Academia.eduAcademia.edu

PEMBAHARUAN KEPEMIMPINAN DI ERA MILENIAL DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT "CERDIK"

PEMBAHARUAN KEPEMIMPINAN DI ERA MILENIAL DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT “CERDIK” Disusun Oleh : 1. Winda Yulia Nurfatona (1600029130) 2. Ayu Sera Laudiya (1600029158) 3. Linda Putri Darmawati (1600029159) PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2019 KATA PENGANTAR Puji syukur tim penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga timpenulis dapat menyelesaikan tugas Kepemimpinan dan Berfikir Sistem Kesehatan Masyarakat dengan judul Pembaharuan Kepemimpinan Di Era Milenial Dalam Membangun Masyarakat “Cerdik””. Tim penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Firman, S.KM., M.PH selaku dosen pengampu mata kuliah Kepemimpinan dan Berfikir Sistem Kesehatan Masyarakat. Kami selaku tim penulis hanya manusia biasa tempat dimana ada kesalahan dan khilaf, bahwa masih ada banyak kekurangan dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, untuk tercapainya kesempurnaan tugas ini tim penulis mohon kritik dan saran kepada Saudara-saudari yang membacanya. Yogyakarta, 10 Juli 2019 Tim Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................ i DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3 C. Tujuan ................................................................................................ 3 D. Manfaat .............................................................................................. 3 BAB II ISI DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 4 BAB III KESIMPULAN ..................................................................................... 8 A. Kesimpulan ........................................................................................ 8 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ iii ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derap perkembangan di semua lini kehidupan terjadi semakin cepat. Kemajuan teknologi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat saat ini. Laju informasi dan pengetahuan pun bergerak begitu cepat tanpa kendala. Semua berubah dalam hitungan sekian detik.mulai dari proses penggalian informasi, penyebaran berita, trend, teknologi hingga berbagai produk mutakhir terjadi sangat cepat. Seakan mereka yang bergerak lamban akan tergilas dan tertingga jauh dibelakang (Peramesti 2018) Generasi Baby Boomers/ generasi X (generasi yang lahir pada era 65-89an) dimana dibesarkan dalam suatu organisasi dengan organisasi terstruktur yang hierarks dan struktur manajemen yang datar sehingga sistem kerjasama yang timbul di dalam organisasi didasarkan pada tuntutan pekerjaan (teamwork-based job roles) (Egbert 2016) Berbeda dengan generasi milenial yang sering disebut dengan connected or digital generation yang identic dengan karakter berani inovatif, kreatif dan modern (Erkutlu 2011). Generasi milenial ini merupakan generasi modern yang aktif bekerja, berfikir inovatif tentang organisasi, memiliki rasa optimism dan kemauan untuk bekerja dengan kompetetif, terbuka dan fleksibel. Generasi milenial memiliki karakter unik berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonomi. Salah satu ciri utama generasi milenial ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Karena dibesarkan oleh kemajuan teknologi, generasi milenial memiliki ciri-ciri kreatif, 1 informatif, mempunyai passion dan produktif. Dibandingkan generasi sebelumnya, mereka lebih berteman baik dengan teknologi. Generasi ini merupakan generasi yang melibatkan teknologi dalam segala aspek kehidupan. Bukti nyata yang dapat diamati adalah hampir seluruh individu dalam generasi tersebut memilih menggunakan ponsel pintar. Dengan menggunakan perangkat tersebut para millennials dapat menjadi individu yang lebih produktif dan efisien. Dari perangkat tersebut mereka mampu melakukan apapun dari sekadar berkirim pesan singkat, mengakses situs pendidikan, bertransaksi bisnis online, hingga memesan jasa transportasi online. Oleh karena itu, mereka mampu menciptakan berbagai peluang baru seiring dengan perkembangan teknologi yang kian mutakhir. Generasi ini mempunyai karakteristik komunikasi yang terbuka, pengguna media sosial yang fanatik, kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi, serta lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi. Sehingga, mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 2018). Pada era milenial, banyak terjadi perubahan pola hidup dimana masyarakat banyak tidak peduli dengan kesehatannya sehingga menyebabkan tingginya kasus penyakit tidak menular (PTM), seperti penyakit hipertensi dan obesitas. Berdasarkan Kementerian Kesehatan (2018), prevalensi hipertensi di Indonesia yaitu sebesar 8,4% dan prevalensi obesitas di Indonesia yaitu sebesar 21,8%. Untuk menurunkan tingginya kasus penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia pemerintah membuat suatu program yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin Olahraga, Diet seimbang, Istirahat yang cukup, Kelola stress (CERDIK). Tetapi program tersebut belum terealisasikan dengan baik dikarenakan 2 kurangnya kebijakan yang tegas terkait dengan penyaluran informasi mengenai pola hidup sehat yang mengakibatkan kurangnya partisipasi dari masyarakat. Dalam mengimplementasikan kebijakan dibutuhkan generasi muda (millennial) yang memiliki karakter berani, inovatif kreatif dan modern serta gaya kepemimpinan yang menyesuaikan ritme dan pola yang ada pada generasi milenial. B. Rumusan Masalah 1. Apa peran kaum milenial dalam membangun masyarakat ”CERDIK”? 2. Bagaimana strategi kepemimpinan di era milenial dalam membangun masyarakat ”CERDIK”? C. Tujuan 1. Mengetahui peran kaum milenial dalam membangun masyarakat ”CERDIK”. 2. Mengetahui strategi kepemimpinan di era milenial dalam membangun masyarakat ”CERDIK”. D. Manfaat Untuk menambah wawasan kepemimpinan di era millenial. 3 dalam memperbaiki sistem BAB II ISI DAN PEMBAHASAN Kepemimpinan adalah sebuah kebutuhan dan tuntutan dari berbagai kehidupan masyarakat baik lokal, regional, nasional maupun internasional sehingga dibutuhkan kepemimpinan yang memiliki idealisme yang tinggi dalam memikirkan dan memajukan anak negeri. Pemimpin yang merakyat adalah yang dapat merasakan denyut jantungnya rakyat dalam kepedihan dan kesusahan, bukan pemimpin yang pragmatis yang jauh dari orientasi kerakyatan dan kepedulian terhadap keadaan nasib takyat, hanya memikirkan dirinya sendiri dan golongan (Ramli 2017). Gaya kepemimpinan di era Milenial yang sangat diperlukan yaitu kepemimpinan visioner, dimana gaya ini dapat menciptakan adanya perubahan yang lebih optimal karena baik buruknya kinerja suatu perusahaan dapat ditentukan oleh adanya pengaruh dari kepemimpinan. Pemimpin visioner adalah pemimpin yang mempunyai suatu pandangan visi misi yang jelas dalam organisasi, pemimpin visioner sangatlah cerdas dalam mengamati suatu kejadian di masa depan dan dapat menggambarkan visi misinya dengan jelas (Ambarwati 2018). Millennial sering disebut – sebut sebagai generasi yang menyukai kebebasan dan fleksibilitas seperti kebebasan bekerja, belajar maupun berbisnis. Generasi Millenial, yang juga punya nama lain Generasi Y, adalah kelompok manusia yang lahir di atas tahun 1980-an hingga 1997. Mereka disebut millennial karena satu – satunya generasi yang pernah melewati millennium kedua sejak teori generasi ini dihembuskan pertama kali oleh Karl Mannheim pada 1923 (Kocak 2017). Pada saat ini, Indonesia sedang mengalami transisi di bidang kesehatan yang serius. Proporsi jumlah penduduk usia 10-24 tahun meningkat pesat dimana remaja sekarang menghadapi banyak masalah 4 kesehatan akibat kebiasaan-kebiasaan seperti makan makanan yang tidak sehat, kurang berolahraga, merokok, mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, hingga stress berlebih yang menyebabkan gangguan mental. Perilaku-perilaku berisiko ini biasanya terbawa hingga dewasa yang mengakibatkan penyakit tidak menular (PTM) seperti obesitas, hipertensi, kanker, jantung, dan gagal ginjal. Pada tingkat populasi, hal ini akan membebani produktivitas bangsa dan bagi pemerintah akan menjadi beban ekonomi kesehatan yang luar biasa (Cisdi 2018). Selama ini peran dari remaja dalam kegiatan aksi sosial masih kurang. Hal itu terlihat dari masih kurangnya partisipasi atau keikutsertaan dari remaja dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di lingkungan baik dalam bentuk kegiatan gotong royong maupun ikut serta dalam kegiatan promosi keshatan. Pemberdayaan dan kesadaran masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam pembangunan sektor kesehatan masih rendah terutama dari kelompok usia remaja. Pemberdayaan remaja dan pemanfaatan sumber daya masyarakat untuk merespon isu-isu kesehatan nasional masih belum gencar diupayakan terlebih melibatkan secara langsung remaja untuk ikut berperan dalam menanggulangi masalah kesehatan dilingkungan sekitar. Sehingga seharusnya remaja mulai dilibatkan dalam kegiatan dari mulai tahap perencanaan kegiatan sampai tahap evaluasi kegiatan. Contoh yang dapat dilakukan yaitu dengan membentuk kader kesehatan remaja yang mampu mendorong dalam promosi kesehatan baik secara langsung maupun melalui media sosial seperti instagram, facebook, twitter, dan lain-lain. Dalam mempromosikan kesehatan melalui media sosial sangat penting karena generasi millenial sangat dekat dengan teknologi. Sehingga, masyarakat mudah mengakses dan mendapatkan informasi dimanapun dan kapanpun Pada saat melakukan perencanaan, Pemerintah harus bekerjasama dengan generasi millenial dan memberikan wadah aspirasi kepada generasi millenial sehingga generasi millenial dapat menciptakan suatu karya yang kreatif yang dapat 5 menarik perhatian masyarakat tentang kesehatan. Contohnya dapat membuat video pendek yang didalamnya menambahkan pengetahuan tentang kesehatan. Dimana video pendek ini dapat diakses mulai dari usia anak-anak sampai orang dewasa. Hal ini menjadi aspek kunci dalam mewujudkan program pemberdayaan dalam bidang kesehatan. Pada melakukan perencanaan pemberdayaan kesehatan tidak hanya melakukan perencanaan top-down tetapi juga harus melakukan perencanaan bottom-up. Hal ini dilakukan agar masyarakat mampu mengapresiasikan pendapat mereka yang sesuai dengan kondisi yang dialami. Selain itu, perencanaan top-down dilakukan untuk suatu kondisi yang harus dilakukan oleh pemerintah. Top-down memiliki kelemahan menempatkan peran pemerintah yang cenderung lebih pemberdayaan besar dalam masyarakat. mengambil kebijakan-kebijakan Pendekatan top-down bersumber terkait pada pemerintah, sehingga masyarakat hanya dianggap sebagai sasaran/objek pembangunan. Sedangkan perencanaan dari bawah (bottom-up) merupakan pendekatan yang ideal dalam pembangunan yang memperhatikan aspirasi, inisiatif, kreativitas dan mengakomodasi kondisi sosial budaya setempat. Konsep ini dikenal sebagai pembangunan dengan pendekatan partisipatif atau pemberdayaan masyarakat. Perencanaan dari bawah (bottom-up) merupakan pendekatan pembangunan yang memposisikan masyarakat sebagai subjek pembangunan, sehingga masyarakat terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi. Namun, dibalik keunggulan dari perencanaan bottom-up ini ada kelemahan yaitu kurangnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam mengidentifikasi masalah, mengenal sumber daya dan potensi lokal serta cara pemecahan masalah, sehingga diperlukan perencanaan gabungan antara top-down dan bottom-up untuk mengotimalkan melaksanakan peran kegiatan remaja sektor dalam kesehatan masyarakat (Wicaksono 2017). 6 rangka berbasis memacu untuk pemberdayaan Sehingga dengan adanya perencanaan top-down dan bottom-up generasi millenial dapat menyalurkan kreatifitasnya dan diharapkan masyarakat tau, mampu dan mau melakukan Cek kesehatan secara berkata, Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga, Diet seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stress (CERDIK) dalam kehidupan sehari-hari. Pemberdayaan ini digunakan untuk menghindari terjadinya resiko penyakit tidak menular dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat 7 BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan 1. Generasi millenial sangat berperan dalam membangun masyarakat yang sadar akan kesehatan karena perubahan era modern harus diimbangi dengan kreativitas, inovasi dan gaya kepemimpinan yang menyesuaikan era millenial. 2. Strategi kepemimpinan generasi millenial untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan berkolaborasi dengan pemerintah dalam membuat perencanaan baik secara top-down maupun bottom-up. 8 DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Amiroh. 2018. “Prinsip Kepemimpinan Character Of A Leader Pada Era Generasi Milenial.” Philanthropy Journal Of Psychology 2(2): 114–27. Cisdi. 2018. “Cara Milenial Memanfaatkan Platform Kesehatan Digital.” Liputan 6. Diakses pada tanggal 10 Juli 2019 di https://www.liputan6.com/health/read/3651225/cara-milenial-manfaatkanplatform-kesehatandigital?related=dable&utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.1&utm_r eferrer=https%3A%2F%2Fwww.liputan6.com%2Fhealth%2Fread%2F36 51225%2Fcara-milenial-manfaatkan-platform-kesehatan-digital. Egbert, M. 2016. “Adapting To Adaptations: Behavioural Strategies That Are Robust To Mutations And Other Organization-Transformation.” Scientific Repost 6(1): 1–10. Erkutlu, H. 2011. “The Moderating Role Of Organiztion Culture In The Relationship Beetwen Organizational Justice And Organizational Citizenship Behaviors.” Leadership & Organization Development Journal 32(6): 532–54. Kementerian Kesehatan. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 2018. Profil Generasi Milenial Indonesia. Jakarta. Kocak, S. 2017. “The Role Of Leader Empowering Behaviors In Psychological Contract At High Schools.” TeEgitim VBilim 42(191): 351– 70. iii Peramesti, Ni Putu Depi Yulia. 2018. “Kepemimpinan Ideal Pada Era Generasi Milenial.” Jurnal Transformasi Pemerintah 10(1): 73–84. Ramli, Muhammad. 2017. “Kepemimpinan Inovatif Dalam Implementasi Kebijakan Strategis Pemerintah Kota Makassar.” Jurnal Politik Profetik 5(2): 169–84. Wicaksono, Harfi Gatra. 2017. “Dimanakah Peran Stategis Generasi Millennial Dalam Partisipasi MembangunSektor Kesehatan Masyarakat Indonesia?”. Diakses pada tanggal 10 Juli 2019 http://mistergatra.blogspot.com/2017/07/dimanakah-peran-strategisgenerasi.html. iv di