Academia.eduAcademia.edu

Resensi Buku Komunikasi Antarpribadi

TUGAS AKHIR MATA KULIAH AGAMA DAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL Dosen Pembimbing: Dr. Silfia Hanani, M. Si Oleh: RAHMI AZZAHRA ZEN (4618002) PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 2019M / 1441 H KOMUNIKASI ANTARPRIBADI Judul buku : Komunikasi Antarpribadi Pengarang : DR. Silfia Hanani M. Si Penerbit : AR- RUZZ MEDIA Tahun terbit : cetakan 2017 Dimensi buku : 14 x 21 cm Harga buku : Rp. 40.000 Tebal : 216 hlm Salah satu ranah kajian dalam ilmu komunikasi adalah komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi menjelaskan hubungan atau interaksi pribadi-pribadi atau individu-individu dengan berbagai macam tujuan dan latar belakang. Dalam komunikasi antarpribadi hubungannya pada umumnya ditandai pada lingkup terbatas, akrab, terjadi kontak langsung, dan ada umpan balik langsung. Kajian ini terdapat dalam interaksi sosial pergaulan sehari-hari bahkan dalam kehidupan kita tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Untuk itu, buku ini penting bagi setiap orang dengan berbagai latar belakang untuk memahami dan mengaplikasikan pengetahuan tentang komunikasi antarpribadi. Para masyarakat dari setiap golongan baik itu dari suku, jenis pekerjaan, status sosial, dan lain sebagainya membutuhkan pengetahuan dan kecakapan dalam komunikasi antarpribadi. Tidak hanya itu, setiap orang sebenarnya sangat membutuhkan dan memahami bagaimana komunikasi antarpribadi demi terwujudnya interaksi antar sesama sehingga tercipta kehidupan yang harmonis. Pada bab II dalam buku ini menjelaskan tentang membuka diri dalam komunikasi antarpribadi. Hal-hal yang dibahas dalam membuka diri dalam komunikasi antarpribadi antara lain yaitu: Pengertian membuka diri Johnson mengatakan membuka diri adalah mengungkapkan sebuah situasi baik dimasa yang telah lalu maupun yang sedang dihadapi. Dari pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa membuka diri mempunyai dua sisi, yakni bersikap terbuka kepada yang lain dan bersikap terbuka bagi yang lain. Artinya, membuka diri bagi komunikator ialah bersikap terbuka terhadap komunikannya dan komunikan juga terbuka kepada komunikatornya. Membuka diri ini adalah salah satu konsep yang paling penting dalam komunikasi antarpribadi. Salah satu contoh membuka diri adalah salam pembuka (self disclousure), yang diaplikasikan dalam berbagai cara, misalnya say hello, dengan senyum atau berjabat tangan. Membuka diri biasanya tidak berlangsung secara formal, tetapi lebih cenderung informal. Maksudnya adalah bagaimana kita membuka diri kepada orang lain dan orang lain bisa membuka dirinya kepada kita. Hal ini diwujudkan dalam pertemanan yang disebut dengan kontak sosial, yang mana kontak sosial ini akan menimbulkan interaksi. Liliweri menyebutkan bahwa membuka diri merupakan awal dari kontak antar pribadi, relasi pertama yang menghubungkan seseorang dengan orang lain. Misalnya orang mau bersalaman, kemudian memperkenalkan dirinya dengan tujuan untuk mewujudkan kedekatan dan jalinan persahabatan. Contoh lainnya yaitu seseorang yang berkonsultasi dengan orang lain tentang permasalahan yang dihadapinya dengan maksud agar orang lain bisa memberikan solusi atas permasalahan tersebut sesuai kemampuannya. Pada dasarnya manusia sebagai makhluk sosial, membuka diri merupakan salah satu bentuk strategi dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Membuka diri jelas hubungannya personal, karena dalam komunikasi antarpribadi komunikasinya berjalan dengan simultan dan jumlah orangnya terbatas. Pada hubungan personal ini, level komunikasi jumlah orangnya kelompok mikro. Dengan membuka diri, simbolik-simbolik yang muncul yang dilakukan oleh seseorang dapat ditangkap dan dimaknai oleh sipembuka diri tersebut. Pada dasarnya membuka diri melahirkan hubungan antara orang-orang yang berkomunikasi, bahkan di antara mereka saling mengenal lebih jauh. Membuka diri juga melahirkan hubungan terbuka yaitu relasi hubungan yang sama-sama melahirkan keterbukaan, terbuka kepada orang lain dan terbuka bagi orang lain. Dengan membuka diri akan berlangsung hubungan antarpribadi yang akrab dan intim karena ada interpretasi makna. Membuka diri juga bisa sebagai pintu masuk seseorang dalam mengenal orang lain dan sekaligus mengenal dirinya. Kepecayaan adalah hal yang menentukan terhadap terjadinya interaksi lebih lanjut dalam hal membuka diri. Jika dalam membuka diri tidak ada rasa saling percaya akan berpengaruh terhadap keadaan berikutnya. Dalam masyarakat modern, membuka diri biasanya tidak hanya terwujud melalui komunikasi tatap muka, tetapi melalui berbagai media teknologi dan komunikasi. Jadi, membuka diri adalah keinginan seseorang membuka ruang-ruang yang ada dalam dirinya agar bisa mengenal lebih jauh dan sekaligus berguna sebagai kesadaran diri tentang isi dan ketidaktahuan dari ruang-ruang yang ada dalam diri tersebut. Mengapa harus membuka diri Kita harus membuka diri karena manusia adalah makhluk sosial dan memiliki keterbatasan. Makanya kita perlu dan butuh bantuan serta berhubungan dengan orang lain. Berikut ini ada beberapa alasan mengapa kita perlu membuka diri yaitu: Manusia mempunyai keterbatasan Manusia memiliki potensi tersembunyi yang tidak dapat dilihat oleh dirinya tetapi dapat dilihat oleh orang lain Manusia memiliki permasalahan hidup Manusia membutuhkan hidup yang harmonis Manusia memerlukan kebenaran Manusia memiliki tindakan yang harus dikontrol dan dijaga Manusia memiliki rasa ketidakpercayaan terhadap dirinya sendiri sehingga membutuhkan orang lain untuk membangun kepercayaan tersebut Manusia memiliki rasa ketidakyakinan terhadap dirinya Membuka diri membangun kepercayaan Pada dasarnya membuka diri merupakan refleksi hubungan manusia dengan sesamanya. Hubungan ini akan menjadi baik apabila di dalamnya ada yang namanya kepercayaan diantaranya. Salah satu faktor untuk melahirkan kepercayaan adalah dengan adanya keterbukaan diri. Membangun kepercayaan dengan membuka diri sangat berguna dalam melahirkan integritas sosial manusia. Dalam kehidupan sosial, integritas sosial sangat penting artinya. Semakin kuat terbuka dengan anggota masyarakat, semakin tinggi tingkat kepercayaan seseorang atau masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi, pada dasarnya membuka diri adalah salah satu jalan utama dalam membangun kepercayaan karena masin-masing saling berinteraksi dengan akrab dan saling terbuka. Dari proses tersebut akan melahirkan perubahan cara pandang, cara menyikapi dan cara menghadapi orang lain. Pengaruh membuka diri dalam membangun kepercayaan dapat dilihat dari proses membuka diri, di antaranya: Membuka diri menghilangkan kecurigaan atau prejudis Membuka diri membuat hubungan dan berinteraksi dengan orang lain Membuka diri bermakna melahirkan sikap saling percaya dengan orang lain Membuka diri berarti melakukan pendekatan dengan orang lain Membuka diri dalam proses komunikasi antarpribadi Membuka diri tidaklah mudah, tetapi membutuhkan kiat-kiat tertentu sehingga orang lain memberikan umpan balik kepada kita. Pada dasarnya berkomunikasi secara akrab bertujuan agar umpan balik dari proses komunikasi bisa terwujud sesuai dengan yang diinginkan. Menurut Johnson, kiat-kiat membuka diri yaitu: Umpan balik diarahkan kepada perilaku bukan pribadi pelakunya Umpan balik diungkapkan dalam bentuk deskripsi atau gambaran bukan penilaian Umpan balik kita pusatkan pada perilaku dalam situasi spesifik tertentu, bukan perilaku yang abstrak Umpan balik diberikan segera, tidak ditunda-tunda Umpan balik disampaikan dalam bentuk upaya berbagai perasaan, bukan bentuk nasihat atau petuah Tidak memaksakan umpan balik kepada orang lain Umpan balik jangan diberondongkan sampai melebihi batas kemampuan penerima untuk mencamkan Umpan balik sebaiknya diarahkan pada perbuatan yang dapat diubah oleh orang yang bersangkutan, bukan pada ciri sifat yang apa boleh buat harus diterima Manfaat membuka diri Johnson mengatakan manfaat membuka diri terhadap hubungan antarpribadi di antaranya: Membuka diri merupakan hubungan yang sehat antara dua orang, tanpa membuka diri tidak ada hubungan antarpribadi Saling keterbukaan Orang yang mau membuka dirinya pada orang lain biasanya memiliki sifat kompeten, terbuka, ekstrover, fleksibel, adaptif dan inteligen Berinteraksi dengan akrab dan intim, baik dengan orang lain maupun dengan diri sendiri Membangun sifat realistis, tidak berpura-pura, jujur dan tulus Selain itu secara umum membuka diri memiliki manfaat yaitu: Bermanfaat secara sosial, yakni adanya individu membangun relasi melalui komunikasi yang akrab Bermanfaat dalam mengasah keterampilan berkomunikasi yang terarah dan fokus Untuk mengungkapkan suatu pesan dan meringankan beban psikologis seseorang Bermanfaat dalam mengintrospeksi diri Komunikasi merupakan faktor utama dan sangat penting yang harus ada di dalam kehidupan sehingga dapat menciptakan kehidupan multikultural yang harmonis dan damai. Jika tidak ada komunikasi yang baik antara seseorang dengan orang lain maka hal tersebut mustahil untuk tercapai. Hubungan atau kaitan antar komunikasi khususnya membuka diri dalam komunikasi antarpribadi dengan masyarakat multikultural salah satunya adalah dengan adanya komunikasi dan membuka diri dalam komunikasi akan menciptakan adanya toleransi di dalam masyararakat multikultural. Karena faktor utama yang membentuk toleransi adalah adanya komunikasi. Pada dasarnya kunci utama dalam masyarakat multikultural ini adalah komunikasi. Nah didalam komunikasi ini ada yang namanya komunikasi antarpribadi. Komunikasi antar pribadi ini mencakup didalamnya membuka diri dalam komunikasi antarpribadi. Membuka diri dalam komunikasi antarpribadi merupakan salah satu cara atau upaya untuk membangun hubungan dan kepercayaan yang baik antara sesama agar terciptanya integrasi didalam masyarakat. Integrasi inilah yang diperlukan dalam masyarakat multikultural. Dengan adanya membuka diri dalam komunikasi antarpribadi kita bisa tau karakteristik dan perilaku seseorang yang berasal dari golongan yag berbeda dari kita sehingga kita bisa menyesuaikan diri dan menghargai orang tersebut. Misalnya membuka diri tentang kelebihan dan kekurangan kita masing-masing atau tentang masalah yang sedang kita hadapi. Ketika kita membuka diri dalam komunikasi antarpribadi tersebut orang lain akan memberikan respon kepada kita maka akan timbul yang namanya toleransi baik dari diri kita maupun dari orang lain tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan dalam artikel Studi Negosiasi Kultural yang Mendamaikan Antaretnik dan Agama di Tanjung Pinang, komunikasi dapat direalisasikan kedalam berbagai bentuk yaitu salah satunya konstruksi toleransi di kedai kopi. Konstruksi toleransi di kedai kopi ini merupakan alat untuk mendekatkan lintas agama dan entis atau disebut juga komunikasi antara lintas agama dan etnis. Kedai kopi yang dimaksud di sini bukanlah tempat yang digunakan hanya sekedar untuk minum-minum kopi saja tetapi kedai kopi yang mempunyai arti dan makna yang luas. Maksudnya adalah kedai kopi yang digunakan untuk tempat minum kopi sekaligus sebagai tempat untuk berdiskusi atau bercakap-cakap dan berkomunikasi serta berinteraksi antar seseorang dengan orang lain tanpa membeda-bedakan orang tersebut misalnya dalam hal agama, etnis, warna kulit, bahasa, dan lain sebagainya. Di kedai kopi ini orang berdiskusi secara terbuka mengenai berbagai hal misalnya tentang politik dan isu-isu. Yang sedang hangat dan berkembang dalam masyarakat. Di kedai kopi ini ruangannya terbuka dan tidak mempunyai sekat atau pembatas sehingga tidak akan menimbulkan prasangka dan curiga. Jika dibandingkan dengan artikel Memperkuat Ukhuwah Wathaniyah Melalui Pendidikan Multikultural Untuk Merawat Nasionalisme di Tengah Keanekaragaman dan artikel Studi Negosiasi Kultural yang Mendamaikan Antaretnik dan Agama di Kota Tanjung Pinang, buku ini hanya sekedar membahas tentang komunikasi dan segala aspek yang mencakup di dalamnya. Sedangkan dalam kedua artikel tersebut tidak hanya membahas tentang komunikasi dalam mayarakat multikultural tetapi membahas dari segala hal yang ada dalam masyarakat multikultural. Dalam artikel Memperkuat Ukhuwah Wathaniyah Melalui Pendidikan Multikultural untuk Merawat Nasionalisme di Tengah Keanekaragaman membahas tentang hal-hal yang diperlukan untuk terwujudnya masyarakat multikultural yakni komunikasi sebagai alat untuk menumbuhkan toleransi, pendidikan multikultural, serta mewujudkan solidaritas untuk mengeratkan toleransi agar terciptanya kehidupan multikultural yang harmonis. Dalam artikel Studi Negosiasi Kultural yang Mendamaikan Antaretnik dan Agama di Kota Tanjung Pinang, keberagaman dalam hal etnik, suku, agama, ras dan sebagainya merupakan ancaman bagi keharmonisan dalam masyarakat multikultural. Untuk menghindari hal tersebut maka didalamnya harus diterapkan toleransi. Toleransi ini dibangun melalui sikap, tindakan, serta melalui pemeliharaan aset-aset kultural yang ada dalam masyarakat multikultural. Jika dilihat didalam masyarakat Tanjung Pinang yang terdiri dari berbagai macam etnik dan agama, mereka membangun toleransi dengan berbagai konstruksi kultural, di antaranya yaitu melalui interaksi di kedai kopi, pasar dan pelataran, bahasa, elite dan bahkan melalui perkawinan. Konstruksi sosial inilah yang ternyata telah melahirkan kehidupan sosial yang harmonis dalam masyarakat di Tanjung Pinang. Jadi, kesimpulannya adalah di dalam buku ini hanya membahas tentang sebatas komunikasi serta hal-hal yang ada didalamnya sebagai kunci utama dalam masyarakat multikultural untuk membangun toleransi dan menjaga keharmonisan dalam masyarakat multikultural. Sedangkan di dalam kedua artikel yang isinya telah dipaparkan di atas dalam menciptakan keharmonisan masyarakat multikultural bukan hanya diwujudkan dengan komunikasi tetapi juga bisa dengan yang lain seperti pendidikan multikultural, solidaritas, interaksi di kedai kopi, pasar dan pelataran, bahasa, elite, dan bahkan melalui perkawinan. Buku ini mempunyai beberapa kekurangan dan kelebihan sebagai berikut: Kelebihannya Dari segi sampulnya buku ini terlihat menarik karena diberi gambar dan warna yang beragam Dari segi isinya buku ini menjelaskan materi atau pembahasannya secara jelas dan ringkas serta mudah dipahami Dari segi bahasanya, buku ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami bahkan bisa dijadikan bahan bacaan bagi pemula. Dari segi sistematika penulisan, buku ini dibagi kedalam sub bab secara terstruktur sehingga pembaca bisa dengan mudah memahami arah pemikiran penulis Penulis mampu memberikan ide-ide yang menarik sehingga pembaca tidak bosan dalam membaca buku tersebut Dari segi harga, harga buku ini cukup terjangkau Kekurangannya Jika dilihat dari isinya, bukunya hanya berwarna putih saja tidak ada kreasi dan ilustrasi atau gambaran yang dibuat sehingga pembaca mudah jenuh untuk membaca buku tersebut Didalam buku ini terdapat berbagai teori para tokoh ahli dibidangnya sehingga jika buku ini dibaca oleh orang awam mereka akan sulit memahaminya Buku ini tidak bisa dipakai atau dibaca oleh semua kalangan Di dalam buku ini memuat beberapa istilah asing yang susah untuk dipahami Untuk sarannya, sebaiknya di dalamnya diberi warna agar lebih menarik dan juga diberi gambar sebagai contoh dari materi yang diuraikan serta diberikan halaman khusus yang digunakan sebagai tempat terjemahan dari istilah-istilah asing yang ada dalam buku tersebut. DAFTAR PUSTAKA Hanani,S. (2011). Memperkuat Ukhuwah Wathaniyah Melalui Pendidikan Multikultural Untuk Merawat Nasionalisme Di Tengah Keanekaragaman. IAIN Bukittinggi, puslitbang Lektur Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Hanani, S. (2017). Studi Negosiasi Kultural yang Mendamaikan Antaretnik dan Agama di Kota Tanjungpinang. Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, 12(1), 201-230. Silfia, H. (2017). Komunikasi Antarpribadi: Teori dan Praktik.