BAB 10
METODE PENGUMPULAN DATA
SUMBER DATA
Dalam memperoleh data untuk penelitian yang kita lakukan, ada dua sumber yang bisa kita gunakan, yaitu sumber data primer dans umber data sekunder. Data primer (primary data) mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Sumber data primer diantaranya adalah responden individu, kelompok focus, dan panel yang secara khusus ditentukan oleh peneliti. Data sekunder (secondary data) mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber data sekunder dapat diperoleh dari catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industria oleh media, situs web, internet, dan lain-lain.
SUMBER DATA PRIMER
Kelompok Fokus
Kelompok fokus (focus groups) dibentuk untuk membahas tertentu mengenai suatu topik, konsep, atau produk tertentu. Biasanya terdiri atas 8 hingga 10 anggota dengan seorang moderator memimpin diskusi. Sesi-sesi fokus bertujuan memperoleh kesan, interpretasi, dan opini responden, saat anggota membahas tentang peristiwa, konsep, produk, atau layanan. Kelompok fokus relatif tidak mahal dan bisa menghasilkan data yang bisa diandalkan dalam waktu singkat. Kelompok fokus biasanya digunakan untuk studi ekploratif (exploratory studies), membuat generalisasi berdasarkan informasi yang dihasilkan olehnya, dan mengadakan survei sampel.
Uma Sekaran, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis Edisi 4 Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Selatan, 2006, hlm. 61-62
Panel
Panel hampir sama seperti kelompok fokus. Kelompok fokus bertemu untuk satu sesi kelompok satu kali, panel bertemu lebih dari sekali. Dalam kasus di mana pengaruh intervensi atau perubahan tertentu perlu dipelajari selama satu periode waktu, studi panel sangat berguna. Panel bisa bersifat statis dan dinamis. Panel bersifat statis (static) apabila anggota yang sama berada dalam panel selama periode waktu yang diperpanjang, sedangkan bersifat dinamis (dynamic) apabila anggota panel berganti dari waktu ke waktu saat berbagai fase studi sedang berlangsung.
Ukuran Umum
Ukuran umum (yang tidak langsung tampak-unobtrusive) atau ukuran jejak (trace measure), berasal dari sumber primer yang tidak melibatkan orang.
SUMBER DATA SEKUNDER
Data sekunder dapat digunakan untuk tiga tujuan penelitian:
Zulganef, Metodologi Penelitian Sosial dan Bisnis, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2013, hlm.138
Untuk mengisi kebutuhan akan rujukan khusus pada beberapa hal atau sebagai sumber perbandingan dari data primer
Data tersebut merupakan bagian pokok dari penelitian besar khususnya penelitian eksploratif dan sebagai sumber hipotesis
Data sekunder dapat digunakan sebagai dasar satu-satunya bagi sebuah studi
Keuntungan mencari sumber data sekunder adalah penghematan waktu dan biaya dalam memperoleh informasi. Namun sumber data sekunder juga memiliki keterbatasan utama, yaitu bahwa informasi yang ada mungkin tidak cocok atau tidak dapat memenuhi kebutuhan tertentu seseorang. Hal itu karena informasi tersebut merupakan materi yang telah dikumpulkan orang lain untuk tujuan mereka sendiri. Definisi, pengukuran, dan waktunya berbeda. Maka informasi yang didapat dari sumber data sekunder menjadi tidak relevan lagi dengan studi atau penelitian yang dilakukan.
Ada 2 jenis sumber data sekunder, yaitu sumber informasi internal (organisasional) dan eksternal. Sumber internal dari data organisasi kadangkala informasinya mungkin terdapat di dokumen pusat, pada database komputer, atau pada berkas kronologis departemen. Sumber eksternal diciptakan di luar organisasi dan lebih bervariasi daripada sumber internal. Sumber data yang paling baru dan tumbuh paling cepat adalah database yang dikomputerisasi dan dapat diakses lewat internet. Sumber data sekunder lainnya adalah majalah ilmiah, buku, dokumen-dokumen pemerintah dan dokumen pribadi.
Ibid., hlm 140-141
Suatu sumber penting untuk mengumpulkan data sekunder adalah perpustakaan dengan dua macam, yaitu:
Tradisional, di mana peneliti menggunakan system indeks perpustakaan.
Beberapa langkah dalam proses mencari informasi lewat perpustakaan adalah:
Menentukan apa yan mau dicari
Membuat daftar untuk istilah teknik atau “topik”
Mencari bahan yang tersedia
Memeriksa bahan yang ada dan dipilih yang cocok
Fotocopykan, cetak, download atau buat catatan.
Elektronik, di mana peneliti mencari informasi lewat jaringan komputer di rumah.
Pencarian yang terkomputerisasi memiliki tiga keuntungan daripada pencarian manual, diantaranya adalah kecepatan. Pencarian dengan komputer dapat mengkombinasikan butir-butir subyek dengan cara yang tidak mungkin dilakukan oleh pencarian manual. Setiap kata bermakna di dalam index entry (termasuk abstrak penuh) dapat dicari, aspek-aspek subyek yang tidak diinginkan dapat dihapus, dan hasilnya dapat dipusatkan hanya pada kutipan yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Ibid., hlm. 142-143
METODE PENGUMPULAN DATA
Ada beberapa metode pengumpulan data, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. Masalah yang diteliti dengan penggunaan metode yang tepat sangat meningkatkan nilai penelitian. Ada 3 metode pengumpulan data yang utama dalam penelitian survei, yaitu mewawancara, memberikan kuesioner, dan mengobservasi orang & fenomena.
WAWANCARA
Wawancara adalah suatu proses interaksi dan komunikasi antara peneliti dengan responden di mana pewawancara diharapkan menyampaikan pertanyaan kepada responden secara lisan, merangsang responden untuk menjawabnya, menggali jawaban lebih jauh bila dikehendaki dan mencatatnya.
Ibid., hlm.162 Kunci utama dalam wawancara adalah teknik komunikasi yang baik yang harus dimiliki seorang peneliti atau pewawancara, sehingga nantinya akan mendapatkan hasil atau data sesuai dengan yang diinginkan. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur atau tidak terstruktur, dan dilakukan secara tatap muka, mealui telepon, atau online.
Uma Sekaran, op.cit., hlm.67
Wawancara Tidak Terstruktur (Unstructured Interview)
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara di mana pewawancara tidak memasuki situasi wawancara dengan urutan pertanyaan yang terencana untuk ditanyakan kepada responden. Tujuannya adalah membawa isu pendahuluan ke permukaan supaya peneliti dapat menentukan variabel yang memerlukan investigasi mendalam lebih lanjut.
Ibid., hlm.68
Wawancara Terstruktur (Structured Interview)
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang diadakan ketika diketahui pada permulaan informasi apa yang diperlukan. Pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang direncanakan untuk ditanyakan kepada responden, entah secara pribadi, melalui telepon, atau media PC. Pertanyaan difokuskan pada faktor-faktor mengemuka selama wawancara tidak terstruktur & dianggap relevan dengan masalah.
Ibid., hlm.70
KUESIONER
Kuesioner (questionnaires) adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas. Kuesioner merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efisien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur varibel penelitian.
Ibid., hlm.82 Jika wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan secara lisan oleh pewawancara terhadap narasumber, maka kuesioner ini adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan bentuk pertanyaan tertulis. Hal inilah yang menjadi perbedaan mendasarnya. Kuesioner dapat diberikan secara pribadi, disuratkan kepada responden, atau disebarkan secara elektronik.
Menurut Zulganef dalam bukunya Metode Penelitian Sosial dan Bisnis (2013) yang juga mengungkapkan pendapat dari Soemardjan dan Koentjaraningrat (1990), kuesioner seperti halnya alat ukur dalam penelitian, memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan kuesioner adalah:
Dapat disusun dengan teliti dan tenang dalam kamar kerja si peneliti
Memungkinkan banyak orang yang dapat dihubungi sebagai responden
Waktu yang diperlukan untuk memperoleh responden yang banyak relative singkat
Orang dari bidang ilmu sosial lain dapat menggunakan kuesioner serta jawaban untuk analisis dan interpretasi yang berbeda
Sedangkan kekurangannya adalah:
Semua pertanyaan sudah ditetapkan terlebih dahulu, sehingga sulit untuk menangkap semua permasalahan yang khusus ada di suatu masyarakat, misalkan suatu kejadian politik, bencana alam, atau musim pertanian yang berpengaruh pada suatu bagian masyarakat, tetapi tidak berpengaruh pada masyarakat yang lain
Sifat kaku, tidak ada atau sedikit keleluasaan untuk mengubah pertanyaan agar lebih cocok dengan alam pikiran atau pengetahuan para responden
Tidak dapat memperoleh hasil yang mendalam, karena pertanyaannya bersifat luas dan mendatar
Kuesioner yang Diberikan secara Pribadi (Personally-administered Questionnaire)
Personally-administered questionnaire adalah kuesioner yang diberikan oleh si peneliti sendiri dan diisi secara pribadi oleh responden. Kelebihan dari kuesioner yang diberikan secara pribadi adalah respon dari responden bisa didapatkan dalam waktu singkat karena umumnya kuesioner ditunggui oleh peneliti atau orang yang mengumpulkan data. Kelebihan lainnya adalah memungkinkan responden untuk bertanya mengenai pertanyaan meragukan yang ada dalam kuesioner, dan peneliti dapat memberikan penjelasan mengenai topik penelitian. Sedangkan kekurangannya adalah jangkauan responden yang terlibut secara geografis sangat terbatas.
Kuesioner Surat (Mail Questionnaire)
Mail questionnaire adalah kuesioner yang diberikan melalui pos. Kelebihan dari kuesioner ini diantaranya adalah dapat melingkupi wilayah geografis yang luas dalam penelitin survei, dapat menjangkau responden yang lebih nyaman, dalam arti tidak begitu mengganggu responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan kuesioner. Responden tidak perlu tergesa-gesa untuk mengisi kuesioner tersebut, responden dapat mengisinya di rumah, di kantor, atau di tempat lain yang lebih memungkinkan.
Sedangkan kekurangannya adalah bahwa tingkat kembalian kuesioner yang disebar melalui pos selalu rendah, umumnya lebih kecil atau sama dengan 30%. Kekurangan lainnya adalah adalah bahwa responden yang ragu-ragu atau tidak memahami pertanyaan dalam kuesioner mungkin tidak akan menjawabnya karena tidak dapat mengkonfirmasi ke peneliti.
Zulganef, op.cit., hlm.168
Pedoman dan Penampilan Umum Desain Kuesioner
Menurut Uma Sekaran, prinsip desain kuesioner dapat difokuskan pada tiga bidang
Uma Sekaran, op.cit., hlm.84:
Berkaitan dengan susunan kata dalam pertanyaan
Prinsip susunan kata mengacu pada faktor seperti;
Ketepatan isi pertanyaan
Bagaimana pertanyaan disampaikan dan tingkat kefasihan bahasa yang digunakan
Tipe dan bentuk pertanyaan yang diajukan
Urutan pertanyaan
Data pribadi yang dicari dari responden
Mengacu pada perencanaan bagaimana variabel akan dikategorikan, diskalakan, dan dikodekan setelah respons diterima
Prinsip pengukuran perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa data yang dipeoleh adalah tepat untuk menguji hipotesis. Hal ini mengacu pada skala dan teknik penyusunan skala yang digunakan dalam mengukur konsep, sekaligus penilaian terhadap keandalan validitas ukuran yang dipakai. Ketepatan skala yang digunakan bergantung pada jenis data yang perlu dikumpulkan. Beberapa jenis skala yang dapat digunakan diantaranya adalah skala interval (interval scale), skala rasio (ratio scale), skala nominal (nominal scale), dan skala ordinal (ordinal scale).
Berkaitan dengan penampilan kuesioner secara keseluruhan
Kuesioner yang atraktif dan rapi dengan pendahuluan yang tepat, instruksi, dan kumpulan pertanyaan yang dipersiapkan dengan baik dan alternatif respons akan memudahkan responden untuk menjawab. Pendahuluan yang baik, instruksi yang diatur dengan baik, dan penjajaran pertanyaan yang rapi, semuanya penting.
OBSERVASI
Survei observasional (Observational Surveys) dilakukan dengan mengamati orang dalam lingkungan kerja mereka sehari-hari atau dalam situasi lab. Selain aktivitas yang dilakukan orang di bawah studi, hal lain yang bisa diamati adalah gerakan mereka, kebiasaan kerja, pernyataan yang dibuat dan rapat yang mereka selenggarakan, ekspresi wajah yang menunjukkan sukacita, kemarahan, emosi lainnya, dan bahasa tubuh. Selain itu, faktor lingkungan yang lain, seperti tata ruang, pola arus kerja, kedekatan pengaturan kursi, dan sebagainya, juga dapat diamati.
Peran peneliti dalam survei observasional bisa sebagai pengamat nonpartisipan (nonparticipant-observer) atau sebagai pengamat partisipan (participant-observer). Sebagai pengamat nonpartisipan, peneliti hanya mengumpulkan data yang diperlukan dalam kapasitas tersebut tanpa menjadi bagian integral dari sistem organisasi. Dilakukan dengan sekedar mengobservasi keadaan, mencatatanya secara sistematis, dan menabulasikannya, kemudian peneliti bisa menghasilkan sejumlah temuan. Sebagai pengamat partisipan, peneliti memasuki organisasi atau lingkungan penelitian dan menjadi bagian tim kerja.
Ibid., hlm.102-103
Studi Observasional Terstruktur dan Tidak Terstruktur
Studi observasional, baik yang dilakukan oleh pengamat nonpartisipan maupun pengamat partisipan dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Dikatakan studi observasional terstruktur (structured observational) apabila pengamat mempunyai kumpulan kategori aktivitas atau fenomena yang telah direncanakan sebelumnya untuk dipelajari. Format untuk merekam observasi dapat didesain dan ditentukan secara khusus untuk tiap studi agar sesuai dengan tujuan penelitian.
Studi observasional tidak terstruktur (unstructured observasional studies) adalah apabila peneliti mengobservasi peristiwa sebagaimana adanya. Dalam hal itu, pengamat akan mencatat secara praktis semua yang diobservasi.
Ibid., hlm. 104
Kelebihan dan Kekurangan Studi Observasional
Pengumpulan data melalui studi observasional memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan spesifik, yaitu sebagai berikut:
Kelebihan
Ibid., hlm. 105:
Data yang diperoleh melalui observasi peristiwa, sebagaimana adanya, pada umumnya lebih dapat dipercaya dan bebas dari bias responden
Lebih mudah untuk mencatat akibat dari pengaruh lingkungan pada hasil spesifik
Lebih mudah untuk mengobservasi kelompok individu tertentu
Kekurangan
Ibid.:
Pengamat harus hadir secara fisik (kecuali jika ada kamera atau sistem mekanis lain yang merekam peristiwa yang diamati), seringkali untuk periode waktu yang panjang
Metode pengumpulan data ini tidak saja lambat, tetapi juga membosankan dan mahal
Karena periode observasi yang lama, kelelahan pengamat bisa dengan mudah terjadi, sehingga dapat membiaskan data yang dicatat
Meskipun suasana hati, perasaan, dan sikap bisa ditebak dengan mengobservasi ekspresi wajah dan perilaku nonverbal lain, proses pemikiran kognitif individu tidak dapat ditangkap
Pengamat harus dilatih tentang apa yang diobservasi dan bagaimana caranya, serta cara-cara untuk menghindari bias pengamat
ETIKA DALAM PENGUMPULAN DATA
Etika dan Peneliti
Menjaga privasi responden
Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek
Tidak mencampuri informasi pribadi
Harga diri & kehormatan subjek tidak boleh dilanggar
Tidak boleh ada paksaan kepada responden
Pengamat non partisipan sedapat mungkin tidak mencampuri
Dalam studi lab, subjek harus diberitahu sepenuhnya mengenai alasan eksperimen
Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka secara fisik dan mental
Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data
Perilaku Etis Responden
Subjek, setelah menyetujui pilihan untuk berpartisipasi dalam sebuah studi, harus bekerja sama sepenuhnya dalam tugas-tugas yang diberikan
Responden juga wajib menyampaikan respons secara benar-benar dan jujur
DAFTAR PUSTAKA
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, buku 2, edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Spillane, James J. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Zulganef. 2013. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.