Academia.eduAcademia.edu

Outline

Molsca dan anellida

Abstract

Makalah

A. Latar Belakang Annelida berasal dari bahasa latin anellus = cincin kecil adalah filum luas yang terdiri dari cacing bersegmen, dengan sekitar 15.000 spesies modern, antara lain cacing tanah, pacet dan lintah. Filum ini ditemukan di sebagian besar lingkungan basah, seperti air tawar dan di laut. Panjang anggotanya mulai dari di bawah satu milimeter sampai tiga meter. Filum ini dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea. Moluska berasal dari bahasa latin molluscus = lunak, merupakan hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Ke dalamnya termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan kerabatnya. Moluska merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah filum Arthropoda. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, ditambah 35 ribu jenis dalam bentuk fosil. Moluska hidup di laut, air tawar, payau, dan darat. Dari palung benua di laut sampai pegunungan yang tinggi, bahkan mudah saja ditemukan di sekitar rumah kita. Kedua filum hewan ini sudah sering kita jumpai sehari-hari, banyak orang menganggap hewan dari filum ini adalah hewan yang menjijikan. Namun sebenarnya hewan-hewan dari filum ini ada yang bermanfaat bagi kehidupan manusia sehari-hari. Dalam makalah ini akan membahas tentang kedua filum dari golongan hewan invertebrata ini. ANNELIDA A. Karakteristik Annelida yang didalamnya terdiri dari cacing yang bersegmen atau beruas. Di setiap segmen atau ruasnya mempunyai organ tubuh seperti alat reproduksi, otot, pembuluh darah, dan sebagainya yang tesendiri tetapi segmen-segmen tersebut tetap berhubungan satu sama lain dan terkoordinasi, sifat ini disebut metameri (Rusyana. 2016). Habitatnya di darat, air tawar dan air laut, bentuk cacing ini bulat panjang, tersusun atas segmen-segmen yang saling berhubungan yang disebut somit. Alat pencernaan, sekresi, peredaran darah, saraf dan alat perkembangbiakannya telah berkembang dengan baik. Tubuhnya memiliki rongga badan diantara kulit dan dinding ususnya dan disetiap segmen tubuhnya terdapat bulu-bulu pendek (chaeta) (Astuti. 2007). B. Klasifikasi 1. Polychaeta Cacing pada kelas ini memiliki rambut yang banyak di tubuhnya dan permukaan tubuhnya dilapisis oleh kutikula sehingga licin dan kaku. Mempunyai warna yang menarik, di kepalanya terdapat mulut, mata dan tentakel. Bernafas menggunakan insang, kulit dan lapisan epidermis. Cacing ini memiliki sepasang struktur yang mirip dayung atau bukit yang disebut parapodia (hampir seperti kaki) yang berfungsi dalam lokomosi. Parapodia sangat kaya akan pembuluh darah dan berfungsi sebagai insang (Campbell. 2003). Sebagian besar Polychaeta hidup di air laut. Alat pencernaannya terdiri atas: mulut, faring, esofagus, usus, anus. Antara dinding tubuh dan intestine tedapar selom yang berisi alat ekskresi (nepridium) dan alat kelamin. Sistem peredaran darah terdiri atas pembuluh darah dorsal yang memompa darah kearah depan, pembuluh ventral yang mengalirkan darah ke bagian belakang. Pembuluh darah lateral adalah yang menghubungkan kepada organ- organ lain. 2. Olygochaeta Contoh dari kelas ini adalah cacing tanah (Lumbirus terrestris). Kebalikan dari cacing polychaeta, cacing oligochaeta memiliki rambuh lebih sedikit. Hidup di air tawar dan tanah yang mengandung humus. Tubuhnya bulat panjang, warna bagian dorsal lebih gelap dibandingkan dengan bagian venralnya, segmen tubuhnya lebih dari 100 buah yang masing-masing dengan 4 pasang rambut. Pada ujung (anterior) terdapat sebuah tonjolan daging yang disebut prostomium. Dinding tubuh terdiri dari kutikula, epidermis, otot melingkar, dan otot memanjang. Bagian selom memisahkan atara dinding dan intestin, antara segmen yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh sekatpemisah vertikal. Selaput yang membatasi dinding tubuh sebelah dalam disebut peritonium. Cairan yang berada dalam selom mebantu dalam ekskresi. Sistem pencernaan makanan terdiri atas: mulut-faring-esofagus- crop (tembolok)-gizzard (lambung yang menebal berguna untuk menggiling makanan)-usus (mulai dari segmen ke-19 sampai anus). Sistem ekskresinya adalah Nephridium. Sistem peredaran darahnya, darah dipompa ke bagian depan oleh pembuluh darah dorsal dan dialirkan ke bagian bawah melalui 5 pasang jantung ke dalam pembuluh darah subintestin yang selanjutnya akan bercabang-cabang ke bagian intestin, nephridium dan dindidng tubuh. Sistem respirasinya dalah permukaan kulit. Cacing tanah adalah hewan hemafrodit, tetapi mereka melakukan pembuahan silang. Dua cacing tanah kawin dengan cara mengatur diri mereka sedemikian rupa sehingga mereka dapat mempertukarkan sperma, dan kemudian mereka akan memisah. Sel sperma yang diterima disimpa secara temporer sementara suatu organ khusus, atau klitelum, mensekresikan kepompong yang seperti mukus. Kepompong bergeser di sepanjang tubuh cacing dan memungut telur kemudian sperma yang tadi disimpan. Kepompong tersebut lepas dari kepala cacing dan tinggal dalam tanah sememntara embrioberkembang. Beberapa cacing tanah juga dapat reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi diikuti denganregenerasi (Campbell. 2003). Adanya cacing tanah dapat membantu meningkatkan aerasi didalam tanah, sehingga dapat mengolah tanah dengan menurunkan kepadatan tanah dan berlangsung secara terus-menerus sesuai dengan daya dukungnya. Cacing tanah membuat lubang dengan cara mendesak massa tanah (Subowo. 2008). 3. Hirudinae Contoh dari kelas ini adalah lintah, hidup di air tawar tetapi juga ada yang hidup di darat atau tanah yang bergerak melalui vegetasi lembap. Tidak memuliki rambut ditubuhnya, tubuhnya pipih lebardengan dua alat pengisap yang terletak diujung anterior dan posterior.mulutnya terletak pada alat pengisap anterior yang dilengkapi dengan 3 buah rahang, mempunyai gigi kitin (zat tanduk), ludahnya memiliki zat anti pembekuan darah dan bernafas menggunakan insang (stigma). Sistem respirasi melalui permukaan tubuhnya. Sistem ekskresi dilakukan oleh 17 pasang nephridium. Sistem reproduksinya, cacing ini bersifat hemafrodit, tetapi sel telur dari satu hewan dibuahi oleh sperma dari hewan lain. Makanan cacing ini berupa cacing, larva serangga, invertebrata lain dan darah. C. Peranan Annelida Meskipun banyak orang menganngap cacing adalah hewan yang menjijikan tetpai terdapat beberapa manfaat dari cacing, sebagai berikut. a) Cacing tanah sangat bermanfaat untuk menggemburkan tanah dan kotorannya memperbaiki tekstur tanah. b) Cacing polychaeta Nereis sp. yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan induk udang, karena memiliki kandungan nutrisi yang dapat menyempurnakan mutu sel gamet dan viabilitas larva udang. Selain itu cacing ini juga memiliki peran ekologis karena mampu memanfaatkan sisa-sisa makanan dari ikan atau udang yang dipelihara di tambak (Wibowo, dkk. 2018). c) Eunice viridis (cacing palolo) dan Lysidice oele (cacing wawo) sebagai makanan yang dikonsumsi oleh orang-orang di Kepulauan maluku. d) Hirudo medicinalis (lintah), dalam bidang kedokteran zat hirudin digunakan untuk mencegah proses pembekuan darah untuk membantu proses operasi. Phylum Mollusca Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu Molluscus yang artinya lunak. Filum mollusca adalah kelompok hewan invertebrata yang memiliki tubuh lunak dan berlendir. Tubuhnya dilindungi oleh cangkang yang keras dan tersusun atas Mineral, Fosfat, Besi, Yodium, Protein, dan Kalsium. Sebagian besar cangkang Mollusca tersusun dari Kalium Karbonat (CaCO3) contohnya Siput. Siput merupakan salah satu Phylum Mollusca yang termasuk ke dalam kelas Gastropoda. yaitu berjalan dengan menggunakan perut. Ciri-ciri Phylum Mollusca 1. Merupakan organisme multiselular yang tidak mempunyai tulang belakang 2. Merupakan hewan Tripoblastik Celomata (Tubuh terdiri 3 lapis, ekso, meso, dan endodermis) 3. Sebaran habitat yang luas (air tawar, air laut, dan darat) 4. Struktur tubuh Simetri Bilateral 5. Memiliki sistem syaraf berupa Cincin Syaraf 6. Tubuh terdiri dari kaki, masa viseal, dan mantel 7. Organ ekskresi berupa Nefridia 8. Memiliki Radula (Lidah bergerigi) 9. Hidup secara Heterotrof 10. Reproduksi secara seksual Mollusca terdiri dari tiga bagian utama yaitu: 1. Kaki Kaki merupakan perpanjangan/penjuluran dari bagian ventral tubuh yang berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak. Pada sebagian Mollusca kaki telah termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa. 2. MassaViseral Massa viseral adalah bagian tubuh yang lunak dari Mollusca. Di dalam massa viseral terdapat organ-organ seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Massa Viseral dilindungi oleh mantel. 3. Mantel Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi Massa Viseral. Mantel membentuk suatu rongga yang disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel berisi cairan. Cairan tersebut adalah tempat lubang insang, lubang ekskresi dan anus. Struktur dan Fungsi Tubuh 1. Sistem Syaraf Sistem syaraf Mollusca terdiri dari Cincin Syaraf. Sistem syaraf ini mengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang menyebar. 2. Sistem Pencernaan Molluska Sistem pencernaan Mollusca sudah lengkap yang terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Mollusca memiliki Radula (lidah bergerigi) yang berfungsi untuk melumatkan makanan. Mulut Mollusca terhubung langsung pada saluran Esofagus dengan usus dan anus yang melingkar. Anus terletak pada tepi Dorsal rongga mantel dibagian Posterior. 3. Sistem Pernapasan Mollusca Alat pernapasan Molluska adalah Ctenidia (sepasang insang), beberapa jenis memiliki alat pernapasan paru-paru dan insang. Tiap insang terdiri atas sumbu pipih yang memanjang pada bagian tengah, dan pada sisinya terdapat filamen pipih berbentuk segitiga. 4. Peredaran Darah Mollusca Jantung Mollusca terdiri atas dua serambi (aurikle) dan sebuah bilik (ventricle) yang tedapat pada rongga Pericardium. Bilik memompa darah ke aorta, beberapa arteri dan sinus dalam organ atau jaringan. Memiliki sistem peredaran darah yang terbuka yaitu darah yang tidak melalui pembuluh darah, tetapi melaui sinus darah yaitu rongga diantara sel dalam organ. 5. Sistem Reproduksi Philum Mollusca bereproduksi secara seksual, dengan organ reproduksi jantan dan betina terpisan pada individu lain (gonokoris). Siput jenis tertentu ada yang bersifat Hermaprodit, yaitu pembuahan dapat dilakukan secara internal maupun eksternal dan dapat menghasilkan telur. Klasifikasi Phylum Mollusca 1. Kelas Gastropoda Gastropoda adalah kelas Mollusca yang terbesar dan ada sekitar 60.000 spesies. Dalam bahasa Yunani, Gaster artinya perut dan Podos artinya kaki. Gastropoda merupakan hewan bertubuh lunak yang bejalan dengan menggunakan perut sebagai kaki. Banyaknya jenis Gastropoda, hewan ini mudah ditemukan. Hewan ini dapat ditemukan pada air laut, tawar, dan darat. Kelas Gastropoda bersifat Hermafrodit, yaitu tidak terjadi pembuahan secara sendiri. Sebagian besar Gastropoda mempunyai cangkang (rumah) dan berbentuk kerucut terpilin (spiral) dan ada pula Gastropoda yang tidak mempunyai cangkang disebut siput telanjang (vaginula). Bentuk tubuhnya menyesuaikan dengan bentuk cangkang. Gastropoda dapat bergerak disebabkan karena adanya kontraksi otot seperti gelomban yang menjalar dari belakang ke depan. Pada saat bergerak kaki depan memiliki kelenjar untuk menghasilkan lendir yang berfungsi mempermudah untuk berjalan. Di kepala siput terdapat sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada tentakel panjang, terdapat mata. Mata ini hanya berfungsi untuk membedakan gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi dengan rahang dari zat tanduk. Di dalam mulut terdapat lidah parut atau radula dengan gigi-gigi kecil dari kitin. Selanjutnya terdapat kerongkongan, kemudian lambung yang bulat, usus halus dan berakhir di anus. Gastropoda umumnya pemakan tumbuh-tumbuhan atau disebut hewan herbivore, dan karnivore. Gastropoda hidup di darat bernafas menggunakan paru-paru, sedangkan Gastropoda yang hidup di air, bernapas dengan insang. Alat ekskresi adalah sepasang protonephridia pada ordo Archeogastropoda, sedangkan pada Gastropoda yang lain nephridium kanan lenyap. Nephridium terletak didalam massa visceral, urine di buang bersama dengan aliran air keluar dalam bentuk amonia atau dalam bentuk senyawa amonium. Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion otak (ganglion cerebral) di bagian posterior esofagos yang berhubungan langsung pada saraf mata, tentakel dan statocyst, serta sepasang ganglion mulut berhubungan dengan rongga mulut. Dari ganglion otak terdapat sepasang benang saraf ventral yang berhubungan dengan ganglon kaki, dan sepasang lagi ke ganglion sisi yang berhubungan dengan mantel dan otot columella. Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung dan saluran darah sebagai organ transportasi. Darah mengalir dari ventricle (bilik) menuju aorta pendek, kearteri posterior dan arteri anterior. Arteri posterior memasok darah ke massa visceral sedangkan arteri anterior memasok darah ke kepala dan kaki. Sistem pencernaan makanan meliputi rongga mulut, kerongkongan, kelenjar ludah, tembolok, lambung kelenjar, dan usus. Gastropoda mempunyai alat reproduksi jantan dan betina yang bergabung atau disebut juga Ovotestes. Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu melakukan autofertilisasi Gambar. Anatomi Gastropoda Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput air tawar (Lemnaea javanica), siput laut (Fissurella sp), dan siput perantara fasciolosis (Lemnaea trunculata). Ciri-ciri Kelas Gastropoda : 1. Hidup di air laut & air payau. 2. Rumahnya terdiri dari satu test yang terputar (terpilin) memanjang melalui satu sumbu. 3. Tubuhnya terdiri dari kepala, kaki dan alat pencernaan. 4. Kepala dilengkapi dengan alat pengunyah yang disebut rongga mantel (berfungsi sebagai insang pada air laut & berfungsi sebagai paru-paru pada lingkungan darat. 5. Test terdiri dari zat gampingan dan terputar secara spiral melalui satu garis lurus (putaran involut & evolut). 6. Arah putaran test gastropoda terdiri dari Dextral (searah jarum jam) & Sinistral (berlawanan putaran jarum jam).\ 2. Kelas Cephalopoda Cephalopoda (Yunani: kephale yang berarti kepala, dan podos artinya kaki) adalah Hewan yang memiliki alat gerak di bagian kepala. Kelas ini merupakan kelas dengan tingkat evolusi tertinggi di antara Mollusca. Cephalopoda memiliki habitat di perairan laut. Hewan ini dapat hidup, baik di lautan dangkal hingga laut dalam. Gambar. Anatomi Cephalopoda Tubuh simetri bilateral dengan kaki yang terbagi menjadi lengan-lengan yang dilengkapi alat pengisap dan system saraf yang berkembang baik berpusat di kepala. Kelas Cephalopoda memiliki badan lunak dan tidak memiliki cangkang tebal seperti kelas lainnya. Mantelnya menyelimuti seluruh tubuh dan membentuk kerah yang longgar di dekat leher. Tubuh Cephalopoda dilindungi oleh cangkok, kecuali Nautillus. Yang termasuk kelas Cephalopoda, yaitu cumi-cumi (Loligo pealii), sotong (Sepia) dan gurita (Octopus). Gambar. Nautilus Tubuh terdiri atas kepala yang terletak ventral, leher yang pendek dan badan yang berbentuk tabung dengan sirip pada kedua sisinya. Pada kepala terdapat sepasang mata yang berkembang sempurna, dan mulut yang terletak diujung dikelilingi oleh delapan tentakel pendek dan dua tentakel panjang. Pada tangan terdapat mangkuk pengisap, Pada sisi posterior kepala terdapat sifon. Saluran pencernaan makan pada cumi-cumi telah lengkap dan berkembang dengan baik dan terdiri dari mulut yang mengandung radula, faring berotot, esophagus, lambung berbentuk kantung, sekum berdinding tipis, usus, rectum dan anus. Kelenjar pencernaan terdiri atas sepasang kelenjar ludah, hati dan pancreas. Pada bagian perut tepatnya sebelah sifon akan ditemukan cairan tinta berwarna hitam yang mengandung pigmen melanin. Fungsinya untuk melindungi diri. Jika dalam keadaan bahaya cumi-cumi menyemprotkan tinta hitam ke luar sehingga air menjadi keruh. Pada saat itu cumi-cumi dapat meloloskan diri dari lawan. Sistem Respirasi dilakukan dengan menggunakan insang yang berjumlah sepasang di kanan kiri ruang mantel bagian ventral. Sirkulasi darah dilakukan dengan baik. Alat-alat sirkulasi terdiri atas jantung dan sejumlah pembuluh darah. Jantung menerima darah dari vena cava anterior dan vena cava posterior kemudian meuju insang melalui pembuluh darah afferent ke kapiler dan terjadilah pertukaran O2 dengan CO2. Darah yang mengandung O2 keluar dari masing- masing insang melalui pembuluh darah efferent menuju aurikel di setiap sisi yang masing-masing bermuara pada jantung sistemik. Sistem saraf Cephalopoda terdiri atas beberapa pasang ganglia yang terletaknya berjauhan dan beberapa saraf penghung dan berpusat di kepalanya menyerupai otak. terdiri atas beberapa ganglion, yakni ganglion serebral, ganglion pedal serta beberapa ganglion yang lain. Sistem pembuluh darah cumi-cumi adalah sistem pembuluh darah tertutup, jadi darah seluruhnya mengalir di dalam pembuluh darah. Hewan ini bernafas dengan insang yang terdapat di rongga mantel yang juga menyediakan oksigen untuk pernapasan. Alat ekskresi dilakukan dengan ginjal. Alat reproduksinya terpisah, masing- masing dengan gonad yang terletak dekat ujung rongga mantel. Reproduksi hewan ini berlangsung secara seksual. Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah dua (dioseus).Pembuahan berlangsung secra internal dan menghasilkan telur. 3. Kelas Pelecypoda (Bivalvia) Gambar. Bivalvia Pelecypoda berasal dari bahasa Yunani, Pelekys yaitu kapak kecil dan Pous = kaki. Pelecypoda adalah binatang yang mempunyai dua cangkang dan kaki yang mirip kapak kecil, disebut jg lempeng kecil (Lamellibranchia), dalam bahasa latin, lamella adalah lembaran, dan branchia adalah insang. Cangkang tersebut terkunci seperti engsel sehingga dapat terbuka atau tertutup dengan bantuan beberapa otot yang besar. Ketika menutup, cangkang berfungsi menutupi atau melindungi tubuh dari predator lain. Sedangkan disebut Lamellibrankhiata dikarenakan insangnya berbentuk lembaran-lembaran. Sementara itu antara tubuh dan mantel terdapat rongga mantel. Rongga ini merupakan jalan masuk keluarnya air. Hewan Bivalvia ialah berbagai jenis kerang, remis dan kijing. Bivalvia hidup di air tawar, dasar laut, danau, kolam, atau sungai yang lainnya banyak mengandung zat kapur. Zat kapur ini digunakan untuk membuat cangkangnya. Bagian cangkang terdiri atas bagian torsal dan bagian ventral, pada bagian torsal terdapat: 1. Gigi sendi sebagai poros ketika katup membuka dan menutup serta meluruskan kedua katup. 2. Ligament sendi berfungsi menyatukan katup bagian dorsal dan memisahkan katup sebelah vertal. 3. Paling luar adalah cangkang yang berjumlah sepasang, fungsinya untuk melindungi seluruh tubuh kerang. 4. Mantel adalah jaringan khusus, tipis dan kuat sebagai pembungkus seluruh tubuh yang lunak. Pada bagian belakang mantel terdapat dua lubang yang disebut sifon. Sifon atas berfungsi untuk keluarnya air, sedangkan sifon bawah sebagai tempat masuknya air. 5. Insang berlapis-lapis dan berjumlah dua pasang. Dalam insang ini banyak mengandung pembuluh darah. 6. Kaki pipih bila akan berjalan kaki dijulurkan ke anterior. 7. Di dalam rongga tubuhnya terdapat berbagai alat dalam seperti saluran pencernaan yang menembus jantung, alat peredaran. Dan alat ekskresi (ginjal). Cangkok ini terdiri dari tiga lapisan, yaitu : 1. Lapisan Periostrakumadalah lapisan terluar yang tersusun dari zat kitin atau zat tanduk yang dihasilkan oleh tepi mantel, sehingga sering disebut lapisan tanduk dan berfungsi untuk melindungi lapisan yang ada di sebelah dalamnya, lapisan ini juga berguna untuk melindungi cangkang dari asam karbonat dalam air serta memberi warna cangkang. 2. LapisanPrismatik adalah lapisan tengah yang tersusun dari kristal-kristal kapur (kalsium karbonat) yang berbentuk prisma dan berasal dari materi organik yangg dihasilkan oleh tepi mantel. 3. Lapisan Nakreasadalah lapisan dalam yang tersusun dari kristal-kristak halus kalsium karbonat atau sering disebut lapisan induk mutiara yang dihasilkan dari seluruh permukaan mantel. Sistem pencernaan dimulai dari mulut, esofagus yang pendek, lambung, usus, rektum dan akhirnya bermuara pada anus. Anus terdapat pada saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air. Makanan filum ini adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa plankton, terutama fitoplankton. Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus. Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah dua. Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal dan menghasilkan telur. Sperma terdapat pada bagian yang berbeda berada didalam gonad yang sama dan mempunyai gonaduct yang sama. Keadaan ini terdapadat pada Tridacnidae, Pectinidae, Teredinidae, Sphaeriidae air tawar. Gambar. Daur Hidup Kelas Pelecypoda Dalam kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium. Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh sperma yang dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva glochidium. Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu menjadi kista. Setelah beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca muda. AkhirnyaMollusca ini hidup bebas di alam. Pelecypoda diidentefikasikan sebagai kerang (Anadara sp.), tiram mutiara (Pinctada margaritifera dan Pinctada mertinsis), kerang raksasa (Tridacna sp.), dan kerang hijau (Mytilus viridis). Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak. Kaki Pelecypoda dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur. Pelecypoda ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan. Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau perahu karena mensekresikan zat perekat. Makanannya berupa hewan kecil seperti protozoa, diatom, dan sejenis lainnya. Insang Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga hewan ini disebut juga Lamellibranchiata. Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring makanan dari air yang masuk kedalam rongga mantel melalui sifon. Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling berhubungan. Tiga ganglion adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion posterior. Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual. Organ seksual terpisah pada masing-masing individu. Fertilisasi terjadi secara internal maupun eksternal.Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi larva. 4. Kelas Polylacophora (Amphineura) Polyplacophora (Amphineura) adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum mollusca Contoh yang terkenal dari kelas ini adalah Chiton sp. Chiton sp termasuk dalam kelas polyplacophora. Chiton sp memiliki struktur yang sesuai dengan kebiasaan melekat pada batu karang dan cangkang mirip hewan lainnya. Apabila disentuh, akan melekat erat pada batu karang. Hewan ini berjalan merayap perlahan-lahan pada dasar laut di batu-batuan yang lunak. Sendi-sendi yang dimilikinya dapat dibengkokkan sehingga tubuhnya dapat dibulatkan seperti bola. Habitat Chiton sp ini adalah di laut, di daerah pantai sampai kedalaman sedang, dan memakan rumput laut dan mikro organisme dari batu karang. Tubuhnya bilateral simetri, dengan kaki di bagian perut (ventral) memanjang. Ruang mantel dengan permukaan dorsal, tertutup oleh 8 papan berkapur, sedangkan permukaan lateral mengandung insang. Bentuk Struktur tubuhnya bulat telur, pipih, dan simetris bilateral. Mulut tidak berkembang baik, mulutnya dilengkapi dengan lidah parut atau radula dan terletak di bagian bawah kepala (anterior), sedangkan anus terletak di posterior. Hewan ini tidak memiliki tentakel dan mata. Permukaan dorsal tubuhnya tertutup mantel yang dilengkapi delapan kepingan kapur yang mengandung berlapis-lapis serabut insang. Kadang-kadang kepingan itu dibungkus lapisan kitin. Saluran mantel terdapat di tepi tubuh. Kakinya pipih dan biasanya memiliki lidah parut (radula). Sistem Organ pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi radula dan gigi, faring, perut, usus halus, anus. Kelenjar pencernaannya adalah hati yang berhubungan dengan perut. Sistem saraf terdiri atas saraf melingkari mulut (cincin esofagus) yang berhubungan dengan 2 pasang cabang/benang saraf ventral, ada sel-sel ganglion pada cabang saraf tetapi tidak berbentuk ganglion. Alat indera yang utama adalah organ subradula esthetes. Organ subradula berisi sel-sel indera yang dapat di julurkan untuk memeriksa subrtrat guna mendapatkan makanan. Sistem peredaran darah lakunair (terbuka) terdiri dari jantung yang terdapat pada rongga perikardium (terdiri dari sepasang auricle dan sebuah ventricle), aorta, dan sebuah sinus. Darah medapat oksigen dari insang. jantung terdapat dalam rongga perikardium, terdiri dari sepasang auricle dan sebuah ventricle. Sistem ekskresi terdiri atas sepang nephridia yang besar, terletak memanjang di setiap sisi tubuh kemudian ekskresi dilakukan oleh sepasang ginjal yang bermuara ke arah posterior. Sistem reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan sel ovum dan sel sperma yang terdapat pada individu jantan dan betina. Hewan ini bersifat hermafrodit (berkelamin dua), fertilisasi eksternal (pertemuan sel teur dan sperma terjadi di luar tubuh). Contohnya Cryptochiton sp atau kiton. Hewan ini juga mempunyai fase larva trokoper. 5. Kelas Scaphopoda Scaphopoda disebut juga “tusk shells” atau siput taring, karena bentuk cangkangnya mirip taring pada umumnya. Scphopoda hidup membenamkan diri pada substrat pasir atau lumpur yang bersih di laut dangkal tetapi beberapa jenis spesies terdapat pada kedalam 1.850 m. Cangkangnya tajam berbentuk silinder, taring atau terompet yang kedua ujungnya terbuka, karena disesuaikan dengan tempat. Scaphopoda termasuk dalam filum Mullosca dan merupakan kelas terkecil dari mollusca, panjang tubuhnya sekitar 2 mm – 15 cm. Kebanyakan filum skaphopoda memiliki warna dominan adalah putih-coklat atau putih-hijau. Cangkang skaphopoda berfungsi untuk melindungi cangkangnya yang sangat lunak. Scaphopoda ini tidak memiliki insang, juga tidak memiliki jantung dan pembuluh darah. Dekat mulut terdapat tentakel kontraktif bersilia, yaitu alat peraba. Fungsinya untuk menangkap mikroflora dan mikrofauna. Sirkulasi air untuk pernafasan digerakkan oleh gerakan kaki dan silia, sementara itu pertukaran gas terjadi dimantel. Gambar. Anatomi Kelas Skaphopoda Kaki dan kepala Scaphopoda yang kecil berbentuk seperti probosis, pada kepala terdapat mulut dan captacula, tetapi tidak ada mata dan tentakel pada alat indera. Captacula berbentuk filamaen yang kontraktil, dan pada ujungnya terdapat pentolan yang adhesif. Fungsi captacula untuk menangkap makanan. Makanannya adalah organisme mikroskopis, terutama foraminifera yang berda di sekitarnya. Sistem peredaran darah berupa berupa sistem sinus darah, dan tidak mempunyai jantung. Sistem saraf ganglion dan tidak berpusat. Sistem ekskresi terdiri dari sepasang nephridia, nephridiopore terdekat dekat anus. Hewan ini mempunyai kelamin terpisah, baik yang jantan maupun betina melepaskan sperma dan sel telur nya langsung kedalam air. Jika sel telur ini bertemu maka terjadilah fertilisasi dan lahirlah scaphopoda baru. Scaphopoda ini memiliki lebih dari 350 spesies dan habitatnya mulai dari laut dangkal sampai laut dalam, hingga 2000 meter dari permukaan laut. Peranan Mollusca Beberapa mollusca sangat berperan dan menimbulkan dampak yang menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan manusia. 1. Mollusca yang menguntungkan  Sumber makanan yang mengandung protein tinggi,misalnya: tiram batu (Aemaea sp),kerang (Anadara sp),kerang hijau (Mytilus viridis), sotong (Sepia sp),cumi-cumi (logio sp),remis (corbicula jjavanica),dan bekicot (Achatina fulica).  Perhiasan,misalnya tiram mutiara (pinchada margaritifera).  Hiasan dan Kancing,misalnya: dari cangkang tiram batu,Nautilus dan Tiram mutiara.  Bahan baku teraso,misalnya cangkang tridacna sp.  Cumi-cumi, siput, tiram, kerang dan sotong merupakan sumber protein hewani yang cukup tinggi selain enak rasanya.  Cangkang dari berbagai mollusca dijadikan bahan industry dan hiasan karen banyak yang berwarna sangat indah.  Mutiara yaitu permata yang dihasilkan sejenis kerang dan merupakan komoditas ekspor non migas yang cukup penting terutama bagi Negara kita. 2. Mollusca yang merugikan  Teredo navalis, merusak kerang-kerang piaran dan bangunan kapal.  Lymnea javanicasebagai inang perantara berbagai cacing fasciola hepatica.  Keong mas adalah musuh para petani yang sering merusak tanaman padi. Begitu pula bekicot Achatina fulicamerupakan hama tanaman yang sulit diberantas. Daftar Pustaka Sumber: Astuti, Lilis, Sri. 2007. Klasifikasi Hewan. Jakarta: Kawan pustaka. Rusyana, Addun. 2016. Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta. Subowo, G.2008. Prospek Cacing Tanah untuk Pengembangan Teknolog Resapan Biologi di Lahan Kering. Jurnal Litbang Pertanian, Vol. 27, No. 4. Wibowo, E. S., Palupi, E. S., Sari, A. R. P., Atang, dan Hana. 2018. Aspek biologi dan lingkkungan Polychaeta Nerris sp. di kawasan pertambakan Desa Jeruklegi Kabupaten Cilacap: potensinya sebagai pakan alami udang. Pancasakti Science Education Journal, Vol. 3 (1): 18-24. Campbell, Neil A., Recee, Jane B., dan Mitchell, Lawrence G. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga. Dahuri, R. 2006. Kumpulan Koleksi Bivalvia. Pusat Penelitian Kelautan. Jakarta Jasin, M., 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya.Surabaya. Pratiwi, Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S. (2007). BIOLOGI SMA Jilid 1 untuk Kelas X Berdasarkan Standar Isi 2006. Jakarta: Penerbit Erlangga.