Academia.eduAcademia.edu

MYOR Annual Report

Tidak ada aksi korporasi yang sifatnya material selama tahun 2015.

Visi dan Misi Perusahaan

• Menjadi produsen makanan dan minuman yang berkualitas dan terpercaya di mata konsumen domestik maupun internasional dan menguasai pangsa pasar terbesar dalam kategori produk sejenis. • Dapat memperoleh Laba Bersih Operasi diatas rata rata industri dan memberikan value added yang baik bagi seluruh stakeholders Perseroan. • Dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan negara dimana Perseroan berada.

15

PROFIL PERUSAHAAN

• Menggabungkan atau memanfaatkan fungsi-fungsi yang ada pada Perseroan untuk menciptakan sistem kerja yang baik dan prosedur pelaksanaan yang tepat dan efektif untuk mencapai tujuan Perseroan. • Menata dan mengawasi seluruh fungsi yang ada pada Perseroan • Melakukan evaluasi atas strategi yang telah dijalankan untuk terus menerus disempurnakan.

Hendrik Polisar, Direktur Keuangan. Tugas dan fungsinya antara lain : • Memimpin dan melaksanakan inisiatif korporat terkait dengan struktur permodalan dan strategi keuangan. • Memastikan tersedianya pendanaan untuk kebutuhan Perseroan • Merencanakan penguatan struktur modal usaha Perseroan • Memeriksa, menganalisa dan memberikan persetujuan terhadap penyajian informasi / laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu Muljono Nurlimo, Direktur Pemasaran. Tugas dan fungsinya antara lain :

• Merencanakan dan mengorganisir program pemasaran • Melakukan analisa dan menentukan harga jual produk, target konsumen, anggaran belanja promosi, metode penjualan, strategi pemasaran dan sejenisnya. • Mengawasi pengeluaran dana anggaran belanja promosi dan memastikan segalanya telah digunakan secara benar. • Mencari pangsa pasar baru bagi produk Perseroan. • Melakukan analisa atas efektifitas strategi yang dijalankan.

Jenis Pelatihan Dewan Komisaris dan Direksi

Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk memastikan efektifitas pelaksanaan tugasnya masing masing. Kompetensi tersebut meliputi kemampuan strategik, pemahaman bisnis, praktik di bidang akuntansi dan keuangan, pemahaman mengenai proses produksi dan kemampuan lain yang diperlukan.

Jumlah Karyawan dan Pengembangan Kompetensinya

Jumlah karyawan Perseroan dan Entitas Anak per 31 Desember 2014 seluruhnya 7.880 orang sementara pada tahun 2015 berjumlah 8.070 orang atau bertambah 190 orang. Penambahan ini dilakukan sejalan dengan di operasikannya mesin produksi dan penambahan volume penjualan.

Perseroan memberikan perhatian yang besar terhadap pengembangan Sumber Daya Manusia dalam semua tingkat dan fungsi jabatan yang ada di dalam Perseroan. Perencanaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang dilakukan oleh Perseroan selaras dengan arah dan kebijakan Perseroan baik yang bersifat strategis maupun untuk kepentingan jangka panjang.

Perencanaan Sumber Daya Manusia ini dilakukan secara terarah terutama yang berkaitan dengan kebutuhan dan pemenuhan Sumber Daya Manusia yang menyangkut sisi jumlah maupun kompetensi yang dibutuhkan juga pengembangan karir dan produktivitas dari setiap karyawan di dalam Perseroan.

Sebagai wujud dari kesungguhan Perseroan dalam mengajak seluruh karyawan untuk tumbuh dan berkembang bersama seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan Perseroan, kami menyelenggarakan berbagai jenis pelatihan, dengan demikian keunggulan kompetensi pekerja dikembangkan, sehingga bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan usaha Perseroan maka perkembangan kompetensi Sumber Daya Manusianya juga ikut berkembang, Saat ini Perseroan fokus kepada pengembangan tekhnikal, karakter, penanaman value perusahaan, dan kepemimpinan.

Komposisi Pemegang Saham

Per tanggal 31 Desember 2015 komposisi Pemegang Saham Perseroan adalah sbb:

• Pemegang Saham yang memiliki 5% atau lebih adalah PT. Unita Branindo dengan jumlah kepemilikan sebanyak 294.524.876 (Dua ratus sembilan puluh empat juta lima ratus dua puluh empat ribu delapan ratus tujuh puluh enam) saham, atau 32,93% (Tiga puluh dua koma sembilan puluh tiga persen). • Selebihnya, atau sebesar 599.823.113 (Lima ratus sembilan puluh sembilan juta delapan ratus dua puluh tiga ribu seratus tiga belas) saham atau 67,07% (Enam puluh tujuh koma nol tujuh persen) dimiliki oleh masyarakat. Terdiri dari 1.145 pemegang saham.

Didalam kepemilikan publik yang berjumlah 67,07% tersebut, tidak ada satu pihak pun yang memiliki saham lebih dari 5% (lima persen) dari keseluruhan saham yang telah disetor.

Proses Produksi Proses Produksi Biskuit

Bahan baku seperti tepung terigu, gula, mentega dan lain-lain dicampur dan diaduk dengan mixer hingga menjadi adonan.

Terdapat berbagai jenis biskuit yang memerlukan proses "sheeting" dan "moulding" yang berbeda sesuai dengan jenisnya.

Adonan yang telah dibentuk kemudian dipanaskan melalui oven dengan sistem ban berjalan. Setelah melalui conveyor pendingin, biskuit dikemas dalam kemasan plastik, kemudian dimasukan kedalam kotak karton dan siap dikirim ke gudang penyimpanan atau ke distributor.

Jenis biskuit yang dibuat tersebut secara garis besar dapat digolongkan sebagai "semi sweet", "cracker" dan "cookies".

Proses Produksi Kembang Gula

Bahan baku berupa gula, glukosa, minyak nabati, susu dan lain-lain dicampur dan dimasak melalui "cooker". Adonan yang dihasilkan setelah melalui cooker conveyor dimasukan ke dalam mesin pembentuk yang menghasilkan kembang gula dalam berbagai bentuk.

Setelah melalui cooling tunnel dilakukan pembungkusan secara individu dan kemudian dikemas dalam berbagai bentuk dan ukuran. Diluar hutang hutang tersebut, kewajiban lain Perseroan adalah hutang yang timbul atas pembelian bahan baku dan keperluan produksi. Manajemen berkeyakinan bahwa, tidak akan ada kesulitan bagi Perseroan untuk memenuhi kewajiban membayar hutang-hutang tersebut pada saat jatuh tempo karena Perseoan masih memiliki aset lancar (liquid) yang cukup untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo.

Rasio atas hutang tersebut adalah sbb:

Per 31 Desember 2015, Total Aset yang dimiliki oleh Perseroan adalah sebesar Rp. 11,3 trilyun, sedangkan total liabilitas Perseroan adalah sebesar Rp. 6,1 trilyun. Ini menunjukan bahwa kemampuan membayar hutang lancar Perseroan masih baik yang ditunjukkan dengan current ratio sebesar 2,4 kali.

Tingkat likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dan entitas anak dalam memenuhi Liabilitas Jangka Pendek, diukur dengan membandingkan Total Aset Lancar dengan Liabilitas Jangka Pendek. Pada tanggal 31 Desember 2015 tingkat likuiditas Perseroan adalah 2,37 kali sedangkan pada tahun 2014 sebesar 2,09 kali.

Tingkat Solvabilitas Perseroan dan Entitas Anak mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek dan jangka panjangnya yang tercermin dari perbandingan antara Total Liabilitas berbeban bunga dengan Total Ekuitas (Solvabilitas Ekuitas) dan perbandingan antara Total Liabilitas berbeban bunga dengan Total Aset (Solvabilitas Aset).

Tingkat Solvabilitas Ekuitas Perseroan dan Entitas

Tingkat Kolektibilitas Piutang

Sejak sebelum menjadi perusahaan publik pada tahun 1990 hingga saat ini, Perseroan menjalin kerjasama dengan PT. Inbisco Niagatama Semesta yang juga merupakan perusahaan yang berelasi dengan Perseroan selaku distributor tunggal untuk pasar domestik. Sejarah mengenai kerja sama ini membuktikan bahwa tidak pernah ada risiko piutang yang tidak tertagih yang harus ditanggung oleh Perseroan.

25

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

Struktur Permodalan dan kebijakan manajemen atas struktur permodalan adalah:

Struktur Permodalan yang diambil oleh manajemen pada tahun 2015 adalah sebesar 73,75% berasal dari pinjaman bank dan sebesar 26,25% dari surat utang, yaitu :

Informasi dan Fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan Akuntan :

Selain dari yang telah diungkapkan dalam Laporan Keuangan, tidak ada lagi informasi dan fakta material yang terjadi dan memerlukan penyesuaian sehingga perlu diungkapkan.

Prospek Usaha Perusahaan dikaitkan dengan kondisi industri, ekonomi secara umum dan pasar Internasional :

Gambaran tentang Prospek Usaha Perseroan

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memperkirakan nilai total penjualan produk makanan dan minuman pada 2015 menembus Rp 1.000 triliun. Meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan masyarakat middle class income, membaiknya proyeksi perekonomian yang disertai peningkatan daya beli masyarakat, serta pesatnya gerai ritel modern menjadi pendorong permintaan industri makanan dan minuman.

Data BPS menunjukkan, selama 10 tahun terakhir, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan minuman sebesar 51% dari total pengeluaran. Sementara studi AC Nielsen menunjukkan 48% dari total belanja middle class income di Indonesia adalah untuk fast moving consumer goods (FMCG), terutama makanan dan minuman.

Menteri Perindustrian Saleh Husin menjelaskan industri makanan dan minuman terus mencatatkan pertumbuhan positif meski perekonomian nasional melambat. Pada semester I tahun 2015, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 8,46%.

Tahun 2016, perekonomian Indonesia diprediksi akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia masih menjadi pendorong pertumbuhan sektor konsumer dan perbankan. Adapun sektor infrasturktur terdongkrak proyek pemerintah.

PT. Akses Asia Indonesia meluncurkan buku berjudul Accessing Asia: Indonesia 2015/2016 Nation Builders, untuk memberikan paparan lebih lengkap tentang kondisi Indonesia. Salah satu yang disajikan dalam buku ini adalah artikel yang ditulis Managing Director Nielsen Indonesia dan Associate Director nya. Mereka memberikan cara pandang dengan melihat Indonesia dari luar Pulau Jawa dan bagaimana cara memenangkan persaingan pasar. Disebutkan bahwa walapun ekonomi global melambat, namun investor masih percaya pada ekonomi Indonesia. Salah satu yang mendorong optimisme ini adalah pemerintah yang memiliki fokus dalam pemerataan pertumbuhan di seluruh Indonesia, khususnya di luar Pulau Jawa.

Strategi Pemasaran dan Pangsa Pasar Perseroan

Strategi pemasaran merupakan salah satu kunci berhasilnya penjualan. Namun demikian, strategi harus tetap dengan menyertakan kualitas produk yang unggul. Tanpa adanya kualitas produk yang baik, tentunya strategi pemasaran untuk menguasai pangsa pasar akan menjadi sia-sia. Karenanya, manajemen Perseroan menerapkan prinsip yang ketat dan tidak berkompromi terhadap kualitas produk Perseroan. Manajemen pun berkomitmen untuk tidak membebani konsumen dengan ketidak efisienan yang tidak diperlukan, sehingga Perseroan selalu mampu menjual produk dengan kualitas dan harga yang sebanding dalam memenuhi selera dan kebutuhan konsumen.

Dengan melakukan identifikasi terhadap target konsumen, team marketing mampu menjalankan strategi pemasaran secara lebih efisien, terhindar dari pemborosan waktu dan biaya yang tidak perlu.

Melalui berbagai media promosi yang dilakukan, pangsa pasar produk Perseroan dapat terus terjaga dan dikembangkan.

Kebijakan Dividen

Kebijakan mengenai pembagian dividen yang direncanakan oleh Perseroan adalah, setiap tahun memberikan bagian dari Laba Bersih yang berhasil diperoleh Perseroan kepada para Pemegang Saham dalam bentuk Dividen Tunai.

27

33

TATA KELOLA PERUSAHAAN

Pengungkapan kebijakan perusahaan dan pelaksanaannya, tentang frekuensi rapat Komite Audit dan tingkat kehadiran anggota Komite Audit dalam rapat tersebut;

Komite Audit harus menyediakan waktu yang cukup untuk menjalankan tugas dan fungsinya untuk kepentingan Perseroan. Rapat Komite Audit dengan tingkat kehadiran 100% pada tahun 2015 dilakukan sebanyak 7 (tujuh) kali, sementara pertemuan antar anggota Komite Audit dilakukan setiap saat jika diperlukan. Tujuan dari pertemuan itu adalah untuk memastikan bahwa seluruh pimpinan perusahaan telah mengarahkan Perseroan dalam melaksanakan aktifitasnya dengan baik dan benar sesuai dengan garis yang ditetapkan.

Untuk menjamin bahwa rencana terlaksana dengan baik, sistim Pengendalian operasional dilakukan dengan memahani proses yang berjalan melalui prosedur, perencanaan, dan menetapkan serta menerapkan kriteria operasional di seluruh aspek operasional Perseroan baik administrasi maupun produksi.

Dibantu oleh penerapan sistem Tekhnologi Informasi yang dimiliki oleh Perseroan, maka Pengendalian Keuangan dan Opersional Perseroan dapat berjalan dengan baik, karena manajemen Perseroan dapat mengetahui dengan segera perkembangan dan segala perubahan yang terjadi dibidang keuangan dan operasional Perseroan dengan demikian permasalahan yang mungkin timbul dapat dipelajari dan dikaji secara lebih seksama untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat.

Untuk menanggulangi risiko ini, Perseroan menerapkan prinsip efisiensi dalam segala bidang agar dapat memberlakukan harga jual yang kompetitif.

Dengan demikian kode etik perusahaan, merupakan bagian dari budaya perusahaan, dan memberikan pengaruh dalam menjawab tantangan dan perubahan yang terjadi pada perusahaan. Budaya perusahaan pun dapat berfungsi sebagai rantai pengikat dalam proses menyamakan persepsi antar pekerja, sehingga akan menjadi satu kekuatan dalam pencapaian tujuan Perseroan.

Budaya Perusahaan yang telah diterapkan, diantaranya yaitu:

• Memprioritaskan hasil produksi untuk kepuasan konsumen dan seluruh Stakeholder dengan selalu memberikan kualitas produk yang dapat dibanggakan. • Perseroan tidak boleh memberikan beban yang tidak wajar kepada konsumen dan stake holder. Karenanya seluruh bisnis unit Perseroan harus selalu mengutamakan cara yang efisien. • Selalu melakukan inovasi untuk memberikan yang terbaik bagi konsumen • Senantiasa meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki serta membangun kerjasama untuk menjadi satu tim yang unggul, gigih, dan tidak mudah puas agar selalu menjadi lebih baik setiap harinya • Melakukan yang terbaik sebagai gaya hidup dan berjuang untuk menjadi yang terbaik dengan bekerja secara cerdas dan jelas dengan arah yang dituju -Terus menerus meningkatkan proses dan cara kerja untuk memuaskan seluruh pihak terkait dengan bertanggung jawab dan percaya diri.

Kode Etik dan Budaya Perusahaan ini dijalankan oleh seluruh keluarga besar Mayora dari jenjang jabatan terendah hingga jenjang jabatan tertinggi dan harus ditegakkan dengan disiplin dan penuh tanggung jawab.

Uraian singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit pada tahun buku

Untuk menunjang pelaksanaan Good Corporate Governance, pada tahun 2015 kami telah melakukan evaluasi dan penelaahan atas informasi keuangan Perseroan, baik itu laporan keuangan, proyeksi, maupun informasi keuangan lainnya berdasarkan prinsip prinsip yang berlaku. Kami juga memberikan pendapat dan rekomendasi atas temuan temuan yang diperoleh saat menjalankan tugas kami. serta mengawasi tindak lanjut atas temuan kami.

Kami juga melakukan pengawasan dan penilaian atas pelaksanaan kegiatan serta hasil audit oleh Unit Audit Internal serta memberikan rekomendasi sehubungan dengan proses pengendalian internal.

Dalam menjalankan tugas, kami senantiasa menyampaikan hasil temuan kami kepada Dewan Komisaris untuk diketahui dan diputuskan kebijakan apa yang akan diambil atas temuan kami tersebut.

Sepanjang tahun 2015, setidaknya kami telah mengadakan 5 kali pertemuan dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawab kami sebagai Komite Audit, khususnya untuk mendorong diterapkannya sistim Tata Kelola Perusahaan yang Baik, terbentuknya struktur pengendalian internal yang memadai, meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan serta mengkaji ruang lingkup, ketepatan, kemandirian dan objektivitas Akuntan Publik dan lainnya.

Berdasarkan kewenangan yang ada pada kami dalam menjalankan tugas, dapat kami sampaikan bahwa tidak ada kejadian yang dapat memberikan pengaruh negatif yang secara signifikan dapat merugikan Perseroan. Semua kegiatan telah berlangsung secara wajar.

Kualifikasi sebagai Auditor dalam Audit Internal Perseroan diantaranya adalah :

1. Memiliki integritas dan perilaku yang profesional, independen, jujur, dan objektif dalam pelaksanaan tugasnya 2. Memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan dengan bidang tugasnya 3. Memiliki pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundangundangan terkait lainnya 4. Memiliki kecakapan untuk berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis secara efektif 5. Mematuhi standar profesi yang dikeluarkan oleh asosiasi Audit Internal 6. Mematuhi kode etik Audit Internal 7. Menjaga kerahasiaan informasi dan/atau data perusahaan terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Audit Internal kecuali diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan atau penetapan atau putusan pengadilan 8. Memahami prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko; dan 9. Bersedia meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan profesionalismenya secara terus-menerus.

Struktur dan kedudukan Unit Audit Internal

Uraian singkat pelaksanaan tugas Unit Audit Internal pada tahun buku 2015:

Unit Audit Internal dalam menjalankan tugas dan fungsinya menggunakan pendekatan audit berbasis risiko, baik dalam proses perencanaan audit tahunan (audit planning), maupun pada saat pelaksanaan audit (audit fieldwork) dan diarahkan pada terciptanya good corporate governance.

Beberapa aktifitas yang dilakukan oleh Unit Audit Internal pada tahun 2015, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan pemeriksaan pada unit proses manufaktur, proses pengadaan barang dan jasa, audit proses yang berkaitan dengan sales dan marketing, inventory management, assets management, proses logistik, pos pendapatan, dan pos hutang. 2. Menjalankan fungsi konsultatif yang direalisasikan dalam bentuk pembahasan, komunikasi yang intensif dan melibatkan secara langsung satuan unit kerja operational dalam proses audit maupun dalam tindak lanjut laporan hasil audit. 3. Berperan aktif dan menjadi bagian dalam pengembangan Standard Operational Prosedure Perseroan yang ditangani secara langsung oleh System dan Procedure Department.

Semua temuan Unit Audit Internal, kami sampaikan kepada Direktur Utama. Dalam beberapa hal, juga kami diskusikan dengan Komite Audit untuk dijadikan masukan dan koreksi.

Sejauh pemeriksaan kami, selama tahun 2015 tidak ada temuan yang sifatnya luar biasa dan diluar kewajaran. Sementara temuan yang perlu mendapat perhatian telah ditindak lanjuti dan dilakukan perbaikan.

Saat ini, Unit Audit Internal Perseroan dipimpin oleh seorang Kepala Unit Audit Internal, dibantu oleh 2 orang manager, 2 orang assisten manager, 7orang supervisor dan 25 orang staff audit.

Sistem pengendalian interen (internal control) yang diterapkan oleh perusahaan:

Sistem pengendalian intern Perseroan diimplementasikan dalam bentuk perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan metode metode yang dikoordinasikan dengan tujuan menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.

Untuk melaksanakan itu, manajemen Perseroan dibantu oleh sistem teknologi informasi yang dirancang untuk mendeteksi dan mencegah risiko yang mungkin muncul agar Perseroan terlindung dari praktek yang salah baik karena disengaja maupun tidak disengaja sekaligus untuk lebih memastikan ditaatinya atau dipatuhinya peraturan yang berlaku, dengan demikian Tujuan perusahaan yang ditetapkan dapat dicapai, laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya, dan kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian keuangan dan operasional

Dalam upaya agar investasi, alokasi biaya, dan perolehan laba berjalan sesuai dengan rencana, maka Perseroan menjalankan pengendalian keuangan dan operasional dalam serangkaian metode dan sistem pengendalian yang mengatur tata laksana untuk mencapai tujuan dan menangani masalah.

37

Kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan

Kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan yang berlaku tentunya sangat bermanfaat untuk mewujudkan kondisi masyarakat yang tertib dan aman. Ketertiban dan keamanan adalah hal penting yang harus tercipta untuk memperlancar segala upaya pembangunan untuk menciptakan bangsa dan negara yang lebih adil dan sejahtera.

Menyadari hal tersebut, maka Perseroan dan seluruh pekerja Perseroan wajib mematuhi seluruh peraturan perundangan yang ada, dan Direksi Perseroan turut andil dalam memastikan bahwa seluruh aktifitas yang dilaksanakan oleh Perseroan telah memenuhi seluruh unsur kepatuhan terhadap peraturan perundangan undangan yang berlaku yang diantaranya diwujudkan dalam bentuk memiliki semua ijin yang diperlukan dalam menjalankan kegiatan Perseroan dan memberikan hak pekerja sesuai dengan yang ditentukan oleh pemerintah sehingga terjadi keseimbangan antara hak dan kewajiban diantara para pihak yang terkait.

Review atas efektivitas sistem pengendalian intern

Seiring dengan perkembangan perusahaan, maka semakin luas pula ruang lingkup dan skala usaha yang harus dikendalikan oleh para pemangku kepentinan khususnya oleh Direksi dan Komisaris Perseroan. Untuk itu, adanya perangkat tekhnologi informasi yang dapat diandalkan sangat membantu sistim pengendalian intern yang ada didalam Perseroan.

Pengecekan dan review yang melekat pada system pengendalian intern ini dapat melindungi Perseroan dari kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan penyimpangan yang mungkin terjadi.

Dengan adanya sistem teknologi informasi yang dirancang untuk menjalankan sekaligus mendeteksi dan mencegah risiko yang mungkin muncul, maka kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh Perseroan telah berjalan dengan sangat baik. Hasil dari sistem pengendalian internal ini telah membantu Direksi dan para pengambil keputusan dalam membuat strategi dan lainnya agar Perseroan dapat mencapai hasil yang maksimal walaupun tetap melaksanakan efisiensi.

Kebijakan manajemen yang dituangkan dalam bentuk standar operasional prosedur yang diberlakukan dalam setiap kegiatan Perseroan sebagai bentuk pengendalian intern diantaranya adalah : • Adanya pemisahan tugas dan wewenang yang jelas antar pekerja, namun tetap saling berhubungan dan saling mendukung dan mengoreksi satu sama lain. • Adanya sistim yang mampu menghindari terjadinya kesalahan yang dibuat oleh pekerja baik sengaja maupun tidak disengaja • Adanya otorisasi berjenjang terhadap suatu kegiatan

Sistem manajemen risiko yang diterapkan oleh Perseroan

Seiring dengan perkembangan perusahaan, maka risiko yang harus dihadapi oleh Perseroan pun menjadi semakin luas. Karenanya kekuatan dan kemampuan dari pihak manajemen dalam melakukan proses identifikasi, analisa dan evaluasi atas risiko harus semakin kuat agar risiko-risiko yang mungkin muncul dapat dikendalikan secara baik.

Dengan penerapan manajemen risiko, diharapkan potensi kerugian dapat ditekan serendah mungkin atau apabila memungkinkan pemanfaatan risiko menjadi peluang yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.

Pelaksanaan manajemen risiko ini telah menjadi bagian dari sistem manajemen Perseroan dan menjadi bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan oleh manajemen, sehingga seiring dengan berlalunya waktu, selalu tercipta adanya perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) yang dijadikan strategi oleh Perseroan.

38

TATA KELOLA PERUSAHAAN

Gambaran umum mengenai sistem manajemen risiko Perseroan

Kekurangan atau kelebihan likuiditas, kekurangan atau kelebihan stock bahan baku, kekurangan atau kelebihan fasilitas produksi dan proses transaksi, merupakan aktifitas aktifitas yang menjadi objek dari manajemen risiko Perseroan. Karena semua kegiatan itu mengandung potensi bagi munculnya risiko.

Para Pengurus Perseroan yang telah berpengalaman dalam menangani bisnis yang ditangani, dibantu oleh sistem tekhnologi informasi yang telah diterapkan dalam seluruh aktifitas Perseroan dan team Unit Audit Internal yang memiliki kemampuan mendasar akan tugasnya, Perseroan dapat mengoptimalkan pengelolaan risiko yang mungkin ada sehingga risiko-risiko yang mungkin menghadang dapat diidentifikasikan dan ditangani secara tepat.

Jenis risiko dan cara pengelolaannya

Dalam kondisi pasar dunia yang saling berkaitan sekarang ini, risiko berbisnis menjadi lebih kompleks dan sulit. Agar bisnis tetap bertumbuh, kemampuan dalam pengelolaan dan penyelesaian risiko sangat diperlukan.

Risiko yang dihadapi dan upaya yang dilakukan untuk mengelola risiko

Secara umum, risiko yang harus dihadapi oleh Perseroan dan Entitas Anak diantaranya adalah :

a. Risiko fluktuasi nilai tukar dan tingkat suku bunga.

Ketidakstabilan nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang Rupiah dapat memberikan dampak ketidakpastian terhadap biaya produksi dan dalam penetapan harga jual produk Perseroan.

Hal ini disebabkan karena, meskipun sebagian besar bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi dapat diperoleh dari dalam negeri. Namun ketidak stabilan nilai tukar valuta asing terutama USD, terhadap mata uang Rupiah dapat mempengaruhi harga bahan baku produksi yang diimport atau bahan baku produksi yang dibeli di pasar lokal tetapi mengikuti harga pasar internasional. Sehingga, jika terjadi perubahan nilai tukar mata uang asing yang cukup signifikan, hal ini dapat mempengaruhi biaya Perseroan.

Namun demikian, ketidak stabilan yang mungkin terjadi ini, dapat diimbangi oleh penerimaan yang didapat oleh Perseroan dari penjualan ekport.

b. Risiko Persaingan Usaha

Dalam era pasar terbuka sekarang ini, persaingan dalam sektor makanan dan minuman menjadi semakin ketat dengan banyaknya produsen lokal maupun internasional yang beroperasi. Persaingan tersebut timbul dalam berbagai aspek, antara lain dalam inovasi produk, metode promosi dan pemasaran, perubahan permintaan pasar, daya beli masyarakat serta persaingan bisnis yang tidak sehat dari perusahaan pesaing.

Munculnya pesaing baru mungkin dapat mengakibatkan pangsa pasar Perusahaan berkurang dan dapat mempengaruhi kinerja Perusahaan. Untuk menghadapi hal tersebut Perseroan selalu berusaha meningkatkan kepekaan terhadap perubahan pasar dengan mengeluarkan produk baru serta menyempurnakan produk lama agar mampu memanfaatkan peluang yang tersedia.

c. Risiko Pasokan Bahan Baku

Bencana alam, gagal panen, terganggunya jalur transportasi dan kejadian kejadian sejenis yang menyebabkan terganggunya pasokan bahan baku dapat menyebabkan pemanfaatan kapasitas produksi untuk mendapatkan efisiensi maksimal tidak tercapai sehingga dapat menurunkan kinerja operasional dan finansial Perseroan.

Untuk mengantisipasi terganggunya pasokan bahan baku, Perseroan memiliki divisi supply chain yang dipimpin langsung oleh Direktur Perseroan. Perseroan juga memiliki tingkat persediaan yang memadai untuk memperkecil dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kelangkaan bahan baku.

d. Risiko Ketentuan Negara Lain atau Peraturan Internasional

Sebagai perusahaaan yang telah menjual produknya ke seluruh benua, kondisi politik, ekonomi dan peraturan yang diberlakukan pada suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Diantaranya, pemberlakuan besarnya bea masuk oleh negara tujuan eksport. Hal itu dapat menghambat pertumbuhan eksport Perseroan karena besarnya pajak yang harus dibayar dapat menyebabkan harga jual produk menjadi tinggi sehingga harga jual menjadi mahal dinegara tujuan eksport tersebut.

39

e. Risiko Kebijakan Pemerintah

Kebijakan dalam bentuk Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang mempengaruhi daya beli masyarakat dan besarnya biaya produksi, transportasi serta kewajiban Perseroan, dapat berdampak pada penyerapan hasil produksi Perseroan dan dapat mempengaruhi besarnya laba Perseroan.

Adanya perubahan kondisi ekonomi, sosial, politik, dan keamanan di Indonesia, yang menyebabkan ketidakstabilan kondisi ekonomi, sosial, politik, dan keamanan dapat memberikan dampak terhadap kegiatan dan kinerja keuangan Perseroan.

Review atas efektifitas sistem manajemen risiko perusahaan

Sebagai bagian dari penerapan good corporate governance dan pengendalian internal Perseroan, Dewan Komisaris dan Unit Audit Internal memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pelaksanaan manajemen risiko perusahaan dengan cara menghindarkan Perseroan dari risiko yang mungkin muncul melalui proses identifikasi, penilaian, mengurangi dan mengevaluasi segala jenis risiko tersebut.

Agar manajemen risiko dapat berjalan secara efektif, dalam bidang keuangan Perseroan memiliki hubungan yang baik dengan perbankan. Dalam bidang penyediaan bahan baku, Perseroan mempunyai kerja sama yang baik dengan para pemasok. Dan lainnya.

Dengan bantuan sistem tekhnologi informasi yang telah diterapkan dalam seluruh aktifitas Perseroan, maka pengelolaan risiko yang mungkin ada dapat dioptimalkan dengan demikian risiko risiko yang mungkin ada dapat diidentifikasikan dengan benar.

Perkara Penting yang sedang Dihadapi

Selama tahun 2015, tidak ada perkara penting yang sedang dihadapi, baik oleh Perseroan dan Entitas Anak, anggota Dewan Komisaris maupun Direksi Perseroan yang sedang menjabat.

Informasi tentang sanksi administratif

Pada bulan Maret 2015, Perseroan menerima surat peringatan tertulis I dari PT. Bursa Efek Indonesia yang disebabkan oleh permintaan penjelasan atas volatilitas transaksi yang disampaikan oleh bursa yang dikirim dengan alamat email pengirim : Sistem Pelaporan Elektronik -IDXnet [notifikasi.idxnet@idx.co.id] terkesampingkan. Hal ini terjadi karena hampir semua email yang diterima oleh Perseroan dari alamat email bursa tersebut tidak berhubungan dengan Perseroan, sehingga email permintaan perjelasan tersebut tidalk mendapat perhatian dan terlambat dijawab.

Permintaan penjelasan atas volatilitas transaksi tersebut telah dijawab dengan disampaikannya jawaban bahwa tidak ada informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal. Volatilitas harga efek Perseroan di bursa sepenuhnya karena mekanisme yang terjadi di bursa.

Informasi mengenai kode etik & budaya perusahaan

Sejak didirikan, aktivitas usaha dan operasional Mayora telah dikelola berdasarkan prinsip-prinsip integritas, kejujuran, adil dan kepatuhan pada semua hukum yang berlaku. Seluruh pekerja Mayora harus memiliki komitmen untuk mematuhi kode etik ini sejak hari pertama mereka bergabung dalam Mayora Group.

Pada tahun 2015, pihak manajemen kembali menegaskan secara luas kepada seluruh keluarga besar Mayora mengenai 7 (tujuh) Prinsip Mayora yang merupakan inti dari Kode Etik Mayora tersebut. Ketujuh prinsip Mayora tersebut adalah : Quality, Efisiensi, Invonation, Passion, Wisdom, Responsibility, dan Confidence.

Tujuan dari kode etik ini adalah untuk memberikan kerangka etika dalam pengambilan keputusan, tindakan dan perilaku serta untuk menguraikan prinsip-prinsip perilaku yang diharapkan.

40

Uraian mengenai program kepemilikan saham oleh karyawan

Hingga saat ini Perseroan belum pernah melakukan program kepemilikan saham oleh karyawan dan/atau manajemen.

Uraian mengenai sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system)

Penerapan Kebijakan Pelaporan Pelanggaran merupakan upaya peningkatan kualitas pelaksanaan tata kelola perusahaan. Kebijakan ini memfasilitasi semua pihak baik pimpinan, karyawan, maupun pihak luar yang terkait dengan perusahaan untuk melakukan pelaporan pelanggaran.

Pelanggaran tersebut meliputi penyimpangan atas etika bisnis, etika kerja, kebijakan perusahaan, peraturan perundangan yang berlaku, anggaran dasar perusahaan, perjanjian kontrak perusahaan dengan pihak luar, rahasia perusahaan, atau perbuatan lainnya yang dapat merugikan perusahaan maupun pemangku kepentingan yang dilakukan oleh karyawan atau pimpinan perusahaan. Informasi tersebut dapat disampaikan melalui email ke yuni@mayora.co.id. Perseroan tidak pernah melakukan diskriminasi pada tenaga kerja. Dalam segala hal, semua pekerja mempunyai kesempatan yang sama sesuai peraturan yang ada, tanpa membedakan gender, suku, agama maupun ras.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Dibidang pengembangan sosial dan kemasyarakatan

Perseroan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar lokasi pabrik dan berupaya mengembangkan kualitas kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan melalui kebersihan dan kesehatan lingkungan. Mengajak masyarakat untuk melaksanakan budaya 5R, yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin dengan mengunjungi sekolah sekolah, dan memasyarakat kebiasaan sarapan sehat.

Perseroan juga menyelenggarakan pengobatan massal, melakukan fogging, melakukan perbaikan saluran air, memberikan bantuan air bersih, dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Membantu perbaikan sarana dan prasarana sosial, memberikan bea siswa, membantu para korban bencana, berpartisipasi aktif pada kegiatan keagamaan dan kegiatan penting lain yang diselenggarakan di lingkungan Perseroan.

Untuk jangka panjang, Perseroan mempunyai program yang bertujuan meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui Program penyuluhan dan pendampingan petani kopi. Program Pendampingan ini difokuskan pada pola budidaya tanaman kopi yang baik dan benar hingga pengelolaan kopi paska panen, tujuannya adalah agar dapat diperoleh biji kopi yang berkualitas tinggi.

42

Dibidang Tanggung Jawab Produk

Tanggung Jawab Perseroan terhadap produk yang dihasilkan sudah dimulai sejak bahan baku baru tiba dan belum diterima oleh personil penyimpanan/gudang bahan baku Perseroan dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap bahan baku yang akan diterimanya. Setelah hasil pemeriksaan memastikan bahwa bahan baku yang akan diterima telah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, baru bahan baku tersebut diterima dan disimpan didalam gudang penyimpanan bahan baku.

Selama proses produksi, team pengawas mutu, secara periodik melakukan uji laboratorium untuk memastikan bahwa barang hasil produksi telah dibuat berdasarkan ketentuan dan memiliki kualitas yang diwajibkan.

TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan See accompanying notes to consolidated financial statements bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

which are an integral part of the consolidated financial statements. In accordance with article 3 of the Company's Articles of Association, the scope of its activities is to engage in manufacturing, trading and agency. At present, the Company is engaged in the manufacture of food, candies and biscuits. The Company sells its products both in domestic and foreign markets. Jumlah rata-rata karyawan entitas anak ratarata (tidak diaudit) adalah sebagai berikut:

PT MAYORA INDAH Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MAYORA INDAH Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian Consolidated Statements of Profit or Loss and Other Comprehensive Income

The average number of employees of the subsidiaries (unaudited) follows:

2014

Kepemilikan langsung/Direct Ownership : The measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies. The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.

Mata uang yang digunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rupiah) yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan.

The currency used in the preparation and presentation of the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah (Rupiah) which is also the functional currency of the Company.

b.

Dasar Konsolidasi b.

Basis of Consolidation

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak (Grup). Pengendalian diperoleh apabila Grup memiliki seluruh hal berikut ini:

The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and its subsidiaries (the Group). Control is achieved when the Group has all the following:

• kekuasaan atas investee;

• power over the investee; • eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee; dan • is exposed, or has rights, to variable returns from its involvement with the investee; and • kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil Grup.

• the ability to use its power to affect its returns.

Pengkonsolidasian entitas anak dimulai pada saat Grup memperoleh pengendalian atas entitas anak dan berakhir pada saat Grup kehilangan pengendalian atas entitas anak. Secara khusus, penghasilan dan beban entitas anak yang diakuisisi atau dilepaskan selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sejak tanggal Grup memperoleh pengendalian sampai dengan tanggal Grup kehilangan pengendalian atas entitas anak.

Consolidation of a subsidiary begins when the Group obtains control over the subsidiary and ceases when the Group losses control of the subsidiary. Specifically, income and expenses of a subsidiary acquired or disposed of during the year are included in the consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income from the date the Group gains control until the date when the Group ceases to control the subsidiary.

Seluruh aset dan liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban dan arus kas dalam intra kelompok usaha terkait dengan transaksi antar entitas dalam Grup dieliminasi secara penuh dalam laporan keuangan konsolidasian.

All intragroup assets and liabilities, equity, income, expenses and cash flows relating to transactions between members of the Group are eliminated in full on consolidation. Transactions with NCI that do not result in loss of control are accounted for as equity transactions. The difference between the fair value of any consideration paid and the relevant share acquired of the carrying value of net assets of the subsidiary is recorded in equity. Gains or losses on disposals to NCI are also recorded in equity.

c. Penjabaran Mata Uang Asing c. Foreign Currency Translation

Mata Uang Fungsional dan Pelaporan Functional and Reporting Currencies

Akun-akun yang tercakup dalam laporan keuangan setiap entitas dalam Grup diukur menggunakan mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (mata uang fungsional).

Items included in the financial statements of each of the Group's companies are measured using the currency of the primary economic environment in which the entity operates (the functional currency).

Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan mata uang penyajian Grup.

The consolidated financial statements are presented in Rupiah which is the Company's functional and the Group's presentation currency.

Transaksi dan Saldo Transactions and Balances

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan kedalam mata uang fungsional menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Keuntungan atau kerugian selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dan dari penjabaran pada kurs akhir tahun atas aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui dalam laba rugi.

Foreign currency transactions are translated into the functional currency using the exchange rates prevailing at the dates of the transactions. Foreign exchange gains and losses resulting from the settlement of such transactions and from the translation at year end exchange rates of monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are recognized in profit or loss. Sukuk Mudharabah is recognized at nominal value in the consolidated statement of financial position. Transaction costs pertaining to the issuance of Sukuk are presented separately as deferred charges in the assets section and are being amortized over the term of the Sukuk Mudharabah. Amortization of transaction costs of the Sukuk Mudharabah is recognized in the profit or loss.

g.

Instrumen Keuangan g.

Financial Instruments

Pembelian atau penjualan yang reguler atas instrumen keuangan diakui pada tanggal transaksi.

All regular way purchases and sales of financial instruments are recognized on the transaction date.

Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

Financial instruments are recognized initially at fair value, which is the fair value of the consideration given (in case of an asset) or received (in case of a liability). The fair value is determined by reference to the transaction price or other market prices. If such market prices are not reliably determinable, the fair value is estimated as the sum of all future cash payments or receipts, discounted using the prevailing market rates of interest for similar instruments with similar maturities. The initial measurement of financial instruments, except for financial instruments at fair value through profit and loss (FVPL), includes transaction costs.

Biaya transaksi diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif.

Transaction costs are amortized over the terms of the instruments based on the effective interest rate method.

Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif.

The classification of the financial instruments depends on the purpose for which the instruments were acquired and whether they are quoted in an active market.

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Grup memiliki instrumen keuangan pada kategori pinjaman yang diberikan dan piutang dan liabilitas keuangan lain-lain. Dengan demikian, kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo; aset keuangan tersedia untuk dijual dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi tidak diungkapkan.

As of December 31, 2015 and 2014, the Group has financial instruments under loans and receivables and other financial liabilities categories. Thus, accounting policies related to financial assets and financial liabilities at FVPL, held-to-maturity (HTM) investments and available for sale (AFS) financial assets were not disclosed. Where the transaction price in a non-active market is different from the fair value of other observable current market transactions in the same instrument or based on a valuation technique whose variables include only data from observable market, the Group recognizes the difference between the transaction price and fair value (a "Day 1" profit/loss) in the profit or loss unless it qualifies for recognition as some other type of asset. In cases where the data is not observable, the difference between the transaction price and model value is only recognized in the profit or loss when the inputs become observable or when the instrument is derecognized. For each transaction, the Group determines the appropriate method of recognizing the "Day 1" profit/loss amount.

Aset Keuangan Financial Assets

Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Loans and Receivables

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, yang selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market and are subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method, less any allowance for any impairment.

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, kategori ini meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan uang jaminan yang dimiliki oleh Grup. Issued financial instruments or their components, which are not classified as financial liabilities at FVPL are classified as other financial liabilities, where the substance of the contractual arrangement results in the Group having an obligation either to deliver cash or another financial asset to the holder, or to satisfy the obligation other than by the exchange of a fixed amount of cash or another financial asset for a fixed number of own equity shares.

Liabilitas keuangan lain-lain selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi berdasarkan suku bunga efektif.

Other financial liabilities are subsequently carried at amortized cost using the effective interest rate method.

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, kategori ini meliputi utang bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, beban akrual, pinjaman bank jangka panjang dan utang obligasi yang dimiliki oleh Grup.

As of December 31, 2015 and 2014, the Group's short-term bank loans, trade accounts payable, other accounts payable, accrued expenses, long-term bank loans and bonds payable are included in this category.

Saling Hapus Instrumen Keuangan Offsetting of Financial Instruments

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Grup saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Financial assets and liabilities are offset and the net amount reported in the consolidated statement of financial position if, and only if, there is a currently enforceable right to offset the recognized amounts and there is intention to settle on a net basis, or to realize the asset and settle the liability simultaneously.

Penurunan Aset Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi

Impairment of Assets Carried at Amortized Cost

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, manajemen Grup menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai.

The Group's management assesses at each consolidated statement of financial position date whether a financial asset or group of financial assets is impaired. -18 -Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual.

Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

The management first assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, and individually or collectively for financial assets that are not individually significant. If the management determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the asset is included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and that group of financial assets is collectively assessed for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss, is or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa rugi penurunan nilai telah terjadi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun cadangan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laba rugi.

If there is an objective evidence that an impairment loss has been incurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset's carrying amount and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial asset's original effective interest rate. The carrying amount of the asset shall be reduced either directly or through the use of an allowance account. The amount of loss is charged to profit or loss.

Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas cadangan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui.

Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laba rugi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut.

If, in a subsequent year, the amount of the impairment loss decreases because of an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is reversed.

Any subsequent reversal of an impairment loss is recognized in profit or loss, to the extent that the carrying value of the asset does not exceed its amortized cost at the reversal date. the Group retains the right to receive cash flows from the asset, but has assumed a contractual obligation to pay them in full without material delay to a third party under a "pass-through" arrangement; or c. Grup telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.

Penghentian

c.

the Group has transferred its rights to receive cash flows from the asset and either (i) has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (ii) has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.

(2) Liabilitas Keuangan (2) Financial Liabilities Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan, atau telah kadaluarsa.

A financial liability is derecognized when the obligation under the contract is discharged, cancelled or has expired.

h. Pengukuran Nilai Wajar h. Fair Value Measurement

Pengukuran nilai wajar didasarkan pada asumsi bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas akan terjadi:

The fair value measurement is based on the presumption that the transaction to sell the asset or transfer the liability takes place either:

• di pasar utama untuk aset atau liabilitas tersebut atau;

• in the principal market for the asset or liability or;

• jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut.

• in the absence of a principal market, in the most advantageous market for the asset or liability.

Grup harus memiliki akses ke pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan pada tanggal pengukuran.

The Group must have access to the principal or the most advantageous market at the measurement date.

Nilai wajar aset atau liabilitas diukur menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomi terbaiknya.

The fair value of an asset or a liability is measured using the assumptions that market participants would use when pricing the asset or liability, assuming that market participants act in their economic best interest.

Ketika Grup menggunakan teknik penilaian, maka Grup memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.

When the Group uses valuation techniques, it maximizes the use of relevant observable inputs and minimizing the use of unobservable inputs. All assets and liabilities for which fair value is measured or disclosed in the consolidated financial statements are categorized within the fair value hierarchy as follows:

• Level 1 -harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik;

• Level 1 -Quoted (unadjusted) market prices in active markets for identical assets or liabilities; • Level 2 -teknik penilaian dimana level input terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar dapat diobservasi, baik secara langsung maupun tidak langsung;

• Level 2 -Valuation techniques for which the lowest level input that is significant to the fair value measurement is directly or indirectly observable;

• Level 3 -teknik penilaian dimana level input terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar tidak dapat diobservasi.

• Level 3 -Valuation techniques for which the lowest level input that is significant to the fair value measurement is unobservable.

Untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang dalam laporan keuangan konsolidasian, maka Grup menentukan apakah telah terjadi transfer di antara level hirarki dengan menilai kembali pengkategorian level nilai wajar pada setiap akhir periode pelaporan.

For assets and liabilities that are recognized in the consolidated financial statements on a recurring basis, the Group determines whether there are transfers between levels in the hierarchy by re-assessing categorization at the end of each reporting period.

i.

Persediaan i. Inventories

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya persediaan ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.

Inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Cost is determined using the weighted average method.

j. Biaya Dibayar Dimuka j. Prepaid Expenses

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaatnya atau periode kontrak dengan menggunakan metode garis lurus.

Prepaid expenses are amortized over their beneficial or contract periods using the straight-line method.

k. Aset Tetap k. Property, Plant and Equipment

Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.

Property, plant and equipment, except land, are carried at cost, excluding day-to-day servicing, less accumulated depreciation and amortization and any impairment in value. Land is not depreciated and is carried at cost less any impairment in value.

Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.

The initial cost of property, plant and equipment consists of its purchase price, including import duties and taxes and any directly attributable costs in bringing the property, plant and equipment to its working condition and location for its intended use. When each major inspection is performed, its cost is recognized in the carrying amount of the item of property, plant and equipment as a replacement if the recognition criteria are satisfied.

Such major inspection is capitalized and amortized over the next major inspection activity.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap diakui dalam laba rugi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.

An item of property, plant and equipment is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. Any gains or loss arising from derecognition of property, plant and equipment is included in profit or loss in the year the item is derecognized.

Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Aset dalam penyelesaian merupakan aset tetap dalam tahap konstruksi, yang dinyatakan pada biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya akan direklasifikasi ke akun aset tetap yang bersangkutan dan akan disusutkan pada saat konstruksi selesai secara substansial dan aset tersebut telah siap digunakan sesuai tujuannya.

Construction

in progress represents property, plant and equipment under construction which is stated at cost and is not depreciated. The accumulated costs will be reclassified to the respective property, plant and equipment account and will be depreciated when the construction is substantially complete and the asset is ready for its intended use.

l.

Transaksi Sewa l.

Lease Transactions

Penentuan apakah suatu kontrak merupakan atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut.

The determination of whether an arrangement is or contains a lease is based on the substance of the arrangement at inception date of whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset or assets and the arrangement conveys a right to use the asset.

1.

Perlakuan Akuntansi untuk Lessee 1.

Accounting Treatment as a Lessee

Sewa pembiayaan, yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset kepada Grup, dikapitalisasi pada awal sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.

Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sehingga menghasilkan suatu suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan ke laba rugi tahun berjalan.

Leases which transfer to the Group substantially all the risks and benefits incidental to ownership of the leased item, are capitalized at the inception of the lease at the fair value of the leased property or, if lower, at the present value of the minimum lease payments. Lease payments are apportioned between the finance charges and reduction of the lease liability so as to achieve a constant rate of interest in the remaining balance of the liability. Finance charges are recognized in profit or loss.

Aset sewaan disusutkan sepanjang estimasi umur manfaatnya. Apabila tidak terdapat keyakinan memadai bahwa Grup akan memperoleh hak kepemilikan atas aset tersebut pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan sepanjang estimasi umur manfaat aset atau masa sewa, mana yang lebih pendek. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laba rugi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

Capitalized leased assets are depreciated over the estimated useful life of the assets except if there is no reasonable certainty that the Group will obtain ownership by the end of the lease term, in which case the lease assets are depreciated over the shorter of the estimated useful life of the assets and the lease term. Operating lease payments are recognized as an expense in profit or loss on a straightline basis over the lease term. Leases where the Group retains substantially all the risks and benefits of ownership of the asset are classified as operating leases. Initial direct costs incurred in negotiating an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized over the lease term on the same basis as rental income.

m. Distribusi Dividen m.

Dividend Distribution

Distribusi dividen kepada pemegang saham Grup diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan konsolidasian dalam periode saat dividen tersebut disetujui oleh pemegang saham Grup.

Dividend distribution to the Group's shareholders is recognized as a liability in the consolidated financial statements in the period in which the dividends are approved by the Group's shareholders.

n.

Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan n.

Impairment of Non-Financial Assets

Pada setiap akhir periode pelaporan tahunan, Grup menelaah apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji tahunan penurunan nilai aset perlu dilakukan, maka Grup membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.

The Group assesses at each annual reporting period whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when annual impairment testing for an asset is required, the Group makes an estimate of the asset's recoverable amount.

Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dinyatakan mengalami penurunan nilai dan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset.

Where the carrying amount of an asset exceeds its recoverable amount, the asset is considered impaired and impairment losses are recognized in profit or loss. In assessing the value in use, the estimated net future cash flows are discounted to their present value using a pre-tax discount rate that reflects current market assessments of the time value of money and the risks specific to the asset. An assessment is made at each annual reporting period as to whether there is any indication that previously recognized impairment losses recognized for an asset may no longer exist or may have decreased. If such indication exists, the recoverable amount is estimated. A previously recognized impairment loss for an asset is reversed in profit or loss to the extent that the carrying amount of the assets does not exceed its recoverable amount nor exceed the carrying amount that would have been determined, net of depreciation, had no impairment loss been recognized for the asset in prior years. After such a reversal, the depreciation charge on the said asset is adjusted in future periods to allocate the asset's revised carrying amount, less any residual value, on a systematic basis over its remaining useful life.

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban o. Revenue and Expense Recognition

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh Grup dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui.

Revenue is recognized to the extent that it is probable that the economic benefits will flow to the Group and the revenue can be reliably measured. The following specific recognition criteria must also be met before revenue is recognized.

Pendapatan atas penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan atas penjualan ekspor diakui sesuai dengan syarat penjualan (f.o.b. shipping point).

Revenue from domestic sales is recognized when the goods are delivered to the customers. Revenue from export sales is recognized when the goods are shipped (f.o.b. shipping point).

Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dari penjualan barang dan jasa dalam kegiatan usaha normal Grup. Pendapatan disajikan bersih setelah dikurangkan dengan Pajak Pertambahan Nilai, pengembalian, rabat dan diskon dan setelah eliminasi penjualan intra Grup.

Revenue is measured as the fair value of the consideration received or receivable for the sale of goods and services in the ordinary course of the Group's activities. Revenue is shown net of value-added tax, returns, rebates and discounts and after eliminating sales within the Group.

Pendapatan bunga dan beban bunga dari instrumen keuangan diakui dalam laba rugi secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif.

Interest income and interest expense for all financial instruments are recognized in profit or loss on accrual basis using the effective interest rate method.

Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).

Expenses are recognized when incurred (accrual basis).

PT MAYORA INDAH Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) PT MAYORA INDAH Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Rupiah, unless Otherwise Stated)

-25 -

-26 -r. Pajak Penghasilan r.

-27 -Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal komponen-komponen Grup yang secara berkala dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya ke dalam segmen dan penilaian kinerja Grup.

Operating segments are identified on the basis of internal reports about components of the Group that are regularly reviewed by the chief operating decision maker in order to allocate resources to the segments and to assess their performances.

-28 -

-29 -Cadangan yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan.

The level of allowance is based on past collection experience and other factors that may affect collectability such as the probability of insolvency or significant financial difficulties of the debtors or significant delay in payments.

Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Akun pinjaman yang diberikan dan piutang dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah cadangan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.

If there is an objective evidence of impairment, timing and collectible amounts are estimated based on historical loss data. Allowance is provided on accounts specifically identified as impaired. Written off loans and receivables are based on management's decisions that the financial assets are uncollectible or cannot be realized in whatsoever actions have been taken. Evaluation of receivables to determine the total allowance to be provided is performed periodically during the year. Therefore, the timing and amount of allowance recorded at each period might differ based on the judgments and estimates that have been used.

-30 -

p. Biaya Pinjaman p. Borrowing Costs

Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadinya.

Borrowing costs which are directly attributable to the acquisition, construction, or production of qualifying assets are capitalized as part of the acquisition cost of the qualifying assets. Other borrowing costs are recognized as expense in the period in which they are incurred.

Jika Grup meminjam dana secara khusus untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, maka Grup menentukan jumlah biaya pinjaman yang layak dikapitalisasikan sebesar biaya pinjaman aktual yang terjadi selama tahun berjalan dikurangi penghasilan investasi atas investasi sementara dari pinjaman tersebut.

To the extent that the Group borrows funds specifically for the purpose of obtaining a qualifying asset, the Group determines the amount of borrowing costs eligible for capitalization as the actual borrowing costs incurred on that borrowing during the year less any investment income on the temporary investment of those borrowings.

Jika pengembangan aktif atas aset kualifikasian dihentikan, Grup menghentikan kapitalisasi biaya pinjaman selama periode yang diperpanjang tersebut.

The Group suspends capitalization of borrowing costs during extended periods in which it suspends active development of a qualifying asset.

Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan saat selesainya secara subtansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya.

The Group ceases capitalizing borrowing costs when substantially all the activities necessary to prepare the qualifying asset for its intended use or sale are complete.

q.

Imbalan Kerja q.

Employee Benefits

Imbalan kerja jangka pendek Short-term employee benefits

Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan tunjangan lainnya. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai liabilitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada laba rugi tahun berjalan.

Short-term employee benefits are recognized at its undiscounted amount as a liability after deducting any amount already paid in the consolidated statement of financial position and as an expense in profit or loss.

Imbalan kerja jangka panjang Long-term employee benefits

Liabilitas imbalan kerja jangka panjang merupakan imbalan pasca-kerja manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat pensiun yang dihitung menggunakan metode Projected Unit Credit. Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti langsung diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan penghasilan komprehensif lain pada periode terjadinya dan tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, namun menjadi bagian dari saldo laba. Biaya liabilitas imbalan pasti lainnya terkait dengan program imbalan pasti diakui dalam laba rugi.

Long-term employee benefits liability represents post-employment benefits, unfunded defined-benefit plans which amounts are determined based on years of service and salaries of the employees at the time of pension and calculated using the Projected Unit Credit. Remeasurement is reflected immediately in the consolidated statement of financial position with a charge or credit recognized in other comprehensive income in the period in which they occur and not to be reclassified to profit or loss but reflected immediately in retained earnings. All other costs related to the defined-benefit plan are recognized in profit or loss.

Income Tax

Pajak Kini Current Tax

Pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using prevailing tax rates.

Pajak Tangguhan Deferred Tax

Pajak tangguhan diakui sebagai liabilitas jika terdapat perbedaan temporer kena pajak yang timbul dari perbedaan antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dengan jumlah tercatatnya pada tanggal pelaporan.

Deferred tax is provided using the liability method on temporary differences between the tax bases of assets and liabilities and their carrying amounts for financial reporting purposes at the reporting date.

Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal yang dapat dikompensasikan. Aset pajak tangguhan diakui dan direviu pada setiap tanggal pelaporan atau diturunkan jumlah tercatatnya, sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak tersedia untuk pemanfaatan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal yang dapat dikompensasikan.

Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences and the carry forward benefit of any unused tax losses. Deferred tax assets are recognized and reviewed at each reporting date and reduced to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the deductible temporary differences and the carry forward benefit of unused tax losses can be utilized.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan berlaku ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (atau peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan.

Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply in the year when the asset is realized or the liability is settled, based on tax rates (or tax laws) that have been enacted or substantively enacted at the reporting date.

Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus jika dan hanya jika, terdapat hak yang dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan pajak tangguhan tersebut terkait dengan entitas kena pajak yang sama dan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama.

Deferred tax assets and deferred tax liabilities are offset if and only if, a legally enforceable right exists to set off current tax assets against current tax liabilities and the deferred taxes relate to the same taxable entity and the same taxation authority.

s. Laba per Saham s. Earnings per Share

Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Earnings per share are computed by dividing net income attribute to owners of the Company by the weighted average number of shares outstanding during the year.

t. Informasi Segmen t. Segment Information

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Segment information is prepared using the accounting policies adopted for preparing and presenting the consolidated financial statements.

u. Provisi u. Provisions

Provisi diakui jika Grup mempunyai kewajiban kini (hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, yang memungkinkan Grup harus menyelesaikan kewajiban tersebut dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

Provisions are recognized when the Group has present obligation (legal or constructive) as a result of a past event, it is probable that the Group will be required to settle the obligation, and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.

v. Peristiwa Setelah Tanggal Pelaporan v. Events After the Reporting Date

Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan informasi mengenai posisi keuangan konsolidasian Grup pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian (peristiwa penyesuai), jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian (peristiwa nonpenyesuai), apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.

Post year-end events that provide additional information about the consolidated statement of financial position at the reporting date (adjusting events), if any, are reflected in the consolidated financial statements.

Post year-end events that are not adjusting events are disclosed in the notes to consolidated financial statements when material.

Penggunaan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi Manajemen

Management Use of Judgments, Estimates and Assumptions

Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2 pada laporan keuangan konsolidasian, manajemen harus membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut, berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan.

In the application of the Group's accounting policies, which are described in Note 2 to the consolidated financial statements, management is required to make judgments, estimates and assumptions about the carrying amounts of assets and liabilities that are not readily apparent from other sources. The estimates and assumptions are based on historical experience and other factors that are considered to be relevant.

Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar pertimbangan, estimasi dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap jumlahjumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.

Management believes that the following disclosures include a summary of the significant judgments, estimates and assumptions made, which affected the total reported amounts and disclosures in the consolidated financial statements.

Pertimbangan Judgments

Pertimbangan-pertimbangan berikut dibuat oleh manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup yang memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:

The following judgments are made by management in the process of applying the Group's accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the consolidated financial statements:

a. Mata Uang Fungsional a.

Functional Currency

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup, manajemen telah membuat pertimbangan untuk menentukan mata uang fungsional Perusahaan dan entitas anak.

In the process of applying the Group's accounting policies, management has made judgment on the determination of functional currency of the Company and its subsidiaries.

Mata uang fungsional Perusahaan dan entitas anak adalah mata uang lingkungan ekonomi utama dimana masing-masing entitas beroperasi.

Mata uang tersebut adalah yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa, dan mata uang dari negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya sebagian besar menentukan harga jual barang dan jasa entitas, dan merupakan mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan dihasilkan.

The functional currency of the Company and its subsidiaries is the currency of the primary economic environment in which each of them operates. It is the currency, among others, that mainly influences sales prices for goods and services, and of the country whose competitive forces and regulations mainly determine the sales prices of its goods and services, and the currency in which funds from financing activities are generated. Allowance for impairment losses is maintained at a level considered adequate to provide for potentially uncollectible receivables.

The Group assesses specifically at each consolidated statement of financial position date whether there is objective evidence that a financial asset is impaired (uncollectible).

Komitmen sewa operasi -Grup sebagai lessee

Operating lease commitments -Group as lessee

Grup telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa ruangan. Grup menentukan bahwa sewa tersebut adalah sewa operasi karena Grup tidak menanggung secara signifikan seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset-aset tersebut.

The Group has entered into various lease agreements for commercial spaces. The Group has determined that it is an operating lease since the Group does not bear substantially all the significant risks and rewards of ownership of the related assets.

Komitmen sewa operasi -Grup sebagai lessor

Operating lease commitments -Group as lessor

Grup telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa ruangan. Grup menentukan bahwa sewa tersebut adalah sewa operasi karena Grup menanggung secara signifikan seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset-aset tersebut.

The Group has entered into various commercial lease agreements. The Group has determined that it is an operating lease since the Group bears substantially all the significant risks and rewards of ownership of the related assets. Significant judgment is required in determining the provision for income taxes. There are many transactions and calculations for which the ultimate tax determination is uncertain due to different interpretation of tax regulations. Where the final tax outcome of these matters is different from the amounts that were initially recorded, such differences will have an impact on the current and deferred income tax assets and liabilities in the period in which such determination is made.

Estimasi dan Asumsi Estimates and Assumptions

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber utama lain dalam mengestimasi ketidakpastian pada tanggal pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Kondisi yang ada dan asumsi mengenai perkembangan masa depan dapat berubah karena perubahan situasi pasar yang berada di luar kendali Grup. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi ketika keadaan tersebut terjadi:

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial period are disclosed below. The Group based its assumptions and estimates on parameters available when the consolidated financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes on circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions when they occur: Masa manfaat masing-masing aset tetap Grup diestimasi sepanjang masa aset tersebut diharapkan tersedia untuk digunakan. Estimasi tersebut berdasarkan penelaahan kolektif atas usaha yang sama, evaluasi teknis internal dan pengalaman dengan aset sejenis. Estimasi masa manfaat masing-masing aset ditinjau secara berkala dan diperbarui jika diperkirakan berbeda dari estimasi sebelumnya karena batas pakai, usang baik secara teknis atau komersial, dan pembatasan hukum atau lainnya atas penggunaan aset. Hasil operasi di masa depan dapat secara material terpengaruhi oleh perubahan dalam jumlah dan waktu pencatatan beban yang disebabkan oleh perubahan faktor-faktor tersebut. Penurunan estimasi masa manfaat aset tetap akan meningkatkan beban penyusutan dan menurunkan nilai tercatat aset tetap.

The useful life of each of the item of the Group's property, plant and equipment is estimated based on the period over which the asset is expected to be available for use. Such estimation is based on a collective assessment of similar business, internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful life of each asset is reviewed periodically and updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence, and legal or other limits on the use of the asset. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the amounts and timing of recorded expenses brought about by changes in the factors mentioned above. A reduction in the estimated useful life of any item of property, plant and equipment would increase the recorded depreciation and decrease the carrying value of the asset.

Tidak terdapat perubahan dalam estimasi masa manfaat aset tetap selama tahun berjalan.

There is no change in the estimated useful lives of property, plant and equipment during the year. The determination of the long-term employee benefits is dependent on the selection of certain assumptions used by actuary in calculating such amounts. Those assumptions are described in Note 28 and include, among others, rate of salary increase, and discount rate which is determined after giving consideration to interest rates of government bonds that are denominated in the currency in which the benefits are to be paid and have terms of maturity approximating the terms of the related employee benefits liability. Actual results that differ from the Group's assumptions are charged to comprehensive income and therefore, generally affect the recognized comprehensive income and recorded obligation in such future periods. While it is believed that the Group's assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in actual experience or significant changes in assumptions may materially affect the amount of long-term employee benefits liability. Deferred tax assets are recognized for all temporary differences between the consolidated financial statements' carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective taxes bases to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the temporary differences can be utilized. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of future taxable profits together with future tax planning strategies.

Nilai tercatat aset pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 ditetapkan dalam Catatan 29.

As of December 31, 2015 and 2014, the carrying amounts of deferred tax assets are set out in Note 29. The fair values of the land, buildings and improvements are set out in Note 19.

PT MAYORA INDAH Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian

Tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai wajar dengan nilai tercatat aset tetap selain tanah, bangunan dan prasarana.

There is no significant difference in the fair values and the carrying values of property, plant and equipment other than the land, buildings and improvements.

PT MAYORA INDAH Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)

PT MAYORA INDAH Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Rupiah, unless Otherwise Stated)

-39 -

Uang Muka Pembelian Aset Tetap Advances for Purchases of Property and Equipment

Akun ini terutama merupakan uang muka pembelian mesin dan peralatan.

This account mainly represents advanced payments for purchases of machineries and equipment. On July 27, 2015, the Company and PT Torabika Eka Semesta, a subsidiary, obtained uncommitted loan facility of Rp 100,000,000,000 and Rp 150,000,000,000, respectively, the maximum credit limit, for working capital. The loan will mature on July 27, 2016.

Utang Bank Jangka

PT Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ PT Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ

Pada tanggal 7 Mei 2012, PT Torabika Eka Semesta, entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman mengikat dan tidak mengikat dengan jumlah maksimum kredit masing-masing sebesar Rp 100.000.000.000. Fasilitas pinjaman mempunyai jangka waktu selama setahun dan dapat diperpanjang setiap tahun. On May 7, 2012, PT Torabika Eka Semesta, a subsidiary, obtained committed and uncommitted working capital loan facilities each amounting to Rp 100,000,000,000, the maximum credit limit. These loan facilities have a term of one year and can be extended every year.

Pada tanggal 22 September 2014 jumlah maksimum kredit dari fasilitas kredit modal kerja tidak mengikat telah ditingkatkan menjadi Rp 300.000.000.000.

On September 22, 2014, the maximum credit limit of the uncommitted working capital loan facility has increased to Rp 300,000,000,000.

Fasilitas pinjaman telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir pada tanggal 7 Mei 2015, jangka waktu fasilitas pinjaman telah diperpanjang selama setahun. On October 24, 2014, the maximum credit limit increased to Rp 250,000,000,000.

Pada tanggal 9 Juni 2015, PT Torabika Eka Semesta, entitas anak, memperoleh pinjaman tambahan sebesar Rp 100.000.000.000 dari fasilitas ini.

On June 9, 2015, PT Torabika Eka Semesta, a subsidiary, availed additional loan amounting to Rp 100,000,000,000 from this facility. The loan facility has been amended several times, most recently on November 18, 2015, wherein the maximum credit limit of the loan facility has been reduced to Rp 100,000,000,000 and the term loan has been extended for another year. On the same date, the Company obtained money market term loan facility with maximum loanable amount of Rp 350,000,000,000.

PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Central Asia Tbk

Pada tanggal 9 Juli 2015 dan 5 November 2015, Perusahaan memperoleh pinjaman dari fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 200.000.000.000 dan Rp 50.000.000.000.

On July 9, 2015 and November 5, 2015, the Company availed loans from these facilities amounting to Rp 200,000,000,000 and Rp 50,000,000,000, respectively. Principal payment amounted to Rp 500,000,000,000 and Rp 150,000,000,000 in 2015 and 2014, respectively.

PT MAYORA INDAH Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun Yang

Grup diwajibkan untuk memenuhi beberapa syarat perjanjian pinjaman, diantaranya pembatasan untuk melakukan likuidasi, penggabungan usaha atau akuisisi, menjual atau menyewakan aset dalam kondisi operasi tidak normal, melakukan perubahan signifikan dalam susunan kepengurusan Grup dan diharuskan untuk memenuhi beberapa rasio-rasio keuangan.

The Group is required to fulfill certain loan covenants, among others, restrict them to conduct liquidation, merger or acquisition, sell or lease assets in the abnormal operations, make significant changes in the Group's management structure and grant loan and are required to fulfill certain financial ratios.

Selain itu Grup diwajibkan untuk mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut:

The Group is required to maintain the following financial ratios:

Rasio lancar sama atau lebih besar dari 1x − Current ratio equal or greater than 1x EBITDA plus interest income to the amount of interest on the debt ratio not less than 1.5x

Grup telah memenuhi semua persyaratan pinjaman dan rasio-rasio keuangan tersebut di atas.

The Group complied with all of the loan covenants and required financial ratios above. The credit facility has been amended several times, most recently on November 20, 2015, wherein the credit facility has been extended for another year. On the same date, the Company obtained a working capital credit facility amounting to Rp 100,000,000,000, the maximum credit limit.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Utang Usaha -Pihak Ketiga Trade Accounts Payable -Third Parties

Merupakan utang Grup untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu dari pemasok pihak ketiga.

These represent the Group's payable to suppliers in relation to the purchases of materials needed for production.

Rincian utang usaha adalah sebagai berikut: Details of trade accounts payable are as follows:

Utang Lain-Lain -Pihak Ketiga Other Accounts Payable -Third Parties

Akun ini merupakan uang muka penjualan dari pelanggan dan utang atas pembelian barangbarang teknik.

This account represents advances received from customers and payables for purchase of technical devices. On January 31, 2013, the Company obtained a long-term committed loan facility amounting to Rp 300,000,000,000, the maximum credit limit. The loan is payable semi-annually and will mature on May 31, 2018.

Utang

Pada tanggal 9 Juli 2015, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman kredit mengikat dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 400.000.000.000. Pinjaman akan jatuh tempo pada 28 Juli 2020.

On July 9, 2015, the Company obtained a committed credit loan facility amounting to Rp 400,000,000,000, the maximum credit limit. The loan is payable in full on July 28, 2020. The Group is required to fulfill the conditions of the loan covenants, including limitations on the Group to conduct consolidation, merger, or acquisition of subsidiaries, sell assets other than in the normal condition, and make loans, while the Group is also obliged to maintain the following financial ratios:

-Rasio EBITDA terhadap biaya bunga agar sama dengan atau lebih besar dari 1,75x -EBITDA to interest charges equal or greater than 1.75x -Rasio utang terhadap ekuitas agar tidak lebih dari 2x -Debt to equity ratio not more than 2x

Grup telah memenuhi semua persyaratan pinjaman dan rasio-rasio keuangan tersebut di atas.

The Group has complied with all of the required loan covenants and financial ratios above. Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian ini memaksimalkan penggunaan data pasar yang dapat diobservasi yang tersedia dan sesedikit mungkin mengandalkan estimasi spesifik yang dibuat oleh Grup.

The fair value of financial instruments that are not traded in an active market is determined by using valuation techniques. These valuation techniques maximize the use of observable market data where it is available and rely as little as possible on Group's specific estimates.

Jika satu atau lebih input signifikan tidak diambil dari data pasar yang dapat diobservasi, maka instrumen tersebut termasuk dalam hirarki Level 3.

If one or more of the significant inputs is not based on observable market data, the instrument is included in Level 3.

Analisa arus kas diskonto digunakan untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan Level 3.

Discounted cash flow analysis are used to determine fair value of the financial instruments in Level 3.

Pengukuran nilai wajar berulang aset non keuangan termasuk dalam Level 3 hirarki nilai wajar sebagimana dijelaskan pada Catatan 2.

The fair value measurement for recurring nonfinancial assets falls within level 3 of the fair value hierarchy outlined in Note 2.

Tanah, bangunan dan prasarana bangunan telah dinilai oleh manajemen dengan menggunakan penilaian pendekatan pasar pembanding.

Land, buildings and improvements have been valued by management using the marketcomparable approach.

Modal

Manajemen Permodalan Capital Management

Tujuan utama dari manajemen permodalan Perusahaan adalah untuk mengelola rasio permodalan Grup tetap sehat dalam rangka mendukung usaha bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham serta untuk menjaga struktur optimal permodalan yang optimal untuk mengurangi biaya permodalan.

The primary objective of the Group's capital management is to ensure that they maintain healthy capital ratios in order to support its business and maximize shareholder value. The Group is not required to meet any capital requirements. The Group manages its capital structure and makes adjustments to it, in light of changes in economic conditions. The Group monitors its capital using gearing ratios, by dividing net debt with the total equity. The Group's policy is to maintain the gearing ratio within the range of gearing ratios of the other companies with similar industry in Indonesia. Net debt is calculated as total borrowings (including "current and noncurrent borrowings" as shown in the consolidated statement of financial position) less cash and cash equivalents. Total capital represents the "total equity" as shown in the consolidated statement of financial position. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang yang disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian terkait kewajiban Grup atas program imbalan pasti adalah sebagai berikut:

The long-term employee benefits liability included in the consolidated statement of financial position arising from the Group's obligation in respect of its defined-benefit plan is as follows: Related parties whose stockholders and/or management are partly the same as that of the Group's majority shareholder are PT Inbisco Niagatama Semesta, PT Bank Mayora, PT Unita Branindo and PT Semesta Indah Permata.

Transaksi-transaksi Pihak Berelasi Transactions with Related Parties

Transaksi-transaksi dengan pihak-pihak berelasi antara lain:

Transactions with related parties included the following:

Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan

Financial Risk Management Objectives and Policies

Aktivitas Grup terpengaruh berbagai risiko keuangan: risiko pasar (termasuk risiko mata uang dan risiko suku bunga), risiko kredit dan risiko likuiditas. Program manajemen risiko Grup secara keseluruhan difokuskan pada pasar keuangan yang tidak dapat diprediksi dan Grup berusaha untuk meminimalkan dampak yang berpotensi merugikan kinerja keuangan Grup.

The Group activities are exposed to a variety of financial risks: market risk (including currency risk and interest rate risk), credit risk and liquidity risk. The Group's overall risk management programme focuses on the unpredictability of financial markets and seeks to minimize potential adverse effects on the Group's financial performance.

Manajemen risiko merupakan tanggung jawab Direksi. Direksi bertugas menentukan prinsip dasar kebijakan manajemen risiko Grup secara keseluruhan serta kebijakan pada area tertentu seperti risiko mata uang asing, risiko suku bunga, risiko liquiditas dan risiko kredit.

Risk management is the responsibility of the Board of Directors (BOD). The BOD has the responsibility to determine the basic principles of the Group's risk management as well as principles covering specific areas, such as foreign exchange risk, interest rate risk, liquidity risk and credit risk.

Risiko Pasar Market Risk

Risiko Mata Uang Asing Foreign Exchange Risk

Grup terpengaruh risiko nilai tukar mata uang asing yang timbul dari berbagai eksposur mata uang, terutama terhadap Dolar Amerika Serikat.

The Group is exposed to foreign exchange risk arising from various currency exposures, primarily with respect to the U.S. Dollar.

Risiko nilai tukar mata uang asing timbul ketika transaksi komersial masa depan atau aset dan liabilitas yang diakui didenominasikan dalam mata uang yang bukan mata uang fungsional. Risiko diukur dengan menggunakan proyeksi arus kas.

Foreign exchange risk arises when future commercial transactions or recognized assets or liabilities are denominated in a currency that is not the Group's functional currency. The risk is measured using cash flow forecasts. Grup menganalisa eksposur suku bunga secara dinamis. Berbagai skenario disimulasikan dengan mempertimbangkan pembaruan posisi yang ada dan alternatif pembiayaan. Untuk setiap simulasi, pergerakan suku bunga yang sama digunakan untuk seluruh mata uang. Berdasarkan skenario ini, Grup menghitung dampak laba atau rugi dari pergerakan suku bunga. Skenario-skenario tersebut dilakukan hanya untuk liabilitas yang mewakili posisi utama yang dikenakan bunga. Simulasi dilakukan setiap kuartal untuk membuktikan bahwa potensi kerugian maksimum masih dalam batasan yang diberikan manajemen.

The Group analyzes its interest rate exposure on a dynamic basis. Various scenarios are simulated taking into consideration renewal of existing positions and alternative financing. Based on these scenarios, the Group calculates the impact on profit or loss of a defined interest rate shift. For each simulation, the same interest rate shift is used for all currencies. The scenarios are run only for liabilities that represent the major interestbearing positions. The simulation is done on a quarterly basis to verify that the maximum loss potential is within the limit given by the management. -67 -

Risiko Kredit Credit Risk

Risiko kredit adalah risiko bahwa Grup akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual mereka. Grup terkena risiko kredit dari kegiatan operasi (terutama untuk piutang usaha) dan dari kegiatan pendanaan, termasuk deposito pada bank dan lembaga keuangan, transaksi valuta asing dan instrumen keuangan lainnya.

Credit risk is the risk that the Group will incur a loss arising from the customers or counterparties which fail to fulfill their contractual obligations. The Group is exposed to credit risk from its operating activities (primarily for trade accounts receivable) and from its financing activities, including deposits with banks and financial institutions, foreign exchange transactions and other financial instruments.

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat konsentrasi risiko kredit yang signifikan. Grup mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan hanya berurusan dengan pihak diakui dan kredit yang layak, menetapkan kebijakan internal pada verifikasi dan otorisasi kredit, dan secara teratur memantau kolektibilitas pinjaman dan piutang untuk mengurangi eksposur kredit macet.

Management believes that there is no significant concentration of credit risk. The Group manages and controls the credit risk by dealing only with recognized and credit worthy parties, setting internal policies on verifications and authorizations of credit, and regularly monitoring the collectibility of loans and receivables to reduce the exposure to bad debts.

Tabel di bawah ini menunjukkan eksposur Perusahaan terkait dengan risiko kredit pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:

The

Risiko Likuiditas Liquidity Risk

Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Grup tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi liabilitasnya.

Liquidity risk is a risk arising when the cash flow position of the Group is not enough to cover the liabilities which become due.

Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.

In managing the liquidity risk, management monitors and maintains a level of cash and cash equivalents deemed adequate to finance the Group's operations and to mitigate the effects of fluctuation in cash flows. Management also regularly evaluates the projected and actual cash flows, including maturity profiles, and continuously assesses conditions in the financial markets for opportunities to obtain optimal funding sources. The Company obtained Sight and Usance LC with maximum amount of US$ 50,000,000 from PT Bank Central Asia Tbk. The US$ 40,000,000 of which is used as guarantee for importing machineries and spareparts and US$ 10,000,000 of which is used as guarantee for raw materials. The Company also obtained Forex Line facility with maximum amount of US$ 2,000,000 which are used for importing raw materials. i. The Group obtained Import Loan Facilties, Shipping Guarantee Facilities, Import LC and Credit Bills Negotiated-Discrepant Facility, Short-term Facility and Import Invoice Financing from PT Standard Chartered Bank with maximum loanable amount of US$ 20,000,000. As of December 31, 2015 this facility has not yet been utilized.

Informasi Segmen Segment Information