Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2018
…
71 pages
1 file
Metode penilaian kondisi jembatan menggunakan metode BMS
Media Teknik Sipil, 2010
Bencana alam menyebabkan kerusakan jembatan , misalnya banjir tanggal 26 Desember 2007 menyebabkan kerusakan jembatan pada jaringan jalan nasional di Jawa Tengah. Salah satunya adalah Jembatan Keduang (nomor registrasi jembatan 23.109.006.0) berlokasi di Ngadirojo-Giriwoyo-Pacitan. Kerusakan elemen struktur seringkali memunculkan keraguan apakah komponen struktur tersebut masih cukup aman. Penelitian ini bertujuan menentukan nilai kondisi Jembatan Keduang melalui pemeriksaan detail dan menganalisa keamanan Jembatan Keduang berdasarkan kinerja struktur pilar dengan memperhitungkan semua kombinasi beban termasuk gaya horizontal akibat aliran banjir pada berbagai kala ulang serta memeriksa kestabilan pilar terhadap bahaya scouring. Hasil pemeriksaan detail menunjukkan Jembatan Keduang memiliki nilai kondisi 4 yang mengindikasikan perlunya penggantian. Sementara hasil analisa struktur pilar memastikan kapasitas lentur, geser, kestabilan arah vertikal dan horizontal masih aman tetapi beresiko terjadi guling. Ditinjau dari scouring, salah satu pilar pada Jembatan Keduang cenderung kritis sekalipun ditinjau dari banjir pada kala ulang 2 tahun.
2020
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan mengamanatkan bahwa pengoperasian jalan umum dilakukan setelah dinyatakan memenuhi persyaratan laik fungsi secara teknis dan administrasi oleh Penyelenggara Jalan. Tujuan dari pelaksanaan penilaian kelaikan fungsi jalan adalah untuk memastikan bahwa jalan tersebut sesuai dengan standar kelaikan sehingga berkeselamatan bagi semua pengguna jalan. Jembatan sebagai bagian jalan mempunyai peranan cukup penting dalam menjaga ketersambungan antar jaringan jalan. Akan tetapi, belum adanya parameter yang jelas dalam penilaian kelayakan struktur jembatan sebagai syarat penerimaan uji laik fungsi jalan menjadi suatu kendala. Pengujian jembatan dengan cara uji beban statik membutuhkan usaha yang cukup besar, baik secara biaya, waktu serta resiko terhadap struktur itu sendiri. Metode pengujian lain yang cukup efektif dan handal adalah dengan uji getar, dimana dapat secara...
2016
Jembatan dapat dikatakan sebagai struktur konstruksi yang memungkinkan route transfortasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan juga dapat dikatakan sebagai suatu struktur konstruksi yang berfungsi menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang. Pada era modern ini bentuk jembatan serta macam – macam bahan yang digunakan untuk perencanaan jembatan sudah mengalami kemajuan dan menggunakan teknologi yang canggih dari mulai yang sederhana sekali sampai pada konstruksi yang mutakhir. Karena jembatan itu mempunyai fungsi sebagai penghubung dua ruas jalan yang dilalui rintangan, maka jembatan dapat dikatakan baguan dari suatu jalan, baik jalan raya atau jalan kereta api. Di Indonesia ini banyak kita temukan berbagai macam konstruksi jembatan, yang paling sering kita temukan adalah konstruksi jembatan rangka baja. Baja merupakan hasil pabrikan manusia. Serangkaian baja yang dirangkai oleh manusia dibentuk menjadi suatu rangka konstruksi baja Agar konstruksi baja dapat menahan beban-beban yang bekerja, maka kita harus terlebih dahulu merencanakan dimensi,serta menentukan profil baja yang dapat memberikan sifat ekonomis tetapi tetap terjaga kekuatannya, tidak boros dan ramah lingkungan.
SIKLUS: Jurnal Teknik Sipil
Penilaian kondisi jembatan merupakan usaha pemeliharaan jembatan untuk mempertahankan usia jembatan dan mencegah terjadinya kerusakan struktur jembatan yang berkelanjutan. Provinsi Riau memiliki 148 jembatan yang termasuk ke dalam data jembatan yang mendapatkan pemeliharaan oleh pemerintah. Diantara jembatan tersebut terdiri atas jembatan rangka baja dan jembatan beton bertulang yang telah berumur lebih dari 20 tahun. Jumlah kendaraan yang semakin meningkat tentu saja akan meningkatkan resiko penurunan kekuatan jembatan dan umur jembatan. Faktor banyaknya struktur jembatan yang perlu mendapatkan perhatian pemeliharan dan tingkat resiko kerusakan jembatan yang berbeda-beda mengakibatkan perluanya pemeringkatan pemeliharaan jembatan. Pemeringkatan ini dapat dilakukan dengan menilai masing-masing kondisi jembaatan dalam suatu sistem yang disebut Bridge Management System. Oleh karena itu penelitian dilakukan dengan mengkaji beberapa jembatan di Riau dengan resiko tinggi menggunakan met...
PERENCANAAN ABUTMENT (PANGKAL JEMBATAN) 4.1 Data Beban (dari hitungan terdahulu) Beban Mati Q D = 5,6273 + 13,8590 = 19,4863 ton Beban Hidup Q H = 12.9500 + 11.0989 = 24,0489 ton 4.2 Data Lokasi dan Rencana Abutment Data lokasi dapat dilihat pada gambar 4.1. Ketentuan abutment sebagai berikut : a. Tipe Abutmen = Cantilever Retaining Wall (CRW) tanpa angkur dan counterfort. b. Tinggi Abutment = 7 m c. Pondasi = sumuran d. f' c = 25 MPa e. f y = 390 MPa f. γ beton = 2,4 t/m 3 g. kedalaman muka air tanah =-3,0 m Gambar 4.1 Topografi dan Rencana Abutment
INERSIA: lNformasi dan Ekspose hasil Riset teknik SIpil dan Arsitektur
ABSTRAKJembatan merupakan infrastruktur transportasi yang vital. Jika suatu jembatan mengalami kegagalan maka lumpuhlah sistem tersebut. Oleh karena itu, kajian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kapasitas sisa jembatan eksisting sehingga dapat dinilai bahwa jembatan tersebut masih layak digunakan atau tidak. Kajian ini dilakukan pada segmen P1-P5 (arah Dawuan) jembatan Cinapel yang terletak di Kabupaten Sumedang. Jembatan ini merupakan jembatan beton prategang. Metode kajian yang digunakan adalah metode load rating factor. Dilakukan dengan menghitung kapasitas dukung gelagar dan plat lantai kendaraan. Standar perhitungan dengan mengacu pada Peraturan Penentuan Bridge Load Rating untuk Jembatan Eksisting dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (03/SE/M/2016). Dari hasil perhitungan didapatkan hasil bahwa nilai RF gelagar bentang tepi, bentang tengah, dan plat lantai kendaraan memiliki nilai >1 yang artinya bahwa struktur jembatan Cinapel bentang P1-P5 arah Dawuan aman ...
The bridge assesment and checking is an effort to gain well performance and vouch the decline condition of the bridge to ensure the bridges could be restored back under it stability based its performance. Nowadays, the bridge inspections were carried out independently by the Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) by using the Bridge Management control System (BMS). Referring to the latest bridge indicators, the bridge checks are carried out by tender system and consultants. The aim of this study is to check the bridge damage by isnpecting the condition value and damage code in the field by using BMS and Bridge Condition Rating (BCR) in order to obtain the accuracy in bridge maintenance. This research was conducted on 4 Bridges on the road Kr. Raya-BTS. Banda Aceh and Lambaro-BTS. Pidie, those are Kr. Angan bridge (STA. 013 + 400), Kr. Inong bridge (STA. 040 + 600), Kr. Geunapet A bridge (STA. 063 + 700), and Kr. Geunapet B bridge (STA. 063 + 700). Based on the BMS method, the writer found that Kr. Angan bridge was in 0 condition value, the condition value for Kr. Inong bridge was 2, the condition value for Kr. Geunapet A bridge was 0 and Kr. Geunapet B bridge was 0. Based on the results by using BCR method, it can be seen that the condition value for Kr. Angan bridge was 5.36, 5,52 for Kr. Inong bridge, 5,28 for the Kr. Geunapet A and 5,28 for Kr. Geunapet B. In the method of BMS the assessment of the condition of the bridge from good to bad starts from a small to large values namely from 0 to 5, while in the method of crack the assessment of conditions starting from bad to good is 7 to 1. Furthermore, referring to the BMS and BCR comparison, it could be concluded that both BMS and BCR needed the same proposed treatment in form of regular and periodic maintenance. For some components of the bridge handling is needed in the form of repairs such as repairing cracks in the concrete, as well as repairs to the expansion joint. While in the BCR method there was no assessment to handle floor drainage systems, backrests and safety building.
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil
ABSTRAKDilihat dari fungsinya sebagai konektifitas lalu lintas kendaraan jembatan haruslah memiliki keadaan yang aman dan nyaman karena jembatan dapat mengalami kegagalan disebabkan pengaruh eksternal ataupun internal, maka dari itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aman atau tidaknya struktur atas jembatan eksisting tersebut di tinjau dari nilai kondisi jembatan dan nilai kapasitas jembatan eksisting dengan menggunakan metode rating factor diolah dengan Ms. Excel dan SAP 2000. Perhitungan rating factor mengacu pada Pedoman Konstruksi dan Bangunan tentang Penentuan Nilai Sisa Kapasitas Jembatan dari Direktorat Jenderal Bina Marga (024/BM/2011) dan pembebanan jembatan sesuai SNI 1725:2016. Hasil analisis diperoleh Jembatan Pelawi bentang 60 meter memiliki nilai kapasitas sebesar 317 ton dengan lendutan ultimit sebesar 0,060 meter mampu menahan beban sebesar 317 ton. Dan pada bentang 80 meter memilki nilai kapasitas tersedia jembatan sebesar 317 ton dengan lendutan ultimit...
Composite, 2023
One effort to improve the economy is through accelerating infrastructure development, especially bridges. Not only focused on new bridges but also on bridges that have been built. An inventory is carried out on bridges that have been built to anticipate damage. Research was carried out on bridges in the Malang City area with the aim of knowing the condition of the bridge and recommending appropriate treatment. The methods used are the Bridge Management System (BMS) and Bridge Condition Rating (BCR) methods. The results of the inventory using the BMS method show that 21% of bridges have a score of 3 (bridges need rehabilitation) and 79% of bridges have a score of 0-2 (require routine maintenance). In the BCR method, 79% of bridges are worth 5-6 (requiring routine maintenance) and 21% of bridges are worth 3,001-4,999 (requiring rehabilitation). Overall, it shows that the condition of bridges in the Malang City area requires routine maintenance and rehabilitation.
1
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
Jembatan merupakan bangunan pelengkap jalan yang mempunyai peranan penting pada Jaringan Jalan, memiliki nilai investasi dan sebagai penghubung anatr wilayah. Lebih darj 25.000 jembatan dan penyeberangan lain pada jalan Nasional maupun Propinsi, serta lebih dari 60.000 pada jalan lokal maupun jalan kota. Dala Akan tetapi, kenyataannya di lapangan, jembatan-jembatan di Indonesia yang sudah ada belum di kelola secara optimal.
Pemeriksaan jembatan sangat dibutuhkan untuk menjamin effisiensi pemeliharaan dan optimalisasi pengembangan jembatan agar tidak terjadi penurunan kinerja atau penurunan masa layan jembatan dari umur rencana yang telah ditentukan secara merata seluruh indonesia. Pemeriksaan jembatan yang dilakukan di Indonesia yang sesuai dengan BMS meliputi pemeriksaan inventarisasi, detail, rutin dan pemeriksaan khusus Inventarisasi jembatan merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam rangka pemeriksaan secara menyeluruh kondisi jembatan dan dilakukan baik masa konstruksi maupun sesudah masa konstruksi. Menurut Subagio (2008), inventarisasi jembatan perlu dibuat agar dihasilkan penanganan prasarana jembatan yang tepat sasaran, efektif dan terus menerus, baik mengenai kondisi struktural maupun fungsional dari prasarana jembatan terbaru sesuai kondisi saat ini. Hasil inventarisasi data akan diolah dan dijadikan acuan dalam penanganan jembatan.
Oleh karena itu, dalam prioritas penanganan jembatan di Indonesia, dibutuhkan sistem informasi jembatan yang baik. Sistem informasi jembatan harus mampu menggambarkan kondisi aktual suatu jembatan, sebagai dasar pertimbangan pengelola dalam melakukan prirotas penanganan yang optimal dan tepat sasaran.
Untuk memastikan kondisi Jembatan Rangka Baja Sayuran Di
Rancamanyar Dan Jembatan Overpass Tol Pasteur diperlukan sebuah pemeriksaan inventarisasi sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi tiap bagian jembatan dan prediksi kerusakan yang dapat menghasilkan nila BCR yang berguna untuk perbandingan prioritas jembatan yang akan dilakukan pemeliharaann terlebih dahulu supaya kegiatan perekonomian maupun tranportasi perpindahan barang dan orang yang menggunakan infrastruktur atau prasarana kedua jembatan tersebut
Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan pemeriksaan inventarisasi jembatan ini adalah sebagai berikut.
Sistem Informasi Manajemen Jembatan (SIMJ)
Sistem ini berisi database jembatan dan beberapa program komputer yang sesuai untuk:
Memasukkan dan mengambil data pemeriksaan dan data lainnya.
Menyiapkan laporan standar jembatan.
Memeriksa database dan mengambil dalam kombinasi informasi yang bermacam-macam.
Skrining dan ranking jembatan serta menyiapkan program penanganan jembatan.
Menyiapkan program jembatan tahunan dan lima tahunan.
Analisa kasus per kasus untuk menentukan strategi penanganan guna menentukan penanganan yang optimum untuk setiap jembatan.
Data yang digunakan dari sistem ini adalah data lalu lintas, biaya operasi kendaraan, data referensi, dasar pertumbuhan lalu lintas dan data lainnya dari sistem informasi manajemen jalan, untuk melaksanakan rencana dan program jembatan.
Pelaporan dan Memasukkan Data
Data hasil pemeriksaan jembatan dilaporkan dalam bentuk laporan standar pemeriksaan. Pemeriksa harus membuat laporan pemeriksaan jembatan dan memilah-milah data yang akan dimasukkan ke dalam sistem data base jembatan, dimana pekerjaan tersebut harus segera dilaksanakan setelah pemeriksaan. Laporan hasil pemeriksaan jembatan di masukkan dalam dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Manajemen Jembatan (SIMJ). Setelah data hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Manajemen Jembatan (SIMJ), laporan pemeriksaan dimasukkan dalam suatu arsip data jembatan. Data ini berisi tidak hanya hasil pemeriksaan jembatan, melainkan juga perhitungan perencanaan teknis, laporan pelaksanaan dan foto-foto, dan semua dokumen lainnya sebagai data salinan (back up data) disamping yang telah disimpan dalam Sistem Informasi Manajemen Jembatan (SIMJ). Arsip data jembatan disimpan oleh pihak yang diberi kewenangan dan terpisah dari data yang lainnya.
Laporan Pemeriksaan
Setelah pemeriksaan jembatan dan semua data sudah lengkap, laporan diperiksa oleh penanggung jawab yang berwenang. Beberapa laporan, seperti laporan data jembatan yang bersifat umum berisi yaitu:
Data umum jembatan (untuk semua jembatan).
Kesimpulan kondisi jembatan (dalam format tabel atau grafik) Laporan lainnya seperti laporan tindakan terhadap suatu jembatan, merupakan hal yang khusus, dan hanya berisi daftar nama jembatan yang memerlukan tindakan sebagai berikut.
Laporan tindakan darurat, berisi daftar nama jembatan yang memerlukan tindakan darurat, perbaikan atau perkuatan.
Laporan pemeriksaan khusus, berisi daftar nama jembatan disarankan oleh pemeriksa jembatan dilakukan pemeriksaan khusus.
Laporan pemeliharaan rutin, berisi daftar nama jembatan yang memerlukan pemeliharaan rutin dengan kerusakan yang kecil.
Skrining dan Ranking Jembatan Secara Teknis
Salah satu program dalam sistem informasi manajemen jembatan adalah kegiatan skrining dan ranking jembatan secara teknis, yang menggunakan data dari hasil pemeriksaan untuk merekomendasikan jenis penanganan untuk setiap jembatan. Hasil rekomendasi penanganan hanya merupakan suatu usulan dan harus diteliti kembali sebelum dilakukan pelaksanaan pekerjaan. Untuk jenis pekerjaan yang besar (rehabilitasi atau perkuatan), usulan penanganan harus diperkuat dengan melakukan pemeriksaan khusus atau jenis pemeriksaan lapangan lainnya oleh staf dari bagian perencanaan, sedangkan untuk pekerjaan yang kecil (pemeliharaan berkala dan rutin), data hasil pemeriksaan harus diperiksa kembali untuk meyakinkan validitas/kebenaran data tersebut. Kegiatan skrining dilakukan untuk mengidentifikasikan kondisi jembatan dan kemampuan kapasitas jembatan memikul beban lalu-lintas yang melaluinya. Sedangkan kegiatan ranking secara teknis bertujuan membuat urutan prioritas tindakan penanganan terhadap suatu jembatan. Hal ini tergantung pada kriterianya dan tingkat kepentingan ruas jalan dalam suatu jaringan jalan. Jembatan-jembatan yang berada pada urutan atas adalah jembatan yang memerlukan penanganan terlebih dahulu. Setelah kegiatan ini selesai (skrining dan ranking teknis), selanjutnya adalah melakukan penilaian secara ekonomi guna mendapatkan ranking program pekerjaan jembatan. Jadi data hasil pemeriksaan merupakan suatu data yang penting sekali bagi rencana dan program jembatan, dipergunakan untuk membantu para perencana dalam menentukan keputusan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang diperlukan bagi setiap jembatan.
Pemeriksaan Inventaris Jembatan
Pemeriksaan Inventarisasi
Pemeriksaan Inventarisasi adalah pengumpulan data dasar administrasi, geometri, material dan data-data lainnya pada komponen serta elemen jembatan. Kondisi setiap jembatan juga harus dicatat dalam Sistem Manajemen Jembatan. Pemeriksaan jembatan, lintasan kereta api, lintasan bawah, lintasan ferry, dan gorong-gorong yang memiliki panjang dua meter atau lebih harus dicatat.
Pemeriksaan inventarisasi dilaksanakan untuk mencatat data administrasi, dimensi, material, dan kondisi setiap struktur utama dan komponen jembatan dalam sistem informasi manajemen jembatan. Pemeriksaan inventarisasi dilakukan sebagai berikut :
Mencatat nomor, nama dan lokasi jembatan.
Mengukur dan mencatat dimensi jembatan keseluruhan.
Mencatat jenis jembatan, lintasannya, komponen utama dan tanggal atau tahun pembangunan.
Mencatat batas-batas muatan atau pembatasan fungsional lainnya.
Menafsirkan dan mencatat jalan memutar (detour) yang ada bilamana terjadi penutupan jembatan.
Mencatat data banjir tertinggi yang dilakukan, tanggal terjadinya dan sumber informasi.
Mencatat apakah terdapat gambar jembatan terlaksana (As-built drawing) dan apakah jembatan merupakan jenis standar.
Secara Iebih khusus, Pemeriksaan Inventarisasi diiakukan untuk :
Mencatat jembatan dalam Sistem Manajemen Jembatan dengan menggunakan Nomor dan Lokasi Jembatan Mengukur dan mencatat dimensi keseluruhan dari jembatan dan setiap bentang Menunjukkan jenis jembatan atau lintasan, komponen utama dan tanggal atau tahun konstruksi Menilai kondisi komponen-komponen utama bangunan atas dan bangunan bawah jembatan Mencatat batas-batas muatan atau pembatasan fungsional lainnya pada jembatan yang ada Menafsirkan dan mencatat pengaruh lebar jembatan yang ada terhadap lalu lintas Mencatat rincian mengenai detour (jalan memutar) yang ada bilamana terjadi penutupan jembatan Mencatat data banjir tertinggi yang diketahui, tanggal terjadinya dan sumber informasi Mencatat apakah terdapat gambar jembatan terlaksana dan apakah jembatan merupakan jenis standar
Pemeriksa Jembatan
Inspektur yang melakukan pemeriksaan inventarisasi jembatan dengan bantuan asisten pembantu. Pemeriksa jembatan mempunyai beberapa tugas yang harus dilakukan sebagai berikut.
Membantu menyiapkan program pemeriksaan jembatan.
Mengatur dan melaksanakan semua jenis pemeriksaan.
Memasukkan atau mengawasi pemasukan data ke dalam sistem data base dan data file hasil pemeriksaan.
Berhubungan dengan pihak pengelola jembatan atau instansi terkait dalam persiapan program pemeriksaan dan memimpin pelaksanaan pemeriksaan.
Memelihara kendaraan dan peralatan guna pemeriksaan jembatan agar selalu dalam keadaan baik
Peralatan dan Material
(1). Form'ulir Laporan Pemeriksaan Inventarisasi (2). Kertas untuk gambar atau catatan (3). Pena (4). Kendaraan dengan odometer yang berfungsi (5). Alat pengukur jarak (6). Pita pengukur 30 m (7). Sekop , (8). Parang (9). Kalkulator
Urutan Pemeriksaan
Setiap jembatan harus diperiksa dengan menggunakan urutan berikut ini :
(1). Periksa dan catat data administrasi pada Halaman 1 dan 3 dari Laporan Pemeriksaan Inventarisasi nama jembatan, lokasi, cabang, dan seterusnya. (2). Kelilingi jembatan untuk mengetahui tata letak umum dari struktur (3). Catat jenis lintasan dan ukur serta mencatat data geometrik pada Halaman 3 dari Laporan --jumlah bentang, panjang keseluruhan, sudut miring (4). Ukur dan catat dimensi bentang pada Halaman 3 dari Laporan panjang, lebar antara kerb, lebar tempat pejalan kaki, dan seterusnya (5). Tentukan dan catat jenis, material, sumber dan kondisi dari komponen utama pada bangunan atas dan bangunan bawah pada Halaman 3 dari Laporan (6). Tentukan dan catat data pelengkap jembatan pada Halaman 4 dari Laporan pembatasan fungsional yang ada, keadaan lalu lintas, detour dan permindahan jalan, dan seterusnya (7). Catat pada Halaman 1 dari Laporan apakah dianjurkan Tindakan Darurat dan alasannya (8). Buat catatan yang diperlukan dalam bagian Catatan pada Halaman 1 dari Laporan Selama pemeriksaan berlangsung inspektur harus mengambil photo struktur jembatan yang memperlihatkan:
(1). ketinggian sisi jembatan (2). lantai jembatan yang photo dari as jalan (3). jembatan yang diambil dari sudut 45°dari titikpusatjalan (4). hal-hal menarik lainnyatermasukkerusakandanmasalah yang (5 Bila as kepala jembatan tidak tegak lurus terhadap as jalan, jembatan disebut jembatan bersudut. Sudut miring adalah sudut antara as pilar/kepala jembatan dan garis tegak lurus terhadap as jalan.
Sudut miring dapat bersifat positif atau negatif seperti terlihat dalam Gambar II. 6 Sudut Miring (derajat) Bila suatu jembatan berupa busur lengkung dibangun di atas tikungan, jembatan tersebut bukan jembatan miring dan dicatat sebagi jembatan busur dalam tikungan atau BK. Gambar 2.6 memperlihatkan suatu jembatan busur ditikungan.
Gambar II. 7 Jembatan Busur Tahun pembangunan, informasi ini biasanya terletak pada pelat nama atau pada balok ujung atau bagian bawah rangka ujung. Bila tidak, dapat ditanyakan pada penduduk setempat atau dapat menulis perkiraan tahun konstruksi.
Data Bentang dan Komponen Utama
Dua komponen utama jembatan, yaitu Bangunan atas dan Bangunan bawah, yang dipertimbangkan dalam Pemeriksaan Inventarisasi. Untuk tujuan Pemeriksaan Detail, diputuskan bahwa komponen utama ketiga, yaitu aliran sungai/tanah timbunan, untuk pengelompokkan elemen jembatan. Tetapi, demi menjaga konsistensi analisis data, Bangunan Atas dan Bangunan Bawah hanya dipertahankan sebagai komponen utama untuk Pemeriksaan Inventarisasi.
Gambar II. 8 Panjang-bentang, lebar lantai kendaraan, lebar trotoar dan ruang bebas
Bagian-Bagian Pemeriksaan Inventarisasi Jembatan
Jenis Komponen dan Data Material
Data ini dicatat untuk lima komponen utama dari bangunan atas dan bangunan bawah dalam setiap bentang jembatan, seperti berikut:
Pengkodingan pada Elemen -Elemen Jembatan
Jembatan terdiri atas banyak elemen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, elemen-elemen jembatan dibagi dalam beberapa level hierarki dalam prosedur pemeriksaan jembatan.
Jembatan memiliki lima level dalam sistem hierarkinya, adalah sebagai berikut :
Level 1 adalah jembatan secara keseluruhan, dan mempunyai kode elemen 1.000 -jembatan.
Penilaian Kondisi pada Komponen dan Elemen Jembatan
Penilaian kondisi kompenen pada pemeriksaan inventarisasi dilakukan secara subyektif, sang penilai menggunakan penilaian dan pengalaman teknisnya (engineering) untuk menentukan kondisi keseluruhan dari kelima komponen utama bangunan atas dan bangunan bawah dalam setiap bentang.
Masing-masing komponen utama diberikan tanda kondisi inventarisasi dengan penilaian angka seperti pada Tabel 2.1. Kondisi aliran air, artinya, adanya scouring, dapat dimasukkan ke dalam tanda kondisi keseluruhan untuk setiap pilar atau kepala jembatan. Kondisi timbunan tanah dapat dimasukkan ke dalam tanda kondisi untuk setiap kepala jembatan. Pemeriksaan inventaris dimulai dari bagian atas dengan melihat komponen bagian atas dan mendokumentasikan nya dan mengikuti arah panah pada gambar diatas. Secara garis besar tahapan pemeriksaan diatas dilakukan dengan memeriksa abutmen 1 dari atas sebelah kiri dilanjutkan memutar ke bawah jembatan sampai batas bentang pertama, untuk melihat bagian bawah jembatan sampai pada pier 1 dan 3. Pemeriksaan dilanjutkan dengan mengikuti arah panah memutar sisi kanan untuk sampai pada bagian sisi atas kanan jembatan dengan memeriksa bagian atas sepanjang sisi kanan jembatan dilanjutkan dengan memutar turun ke bawah abutmen 2 sisi kanan bawah mengikuti arah panah menmutari pier 4 dan dismabung pier 2 kemudian naik ke atas sesai panah untuk melihat dan memeriksa bagian atas sisi kiri jembatan, dilanjtukan mengikuti panah untuk melihat kondisi jembatan bagian atas pada sisi kiri sampai abutmen 1 bagian atas.
BAB V PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN RANGKA BAJA
Jembatan rangka baja yang merupakan salah satu jenis bangunan atas jembatan adalah bagian yang penting dari jembatan, maka pemanfaatan rangka baja jembatan harus seefektif dan seefesien mungkin, mulai dari tahap perencanaan, fabrikasi dan pelaksanaan hingga rehabilitasi, sehingga dana telah dialokasikan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pemeriksaan jembatan rangka baja ini dengan menggunakan pemerikasaan inventarisasi dan pemeriksaan detail.
Peralatan dan bahan
Gambar 5. 2 Tampak Depan Jembatan Nanjung Rancamanyar
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 5. 3 Tampak Samping Jembatan Nanjung Rancamanyar
Data Hasil Investigasi
Data pada struktur utama ini terbagi menjadi dua data penting yaitu bangunan struktur atas dan bangunan struktur bawah, lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian subab -subab berikut.
VI.2.1.1 Data Struktur Utama Jembatan
Data struktur utama ini terdiri dari data jembatan bangunan atas dan data bangunan bawah, yang akan diuraikan sebagai berikut.
Data Bangunan Struktur