Pachamama Kawsan. Hacia una ecología andina. (2017)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filsafat adalah sumber dan dasar dari cabang-cabang filsafat yang lain termasuk didalamnya adalah filsafat ilmu. Filsafat ilmu dari berbagai kalangan filsuf dianggap sebagai suatu cabang filsafat yang sangat penting dan mesti dipelajari secara mendalam. Filsafat tentunnya sangat berbeda dengan ilmu karena untuk mengkaji dan mengetahui apakah sesuatu itu adalah ilmu ternyata dasarnya adalah dengan jalan berfikir secara mendalam atau berkontemplasi. Dalam perumusan suatu ilmu ataupun pengetahuan sebelum secara konkrit disebut sebagai ilmu dan pengetahuan tentunya ada rumusan yang dianggap mampu memberikan nilai-nilai yang mendekati suatu kesempurnaan berfikir sehingga pada akhirnya sesuatu itu dikatakan sebagai ilmu atau pengetahuan. Dalam kajian itu pula ternyata harus melalui suatu proses yang oleh parah ahli disebut berfilsafat. Filsafat secara umum adalah sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran, secara khusus terdapat banyak perbedaan pendapat dapat dilihat dari berbagai segi yaitu menggunakan rationalisme atau mengagungkan akal, materialisme atau mengagungkan materi, idealisme atau mengagungkan ide, hedonisme mengagungkan kesenangan dan atau stocisme mengagungkan tabiat saleh. Filsafat ilmu dan filsafat tidak dapat dipisahkan bahkan jikalau diibaratkan keduanya seperti mata uang logam atau dua sisi yang saling terkait. Untuk memahami secara umum kedua sisi tersebut maka perlu pemisahan dua hal itu yaitu filsafat ilmu disatu sisi sebagai disiplin ilmu dan disisi lain sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan. Sebagai sebuah disiplin ilmu, filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang membicarakan obyek khusus, yaitu ilmu pengetahuan yang memiliki sifat dan karakteristik tertentu hampir sama dengan filsafat pada umumnya dan filsafat ilmu sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan, ia merupakan kerangka dasar dari proses keilmuan itu sendiri. Secara sederhana, filsafat dapat diartikan sebagai berfikir menurut tata tertib dengan bebas dan sedalam-dalamnya, sehingga sampai kedasar suatu persoalan, yakni berfikir yang mempunyai ciri-ciri khusus, seperti analitis, pemahaman deskriptif, evaluatif, interpretatif dan spekulatif. Sejalan dengan ini, Musa Asy " ari menyatakan bahwa filsafat adalah berfikir bebas, radikal, dan berada pada dataran makna. Bebas artinya tidak ada yang menghalang-halangi kerja pikiran. Radikal artinya berfikir sampai ke akar-akar masalah (mendalam) bahkan sampai melewati batas-batas fisik atau yang disebut metafisis. Sedang berfikir dalam tahap makna berarti menemukan makna

Éditée par Patrizia Gasparini 🔗Per acquistare il volume: https://bit.ly/3wNvPW4 Le premier document témoignant d’un échange entre Pio Rajna et Gaston Paris remonte a 1872: c’est la carte de visite que Paris adressa au jeune chercheur lors de son voyage en Italie manifestant le regret de ne pas avoir pu le rencontrer a la Bibliothèque du Séminaire de Padoue. Ce fut le début d’une correspondance riche et affectueuse, reflétant les chemins empruntés par les deux savants sous le signe d’une même confiance dans la nouvelle approche scientifique a l’étude de la littérature du Moyen Âge. Gaston Paris vit en Rajna un collaborateur précieux pour la «Romania»; son opinion devait être partagée par Paul Meyer. La correspondance de ce dernier fait état d’un dialogue aiguise et rigoureux avec le collègue italien, surtout sur le terrain de l’occitan et de la paléographie. C’est Meyer qui le sollicita d’ailleurs pour entrer dans l’arène contre Joseph Bédier, porteur, dans ses Legendes epiques, d’un nouveau récit des origines des chansons de geste. Se dessine alors, dans ces correspondances, tout un pan de l’histoire des temps héroïques de la philologie romane, ancrée dans la recherche de la «vérité» scientifique du «fait littéraire» et tournée vers une interprétation renouvelée de la littérature médiévale. Enfin, si les évènements historiques contemporains ne sont jamais commentés de manière explicite, nombreuses sont les allusions indirectes aux tensions politiques entre France et Italie, surtout dans la correspondance entre Rajna et Paris, en raison de la politique de F. Crispi et du rapprochement entre l’Allemagne et l’Italie, jusqu’a l’assassinat de Sadi Carnot par un anarchiste italien. Aux tensions politiques et a la dureté de l’Histoire, nos correspondants opposent une amitié «civile» fondée sur les valeurs d’une science considérée comme garante morale d’une vérité partagée. Leurs lettres en sont un saisissant témoignage. Il volume verrà presentato il prossimo 19 marzo 2024, nell'ambito del Seminario di Filologia Romanza (📍Firenze, presso la sede della Fondazione Ezio Franceschini). Per maggiori informazioni: https://www.sismel.info/link_materiali/FEF%20presentazione%20Rajna%202024.pdf

Libro del autor Walter Riso

Journal of Politics and Law

This article focuses on the regulation of maritime autonomous surface vessels from the perspective of international law of the sea. The article discusses on the possibility of developing a legal framework to regulate autonomous maritime navigation based on laws and regulation of autonomous driving of landed vehicles. The authors opine that existing legal framework does not conform to the goal of regulation of autonomous navigation. However, the regulation of autonomous car testing and exploitation could be imitated to design a new legal framework for autonomous shipping. Despite the divergent approaches, some principles remain in common particularly of cybersecurity and privacy. As computer systems are replacing the need of a master and crew for digitally managed ships, low level of cybersecurity implies an increase in risk of losing control over the vessel. The authors are of the opinion that that current legal acts, standards and their drafts do not pay necessary attention to the ...

COVID-19 is a systemic infection with a significant impact on the hematopoietic system and hemostasis. Mild thrombocytopenia has been shown to occur in patients with COVID-19, usually noted on admission to hospital. We report a case of a severe thrombocytopenia in a patient in the recovering stage of COVID-19. We conclude that an immune mechanism was responsible as common causes were excluded. The patient were successfully treated with intravenous immunoglobulins and steroids. This report highlights the need for vigilant monitoring for complications associated with COVID-19.