Academia.eduAcademia.edu

TUGAS PRAKTIKUM MANAJEMEN PERKEBUNAN

manajemen perkebunan

TUGAS PRAKTIKUM MATA KULIAH MANAJEMEN TANAMAN PERKEBUNAN ANALISIS PEMBUKAAN LAHAN PERKEBUNAN SEMANGKA Disusun Oleh: KELOMPOK B1-1 : AMALIA PANGESTU 0910483046 YUNIAR RIZKI IRFIANA 0910440222 DIAN AYU F. 105040101111016 USDA KRISTINA T 105040101111010 NI MADE ASTUTI 105040101111003 ALGAR KHALILI 105040101111122 ERLIN WIDYA F. 105040100111090 ALDO APRILIYANTO 105040101111008 NAFISHA HAQQUE I. 105040101111006 PERMADI ADDY F. 105040200111080 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 SYARAT PERTUMBUHAN KOMODITAS SEMANGKA Iklim Secara teoritis curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya kemunduran waktu panen. Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu ± 25ºC (siang hari). Suhu udara yang ideal bagipertumbuhan tanaman semangka adalah suhu harian rata-rata yang berkisar 20–30 mm. Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari areal penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di daerah asalnya tanaman semangka hidup di lingkungan padang pasir yang berhawa kering. Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman. Media Tanam Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Keasaman tanah pH yang diperlukan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5 (tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah tersebut. Tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah porous (sarang) sehingga mudah membuang kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu mudah membuang air kurang baik untuk ditanami semangka. Ketinggian Tempat Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka 100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah dekat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl. PEDOMAN BUDIDAYA Pembibitan Persiapan media semai. Siapkan pupuk kandang sebanyak 2.500 – 5.000 ton pupuk kandang dicampur dengan tanah untuk lahan seluas 10.000 ha. Diamkan selama sekitar 1 minggu di tempat yang teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dengan sesekali diaduk. Campurkan tanah halus yang telah diayak sebanyak 2 ember (volume 10 liter) dengan pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 ember dan 50 gram TSP untuk luas lahan per 1000m2. Masukkan media semai ke dalam polybag-polybag kecil berukuran 8 x 10 cm sampai terisi 90%. Teknik Perkecambahan Benih Benih dimasukkan ke dalam kain lalu diikat Rendam dalam ramuan 1 liter air hangat bersuhu 20-25oC ditambah 1 sendok POC NASA selama 8-12 jam. Benih dalam ikatan diambil lalu dibungkus koran dan diperam 1-2 hari. Jika ada yang berkecambah diambil untuk disemaikan. Jika kering ditambah air dan dibungkus kain kemudian dimasukkan ke dalam koran lagi. Semai Benih dan Pemeliharaan Bibit Media semai disiram dengan air bersih secukupnya. Pilih benih yang calon akrnya sudah sepanjang 2-3 mm, lalu semai dalam polybag sedalam 1-1,5 cm. Kantong semai diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh. Beri perlindungan plastik transparan, salah satu ujung/pinggirnya dibiarkan terbuka. Penyiraman dilakukan 1-12 kali sehari. Pada umur 12-14 hari bibit siap ditanam. Pengolahan Media Tanam Pembukaan Lahan Lakukan pembajakan tanah sedalam 30 cm, haluskan dan ratakan. Bersihkan lahan dari sisa-sisa perakaran dan batu. Bentuk bedengan dengan lebar 6-8 meter dan tinggi bedengan minimum 20 cm. Pengapuran Penggunaan Untuk lahan dengan pH 4-5 dengan luas per 1000 m2 dibutuhkan 150-200 kg dolomit. pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit per 1000 m2 . pH > 6 dibutuhkan 50 kg dolomit per 1000 m2 . Pemupukan Dasar Untuk lahan seluas 10.000 ha dibutuhkan pupuk kandang sebanyak 6.000 ton (kebutuhan per ha adalah 600 kg/ha). Pupuk anorganik TSP sebanyak 2.000 ton (200 kg/ha), ZA 1.400 ton (140 kg/ha), dan KCl 1.300 ton (130 kg/ha) untuk luas lahan 10.000 ha. Penyiangan pada bedengan, disiram dan diberi plastik mulsa dengan lebar 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuhnya tanaman liar. Lapisi bagian atas mulsa dengan jerami kering setebal 2-3 cm untuk perambatan semangka dan peletakan buah. Teknik Penanaman Penentuan Pola Tanaman Tanaman semangka merupakan tanaman semusim dengan pola tanam monokultur. Pembuatan Lubang Tanaman Penanaman bibit semangka pada lahan lapangan, setelah persemaian berumur 14 hari dan telah tumbuh daun ± 2-3 lembar. Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Persiapan pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindah ke darat. Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 80-100 cm/tergantung tebal tipisnya bedengan. Lahan tertutup dengan plastik mulsa, maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi lobang. Cara Penanaman Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram secara massal supaya tanah siap menerima penanaman bibit sampai menggenangi areal sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap. Sebelum batang bibit ditanam dilakukan perendaman, agar mudah pelepasan bibit menggunakan kantong plastik yang ada. Langkah imunisasi dilakukan dengan perendaman selama 5-10 menit disertai campuran larutan obat obatan. Susunan obat terdiri dari: 1 sendok teh hormon Atonik, Abitonik, dekamon, menedael, 1 sendok teh peres bakterisida tepung, 1 sendok teh peres fungisida serbuk/tepung. Urutan penanaman adalah sebagai berikut: Kantong plastik diambil hati-hati supaya akar tidak rusak. Tanam dengan tanah posisi kantong dan masukkan ke lubang yang sudah disiapkan Celah-celah lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan Lubang tanaman yang tersisa ditutup dengan tanah dan disiram sedikit air agar media bibit menyatu dengan tanah disekeliling dapat bersatu tanpa tersisa. Pemeliharaan Tanaman Penjarangan dan Penyulaman Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan, apabila tumbuh terlalu lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman dengan bibit baru yang telah disiapkan dari bibit cadangan. Dilakukan penjarangan bila tanaman terlalu lebat dengan memangkas daun dan batang yang tidak diperlukan, karena menghalangi sinar matahari yang membantu perkembangan tanaman. Penyiangan Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah ditebang karena mengganggu pertumbuhan buah. Pengaturan cabang utama dan cabang primer agar semua daun pada tiap cabang tidak saling menutupi, sehingga pembagian sinar merata, yang mempengaruhi pertumbuhan baik pohon/buahnya. Pembubunan Lahan penanaman semangka dilakukan pembubunan tanah agar akar menyerap makanan secara maksimal dan dilakukan setelah beberapa hari penanaman. Perempalan Dilakukan melalui penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang. Perempelan dilakukan untuk mengurangi tanaman yang terlalu lebat akibat banyak tunas-tunas muda yang kurang bermanfaat. Pemupukan Pemberian pupuk organik pada saat sebelum tanam tidak akan semuanya terserap, maka dilakukan pemupukan susulan yang disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Pada pertumbuhan vegetative diperlukan pupuk daun (Topsil D), pada fase pembentukan buah dan pemasakan diperlukan pemupukan Topsis B untuk memperbaiki kualitas buah yang dihasilkan. Pemberian pupuk daun dicampur dengan insekstisida dan fungisida yang disemprotkan bersamaan secara rutin. Adapun penyemprotan dilakukan sebagai berikut: Pupuk daun diberikan pada saat 7, 14, 21, 28 dan 35 hari setelah tanam; Pupuk buah diberikan pada saat 45 dan 55 hari setelah tanam; ZA dan NPK (perbandingan 1:1) dilakukan 21 hari setelah tanam sebanyak 300 ml, 25 hari setelah tanam sebanyak 400 ml dan 55 hari setelah tanam sebanyak 400 ml. Pengairan dan Penyiraman Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan melalui saluran diantara bedengan, frekuensi pemberian air pada musim kemarau 4-6 hari dengan volume pengairan tidak berlebihan. Bila dengan pompa air sumur (diesel air) penyiraman dilakukan dengan bantuan slang plastik yang cukup besar sehingga lebih cepat. Tanaman semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak kekurangan air. Waktu Penyemprotan Pestisida Selain pupuk daun, insktisida dan fungisida, ada obat lain yaitu ZPZ (zat perangsang tumbuhan); bahan perata dan perekat pupuk makro (Pm) berbentuk cairan. Dosis ZPT: 7,5 cc, Agristik: 7,5 cc dan Metalik (Pm): 10 cc untuk setiap 14- 17 liter pelarut. Penyemprotan campuran obat dilakukan setelah tanaman berusia >20 hari di lahan. Selanjutnya dilakukan tiap 5 hari sekali hingga umur 70 hari. Penyemprotan dilakukan dengan sprayer untuk areal yang tidak terlalu luas dan menggunakan mesin bertenaga diesel bila luas lahan ribuan hektar. Penyemprotan dilakukan pagi dan sore hari tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca. Pemeliharaan Lain Seleksi calon buah merupakan pekerjaan yang penting untuk memperoleh kualitas yang baik (berat buah cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman), calon buah yang dekat dengan perakaran berukuran kecil karena umur tanaman relatif muda (ukuran sebesar telur ayam dalam bentuk yang baik dan tidak cacat). Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Setiap calon buah ± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat ketidakmerataan terkena sinar matahari, sehingga warna kurang menarik dan menurunkan harga jual buah itu sendiri. HAMA DAN PENYAKIT Hama Hama tanaman semangka dapat digolongkan dalam 2 kelompok: hama yang tahan dan tidak tahan terhadap peptisida. Hama yang tidak tahan terhadap pestisida (Kutu daun, bentuk seperti kutu), umumnya berwarna hijau pupus, hidup bergelombol, tidak bersayap, dan mudah berkembang biak. Gejala yang terjadi daun berberecak kuning, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi dengan obatobatan. Hama kedua adalah hama yang tahan terhadap pestisida seperti: tikus, binatang piaraan (kucing, anjing dan ayam). Pengendallian: menjaga pematang selalu bersih, mendirikan pagar yang mengelilingi tanaman, pemasangan suatu alat yang menghasilkan bunyi-bunyian bila tertiup angin dan diadakan pergiliran jaga. Thrips Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan berkembang biak. Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida sampai tanaman basah dan merata. Ulat perusak daun Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, tanda serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang. Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi dan secara kimiawi. Tungau Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil mengisap cairan tanaman, membela diri dengan menggigit dan menyengat. Tandanya, tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat. Pengendalian: dilakukan secara non-kimiawi dan dengan pestisida. Ulat tanah Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman. Pengendalian: (1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) pengendalian secara kimiawi, dengan obat-obatan sesuai dengan aturan penanaman buah semangka. Kutu putih dan Lalat buah Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercakbercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan : terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar. Pengendalian : dilakukan secara non kimiawi (membersihkan lingkungan terutama pada kulit buah, tanah bekas hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul). Secara kimiawi : dengan obat-obatan. Penyakit Layu Fusarium Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab). Gejala: timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur, lambat laun akan. Pengendalian: (1) secara non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal baru yang belum ditanami, atau menanam benih yang sudah direndam obat; (2) secara kimiawi dilakukan penyemprotan bahan fungisida secara periodik. Bercak daun Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang. Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian: (1) secara non kimiawi seperti pada penyakit layu fusarium; (2) tanaman disemprot dengan fungisida yang terdiri dari Dithane M 45dosis 1,8-2,4 gram/liter; Delsene MX 200 dengan dosis 2-4 gram/liter, Trimoltix 65 Wp dosis 2-3 gram/liter dan Daconil 75 Wp dosis 1-1,5 gram/liter. Antraknosa Penyebab: seperti penyakit layu fusarium. Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas. Pengendalian: (1) dilakukan secara non kimia sepeti pengendalian penyakit layu fusarium; (2) menggunakan fungisida Velimex 80 WP dosis 2-2,5 gram/liter air. Busuk semai Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati. Pengendalian: benih direndam di dalam obat Benlate 20 WP dosis 1-2 gram/liter air dan Difolathan 44 FF dosis 1-2 cc/liter air. Busuk buah Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah mulai dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan. Karat daun Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman. Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang. Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium. Belum ditemukan obat yang tepat, sehingga tanaman yang terlanjur terkena harus, supaya tidak menular pada tanaman sehat. Gulma Selain gangguan oleh hama dan penyakit, gangguan juga disebabkan kekurangan/kelebihan unsur hara yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pohon semangka yang kekurangan dan kelebihan unsur hara tersebut, menderita akibat adanya gulma (tanaman pengganggu). DATA IKLIM DAERAH-DAERAH DI INDONESIA YANG SESUAI DENGAN SYARAT TUMBUH KOMODITAS SEMANGKA Kondisi dan kesesuain kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat No Data iklim 1. Radiasi matahari/ intensitas penyinaran matahari - 2. Temperatur ± 26 oC – 27oC 3. Kelembaban 70-80% 4. Curah hujan 1.428,45 mm / tahun 5. Jumlah hari hujan 75 hari 6. Arah angin - 7. Evaporasi Tinggi 8. Kecepatan angin - 9. Ketinggian - klasifikasi Schmidt dan Ferguson, wilayah ini termasuk pada type D (iklim sedang). Angin barat dan angin timur bertiup secara bergantian kurang lebih setiap 6 bulan, angin barat bertiup bulan Desember sampai dengan bulan April dan angin timur pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober. Kecamatan yang mengalami curah hujan tinggi antara lain kecamatan Anjatan, Cikedung dan kecamatan Haurgeulis secara berturut-turut adalah 2.167 mm/tahun, 1.869 mm/tahun dan 1.865 mm/tahun. Sedangkan hari hujan terbanyak adalah kecamatan Cikedung dan Gabuswetan yaitu sebanyak 94 hari hujan per tahun. Dalam kondisi demikian wilayah indramayu memiliki iklim yang tepat dan sesuai dengan syarat tumbuh dari tanaman semangka sehingga tanaman semangka dapat dibudidayakan di sana. Kondisi dan kesesuaian kabupaten Karawang Jawa Tengah No Data iklim 1. Radiasi matahari/ intensitas penyinaran matahari 66% 2. Temperatur ± 27oC 3. Kelembaban 80% 4. Curah hujan 1.100 – 3.200 mm/tahun 5. Jumlah hari hujan - 6. Arah angin - 7. Evaporasi Tinggi 8. Kecepatan angin 30 – 35 km/jam 9. Ketinggian 26 – 1.200 dpl 10. Tekanan Udara 0,01 milibar Sesuai dengan bentuk morfologinya Kabupaten Karawang terdiri dari dataran rendah yang mempunyai temperatur udara rata-rata 270C dengan tekanan udara rata-rata 0,01 milibar, penyinaran matahari 66 persen dan kelembaban nisbi 80 persen. Curah hujan tahunan berkisar antara 1.100 – 3.200 mm/tahun. Pada bulan Januari sampai April bertiup angin Muson Laut dan sekitar bulan Juni bertiup angin Muson Tenggara. Kecepatan angin antara 30 – 35 km/jam, lamanya tiupan rata-rata 5 – 7 jam. Kondisi iklim diatas cocok dengan syarat tumbuh komoditas semangka sehingga komoditas semangka cocok untuk diusahakan di daerah karawang. Kondisi dan kesesuain kabupaten Magelang Dari semua kota dan kabupaten yang ada di jawa tengah, wilayah yang memenuhi syarat tumbuh semangka adalah di Kabupaten Magelang. Berikut rincian data iklim dari Kabupaten Magelang: No Data iklim 1. Radiasi matahari/ intensitas penyinaran matahari - 2. Temperatur ± 16-26 derajat celcius 3. Kelembaban 85-95 % 4. Curah hujan 2.186 mm/tahun 5. Jumlah hari hujan 103 hari 6. Arah angin tenggara / 25km/jam 7. Evaporasi Tinggi 8. Kecepatan angin - 9. Ketinggian 500 mdpl 10. Tekanan Udara - Kondisi dan kesesuain kabupaten Kulon Progo (DIY) No Data iklim 1. Radiasi matahari/ intensitas penyinaran matahari 37,5% - 52,5% 2. Temperatur ± 24,2 0C – 25, 4 0C 3. Kelembaban 78,6% - 85,9% 4. Curah hujan 2.388 mm/tahun 5. Jumlah hari hujan 112 hh/tahun atau 9 hh/bulan 6. Arah angin Timur- Selatan 7. Evaporasi Sangat tinggi 8. Kecepatan angin ± 5 – 25 km/jam 9. Ketinggian ± 0 – 100 mdpl Kondisi dan kesesuain kabupaten Malang Jawa Timur No Data iklim 1. Radiasi matahari/ intensitas penyinaran matahari - 2. Temperatur 18o C hingga 32o C 3. Kelembaban 45,0 persen hingga 100,0 persen 4. Curah hujan 66 mm hingga 941,0 mm 5. Jumlah hari hujan - 6. Arah angin - 7. Evaporasi - 8. Kecepatan angin - 9. Ketinggian 250-500 meter diatas permukaan laut (dpl) Berdasarkan hasil pemantauan tiga pos pemantauan Stasiun Klimatologi Karangploso-Malang, pada Tahun 2010 suhu udara rata-rata relatif rendah, berkisar antara 18o C hingga 32o C. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 45,0 persen hingga 100,0 persen dan curah hujan rata-rata berkisar antara 66 mm hingga 941,0 mm. Curah hujan rata-rata terendah terjadi pada Bulan Juli, hasil pemantauan Pos Karangkates. Sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi terjadi juga pada Bulan Nopember, hasil pemantauan  Pos Lanud A.R Saleh. Berdasarkan keadaan tersebut, maka daerah kabupaten Malang sesuai dengan syarat tumbuh dari komoditas teh. Kondisi dan kesesuain kabupaten Banyuwangi Jawa Timur No Data iklim 1. Radiasi matahari/ intensitas penyinaran matahari 44- 92 % 2. Temperatur 25,7 - 28,2 derajat celcius 3. Kelembaban 78% - 85 % 4. Curah hujan 24,8 mm sampai 181,6 mm 5. Jumlah hari hujan Maksimal 27 hari per bulan 6. Arah angin Selatan 7. Evaporasi 141 mm per bulan 8. Kecepatan angin 1,6 - 3,7 knot 9. Ketinggian 0 – 1000 meter dpl 10. Tekanan Udara 1007,1- 1012,6 mb DAFTAR PUSTAKA Prabowo, Yudi. 2007. Budidaya Semangka. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-semangka.html. diakses 25 maret 2013. jabar.go.id Ristek.go.id BPTP. 2011. Kabupaten Magelang. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. http://jateng.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=49&Itemid=167 Data Curah Hujan Banyuwangi. 1997-2008. Banyuwangi: Badan Meteorologi dan Geofisika Modul Online. Atmosfer (Cuaca dan Iklim). Diakses tanggal 26 Maret 2013 Slamet Kristiyanto, Marhadi. 2004. Geografi Regional Indonesia (Bagian Alamiah). Malang: Universitas Negeri Malang www.google.co.id. Banyuwangi Map. Diakses tanggal 26 Maret 2013