Academia.eduAcademia.edu

Membandingkan Struktur Teks Eksplanasi Banjir

MEMBANDINGKAN STRUKTUR TEKS EKSPLANASI BANJIR DAN KEKERINGAN Disusun Oleh: Abdul Goni Bayu Naufal L. Inggit Dwi N. Muh. Rizky Aiman Uun Unendah SMA NEGERI 1 PALIMANAN Jl. KH. Agus Salim 128 Palimanan Telp. (0231) 341023Cirebon 45161 E-mail : sman1_pa5nan@yahoo.co.id Website : sman1palimanan.sch.id BANJIR Banjir adalah fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai (DAS). Banjir terjadi karena sebab alam dan tindakan manusia. Penyebab alami banjir adalah erosi dan sedimentasi, curah hujan, pengaruh fisiografi/geofisik sungai, kapasitas sungai, drainase lahan, dan pengaruh air pasang. Penyebab banjir karena tindakan manusia adalah perubahan tata guna lahan, pembuangan sampah, kawasan padat penduduk di sepanjang sungai, dan kerusakan bangunan pengendali banjir. Penyebab Alami Banjir Sebagai akibat perubahan tata guna lahan, terjadi erosi sehingga sedimentasi masuk ke sungai dan daya tampung sungai menjadi berkurang. Hujan yang jatuh ke tanah airnya akan menjadi aliran permukaan (run-off) di atas tanah dan sebagian meresap ke dalam tanah, yang tentunya bergantung pada kondisi tanahnya. Ketika suatu kawasan hutan diubah menjadi permukiman, hutan yang bisa menahan aliran permukaan cukup besar diganti menjadi permukiman dengan resistensi aliran permukaan kecil. Akibatnya ada aliran permukaan tanah menuju sungai dan hal ini berakibat adanya peningkatan debit aliran sungai yang besar. Apabila kondisi tanahnya relatif tetap, air yang meresap ke dalam tanah akan relatif tetap. Faktor penutup lahan vegetasi cukup signifikan dalam pengurangan atau peningkatan aliran permukaan. Hutan yang lebat mempunyai tingkat penutup lahan yang tinggi sehingga apabila hujan turun ke wilayah hutan tersebut, faktor penutup lahan ini akan memperlambat kecepatan aliran permukaan. Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar. Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil. Sebaliknya, limpasan air hujan menjadi sangat besar. Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi, dan kemiringan daerah aliran sungai (DAS), kemiringan sungai, geometrik hidrolik (bentuk penampang), dan lokasi sungai merupakan penyebab banjir dari segi fisiografi. Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai disebabkan oleh pengendapan yang berasal dari erosi DAS dan erosi tanggul sungai yang berlebihan dan sedimentasi di sungai itu karena tidak adanya vegetasi penutup dan adanya penggunaan lahan yang tidak tepat. Akibat adanya peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan infrastruktur, terutama permukiman akan meningkat, sehingga mengubah sifat dan karakteristik tata guna lahan. Kecenderungan kapasitas saluran drainase menurun sehingga menyebabkan aliran permukaan meningkat. Drainase perkotaan dan pengembangan pertanian pada daerah banjir akan mengurangi kemampuan bantaran dalam menampung debit air yang tinggi. Air pasang memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu terjadi banjir bersamaan dengan air pasang tinggi, tinggi genangan air atau banjir menjadi besar karena terjadi aliran balik. Penyebab Banjir karena Faktor Sosial Perubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dibandingkan dengan yang lainnya. Apabila suatu hutan yang berada dalam suatu aliran sungai diubah menjadi permukiman, debit puncak sungai akan meningkat antara 6 sampai 20 kali. Angka 6 dan angka 20 ini bergantung pada jenis hutan dan jenis permukiman. Demikian pula untuk perubahan yang lainnya akan terjadi peningkatan debit puncak yang signifikan. Deforestasi, degradasi lingkungan dan pembangunan kota yang penuh dengan bangunan beton dan jalan-jalan aspal tanpa memperhitungkan drainase, daerah resapan, dan tanpa memperhatikan data intensitas hujan dapat menyebabkan bencana alam banjir. Pembuangan sampah di DAS membuat sungai tersumbat sampah. Jika air melimpah, air akan keluar dari sungai karena daya tampung saluran berkurang. Kawasan padat penduduk di sepanjang sungai/drainase dapat menjadi penghambat aliran dan daya tampung sungai. Masalah kawasan kumuh dikenal sangat penting sebagai faktor sosial terhadap masalah banjir daerah perkotaan. Pemeliharaan kurang memadai pada bangunan pengendali banjir dapat menimbulkan kerusakan dan akhirnya tidak berfungsi dapat meningkatkan kuantitas banjir. KEKERINGAN Kekeringan merupakan fenomena hidrologi yang paling kompleks, perwujudan dan penambahan isu-isu berkaitan dengan iklim, tata guna lahan, dan norma pemakaian air. Kompleksitas bertambah karena diketahui kekeringan merupakan bencana dengan prosesnya berjalan lambat sehingga dikatakan sebagai bencana merangkak. Kekeringan datang tidak tiba-tiba seperti banjir atau gempa bumi, tetapi timbul perlahan-lahan sehingga sangat mudah diabaikan. Tidak bisa diketahui secara pasti awal dan kapan bencana ini berakhir, tetapi semua baru sadar setelah berada di periode tengahnya. Definisi Kekeringan Kekeringan diklasifikasikan menjadi dua: kekeringan alamiah dan kekeringan antropogenik. Kekeringan alamiah terjadi akibat tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim, kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah, kekurangan kandungan air di dalam tanah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas, pasokan komoditi ekonomi kurang dari kebutuhan normal. Kekeringan antropogenik adalah kekeringan yang disebabkan oleh ketidakpatuhan pada aturan. Kekeringan antropogenik terjadi karena kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat ketidak-patuhan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air dan kerusakan kawasan tangkapan air, sumber air akibat perbuatan manusia. Iklim Kekeringan di Indonesia sangat berkaitan dengan fenomena ENSO (El-Nino Southern Oscilation). El-Nino adalah kondisi abnormal iklim yang mengakibatkan kemarau panjang. Pengaruh El-Nino lebih kuat pada musim kemarau dibandingkan pada musim hujan. Pengaruh El-Nino pada keragaman hujan memiliki beberapa pola, yakni akhir musim kemarau mundur dari normal; awal masuk musim hujan mundur dari normal; curah hujan musim kemarau turun tajam jika dibandingkan dengan normal; deret hari kering makin panjang, khususnya di daerah Indonesia bagian timur. Tata Guna Lahan Semakin meningkatnya jumlah luas lahan pertanian yang diubah menjadi permukiman dapat mengakibatkan semakin menurunnya jumlah air resapan. Hal ini mengakibatkan aliran permukaan meningkat. Peningkatan ini menyebabkan air yang seharusnya tertampung di dalam tanah menjadi terbawa aliran permukaan sehingga terjadi kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Norma Pemakaian Air Penggunaan air yang berlebihan pada waktu musim tanam di lahan pertanian pada industri dan pada rumah tangga menyebabkan menurunnya jumlah air pada waktu musim kemarau. Struktur Teks No. Struktur Teks Teks Banjir Teks Kekeringan 1. Pernyataan umum “Banjir adalah fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai (DAS). Banjir terjadi karena sebab alam dan tindakan manusia. Penyebab alami banjir adalah erosi dan sedimentasi, curah hujan, pengaruh fisiografi/geofisik sungai, kapasitas sungai, drainase lahan, dan pengaruh air pasang. Penyebab banjir karena tindakan manusia adalah perubahan tata guna lahan, pembuangan sampah, kawasan padat penduduk di sepanjang sungai, dan kerusakan bangunan pengendali banjir. “Kekeringan merupakan fenomena hidrologi yang paling kompleks. Perwuju dan penambahan isu-isu berkaitan dengan iklim, tata guna lahan, dan pemakaian air. Kompleksitas bertambah karena diketahui kekeringan merupakan bencana dengan prosesnya berjalan lambat sehingga dikatakan sebagai bencana merangkak. Kekeringan datang tidak tiba-tiba seperti banjir atau gempa bumi, tetapi timbul perlahan-lahan sehingga sangat mudah untuk diabaikan. Tidak bisa diketahui secara pasti awal dan kapan bencana ini akan berakhir, tetapi semua baru sadar setelah di periode tengahnya. 2. Urutan sebab akibat “Penyebab Alami Banjir. Sebagai akibat perubahan tata guna lahan, terjadi erosi sehingga sedimentasi masuk ke sungai dan daya tampung sungai menjadi berkurang. Hujan yang jatuh ke tanah airnya akan menjadi aliran permukaan (run-off) di atas tanah dan sebagian meresap ke dalam tanah, yang tentunya bergantung pada kondisi tanahnya. Ketika suatu kawasan hutan diubah menjadi permukiman, hutan yang bisa ……… karena terjadi aliran balik.” “Definisi Kekeringan. Kekeringan diklasifikasikan menjadi dua: kekeringan alamiah dan kekeringan antropogenek. Kekeringan alamiah terjadi akibat tingkat curah hujan dibawah normal dalam satu musim, kekrurangan pasokan air permukaan dan air tanah, kekurangan kandungan air didalam tanah sehingga tidak mampu memnuhi kebutuhan tanaman tertentu……… Kekeringan antropogenik adalah kekeringan yang disebabkan oleh ketidak patuhan pada aturan. Kekeringan antropogenik terjadi karena kebutuhan..,……….air akibat perbuatan manusia” “Penyebab Banjir karena Faktor Sosial. Perubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dibandingkan dengan yang lainnya. Apabila suatu hutan yang berada dalam suatu aliran sungai diubah menjadi permukiman, debit puncak sungai akan meningkat antara 6 sampai 20 kali. Angka 6 dan angka 20 ini bergantung pada jenis hutan dan jenis permukiman. Demikian………… daya tampung sungai. Masalah kawasan kumuh dikenal sangat penting sebagai faktor sosial terhadap masalah banjir daerah perkotaan.” “Iklim. Kekeringan di Indonesia sangat berkaitan dengan fenomena ENSO (El-Nino Southern Oscilation) Elnino adalah kondisi abnormal iklim yang mengakibatkan kemarau panjang. El Nino adalah kondisi abnormal iklim yang mengakibatkan kemarau panjang………. , khususnys di daerah Indonesia bagian timur” “Tata Guna Lahan. Semakin meningkat jumlah luas lahan pertanian yang diubah menjadi pemukiman dapat mengakibatkan semakin menurunnya jumlah air resapan………. permukaan sehingga terjadi kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. “Norma Pemakaian Air. Penggunaan air yang berlebih pada waktu musim tanam di lahan pertanian pada industri…….air pada waktu musim kemarau” Simpulan : Persamaan : Kedua teks memiliki pernyataan umum dan urutan sebab akibat mengenai kejadian di alam yang terjadi secara alami dan karena manusia itu sendiri Perbedaan : Teks kedua tidak mempunyai sebab akibat sosial dan perbedaan tema Kaidah Kebahasan Istilah dari teks eksplanasi banjir No. Istilah Makna 1 Erosi pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan benda-benda, seperti air mengalir, es, angin, dan gelombang atau arus 2 Sedimentasi Pengendapan atau hal mengendapkan benda padat karena pengaruh gaya berat 3 Fisiografi Uraian atau deskripsi tentang genesis dan evolusi bentuk lahan 4 Drainase Pembuangan air permukaan suatu daerah secara alamiah 5 Vegetasi Kehidupan tumbuh-tumbuhan atau tanam-tanaman 6 Deforestasi Penebangan hutan secara sengaja 7 Hidrologi lmu tentang air di bawah tanah, keterdapatannya, peredaran dan sebarannya, persifatan kimia dan fisikanya, reaksi dengan lingkungan, termasuk hubungannya dengan makhluk hidup Istilah dari teks eksplanasi kekeringan No. Istilah Makna 1 Hidrologi lmu tentang air di bawah tanah, keterdapatannya, peredaran dan sebarannya, persifatan kimia dan fisikanya, reaksi dengan lingkungan, termasuk hubungannya dengan makhluk hidup 2 Antropogenik Sumber pencemaran yang tidak alami timbul karena adanya pengaruh atau campur tangan manusia atau aktivitas manusia 3 Abnormal Kondisi emosional seperti kecemasan dan depresi yang tidak sesuai dengan situasinya Kata kerja material teks eksplanasi banjir Kalimat Kata Kerja Apabila kondisi tanahnya relative tetap, air yang meresap ke dalam tanah akan relatif tetap Meresap Hutan yang lebat mempunyai tingkat penutup lahan yang tinggi segingga apabila hujan turun ke wilayah hutan tersebut, faktor penutup lahan ini akan memperlambat kecepatan aliran permukaan Memperlambat Air pasang memperlambat aliran sungai ke laut Memperlambat Sebagai akibat perubahan tata guna lahan, terjadi erosi segingga sedimentasi masuk ke sungai dan daya tampung menjadi berkurang Akibat, Terjadi Akibat adanya peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan infrastruktur terutama permukiman akan meningkat, sehingga mengubah sifat dan karakteristik tata guna lahan Akibat, Sehingga Kata kerja relasional teks eksplanasi banjir kalimat Kata kerja Sebagai akibat perubahan tata guna lahan, terjadi erosi sehingga sedimentasi masuk ke sungai dan daya tampung sungai menjadi berkurang. Akibat, Sehingga Ketika kawasan hutan diubah menjadi permukiman, hutan yang bisa menahan aliran permukaan cukup besar diganti menjadi permukiman resistensi aliran permukaan kecil. Akibatnya ada aliran permukaan tanah menuju sungai dan hal ini berakibat adanya peningkatan debit aliran sungan yang besar. Ketika, Akibatnya Kata kerja material teks eksplanasi kekeringan Kalimat Kata Kerja Hal ini mengakibatkan aliran permukaan meningkat. mengakibatkan Kata kerja relasional teks eksplanasi kekeringan Konjungsi Eksternal Eksternal · Penambahan Dan : “Banjir adalah fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai (DAS).” · Waktu Ketika : “Ketika suatu kawasan hutan diubah menjadi permukiman, hutan yang bisa menahan aliran permukaan cukup besar diganti menjadi permukiman dengan resistensi aliran permukaan kecil.” · Perbandingan Tetapi : “Tidak bisa diketahui secara pasti awal dan kapan bencana ini berakhir, tetapi semua baru sadar setelah berada diperiode tengahnya” · Sebab-akibat Sehingga : “Sebagai akibat perubahan tata guna lahan, terjadi erosi sehingga sedimentasi masuk ke sungai dan daya tampung sungai menjadi berkurang.” Karena : “Kompleksitas bertambah karena diketahui kekeringan merupakan bencana dengan prosesnya berjalan lambat sehingga dikatakan sebagai bencana merangkak” Internal · Sebab-akibat Akibatnya : “Akibatnya ada aliran permukaan tanah menuju sungai dan hal ini berakibat adanya peningkatan debit aliran sungai yang besar.” · Waktu Awal : “Pengaruh El-Nino pada keragaman hujan memiliki beberapa pola, yakni akhir musim kemarau mundur dari normal, awal masuk musim hujan mundur dari normal....”