BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sekolah dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Peranan guru sangat penting, terutama guru SD selain berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik, guru SD juga dituntut memberikan pendidikan karakter dan menjadi contoh karakter yang baik bagi anak didiknya.
Dalam hal ini, di Sekolah Dasar yang merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan kerap kali banyak ditemui masalah dalam sistem administrasi sekolah, manajerial sekolah, minim teknologi dan bahkan kerap dijumpai guru-guru yang kurang professional.
Untuk itu, magang merupakan kegiatan penting yang harus diikuti mahasiswa sebagai suatu prakondisi dari sistem penyiapan guru profesional. Kegiatan magang merupakan sarana latihan kerja bagi mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan keterampilan dibidang keguruan. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa, serta upaya untuk membentuk sikap dan keterampilan sebagai calon guru yang profesional. Pada kegiatan magang 1 mahasiswa hanya melakukan pengamatan terhadap kultur sekolah, kompetensi kepribadian, social dan pedagogik yang dilaksanakan di SDN 4 Bumirejo.
Tujuan
Tujuan Umum
Mengacu pada pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tujuan umum mata kuliah Magang Program Studi PGSD Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PGSD PPGT) adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan khusus
Untuk memenuhi nilai tugas akhir pada mata kuliah Profesi Kependidikan.
Sebagai sarana pengetahuan kepada penulis mengenal lingkungan sekolah dan lingkungan profesinya serta pengelolaan sistem pendidikan di Sekolah Dasar.
Manfaat
Bagi Sekolah
Membangun kesadaran warga sekolah untuk lebih memperhatikan keadaan lingkungan sekolah yang kondusif agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik, efektif dan efisien
Mempersiapkan kesempatan pada sekolah untuk menyiapkan calon guru yang profesional.
Bagi Mahasiswa
Menambah pemahaman mahasiswa tentang keadaan lingkungan sekolah.
Mahasiswa memperoleh pengalaman dengan lingkungan sekolah.
Mahasiswa lebih mengembangkan daya nalar dalam melakukan observasi.
Bahan persiapan menjadi guru profesional.
BAB II
HASIL OBSERVASI
Profil SDN 4 BUMIREJO
Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SD Negeri 4 Bumirejo
Nomor Induk Sekolah : 1010305120018
Nomor Statistik Sekolah : 100130
Propinsi : 05
Otonoomi Daerah : 13
Kecamatan : Kebumen
Desa / Kelurahan : Bumirejo
Jalan dan Nomor : Cemara Kebumen Nomor: 29
Kode Pos : 54316
Telepon :KodeWilayah (0287) nomor (5506035)
Daerah : Perkotaan
Status sekolah : Negeri
Kelompok Sekolah : Imbas
Akreditas : B
Surat keputusan / SK : Nomor: BASN Tgl : 22-12-2006
Penerbit SK ( ditandatangani oleh ): Gub.KDH TK 1 Jawa Tengah
Tahun Berdiri : 1910
Tahun Perubahan : 1 Agustus 1981
Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi
Bangunan Sekolah : MilikSendiri
Jarak ke Pusat Kecamatan : 1 KM
Jarak ke Pusat Kota : 1 KM
Terletak Pada Lintasan : Kecamatan
Organisasi Penyelenggara : Pemerintah
Visi dan Misi
VISI
“Unggul dalam prestasi, santun dan berbudi”
MISI
Menumbuh kembangkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dianut siswa
Menjadikan sekolah sebagai wiyata mandala dalam rangka mewujudkan pelayanan pembelajaran dan bimbingan yang efektif dan efisien
Mengusahakan wahana pendidikan hidup dibidang ta didik seni, olahraga, iman dan taqwa serta kesehatan
Melaksanakan pembelajaran Aktif, Kraetif, dan menyenangkan
Mengembangkan rasa peduli terhadap lingkungan
Mengadakan pembinaan pendidikan keagamaan melalui pembiasaan
Tujuan Sekolah
Secara khusus tujuan pendidikan di SD Negeri 4 Bumirejo diarahkan agar :
Siswa dapat mengamalkan ajaran agama dari hasil proses pembelajaran dan pembiasaan
Siswa menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
Siswa dapat meraih prestasi akademik maupun non akademik di tingkat Kecamatan maupun yang lebih tinggi
Menjadikan sekolah yang diminati di masyarakat
Sasaran Sekolah
Siswa memiliki kebiasaan untuk berani mengungkapkan ide, gagasan, dan pemikiran
Meningkatkan keagamaan kelas 1 sampai dengan kelas VI
Meningkatkan penguasaan KBM guru kelas dan guru mata pelajaran
Siswa memiliki bakat dan minat bidang seni, olahraga, iptek dan kesehatan
Berperilaku sopan dan berbahasa santun
Mampu berbahasa jawa dengan benar
Mencapai Kriteria Metuntasan minimal (KKM)
Bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari
Tata Tertib
Hadir disekolah paling lambat 15 menit sebelum pelajaran dimulai
Berbaris sebelum masuk ruang kelas dengan tertib dan dipimpin secara berigilir
Bila terlambat datang, ketuk pintu atau salam, mohon maaf pada guru
Bila keluar kelas mohon ijin pada guru
Memimpin doa secara bergilir baik masuk maupun pulang
Orang tua/wali harus memberitahukan ke sekolah/wali kelas secara lisan atau tulisan ketika berhalangan hadir
Siswa wajib memakai seragam sekolah yang sudah ditentukan sesuai harinya, bertutur dan berperilaku baik, benar, dan sopan
Patuh dan hormat kepada seluruh guru dan pegawai sekolah
Saling menghargai antar sesama teman
Dilarang meninggalkan sekolah tanpa seizing guru piket/wali kelas
Dilarang memakai perhiasan yang berlebihan dan alat komunikasi ke sekolah
Ikut bertannggungjawab dalam menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban sekolah
Ikut menjaga nama baik sekolah
Wajib menghormati dan menjalankan tata tertib sekolah dengan sungguh-sungguh.
Sarana Prasarana
Bangunan Sekolah/SD
SD Negeri 4 Bumirejo memiliki bangunan gedung yang tidak cukup luas namun bersih dan cukup untuk memenuhi kebutuhan warga sekolah dengan gedung sekolah berjumlah 3. Bangunan SDN 4 Bumirejo letaknya jauh dari jalan raya. Sehingga menimbulkan dampak negative dan positif. Dampak negatifnya sekolah ini agak sulit untuk ditemukan,dan agak susah mencari alat transportasi. Dampak positifnya yaitu letak bangunan yang jauh dari bibir jalan yang membuat suasana lingkungan nyaman untuk belajar dan memperkecil terjadinya kecelakaan,( bahaya ). Ada juga fasilitas pendukung pembelajaran seperti Ruang Perpustakaan. Namun SD Negeri 4 Bumirejo ini belum memiliki ruang laboratorium komputer, Laboratorium IPA, Bahasa Dan Musholah.
Lapangan Sekolah
Lapangan sekolahnya tidak terlalu besar. Di lapangan ini biasanya warga sekolah SD Negeri 4 Bumirejo melakukan kegiatan Upacara Bendera, senam, dan kegiatan Olah Raga.
Perpustakaan
Kondisi perpustakaan SD 4 Bumirejo masih sangat sederhana dan belum memiliki ruang perpustakaan sendiri, namun keadaan perpustakaannya bersih dan rapi. Buku-buku dan fasilitas pembelajaran belum cukup memadai dan lengkap, tapi cukup dapat membuat siswa-siswi mempermudah mencari bahan belajar.
Kantin Sekolah
Kantin terletak di antara ruang kelas IV dan kelas V sekolah sehingga siswa mudah untuk berbelanja makanan ringan. Kebersihan cukup bagus tetapi kantin tidak berbentuk bangunan atau ruangan melainkan penjual luar yang masuk untuk berjualan.
WC / Toilet Sekolah
Terdapat lima ruang WC yang digunakan pada SD Negeri 4 Bumirejo. WC-nya cukup bersih dan terjaga sehingga cukup nyaman. Dua yang dipergunakan untuk kepala sekolah dan guru, dan 3 WC lainnya digunakan untuk siswa-siswi.
Ruang Kelas
Ruang kelas yang bersih dan rapi membuat siswa nyaman untuk belajar. Di SD Negeri 4 Bumirejo ini terdapat 6 ruang kelas yang terdiri dari kelas 1-6 masing-masing 1 kelas. Dimana setiap kelas memiliki satu papan tulis dan tata tertib yang disusun dan disepakati bersama oleh semua siswa dan guru .
Ruang Kantor
Ruang kantor rapi dan bersih, meja guru ditata secara teratur dan dipasang papan nama guru-guru. Dan semua barang-barang ditata dengan rapi.
Ruang Tata Usaha
SD Negeri 4 Bumirejo memiliki satu ruang tata usaha, namun ruang tata usahanya belum memiliki ruangan tersendiri dan masih bersebelahan dengan perpustakaan.
Meja dan kursi
Kondisi meja dan kursi sudah cukup baik. SD 4 Bumirejo memiliki 230 kursi dan 116 meja siswa, serta 13 pasang meja dan kersi guru.
Data Personalia Guru dan Pembagian Tugas
6. Struktur Organisasi Sekolah dan Pembagian Tugas Komite
URS Kebersihan
(Eko Supri )
Komite
(M. Ardhani)
NO
JABATAN
NAMA
1
Kepala Sekolah
Zubaedah
2
Ketua I
M. Ardhani
3
Ketua II
Djoko W.
4
Sekretaris I
K.H Muntaha
5
Sekretaris II
Bambang A.
6
Bendahara I
Kaminem
7
Bendahara II
-
8
Anggota I
Cholid M.
9
Anggota II
Ismangi
10
Anggota III
-
Jumlah Siswa
NO
Kelas
Jumlah Siswa
1
Kelas I
24 siswa
2
Kelas II
20 siswa
3
Kelas III
25 siswa
4
Kelas IV
30 siswa
5
Kelas V
36 siswa
6
Kelas VI
35 siswa
TOTAL
170 siswa
Denah Sekolah SD Negeri 4 Bumirejo
U
S
Perpus
Ruang Kantor
TU
Ruang
Kelas V
Ruang
Kelas III
Ruang Kelas VI
Ruang Kelas IV
Ruang Kelas I
Ruang Kelas II
Gudang
Dapur
K
C
M
Kultur Sekolah
Kedisiplinan Warga Sekolah
Kepala Sekolah
Kepala sekolah datang tepat waktu ke sekolah, namun ada kalanya kepala sekolah terlambat karena ada kepentingan sekolah yang harus segera diurus di luar sekolah. Misalnya saat siswa kelas VI akan mengikuti try out kabupaten, kepala sekolah terlambat datang ke sekolah karena harus mengurusi masalah try out tersebut. Untuk cara berpakaian, kepala sekolah SDN 4 Bumirejo selalu berpakaian rapi dan sopan sehingga patut dijadikan contoh bagi guru dan siswa.
Guru
Guru datang tepat waktu ke sekolah dan segera memasuki ruang kelas ketika bel tanda masuk berbunyi. Cara berpakaian guru di SDN 4 Bumirejo juga terlihat rapi dan sopan.
Karyawan
Karyawan yang datang lebih awal biasanya petugas kebersihan. Mereka langsung melaksanakan tugasnya masing-masing. Petugas kebersihan segera membuka ruang kelas dan ruang lain. Kemudian membersihkan halaman sekolah. Pustakawan segera merapikan buku-buku di perpustakaan.
Siswa
Siswa yang piket biasanya datang sebelum pukul 07.00 dan langsung membersihkan ruangan kelas. Siswa SDN 4 Bumirejo juga disiplin dalam hal kebersihan. Hal tersebut tercermin dari beberapa hal yaitu:
adanya rak sepatu di depan setiap ruang kelas yang selalu tertata rapi.
Adanya pencuci tangan di depan setiap kelas yang sering digunakan siswa ketika tangan mereka kotor.
Parkiran sepeda siswa yang tertata rapi dengan penataan yang teratur.
Siswa yang membuang sampah di tong sampah sesuai bahan asal sampah.
Rak sepatu siswa yang tertata rapi
Siswa yang membuang sampah di tempatnya
Parkiran sepeda siswa yang tertata rapi
Siswa yang mencuci tangan di depan kelas
Hubungan Sosial Antar Warga Sekolah
Guru dengan murid
Hubungan antara guru dan murid terjalin sangat baik. Guru menyayangi murid-muridnya dengan selalu memberikan perhatian pada murid dan membantu murid bila mengalami kesulitan belajar maupun masalah lain. Sedangkan murid menghormati guru sebagai orang tua kedua setelah orang tua di rumah. Mereka saling terbuka satu sama lain dan terlihat begitu akrab.
Guru dengan guru
Hubungan antar guru di SDN 4 Bumirejo tergolong baik. Bahkan mereka terlihat seperti keluarga sendiri, karena sebagian besar guru di SD tersebut sudah cukup lama saling mengenal dan mengajar di SDN 4 Bumirejo. Mereka juga saling bekerjasama dalam hal pelajaran, masalah siswa dan kegiatan sekolah lainnya.
Murid dengan murid
Hubungan murid dengan murid terlihat baik, walaupun kadang timbul perselisihan atau pertengkaran kecil antar murid. Namun hal itu wajar terjadi pada murid-murid usia SD. Pada jam istirahat murid-murid keluar kelas dan bermain bersama di halaman sekolah dengan riang gembira. Mereka berbaur tanpa membedakan tingkatan kelas.
Hubungan antar Sekolah dengan Komite Sekolah
Hubungan antara sekolah dengan komite sekolah terjalin baik. Komite sekolah selalu terlibat dalam setiap kegiatan sekolah dan selalu mendukung kegiatan sekolah yang sifatnya positif dan demi kemajuan bersama. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya rapat sekitar enam kali dalam setahun dengan komite sekolah.
Rapat dengan komite antara lain:
PPDB ( Penerimaan Peserta Didik Baru) pada awal tahun.
Rapat pleno.
SKL
RAPBS Perubahan
Rapat pada tiap akhir semester.
Perpisahan pada akhir tahun.
Hubungan antara Warga Sekolah dan Orang Tua
Hubungan antara warga sekolah dengan orang tua siswa terjalin baik. Di beberapa SD, hubungan antara warga sekolah dan orang tua diwujudkan dalam sebuah paguyuban. Namun di SDN 4 Bumirejo belum terdapat paguyuban karena beberapa kendala, antara lain:
Letak sekolah yang kurang strategis dan terletak di daerah perbatasan (siswa dari Karangsari namun letak sekolah di Bumirejo).
Wali murid yang memiliki pekerjaan yang heterogen dan rata-rata bekerja sebagai pedagang sehingga tidak memiliki waktu untuk meluangkan waktunya dalam paguyuban.
Hubungan yang terjalin baik antara warga sekolah dan orang tua dibuktikan dengan beberapa kegiatan yang melibatka orang tua murid, antara lain:
Rapat wali murid dengan pihak sekolah tiga kali dalam setahun yaitu:
PPDB untuk wali murid kelas I.
Rapat pleno untuk seluruh wali murid
Rapat pada awal semester 2 untuk wali murid kelas VI.
Dukungan orang tua pada anak ketika mengikuti lomba.
Orang tua mendukung anak-anaknya yang mengikuti lomba dengan memberikan izin latihan dan memberikan dukungan pada anak. Orang tua pun ikut mendampingi anak saat mengikuti lomba.
Dukungan terhadap kegiatan sekolah.
Kegiatan sekolah yang sifatnya baik dan bermanfaat untuk anak-anaknya, selalu didukung wali murid. Dukungan dari wali murid dapat berupa izin, keikutsertaan wali murid langsung dalam kegiatan sekolah dan bantuan dana.
Sikap Peserta Didik terhadap Warga Sekolah
Sikap peserta didik terhadap warga sekolah lain terlihat baik, baik kepada guru, karyawan, kepala sekolah dan teman lain. Peserta didik patuh dan sopan terhadap guru, baik wali kelasnya sendiri maupun guru lain. Peserta didik juga sangat menghormati kepala sekolah. Sedangkan terhadap karyawan, peserta didik juga terlihat sopan dan tetap bersahabat. Dan terhadap teman lain, peserta didik terlihat akrab baik dengan teman sebaya, adik kelas maupun kakak kelas.
Kegiatan Rutin Warga Sekolah
SDN 4 Bumirejo memiliki kegiatan rutin yang dilakukan dalam sepekan, antara lain:
Senin pagi diadakan upacara bendera yang diikuti oleh seluruh warga sekolah SD N4 Bumirejo.
Jumat pagi diadakan senam SKJ dengan guru olahraga sebagai instruktur dan siswa kelas I-VI sebagai peserta senam.
Jumat sore diadakan kegiatan pramuka dengan pembina guru SDN 4 Bumirejo dan peserta didik kelas III, IV dan V sebagai peserta.
Selain kegiatan rutin, ada beberapa ekstrakurikuler yang diadakan dengan guru pembimbing dari luar sekolah yaitu:
Selasa sore diadakan tilawah alquran.
Rabu sore diadakan taekondo
Kamis sore diadakan rebana
Dan tari sudah tidak berjalan karena susahnya mencari pengganti pembimbing guru yang lama.
Pengelolaan Kelas
Keterangan:
Warna pink : tempat duduk siswa perempuan.
Warna biru : tempat duduk siswa laki-laki.
Warna hitam : papan tulis.
Warna orange: almari.
Warna hijau : tempat duduk guru.
Bu Maryati memiliki kompetensi pengelolaan kelas yang cukup baik sehingga tercipta suasana belajar yang menarik, menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru juga mampu mengendalikan kondisi belajar yang optimal bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif, serta dapat membangun hubungan sosio-interpersonal yang baik antara guru dengan murid kelas IV. Hal tersebut berdampak pada daya serap dan absensi siswa yang mengalami kenaikan dan penurunan yang stabil.
Pengorganisasian Kelas
Pengorganisasian kelas menyangkut empat aspek, yaitu :
Organisasi Intrakelas dan Ekstrakelas
Di SDN 4 Bumirejo terdapat kegiatan intrakelas dan ekstrakelas. Kegiatan intrakelas (intrakurikuler) terdiri dari kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Sedangkan kegiatan ekstrakelas terdiri dari kegiatan pelajaran di luar waktu jam sekolah atau jam pelajaran biasa, seperti: kegiatan olahraga, kesenian, kepramukaan, PMR, latihan rebana, tari, taekondo.
Organisasi Kegiatan Pelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukaan saat pelajaran IPS berlangsung, dengan materi pokok tentang masalah sosial, guru model menyiapkan kegiatan administratif pelajaran yang berupa:
Persiapan pelajaran
Dalam persiapan mengajar, guru model merumuskan aspek-aspek sebagai berikut :
Tujuan bahan pelajaran, yaitu siswa dapat mengenal permasalahan sosial di daerahnya.
Skop dan sistematika bahan pelajaran, yaitu sekitar 35 menit dengan urutan penjelasan guru, pemberian tugas dan pemberian PR.
Metode pengajaran, yaitu dengan cara ceramah dan diskusi.
Alat peraga pelajaran, yaitu gambar kegiatan sosial (kerja bakti) dan budaya.
Buku sumber pelajaran yang berupa buku IPS kelas IV dan buku pendamping IPS kelas IV yang relevan.
Evaluasi pelajaran, yaitu dengan tugas yang diberikan guru untuk mencari contoh masalah sosial di koran dan menyuruh salah satu siswa maju membacakan hasil diskusinya dan membahasnya bersama-sama.
Pelaksanaan pelajaran
Kegiatan pembuka: berdoa dengan nyaring yang dipimpin oleh salah satu siswa yang mendapat giliran.
Kegiatan inti: guru model memberikan materi tentang masalah sosial, guru memberikan tugas untuk mencari berita tentang masalah sosial di koran secara berkelompok.
Kegiatan penutup: salah satu siswa membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas, kemudian guru dan siswa bersama-sama membahas hasil tersebut.
Akhir pelajaran
Di akhir pelajaran dilaksanakan evaluasi yang bersifat timbal balik antara guru dan murid dan pemberian pekerjaan rumah pada murid untuk mencari masalah sosial di desanya. Kemudian berdoa sebelum pulang.
Organisasi Personal Siswa
Pengorganisasian Kelas
Di dalam kelas IV, dibuat struktur organisasi yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara, yaitu:
SISWA-SISWI
Penempatan Kelas
Dalam penempatan siswa di kelas IV, guru model menempatkan anak yang berkacamata, Rahma di bangku paling depan. Sedangkan penempatan kelas berdasarkan jenis kelamin yaitu dua baris bangku siswa laki-laki di bagian kiri dan dua bangku siswa perempuan di bagian kanan.
Penugasan Siswa
Tugas siswa yang diberikan guru model sesuai dengan kemampuan siswa dan tidak terlalu banyak serta efektif. Misalnya: mencari contoh masalah sosial di desanya, menggambar pola.
Pengaturan Fasilitas Fisik Siswa
Pengorganisasian fasilitas fisik kelas IV SDN 4 Bumirejo adalah sebagai berikut:
Pengaturan Alat Pelajaran
Papan tulis di letakkan didepan (permanen)
Meja, kursi disesuaikan dengan metode pembelajaran.
Dua buah lemari diletakkan di sudut barat dan timur kelas yang berisi alat-alat kelengkapan kelas seperti busur, penggaris, buku administrasi pembelajaran, buku administrasi kelas dll.
Hasil karya anak-anak dimasukkan stopmap dan digantung di dinding.
Media pembelajaran berupa gambar yang di tempel di dinding.
Pengaturan meja dan kursi
Hasil karya siswa kelas IV
Pengaturan ruangan
Pengaturan tempat duduk
Dalam pembelajaran biasa, pengaturan tempat duduk siswa menggunakan basis sejajar dengan metode pembelajaran ceramah, namun ketika dilakukan kegiatan diskusi maka menggunakan basis berkelompok dengan satu kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
Tempat duduk
Berkelompok untuk metode diskusi
Tempat duduk berbasis sejajar untuk metode ceramah
Pemeliharaan keindahan dan kebersihan ruangan kelas
Keindahan kelas IV terlihat kurang terpelihara, mengingat tidak adanya artistik dalam penataan ruangan. Ruangan terlihat monoton dan membosankan. Namun kebersihan kelas IV sangat terjaga karena regu piket selalu menjalankan kewajibannya untuk melakukan tugas kebersihan seperti menyapu, membersihkan meja dan alat-alat pelajaran.
JADWAL PIKET KELAS VI
SDN 4 BUMIREJO
Pengaturan cahaya, ventilasi, akustik, dan warna
Ruang kelas IV memiliki penataan cahaya yang baik, udara yang segar, namun tidak ada efek warna yang menarik yang dapat mempengaruhi psikologis anak.
Administrasi/Tata Usaha Kelas
Di dalam kelas IV terdapat administrasi kesiswaan, yang merupakan suatu data yang mencatat dan melaporkan tentang kesiswaan. Dan administrasi ini meliputi :
a. Administrasi Pembelajaran
Buku kurikulum
Silabus
Program semester
RPP
Buku penilaian
Program evaluasi
Daftar nilai
Analisis hasil evaluasi
Buku bank soal
Buku perbaikan dan pengayaan
Buku bumbingan dan konseling
Jadwal pelajaran
Kalender pendidikan
Program ekstra kulikuler
Buku kegiatan les
Buku edaran A dan B
Buku pembinaan siswa
Buku pekerjaan
Buku kelompok belajar
Buku penulisan soal-soal formatif
Buku pencapaian target dan daya serap kurikulum
Buku konsultasi
b. Administrasi Kelas
Daftar kelas
Daftar hadir siswa
Papan absen harian
Grafik absen
Buku mutasi siswa
Buku keuangan
Buku tamu
Buku penerimaan dan pengembalian rapor
Daftar inventaris kelas
Denah kelas
Buku notulen rapat
Catatan prestasi siswa
Buku klaper
Buku kepengurusan kelas
Daftar Inventaris Kelas
Alat kelengkapan kelas diantaranya:
Meja kursi siswa
Papan tulis
Papan absen
Jadwal pelajaran
Daftar regu piket
Penggaris 1 m
Penggaris segitiga
Jangka busur
Penghapus
Meja kursi guru
Almari
Buku pegangan guru
Buku BUPENA
Buku guru kurikulum 2013
Buku penunjang
LKS
Media Pembelajaran
Di dalam kelas IV digunakan beberapa media pembelajaran untuk membantu mempermudah pembelajaran. Namun pasca perbaikan gedung beberapa bulan yang lalu, media pembelajaran banyak yang tidak terorganisir dengan baik. Entah itu hilang maupun belum terpasang. Media pembelajaran yang ditemui antara lain:
Gambar Alat Musik Tradisional
Gambar Senjata Tradisional
Gambar Pakaian Adat
Gambar Pahlawan
Gambar Rumah Adat
Kompetensi Kepribadian
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada Bu Maryati, guru kelas IV diperoleh beberapa kompetensi kepribadian yaitu:
Berperilaku yang dapat Diteladani Peserta Didik
Berdasarkan hasil observasi, guru model senantiasa berperilaku yang dapat diteladani peserta didik, misalnya penuh kasih sayang, menjaga kebersihan dan kerapihan pakaian, dan ramah pada semua anak.
Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan bijaksana.
Guru model senantiasa bersikap dewasa, arif dan bijaksana. Hal ini tercermin dari beberapa perilaku Bu Maryati, antara lain:
Selalu mengingatkan jarak mata dengan bidang tulis.
Memperingatkan siswa yang ramai sendiri.
Mengingatkan siswa untuk membersihkan koran yang digunakan sebagai media pembelajaran.
Menasehati siswa dengan penuh kasih sayang.
Menunjukan tanggung jawab dan etos kerja yang tinggi
Guru model memiliki rasa tanggung jawab dan etos kerja yang tinggi, hal ini tercermin dari beberapa perilaku guru model, antara lain:
Selalu datang tepat waktu ke sekolah.
Tidak pernah meninggalkan siswa di kelas tanpa alasan yang jelas.
Selalu bersemangat dalam menyampaikan materi.
Bangga dan percaya diri sebagai seorang pendidik
Guru model memiliki rasa bangga dan percaya diri sebagai seorang peserta didik, hal ini tercermin dari beberapa perilaku guru model, antara lain:
Menerangkan materi dengan jelas dan tegas.
Menjawab pertanyaan siswa dengan tepat.
Berperilaku jujur, tegas, adil dan manusiawi
Guru model berperilaku jujur, tegas, adil dan manusiawi. Hal tersebut tercermin dari beberapa perilaku Bu Maryati, antara lain:
Tidak membeda-bedakan siswa berdasarkan latar belakang sosial dan ekonomi, semua diperlakukan sama dan mendapat hak yang sama.
Guru model menolong siswa yang kesulitan dalam belajar.
Berkata sesuai dengan kenyataan yang ada.
Menegur siswa jika tidak memperhatikan penjelasan guru.
Menerapkan kode etik profesi guru
Penerapan kode etik guru tercermin dari perilaku berikut:
Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila dengan menyelipkan nilai moral pada setiap mata pelajaran.
Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan dengan menggali informasi dari keluarga.
Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar.
Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat di sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggungjawab bersama terhadap pendidikan.
Kompetensi Sosial
Sikap dan berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku
Sikap dan perilaku Bu Maryati sesuai dengan norma yang berlaku, baik berupa norma agama, kesopanan dan sosial. Hal tersebut tercermin dari beberapa perilaku guru model antara lain:
Menunjukan sikap yang wajar dan santun
Selalu menunjukan sikap yang ramah dan cara berinteraksinya pun baik.
Selalu memulai dan mengakhiri pelajaran dengan doa.
Bersalaman dengan murid saat pulang sekolah.
Menjalankan ibadah sesuai agama yang dianut.
Tidak pernah berkata kasar pada murid.
Menjalin hubungan baik dengan teman sejawat, peserta didik dan orang tua
Bu Maryati sebagai guru model menjalin hubungan baik dengan semua pihak, mulai dari teman sejawat, peserta didik dan orang tua siswa.
Hal tersebut tercermin dari beberpa perilaku, antara lain:
Hubungan baik dengan teman sejawat ditunjukkan dengan saling berinteraksinya guru saat istirahat berlangsung, baik tentang masalah siswa, bercerita pengalaman, maupun keluarga di rumah. Bu Maryati terlihat akrab dan sudah seperti keluarga dengan guru-guru lain.
Hubungan baik dengan peserta didik ditunjukkan dengan sikap peserta didik yang akrab namun tetap sopan terhadap Bu Maryati. Peserta didik pun tidak sungkan untuk berbagi cerita tentang masalahnya di rumah pada beliau. Peserta didik juga terlihat begitu menghormati dan menyayangi beliau.
Hubungan baik dengan wali murid ditunjukkan dengan terpenuhinya undangan yang diberikan pada wali murid ketika ada panggilan untuk ke sekolah. Wali murid juga selalu mendukung kegiatan anak-anaknya dengan memberikan izin dan semangat untuk anaknya, baik berupa kegiatan intrakelas maupun ekstrakelas.
Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja
Bu Maryati mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat kerja, hal itu tercermin dari hubungan yang baik dengan antara beliau dan guru-guru lain, begitu pula dengan beliau dan kepala sekolah.
Tidak bersikap diskriminatif terhadap warga sekolah
Guru model tidak bersikap diskriminatif terhadap warga sekolah, yang tercermin dari perilaku:
Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik tercermin dari perilaku guru model yang tidak pernah membeda-bedakan siswa berdasarkan keadaan ekonomi, jenis kelamin dan tingkat kepandaian siswa. Semua diperlakukan sama baik di dalam proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
Tidak bersikap diskriminatif terhadap guru lain tercermin dari perilaku guru model yang tidak membeda-bedakan ras, status sosial dan usia guru lain.
Tidak bersikap diskriminatif terhadap karyawan tercermin dari perilaku guru model yang mau bergaul dengan karyawan tanpa membedakan status pendidikan, latar belakang sosial dan jabatan.
Komunikasi ilmiah secara santun, empatik dan efektif
Guru model mampu berkomunikasi ilmiah secara santun, empatik dan efektif terhadap warga sekolah lain, yang dibedakan menjadi:
Komunikasi ilmiah secara santun, empatik dan efektif dengan peserta didik.
Dalam berkomunikasi secara lisan dengan peserta didik saat mengajar dalam kelas dan di luar kelas, guru model sering memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun guru model seringkali juga memakai bahasa jawa ketika menegur siswa maupun menerangkan materi jika dirasa penggunaan bahasa jawa lebih memudahkan siswa dalam menerima pelajaran. Jika secara tulisan guru atau murid menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Guru sangat memperhatikan tata penulisan yang benar baik tulisan di papan tulis maupun tulisan siswa di buku masing-masing. Pada dasarnya, komunikasi antara guru model dan peserta didik memakai bahasa yang santun dan mudah dipahami.
Komunikasi ilmiah secara santun, empatik dan efektif dengan para guru, karyawan dan kepala sekolah.
Dalam berkomunikasi dengan para guru, karyawan dan kepala sekolah, guru model sering menggunakan bahasa jawa yang baik. Guru model juga menggunakan bahasa yang sopan, lugas dan mudah dimengerti.
Bersikap inklusif dan objektif terhadap warga sekolah
Sikap inklusif dan objektif guru model terhadap teman sejawat tercermin dari perilaku guru yang memberikan masukan atau memberikan pikiran untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi guru lain. Guru sama-sama saling mengisi kekurangan yang ada pada diri mereka masing-masing. Misalnya seorang guru mempunyai kesulitan dalam pembelajaran dikelas, maka guru yang lain saling mengisi dan memberikan masukan agar guru tersebut dapat menjalani pembelajaran yang lebih baik lagi pada siswanya.
Sikap inklusif dan objektif guru model terhadap peserta didik tercermin dari perilaku guru yang memanggil orang tua murid yang bermasalah untuk mencari solusi dan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa tersebut. Mereka saling berdiskusi dan mencari jalan keluar yang baik. Dalam menilai hasil belajar pun guru model bersikap objektif dan sesuai dengan hasil kerja siswa tersebut.
Kompetensi Paedagogik
Berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran
Guru model berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal tersebut tercermin dari:
Guru model yang memanfaatkan media pembelajaran dan sumber belajar yang lebih variatif, seperti televisi, koran, dan lingkungan.
Guru model selalu belajar sebelum menyampaikan materi.
Guru model terus berusaha meningkatkan kualitas diri dengan berbagai wawasan dan ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang.
Mengomunikasikan hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi
Karena terbatasnya waktu dan kecepatan yang dimiliki maka guru model jarang membuat inovasi belajar yang baru. Beberapa inovasi belajar juga kurang cocok terhadap karakteristik anak didik yang masih suka bermain. Sehingga guru model memilih untuk menggunakan metode yang sudah ada sejak dulu, dan diberi sedikit pembaharuan. Namun hasil inovasi tersebut jarang dikomunikasikan kepada komunitas profesi.
Permasalahan peserta didik yang ditemui guru
Permasalahan yang ditemui guru model di kelas IV tidak jauh berbeda dengan masalah-masalah yang sering dijumpai, namun masalah yang paling dominan di kelas 4 antara lain:
Siswa laki-laki yang malas.
Siswa laki-laki di kelas IV lebih pasif dibanding anak perempuan. Siswa laki-laki sering ribut sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan guru. Mereka juga kadang lupa mengerjakan PR dari guru.
Kondisi psikologis Rahmah
Rahmah merupakan siswa kelas IV yang mengalami gangguan psikologis karena banyaknya masalah keluarga yang ia alami. Dia sering mengasingkan diri dan kondisi mentalnya yang tidak stabil. Dia sering marah jika merasa terganggu, bahkan ia pernah pingsan di kelas karena rasa marah yang dipendam pada teman. Kondisi psikologis Rahmah yang terganggu membuat proses pembelajaran terasa kurang nyaman.
Upaya guru dalam menangani peserta didik bermasalah
Ketika terdapat peserta didik yang bermasalah, guru model berusaha menangani peserta didik itu sendiri. Dan berusaha mencari jalan keluar yang paling baik. Misalnya: siswa laki-laki yang malas selalu dinasehati dan diberi motivasi untuk terus bersemangat dan belajar. Selain itu guru memberikan PR pada siswa dan sanksi pada siswa yang tidak mengerjakan PR. Hal ini bertujuan agar siswa lebih rajin dan belajar di rumah, khususnya siswa laki-laki.
Namun kadang guru model merasa kesulitan dalam menangani masalah yang dihadapi sehingga harus dikomunikasikan dengan guru lain maupun kepala sekolah. Dan jika perlu, wali murid anak yang bersangkutan didatangkan ke sekolah untuk sama-sama mencari solusi terbaik dalam menangani anak tersebut. Seperti yang terjadi pada kasus Rahma. Wali murid Rahma diundang ke sekolah guna mencari informasi lebih lanjut tentang Rahma dan permasalahan keluarganya.
Komitmen guru dalam mengembangkan sekolah
Bu Maryati, sebagai guru model yang mengampu kelas IV memiliki komitmen yang tinggi dalam mengembangkan sekolah. Beliau sering mencari koneksi guru untuk menjadi guru ekstra kulikuler SDN 4 Bumirejo, seperti pembina pramuka, guru tari, guru rebana.
Memanfaatkan ICT dalam pembelajaran
Mengingat usia guru model yang sudah cukup tua dan kurangnya pengetahuan dalam bidang tekhnologi, maka guru kurang memanfaatkan ICT dalam pembelajaran. Guru dominan mengajar menggunakan metode ceramah dan peralatan tradisional lainnya. Namun kadangkala guru lain yang lebih muda yang memanfaatkan ICT ketika mengajar di kelas IV.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Magang merupakan kegiatan prakondisi mahasiswa sebelum menjadi seorang pendidik professional.
Magang sangat bermanfaat bagi calon pendidik sebagai sarana penambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman.
Pada kegiatan magang 1 yang diamati adalah kultur sekolah, kompetensi kepribadian, sosial dan pedagogic dimana keempat elemen tersebut sangat penting dalam profesionalitas.
Saran
Perlu dimaksimalkan lagi kegiatan magang 1baik dari pihak mahasiswa maupun sekolah tempat obsservasi.
Sebagai calon pendidik hendaknya kita mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam magang 1 mengingat manfaat yang dapat kita peroleh dari kegiatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Nurmiswari. 2013. Contoh Laporan Magang. Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Sangkang, Y. 2012. Laporan Akhir Kegiatan Magang I. Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Mariatul. 2014. LAPORAN HASIL OBSERVASI. Diakses dari http://mycreativeincatcerpen.blogspot.com/2014/06/laporan-hasil-observasi.html pada tanggal 31 Mei 2015.
LAMPIRAN
6