Academia.eduAcademia.edu

Penatalaksanaan Persalinan

Penatalaksanaan Persalinan Penatalaksanaan persalinan menurut (Saifudin, 2009 : 109-121) yaitu sebagai berikut: Kala I Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan, dan kesakitan : berilah dukungan dan yakinkan dirinya, berilah informasi mengenai proses dan kemajuan persalinannya. Jika ibu tersebut tampak kesakitan, dukungan atau asuhan yang dapat di berikan : lakukan perubahan posisi posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi jika ibu ingin di tempat tidur sebaiknya di anjurkan tidur miring ke kiri sarankan ia untuk berjalan ajaklah orang yang menemaninya (suami atau ibunya) untuk memijat atau menggosok punggungnya atau membasuh mukanya di antara kontraksi ibu di perbolehkan melakukan aktifitas sesuai dengan kesanggupannya ajarkan kepadanya tehnik bernafas : ibu di minta menarik nafas panjang, menahan nafasnya sebentar kemudian di lepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu terasa kontraksi jika di perlukan berikan petidin 1 mg/kg BB (terapi jangan melebihi 100 mg) IM atau IV secara perlahan atau morfin 0,1 mg/kg BB IM atau tramdol 50 mg/oral atau 100 mg supositoria atau metamizol 500 mg peroral. (gak usah) Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam oersalinan antara lain menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan seizin pasien aatu ibu. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan di laksanakan dan hasi-hasil pemeriksaan Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air kecil atau besar ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat, atasi dengan cara : gunakan kipas angin atau AC dalam kamar menggunakan kipas biasa menganjurkan kepada ibu untuk mandi sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi, berikan cukup minum sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin lakukan pemantauan TTV, DJJ, kontraksi, pembukaan servik, penurunan kepala (setiap brp menit) lakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam selama kala I pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah penatalaksanaan ------- masih kurang pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut : warna cairan amnion dilatasi serviks penurunan kepala jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama, mungkin diagnosis inpartu belum dapat di tegakkan jika terdapat kontraksi yang menetap, periksa ulang wanita tersebut setelah 4 jam unuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan inpartu, jika tidak terdapat perubahan, maka diagnosanya adalah persalinan palsu. Kala II Persalinan kala II di tegakkan dengan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. Berikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan : Mendampingi ibu agar merasa nyaman Menawarkan minum, mengipasi, dan memijati ibu Menjaga kebersihan diri Ibu tetap di jaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi Jika ada darah lendir atau cairan ketuban segera di bersihkan Mengipasi dan masase (punggung) untuk menambah kenyamanan bagi ibu Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu, dengan cara : Menjaga privasi ibu Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan Penjelasan tentang prosedur yang akan di lakukan dan keterlibatan ibu Mengatur posisi ibu. Dalam membimbing mengedan dalam posisi berikut Jongkok Menungging Tidur miring Setengah duduk Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah mengedan, kurangnya trauma vagina dan perinium dan infeksi Menjaga kandung kemih tetap kosong ibu di anjurkan berkemih sesering mungkin Memberikan cukup minum : memberi tenaga dan mencegah dehidrasi Ketika kepala bayi lahir, maka lakukan hal berikut : Mintalah ibu untuk mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi lahir Letakkan satu tangan ke kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat Menahan perinium dengan satu tangan lainnya jika di perlukan Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran lendir atau darah Periksa tali pusat : Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar, selipkan tali pusat melalui kepala bayi Jika lilitan tali pusat terlalu ketat, tali pusat di klem pada dua tempat kemudian di gunting di antara kedua klem tersebut, sambil melindungi leher bayi Untuk melahirkan bahu dan anggota seluruhnya, maka : Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi Lakukan tarikan lembut kebawah untuk melahirkan bahu depan Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang Selipkan tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya Letakkan bayi tersebut diatas perut ibunya Secara menyeluruh keringkan bayi, bersihkan matanya, dan nilai pernafasan bayi Sebagian besar bayi mulai menangis atau bernafas secara spontan 30 detik setelah lahir, kemudian : Klem atau potong tali pusat Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit dengan dada ibu. Bungkus bayi dengan kain yang halus dan kering. Tutup dengan selimut, dan pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari hilangnya panas tubuh. Kala III Penatalaksanaan aktif kala III meliputi Pemberian oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan plasenta : Oksitosin dapat di berikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi Jika oksitosin tidak bersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg I.M. Lakukan penegangan tali pusat terkendali atau PTT dengan cara: Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simfisis pubis. Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial ke arah belakang dan kearah kepala ibu. Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan vulva. Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat (2-3 menit). Selama kontraksi, lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus menerus, dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus. PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi. Tangan pada uterus merasakan kontraksi, ibu dapat juga memberitahu perugas ketika ia merasakan kontraksi. Ketika uterus sedang sibuk berkontraksi, tangan petugas dapat tetap berada pada uterus, tetapi bukan melakukan PTT. Ulangi langkah-langkah PTT pada setiap kontraksi sampai plasenta terlepas. Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat mendekati plasenta, keluarkan plasenta dengan gerakan kebawah dan keatas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban. Segera setelah plasenta dan selaputnya dikeluarkan, masase fundus agar menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan pasca persalinan. Jika uterus tidak berkontraksi kuat selama 10-15 detik, atau jika perdarahan hebat terjadi, segera lakukan kompresi bimanual dalam. Jika atoniauteri tidak teratasi dalam waktu 1-2 menit, ikuti protokol untuk perdarahan pasca persalinan. Jika menggunakan manajemenaktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 15 menit, berikan oksitosin 10 unit I.M. dosis kedua, dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama. Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 30 menit: Periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi jika kandung kemih penuh. Periksa adanya tanda-tanda pelepasan plasenta Berikan oksitosin 10 unit I.M. dosis ketiga, dalam jarak 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama Siapkan rujukan jika tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta. Periksa wanita tersebut secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau vagina atau perbaiki episiotomi. Kala IV Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam ke dua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makan atau minuman yang di sukainya Bersihkan perinium ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering Biarkan ibu beristirahat. Bantu ibu pada posisi yang nyaman Biarkan bayi berada pada ibu untuk mendekatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai permulaan dengan menyusui bayinya Bayi sangat siap segera setelah kelahiran Jika ibu perlu kekamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu di bantu karena masih dalam keadaan lemah setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pasca persalinan Ajarkan ibu atau anggota keluarga tentang : Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi. KIE IBU SAAT AKAN MENINGGALKAN BPS REVISI BBL---- PERUBAHAN PERUBAHAN PADA BBL DITARUH DI ATAS