LAPORAN PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN
KOMPOSIT OVERPASS TOL PASTEUR KM 2+975
dan JEMBATAN RANGKA BAJA CITARUM LAMA
RANCAMANYAR
Disusun untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Sistem Manajemen Jembatan
Diploma IV Program Studi Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Jurusan
Teknik Sipil
Oleh
Irfan Naufal Rahmat
Muhamad Naufal Rachmat
Naufal Ulwan Al Fidhlan
Wildan Zaky Nurhasan
151134011
151134016
151134019
151134028
PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Laporan ini berjudul
“Pemeriksaan Jembatan Komposit dan Jembatan Rangka” laporan ini disusun
untuk memenuhi syarat mata kuliah Sistem Manajemen Jembatan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, serta doa dalam
penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini, yaitu kepada:
1. Bapak Hendry. Dipl. Ing.HTL.,MT sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil,
Politeknik Negeri Bandung
2. Bapak R.Desutama RBP, ST., MT., sebagai Ketua Program Studi Teknik
Perancangan Jalan dan Jembatan
3. Bapak Moeljono, Drs., SP1. Selaku dosen pengajar Sistem Manajemen
Jembatan yang senantiasa membimbing pengerjaan Laporan ini.
4. Seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
5. Rekan-rekan D4-TPJJ 2015 (PEJABAT) yang telah memberikan dukungan
penuh kepada penulis dalam pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan ini belum sempurna. Hal ini
karena keterbatasan penulis baik dari segi pengetahuan maupun dari segi
pemahaman materi yang didapatkan. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka akan adanya kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun sehingga pembuatan laporan ini dapat
menjadi lebih baik kedepannya. Atas segala perhatiannya, penulis mengucapkan
terima kasih.
Bandung, Januari 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Latar Belakang ....................................................................................... 1
Tujuan.................................................................................................... 3
Ruang Lingkup ...................................................................................... 3
Waktu Pelaksanaan dan Lokasi .............................................................. 3
Sistematika Penulisan............................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 6
Sistem Pemeriksaan Jembatan ................................................................ 6
Sistem Manajemen Jembatan Indonesia (SIMAJI) .................... 6
Pemeriksaan Inventaris Jembatan ......................................................... 10
Pemeriksaan Inventarisasi....................................................... 10
Pemeriksa Jembatan ............................................................... 11
Peralatan dan Material ............................................................ 11
Urutan Pemeriksaan ............................................................... 11
Prosedur Pemeriksaan Inventarisasi Jembatan ........................ 12
Bagian-Bagian Pemeriksaan Inventarisasi Jembatan............................. 16
BAB III METODOLOGI ................................................................................... 25
Umum .................................................................................................. 25
Persiapan Survey.................................................................................. 26
Persiapan Alat ...................................................................................... 27
ii
Pemeriksaan Inventarisasi .................................................................... 30
BAB IV PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN KOMPOSIT ........ 31
Prosedur Pemeriksaan Inventarisasi ..................................................... 31
Pemberian Nilai Kondisi ...................................................................... 43
BAB V PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN RANGKA BAJA . 52
Pemeriksaan Inventarisasi .................................................................... 52
Peralatan dan bahan ................................................................ 52
Prosedur Pemeriksaan Inventarisasi ..................................................... 53
Data Hasil Investigasi ............................................................. 55
VI.2.1.1 Data Struktur Utama Jembatan ............................................... 56
BAB VI 64
Daftar Pustaka ................................................................................................... 64
iii
DAFTAR TABEL
Tabel IV. 1 Alat dan bahan .................................................................... 32
Tabel IV. 2 Jenis Lintasan dan Data Geometri ....................................... 34
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. 1 Lokasi Jembatan Komposit pada Google Satelitte ............................ 4
Gambar I. 2 Lokasi Jembatan Rangka Baja pada Google Satelitte ........................ 4
Gambar II. 1 Bagan Alir Pemeriksaan Jembatan dalam SIMJ (Sistem Informasi
Manajemen Jembatan) ......................................................................................... 7
Gambar II. 2 Formulir Data Administrasi........................................................... 12
Gambar II. 3 Formulir Jenis Lintasan dan Data Geometris ................................. 13
Gambar II. 4 Panjang Total dan Bentang 1 ......................................................... 13
Gambar II. 5 Panjang Total dan Bentang 2 ......................................................... 14
Gambar II. 6 Sudut Miring (derajat) ................................................................... 14
Gambar II. 7 Jembatan Busur ............................................................................. 15
Gambar II. 8 Panjang-bentang, lebar lantai kendaraan, lebar trotoar dan ruang bebas
.......................................................................................................................... 15
Gambar II. 9 Tipe Bangunan Atas ...................................................................... 16
Gambar II. 10 Tipe Bangunan Bawah ................................................................ 17
Gambar II. 11 Kode-Kode Pemeriksaan Jembatan ............................................. 18
Gambar II. 12 Permukaan Lantai Jembatan ........................................................ 24
Gambar III. 1 Diagram Alir Pemeriksaan Jembatan Secara Umum .................... 25
Gambar III. 2 Urutan Pemeriksaan Jembatan ..................................................... 27
Gambar III. 3 Diagram Alir Pelaksanaan Survei Pemeriksaan Inventarisasi ....... 30
Gambar IV. 1 Prosedur pemeriksaan ................................................................. 33
Gambar IV. 2 Data Administrasi ....................................................................... 33
Gambar IV. 3 Potongan memanjang ................................................................. 35
Gambar IV. 4 Potongan melintang .................................................................... 35
Gambar IV. 5 Potongan memajang ................................................................... 36
Gambar IV. 6 Gelagar induk ............................................................................. 36
Gambar IV. 7 Sandaran..................................................................................... 38
v
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jembatan merupakan bangunan pelengkap jalan yang mempunyai peranan
penting pada Jaringan Jalan, memiliki nilai investasi dan sebagai penghubung anatr
wilayah. Lebih darj 25.000 jembatan dan penyeberangan lain pada jalan Nasional
maupun Propinsi, serta lebih dari 60.000 pada jalan lokal maupun jalan kota. Dala
pengelolaan diperlukan panduan khusus maupaun tata cara dalam pengelolaannya
sehingga penggunaan dana terserap secara optimum dan effisien. Pemerintah
menegeluarkan panduan berupa Bridge Management System (BMS) atau yang
dikenal dengan Sistem Manajemen Jembatan (SMJB) yang berisi pengelolaan
jembatan dengan cakupan pemeriksaan, perbaikan dan penggantian sebagian
maupun keseluruhan komponen jembatan yang penting untuk pembangunan dan
kelangsungan
hidup
transportasi
dan
infrastruktur
telekomunikasi
di
Indonesia.Sistem Manajemen Jembatan (SMJ)
BMS membantu Pemerintah terutama Ditjen Bina Marga dalam
mengembangkan
Sistem
Manajemen
Jembatan
untuk
memungkinkan
merencanakan, melaksanakan dan memantau semua aktivitas jembatan dalam suatu
kebijaksanaan secara keseluruhan dalam Pembangunan dan Desentralisasi serta
menyusun rencana maupun tata cara atau prosedur dalam aktifitas pembangunan
maupun pemeliharaan jembatan yang ada di Indonesia baik pada tingkat nasinal
dan propinsi
Penyusunan program pekerjaan jembatan memerlukan data yang valid dari
hasil pemeriksaan dan investigasi dilapangan yang dipantau langsung serta terarah
sesuaia dengan target dan capain yang telah ditentukan pemerintah khususnya
ditjen bina marga selaku instansi yang menaungi pengembangan dan pembangunan
infrastruktur yang ada di indonesia
Jembatan merupakan bagian dari komponen kritis yang menentukan beban
maksimum kendaraan akan dapat lewat dan termasuk fasilitas infrastruktur yang
1
vital bagi kelangsungan perkembangan kegiatan ekonomi, social, budaya, dan
perpindahan atau jalan akses dalam satu wilayah maupun antar wilayah.
(Triwiyono, 2013). Secara keseluruhan jembatan di indonesia mencapai 88 ribu
buah dengan ekivalen sepanjang 1.000 Km. Dari jumlah tersebut 30 ribu
diantaranya berstatus sebagai jembatan nasional dan jembatan provinsi dengan
ekivalen sepanjang 500 Km. Menurut Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal
(Ditjen) Bina Marga Danis Hidayat Sumadilaga, jumlah jembatan tersebut relatif
masih sedikit mengingat kondisi geografis Indonesia berupa negara kepulauan.
Akan tetapi, kenyataannya di lapangan, jembatan-jembatan di Indonesia yang
sudah ada belum di kelola secara optimal.
Pemeriksaan jembatan sangat dibutuhkan untuk menjamin effisiensi
pemeliharaan dan optimalisasi pengembangan jembatan agar tidak terjadi
penurunan kinerja atau penurunan masa layan jembatan dari umur rencana yang
telah ditentukan secara merata seluruh indonesia. Pemeriksaan jembatan yang
dilakukan di Indonesia yang sesuai dengan BMS meliputi pemeriksaan
inventarisasi, detail, rutin dan pemeriksaan khusus
Inventarisasi jembatan merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam
rangka pemeriksaan secara menyeluruh kondisi jembatan dan dilakukan baik masa
konstruksi maupun sesudah masa konstruksi. Menurut Subagio (2008),
inventarisasi jembatan perlu dibuat agar dihasilkan penanganan prasarana jembatan
yang tepat sasaran, efektif dan terus menerus, baik mengenai kondisi struktural
maupun fungsional dari prasarana jembatan terbaru sesuai kondisi saat ini. Hasil
inventarisasi data akan diolah dan dijadikan acuan dalam penanganan jembatan.
Oleh karena itu, dalam prioritas penanganan jembatan di Indonesia, dibutuhkan
sistem informasi jembatan yang baik. Sistem informasi jembatan harus mampu
menggambarkan kondisi aktual suatu jembatan, sebagai dasar pertimbangan
pengelola dalam melakukan prirotas penanganan yang optimal dan tepat sasaran.
Untuk memastikan kondisi Jembatan Rangka Baja Sayuran Di
Rancamanyar Dan Jembatan Overpass Tol Pasteur diperlukan sebuah pemeriksaan
inventarisasi sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi tiap bagian jembatan
2
dan prediksi kerusakan yang dapat menghasilkan nila BCR yang berguna untuk
perbandingan prioritas jembatan yang akan dilakukan pemeliharaann terlebih
dahulu supaya kegiatan perekonomian maupun tranportasi perpindahan barang dan
orang yang menggunakan infrastruktur atau prasarana kedua jembatan tersebut
Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan pemeriksaan inventarisasi jembatan ini
adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui cara melakukan pemeriksaan inventarisasi jembatan.
2. Dapat melakukan penilaian pada kondisi jembatan
3. Dapat mengetahui hasil dari pemeriksaan inventarisasi pada Jembatan
4. Dapat menilai kondisi jembatan menggunakan metode BCR (Bridge
Condition Rating) pada jembatan
5. Dapat menentukan prioritas penanganan pada jembatan yang berbeda
berdasarkan analisa BCR (Bridge Condition Ratio)
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari laporan pemeriksaan inventarisasi jembatan ini adalah
sebagai berikut.
1. Jembatan yang ditinjau adalah jembatan rangka baja dan jembatan komposit
2. Pemeriksaan inventarisasi Jembatan Citarum Lama Rancamanyar dan
Jembatan Overpass Tol Pasteur STA. 2+975
3. Penggu
Waktu Pelaksanaan dan Lokasi
1. Jembatan Komposit Overpass Tol Pasteur STA 2+975
(1) Tanggal pemeriksaan: 16 Desember 2018
3
(2) Tempat pemeriksaan: Jembatan Komposit Overpass Tol Pasteur KM
2+975, Jalan Tol Pasteur, Cibabat, Kota Cimahi, Jawa Barat
(3) Nama Pemeriksa: Kelompok 4 SMJB
(4) Peta lokasi pemeriksaan:
Gambar I. 1 Lokasi Jembatan Komposit pada Google Satelitte
2. Jembatan Rangka Baja Citarum Lama Rancamanyar
(1) Tanggal pemeriksaan: 16 Desember 2018
(2) Tempat pemeriksaan: Jembatan Rangka Baja Citarum Lama
Rancamanyar, Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
(3) Nama Pemeriksa: Kelompok 4 SMJB
(4) Peta lokasi pemeriksaan:
Gambar I. 2 Lokasi Jembatan Rangka Baja pada Google Satelitte
4
Sistematika Penulisan
Dalam laporan ini, pembahasan dikelompokkan dalam 6 (enam) bagian yang
berbentuk bab agar lebih mudah untuk dipahami, yaitu sebagai berikut.
1 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup, waktu
pelaksanaan dan lokasi, serta sistematika penulisan laporan pemeriksaan
inventarisasi jembatan.
2 BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai pemeriksaan inventarisasi dan bagian-bagian
pemeriksaan inventaris.
3 BAB III METODOLOGI
Bab ini berisi persiapan survei, persiapan alat, pelaksanaan survei,
pengumpulan data dan hasil pemeriksaan.
4 BAB IV PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN KOMPOSIT
Bab ini membahas mengenai prosedur pemeriksaan Jembatan komposit yang
berisi data administrasi, jenis lintasan dan data geometrik, data bentang dan
komponen utama, nilai kondisi inventaris, dan data pelengkap kedua jembatan
tersebut.
5 BAB V PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN BAJA
Bab ini membahas mengenai prosedur pemeriksaan Jembatan Rangka Baja
yang berisi data administrasi, jenis lintasan dan data geometrik, data bentang
dan komponen utama, nilai kondisi inventaris, dan data pelengkap kedua
jembatan tersebut.
6 BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sistem Pemeriksaan Jembatan
Jembatan merupakan bagian yang penting dalam suatu sistem jaringan jalan
karena pengaruhnya yang berarti bila jembatan itu runtuh atau jika tidak berfungsi
dengan baik. Jembatan merupakan struktur yang melintasi sungai atau penghalang
lalu lintas lainnya, maka keruntuhan jembatan akan mengurangi atau menahan lalu
lintas, yang akibatnya mengganggu kenyamanan masyarakat berlalu lintas dan
terganggunya hubungan perekonomian.
Maksud dari pemeriksaan jembatan adalah untuk meyakinkan bahwa
jembatan berada dalam keadaan aman terhadap pemakai jalan dan juga
mengamankan nilai investasi jembatan itu. Pemeriksaan jembatan merupakan suatu
proses pengumpulan data fisik dan kondisi struktur jembatan.
Data jembatan dari hasil pemeriksaan digunakan untuk merencanakan suatu
program pemeliharaan, rehabilitasi, perkuatan dan penggantian jembatan.
Pemeriksaan jembatan dilaksanakan dibawah sistem manajemen jembatan.
Sistem Manajemen Jembatan Indonesia (SIMAJI)
Pada saat ini sudah dikembangkan sistem manajemen jembatan yang
berfungsi untuk membuat rencana kegiatan jembatan, perencanaan, pelaksanaan
dan pemantauan berdasarkan kebijaksanaan secara menyeluruh. Sistem Informasi
Manajemen Jembatan (SIMJ) merupakan bagian dari sistem manajemen jembatan.
Kegiatannya antara lain pemeriksaan jembatan, pengelolaan database jembatan,
dan data forensik jembatan yang akan digunakan untuk rencana dan program dan
perencanaan teknis sampai pada pelaksanaan dan preservasi.
Dengan sistem informasi manajemen jembatan kegiatan-kegiatan tersebut
dapat diatur secara sistematik, dengan melakukan pekerjaan pemeriksaan jembatan
secara berkala dan menganalisa data dengan komputer dalam Sistem Informasi
Manajemen Jembatan (SIMJ). Dengan bantuan sistem ini, kondisi jembatan dapat
6
dipantau dan dapat dilakukan tindakan yang diperlukan untuk meyakinkan bahwa
jembatan dalam keadaan aman dan nyaman, dengan menggunakan dana yang
optimum untuk pekerjaan jembatan. Bagan alir Pemeriksaan Jembatan dalam
Gambar 2.1 memperlihatkan hubungan antara pemeriksaan dalam SIMJ (Sistem
Informasi Manajemen jembatan).
Gambar II. 1 Bagan Alir Pemeriksaan Jembatan dalam SIMJ (Sistem Informasi Manajemen Jembatan)
Sumber: Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, Kementerian PU. “Pemeriksaan Jembatan”
Sistem Informasi Manajemen Jembatan (SIMJ)
Sistem ini berisi database jembatan dan beberapa program komputer yang
sesuai untuk:
Memasukkan dan mengambil data pemeriksaan dan data lainnya.
Menyiapkan laporan standar jembatan.
7
Memeriksa database dan mengambil dalam kombinasi informasi yang
bermacam-macam.
Skrining dan ranking jembatan serta menyiapkan program penanganan
jembatan.
Menyiapkan program jembatan tahunan dan lima tahunan.
Analisa kasus per kasus untuk menentukan strategi penanganan guna
menentukan penanganan yang optimum untuk setiap jembatan.
Data yang digunakan dari sistem ini adalah data lalu lintas, biaya operasi
kendaraan, data referensi, dasar pertumbuhan lalu lintas dan data lainnya dari sistem
informasi manajemen jalan, untuk melaksanakan rencana dan program jembatan.
Pelaporan dan Memasukkan Data
Data hasil pemeriksaan jembatan dilaporkan dalam bentuk laporan standar
pemeriksaan. Pemeriksa harus membuat laporan pemeriksaan jembatan dan
memilah-milah data yang akan dimasukkan ke dalam sistem data base jembatan,
dimana pekerjaan tersebut harus segera dilaksanakan setelah pemeriksaan. Laporan
hasil pemeriksaan jembatan di masukkan dalam dimasukkan ke dalam Sistem
Informasi Manajemen Jembatan (SIMJ). Setelah data hasil pemeriksaan
dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Manajemen Jembatan (SIMJ), laporan
pemeriksaan dimasukkan dalam suatu arsip data jembatan. Data ini berisi tidak
hanya hasil pemeriksaan jembatan, melainkan juga perhitungan perencanaan teknis,
laporan pelaksanaan dan foto-foto, dan semua dokumen lainnya sebagai data
salinan (back up data) disamping yang telah disimpan dalam Sistem Informasi
Manajemen Jembatan (SIMJ). Arsip data jembatan disimpan oleh pihak yang diberi
kewenangan dan terpisah dari data yang lainnya.
8
Laporan Pemeriksaan
Setelah pemeriksaan jembatan dan semua data sudah lengkap, laporan
diperiksa oleh penanggung jawab yang berwenang. Beberapa laporan, seperti
laporan data jembatan yang bersifat umum berisi yaitu:
Data umum jembatan (untuk semua jembatan).
Kesimpulan kondisi jembatan (dalam format tabel atau grafik)
Laporan lainnya seperti laporan tindakan terhadap suatu jembatan, merupakan
hal yang khusus, dan hanya berisi daftar nama jembatan yang memerlukan tindakan
sebagai berikut.
Laporan tindakan darurat, berisi daftar nama jembatan yang memerlukan
tindakan darurat, perbaikan atau perkuatan.
Laporan pemeriksaan khusus, berisi daftar nama jembatan disarankan
oleh pemeriksa jembatan dilakukan pemeriksaan khusus.
Laporan pemeliharaan rutin, berisi daftar nama jembatan yang
memerlukan pemeliharaan rutin dengan kerusakan yang kecil.
Skrining dan Ranking Jembatan Secara Teknis
Salah satu program dalam sistem informasi manajemen jembatan adalah
kegiatan skrining dan ranking jembatan secara teknis, yang menggunakan data dari
hasil pemeriksaan untuk merekomendasikan jenis penanganan untuk setiap
jembatan. Hasil rekomendasi penanganan hanya merupakan suatu usulan dan harus
diteliti kembali sebelum dilakukan pelaksanaan pekerjaan. Untuk jenis pekerjaan
yang besar (rehabilitasi atau perkuatan), usulan penanganan harus diperkuat dengan
melakukan pemeriksaan khusus atau jenis pemeriksaan lapangan lainnya oleh staf
dari bagian perencanaan, sedangkan untuk pekerjaan yang kecil (pemeliharaan
berkala dan rutin), data hasil pemeriksaan harus diperiksa kembali untuk
meyakinkan validitas/kebenaran data tersebut. Kegiatan skrining dilakukan untuk
mengidentifikasikan kondisi jembatan dan kemampuan kapasitas jembatan
memikul beban lalu-lintas yang melaluinya. Sedangkan kegiatan ranking secara
teknis bertujuan membuat urutan prioritas tindakan penanganan terhadap suatu
9
jembatan. Hal ini tergantung pada kriterianya dan tingkat kepentingan ruas jalan
dalam suatu jaringan jalan. Jembatan-jembatan yang berada pada urutan atas adalah
jembatan yang memerlukan penanganan terlebih dahulu. Setelah kegiatan ini
selesai (skrining dan ranking teknis), selanjutnya adalah melakukan penilaian
secara ekonomi guna mendapatkan ranking program pekerjaan jembatan. Jadi data
hasil pemeriksaan merupakan suatu data yang penting sekali bagi rencana dan
program jembatan, dipergunakan untuk membantu para perencana dalam
menentukan keputusan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang diperlukan bagi
setiap jembatan.
Pemeriksaan Inventaris Jembatan
Pemeriksaan Inventarisasi
Pemeriksaan Inventarisasi adalah pengumpulan data dasar administrasi, geometri,
material dan data-data lainnya pada komponen serta elemen jembatan. Kondisi
setiap jembatan juga harus dicatat dalam Sistem Manajemen Jembatan.
Pemeriksaan jembatan, lintasan kereta api, lintasan bawah, lintasan ferry, dan
gorong-gorong yang memiliki panjang dua meter atau lebih harus dicatat.
Secara Iebih khusus, Pemeriksaan Inventarisasi diiakukan untuk :
Mencatat jembatan dalam Sistem Manajemen Jembatan dengan
menggunakan Nomor dan Lokasi Jembatan
Mengukur dan mencatat dimensi keseluruhan dari jembatan dan setiap
bentang
Menunjukkan jenis jembatan atau lintasan, komponen utama dan tanggal
atau tahun konstruksi
Menilai kondisi komponen-komponen utama bangunan atas dan bangunan
bawah jembatan
Mencatat batas-batas muatan atau pembatasan fungsional lainnya pada
jembatan yang ada
Menafsirkan dan mencatat pengaruh lebar jembatan yang ada terhadap lalu
lintas
Mencatat rincian mengenai detour (jalan memutar) yang ada bilamana
terjadi penutupan jembatan
Mencatat data banjir tertinggi yang diketahui, tanggal terjadinya dan sumber
informasi
Mencatat apakah terdapat gambar jembatan terlaksana dan apakah jembatan
merupakan jenis standar
10
Pemeriksa Jembatan
Inspektur yang melakukan pemeriksaan inventarisasi jembatan dengan bantuan
asisten pembantu. Pemeriksa jembatan mempunyai beberapa tugas yang harus
dilakukan sebagai berikut.
Membantu menyiapkan program pemeriksaan jembatan.
Mengatur dan melaksanakan semua jenis pemeriksaan.
Memasukkan atau mengawasi pemasukan data ke dalam sistem data base
dan data file hasil pemeriksaan.
Berhubungan dengan pihak pengelola jembatan atau instansi terkait dalam
persiapan
program
pemeriksaan
dan
memimpin
pelaksanaan
pemeriksaan.
Memelihara kendaraan dan peralatan guna pemeriksaan jembatan agar selalu
dalam keadaan baik
Peralatan dan Material
(1). Form'ulir Laporan Pemeriksaan Inventarisasi
(2). Kertas untuk gambar atau catatan
(3). Pena
(4). Kendaraan dengan odometer yang berfungsi
(5). Alat pengukur jarak
(6). Pita pengukur 30 m
(7). Sekop ,
(8). Parang
(9). Kalkulator
Urutan Pemeriksaan
Setiap jembatan harus diperiksa dengan menggunakan urutan berikut ini :
(1). Periksa dan catat data administrasi pada Halaman 1 dan 3 dari Laporan
Pemeriksaan Inventarisasi nama jembatan, lokasi, cabang, dan seterusnya.
(2). Kelilingi jembatan untuk mengetahui tata letak umum dari struktur
(3). Catat jenis lintasan dan ukur serta mencatat data geometrik pada Halaman
3 dari Laporan -- jumlah bentang, panjang keseluruhan, sudut miring
(4). Ukur dan catat dimensi bentang pada Halaman 3 dari Laporan panjang,
lebar antara kerb, lebar tempat pejalan kaki, dan seterusnya
11
(5). Tentukan dan catat jenis, material, sumber dan kondisi dari komponen
utama pada bangunan atas dan bangunan bawah pada Halaman 3 dari
Laporan
(6). Tentukan dan catat data pelengkap jembatan pada Halaman 4 dari Laporan
pembatasan fungsional yang ada, keadaan lalu lintas, detour dan
permindahan jalan, dan seterusnya
(7). Catat pada Halaman 1 dari Laporan apakah dianjurkan Tindakan Darurat
dan alasannya
(8). Buat catatan yang diperlukan dalam bagian Catatan pada Halaman 1 dari
Laporan
Selama pemeriksaan berlangsung inspektur harus mengambil photo struktur
jembatan yang memperlihatkan:
(1). ketinggian sisi jembatan
(2). lantai jembatan yang photo dari as jalan
(3). jembatan yang diambil dari sudut 45°dari titikpusatjalan
(4). hal-hal menarik lainnyatermasukkerusakandanmasalah yang
(5). membutuhkan perhatian
Bila perlu, buat gambar agar laporan lebih jelas
Prosedur Pemeriksaan Inventarisasi Jembatan
Data Administrasi
Data administrasi dicatat dalam kotak-kotak pada Laporan Pemeriksaan,
seperti yang terlihat dalam Gambar Kotak-kotak pada kedua halaman harus diisi.
Gambar II. 2 Formulir Data Administrasi
12
Jenis Lintasan dan Data Geometris
Data ini meliputi jenis lintasan, jumlah bentang, panjang total, tahun pembangunan,
dan sudut miring. Data tersebut dicatat dalam form seperti pada Gambar
Gambar II. 3 Formulir Jenis Lintasan dan Data Geometris
Jenis lintasan dicatat dengan menggunakan salah satu kode berikut :
S
: Sungai
KA
: Kereta Api
JL
: Jalan
L
: Lain
“Lain” mencakup terowongan pejalan kaki, pipa air, dan seterusnya.
Gambar II. 4 Panjang Total dan Bentang 1
13
Gambar II. 5 Panjang Total dan Bentang 2
Bila as kepala jembatan tidak tegak lurus terhadap as jalan, jembatan disebut
jembatan bersudut. Sudut miring adalah sudut antara as pilar/kepala jembatan dan
garis tegak lurus terhadap as jalan.
Sudut miring dapat bersifat positif atau negatif seperti terlihat dalam
Gambar II. 6 Sudut Miring (derajat)
Bila suatu jembatan berupa busur lengkung dibangun di atas tikungan,
jembatan tersebut bukan jembatan miring dan dicatat sebagi jembatan busur dalam
tikungan atau BK. Gambar 2.6 memperlihatkan suatu jembatan busur ditikungan.
14
Gambar II. 7 Jembatan Busur
Tahun pembangunan, informasi ini biasanya terletak pada pelat nama atau
pada balok ujung atau bagian bawah rangka ujung. Bila tidak, dapat ditanyakan
pada penduduk setempat atau dapat menulis perkiraan tahun konstruksi.
Data Bentang dan Komponen Utama
Dua komponen utama jembatan, yaitu Bangunan atas dan Bangunan bawah,
yang dipertimbangkan dalam Pemeriksaan Inventarisasi. Untuk tujuan
Pemeriksaan Detail, diputuskan bahwa komponen utama ketiga, yaitu aliran
sungai/tanah timbunan, untuk pengelompokkan elemen jembatan. Tetapi, demi
menjaga konsistensi analisis data, Bangunan Atas dan Bangunan Bawah hanya
dipertahankan sebagai komponen utama untuk Pemeriksaan Inventarisasi.
Gambar II. 8 Panjang-bentang, lebar lantai kendaraan, lebar trotoar dan ruang bebas
15
Bagian-Bagian Pemeriksaan Inventarisasi Jembatan
Jenis Komponen dan Data Material
Data ini dicatat untuk lima komponen utama dari bangunan atas dan bangunan
bawah dalam setiap bentang jembatan, seperti berikut:
Bangunan atas:
Struktur bangunan atas, yaitu rangka, gelagar, dan seterusnya
Permukaan lantai kendaraan
'
Sandaran
Gambar II. 9 Tipe Bangunan Atas
16
Bangunan Bawah:
Pondasi
Kepala jembatan dan pilar
Gambar II. 10 Tipe Bangunan Bawah
17
Gambar II. 11 Kode-Kode Pemeriksaan Jembatan
Pengkodingan pada Elemen - Elemen Jembatan
Jembatan terdiri atas banyak elemen yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya. Oleh karena itu, elemen-elemen jembatan dibagi dalam beberapa level
hierarki dalam prosedur pemeriksaan jembatan.
Jembatan memiliki lima level dalam sistem hierarkinya, adalah sebagai berikut :
Level 1 adalah jembatan secara keseluruhan, dan mempunyai kode elemen
1.000 - jembatan.
Level 2 terdiri dari dua struktur utama jembatan dan aliran sungai/tanah
timbunan, yaitu :
o 2200 Aliran sungai/tanah timbunan,
o 2.300 Bangunan bawah,
o 2.400 Bangunan atas.
Level 3 adalah komponen utama yang merupakan bagian dari struktur
utama jembatan, yaitu sebagai berikut :
o 3.210 Aliran sungai
o 3.220 Bangunan pengaman
o 3.230 Tanah timbunan
18
o 3.310 Fondasi dan seterusnya
Level 4 adalah elemen yang merupakan bagian dari komponen utama
jembatan. Contohnya bangunan pengaman dengan kode 3.220 ( level 3 ),
terbagi dalam beberapa elemen yaitu:
o 4.221 Krib/pengarah arus sungai
o 4.222 Bottom controller
o 4.223 Talud
o 4.224 Turap dan seterusnya
Elemen pada level 4 adalah semua jenis elemen jembatan secara
keseluruhan, jadi elemen 4.224 adalah semua elemen turap pada lokasi
jembatan.
Level 5 adalah elemen jembatan yang merupakan bagian dari level 4 tetapi
mempunyai lokasi tertentu pada jembatan. Setiap elemen "level 5"
mempunyai kode yang sama dengan kelompok pada level 4 tetapi
mempunyai lokasi yang khusus untuk membedakannya dari elemen lain
dalam kelompok yang sama. Sebagai contoh, elemen Turap (kode 4.224)
pada A1 berarti turap yang letaknya di kepala jembatan 1.
Tabel 2. 1 Hierarki Elemen
KODE
LEVEL 1
KODE
LEVEL 2
KODE
3.210
2.200
Aliran Sungai/
Tanah
Timbunan
3.220
3.230
1.000
LEVEL 3
KODE
LEVEL 4
Aliran Sungai
4.211
4.212
4.213
Tebing Sungai
Aliran Air Utama
Daerah Genangan Banjir
Bangunan Pengaman
4.221
4.222
4.223
4.224
4.225
4.226
4.227
4.228
4.229
Krib/Pengarah Arus Sungai
Bottom Controller
Talud
Turap Fender
Dinding Penahan Tanah
Pengamanan dasar sungai
Tiang Pengaman
Pagar Pengaman
Tanah Timbunan
4.231
4.232
4.233
4.234
4.235
Timbunan Jalan Pendekat
Drainase -Timbunan
Lapisan Perkerasan
Pelat Injak Tanah Bertulang
Fondasi
4.311
4.312
4.313
4.314
4.315
4.316
Tiang Pancang
Fondasi Sumuran
Fondasi Langsung
Angkur Fondasi
Balok Pelengkung Tiang Bor
Kepala Jembatan / Pilar
4.321
4.322
4.323
4.324
4.325
4.326
4.327
4.328
4.329
4.330
4.331
Balok Pondasi
Pilar Dinding/Kolom
Dinding Kepala Jembatan
Tembok Sayap
Balok Kepala
Balok Penahan Gempa/Stoper Lateral
Penunjang/Pengaku Penunjang
Sementara
Drainase Dinding
Tembok Kepala
Balok Tiang
Jembatan
3.310
2.300
Bangunan
Bawah
3.320
19
KODE
LEVEL 1
KODE
2.400
LEVEL 2
Bangunan
Atas
KODE
LEVEL 3
KODE
LEVEL 4
3.410
Sistem Gelagar
4.411
4.412
4.413
4.414
4.415
4.416
4.417
4.418
4.419
4.420
Gelagar
Gelagar Melintang
Diafragma
Sambungan Gelagar
Perkuatan Ikatan Angin
Pelat Pengaku (Stiffener)
Pelat Penguat (Cover Plate)
Diafragma Baja Horizontal
Diafragma Baja Diagonal
Sambungan Diafragma
3.420
Jembatan pelat
4.421
4.422
4.423
Pelat Beton Bertulang Pelat
BetonPracetak Prategang Kabel
Prategang Melintang
3.430
Pelengkung
4.431
4.432
Bagian Lengkung
Dinding Tegak
3.440
Balok Pelengkung
4.441
4.442
4.443
Gelagar Balok Pelengkung
Elemen Balok Pelengkung
Balok Vertikal
4.445
4.446
Balok Pengaku Mendatar Sambungan
Balok Pelengkung
4.451
4.452
4.453
4.454
4.455
4.456
4.457
4.458
4.459
4.461
4.462
4.463
4.464
4.465
4.466
4.467
4.468
4.469
4.470
4.471
4.472
4.473
4.474
4.475
4.476
4.477
4.478
4.479
4.480
4.481
4.482
4.483
4.484
4.485
4.486
4.487
4.488
4.491
4.492
4.493
4.494
4.495
4.501
4.502
4.503
4.504
4.505
4.506
4.507
4.508
Panel Rangka (Bailey)
Gelagar Penguat (Bailey)
Rangka Pengaku (Bailey)
Raker- Penyokong (Bailey) Pin
Panel/Surclip (Bailey)
Clamp (Bailey)
Angkur Prategang External
Kabel Prategang External
Sadel Prategang External
Batang tepi atas
Batang tepi bawah
Batang Diagonal
Batang Vertikal
(RBB, RBR)
lkatan Angin Atas
Ikatan Angin Bawah
Diafragma Rangka
Gelagar Melintang
Sambungan / Pelat Buhul / Pelat Pengisi
Baut
Batang Tengah (CH)
Batang Diagonal Kecil (CH)
Batang Penahan Gempa
Portal Ujung
Pelat Kopel Batang Diagonal
Pelat Kopel Batang Atas Pelat Kopel
Batang Tengah Pelat Kopel Batang
Bawah Pelat Kopel Batang Vertikal
Ikatan Angin Melintang
Kabel Pemikul
Batang Penggantung
Kabel Penahan Ayun
Kolom Pilon
Pengaku Pilon
Sadel Pilon
Balok Melintang (Gantung)
Sambungan (Gantung)
3.450
Rangka
3.480
Jembatan Gantung / Beruji
Kabel (Cable Stayed)
3.490
Gelagar Boks / Pratekan
3.500
Sistem Lantai
Dinding Tegak
Boks Dinding Bawah
Boks Dinding Atas
Boks Diafragma Boks Blok Angkur
Gelagar Memanjang Lantai
Pelat Lantai ( kayu / beton / baja)
Pelat baja bergelombang
Balok Tepi
Jalur Roda Kendaraan (Lantai Kayu)
Trotoar / Kerb
Pipa Cucuran
Drainase Lantai
20
KODE
LEVEL 1
KODE
LEVEL 2
KODE
LEVEL 3
3.600
Sambungan / Siar muai
3.610
Perletakan
3.620
Sandaran
3.700
Perlengkapan
3.810
Gorong gorong Persegi
3.820
Gorong-gorong Pipa
3.830
Gorong-gorong Pelengkung
3.910
Lintasan dengan Perkerasan
3.920
Lintasan Alam
3.930
Ferry / Ponton
KODE
LEVEL 4
4.509
4.510
Lapis Permukaan Pelat Beton Acuan
Lantai
4.601
4.602
4.603
4.604
4.605
4.611
4.612
4.613
4.614
4.615
4.616
4.621
4.622
4.623
4.624
4.701
4.711
4.712
4.713
4.714
4.715
4.721
4.722
4.723
4.731
4.741
Sambungan/siar muai Baja
Sambungan/siar muai Baja Profil
Sambungan/siar muai Karet
Sambungan/siar muai Aspal
Sambungan/siar muai lain
Landasan Baja
Landasan Karet
Landasan Pot
Bantalan Mortar/Pelat Dasar Baut
Pengikat (Angkur Gempa) Karet
Penahan Gempa
Tiang Sandaran
Sandaran Horizontal
Penunjang Sandaran
Tembok Sandaran
Batas-batas ukuran
Rambu-rambu dan tanda tanda
Marka Jalan
Papan Nama
Patung
Parapet / Tambok Sedada
Lampu Penerangan
Tiang Lampu
Kabel Listrik
Utilitas
Median
4.811
4.812
4.813
Dinding Tegak
Dinding Bawah
Dinding Atas
Penilaian Kondisi pada Komponen dan Elemen Jembatan
Penilaian kondisi kompenen pada pemeriksaan inventarisasi dilakukan
secara subyektif, sang penilai menggunakan penilaian dan pengalaman
teknisnya (engineering) untuk menentukan kondisi keseluruhan dari kelima
komponen utama bangunan atas dan bangunan bawah dalam setiap bentang.
Masing-masing komponen utama diberikan tanda kondisi inventarisasi
dengan penilaian angka seperti pada Tabel 2.1. Kondisi aliran air, artinya,
adanya scouring, dapat dimasukkan ke dalam tanda kondisi keseluruhan untuk
setiap pilar atau kepala jembatan. Kondisi timbunan tanah dapat dimasukkan
ke dalam tanda kondisi untuk setiap kepala jembatan.
21
Tabel 2. 2 Nilai Kondisi Inventarisai dengan penilalian
PENILAIAN KONDISI UNTUK INVENTARISASI
0 jembatan baru dan tanpa kerusakan
1 kerusakan kecil
Catatan
Penilaian kondisi inventarisasi
pada
tabel diatas hanya digunakan
2 kerusakan yang memerlukan pemantauan atau
bila pemeriksaan material
pemeliharaan diwaktu mendatang
jembatan belum dilakukan pada
3 kerusakan yang memerlukan tindakan secepatnya
saat uang bersamaan dengan
4 kondisi kritis
pemeriksaan inventarisasi.
5 elemen jembatan tidak berfungsi lagi
Tabel 2. 3 Nilai Kondisi Inventarisasi
Nilai Kondisi
0
Nilai Kondisi
1
a. Jembatan dalam keadaan baru, tanpa kerusakan
b. Cukup jelas, Elemen jembatan berada dalam kondisi
baik
a. Kerusakan sangat sedikit (kerusakan dapat diperbaiki
melalui pemerliharaan rutin, dan tidak berdampak
pada keamanan atau fungsi jembatan)
b. Contoh : scour sedikit, karat pada permukaan , papa
kayu yang longgar
Nilai Kondisi
2
a.
Nilai Kondisi
3
a.
Nilai Kondisi
4
a.
b.
b.
b.
Kerusakan yang memerlukan pemantauan atau
pemelihataan pada masa yang akan dating
Contoh : pembusukan sedikit pada struktur kayu,
penurunan mutu pada elemen pasang batu,
penumpukkan sampah atau tanah di sekitar perletakan,
kesemuanya merupakan tanda-tanda yang membutuhkan
penggantian
Kerusakan yang membutuhkan perhatian (kerusakan
yang mungkin menjadi serius dalam 12 bulan)
Contoh : struktur beton dengan sedikit retak, rangka
kayu yang membusuk, lubang pada permukaan lantai
kendaraan, adanya gundukan sapal pada permukaan
lantai kendaraan dan pada kepala jembatan, scouring
dalam jumlah sedang pada pilar/kepala jembatan, rangka
baja berkarat.
Kondisi kritis (kerusakan serius yang membutuhkan
perhatian segera)
Contoh : kegagalan rangka, keretakan atau
kerontokan lantai beton, pondasi yang terkikis, kerangka
beton yang memiliki tulangan yang terlihat dan berkarat,
sandaran pegangan/pagar oengaman yang tidak ada
22
Nilai Kondisi
5
a. Eleemen runtuh atau tidak berfungsi lagi
b. Contoh: bangunan atas yang runtuh, timbunan tanah
yang hanyut
a. Data Pelengkap
Bagian laporan pemeriksaan inventarisasi digunakan untuk memberikan
informasi umum mengenai jembatan, membantu persiapan strategi pemeliharaan
jembatan.
b. Pembatasan Fungsional yang Ada
Pembatasan pada jembatan mempunyai hubungan dengan batas beban, kecepatan,
jalur dan seterusnya. Dicatat seperti pada Tabel 2.5
Tabel 2. 4 Pembatasan Fungsional
Batasan Muatan Gandar (ton)
Batasan Lain (uraikan)
c. Lalu Lintas
Lebar jembatan yang berpengaruh pada arus lalu lintas dinilai dan dicatat seperti
terlihat dalam Gambar 2.6
Tabel 2. 5 Lebar Jembatan
Lebar jembatan yang ada dan pengaruhnya terhadap arus lalu lintas :
Longgar
- Kendaraan bebas melintas diatas jembatan
Cukup Lebar
- Kendaraan melaju perlahan diatas jembatan
Sempit
- Kendaraan harus sering berhenti dari antri
Pilih
1,2,3
d. Jalan Memutar dan Jalan Membelok (Detour)
Bagian ini mencatat rute alternatif atau jalan samping uang tersedia bila jembatan
ditutup untuk lalu lintas umum, seperti terlihat dalam Tabel 2.7
Tabel 2. 6 Rute Alternatif
Jika jembatan ditutup untuk lalu-lintas setiap saat apakah ada Ya
jalan alternative melalui suatu lintasan atau penyebrangan
sungai la2nya ?
Jika Ya, berapa jarak tambahan yang harus ditempuh (km)
Tidak
23
e. Data Banjir Tertinggi
Ketinggian muka air banjir tertinggi yang diketahui berhubungan dengan
elevasi permukaan lantai jembatan dan sumber informasi harus dicatat seperti
terlihat dalam Tabel 2.8. Data ini dapat digunakan dalam emenentukan ketinggian
permukaan lantai jembatan dari suatu jembatan baru. Gambar 2.9 menampilkan
metode pengukuran.
Tabel 2. 7 Permukaan Lantai Jembatan dan Sumber Informasi
Muka air banjir terbesa yang diketahui :
Pilih + jika diatas lantai atau – jika dibawah lantai (m)
Tanggal terjadinya banjir terbesar (bulan,tahun)
Sumber keterangan dari
Gambar II. 12 Permukaan Lantai Jembatan
24
BAB III
METODOLOGI
Umum
Pada studi ini dilakukan pemeriksaan jembatan dengan cara pemeriksaan
inventarisasi. Namun pemeriksaan inventarisasi nya dilakukan secara mendetail.
Dalam melakukan pemeriksaan tersebut, dibutuhkan sebuah metodologi dalam
mengumpulkan data hingga mengolah data tersebut, sehingga dapat disimpulkan
beberapa kondisi jembatan yang ditinjau. Adapun langkah-langkah dalam
melakukan pemeriksaan jembatan secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.1
Gambar III. 1 Diagram Alir Pemeriksaan Jembatan Secara Umum
25
Persiapan Survey
Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai
pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting
yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan waktu dan
pekerjaan. Tahap persiapan ini diantaranya :
1. Menentukan Lokasi Tinjauan
Penentuan lokasi tinjauan merupakan langkah pertama yang perlu
dilakukan, karena dalam tahap ini ditentukan objek yang akan dilakukan
pemeriksaan inventarisasi jembatan. Pada studi ini, jembatan rangka baja
yang ditinjau adalah Jembatan Citarum Lama Rancamanyar dan untuk
jembatan komposit yang ditinjau adalah Jembatan Tol Cibabat.
2. Studi Literatur
Literatur dalam studi ini berupa manual pemeriksaan jembatan yang
dikembangkan oleh Dinas Bina Marga yaitu Bridge Management System
(BMS) yang telah dijadikan standar dalam melakukan pemeriksaan jembatan
di Indonesia.
3. Melakukan Persiapan
Persiapan perlu dilakukan sebelum survey, diantaranya persiapan alat,
bahan, transportasi dan rute yang akan dilewati menuju lokasi jembatan dan
formulir
pemeriksaan
inventarisasi
yang
bertujuan
mempermudah
pelaksanaan survey.
4. Melakukan Survey
Survei yang dilakukan adalah memeriksa ke-dua jembatan yang ditinjau
sesuai dengan manual Bridge Management System (BMS).
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan sarana pokok untuk menemukan
penyelesaian suatu masalah secara ilmiah. Berdasarkan hasil survei,
didapatkan data – data sebagai berikut:
a. Data Administrasi
b. Data Geometrik
26
c. Data Struktur Utama dan Aliran Sungai
d. Data Kerusakan Jembatan
Data – data yang diperoleh dikumpulkan dan selanjutnya akan diolah.
Kecukupan data perlu diperiksa untuk mempermudah pengolahan data, jika
data sudah cukup maka data dapat langsung diolah, sedangkan apabila data
yang diperoleh belum cukup maka diperlukan survei kembali
6. Pengolahan Data
Pengolahan data untuk pemeriksaan inventarisasi dan detail jembatan
merujuk pada manual standar Bridge Management System (BMS).
Dalam melakukan pemeriksaan, diperlukan urutan yang sesuai dengan
standar yang bertujuan agar seluruh elemen jembatan diperiksa tanpa ada
yang terlewati. BMS telah menentukan urutan pemeriksaan seperti tertera
pada Gambar 3.2 yang diawali dari sebelah kiri kepala jembatan 1 (A1).
Gambar III. 2 Urutan Pemeriksaan Jembatan
Persiapan Alat
Daftar persiapan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan
pemeriksaan inventarisasi adalah sebagai berikut :
27
Tabel 3. 1 Peralatan Survey
No
Nama Alat /
Gambar
Fungsi
Bahan
1.
Formulir Laporan
Untuk
Pemeriksaan
mengetahui
Inventarisasi
data-data apa
saja yang
dibutuhkan
2.
Kertas/Buku
Untuk
Catatan
menggambar
sketsa atau
sebagai catatan
Untuk menulis
3.
Pena
dan
menggambar
sketsa
4.
Kamera
Sebagai alat
dokumentasi
Untuk
5.
Pita Ukur
mengukur suatu
jarak, lebar,
ketinggian
komponen
jembatan
28
No
Nama Alat /
Gambar
Fungsi
Bahan
Untuk
6.
Odometer/Metera
mengukur suatu
n Dorong
jarak lebar jalan
dan panjang
bentang
jembatan
Untuk
7.
Kalkulator
memecahkan
masalah dalam
hal hitungan
Untuk
mengukur
8.
Busur Derajat
derajat dari
suatu jarak
Sebagai buku
9.
Pedoman Bridge
pegangan
Management
pemeriksaan
System (BMS)
jembatan di
lapangan
Untuk
memperlihatkan
10.
Peta
ruas jalan atau
lokasi jembatan
yang akan
ditinjau
29
Pemeriksaan Inventarisasi
Selama pemeriksaan berlangsung inspektur harus mengambil foto struktur
jembatan yang memperlihatkan:
1. Ketinggian sisi jembatan
2. Lantai jembayan yang difoto dari as jalan
3. Jembatan yang diambil dari sudut 45o dari titik pusat jalan
4. Hal – hal yang menarik lainnya termasuk kerusakan dan masalah yang
membutuhkan perhatian.
Pada pelaksanaan survei pemeriksaan inventarisasi jembatan ini, terdapat tahapan
pelaksanaan berupa diagram alir (flowchart) seperti yang tertera pada Gambar 3.3.
Gambar III. 3 Diagram Alir Pelaksanaan Survei Pemeriksaan Inventarisasi
30
BAB IV
PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN KOMPOSIT
Prosedur Pemeriksaan Inventarisasi
Tahapan dalam pemeriksaan inventaris dimulai dari mempersiapkan alat dan
bahan serta metode yang akan digunakan dalam pemeriksaan jembatan ketika
dilapangan. Prosedur pemeriksaan inventaris jembatan dilakukan pada Jembatan
Overpass Jalan Tol Pasteur Cimindi pada KM 2+975 sepanjang 62 m dengan
tipe jembatan termasuk ke dalam jembatan beton
Alat dan bahan yang digunakan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan inventaris Jembatan
Overpass Jalan Tol Pasteur Cimindi pada KM 2+975 dapat dilihat pada
tabel dibawah ini
31
Tabel IV. 1 Alat dan bahan
Uraian
No
Meteran Kecil
Panjang pita 7.5 m,
Untuk Mengukur
berbahan PVC Lapis Karet Komponen Jembatan
2 buah
1 buah
GPS
Koreksi akurasi maksimal 5
m
Untuk mengetahui
korrdinat jembatan
1 buah
Meteran Dorong
Batas Ukur 9999 m,
berbahan plastik dan karet
Untuk mengukur
panjang dan lebar
jembatan
1 buah
Plastik
Untuk menulis
1 buah
Penggaris
Besi
Alat bantu dalam
membuat Sketch
1 buah
Papan Dada
Kayu
Alas menulis
komponen jembatan
1 buah
Penghapus
Karet
untuk menghapus
ballpoint atau pencil
1 buah
-
Untuk Sketch dan
Mencetak Dokumen
secukupnya
Alat
Kertas
Bahan Tinta
Printer
Ke te rangan
Untuk mengukur
ketinggian jembatan
Balpoint
2
Ke gunaan
Panjang Pita 50 m,
berbahan fiberglass
Roll Meter
1
Spe sifikasi
-
Plastik
Untuk mencetak
laporan dan form
pemeriksaan
Untuk mencetak
laporan dan form
pemeriksaan
secukupnya
1 buah
Tahapan pemeriksaan dilapangan
Tahapan pemeriksaan dilapangan dilakukan dengan menggunakan
metode dan tahapan yang sesuai pada BMS yang dpaat dilihat pada
gambar dibawah ini
32
Sisi Kiri
Sisi Kanan
Gambar IV. 1 Prosedur pemeriksaan
Pemeriksaan inventaris dimulai dari bagian atas dengan melihat komponen bagian
atas dan mendokumentasikan nya dan mengikuti arah panah pada gambar diatas.
Secara garis besar tahapan pemeriksaan diatas dilakukan dengan memeriksa
abutmen 1 dari atas sebelah kiri dilanjutkan memutar ke bawah jembatan sampai
batas bentang pertama, untuk melihat bagian bawah jembatan sampai pada pier 1
dan 3.
Pemeriksaan dilanjutkan dengan mengikuti arah panah memutar sisi kanan untuk
sampai pada bagian sisi atas kanan jembatan dengan memeriksa bagian atas
sepanjang sisi kanan jembatan dilanjutkan dengan memutar turun ke bawah
abutmen 2 sisi kanan bawah mengikuti arah panah menmutari pier 4 dan dismabung
pier 2 kemudian naik ke atas sesai panah untuk melihat dan memeriksa bagian atas
sisi kiri jembatan, dilanjtukan mengikuti panah untuk melihat kondisi jembatan
bagian atas pada sisi kiri sampai abutmen 1 bagian atas.
Hasil Pemeriksaan Inventaris
A. Data Administrasi
Data administrasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar IV. 2 Data Administrasi
B. Jenis Lintasan dan Data Geometri
Jenis lintasan dan data geometri dapat dilihat pada tabel dan gambar
dibawah ini
33
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tabel IV. 2 Jenis Lintasan dan Data Geometri
Ite m
Uraian Keterangan
Jenis Lintasan
Jalan
Jalan Tol
Jumlah Bentang
3
Bentang
Panjang Bentang 1
15
m
Panjang Bentang 2
24
m
Panjang Bentang 3
15
m
Panjang Oprit 1
2
m
Panjang Oprit 2
5
m
Panjang Total
62
m
Sudut Miring
0
Derajat
Tahun pembuatan
-
C. Data Bentang dan Struktur Utama Jembatan
a. Data Bentang
Data bentang dapat dilihat pada gambar dibawah ini
34
Gambar IV. 3 Potongan memanjang
Gambar IV. 4 Potongan melintang
35
Gambar IV. 5 Potongan memajang
Gambar IV. 6 Gelagar induk
36
b. Struktur Utama
Struktur utama jembatan dibagi kedalam 3 komponen yaitu
- Struktur atas
Struktur atas jembatan merupakan bagian paling atas
jembatan yang menerima beban langsung dari permukaan
yang terdiri dari :
37
Sandaran
Gambar IV. 7 Sandaran
Slab Jembata
Gambar 4. 1 Slab lantai kendaraan
Gelagar
Gambar 4. 2 Gelagar
38
Gambar 4. 3 Tumpuan
Struktur bawah
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul dan meneruskanya ke pondasi
akibat dari seluruh beban struktur atas dan beban yang ditimbulkan tanah, struktur
bawah jembatan terdiri dari :
Gambar 4. 4 Oprit
Gambar 4. 5 Tumpuan bearing
39
Gambar 4. 6 Kepala pier
Gambar 4. 7 Pier
Gambar 4. 8 Corbel
40
Gambar 4. 9 Tumpuan bearing
Lalu lintas bawah
Gambar 4. 10 JLL
Gambar 4. 11 RTH
41
Gambar 4. 12 Trotoar
Gambar 4. 13 Median
Gambar 4. 14 Marka jalan
42
D. Data Pelengkap
Data pelengkap dalam formulir pemeriksaan inventarisasi
digunakan untuk memberikan informasi umum mengenai
pembatasan fungsional, lalu lintas jembatan, jalan memutar dan
jalan alternatif (detour), data banjir tetinggi, tipe jembatan dan
gambar kosntruksi terlaksana untuk membantu persiapan strategi
penanganan jembatan
a. Pembatasan fungsional
Tabel 4. 1
Uraian
Batas Muatan Gandar (ton)
Batas Lebar Jalan (m)
Batasan Lain
Keterangan
Max Golongan 7c
Min 3.5 m
Kendaraan Golongan 1 dan
8 dilarang melintas
b. Lalu lintas
Tabel 4. 2
No
1
2
3
Dampak Lebar Jembatan Terhadap Lalu Lintas
Longgar - Kendaraan bebas melintas diatas jembatan
Cukup lebar-kendaraan melaju perlahan diatas jembatan
Sempit-kendaraan harus sering berhenti dan antri
c. Jalan memutar
Tidak ada jalan memutar karena jalan tol
Pilihan
1
2
3
Pemberian Nilai Kondisi
Pemberian nilai kondisi dilakukan setelah dilakukannya pemeriksaan
jembatan dan pengelompokan komponen jembatan yang dilakukan dalam file
Microsoft Excel sebagai lampiran serta dilakukan dokumentasi untuk
memperkuat bukti dan sebagai perkuatan telah dilakukan pemeriksaan inventaris
pada jembatan
Tahapan pemberian nilai kondisi jembatan deilakukan dengan tahapan
sebagai berikut
1. Koding Komponen Jembatan
Tahapan koding dilakuakn dengan cara memisahkan komponen menjadi
bagian lebih kecil dari komponen tersebut dengan batasan sampai
dengan level 4
43
3.220
3.230
3.310
2.300Bangunan Bawah3.320
1.000
Jembatan
3.340
3.410
2.400 Bangunan Atas
3.420
3.430
LEVEL 4
Tebing Sungai
Aliran Air Utama
Daerah Genangan Banjir
Dinding Penahan Tanah
Turap
Pasangan Batu Kosong
Timbunan Jalan Pendekat
Drainase - Timbunan
Lapisn Perkerasan
Pelat Injak
Pondasi Pancang
Pile Cap / Kepala tiang
Balok Pondasi
Wall
Wing Wall
Headwall
Drainase dinding
Perletakan Karet
Angker
Gelagar Memanjang
Gelagar Melintang
Diafragma
Sambungan Gelagar
Pelat Pengaku (stiffner)
Tiang Sandaran
Batas - Batas Ukuran
Rambu rambu dan tanda tanda
Marka Jalan
Papan Nama
Lampu Penerangan
Tiang lampu
Utilitas
Keterangan
Tidak Ada Aliran Sungai
2.200 Aliran Sungai
KODE
4.211
Aliran Sungai
4.212
4.213
4.221
Bangunan Pengaman
4.222
4.223
4.231
4.232
Tanah Timbunan
4.233
4.234
4.311
Pondasi
4.312
4.511
4.512
Kepala Jembatan
4.513
4.514
4.515
4.331
Landasan / Perletakan
4.332
4.411
4.412
Sistem Gelagar Tipe Komposit 4.413
4.414
4.415
Sandaran
4.421
4.431
4.432
4.433
Perlengkapan
4.434
4.435
4.436
4.437
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak
ada
3.210
LEVEL 3
Ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
KODE LEVEL 1 KODE LEVEL 2 KODE
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak ada 44
Tidak ada
2. Prediksi Kerusakan atau kondisi
Prediksi kerusakan atau kondisi dilakukan dengan cara mendetailakn
tiap komponen kemudian mencantumkan letak, kondisi dilapangan, dan
pemberian nilai CR berdasarkan table dibawah ini
Tabel 4. 3
Nilai CR
Keterangan
1
Penurunan kondisi (kerusakan) secara keseluruhan
(kondisi gagal)
2
Nilai antara
3
Penurunan kondisi (kerusakan) serius, atau tidak
dapat berfungsi seperti desain awal
4
Nilai antara
5
Penurunan kondisi (kerusakan) minor, tetapi dapat
berfungsi seperti desain awal
6
Nilai antara
7
Kondisi baru (tidak ada penurunan kondisi)
8
Tidak memiliki komponen yang ditinjau
9
Tidak Terlihat
45
Kompone n
Sub
Gelagar utama
Type
CR
Le tak
Ke terangan
Kondisi
Usulan
Beton
bertulang
6
Struktur
atas
Permukaan
ditumbuhi lumut
Baik
Pemeliharaan rutin atau
pengecetan
6
Semua
Kotor
Baik
9
Semua
-
6
Semua
-
Tidak
diketahui
Baik
Pembersihan atau
pemeliharaan rutin
5
Semua
Ditumbuhi lumut
Baik
9
Semua
-
Tidak
terlihat
6
Semua
Kotor
Baik
6
6
Semua
Semua
-
9
Semua
-
Karet
Beton
bertulang
4
Semua
Mulai getas
Baik
Baik
Tidak
diketahui
Sedang
5
Semua
Permukaan aus
Baik
Beton
6
Semua
Permukaan aus
Baik
Kepala abutmen
Abutment
Footing
Beton
Tiang
Stem
Pas. Batako
Footing
Kepala pier
Pilar jembatan
Korbel
Kolom pier
Beton
bertulang
Tiang pancang
Bearing
Dek
Dek slab
Oprit
Gambar
-
-
Pembersihan atau
pemeliharaan rutin
Pembersihan atau
pemeliharaan rutin
Penggantian karet
Dilakukan
grooving/layering
Dilakukan
grooving/layering
46
Komponen
Type
CR
Letak
Keterangan
Kondisi
Dudukan bearing
Beton
5
Semua
Kotor dan sedikit
keropos
Baik
Dudukan gelagar
Beton
6
Semua
Kotor
Baik
Sendi
-
9
Ujung
jembatan
-
Tidak
diketahui
Roll
-
9
Dinding sayap
-
-
8
Ujung
jembatan
-
Dinding belakang
-
Pasangan bata
6
Gelagar anak
-
-
Join
Expansion join
Permukaan perkerasan
Trotorar
Median
Curb
Dinding Pengaman
Dudukan jembatan
Sub
Tumpuan
Beton
Usulan
Dilakukan pelapisan
dan pembersihan
Pembersihan atau
pemeliharaan rutin
-
-
-
-
-
-
-
Tidak
diketahui
-
-
-
Baik
-
8
-
-
-
-
4
Semua sisi
Kesusakan kecil
Sedang
Rehabilitasi
4
6
-
6
Semua
-
Gambar
-
Sedang
Baik
Kotor dan sedikit
keropos
Baik
Pembersihan dan
pelapisan cat
47
3. Nilai BCR
Menentukan nilai Bridge Condition Ratio dilakukan dengan
merekapitulasi tabel prediksi kerusakan dan dicari nilai Condition Ratio
yang paling kecil disetiap komponen yang telah diketahui nilai bobot
tiap komponen
Nilai CR
Keterangan
1
Penurunan kondisi (kerusakan) secara keseluruhan
(kondisi gagal)
2
Nilai antara
3
Penurunan kondisi (kerusakan) serius, atau tidak
dapat berfungsi seperti desain awal
4
Nilai antara
5
Penurunan kondisi (kerusakan) minor, tetapi dapat
berfungsi seperti desain awal
6
Nilai antara
7
Kondisi baru (tidak ada penurunan kondisi)
8
Tidak memiliki komponen yang ditinjau
9
Tidak Terlihat
48
49
Bobot
CR
Bobot x
CR
Kondisi
Usulan
10
6
60
Good
Pemeliharaan
rutin dan berkala
Abutment
8
6
48
Good
Pemeliharaan
rutin dan berkala
Pilar jembatan
8
4
32
Fair
Rehabilitasi
Dek
8
5
40
Good
Pemeliharaan
rutin dan berkala
Dudukan
jembatan
6
5
30
Good
Pemeliharaan
rutin dan berkala
Tumpuan
6
9
54
Good
Pemeliharaan
rutin dan berkala
Dinding sayap
5
8
40
Good
Pemeliharaan
rutin dan berkala
Dinding
belakang
5
6
30
Good
Pemeliharaan
rutin dan berkala
Gelagar anak
5
8
40
Good
Pemeliharaan
rutin dan berkala
Join
Permukaan
perkerasan
4
4
16
Fair
Rehabilitasi
4
4
16
Fair
Rehabilitasi
Trotorar
2
6
12
Good
Curb
1
6
6
Good
Komponen
Gelagar utama
Pemeliharaan
rutin dan berkala
Pemeliharaan
rutin dan berkala
50
Menetukan nilai Bridge Cndition Ratio
menggunakan rumus seperti dibawah ini
∑
∑
didapatkan
dengan
(1)
Sehingga didapatkan nilai BCR sebesar 5.889 denga kondisi bagus dan
usulan penanganan untuk jembatan dilakukan pemeliharaan rutin dan
berkala. Untuk mengetahui umur atau perkiraan usia jembatan
dilakukan menggunaka rumus
5
(
)
100 − 5 −
6 7−
(2)
100
Dengan nilai a sebesar 4.66 dan nilai b sebesar 1.9051 maka dari hasil
perhitungan diatas didapatkan nulai perkiraan usia jembatan adalah 21
tahun
51
BAB V
PEMERIKSAAN INVENTARISASI
JEMBATAN RANGKA BAJA
Jembatan rangka baja yang merupakan salah satu jenis bangunan atas
jembatan adalah bagian yang penting dari jembatan, maka pemanfaatan rangka baja
jembatan harus seefektif dan seefesien mungkin, mulai dari tahap perencanaan,
fabrikasi dan pelaksanaan hingga rehabilitasi, sehingga dana telah dialokasikan
dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pemeriksaan jembatan rangka baja ini dengan
menggunakan pemerikasaan inventarisasi dan pemeriksaan detail.
Pemeriksaan Inventarisasi
Pemeriksaan inventarisasi dilaksanakan untuk mencatat data administrasi,
dimensi, material, dan kondisi setiap struktur utama dan komponen jembatan dalam
sistem informasi manajemen jembatan. Pemeriksaan inventarisasi dilakukan
sebagai berikut :
Mencatat nomor, nama dan lokasi jembatan.
Mengukur dan mencatat dimensi jembatan keseluruhan.
Mencatat jenis jembatan, lintasannya, komponen utama dan tanggal atau
tahun pembangunan.
Mencatat batas-batas muatan atau pembatasan fungsional lainnya.
Menafsirkan dan mencatat jalan memutar (detour) yang ada bilamana
terjadi penutupan jembatan.
Mencatat data banjir tertinggi yang dilakukan, tanggal terjadinya dan
sumber informasi.
Mencatat apakah terdapat gambar jembatan terlaksana (As- built
drawing) dan apakah jembatan merupakan jenis standar.
Peralatan dan bahan
Peralatan dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan
inventarisasi adalah sebagai berikut :
Formulir Laporan Pemeriksaan inventarisasi,
Kertas untuk gambar atau catatan,
Alat tulis
52
Alat dokumentasi (kamera atau hendycam)
Alat pengukur jarak (Theodolit, rambu ukur, pita ukur)
Alat penentuan lokasi jembatan (GPS)
Kalkulator
Buku pegangan pemeriksaan jembatan di lapangan
Peta yang memperlihatkan ruas jalan
Laporan data lalu lintaas dan ruas jalan
Selama pemeriksaan berlangsung pemeriksaan harus mengambil foto jembatan
mengenai :
Tampak depan jembatan
Tampak samping jembatan
Kerusakan dan masalah yang membutuhkan perhatian
Harus dilengkapi dengan gambar sketsa agar laporan lebih jelas.
Prosedur Pemeriksaan Inventarisasi
Suatu prosedur pemeriksaan standar digunakan untuk memastikan
bahwa pemeriksaan dilaksanakan dengan cara konsisten dan sistematis.
Adapun data administrasi jembatan untuk jembatan batujajar adalah sebagai
berikut:
Nomor Jembatan
: 3204-4-006-01
Nomor Ruas Jalan
: 006
Nama Jembatan
: Jembatan Nanjung Rancamanyar
Lokasi Jembatan
: - Jl. Raya Sayuran, Dayeuhkolot, Kab.Bandung,
Jawa
Barat
-Koordinat
awal
:
6°58'50.1"S
;
107°35'32.1"E
-Koordinat akhir : 6°58'52.4"S ; 107°35'32.0"E
Hari Pemeriksaan
: Rabu
Tanggal Pemeriksaan : 16 Desember 2018
Nama Pemeriksa
: Kelompok 4, Kelas 4 TPJJ
53
Gambar 5. 1 Lokasi Jembatan Nanjung Rancamanyar
Sumber : Google Earth
Jenis Lintasan dan Geometris
Jenis lintasan
: Sungai
Jumlah bentang
: Satu (1)
Panjang total
: 50 meter
Total bentang jembatan
:1
Sudut miring
: 0°
Tahun selesai pembangunan : 1995
Jembatan Citarum Lama melintasi sungai Citarum, tampak depan dan
samping dapat dilhat pada Gambar 5.2 dan Gambar 5.3.
54
Gambar 5. 2 Tampak Depan Jembatan Nanjung Rancamanyar
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 5. 3 Tampak Samping Jembatan Nanjung Rancamanyar
Sumber : Dokumen Pribadi
Data Hasil Investigasi
Data pada struktur utama ini terbagi menjadi dua data penting yaitu
bangunan struktur atas dan bangunan struktur bawah, lebih jelasnya dapat dilihat
pada uraian subab – subab berikut.
55
VI.2.1.1 Data Struktur Utama Jembatan
Data struktur utama ini terdiri dari data jembatan bangunan atas dan data bangunan
bawah, yang akan diuraikan sebagai berikut.
Data Bangunan Struktur Atas
Panjang Bentang
Lebar Lantai Kendaraan
Lebar Trotoar
Ruang bebas vertical
Struktur Utama
Tipe
: 50 meter
: 6,55 meter
: 1,0 meter
: 5,0 meter
: Rangka (R)
Bahan
: Baja (B)
Jenis
: Rangka Atas
Nilai Kondisi
membutuhan perhatian)
: 3 (rangka mengalami karat, kerusakan
Gambar 5. 4 Struktur Atas Jembatan Nanjung
Sumber : Google Earth
Baut
A. Bahan
: Baja (B)
B. Nilai Kondisi
: 3( Baut berkarat da nada yang hilang, kerusakan
membutuhkan perhatian)
56
Gambar 5. 5 Kondisi Baut dan Pelat Buhul
Sumber : Dokumen Pribadi
C. Bahan : Baja (B)
D. Nilai Kondisi : 1 (Elemen mengalami karat pada permukaan, kerusakan
dapat diperbaiki dengan pemeliharaan rutin)
Gambar 5. 6 Kondisi Pelat Buhul
Sumber : Dokumen Pribadi
Lantai Kendaraan
A. Bahan : Beton bertulang (T)
B. Nilai Kondisi : Elemen dalam kondisi baik dan tanpa kerusakan (0)
57
Gambar 5. 7 Kondisi Lantai Kerja
Sumber : Dokumen Pribadi
Lapis Permukaan
A. Bahan : Aspal (A)
B. Nilai Kondisi : 3(lapis permukaan mengalami kerusakan yaitu berlubang
dan terdapat banyak sampah, kerusakan membutuhkan perhatian)
Gambar 5. 8 Kondisi Lapis Permukaan
Sumber : Dokumen Pribadi
Railling
A. Kode
: 4.715 (Parapet atau tembok sedada)
B. Bahan : Baja
C. Nilai Kondisi :Gambar 5.9 menunjukkan bahwa sandaran jembatan kurang
aman dan juga berkarat sehingga diperlukan pemantauan atau pemeliharaan
berkala.
58
Gambar 5. 9 Kondisi Pagar Pengaman Jembatan Nanjung
Sumber : Dokumen Pribadi
Trotoar
A.
Bahan : Beton bertulang
B.
Nilai Kondisi : 2 (kondisi trotoar mengalami kerusakan ringan dan
sudah ditumbuhi oleh rumput, sehingga memerlukan pemeliharaan
rutin)
Gambar 5. 10 Trotoar Pada Jembatan Nanjung
Sumber : Dokumen Pribadi
Siar Muai
A. Bahan
: Baja (B)
B. Nilai Kondisi
:Siar muai tidak diketahui
Perlengkapan
59
A. Papan Nama
B. Kode
: 4.713 (Papan Nama)
C. Bahan
: Lain-lain (L)
D. Nilai kondisi
: Kondisi papan nama dalam keadaan sangat tidak
baik karena sudah tidak dapat dibaca, ini terlihat pada Gambar 5.11.
Gambar 5. 11 Papan Nama Jembatan Nanjung Rancamanyar
Sumber : Dokumen Pribadi
A. Bahan
: Lain-Lain
B. Nilai Kondisi
: marka sekitar jalan sudah tidak terlihat sehingga
dibutuhkan pemeliharaan rutin
Lampu Penerangan
A. Kode
: 4.713 (Lampu Penerangan)
B. Bahan
: Lain-lain (L)
C. Nilai kondisi
: 1 ( karat pada permukaan, pemeliharaan rutin)
A. Data Bangunan Struktur Bawah
1. Pondasi
Tipe
: TP (Tiang Pancang)
Bahan
: T (Beton Bertulang)
Nilai Kondisi
: Tidak diketahui
2. Kepala Jembatan A1 dan A2
Kode
: 4.512
60
Tipe
: Dinding penuh (B)
Bahan
Nilai Kondisi
: Beton bertulang (T)
: kepala jembatan banyak ditumbuhi rerumputan dan
banyak terdapat sampah sehingga perlu dilakukan
pemeliharaan dan pemantauan(2).
3. Kepala Abutment A1 dan A2
Tipe
: Dinding penuh (B)
Bahan
: Beton bertulang (T)
Nilai Kondisi
: (1) kepala abutment mengalami scour sedikit, perlu
pemeliharaan rutin
Gambar 5. 12 Kepala Abutment Jembatan Nanjung
Sumber : Dokumen Pribadi
4. Bearing Pad
Kode
: 4.331
Tipe
: Perletakan Karet
Bahan
: Karet ,baja
Nilai Kondisi
: 3 (Kondisi berkarat,dipenuhi banyak rumput dan
sampah sehingga perlu dilakukan perawatan rutin)
61
Gambar 5. 13 Bearing Pad
Sumber : Dokumen Pribadi
B. Daerah Aliran Sungai/Timbunan
a.
Tanah timbunan
-
-
Timbunan jalan pendekat
Kode
: 4.231
Nilai kondisi
: - (Tidak terlihat)
Lapisan perkerasan
Kode
: 4.233
Nilai kondisi
: 3(lapis permukaan mengalami
kerusakan yaitu berlubang dan
terdapat banyak sampah, kerusakan
membutuhkan perhatian)
C. Nilai Kondisi Komponen Utama
Nilai kondisi 3 dari skala 0-5, yaitu jembatan mengalami kerusakan
yang membutuhkan perhatian. Penilaian ini berdasarkan survei yang
dilakukan oleh surveyor, di mana kondisi elemen rata-rata dalam keadaan
rusak sedang sehingga perlu dilakukan pemantauan atau pemeliharaan .
62
63
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan laporan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Pemeriksaan inventarisjembatan dilakukan dengan memakai pedoman
BMS
2. Kondisi jembatan overpass jalan tol Pasteur KM 2+975 termasuk dalam
kondisi baik
3. Hasil pemeriksaan inventaris dimasukan ke dalam format excel dengan
penambahan bobot dan nilai CR
4. Berdasarkan hasil BCR, jembatan overpass jalan tol pastuer masuk ke
dalam kategori baik dan hanya perlu dilakukan pemeliharaan rutin,
sedangkan jembatan rangka baja sayuran daerah rancamanyar termasuk
dalam kategori rusak ringan sehingga diperlukan rehabilitasi atau
penanganan untuk mencapai masa layan sampai rencana
5. Jembatan yang perlu dilakukan rehabilitasi adalah jembatan rangka bja
sayuran daerah rancamanyar karena nilai BCR yang yang tinggi, dan dalam
kondisi rusak ringan
Saran
Dari hasil kesimpulan dan investigasi dilapangan diperoleh bebebrapa saran untuk
mencapai umur layan jembatan yaitu
1. Perlu dilakukannya pembersihan dan pemeliharaan secara berkala untuk
semua jembatan
2. Perlunya database existing jembatan yang ada di seluruh Indonesia terutama
dearha bandung, untuk memudahkan dalam investigasi dan mengetahui sisa
masa layan
64
Daftar Pustaka
Kementrerian Pekerjaan Umum. 2012. Pemeriksaan Jembatan. Pedoman Bahan
Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil.
65