Academia.eduAcademia.edu

Meneropong Perkembangan Penduduk Jawa Abad ke-19

Sebuah Telaah Hubungan antara Demografi dengan Sejarah Mengapa perkembangan ilmu sejarah atau studi sejarah kritis sejak akhir Perang Dunia II menunjukkan kecenderungan kuat untuk mempergunakan pendekatan ilmu sosial telah diterangkan di bagian depan. Rapproachement atau proses saling mendekati antara ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

Meneropong Perkembangan Penduduk Jawa Abad ke-19 Sebuah Telaah Hubungan antara Demografi dengan Sejarah Mengapa perkembangan ilmu sejarah atau studi sejarah kritis sejak akhir Perang Dunia II menunjukkan kecenderungan kuat untuk mempergunakan pendekatan ilmu sosial telah diterangkan di bagian depan. Rapproachement atau proses saling mendekati antara ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: Sejarah deskriptif-naratif sudah tidak memuaskan lagi untuk menjelaskan berbagai masalah atau gejala yang serba kompleks. Oleh karena objek yang demikan memuat berbagai aspek atau dimensi permasalahan, maka konsekuensi logis ialah pendekatan yang mampu mengungkapkannya. Pendekatan multidimensional atau social scientific adalah yang paling tepat untuk dipergunakan sebagai cara menggarap permasalahan atau gejala tersebut di atas. Ilmu-ilmu sosial telah mengalami perkembangan pesat, sehingga dapat menyediakan teori dan konsep yang merupakan alat analitis yang relevan sekali untuk keperluan analisisn historis. Studi sejarah tidak terbatas pada pengkajian hal-hal informatif tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana, tetapi juga ingin melacak berbagai struktur masyarakat, pola kelakuan, kecenderungan proses dalam berbagai bidang, dan lain-lain. Kesemuanya itu menuntut adanya alat analitis yang tajam dan mampu mengekstrapolasikan fakta, unsur, pola, dan sebagainya. Perlu diakui bahwa dalam periode tersebut diatas, ilmu sejarah menerima pengaruh besar dari kemajuan pesat ilmu sosial, anatara lain perspektivisme yang menonjol sehingga terasa perlu mengadakan perubahan metodologi yang lebih canggih serta lebih produktif. Peminjaman alat-alat analitis dari ilmu-ilmu sosial adalah wajar karena sejarah konvensional miskin akan hal itu, antara lain disebabkan oleh tidak adanya kebutuhan menciptakan teori dan istilah-istilah khusus serta cukup memakai Bahasa kehidupan sehari-hari dan common sense. Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Meodologi Sejarah (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014), hlm. 136. Dalam studinya, ilmu sejarah kontemporer sudah mulai banyak meminjam alat-alat analitis dari ilmu-ilmu sosial, salah satunya adalah ilmu demografi. Demografi adalah uraian tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian, dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis dan komposisi penduduk, serta bagaimana faktor-faktor ini berubah dari waktu ke waktu. David Lucas, Pengantar Kependudukan (Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press, 1982), hlm. 1. Demografi dapat dianggap bersifat antar-disiplin karena erat hubungannya dengan disiplin-disiplin lain seperti matematika, biologi, kedokteran, geografi, sosiologi, ekonomi, dan tentu saja sejarah. Ilmu sejarah kadang memerlukan bantuan ilmu demografi dalam menuliskan data statistik mengenai kependudukan pada rentang tahun tertentu. Sudah banyak tulisan sejarah mengenai kelahiran penduduk, kematian penduduk, ataupun perpindahan penduduk yang selama ini kita kenal dengan variabel demografi. Jauh lebih dalam lagi, ilmu demografi bahkan dapat mengkaji berbagai bidang yang akan sangat diperlukan dalam studi sejarah misalnya penyebaran etnis-etnis besar di Indonesia, penyebaran etnis Tionghoa, penghitungan komposisi agama di Indonesia, bahkan dapat pula mengkaji mengenai perilaku partai politik di Indonesia yang kesemuanya akan sangat dibutuhkan dalam Ilmu sejarah. Kembali ke aspek variabel demografi, tentunya akan sangat luas dikaji baik dalam kajian demografi maupun dalam kajian sejarah. Variabel demografi akan sangat menentukan bagi perkembangan penduduk suatu wilayah. Meskipun begitu, sering pula data-data tersebut kurang akurat dan perlu dikritik lebih lanjut. Di Indonesia, sekalipun di Jawa, informasi atau data demografi abad ke-19 yang tersedia sangat terbatas. Bahkan informasi yang sangat dasar seperti angka-angka jumlah penduduk sering merupakan sumber perdebatan. Angka-angka Resmi Penduduk Jawa untuk Tahun-tahun tertentu Abad ke-19 Tahun Penduduk (dalam ribuan) Reit Perkembangan Tahunan (%)* Sumber 1795 3500 2,48 1,94 2,64 1,87 1,91 1,86 1,25 Nederburg(hasil perkiraan) Raffles(“sensus” 1815 4499 1845 9374 Blecker(kompilasi dari registrasi desa) 1860 12514 1870 16233 Kompilasi dari registrasi desa, pada mulanya dipublikasikan setiap tahun(1849-1895) 1880 19541 1890 23609 1900 28386 Keterangan: *: Reit (rasio yang dihitung dengan dasar interval waktu tertentu) perkembangan penduduk tahunan Jawa antara tahun-tahun berurutan. SUMBER: B. Peper, “Population Growth in Java in the 19th Century,” Population Studies, 24, (1970), hal. 72; B. White, “Demand for Labour and Population Growth in Colonial Java” dalam Human Ecology 1.3, (1973). Pada tabel diatas disajikan angka-angka jumlah penduduk Jawa hasil perkiraan atau perhitugan resmi untuk tahun-tahun tertentu antara tahun 1795-1900 dan reit dalam perkembangan tahunan untuk berbagai periode dalam masa itu. Alasan-alasan terpenting yang umumnya dikemukakan untuk menerangkan perkembangan penduduk cepat di Jawa berkisar pada: J.C. Breman, Jawa Pertumbuhan Penduduk dan Struktur Demografi (Jakarta: Bhatara Press, 1971), hlm. 52. Terjadinya perbaikan tingkat hidup penduduk pribumi Meluasnya pelayanan kesehatan, bukti konkretnya adalah introduksi vaksinasi cacar Perwujudan ketertiban dan perdamaian oleh pemerintah Belanda. perkembangan penduduk dihubungkan dengan meningkatnya pengaruh sistem kolonial Belanda terhadap ekspansi lapangan kehidupan. Perkembangan penduduk dan agkatan kerja yang luar biasa sebagai reaksi terhadap western know how dibarengi oleh perluasan sistem pertanian ke daerah-daerah yang belum diusahakan. Teknologi tak mengalami kemajuan yang berarti. Dalam hal itu, sistem pertanian sawah siap untuk menampung jumlah tenaga kerja yang makin bertambah di pedesaan. Pandangan lain yang mencoba menerangkan faktor-faktor yang bertanggung jawab bagi perkembangan penduduk di Jawa abad ke-19 menggagas hubungan antara permintaan terhadap tenaga kerja dan perkembangan penduduk. Said Rusli, Pengantar Ilmu Kependudukan (Jakarta: LP3ES, 2012), hlm. 32. Jumlah penduduk di Jawa diperkirakan sekitar 28,5 juta pada akhir abad ke-19. Sedangkan untuk daerah-daerah lain atau pulau-pulau lain di Indonesia, bagi periode sampai tahun 1905 informasi demografi yang tersedia secara terbatas diragukan kemanfaatannya karena sangat kurang reabilitasnya. Pada zaman sebelum Indonesia merdeka, pengumpulan data jumlah penduduk yang lebih seksama mencakup seluruh wilayah Indonesia dilaksanakan untuk pertama kali pada tahun 1920 yang dikenal sebagai Sensus Penduduk 1920. Diperlukan suatu kritik terhadap suatu sumber yang belum tentu kredibilitasnya, seperti contoh diatas, para ahli pada umumnya berpendapat under enumeration bagi angka-angka jumlah penduduk resmi awal abad ke-19. Namun angka-angka tersebut masih dipandang bermanfaat. Bahkan ada penulis-penulis yang walaupun mengakui penghitungan Raffles terlalu rendah untuk ukuran penduduk Jawa di permulaan abad ke-19, namun mereka banyak yang mengambil data Raffles tersebut sebagai starting point. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa baik disiplin ilmu demografi maupun ilmu sejarah sama-sama saling membutuhkan. Aspek-aspek satu sama lain yang terdapat dalam masing-masing bidang diperlukan untuk saling mewarnai bidang lain. Demografi akan membutuhkan sejarah tatkala mereka berhadapan dengan sebuah kebenaran yang majemuk, dan untuk mencari kebenaran yang sejati diperlukan analisis sejarah. Di sisi lain, sejarah membutuhkan ilmu bantu demografi untuk lebih mengkonkritkan data, selain itu demografi juga sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang penulisan sejarah yang berhubungan dengan kependudukan seperti sejarah sosial, sejarah politik, sejarah pedesaan, sejarah perkotaan dan lain sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Breman, J.C. 1971. Jawa Pertumbuhan Penduduk dan Struktur Demografi. Jakarta: Bhatara Press. Kartodirjo, Sartono. 2014.Pendekatan Ilmu Sosial dalam Meodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Lucas, David. 1982. Pengantar Kependudukan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rusli, Said. 2012. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES. Yunanto Eka Prabowo 121411431044