Academia.eduAcademia.edu

Analisis ukuran sampel data iklim

Hari/tanggal Nama NRP : Rabu, 27 September 2017 : Hendra Atin Saputra : G24150040 Asisten : 1. Tri Prasetiawan G24140001 2. Tiara Agustin G24140011 3. Melda Hazrina G24140023 4. Rif’an Rizqi G24140035 5. M Fitrul Huda G24140036 NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX (NDVI) WILAYAH KAJIAN KABUPATEN TASIKMALAYA Tujuan Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan proses transformasi NDVI dan mengetahui kerapatannya, dan melakukan pemetaan indeks vegetasi. Metodologi Praktikum ini menggunakan laptop yang sudah dilengkapi dengan perangkat lunak ArcMap 10.3, data citra Landsat-8, dan data vektor wilayah Indonesia. Praktikum dilaksanakan hari Rabu, 27 September 2017 di RK. 16 FAC 401 A. Buka ArcMap 10.3 Lakukan pencarian menggunakan shortkey CTRL+F, untuk mencari Raster Calculator Ubah warna indikator NDVI menjadi gradasi warna yang menunjukkan vegetasi dan non vegetasi Add layer hasil croppinf dan stacking layer pada praktikum ke 1 Hitung nilai NDVI dengan rumus NIR −R NIR+R NDVI = menggunakan Raster Calculator Ubah pilihan symbologi stratched untuk histogramnya menjadi standar deviasi Pilih band NIR dan band merah (band 4 dan band 3 pada kondisi ini) Simpan hasil perhitungan pada direktori yang diinginkan Tampilkan histogram Analisis bentuk sebarna, nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasinya Gambar 1 Diagram alir menentukan NDVI dari data citra Landsat-8 Hasil dan Pembahasan Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki ketinggian berkisar antara 0 – 2.500 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan luas wilayah Kabupaten Tasikmalaya secara keseluruhan adalah 2.708,82 km2. Berdasarkan data yang diperoleh dari website resmi Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, kemiringan lereng di wilayah Kabupaten Tasikmalaya berkisar antara 0% sampai dengan kemiringan diatas 40%. Dari data kemiringan lahan tersebut, dapat terlihat bahwa sebagian besar bentang alam Kabupaten Tasikmalaya didominasi oleh bentuk permukaan bumi agak curam sampai dengan sangat curam yaitu sebesar 78,47 persen. Kondisi kemiringan lahan tersebut kurang menguntungkan untuk pengembangan prasarana dan sarana wilayah. Sedangkan kemiringan lahan yang sangat menunjang untuk pengembangan permukiman perkotaan hanya sebesar 21,53 persen dari total luas kabupaten. Kondisi topografi kabupaten Tasikmalaya yang seperti itu memungkinkan wilayahnya menjadi wilayah perkebunan yang baik. Bahkan kabupaten Tasikmalaya menjadi salah satu penghasil teh terbanyak dengan luas lahan perkebunan teh rakyat sebesar 9,039 ha dari total seluruh luas Kabupaten Tasikmalaya (Lukman et al. 2017). Topografi kabupaten Tasikmalaya yang kurang menguntungkan untuk pengembangan wilayah perkotaan dan penggunaan lahan yang didominasi oleh perkebunan serta pengelolaan sumberdaya alam lainnya, menjadikan sebagian besar kabupaten Tasikmalaya termasuk kawasan rural. Kawasan rural (pedesaan) merupakan wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa, pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi (Sari et al. 2014). Gambar 2 Peta NDVI Kabupaten Tasikmalaya Indeks vegetasi adalah salah satu parameter yang digunakan untuk menganalisa keadaan vegetasi vegetasi dari suatu wilayah. Tingkat kerapatan vegetasi dapat dikaji melalui penggunaan teknologi yang saat ini terus berkembang. Identifikasi kerapatan vegetasi dapat dilakukan dengan cepat dengan cara interpretasi citra secara digital menggunakan teknik transformasi NDVI ( Normalized Difference Vegetation Index ), yang merupakan sebuah transformasi citra penajaman spektral untuk menganalisa hal-hal yang berkaitan dengan vegetasi (Putra dan Erwin 2011). NDVI merupakan teknik transformasi citra yang dikombinasi secara matematis antara band merah dan band NIR yang ada pada citra satelit. Nilai NDVI mempunyai rentang anatara -1 (minus) hingga 1 (positif). Nilai yang mewakili vegetasi berada pada rentang 0.1 hingga 0,7, jika nilai NDVI di atas nilai ini menunjukkan tingkat kesehatan dari tutupan vegetasi yang lebih baik (Wass dan Nababan 2010). Peta NDVI pada gambar 2 menunjukkan kondisi vegetasi di kabupaten Tasikmalaya, dengan nilai minimum -0.11 dan nilai maksimum 0.55. Nilai NDVI yang lebih tinggi digambarkan oleh warna hijau sedangkan nilai NDVI rendah digambarkan oleh warna oranye. Gambar 3 Histogram NDVI Kabupaten Tasikmalaya Histogram pada gambar 3 menjelaskan bentuk sebaran vegetasi yang ada di wilayah kabupaten Tasikmalaya. Sebaran vegetasi yang ditunjukkan oleh histogram terbsebut menunjukkan sebaran yang menjulur ke kiri. Pada histogram yang sebarannya menjulur ke kiri, nilai-nilai yang kecil di ekor kiri akan membuat mean lebih kecil dari mediannya (Walpole 1992). Data statistik dari histogram tersebut menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar -0,11 dan nilai maksimum sebesar 0,55 dengan rataan 0,30. Bentuk histogram serta besarnya nilai maksimum yang semakin mendekati nilai 1 menunjukkan bahwa sebagian besar lahan di wilayah kabupaten Tasikmalaya didominasi oleh vegetasi dengan kondisi vegetasi yang cukup rapat. Hal tersebut sesuai dengan kondisi topografi di lapangan, dimana sebagian besar wilayah kabupaten Tasikmalaya tergolong kawasan rural dengan luasan lahan perkebunan yang cukup luas. Kesimpulan Kabupaten Tasikmalaya termasuk dalam kawasan rural. Nilai NDVI yang diperoleh berada pada rentang -0,11 sebagai nilai minimum sampai dengan 0,55 sebagai nilai maksimum dengan rataan 0,30. Berdasarkan histogram dan hasil pemetaan NDVI, dapat diketahui bahwa wilayah kabupaten Tasikmalaya didominasi oleh vegetasi dengan sebaran vegetasi yang cukup rapat. Daftar Pustaka Lukman A, Sutandi A, Munibah K. 2017. Arahan pengembangan perkebunan teh (Camelia sinensis (L,) O. Kuntze) rakyat di Kabupaten Tasikmalaya. Journal of Regional and Rural Development Planning. 1(2) : 158-173. Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. 2010. Kondisi Topografis [Internet]. [Diunduh 2017 September 22]. Tersedia pada http://www.tasikmalayakab.go.id/index.php/en/home/kondisi-topografis Putra H, Erwin, 2011. Penginderaan Jauh dengan Er Mapper. Yogyakarta (ID) : Gadjah Mada University Press. Sari MS, Safitri D, Sugito. 2014. Klasifikasi wilayah desa-perdesaan dan kota-perkotaan wilayah kabupaten Semarang dengan Support Vector Machine (SVM). Jurnal Gaussian. 3(4) : 751-760. Walpole RE. 1992. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta (ID) : PT Gramedia Pustaka Utama. Wass HJD, Nababan B. 2010. Pemetaan dan analisis index vegetasi mangrove di pulau Saparua Maluku Tengah. E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 2(1) : 5058.