Academia.eduAcademia.edu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEKS PUISI 2019/2020

2020, lutfi Azizah

RPP Bahasa Indonesia KD 3.16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMKN 10 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester : 1/2 Materi Pokok : Teks Puisi Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit Kompetensi inti (KI) KI-1 dan KI-2, memiliki sikap jujur, disiplin, kerjasama, responsif dan proaktif dalam mencari solusi permasalahan, sehingga dapat menyadari dirinya sebagai makhluk ciptaan yang Maha Kuasa serta menjalankan kewajibannya sesuai dengan agama yang dianutnya. K1-3 kompetensi Pengetahuan yaitu memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingatannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budayam dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI-4:      Kompetensi Keterampilan, yaitu mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B.     Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Kompetensi Dasar (KD)  Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.16  Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung  dalam antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca.  Menjelaskan suasana, tema dan makna dalam puisi yang terdapat dalam sebuah antologi puisi. Menemukan suasana, tema dan makna dalam puisi yang terdapat dalam sebuah antologi puisi. Menentukan suasana, tema dan makna dalam puisi yang terdapat dalam sebuah antologi puisi. 4.16 Mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi atau kumpulan puisi dengan  memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo) Mendemontrasikan satu puisi dari antologi puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi. Membacakan satu puisi dari antologi puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi. Memusikalisasikan  satu puisi dari antologi puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1:  Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery learning, peserta didik dapat mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung  dalam antologi puisi yang dibaca dengan rasa ingin tahu dan tanggung jawab selama proses pembelajaran dan bersikap mandiri dan percaya diri. Pertemuan 2: Melalui kegiatan pembelajaran tentang teks puisi yang menggunakan pendekatan saintifik dengan diskusi dan penugasan, peserta didik terampil mendemontrasikan (membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi atau kumpulan puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo) dengan rasa ingin tahu dan tangung jawab selama proses pembelajaran dan bersikap mandiri dan percaya diri. D.     Materi Pembelajaran       Fakta         : Teks puisi Konsep      : Komponen penting dalam puisi dan mendemonstrasikan puisi Prinsip       : Suasana puisi, tema puisi, dan makna puisi  Membaca puisi dan memusikalisasikan puisi E.     Pendekatan, Model, Dan Metode Pembelajaran Pendekatan      : Saintifik (5 M) Model              : Discovery Learning (pertemuan 1)                            penugasan (pertemuan 2) Metode            : Penugasan, tanya jawab, diskusi F.      Media Pembelajaran dan Sumber Belajar     Media/Alat                         : Teks puisi, Laptop, LCD, gambar, dan alat-alat musik         Sumber Belajar : Buku paket bahasa Indonesia kelas X  halaman 243-256 Internet Buku-buku antologi puisi Kumpulan lagu-lagu G.    Kegiatan Pembelajaran Pertemuan pertama (2 x 45 menit) Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu 1.      Pendahuluan 1.   Peserta didik merespon salam dan mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan. 2.   Peserta didik merespon apersepsi yang disampaikan Pendidik dengan pertanyaan : “ Pernahkah Anda membaca puisi?”;  “Apa judul puisi yang sudah pernah Anda baca?”; “Apa isi puisi tersebut?” ; dan “Apa yang kamu rasakan pada saat membaca puisi?”; 3.   Peserta didik menerima informasi tentang materi dan tujuan yang akan dipelajari serta kegiatan pembelajaran yang akan dipelajari dalam teks puisi. 4.    Pembentukan kelompok belajar. 10 menit 2.      Inti DISCOVERY 1. Stimulation (pemberian rangsangan)   Peserta didik membaca teks puisi yang disediakan oleh guru yaitu teks puisi “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra (hal. 245-247 buku Siswa) 2.  2. Problem Statement (identifikasi masalah) Peserta didik menyimak penjelasan pendidik untuk berdiskusi dan  mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam teks puisi, yaitu       Isi puisi       Tema puisi       Makna puisi       Amanat puisi       Suasana puisi 3. Data collection (Pengumpulan Data) Peserta didik berdiskusi kelompok untuk mengumpulkan data/informasi sebanyak mungkin dari teks puisi tentang:       Isi puisi       Tema puisi       Makna puisi       Amanat puisi       Suasana puisi 4. Data Processing (Pengolahan Data) Peserta didik mendiskusikan data yang didapat dari teks puisi berupa:       Menentukan Isi puisi       Menentukan tema puisi       Menentukan makna puisi       Menentukan amanat puisi       Menentukan suasana puisi 5. Verification (Pemeriksaan data) Dua kelompok dengan secara bergantian mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dalam diskusi kelas untuk memverifikasikan hasil kerjanya;  kelompok lain memberikan tanggapan meliputi       Isi puisi       Tema puisi       Makna puisi       Amanat puisi       Suasana puisi 6. Generalisation (penarikan kesimpulan) Di bawah bimbingan Pendidik, peserta didik menyimpulkan       Isi puisi       Tema puisi       Makna puisi       Amanat puisi       Suasana puisi 70 menit 3.      Penutup 1. Kegiatan Pendidik  bersama peserta didik yaitu:       Mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dikuasai.     Meringkas hasil pembelajaran hari itu. K 2. Kegiatan guru yaitu:       Menyampaikan tugas yang harus dikerjakan peserta didik  untuk pertemuan kedua.    Menjelaskan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 10 menit Pertemuan kedua ( 2 x 45 menit) Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu 1.      Pendahuluan 1.   1. Peserta didik merespon salam dan mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan 2.   2. Peserta didik menerima informasi tentang materi dan tujuan yang akan dipelajari serta kegiatan pembelajaran yang akan dipelajari dalam pembacaan. 3.  3. Siswa mengamati video pembacaan puisi. 4.  4.  Siswa bertanya jawab tentang teknik pembacaan puisi yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. 10 menit 2.      Inti 1.  1.   Setiap peserta didik memilih salah satu puisi yang terdapat dalam antologi puisi 2.  2.  Siswa memberikan tanda-tanda pada puisi yang akan dibacakan peserta didik berlatih membacakan puisi bersama teman sebangku dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi. 3. Teman sebangku memberikan masukan-masukan atau komentar terhadap pembacaan puisi yang dilakukan oleh teman (dilakukan secara bergantian). Peserta didik membacakan puisi di depan kelas dan guru memberikan penilaian. 70 menit 3.      Penutup 1. 1.   Siswa menyimpulkan pembelajaran tentang demonstrasi pembacaan puisi 2. 2. Siswa mengungkapkan sesuatu yang dirasakan selama pembelajaran berlangsung 10 menit Pertemuan ketiga ( 2 x 45 menit) Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu 1.      Pendahuluan 1.      Peserta didik merespon salam dan mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan 2.      Peserta didik menerima informasi tentang materi dan tujuan yang akan dipelajari serta kegiatan pembelajaran yang akan dipelajari dalam musikalisasi puisi. 3.      Siswa mengamati vidio musikalisasi puisi 4.      Siswa bertanya jawab tentang pemusikalisasian puisi yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran 10 menit 2.          Inti 1.      Siswa membentuk kelompok (setiap kelompok beranggotakan maksimal 8 orang) 2.      Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk menentukan puisi yang akan dimusikalisasikan 3.      Siswa berdiskusi tentang alat musik yang digunakan untuk kegiatan musikalisasi puisi (sesuai dengan karakter puisi yang telah dipilih oleh kelompok) 4.      Siswa berlatih memusikalisasikan puisi yang telah ditentukan bersama kelompoknya 5.      Siswa menampilkan musikalisasi puisi bersama kelompok 70 menit 3.        Penutup 1.      Siswa menyimpulkan pembelajaran tentang demonstrasi pembacaan puisi 2.      Siswa mengungkapkan sesuatu yang dirasakan selama pembelajaran berlangsung 10 menit H.    Teknik Penilaian 1.       Kompetensi keagamaan dan sosial Teknik penilaian               : observasi/ pengamatan  Bentuk                            : catatan hasil observasi Instrumen                        : jurnal (terlampir) 2.  Kompetensi Pengetahuan: Teknik penilaian              : tes Bentuk Penilaian              : tes lisan (kuis) dan penugasan individu dan kelompok. Instrumen penilaian          : kuis (daftar soal) dan lembar kerja. (terlampir) 3.  Kompetensi keterampilan                    Teknik penilaian              : penugasan Bentuk                             : tugas tertulis Instrumen penilaian         : lembar kerja dan penilaian pembacaan puisi 4. Remedial Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes. Tugas remedial, dilakukan sebanyak 2 kali  yaitu dengan cara menugaskan kepada peserta didik untuk membenahi tugas yang telah dikerjakan sehingga memenuhi ketentuan yang ditetapkan. 5.  Pengayaan Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut: Siswa yang mencapai nilai  diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan. Siswa yang mencapai nilai  diberikan materi melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan. Mengetahui Kepala …………. ………….. ……..,  ………….. Guru Mata Pelajaran …………………… Lampiran: INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP Nama Satuan pendidikan        : SMKN 10 Bandung Tahun pelajaran                       : 2019/2020 Kelas/Semester                      : X / 2 Mata Pelajaran                     : Bahasa Indonesia– Wajib NO WAKTU NAMA KEJADIAN/ PERILAKU BUTIR SIKAP POS/ NEG TINDAK LANJUT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN Rubrik Penilaian Tes Lisan (Kuis) Penilaian Kompetensi Pengetahuan Nama Peserta didik/kelompok                       : ………………………………………………… Kelas                                                   : ………………………………………………… Tanggal Penilaian                               : ............................................................................ 1.      Pernahkah Anda membaca puisi? 2.      Apa judul puisi yang sudah pernah Anda baca? 3.      Apa isi puisi tersebut? 4.      Apa yang kamu rasakan pada saat membaca puisi? No soal  Deskripsi Skor 1,2,3,4 Menjawab dengan benar dan sempurna. 1 Menjawab hampir benar. 0.75 Menjawab hanya sebagian kecil yang benar. 0.5 Catatan: Nilai hasil tes lisan ini digunakan sebagai nilai bonus. Tugas Kelompok Satuan Pendidikan : SMKN 10 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia - Wajib Kelas : X Kompetensi dasar : 3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung  dalam antologi puisi yang   diperdengarkan atau dibaca. Indikator : 3.16.1 3.16.2 3.16.3 Menentukan suasana dalam puisi yang terdapat dalam sebuah antologi puisi. Menentukan tema puisi yang terdapat dalam sebuah antologi puisi; Menentuan makna puisi yang terdapat dalam sebuah antologi puisi. Materi : Isi puisi, tema puisi, makna puisi, amanat puisi, dan suasana puisi Instrumen: Petunjuk pengerjaan: Simaklah pembacaan puisi  “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra dengan saksama, kemudian jawablah pertanyaan dengan tepat secara berkelompok! Sajak Anak Muda W. S. Rendra Kita adalah angkatan gagap yang diperanakkan oleh angkatan takabur. Kita kurang pendidikan resmi di dalam hal keadilan, karena tidak diajarkan berpolitik, dan tidak diajar dasar ilmu hukum Kita melihat kabur pribadi orang, karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu jiwa. Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus, karena tidak diajar filsafat atau logika. Apakah kita tidak dimaksud untuk mengerti itu semua ? Apakah kita hanya dipersiapkan untuk menjadi alat saja ? inilah gambaran rata-rata pemuda tamatan SLA, pemuda menjelang dewasa. Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan. Bukan pertukaran pikiran. Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan, dan bukan ilmu latihan menguraikan. Dasar keadilan di dalam pergaulan, serta pengetahuan akan kelakuan manusia, sebagai kelompok atau sebagai pribadi, tidak dianggap sebagai ilmu yang perlu dikaji dan diuji. Kenyataan di dunia menjadi remang-remang. Gejala-gejala yang muncul lalu lalang, tidak bisa kita hubung-hubungkan. Kita marah pada diri sendiri Kita sebal terhadap masa depan. Lalu akhirnya, menikmati masa bodoh dan santai. Di dalam kegagapan, kita hanya bisa membeli dan memakai tanpa bisa mencipta. Kita tidak bisa memimpin, tetapi hanya bisa berkuasa, persis seperti bapak-bapak kita. Pendidikan negeri ini berkiblat ke Barat. Di sana anak-anak memang disiapkan Untuk menjadi alat dari industri. Dan industri mereka berjalan tanpa berhenti. Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat apa ? Kita hanya menjadi alat birokrasi ! Dan birokrasi menjadi berlebihan tanpa kegunaan - menjadi benalu di dahan. Gelap. Pandanganku gelap. Pendidikan tidak memberi pencerahan. Latihan-latihan tidak memberi pekerjaan Gelap. Keluh kesahku gelap. Orang yang hidup di dalam pengangguran. Apakah yang terjadi di sekitarku ini ? Karena tidak bisa kita tafsirkan, lebih enak kita lari ke dalam puisi ganja. Apakah artinya tanda-tanda yang rumit ini ? Apakah ini ? Apakah ini ? Ah, di dalam kemabukan, wajah berdarah akan terlihat sebagai bulan. Mengapa harus kita terima hidup begini ? Seseorang berhak diberi ijazah dokter, dianggap sebagai orang terpelajar, tanpa diuji pengetahuannya akan keadilan. Dan bila ada ada tirani merajalela, ia diam tidak bicara, kerjanya cuma menyuntik saja. Bagaimana ? Apakah kita akan terus diam saja. Mahasiswa-mahasiswa ilmu hukum dianggap sebagi bendera-bendera upacara, sementara hukum dikhianati berulang kali. Mahasiswa-mahasiswa ilmu ekonomi dianggap bunga plastik, sementara ada kebangkrutan dan banyak korupsi. Kita berada di dalam pusaran tatawarna yang ajaib dan tidak terbaca. Kita berada di dalam penjara kabut yang memabukkan. Tangan kita menggapai untuk mencari pegangan. Dan bila luput, kita memukul dan mencakar ke arah udara Kita adalah angkatan gagap. Yang diperanakan oleh angkatan kurangajar. Daya hidup telah diganti oleh nafsu. Pencerahan telah diganti oleh pembatasan. Kita adalah angkatan yang berbahaya. Pejambon, Jakarta, 23 Juni 1977 Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat! Identifikasikan  hal-hal  yang terdapat dalam puisi “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra! Tentukan suasana, tema, dan makna puisi “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra! Tentukan tema puisi “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra! Tafsirkan makna puisi “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra! Jawaban Analisis puisi “Sajak Anak Muda” Karya WS. Rendra No Aspek Analisis Bukti Skor 1 Suasana 1-30 2 Tema 1-30 3 Makna 1-40 Jumlah Skor maksimal 100 Tugas Individu Satuan Pendidikan : SMA  Negeri Pakusari Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia - Wajib Kelas : X Kompetensi dasar : 3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung  dalam antologi puisi yang   diperdengarkan atau dibaca. Indikator : 3.16.1 3.16.2 3.16.3 Menentukan suasana dalam puisi yang terdapat dalam sebuah antologi puisi. Menentukan tema puisi yang terdapat dalam sebuah antologi puisi; Menentuan makna puisi yang terdapat dalam sebuah antologi puisi. Materi : Isi puisi, tema puisi, makna puisi, amanat puisi, dan suasana puisi Instrumen: Petunjuk pengerjaan: Bacalah pembacaan puisi  “Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal karya Aming Aminoedin dengan saksama, kemudian jawablah pertanyaan dengan tepat! Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu * pahlawan tak dikenal Karya Aming Aminoedin ribuan orang bergerak sepanjang jalan berteriak menuju hotel Yamato tengah kota kibar bendera merah-putih-biru itu menggemuruhkan gelegak antipati pada hati tanpa henti tanpa kompromi ribuan orang bergerak sepanjang jalan berteriak menuju hotel Yamato tengah kota ribuan orang memanjat hotel itu, dan kau telah robek kain biru pada bendera itu ribuan orang bersorak, gemuruh “Merdeka negeriku! Merdeka Indonesiaku” ribuan orang bergerak sepanjang jalan berteriak menuju hotel yamato tengah kota sorak gemuruh mereka itu kian riuh “Ini negaraku, negara tercinta Satu Republik, Indonesia Raya!” hai bangsa pemabuk, pemilik bendera merah-putih-biru jika tak enyah dari negeriku, bambu runcing akan menuding mengusirmu! jika tak juga enyah, kutawarkan semangat dan darah kami muntah, biarkan tubuh kami berdarah-darah, tapi kau harus berserah. kau harus menyerah! telah kau robek kain biru pada bendera itu tinggal merah-putihnya, kian terasa indah di mata, mata kita semua! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Jayalah bangsaku, jayalah negeriku! Jayalah Indonesiaku! Mojokerto, 15/8/2011 Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat! Identifikasikan  hal-hal  yang terdapat dalam puisi “Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal karya Aming Aminoedin! Tentukan suasana, tema, dan makna puisi “Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal karya Aming Aminoedin! Tentukan tema puisi “Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal karya Aming Aminoedin! Tafsirkan makna puisi “Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal karya Aming Aminoedin! Jawaban Analisis puisi “Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal karya Aming Aminoedin No Aspek Analisis Bukti Skor 1 Suasana 1-30 2 Tema 1-30 3 Makna 1-40 Jumlah Skor maksimal 100 INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN Satuan Pendidikan : SMKN 10 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia – Wajib Kelas : X Kompetensi dasar : 4.16 Mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi atau kumpulan puisi dengan  memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo) Indikator : 4.16.1 4.16.2 Membacakan satu puisi dari antologi puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi. Memusikalisasikan  satu puisi dari antologi puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi. Materi : Membacakan dan memusikalisasikan puisi Tugas individu Pilihlah salah satu puisi yang ada dalam buku antologi puisi ! Berikan tanda-tanda pada puisi yang telah pilih agar memudahkan dalam proses pembacaan puisi! (ritme, intonasi, nada) Berlatihlah membaca puisi secara nyaring sesuai dengan tanda-tanda yang telah Anda berikan pada puisi yang telah dipilih! (vokal dan ekspresi) Demonstrasikan pembacaan puisi yang telah dilatih! Format penilaian No Aspek Penilaian Skor 1 Penghayatan 1-10 2 Penampilan 1-10 3 Intonasi 1-10 4 Ritme 1-15 5 Pelafalan 1-15 6 Vokal 1-15 7 Ekspresi 1-20 Jumlah Skor maksimal 100 Tugas kelompok Bentuklah kelompok! (Setiap kelompok beranggotakan maksimal 8 orang) Pilihlah salah satu puisi yang ada dalam buku antologi puisi ! Berikan tanda-tanda pada puisi yang telah pilih agar memudahkan dalam proses pembacaan puisi! Tentukan alat-alat musik yang sesuai dengan karakter puisi yang telah dipilih! Berlatihlah memusikalisasikan  puisi  sesuai dengan tanda-tanda yang telah Anda berikan pada puisi yang telah dipilih! (vokal dan ekspresi) Demonstrasikan musikalisasi puisi yang telah dilatih! Format penilaian No Aspek Penilaian Skor 1 Penghayatan 1-10 2 Penampilan 1-10 3 Intonasi 1-10 4 Ritme 1-10 5 Pelafalan 1-10 6 Vokal 1-10 7 Ekspresi 1-10 8 Kreativitas 1-15 9 Kekompakan 1-15 Jumlah Skor maksimal 100 RPP DAN MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2017/2018 LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN PUISI Kompetensi Dasar Pengetahuan Keterampilan 3 3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca Mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi atau kumpulan puisi dengan memerhatikan vokal, ekpresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo) Menganalisis unsur pembangun puisi Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan) A.    Contoh Teks (Fakta) Berikut ini contoh puisi. TITIP RINDU BUAT AYAH Karya Ebiet G.Ade Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa Benturan dan empasan terpahat di keningmu Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras Namun kau tetap tabah hmm.. Meski nafsumu kadang tersengal Memikul beban yang makin sarat Kau tetap bertahan Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari Kini kurus dan terbugkuk hmm.. Namun semangat tak pernah pudar Meski langkahmu kadang gemater Kau tetap setia Ayah, dalam hening sepi kurindu Untuk menuai padi milik kita Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan Anakmu sekarang banyak menanggung beban Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan Bahumu yang kekar, legam terbakar matahari Kini kurus dan terbungkuk hmm... Namun semnagat tak pernah pudar B. Pengertian Teks (Konsep) Teks di atas disebut sebuah puisi. Disebut puisi karena disajikan dalam bahasa yang indah dan maknanya tidak sebenarnya dan mendalam. Selain itu, teks di atas memiliki rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulis (penyairnya). Oleh karena itu, yang dimaksud dengan puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan bayangan dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya.  Mendemonstrasikan puisi a.  Membacakan Puisi Puisi tidak hanya dinikmati dengan membaca sendirian tapi bisa juga dibacakan. Membacakan puisi adalah menyampaikan karya puisi dengan bahasa lisan. Istilahnya  sama dengan deklamasi. Seorang pembaca puisi yang hebat mampu menjiwai puisi yang dibacakan dengan baik. Oleh karena itu, pendengar akan dapat merasakan suasana puisi tersebut serta mampu menangkap makna puisi yang disampaikan penyairnya. Hal itu akan tercapai ketika pembaca puisi tidak hanya mengandalkan permainan vokal tetapi juga memerhatikan ekspresi, intonasi, dan gerakan tubuhnya saat membaca puisi. i.  Vokal Suara yang dihasilkan harus benar. Salah satu unsur dalam vokal ialah artikulasi (kejelasan pengucapan). Kejelasan artikulasi dalam mendemonstrasikanpuisi sangat dibutuhkan. Bunyi vokal seperti /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ai/, /au/, dan sebagainya harus jelas terdengar, demikian pula dengan bunyi-bunyi konsonan. ii. Ekspresi Ekspresi ialah pengungkapan atau usaha menyatakan (yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, dan perasaan). Ekspresi mimik atau perubahan raut muka harus ada tapi haruslah sesuai dengan kebutuhan dalam menampilkan gagasan puisi secara tepat. iii. Intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo) Intonasi ialah ketepatan penyajian dalam menentukan keras-lemahnya pengucapan suatu kata. Intonasi terbagi menjadi dua yaitu tekanan dinamik (tekanan pada kata-kata yang dianggap penting) dan teknanan tempo (cepat lambat pengucapan suku kata atau kata). TITIP RINDU BUAT AYAH Karya Ebiet G.Ade Di matamu/ masih tersimpan/ selaksa peristiwa// Benturan/ dan empasan/ terpahat di keningmu// Kau nampak tua / dan lelah,/ keringat mengucur deras// Namun kau/ tetap tabah/ hmm.. Meski nafsumu kadang tersengal // Memikul beban yang makin sarat// Kau tetap/ bertahan// Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari Kini kurus dan terbugkuk hmm.. Namun semangat tak pernah pudar Meski langkahmu kadang gemater Kau tetap setia Ayah, dalam hening sepi kurindu Untuk menuai padi milik kita Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan Anakmu sekarang banyak menanggung beban Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan Bahumu yang kekar, legam terbakar matahari Kini kurus dan terbungkuk hmm... Namun semnagat tak pernah pudar TITIP RINDU BUAT AYAH Karya Ebiet G. Ade Di matamu/ masih tersimpan/ selaksa peristiwa// Benturan dan hempasan/ terpahat di keningmu// Kau nampak tua dan lelah, keringat /mengucur deras// namun kau/ tetap tabah// hm... Meski nafasmu /kadang tersengal/ memikul beban/yang makin sarat// kau tetap/ bertahan// Engkau/ telah mengerti /hitam dan merah/ jalan ini// Keriput/ tulang pipimu/ gambaran perjuangan// Bahumu/ yang dulu kekar, legam/ terbakar matahari// kini/kurus dan terbungkuk// hm... Namun/ semangat/ tak pernah pudar// meski langkahmu/ kadang gemetar// kau/ tetap setia// Ayah, dalam hening/ sepi /kurindu// untuk/ menuai padi/ milik kita// Tapi kerinduan/ tinggal/ hanya kerinduan// Anakmu sekarang/ banyak menanggung beban// Engkau/ telah mengerti/ hitam dan merah/ jalan ini// Keriput tulang pipimu/ gambaran perjuangan// Bahumu/ yang dulu kekar, legam terbakar/ matahari// kini kurus/ dan terbungkuk// hm... Namun/ semangat/ tak pernah pudar// meski/ langkahmu/ kadang gemetar// kau/ tetap setia// b.    Memusikalisasikan puisi Puisi juga dapat dinyanyikan dengan iringan musik. Itulah yang disebut dengan musikalisasi puisi. Contohnya puisi “Titip Rindu buat Ayah” bisa dinyanyikan dan menjadi lagu popular. Dengan demikian, memusikalisasikan puisi adalah menyanyikan puisi dengan diiringi musik, dapat berupa  iringan musik yang lengkap maupun iringan salah satu jenis alat musik. Musikalisasi puisi juga bisa merupakan pembacaan puisi diiringi musik atau gabungan antara keduanya. C.  Ciri-ciri Teks (Prinsip) 1.      Fungsi              Setelah membaca puisi “Titip Rindu buat Ayah”, kita merasa senang dengan keindahan bahasa yang digunakannya. Misalnya:  // Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa // Benturan dan hempasan terpahat di keningmu//.  Dengan demikian, ternyata puisi dapat berfungsi menghibur pembacanya.              Selain itu, puisi mampu membuat pembaca merenung dan memperbaiki prilakunya.  Puisi “Titip Rindu buat Ayah”, mampu membuat pembaca merenungi perubahan fisik ayah yang semakin tua karena berjuang keras membesarkan anaknya. Pembaca menjadi makin sayang terhadap ayah apalagi kalau mengingat keriputnya kening, kulit, dan bungkuknya punggung karena perjuangannya membesarkan anak. Perenungan dan pencerahan jiwa itu merupakan fungsi puisi.  2.      Struktur             Jika diperhatikan dan dicermati kembali puisi-puisi yang telah dibaca, di dalamnya terdapat struktur yang membangunnya. Contoh dalam puisi “Titip Rindu buat Ayah” terdapat struktur/bagian  yang membangunnya, yaitu : Terdapat baris-baris yang mana baris ini tidak sama dengan baris yang biasa dikenal dalam teks lain. Dalam puisi, baris ini disebut larik. Contoh puisi di atas terdiri dari 25 larik. Terdapat kumpulan larik yang memiliki kesatuan makna yang disebut bait. Dalam contoh puisi di atas terdapat empat kumpulan larik. Dengan demikian, puisi tersebut memiliki empat bait. Larik-larik puisi dari awal sampai akhir tampak membentuk tipe gambar tertentu. Contoh puisi di atas membentuk segi empat yang bisa dilihat dan dicermati. Itulah tipografi puisi yang bisa memberi makna tambahan dan bentuknya bisa didapati pada jenis puisi konkret. Tipografi bentuknya bermacam-macam antara lain berbentuk grafis, kaligrafi, kerucut dan sebagainya.                     3.      Kebahasaan Ciri khas kebahasaan puisi yang membedakannya dengan jenis teks lain yaitu: a.       Menggunakan majas metafora      Puisi mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung sehingga penyair menggunakan majas metafora untuk menggambarkan maksudnya tersebut. Salah satunya adalah majas metafora. Metafora merupakan bahasa figuratif yang memperbandingkan suatu hal dengan hal lainya yang pada dasarnya tidak serupa. Contoh : Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini b.      Menggunakan majas hiperbola contohnya: hiperbola digunakan untuk menyatakan begitu beratnya beban yang harus dipikul oleh ayah yang dilukiskan dengan /memikul beban yang makin sarat/. c.       Menggunakan kata konkret dalam puisi, biasanya pengarang menggunakan kata konkret untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Dalam contoh puisi di atas terdapat dalam larik /Benturan dan hempasan/ terpahat di keningmu//   D.  Prosedur Pembelajaran (sesuai KD) 1.      Mengidentifikasi Suasana, Tema, dan Makna Puisi Sebelum mengidentifikasi komponen penting dalam puisi terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan komponen penting puisi, yaitu : a.       suasana dalam puisi yang dibacakan; langkah-langkah yang dilakukan agar mampu menentukann suasana dalam puisi yang dibacakan yaitu mencermati puisi dengan saksama. Ketika mencermati tersebut, perhatikan juga pilihan kata (diksi) dalam puisi yang dibaca untuk mengetahui isi puisi.  Diantara kata-kata atau larik-larik yang membangun puisi itu ada yang menyentuh perasaan maka  larik-larik yang membuat perasaan tersentuh itu dicatat. Kemudian timbullah perasaan setelah mendengarkan puisi tersebut. Perasaan itu bisa berupa perasaan sedih, marah, bangga, dan sebagainya. Dengan begitu, suasana sudah dapat ditentukan. b.      Tema dalam puisi, Dalam menentukan tema puisi, terdapat prosedur yang bisa dilakukan yaitu dengan merunut kata-kata yang berulang. Kata-kata yang berulang itu merupakan inti puisi. Akhirnya  inti puisi yang merupakan tema dapat disimpulkan dengan menyertakan alasan-alasan yang mendukung tema. c.       Makna dalam puisi, Ketika hendak menentukan makna puisi, langkah-langkah berikut ini akan membantu yaitu pertama kali carilah larik-larik yang mendukung makna. Kemudian maknai masing-masing larik tersebut. Berdasarkan makna larik-larik tersebut dapat disimpulkan makna puisi secara utuh.  2.  Cara Membacakan Puisi Selain mengidentifikasi komponen puisi, terkadang perlu membaca puisi untuk lebih memahami puisi. Agar penjiwaan, ekspresif, dan volume suara tepat dan mengena saat pembacaan puisi, langkah awal yang harus dan mutlak dilakukan adalah membaca dan memahami isi puisi. Pemahaman terhadap isi puisi ini tidak hanya untuk mendapatkan tafsir makna terhadap puisi yang akan dibacakan melainkan juga untuk menentukan bagaimana lafal, nada, tekanan serta intonasi diucapkan saat pembacaan puisi.  Memusikalisasikan Puisi Sebelum memusikalisasikan atau menyanyikan puisi dengan diiringi musik, lakukanlah langkah-langkah sebagai berikut : pahamilah  suasana, tema, dan makna puisi tersebut Pemahaman ini didapatkan setelah mengidentifikasi komponen puisi yaitu suasana, tema dan makna puisi. Setelah memahami komponen puisi, buatlah aransemen sederhana berdasarkan suasana, tema, dan makna puisi tersebut. Kemudian berlatihlah menyanyikan puisi tersebut dengan iringan aransemen yang telah dibuat. 2.      Menganalisis unsur pembangun puisi Untuk menganalisis unsur pembangun puisi, ada beberapa langkah yang harus dilakukan: a.       Memahami makna judul Pertama kali yang dibaca dalam puisi adalah judul. Judul merupakan identitas atau cap sebuah puisi. Biasanya judul sudah memberikan gambaran isi sebuah puisi secara garis besar. Mursal Esten mengibaratkan judul sebagai sebuah lubang kunci untuk menengok makna keseluruhan puisi itu. Bahkan melalui judul tersebut dapat terbuka makna yang ada dalam sebuah puisi. Untuk memahami makna sebuah judul, harus dicari dulu makna lugasnya. Usahakan  memahami makna kata, frase, atau kalimat demi kalimat. Untuk mencari makna judul sebuah puisi, sebaiknya menggunakan makna baku terlebih dahulu seperti yang ada dalam kamus. Setelah itu baru mencari makna tambahannya. Memahami Makna Kata Kunci Dalam setiap puisi terdapat beberapa kata yang menentukan makna puisi itu. Kata-kata seperti itu dinamakan kata kunci. Kata kunci adalah kata yang sering diulang penyair dalam puisinya, misalnya kata yang menunjukan waktu dan tempat, kata-kata asing, atau kata-kata yang sengaja diberi perhatian khusus oleh penyair dengan memberi garis bawah, mencetak miring, dan sebagainya. Makna kata dalam sebuah puisi meliputi makna lugas atau makna leksikal, makna citraan atau makna imaji, dan makna lambang. Jadi untuk memahami puisi, ketiga makna tersebut harus diungkapkan. i.       Makna Lugas Makna lugas adalah sebuah kata, frase, atau kalimat yang maknanya sesuai dengan makna leksikal atau makna yang terdapat dalam kamus. Beberapa kata  mungkin perlu dicari maknanya di dalam kamus agar makna kata tersebut bisa dipahami dengan baik. ii.      Makna Citraan atau Makna Imaji Dalam memilih sebuah kata, seorang penyair tidak hanya bermaksud menyampaikan makna lugas saja. Lebih dari itu, penyair membentuk citraan atau imaji tertentu pada pikiran pembacanya. Makna yang ditimbulkan itu disebut makna citraan atau makna imajis. iii.       Makna Lambang Penyair seringkali memberi beban pada kata tertentu melebihi makna yang biasa dikandung makna kata tersebut. Dalam puisi, sebuah kata dapat saja merupakan lambang dari sesuatu  di samping memiliki makna yang biasa. Beban tambahan itu disebut makna lambang sebuah kata. Pembaca harus berupaya untuk menyingkapkan makna lambang sebuah kata dalam puisi dengan beberapa kemungkinan yang ada.  Mengusut Rujukan Kata Ganti Penyair sering menggunaka kata ganti, kata penyapa, atau nama seseorang dalam puisinya. Penggunaan kata-kata tersebut sering secara tiba-tiba, tanpa diberi tahu siapa yang dirujuk dengan kata-kata tersebut. Pembaca puisi harus berusaha mengusut rujukan yang dimaksud penyair dengan kata-kata itu. Mempelajari Konteks Penciptaan Kadang-kadang untuk memahami puisi tidak cukup hanya dengan membaca apa yang tersurat dalam puisi, tetapi juga perlu mempelajari hal-hal yang berada di luar puisi tersebut. Hal-hal tersebut misalnya penyair, riwayat hidup penyair, pandangan hidup penyair, latar belakang penciptaan, situasi ketika puisi itu diciptakan, dan sebagainya. Semua itu disebut dengan konteks penciptaan.   Merumuskan Makna Utuh Makna utuh sebuah puisi adalah makna keseluruhan dari puisi itu, baik makna tersurat, tersirat, maupun yang berkaitan dengankonteks penciptaannya. Untuk merumuskan makna utuh dalam sebuah puisi, diperlukan makna lugas, citraan, lambang, dan konteks penciptaan puisi itu. Setelah itu baru menentukan sikap terhadap makna utuh atau pengalaman penyair. Dengan memahami sebuah puisi berarti kita telah mencoba memahami perasaan, pikiran, dan gagasan orang lain (penyair) yang dituangkan secara khas. Tanpa disadari, pengalaman dan wawasan bertambah. Dengan bertambahnya pengalaman dan wawasan itu terasa ada kepuasan batin karena telah dapat mengambil hikmah dari pengalaman orang lain. 4.      Menulis puisi             Selain menikmati puisi karya orang lain, terkadang kita juga ingin mengungkapkan perasaan dalam bentuk puisi. Selain itu, peristiwa yang terjadi di sekitar kita mungkin begitu mengesankan sehingga menarik kita untuk menuliskannya dalam puisi. Menulis puisi yang baik harus memerhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan. Dengan demikian terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan Menentukan tema Sebelum menulis puisi, pertama kali harus ditentukan temanya. Dalam hal ini, pilihlah sesuatu yang membuat kita terinspirasi. Tema merupakan suatu gagasan yang dituangkan dalam sebuah bentuk puisi. Misalkan puisi bertemakan tentang cinta, ketuhanan, kemanusiaan, keindahan alam, dan sebagainya. Menggambarkan Suasana Puisi Setelah itu, perlu digambarkan suasana puisi yang akan dibangun dalam puisi yang dibuat. Suasana puisi maksudnya adalah gambaran perasaan penyair dalam puisi. Jika suasana bahagia bahasa yang digunakan romantis, lembut, dan indah. Begitu juga sebaliknya jika suasana yang dirasakan sedang sedih, bimbang, penggunaan bahasa dalam membuat puisi menggunakan bahasa yang sinis dan keras. Mendaftar kata-kata yang sesuai Setelah menggambarkan suasana, perlu mendaftar atau menggunakan kata-kata yang diwarnai dengan ungkapan-ungkapan yang bermakna. Misalnya ungkapan rasa sayang terhadap ayah.  Ayah, luasnya bumi tak seluas sayangku padamu. d.   Memilih diksi Setelah mendaftarkan kata yang sesuai, perlu dilakukan pemilihan kata atau diksi. Pilihlah kata-kata yang memberikan nilai rasa tertentu. Selain itu, perhatikan juga makna lugas, makna citraan, dan makna lambanga setiap kata yang akan dituliskan dalam puisi. e.   Menulis Puisi Setelah keempat langkah diatas telah dilakukan, maka barulah membuat sebuah puisi. Yang dimulai dari inspirasi yang telah didapat. Daftar Pustaka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran bahasa Indonesia kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata Pelajaran bahasa Indonesia kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan http://chocoronotomo.blogspot.co.id/2011/11/langkah-langkah-memahami-puisi.html http://www.ilmubahasa.net/2015/03/cara-membaca-puisi-yang-baik-dan-benar.html RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah                                   : SMKN 10 BANDUNG Mata Pelajaran             : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester                       : X / 2 Materi Pokok                          : Teks Puisi Alokasi Waktu                        : 4 X45 Menit (2 JP) Kompetensi inti Men KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. K1-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang a. ilmu pengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. Humaniora,  dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah  KI-4:      Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g. komunikatif, dan h. solutif,  dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan. B.       Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.17Menganalisis  unsur pembangun puisi. 3.17.1    Menganalisis kata konkret dalam puisi. 3.17.2      Menganalisis gaya bahasa  dalam puisi 3.17.3    Menganalisis rima dalam puisi 3.17.4    Menganalisis  tipografi dalam puisi 3.17.5    Menganalisis  tema dalam puisi 3.17.6    Menganalisis  rasa dalam puisi 3.17.7    Menganalisis nada dalam puisi 3.17.8    Menganalisis  amanat dalam puisi 4.17 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya. 4.17.1  Menulis puisi dengan memerhatikan diksi, imaji, diksi, kata konkret, gaya bahasa, rima/irama, tipografi, tema/makna (sense); rasa (feeling), nada (tone), dan amanat/tujuan/maksud (itention). 4.17.2     Mempresentasikan puisi yang ditulis 4.17.3     Menanggapi puisi yang dipresentasikan 4.17.4     Merevisi puisi yang telah ditulis C.  Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1: Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pedagogik genre, saintifik,  dengan model pembelajaran diskoveri, peserta didik dapat menganalisis unsur pembangun puisi dengan rasa ingin tahu, kreatif, tanggung  jawab, teliti, serta jujur. Pertemuan 2: Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pedagogik genre, saintifik, dan  dengan diskusi dan penugasan, peserta didik  dapat menulis puisi dengan kreatif, jujur,  dan  penuh tanggung jawaab.  D.  Materi Pembelajaran Fakta Teks Puisi Konsep          Unsur-unsur pembangun puisi  diksi; imaji; kata konkret; gaya bahasa; rima/irama; tipografi;   tema/makna (sense);  rasa (feeling);  nada (tone);dan amanat/tujuan/maksud (itention). Prinsip   Analisis unsur pembangun puisi Prosedur Menulis Puisi E.       Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran Pendekatan          : Pedagogi genre,  Saintifik approach Model                   : discovery learning  (pertemuan pertama),                                Penugasan  dan diskusi (pertemuan ke 2) Metode                 : penugasan, tanya jawab, diskusi. F.   Media/Alat  Bahan 1.    Media/Alat                    : LCD, Laptop 2.    Bahan                            : Teks Puisi G.  Sumber Belajar Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 buku siswa halaman 243 dan 271 Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 buku guru Internet Video Buku/ sumber lain yang relevan. H.  Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama (2 X 45 menit) Indikator: 3.17.1    Menganalisis kata konkret dalam puisi. 3.17.2    Menganalisis gaya bahasa  dalam puisi 3.17.3    Menganalisis rima dalam puisi 3.17.4    Menganalisis  tipografi dalam puisi 3.17.5    Menganalisis  tema dalam puisi 3.17.6    Menganalisis  rasa dalam puisi 3.17.7    Menganalisis nada dalam puisi 3.17.8    Menganalisis  amanat dalam puisi Tahap Lngkah-langkahpembelajaran Alokasiwaktu 1.      Pendahuluan: Peserta didik merespon salam dan mensyukuri anugerahTuhan dengan berdoa bersama. Peserta didik menerima  apersepsi yang diberikan guru dengan mendengarkan pembacaan puisi oleh guru  dengan teliti dan sungguh-sungguh Peserta didik memprediksi materi yang akan dipelajarinya Peserta didik menerima informasi tentang materi dan tujuan yang akan dipelajari serta kegiatan pembelajaran yang akan dipelajari dalam teks biografi. 10 menit 2.      INTI DISCOVERY 1. Stimulation (pemberian rangsangan) Peserta didik membaca teks puisi  dalam buku pembelajaran yaitu teks puisi “Sajak Matahari” karya W.S.Rendra(hal. 253buku Siswa) 2. Problem Statement (identifikasi masalah) Peserta didik menyimak penjelasan Pendidik  tentang analisis unsur pembangun puisi yang meliputi            diksi;            imaji;            kata konkret;            gaya bahasa;            rima/irama;            tipografi;             tema/makna (sense);            rasa (feeling);            nada (tone);dan            amanat/tujuan/maksud (itention).   3. Data collection (Pengumpulan Data) Peserta didik mencari informasi dari berbagai sumber untuk mengetahui  (pengertian, teknik analisis) unsur pembangun puisi yang meliputi            diksi;            imaji;            kata konkret;            gaya bahasa;            rima/irama;            tipografi;             tema/makna (sense);            rasa (feeling);            nada (tone);dan            amanat/tujuan/maksud (itention).   4. Data Processing (Pengolahan Data)       Peserta didik mendiskusikan analisis data unsur pembangun puisi  teks puisi yang berjudul “Sajak Matahari” karya W.S.Rendra(hal. 253buku Siswa) 5. Verification (Pemeriksaan data) Kelompok dengan secara bergantian mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dalam diskusi kelas untuk memverifikasikan hasil kerjanya;  kelompok lain memberikan tanggapan . 6. Generalisation (penarikan kesimpulan) Di bawah bimbingan Pendidik, peserta didik menyimpulkan hasil analisis unsur pembangun puisi . 70 menit 3.      PENUTUP Kegiatan Pendidik  bersama peserta didik yaitu:       Menghubungkan isi puisi dengan menunjukkan perilaku unggul dalam kehidupan  sehari-hari.       Mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dikuasai.       Meringkas hasil pembelajaran secara lisan .       Merefleksi hasil pembelajaran Kegiatan guru yaitu:       Menyampaikan tugas yang harus dikerjakan peserta didik  untuk pertemuan kedua.       Menjelaskan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 15 menit Pertemuan kedua (2 X 45 menit) Indikator: 4.17.1    Menulis puisi dengan memerhatikan diksi, imaji, diksi, kata konkret, gaya bahasa, rima/irama, tipografi, tema/makna (sense); rasa (feeling), nada (tone), dan amanat/tujuan/maksud (itention). 4.17.2    Mempresentasikan puisi yang ditulis 4.17.3    Menanggapi puisi yang dipresentasikan 4.17.4    Merevisi puisi yang telah ditulis Tahap Langkah-langkahpembelajaran Alokasiwaktu Pendahuluan: 1.    Pesertadidik merespon salam dan mensyukuri anugerah Tuhan dengan berdoa bersama 2.    Peserta didik merespon pertanyaan Pendidik tentang materi pembelajaran pada pertemuan sebelumnya, “ Apa yang kalian ketahui tentang puisi?”; “ Apa saja unsur pembangun puisi” 3.    Peserta didik menerima informasi tentang materi dan tujuan yang akan dipelajari serta kegiatan pembelajaran yang akan dipelajari dalam menulis teks puisi. 5 menit INTI 1.      Peserta didik dengan rasa ingin tahu, disiplin, dan bertanggung jawab memperhatikan pembacaan puisi dalam video pembelajaran pembacaan puisi 2.      Peserta didik bertanya jawab tentang isi puisi 3.      Peserta didik menulis puisi untuk mengungkapkan perasaannya 4.      Peserta didik mendemonstrasikan hasil puisi yang ditulisnya dengan membacakan di depan kelas 5.      Peserta didik memberikan komentar terhadap puisi yang ditulis teman 6.      Peserata didik merevisi (jika perlu) berdasarkan masukan teman 70 menit 3. PENUTUP Kegiatan Pendidik bersama peserta didikyaitu:       Membuat simpulan hasil pembelajaran.       Merefleksi manfaat pembelajaran teks puisi bagi kehidupan nyata. Kegiatan Pendidik yaitu:       Memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengumpulkan puisi yang dibuatnya untuk dijadikan antologi kumpulan puisi karya siswa 15 menit G.    Penilaian 1.       Kompetensi keagamaan dan sosial Teknik penilaian : observasi/ pengamatan Bentuk               : catatan hasil observasi Instrumen           : jurnal (terlampir) 2.       Kompetensi Pengetahuan: Teknik penilaian  :tes Bentuk Penilaian :Tes tulis. Instrumen penilaian: Tes uraian 3.       Kompetensi keterampilan        :           Teknik penilaian  :penugasan. b.      Bentuk                 :tugas tertulis. Instrumen penilaian :lembar kerja dan penilaian presentasi 4.       Remedial Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes. Tugas remedial, dilakukan sebanyak 3 kali  yaitu dengan cara menugaskan kepada peserta didik untuk membenahi tugas yang telah dikerjakan sehingga memenuhi ketentuan yang ditetapkan. 5.      Pengayaan Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut: Siwa yang mencapai nilai  diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan. Siwa yang mencapai nilai  diberikan materi melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan. Mengetahui                                                                 …….,  …………… Kepala SMA                                                               Guru Mata Pelajaran, Lampiran : INTRUMEN PENILAIAN SIKAP Nama Satuan pendidikan        : SMKN 10 BANDUNG Tahun pelajaran                       : 2017/2018 Kelas/Semester                        : X / 2 Mata Pelajaran                        : Bahasa Indonesia – Wajib NO WAKTU NAMA KEJADIAN/ PERILAKU BUTIR SIKAP POS/ NEG TINDAK LANJUT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 ……., ………….. Kepala SMA ……..    ,                                               Guru Mata Pelajaran, INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN KUIS Satuan Pendidikan : SMKN 10 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia – Wajib Kelas : X Kompetensi dasar : 3.17  Menganalisis  unsur pembangun puisi. Indikator : 3.17.1 3.17.2 3.17.3 3.17.4 3.17.5 3.17.6 3.17.7 3.17.8 Menganalisis kata konkret dalam puisi. Menganalisis gaya bahasa  dalam puisi Menganalisis rima dalam puisi Menganalisis  tipografi dalam puisi Menganalisis  tema dalam puisi Menganalisis  rasa dalam puisi Menganalisis nada dalam puisi Menganalisis  amanat dalam puisi Materi : Unsur-unsur pembangun puisi Instrumen: Apa yang kalian ketahui tentang puisi? Bagaimana perasaan kalian saat membaca puisi? Unsur-unsur apa saja yang membangun puisi? Apa manfaat membaca puisi? Rubrik Penilaian Tes Lisan (Kuis) Penilaian Kompetensi Pengetahuan Nama Peserta didik/kelompok         : ………………………………………………… Kelas                                                   : ………………………………………………… Tanggal Penilaian                             : ............................................................................ Pedoman penyekoran: No soal  Deskripsi Skor 1,2,3,4 Menjawab dengan benar dan sempurna. 3 Menjawab hamper benar. 2 Menjawab hanya sebagian kecil yang benar. 1 Instrumen Tugas kelompok : INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN KUIS Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia - Wajib Kelas : X Kompetensi dasar : 3.17 Menganalisis  unsur pembangun puisi. Indikator : 3.17.1 3.17.2 3.17.3 3.17.4 3.17.5 3.17.6 3.17.7 3.17.8 Menganalisis kata konkret dalam puisi. Menganalisis gaya bahasa  dalam puisi Menganalisis rima dalam puisi Menganalisis  tipografi dalam puisi Menganalisis  tema dalam puisi Menganalisis  rasa dalam puisi Menganalisis nada dalam puisi   Menganalisis  amanat dalam puisi Materi : Unsur-unsur pembangun puisi Petunjuk : Bacalah puisi ”Sajak Matahari” karya W.S. Rendra berikut ini, kemudian kerjakan tugas-tugas di bawahnya dengan tepat secara berkelompok! Sajak Matahari Karya : W.S. Rendra Matahari bangkit dari sanubariku Menyentuh permukaan samodra raya Matahari keluar dari mulutku Menjadi pelangi di cakrawala Wajahmu keluar dari jidatku Wahai kamu, wanita miskin! Kakimu terbenam di dalam lumpur. Kamu harapkan beras seperempat gantang Dan di tengah sawah tuan tanah menanammu! Satu juta leleki gundul Keluar dari hutan belantara Tubuh mereka terbalut lumpur Dan kepala mereka berkilatan Memantulkan cahaya matahari Mata mereka menyala Tubuh mereka menjadi bara Dan mereka membakar dunia Matahari adalah cakra jingga Yang dilepas tangan Sang Khrisna Ia menjadi rahmat dan kutukanmuya, ya umat manusia! Rubrik Penilaian Penugasan Individu : Penilaian Kompetensi Pengetahuan Nama                          : ………………………………………………… Kelas                           : ………………………………………………… Tanggal Penugasan   : ............................................................... Pedoman penyekoran:  No soal  Deskripsi Skor Skor maksimal 1 Menjawab dengan benar disertai alasan yang benar. 30 30 Menjawab benar tetapi alasan salah 20 Menjawab hampir benar 10 2 Menjawab dengan benar dengan menyebutkan 5 unsur instrinsik dengan tepat. 40 40 Menjawab dengan benar dengan menyebutkan 4 unsur instrinsik dengan tepat. 30 Menjawab dengan benar dengan menyebutkan 3 unsur instrinsik dengan tepat. 20 Menjawab dengan benar dengan menyebutkan kurang dari 3 unsur instrinsik dengan tepat. 10 3 Menjawab dengan tepat makna yang terkandung di dalam puisi disertai alasan yang benar. 40 40 Menjawab dengan tepat makna yang terkandung di dalam puisi disertai alasan yang salah. 30 Menjawab dengan tepat makna yang terkandung di dalam puisi tanpa disertai alasan. 20 Menjawab hamper benar makna yang terkandung di dalam puisi disertai alasan yang salah. 10 Total 100 Kunci : ……,    …………. Kepala SMA ……………,                                                     Guru Mata Pelajaran, ……………………………                                                    ……………………… INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia – Wajib Kelas : X Kompetensi dasar : 3.17 Menganalisis  unsur pembangun puisi. Indikator : 3.17.1 3.17.2 3.17.3 3.17.4 3.17.5 3.17.6 3.17.7 3.17.8 Menganalisis kata konkret dalam puisi. Menganalisis gaya bahasa  dalam puisi Menganalisis rima dalam puisi Menganalisis  tipografi dalam puisi Menganalisis  tema dalam puisi Menganalisis  rasa dalam puisi Menganalisis nada dalam puisi Menganalisis  amanat dalam puisi Materi : Unsur-Unsur Pembangun Puisi Kisi-kisi  Kompetensi Dasar IPK Materi Pokok Indikator Soal No Soal 3.17 Menganalisis   unsur pembangun pusi 3.17.9    Menganalisis kata konkret dalam puisi. Kata-kata konkret dalam puisi Disediakan sebuah puisi, peserta didik menganalisis kata-kata konkret disertai bukti. 1.         3.17.10Menganalisis unsur-unsur pembangun puisi Unsure-unsur pembangun puisi Disediakan sebuah puisi, peserta didik menganalisis unsure-unsur pembangun puisi. 2.         Instrumen Petunjuk : Bacalah puisi berikut, kemudian kerjakan tugas di bawahnya! Tugas: Analisislah kata-kata konkret pada puisi “Sajak Matahari” karya : W.S. Rendra! Sebutkan unsure-unsur pembangun puisi “Sajak Matahari” karya : W.S. Rendra! Kunci: 1. 2. Pedoman Penyekoran Tugas No Aspek yang Dinilai Skor Skor maksimal 1 a.                      Peserta didik menentukan lima kata-kata konkret pada puisi dengan tepat. 20 50 b.                      Peserta didik menentukan empat kata-kata konkret pada puisi dengan tepat. 15 c.                      Peserta didik menentukan tiga kata-kata konkret pada puisi dengan tepat. 10 d.                     Peserta didik menentukan kurang dari tiga kata-kata konkret pada puisi dengan tepat. 5 2 e.                      Peserta didik menentukan lima unsure pembangun puisi dengan tepat. 20 50 f.                       Peserta didik menentukan empat unsure pembangun puisi dengan tepat. 15 g.                      Peserta didik menentukan tiga unsure pembangun puisi dengan tepat. 10 h.                      Peserta didik menentukan kurang dari tiga unsure pembangun puisi dengan tepat. 5 i.                        Total 100 …………,    …………… Kepala SMA ……………,                                                     Guru Mata Pelajaran, ……………………………                                                    ……………………… LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN TEKS PUISI Kompetensi Dasar Pengetahuan Keterampilan 3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca 4.16 Mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi atau kumpulan puisi dengan memerhatikan vokal, ekpresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo) Menganalisis unsur pembangun puisi 4.17 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan) A.    Contoh Teks (Fakta) Berikut ini contoh puisi. TITIP RINDU BUAT AYAH Karya Ebiet G.Ade Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa Benturan dan empasan terpahat di keningmu Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras Namun kau tetap tabah hmm.. Meski nafsumu kadang tersengal Memikul beban yang makin sarat Kau tetap bertahan Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari Kini kurus dan terbugkuk hmm.. Namun semangat tak pernah pudar Meski langkahmu kadang gemater Kau tetap setia Ayah, dalam hening sepi kurindu Untuk menuai padi milik kita Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan Anakmu sekarang banyak menanggung beban Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan Bahumu yang kekar, legam terbakar matahari Kini kurus dan terbungkuk hmm... Namun semnagat tak pernah pudar B. Pengertian Teks (Konsep) Teks di atas disebut sebuah puisi. Disebut puisi karena disajikan dalam bahasa yang indah dan maknanya tidak sebenarnya dan mendalam. Selain itu, teks di atas memiliki rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulis (penyairnya). Oleh karena itu, yang dimaksud dengan puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan bayangan dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya. Mendemonstrasikan puisi a.         Membacakan Puisi Puisi tidak hanya dinikmati dengan membaca sendirian tapi bisa juga dibacakan. Membacakan puisi adalah menyampaikan karya puisi dengan bahasa lisan. Istilahnya sama dengan deklamasi. Seorang pembaca puisi yang hebat mampu menjiwai puisi yang dibacakan dengan baik. Oleh karena itu, pendengar akan dapat merasakan suasana puisi tersebut serta mampu menangkap makna puisi yang disampaikan penyairnya. Hal itu akan tercapai ketika pembaca puisi tidak hanya mengandalkan permainan vokal tetapi juga memerhatikan ekspresi, intonasi, dan gerakan tubuhnya saat membaca puisi. Vokal Suara yang dihasilkan harus benar. Salah satu unsur dalam vokal ialah artikulasi (kejelasan pengucapan). Kejelasan artikulasi dalam mendemonstrasikanpuisi sangat dibutuhkan. Bunyi vokal seperti /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ai/, /au/, dan sebagainya harus jelas terdengar, demikian pula dengan bunyi-bunyi konsonan. Ekspresi Ekspresi ialah pengungkapan atau usaha menyatakan (yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, dan perasaan). Ekspresi mimik atau perubahan raut muka harus ada tapi haruslah sesuai dengan kebutuhan dalam menampilkan gagasan puisi secara tepat. Intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo) Intonasi ialah ketepatan penyajian dalam menentukan keras-lemahnya pengucapan suatu kata. Intonasi terbagi menjadi dua yaitu tekanan dinamik (tekanan pada kata-kata yang dianggap penting) dan teknanan tempo (cepat lambat pengucapan suku kata atau kata). TITIP RINDU BUAT AYAH Karya Ebiet G.Ade Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa Benturan dan empasan terpahat di keningmu Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras Namun kau tetap tabah hmm.. Meski nafsumu kadang tersengal Memikul beban yang makin sarat Kau tetap bertahan Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari Kini kurus dan terbugkuk hmm.. Namun semangat tak pernah pudar Meski langkahmu kadang gemater Kau tetap setia Ayah, dalam hening sepi kurindu Untuk menuai padi milik kita Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan Anakmu sekarang banyak menanggung beban Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan Bahumu yang kekar, legam terbakar matahari Kini kurus dan terbungkuk hmm... Namun semnagat tak pernah pudar TITIP RINDU BUAT AYAH Karya Ebiet G. Ade Di matamu/ masih tersimpan/ selaksa peristiwa// Benturan dan hempasan/ terpahat di keningmu// Kau nampak tua dan lelah, keringat /mengucur deras// namun kau/ tetap tabah// hm... Meski nafasmu /kadang tersengal/ memikul beban/yang makin sarat// kau tetap/ bertahan// Engkau/ telah mengerti /hitam dan merah/ jalan ini// Keriput/ tulang pipimu/ gambaran perjuangan// Bahumu/ yang dulu kekar, legam/ terbakar matahari// kini/kurus dan terbungkuk// hm... Namun/ semangat/ tak pernah pudar// meski langkahmu/ kadang gemetar// kau/ tetap setia// Ayah, dalam hening/ sepi /kurindu// untuk/ menuai padi/ milik kita// Tapi kerinduan/ tinggal/ hanya kerinduan// Anakmu sekarang/ banyak menanggung beban// Engkau/ telah mengerti/ hitam dan merah/ jalan ini// Keriput tulang pipimu/ gambaran perjuangan// Bahumu/ yang dulu kekar, legam terbakar/ matahari// kini kurus/ dan terbungkuk// hm... Namun/ semangat/ tak pernah pudar// meski/ langkahmu/ kadang gemetar// kau/ tetap setia// b.    Memusikalisasikan puisi Puisi juga dapat dinyanyikan dengan iringan musik. Itulah yang disebut dengan musikalisasi puisi. Contohnya puisi “Titip Rindu buat Ayah” bisa dinyanyikan dan menjadi lagu popular. Dengan demikian, memusikalisasikan puisi adalah menyanyikan puisi dengan diiringi musik, dapat berupa  iringan musik yang lengkap maupun iringan salah satu jenis alat musik. Musikalisasi puisi juga bisa merupakan pembacaan puisi diiringi musik atau gabungan antara keduanya. C.  Ciri-ciri Teks (Prinsip) 1.      Fungsi              Setelah membaca puisi “Titip Rindu buat Ayah”, kita merasa senang dengan keindahan bahasa yang digunakannya. Misalnya:  // Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa // Benturan dan hempasan terpahat di keningmu//.  Dengan demikian, ternyata puisi dapat berfungsi menghibur pembacanya.              Selain itu, puisi mampu membuat pembaca merenung dan memperbaiki prilakunya.  Puisi “Titip Rindu buat Ayah”, mampu membuat pembaca merenungi perubahan fisik ayah yang semakin tua karena berjuang keras membesarkan anaknya. Pembaca menjadi makin sayang terhadap ayah apalagi kalau mengingat keriputnya kening, kulit, dan bungkuknya punggung karena perjuangannya membesarkan anak. Perenungan dan pencerahan jiwa itu merupakan fungsi puisi.  2.      Struktur             Jika diperhatikan dan dicermati kembali puisi-puisi yang telah dibaca, di dalamnya terdapat struktur yang membangunnya. Contoh dalam puisi “Titip Rindu buat Ayah” terdapat struktur/bagian  yang membangunnya, yaitu : Terdapat baris-baris yang mana baris ini tidak sama dengan baris yang biasa dikenal dalam teks lain. Dalam puisi, baris ini disebut larik. Contoh puisi di atas terdiri dari 25 larik. Terdapat kumpulan larik yang memiliki kesatuan makna yang disebut bait. Dalam contoh puisi di atas terdapat empat kumpulan larik. Dengan demikian, puisi tersebut memiliki empat bait Larik-larik puisi dari awal sampai akhir tampak membentuk tipe gambar tertentu. Contoh puisi di atas membentuk segi empat yang bisa dilihat dan dicermati. Itulah tipografi puisi yang bisa memberi makna tambahan dan bentuknya bisa didapati pada jenis puisi konkret. Tipografi bentuknya bermacam-macam antara lain berbentuk grafis, kaligrafi, kerucut dan sebagainya. 3.      Kebahasaan Ciri khas kebahasaan puisi yang membedakannya dengan jenis teks lain yaitu: a.       Menggunakan majas metafora      Puisi mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung sehingga penyair menggunakan majas metafora untuk menggambarkan maksudnya tersebut. Salah satunya adalah majas metafora. Metafora merupakan bahasa figuratif yang memperbandingkan suatu hal dengan hal lainya yang pada dasarnya tidak serupa. Contoh : Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini b.      Menggunakan majas hiperbola contohnya: hiperbola digunakan untuk menyatakan begitu beratnya beban yang harus dipikul oleh ayah yang dilukiskan dengan /memikul beban yang makin sarat/. c.       Menggunakan kata konkret dalam puisi, biasanya pengarang menggunakan kata konkret untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Dalam contoh puisi di atas terdapat dalam larik /Benturan dan hempasan/ terpahat di keningmu//   D.  Prosedur Pembelajaran (sesuai KD) 1.      Mengidentifikasi Suasana, Tema, dan Makna Puisi Sebelum mengidentifikasi komponen penting dalam puisi terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan komponen penting puisi, yaitu : a.       suasana dalam puisi yang dibacakan; langkah-langkah yang dilakukan agar mampu menentukann suasana dalam puisi yang dibacakan yaitu mencermati puisi dengan saksama. Ketika mencermati tersebut, perhatikan juga pilihan kata (diksi) dalam puisi yang dibaca untuk mengetahui isi puisi.  Diantara kata-kata atau larik-larik yang membangun puisi itu ada yang menyentuh perasaan maka  larik-larik yang membuat perasaan tersentuh itu dicatat. Kemudian timbullah perasaan setelah mendengarkan puisi tersebut. Perasaan itu bisa berupa perasaan sedih, marah, bangga, dan sebagainya. Dengan begitu, suasana sudah dapat ditentukan. b.      Tema dalam puisi, Dalam menentukan tema puisi, terdapat prosedur yang bisa dilakukan yaitu dengan merunut kata-kata yang berulang. Kata-kata yang berulang itu merupakan inti puisi. Akhirnya  inti puisi yang merupakan tema dapat disimpulkan dengan menyertakan alasan-alasan yang mendukung tema. c.       Makna dalam puisi, Ketika hendak menentukan makna puisi, langkah-langkah berikut ini akan membantu yaitu pertama kali carilah larik-larik yang mendukung makna. Kemudian maknai masing-masing larik tersebut. Berdasarkan makna larik-larik tersebut dapat disimpulkan makna puisi secara utuh. 2.  Cara Membacakan Puisi Selain mengidentifikasi komponen puisi, terkadang perlu membaca puisi untuk lebih memahami puisi. Agar penjiwaan, ekspresif, dan volume suara tepat dan mengena saat pembacaan puisi, langkah awal yang harus dan mutlak dilakukan adalah membaca dan memahami isi puisi. Pemahaman terhadap isi puisi ini tidak hanya untuk mendapatkan tafsir makna terhadap puisi yang akan dibacakan melainkan juga untuk menentukan bagaimana lafal, nada, tekanan serta intonasi diucapkan saat pembacaan puisi.  Memusikalisasikan Puisi Sebelum memusikalisasikan atau menyanyikan puisi dengan diiringi musik, lakukanlah langkah-langkah sebagai berikut : pahamilah  suasana, tema, dan makna puisi tersebut Pemahaman ini didapatkan setelah mengidentifikasi komponen puisi yaitu suasana, tema dan makna puisi. Setelah memahami komponen puisi, buatlah aransemen sederhana berdasarkan suasana, tema, dan makna puisi tersebut. Kemudian berlatihlah menyanyikan puisi tersebut dengan iringan aransemen yang telah dibuat.  2.      Menganalisis unsur pembangun puisi Untuk menganalisis unsur pembangun puisi, ada beberapa langkah yang harus dilakukan: a.       Memahami makna judul Pertama kali yang dibaca dalam puisi adalah judul. Judul merupakan identitas atau cap sebuah puisi. Biasanya judul sudah memberikan gambaran isi sebuah puisi secara garis besar. Mursal Esten mengibaratkan judul sebagai sebuah lubang kunci untuk menengok makna keseluruhan puisi itu. Bahkan melalui judul tersebut dapat terbuka makna yang ada dalam sebuah puisi. Untuk memahami makna sebuah judul, harus dicari dulu makna lugasnya. Usahakan  memahami makna kata, frase, atau kalimat demi kalimat. Untuk mencari makna judul sebuah puisi, sebaiknya menggunakan makna baku terlebih dahulu seperti yang ada dalam kamus. Setelah itu baru mencari makna tambahannya. Memahami Makna Kata Kunci Dalam setiap puisi terdapat beberapa kata yang menentukan makna puisi itu. Kata-kata seperti itu dinamakan kata kunci. Kata kunci adalah kata yang sering diulang penyair dalam puisinya, misalnya kata yang menunjukan waktu dan tempat, kata-kata asing, atau kata-kata yang sengaja diberi perhatian khusus oleh penyair dengan memberi garis bawah, mencetak miring, dan sebagainya. Makna kata dalam sebuah puisi meliputi makna lugas atau makna leksikal, makna citraan atau makna imaji, dan makna lambang. Jadi untuk memahami puisi, ketiga makna tersebut harus diungkapkan. Makna Lugas Makna lugas adalah sebuah kata, frase, atau kalimat yang maknanya sesuai dengan makna leksikal atau makna yang terdapat dalam kamus. Beberapa kata  mungkin perlu dicari maknanya di dalam kamus agar makna kata tersebut bisa dipahami dengan baik. Makna Citraan atau Makna Imaji Dalam memilih sebuah kata, seorang penyair tidak hanya bermaksud menyampaikan makna lugas saja. Lebih dari itu, penyair membentuk citraan atau imaji tertentu pada pikiran pembacanya. Makna yang ditimbulkan itu disebut makna citraan atau makna imajis. Makna Lambang Penyair seringkali memberi beban pada kata tertentu melebihi makna yang biasa dikandung makna kata tersebut. Dalam puisi, sebuah kata dapat saja merupakan lambang dari sesuatu  di samping memiliki makna yang biasa. Beban tambahan itu disebut makna lambang sebuah kata. Pembaca harus berupaya untuk menyingkapkan makna lambang sebuah kata dalam puisi dengan beberapa kemungkinan yang ada.  Mengusut Rujukan Kata Ganti Penyair sering menggunaka kata ganti, kata penyapa, atau nama seseorang dalam puisinya. Penggunaan kata-kata tersebut sering secara tiba-tiba, tanpa diberi tahu siapa yang dirujuk dengan kata-kata tersebut. Pembaca puisi harus berusaha mengusut rujukan yang dimaksud penyair dengan kata-kata itu. Mempelajari Konteks Penciptaan Kadang-kadang untuk memahami puisi tidak cukup hanya dengan membaca apa yang tersurat dalam puisi, tetapi juga perlu mempelajari hal-hal yang berada di luar puisi tersebut. Hal-hal tersebut misalnya penyair, riwayat hidup penyair, pandangan hidup penyair, latar belakang penciptaan, situasi ketika puisi itu diciptakan, dan sebagainya. Semua itu disebut dengan konteks penciptaan.   Merumuskan Makna Utuh Makna utuh sebuah puisi adalah makna keseluruhan dari puisi itu, baik makna tersurat, tersirat, maupun yang berkaitan dengankonteks penciptaannya. Untuk merumuskan makna utuh dalam sebuah puisi, diperlukan makna lugas, citraan, lambang, dan konteks penciptaan puisi itu. Setelah itu baru menentukan sikap terhadap makna utuh atau pengalaman penyair. Dengan memahami sebuah puisi berarti kita telah mencoba memahami perasaan, pikiran, dan gagasan orang lain (penyair) yang dituangkan secara khas. Tanpa disadari, pengalaman dan wawasan bertambah. Dengan bertambahnya pengalaman dan wawasan itu terasa ada kepuasan batin karena telah dapat mengambil hikmah dari pengalaman orang lain. 4.      Menulis puisi             Selain menikmati puisi karya orang lain, terkadang kita juga ingin mengungkapkan perasaan dalam bentuk puisi. Selain itu, peristiwa yang terjadi di sekitar kita mungkin begitu mengesankan sehingga menarik kita untuk menuliskannya dalam puisi. Menulis puisi yang baik harus memerhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan. Dengan demikian terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan Menentukan tema Sebelum menulis puisi, pertama kali harus ditentukan temanya. Dalam hal ini, pilihlah sesuatu yang membuat kita terinspirasi. Tema merupakan suatu gagasan yang dituangkan dalam sebuah bentuk puisi. Misalkan puisi bertemakan tentang cinta, ketuhanan, kemanusiaan, keindahan alam, dan sebagainya. Menggambarkan Suasana Puisi Setelah itu, perlu digambarkan suasana puisi yang akan dibangun dalam puisi yang dibuat. Suasana puisi maksudnya adalah gambaran perasaan penyair dalam puisi. Jika suasana bahagia bahasa yang digunakan romantis, lembut, dan indah. Begitu juga sebaliknya jika suasana yang dirasakan sedang sedih, bimbang, penggunaan bahasa dalam membuat puisi menggunakan bahasa yang sinis dan keras. Mendaftar kata-kata yang sesuai Setelah menggambarkan suasana, perlu mendaftar atau menggunakan kata-kata yang diwarnai dengan ungkapan-ungkapan yang bermakna. Misalnya ungkapan rasa sayang terhadap ayah.  Ayah, luasnya bumi tak seluas sayangku padamu. d.   Memilih diksi Setelah mendaftarkan kata yang sesuai, perlu dilakukan pemilihan kata atau diksi. Pilihlah kata-kata yang memberikan nilai rasa tertentu. Selain itu, perhatikan juga makna lugas, makna citraan, dan makna lambanga setiap kata yang akan dituliskan dalam puisi. e.   Menulis Puisi Setelah keempat langkah diatas telah dilakukan, maka barulah membuat sebuah puisi. Yang dimulai dari inspirasi yang telah didapat. Daftar Pustaka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran bahasa Indonesia kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata Pelajaran bahasa Indonesia kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  http://chocoronotomo.blogspot.co.id/2011/11/langkah-langkah-memahami-puisi.html http://www.ilmubahasa.net/2015/03/cara-membaca-puisi-yang-baik-dan-benar.html Bottom of Form