Academia.eduAcademia.edu

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN MRT JAKARTA

MRT Jakarta (Mass Rapid Transit Jakarta) yang berbasis rel rencananya akan membentang kurang lebih kurang lebih 110,8 km, yang terdiri dari Koridor Selatan -Utara (Koridor Lebak Bulus) -kampung Bandan) sepanjang kurang lebih 23,8 km dan Koridor Timut -Barat sepanjang kurang lebih 87

MRT Jakarta (Mass Rapid Transit Jakarta) yang berbasis rel rencananya akan membentang kurang lebih kurang lebih 110,8 km, yang terdiri dari Koridor Selatan – Utara (Koridor Lebak Bulus) – kampung Bandan) sepanjang kurang lebih 23,8 km dan Koridor Timut – Barat sepanjang kurang lebih 87 km. pembangunan koridor Selatan – Utara dilakukan dalam 2 tahap yang ditargetkan mulai beroperasi 2020 sedangkan koridor Timur – Barat yang saat ini sedang dalam studi kelayakan ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2024 – 2027. Dana pembangunan MRT Jakarta ini bersumber dari APBD DKI Jakarta dan dana pinjaman lembaga internasional asal Jepang yaitu Japan International Cooperation Agency (JICA). PT MRT Jakarta meminta tambahan modal sebesar Rp 4,6 triliun yang mengundang banyak pertentangan dari DPRD karena nilai yang terlalu tinggi. Namun, PT MRT Jakarta menegaskan kembali bahwa dana sebesar itu sudah sesuai dengan kebutuhan yang saat ini pembangunan MRT masih terus berjalan. Mengutip dari artikel koran kontan.co.id anggaran yang terserap dari pinjaman JICA sekitar 8% yang masih tergolong kecil. Pada saat ini dana yang sudah terserap sekitar Rp 230 miliar yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta sekitar Rp 1,15 triliun yang berasal dari pinjaman JICA. Anggaran untuk pembangunan MRT Jakarta memang cukup besar yang diharapkan dapat mengangkut 120.000 – 150.000 penumpang setiap hari nya. Proyek ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan tidak cukup hanya dengan mengandalkan APBD diperlukan berkerja sama dengan negara lain seperti pinjaman dana kepada JICA merupakan langkah yang tepat untuk mempercepat pembangunan MRT tersebut. Tidak dapat disalahkan jika PT MRT Jakarta meminta modal tambahan awal sebesar Rp 4,6 Triliun karena dana sebesar itu sudah sesuai kebutuhan yang telah diperhitungkan. Alasan anggaran tersebut cukup jelas dan dapat dilihat publik.