. Jurusan Geografi FIS – UNNES. Volume 7 No. 1
Pranoto, Sumbogo. 2007. Prediksi Perubahan Garis Pantai Menggunakan Model Genesis. Jurnal BerkalaIlmiah Teknik Keairan, Vol. 13, No. 3: Hlm 145 – 154.
Romomohtarto, Kasijan., Sri Juana. 1999. Biologi Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanografi LIPI: Jakarta
Sadewo, Djati Wicaksono. 2014. Analisa Morfologi Perbedaan Pantai Utara dan Pantai Selatan dengan Menggunakan Sample Pantai Marina dan Pantai Parangtritis. Teknik Geologi Universitas Diponegoro : Semarang.
Sapartini, Lalili. 2007. Bangunan Pemecah Gelombang. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Research-12198-132010713-Chapter1.pdf. Diakses pada tanggal 23 November 2015.
Siswanto, Aries Dwi. 2011. Kajian Sebaran Substrat Sedimen Permukaan Dasar di Perairan Pantai Kabupaten Bangkalan. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo.
Subagio, Iwenda Bella dan Aunurohim. 2013. Struktur Komunitas Spons Laut (Porifera) di Pantai Pasir Putih Situbondo. Institut Teknologi Surabaya : Surabaya.
Sugianto Denny Nugroho.2009. Kajian Kondisi Hidrodinamika (Pasang Surut, Arus, Dan Gelombang) Di Perairan Grati Pasuruan, Jawa Timur. Ilmu Kelautan. Juni 2009. vol. 14 (2) : 66-75.
Sutikno, 1993. Karakteristik Bentuk dan Geologi Pantai di Indonesia. DIKLAT PU WIL III. Dirjen Pengairan Pepartemen PU. Yogyakarta. 51 Hal.
Syahrir, Eka Wahyuni., Sakka., Samsu Arif. 2013. Analisis Kerentanan Pantai di KabupatenTakalar. Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin. Makasar.
Tarigan, M. Salam. 2007. Perubahan Garis Pantai di Wilayah Pesisir Perairan Cisadane, Provinsi Banten. Jurnal Makara Sains, Vol. 11, No. 1, Hal. 49-55
Toer,Pramoedya Ananta. 2012.Pantai Pasir Putih. Jakarta: Lentera Dipantara, 2012: hlm. 127.
Triatmodjo, Bambang. 2012. Teknik Pantai. Beta Offset: Yogyakarta
LAMPIRAN
Lampiran SEQ Lampiran \* ARABIC 1. Tabel Koordinat Pantai Pasir Putih
Jarak
Latitude (S)
Longitude E
Latitude (degree) S
Longitude (degree) E
Latitude (meter) S
Longitude (meter) E
0
07°41'44.7"
113°49'34.0"
-7,69575
113,8261111
-856706,2815
12671350,34
10
07°41'44.5"
113°49'33.9"
-7,695694444
113,8260833
-856700,0969
12671347,25
20
07°41'44.3"
113°49'33.7"
-7,695638889
113,8260278
-856693,9124
12671341,06
30
07°41'44.2"
113°49'34.0"
-7,695611111
113,8261111
-856690,8201
12671350,34
40
07°41'44.1"
113°49'34.3"
-7,695583333
113,8261944
-856687,7278
12671359,62
50
07°41'43.8
113°49'34.6"
-7,6955
113,8262778
-856678,451
12671368,89
60
07°41'43.8"
113°49'34.9"
-7,6955
113,8263611
-856678,451
12671378,17
70
07°41'43.7"
113°49'35.3"
-7,695472222
113,8264722
-856675,3587
12671390,54
80
07°41'43.5"
113°49'35.5"
-7,695416667
113,8265278
-856669,1742
12671396,73
90
07°41'43.3"
113°49'35.8"
-7,695361111
113,8266111
-856662,9896
12671406
100
07°41'43.2"
11349'36.1"
-7,695333333
113,8266944
-856659,8973
12671415,28
110
07°41'42.9"
113°49'36.3"
-7,69525
113,82675
-856650,6205
12671421,46
120
07°41'42.7"
113°49'36.6"
-7,695194444
113,8268333
-856644,4359
12671430,74
130
07°41'42.5"
113°49'36.9"
-7,695138889
113,8269167
-856638,2514
12671440,02
140
07°41'42.1"
113°49'36.8"
-7,695027778
113,8268889
-856625,8823
12671436,92
150
07°41'41.9"
113°49'36.9"
-7,694972222
113,8269167
-856619,6977
12671440,02
160
07°41'41.6"
113°49'37.2"
-7,694888889
113,827
-856610,4209
12671449,29
170
07°41'41.4"
113°49'37.5"
-7,694833333
113,8270833
-856604,2363
12671458,57
180
07°41'41.2"
113°49'37.8"
-7,694777778
113,8271667
-856598,0518
12671467,85
190
07°41'41.2"
113°49'38.1"
-7,694777778
113,82725
-856598,0518
12671477,12
200
07°41'41.0"
113°49'38.4"
-7,694722222
113,8273333
-856591,8672
12671486,4
210
07°41'40.7"
113°49'38.6"
-7,694638889
113,8273889
-856582,5904
12671492,59
220
07°41'40.4"
113°49'38.7"
-7,694555556
113,8274167
-856573,3136
12671495,68
230
07°41'40.1"
113°49'38.9"
-7,694472222
113,8274722
-856564,0367
12671501,86
240
07°41'39.9"
113°49'39.2"
-7,694416667
113,8275556
-856557,8522
12671511,14
250
07°41'39.6"
113°49'39.4"
-7,694333333
113,8276111
-856548,5753
12671517,32
260
07°41'39.3"
113°49'39.5"
-7,69425
113,8276389
-856539,2985
12671520,42
270
07°41'39.0"
113°49'39.7"
-7,694166667
113,8276944
-856530,0217
12671526,6
280
07°41'38.7"
113°49'39.8"
-7,694083333
113,8277222
-856520,7448
12671529,69
290
07°41'38.7"
113°49'39.4"
-7,694083333
113,8276111
-856520,7448
12671517,32
300
07°41'38.5"
113°49'39.7"
-7,694027778
113,8276944
-856514,5603
12671526,6
310
07°41'38.2"
113°49'40.0"
-7,693944444
113,8277778
-856505,2834
12671535,88
320
07°41'37.9"
113°49'40.2"
-7,693861111
113,8278333
-856496,0066
12671542,06
330
07°41'38.1"
113°49'40.5"
-7,693916667
113,8279167
-856502,1912
12671551,34
340
07°41'37.7"
113°49'40.6"
-7,693805556
113,8279444
-856489,8221
12671554,43
350
07°41'37.5"
113°49'40.9"
-7,69375
113,8280278
-856483,6375
12671563,71
360
07°41'37.2"
113°49'40.9"
-7,693666667
113,8280278
-856474,3607
12671563,71
370
07°41'37.0"
113°49'40.7"
-7,693611111
113,8279722
-856468,1761
12671557,52
380
07°41'36.8"
113°49'40.9"
-7,693555556
113,8280278
-856461,9916
12671563,71
390
07°41'36.4"
113°49'41.1"
-7,693444444
113,8280833
-856449,6224
12671569,89
400
07°41'36.2"
113°49"41.4"
-7,693388889
113,8281667
-856443,4379
12671579,17
410
07°41'35.9"
113°49'41.6"
-7,693305556
113,8282222
-856434,1611
12671585,35
420
07°41'35.7"
113°49'41.9"
-7,69325
113,8283056
-856427,9765
12671594,63
430
07°41'35.3"
113°49'42.0"
-7,693055556
113,8283333
-856406,3306
12671597,72
440
07°41'35.0"
113°49'42.2"
-7,693055556
113,8283889
-856406,3306
12671603,91
450
07°41'34.7"
113°49'42.4"
-7,692972222
113,8284444
-856397,0537
12671610,09
460
07°41'34.4"
113°49'42.6"
-7,692888889
113,8285
-856387,7769
12671616,28
470
07°41'34.1"
113°49'42.7"
-7,692805556
113,8285278
-856378,5001
12671619,37
480
07°41'33.8"
113°49'42.8"
-7,692722222
113,8285556
-856369,2232
12671622,46
490
07°41'33.4"
113°49'42.8"
-7,692611111
113,8285556
-856356,8541
12671622,46
500
07°41'33.1"
113°49'42.8"
-7,692527778
113,8285556
-856347,5773
12671622,46
510
07°41'32.7"
113°49'42.9"
-7,692416667
113,8285833
-856335,2082
12671625,55
520
07°41'32.3"
113°49'43.0"
-7,692305556
113,8286111
-856322,8391
12671628,65
530
07°41'32.0"
113°49'43.0"
-7,692222222
113,8286111
-856313,5622
12671628,65
540
07°41'31.7"
113°49'43.2"
-7,692138889
113,8286667
-856304,2854
12671634,83
550
07°41'31.4"
113°49'43.2"
-7,692055556
113,8286667
-856295,0086
12671634,83
560
07°41'31.0"
113°49'43.3"
-7,691944444
113,8286944
-856282,6394
12671637,92
570
07°41'30.8"
113°49'43.6"
-7,691888889
113,8287778
-856276,4549
12671647,2
580
07°41'30.5"
113°49'43.7"
-7,691805556
113,8288056
-856267,1781
12671650,29
590
07°41'30.1"
113°49'43.7"
-7,691694444
113,8288056
-856254,8089
12671650,29
600
07°41'29.8"
113°49'43.8"
-7,691611111
113,8288333
-856245,5321
12671653,38
610
07°41'29.5"
113°49'44.0"
-7,691527778
113,8288889
-856236,2553
12671659,57
620
7°41"29.2"
113°49'44.1"
-7,691444444
113,8289167
-856226,9784
12671662,66
630
07°41'28.9"
113°49"44.3"
-7,691361111
113,8289722
-856217,7016
12671668,85
640
07°41'28.6"
113°49'44,5"
-7,691277778
113,8290278
-856208,4248
12671675,03
650
07°41'28.3"
113°49'44.6"
-7,691194444
113,8290556
-856199,1479
12671678,12
Lampiran SEQ Lampiran \* ARABIC 2. Tabel X dan Yawal
X (m)
Yawal (m)
0
-856706,2815
10
-856700,0969
20
-856693,9124
30
-856690,8201
40
-856687,7278
50
-856678,451
60
-856678,451
70
-856675,3587
80
-856669,1742
90
-856662,9896
100
-856659,8973
110
-856650,6205
120
-856644,4359
130
-856638,2514
140
-856625,8823
150
-856619,6977
160
-856610,4209
170
-856604,2363
180
-856598,0518
190
-856598,0518
200
-856591,8672
210
-856582,5904
220
-856573,3136
230
-856564,0367
240
-856557,8522
250
-856548,5753
260
-856539,2985
270
-856530,0217
280
-856520,7448
290
-856520,7448
300
-856514,5603
310
-856505,2834
320
-856496,0066
330
-856502,1912
340
-856489,8221
350
-856483,6375
360
-856474,3607
370
-856468,1761
380
-856461,9916
390
-856449,6224
400
-856443,4379
410
-856434,1611
420
-856427,9765
430
-856406,3306
440
-856406,3306
450
-856397,0537
460
-856387,7769
470
-856378,5001
480
-856369,2232
490
-856356,8541
500
-856347,5773
510
-856335,2082
520
-856322,8391
530
-856313,5622
540
-856304,2854
550
-856295,0086
560
-856282,6394
570
-856276,4549
580
-856267,1781
590
-856254,8089
600
-856245,5321
610
-856236,2553
620
-856226,9784
630
-856217,7016
640
-856208,4248
650
-856199,1479
Lampiran SEQ Lampiran \* ARABIC 3. Tabel Prediksi Perubahan Garis Pantai 10 Tahun
Perubahan Garis Pantai Untuk 10 Tahun
X (m)
Pias
Yawal (m)
Tan i
Tan b
b
Sin b
Cos b
P1 (ton m/s/m
Qs (m3/hr)
Y(i)
Yakhir (m)
0
0
-856706,2815
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856690,07
10
1
-856700,0969
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856683,89
20
2
-856693,9124
-0,31
-1,21
-50,32
-0,77
0,64
-0,07
-9,75
15,99
-856677,92
30
3
-856690,8201
-0,31
-1,21
-50,32
-0,77
0,64
-0,07
-9,75
15,99
-856674,83
40
4
-856687,7278
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856671,46
50
5
-856678,451
0,00
-1,43
-55,00
-0,82
0,57
-0,06
-9,32
15,29
-856663,16
60
6
-856678,451
-0,31
-1,21
-50,32
-0,77
0,64
-0,07
-9,75
15,99
-856662,46
70
7
-856675,3587
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856659,15
80
8
-856669,1742
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856652,96
90
9
-856662,9896
-0,31
-1,21
-50,32
-0,77
0,64
-0,07
-9,75
15,99
-856647,00
100
10
-856659,8973
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856643,63
110
11
-856650,6205
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856634,41
120
12
-856644,4359
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856628,22
130
13
-856638,2514
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
16,26
-856622,00
140
14
-856625,8823
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856609,67
150
15
-856619,6977
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856603,43
160
16
-856610,4209
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856594,21
170
17
-856604,2363
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856588,03
180
18
-856598,0518
0,00
-1,43
-55,00
-0,82
0,57
-0,06
-9,32
15,29
-856582,77
190
19
-856598,0518
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856581,84
200
20
-856591,8672
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856575,60
210
21
-856582,5904
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856566,32
220
22
-856573,3136
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856557,05
230
23
-856564,0367
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856547,83
240
24
-856557,8522
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856541,59
250
25
-856548,5753
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856532,31
260
26
-856539,2985
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856523,03
270
27
-856530,0217
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856513,76
280
28
-856520,7448
0,00
-1,43
-55,00
-0,82
0,57
-0,06
-9,32
15,29
-856505,46
290
29
-856520,7448
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856504,53
300
30
-856514,5603
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856498,29
310
31
-856505,2834
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856489,02
320
32
-856496,0066
0,62
-6,94
-81,79
-0,99
0,14
-0,02
-2,80
4,60
-856491,41
330
33
-856502,1912
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
16,26
-856485,94
340
34
-856489,8221
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856473,61
350
35
-856483,6375
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856467,37
360
36
-856474,3607
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856458,15
370
37
-856468,1761
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856451,96
380
38
-856461,9916
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
16,26
-856445,74
390
39
-856449,6224
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856433,41
400
40
-856443,4379
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856427,17
410
41
-856434,1611
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856417,95
420
42
-856427,9765
-2,16
-0,88
-41,29
-0,66
0,75
-0,07
-9,84
16,13
-856411,85
430
43
-856406,3306
0,00
-1,43
-55,00
-0,82
0,57
-0,06
-9,32
15,29
-856391,04
440
44
-856406,3306
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856390,06
450
45
-856397,0537
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856380,79
460
46
-856387,7769
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856371,51
470
47
-856378,5001
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856362,23
480
48
-856369,2232
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
16,26
-856352,97
490
49
-856356,8541
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856340,59
500
50
-856347,5773
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
16,26
-856331,32
510
51
-856335,2082
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
16,26
-856318,95
520
52
-856322,8391
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856306,57
530
53
-856313,5622
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856297,30
540
54
-856304,2854
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856288,02
550
55
-856295,0086
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
16,26
-856278,75
560
56
-856282,6394
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
16,21
-856266,43
570
57
-856276,4549
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856260,19
580
58
-856267,1781
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
16,26
-856250,92
590
59
-856254,8089
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856238,54
600
60
-856245,5321
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856229,27
610
61
-856236,2553
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856219,99
620
62
-856226,9784
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856210,71
630
63
-856217,7016
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856201,44
640
64
-856208,4248
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
16,27
-856192,16
650
65
-856199,1479
-85619,91
-0,70
-35,00
-0,57
0,82
-0,06
-9,32
15,29
-856183,86
Lampiran SEQ Lampiran \* ARABIC 4. Tabel Prediksi Perubahan Garis Pantai 20 Tahun
Perubahan Garis Pantai Untuk 20 Tahun
X (m)
Pias
Yawal (m)
Tan i
Tan b
b
Sin b
Cos b
P1 (ton m/s/m
Qs (m3/hr)
Y(i)
Yakhir (m)
0
0
-856706,2815
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856673,86
10
1
-856700,0969
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856667,67
20
2
-856693,9124
-0,31
-1,21
-50,32
-0,77
0,64
-0,07
-9,75
31,98
-856661,94
30
3
-856690,8201
-0,31
-1,21
-50,32
-0,77
0,64
-0,07
-9,75
31,98
-856658,84
40
4
-856687,7278
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856655,20
50
5
-856678,451
0,00
-1,43
-55,00
-0,82
0,57
-0,06
-9,32
30,57
-856647,88
60
6
-856678,451
-0,31
-1,21
-50,32
-0,77
0,64
-0,07
-9,75
31,98
-856646,47
70
7
-856675,3587
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856642,94
80
8
-856669,1742
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856636,75
90
9
-856662,9896
-0,31
-1,21
-50,32
-0,77
0,64
-0,07
-9,75
31,98
-856631,01
100
10
-856659,8973
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856627,37
110
11
-856650,6205
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856618,20
120
12
-856644,4359
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856612,01
130
13
-856638,2514
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
32,51
-856605,74
140
14
-856625,8823
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856593,46
150
15
-856619,6977
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856587,17
160
16
-856610,4209
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856578,00
170
17
-856604,2363
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856571,81
180
18
-856598,0518
0,00
-1,43
-55,00
-0,82
0,57
-0,06
-9,32
30,57
-856567,48
190
19
-856598,0518
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856565,63
200
20
-856591,8672
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856559,34
210
21
-856582,5904
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856550,06
220
22
-856573,3136
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856540,78
230
23
-856564,0367
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856531,61
240
24
-856557,8522
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856525,32
250
25
-856548,5753
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856516,04
260
26
-856539,2985
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856506,77
270
27
-856530,0217
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856497,49
280
28
-856520,7448
0,00
-1,43
-55,00
-0,82
0,57
-0,06
-9,32
30,57
-856490,17
290
29
-856520,7448
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856488,32
300
30
-856514,5603
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856482,03
310
31
-856505,2834
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856472,75
320
32
-856496,0066
0,62
-6,94
-81,79
-0,99
0,14
-0,02
-2,80
9,19
-856486,81
330
33
-856502,1912
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
32,51
-856469,68
340
34
-856489,8221
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856457,40
350
35
-856483,6375
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856451,11
360
36
-856474,3607
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856441,94
370
37
-856468,1761
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856435,75
380
38
-856461,9916
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
32,51
-856429,48
390
39
-856449,6224
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856417,20
400
40
-856443,4379
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856410,91
410
41
-856434,1611
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856401,74
420
42
-856427,9765
-2,16
-0,88
-41,29
-0,66
0,75
-0,07
-9,84
32,26
-856395,71
430
43
-856406,3306
0,00
-1,43
-55,00
-0,82
0,57
-0,06
-9,32
30,57
-856375,76
440
44
-856406,3306
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856373,80
450
45
-856397,0537
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856364,52
460
46
-856387,7769
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856355,24
470
47
-856378,5001
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856345,97
480
48
-856369,2232
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
32,51
-856336,71
490
49
-856356,8541
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856324,32
500
50
-856347,5773
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
32,51
-856315,07
510
51
-856335,2082
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
32,51
-856302,70
520
52
-856322,8391
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856290,31
530
53
-856313,5622
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856281,03
540
54
-856304,2854
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856271,75
550
55
-856295,0086
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
32,51
-856262,50
560
56
-856282,6394
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
32,42
-856250,22
570
57
-856276,4549
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856243,92
580
58
-856267,1781
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
32,51
-856234,67
590
59
-856254,8089
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856222,28
600
60
-856245,5321
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856213,00
610
61
-856236,2553
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856203,72
620
62
-856226,9784
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856194,45
630
63
-856217,7016
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856185,17
640
64
-856208,4248
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
32,53
-856175,89
650
65
-856199,1479
-85619,91
-0,70
-35,00
-0,57
0,82
-0,06
-9,32
30,57
-856168,58
Lampiran SEQ Lampiran \* ARABIC 5.Tabel Prediksi Perubahan Garis Pantai 30 Tahun
Perubahan Garis Pantai Untuk 30 Tahun
X (m)
Pias
Yawal (m)
Tan i
Tan b
b
Sin b
Cos b
P1 (ton m/s/m
Qs (m3/hr)
Y(i)
Yakhir (m)
0
0
-856706,2815
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856657,65
10
1
-856700,0969
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856651,46
20
2
-856693,9124
-0,31
-1,21
-50,32
-0,77
0,64
-0,07
-9,75
47,96
-856645,95
30
3
-856690,8201
-0,31
-1,21
-50,32
-0,77
0,64
-0,07
-9,75
47,96
-856642,86
40
4
-856687,7278
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856638,93
50
5
-856678,451
0,00
-1,43
-55,00
-0,82
0,57
-0,06
-9,32
45,86
-856632,59
60
6
-856678,451
-0,31
-1,21
-50,32
-0,77
0,64
-0,07
-9,75
47,96
-856630,49
70
7
-856675,3587
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856626,72
80
8
-856669,1742
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856620,54
90
9
-856662,9896
-0,31
-1,21
-50,32
-0,77
0,64
-0,07
-9,75
47,96
-856615,02
100
10
-856659,8973
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856611,10
110
11
-856650,6205
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856601,99
120
12
-856644,4359
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856595,80
130
13
-856638,2514
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
48,77
-856589,48
140
14
-856625,8823
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856577,25
150
15
-856619,6977
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856570,90
160
16
-856610,4209
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856561,79
170
17
-856604,2363
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856555,60
180
18
-856598,0518
0,00
-1,43
-55,00
-0,82
0,57
-0,06
-9,32
45,86
-856552,19
190
19
-856598,0518
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856549,42
200
20
-856591,8672
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856543,07
210
21
-856582,5904
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856533,79
220
22
-856573,3136
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856524,52
230
23
-856564,0367
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856515,40
240
24
-856557,8522
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856509,05
250
25
-856548,5753
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856499,78
260
26
-856539,2985
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856490,50
270
27
-856530,0217
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856481,22
280
28
-856520,7448
0,00
-1,43
-55,00
-0,82
0,57
-0,06
-9,32
45,86
-856474,89
290
29
-856520,7448
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856472,11
300
30
-856514,5603
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856465,76
310
31
-856505,2834
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856456,49
320
32
-856496,0066
0,62
-6,94
-81,79
-0,99
0,14
-0,02
-2,80
13,79
-856482,22
330
33
-856502,1912
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
48,77
-856453,42
340
34
-856489,8221
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856441,19
350
35
-856483,6375
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856434,84
360
36
-856474,3607
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856425,73
370
37
-856468,1761
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856419,54
380
38
-856461,9916
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
48,77
-856413,22
390
39
-856449,6224
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856400,99
400
40
-856443,4379
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856394,64
410
41
-856434,1611
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856385,53
420
42
-856427,9765
-2,16
-0,88
-41,29
-0,66
0,75
-0,07
-9,84
48,39
-856379,58
430
43
-856406,3306
0,00
-1,43
-55,00
-0,82
0,57
-0,06
-9,32
45,86
-856360,47
440
44
-856406,3306
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856357,53
450
45
-856397,0537
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856348,26
460
46
-856387,7769
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856338,98
470
47
-856378,5001
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856329,70
480
48
-856369,2232
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
48,77
-856320,46
490
49
-856356,8541
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856308,06
500
50
-856347,5773
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
48,77
-856298,81
510
51
-856335,2082
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
48,77
-856286,44
520
52
-856322,8391
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856274,04
530
53
-856313,5622
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856264,76
540
54
-856304,2854
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856255,49
550
55
-856295,0086
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
48,77
-856246,24
560
56
-856282,6394
-0,62
-1,09
-47,38
-0,74
0,68
-0,07
-9,89
48,63
-856234,01
570
57
-856276,4549
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856227,66
580
58
-856267,1781
-1,24
-0,96
-43,93
-0,69
0,72
-0,07
-9,92
48,77
-856218,41
590
59
-856254,8089
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856206,01
600
60
-856245,5321
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856196,73
610
61
-856236,2553
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856187,46
620
62
-856226,9784
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856178,18
630
63
-856217,7016
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856168,90
640
64
-856208,4248
-0,93
-1,01
-45,38
-0,71
0,70
-0,07
-9,92
48,80
-856159,63
650
65
-856199,1479
-85619,91
-0,70
-35,00
-0,57
0,82
-0,06
-9,32
45,86
-856153,29
Lampiran SEQ Lampiran \* ARABIC 6. Foto Kegiatan di Lapangan
1