Academia.eduAcademia.edu

Ringkasan Buku Manajemen Pendidikan

2020, M.Iqbal Habibullah

Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan menggunakan fungsi-fungi manajemen agar tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.

Nama : M.Iqbal Habibullah NIM : A1A019092 Program Studi : Bahasa Indonesia Dosen Penganpu : Dr. Muhammad Kristiawan, M.Pd. Ringkasan Manajemen Pendidikan BAB I KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN PENGERTIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN Manajemen berasal dari bahasa latin dari kata “manus” yang artinya “tangan” dan “agere” yang berarti “ melakukan, sedangkan pendidikan (education) secara semantik berasal dari bahasa yunani paidagogia yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Manajemen pendidikan menurut Purwanto (1970: 9) adalah semua kegiatan sekolah dari yang meliputi usaha-usaha besar sampai kepada usaha-usaha kecil dan sederhana. Menurut Usman (2004: 8) manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari pendapat para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan menggunakan fungsi-fungi manajemen agar tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. UNSUR-UNSUR MANAJEMEN PENDIDIKAN Unsur manajemen terdiri dari “7M+1 I” menurut Usman (2009) dan Henry Fayol 6 M yaitu Man (Manusia), Material (Barang), Machine (Mesin), Money (Uang), Method (Metode), Market (Pasar), Minute (Waktu), TUJUAN DAN MANFAAT MANAJEMEN PENDIDIKAN Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan menurut Kurniadin dan Machali (2012: 125) antara lain 1) terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan; 2) terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara; 3) terpenuhinya salah satu dari empat kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan (tertunjangnya kompetensi profesional sebagai pendidik dan tenaga kependidikan sebagai manajerial); 4) tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien; 5) terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan); 6) teratasinya masalah mutu pendidikan; 7) terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan dan akuntabel serta, meningkatnya citra pendidikan yang positif (Asmendri, 2012: 13). PEMBAGIAN MANAJEMEN Pembagian manajemen dibagi menjadi Manajemen Puncak (Top Management), Manajemen Menengah (Middle Management), Manajemen Pelaksana (Operating Management). KOMPOSISI KETERAMPILAN MANAJEMEN Komposisi keterampilan manajemen dibagi menjadi Keterampilan Teknik (Technical Skills), Keterampilan Manusiawi (Human Skills), Keterampilan Konseptual (Conceptual Skills). RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN Ruang lingkup manajemen pendidikan yaitu Manajemen Kurikulum, Manajemen Personalia, Manajemen Peserta Didik, Manajemen Sarana dan Prasarana, Manajemen Keuangan/Pembiayaan, Manajemen Administrasi, Manajemen Humas, Manajemen Layanan Khusus. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN Douglas (1963: 13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut 1) memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja; 2) mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab; 3) memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya; 4) mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia; dan 5) relativitas nilai-nilai. BAB II TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN PENDIDIKAN KONSEP DASAR KEPALA SEKOLAH Secara etimologi, kepala sekolah adalah guru yang memimpin sekolah (Poerwadarminta, 1976: 482). Kata kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu kepala dan sekolah. Kata kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga di mana tempat terjadinya penerimaan dan pemberian penjelasan. Hal-hal yang memengaruhi kepemimpinan kepala sekolah menurut Depdiknas (1999) yaitu 1) Kepribadian yang kuat 2) Memahami tujuan pendidikan dengan baik 3) Memiliki pengetahuan yang luas tentang bidang tugasnya maupun bidang lain yang terkait 4) Memiliki keterampilan yang profesional SYARAT-SYARAT MENJADI KEPALA SEKOLAH Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007, syarat-syarat menjadi kepala sekolah adalah sebagai berikut. Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau Diploma empat (D-IV), Pada waktu diangkat menjadi kepala sekolah berusia maksimal 56 tahun, Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun, Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/C bagi (PNS) dan bagi non PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang bersangkutan. Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah/Madrasah Kepala Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfah (TK/RA) 1) Berstatus sebagai guru TK/RA; 2) Memiliki sertifikat sebagai guru TK/RA; dan 3) Memiliki sertifikat kepala TK/RA yang dikeluarkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah. Kepala Sekolah Dasar (SD/MI) 1) Berstatus sebagai guru SD/MI; 2) Memiliki sertifikat sebagai guru SD/MI; dan 3) Memiliki sertifikat kepla SD/MI yang dikeluarkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah. Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) 1) Berstatus sebagai guru SMP/MTs; 2) Berstatus sebagai guru SMP/MTs; dan 3) Memiliki sertifikat kepala SMP/MTs yang dikeluarkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah Kepala Sekolah Atas (SMA/MA) 1) Berstatus sebagai guru SMA/MA; 2) Berstatus sebagai guru SMA/MA; dan 3) Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang dikeluarkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah. Kepala Sekolah Kejuruan (SMK/MAK) 1) Berstatus sebagai guru SMAK/MAK; 2) Berstatus sebagai guru MK/MAK; dan 3) Memiliki sertifikat kepala SMK/MAK yang dikeluarkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah. CIRI-CIRI KEPALA SEKOLAH EFEKTIF Ciri-ciri kepala sekolah efektif menurut Khusnuridlo (2010) yaitu 1) Memiliki visi yang kuat tentang masa depan sekolahnya, dan ia mendorong semua staf untuk mewujudkan visi tersebut 2) Memiliki harapan tinggi terhadap prestasi siswa dan kinerja staf 3) Tekun mengamati para guru di kelas dan memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif dalam rangka memecahkan masalah dan memperbaiki pembelajaran 4) Mendorong pemanfaatan waktu secara efisien dan merancang langkah-langkah untuk meminimalisir kekacauan 5) Mampu memanfaatkan sumber-sumber material dan personil secara kreatif 6) Memantau prestasi siswa secara individual dan kolektif serta memanfaatkan informasi unntuk mengarahkan perencanaan instruksional. TUGAS DAN TANGGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH Menurut Purwanto (1970: 102) tugas dan tanggung jawab kepala sekolah/manajer pendidikan yaitu harus mengalami perkembangan dan perubahan, baik sifat maupun luasnya sesuai dengan pendidikan di Negara Indonesia yang bersifat Nasional demokratis, maka sifat kepemimpinan manajemen sekolah pun harus berubah dengan mengarah pada kepemimpinan pendidikan yang demokratis. Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah semakin luas dan makin banyak bidangnya. Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis-akademis saja, benar hal itu adalah tugas dan tanggung jawab yang pokok bagi seorang kepala sekolah atau manajemen pendidikan. FUNGSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER Stoner (1978) mengemukakan 8 fungsi kepala sekolah sebagai seorang manajer yaitu 1) bekerja dan dengan melalui orang lain; 2) dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai persoalan; 3) bertanggung jawab dan mampu mempertanggung jawabkan; 4) berfikir secara realistik dan konseptual; 5) sebagai juru penengah; 6) adalah seorang politis; 7)adalah seorang diplomat; dan 8) mengambil keputusan yang sulit. PERAN KEPALA SEKOLAH Seorang kepala sekolah yang berperan sebagai administrator memiliki sepuluh peran yaitu, peran pribadi, kepala, pemimpin, penghubung, peran pengetahuan supervisi, penabur pengetahuan, juru bicara, peran dalam mengambil keputusan, wiraswastawan, pemecah waktu, pengalokasi sumber daya, dan perunding. BAB III FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN PERENCANAAN Fungsi perencanaan adalah sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian, menentukan strategi pelaksanaan kegiatan, menentukan tujuan atau kerangka tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam menentukan rencana harus dilakukan secara matang dengan melakukan kajian secara sistematis sesuai dengan kondisi organisasi dan kemampuan sumber daya dengan tetap mengacu pada visi dan misi organisasi (Andang, 2014: 25). PENGORGANISASIAN Fungsi pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas kepada orang-orang yang terlibat dalam kerja sama untuk memudahkan pelaksanaan kerja. Pelaksanaan fungsi pengorganisasian dapat memanfaatkan struktur yang sudah dibentuk dalam organisasi. PENGGERAKKAN Penggerakkan (actuating) adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya hubungan terhadap bawahan untuk dapat mengerti dan memahami pembagian pekerjaan yang efektif dan efisien. Actuating adalah bagian yang sangat penting dalam proses manajemen. Berbeda dengan ketiga fungsi lain (planning, organizing, controlling), actuating dianggap sebagai intisari manajemen, karena secara khusus berhubungan dengan orang-orang (Baharudin, 2010: 106). PENGAWASAN Pengawasan adalah proses penentuan apa yang dicapai. Berkaitan dengan standar apa yang sedang dihasilkan, penilaian pelaksanaan (performansi) serta bilamana perlu diambil tindakan korektif. Ini yang memungkinkan pelaksanaan dapat berjalan sesuai rencana, yakni sesuai dengan standar yang diharapkan. Tujuan pengawasan menurut konsep sistem adalah membantu mempertahankan hasil atau output yang sesuai dengan syarat-syarat sistem. BAB IV KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR PENGERTIAN MANAJEMEN SEKOLAH DASAR Manajemen sekolah dasar merupakan kegiatan mengelola atau mengatur sekolah dasar. Dengan kata lain, manajemen sekolah dasar berarti penggunaan orang-orang dan sumber daya yang lain untuk mencapai tujuan sekolah dasar tersebut. Di sekolah dasar, kepala sekolah sebagai pengelola perlu menggunakan manusia, material, dan sumber daya finansial untuk memenuhi tujuan sekolah yang telah ditetapkan (Marini, 2014: 2). KERANGKA MANAJEMEN SEKOLAH DASAR RUANG LINGKUP MANAJEMEN SEKOLAH DASAR Ruang lingkup manajemen sekolah sangatlah luas yang meliputi elemen-elemen perencanaan, penganggaran, pengorganisasian, pengarahan, pengontrolan, pengordinasian, pembuatan keputusan, evaluasi, serta kegiatan-kegiatan dan program-program. SEKOLAH DASAR YANG EFEKTIF Sekolah dasar yang efektif merupakan sekolah yang memenuhi kebutuhan yang dididentifikasi secara lokal dari sumber daya yang ada dan menjamin bahwa siswanya datang secara teratur dan memiliki hasil tes yang baik. Menurut definisi ini, sekolah dasar yang efektif lebih menfokuskan pada kualitas hasil daripada kualitas proses yang dilaksanakan (Marini, 2014 : 77). Hal ini berbeda dengan definisi FOKUS MANAJEMEN SEKOLAH DASAR Manajemen sekolah dasar merupakan proses di mana kepala sekolah dasar selaku administrator bersama atau melalui orang lain berupaya mencapai tujuan institusional sekolah dasar secara efisien. PENERAPAN Untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan, ada 5 hal yang harus diterapkan (Baharuddin, 2010: 19) yaitu 1) pengembangan dan perbaikan kurikulum berbasis kompetensi; 2) memperhatikan kondisi kebutuhan-kebutuhan siswa dan masyarakat; 3) sistem evaluasi yang ada hendaknya dirancang dengan berbasis keahlian peserta didik; 4) perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, pengembangan dan ketersedian bahan ajar; dan 5) menambah intensitas pelaksanaan pelatihan (training) bagi pendidik dan tenaga kependidikan. BAB V KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH MENENGAH KONSEP MANAJEMEN MUTU SEKOLAH MENENGAH Mutu dalam konteks pendidikan, menurut kemeterian pendidikan nasional sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2002) yaitu mencakup input, proses, dan outputnya pendidikan. SASARAN MUTU PENDIDIKAN KARAKTERISTIK MENJADIKAN SEKOLAH BERMUTU Hal-Hal yang Diperlukan untuk Mengelola Sekolah Untuk mengelola sekolah diperlukan hal-hal antara lain 1) memahami fungsi sekolah serta maksud dan tujuan pendidikan/cita-cita bangsa; 2) memahami kebijakan Pemerintah; 3) memahami standar pendidikan yang ditetapkan; 4) memahami prinsip manajemen dan administrasi; 5) memahami kurikulum dan pengembangannya; 6) memahami tuntutan kebutuhan peserta didik (life skill) dan tuntutan masyarakat; dan 7) memiliki visi dan misi, Sasaran Hasil Mutu Pendidikan Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan menyatakan bahwa sasaran pendidikan adalah membentuk kecakapan hidup Dimensi Mutu Sekolah Menurut Martinice mutu sekolah terdiri atas 1) melaksanakan kegiatan sesuai fungsi; 2) memiliki keunggulan; 3) terpercaya sebagai sekolah yang baik; 4) kondisi nyaman, menyenangkan; 5) penampilan fisik maupun kegiatan menarik; dan 6) mengesankan, favorit. Fokus Manajemen Sekolah Menengah Pengelolaan sekolah menengah terfokus pada 1) pembaharuan SMA yang berkelanjutan; 2) implementasi sistem manajemen abad 21; 3) implementasi sistem manajemen SMA dalam kerangka konsep balance scorecard dengan melakukan sinkronisasi terhadap MBS; 3) implementasi sistem manajemen SMA dalam kerangka good governance, dan 4) implementasi sistem manajemen SMA yang adaptif dengan perkembangan ICT. BAB VI KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI KONSEP DASAR PENDIDIKAN TINGGI DAN PERGURUAN TINGGI Konsep Pendidikan Tinggi Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, tujuan pendidikan tinggi adalah: Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan atau memperkaya hasanah ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Konsep Perguruan Tinggi Perguruan tinggi menyelenggarakan pendidikan tinggi (pembelajaran), penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan tinggi merupakan kegiatan dalam upaya mengahsilkan manusia terdidik PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI Pedoman pengelolaan perguruan tinggi terdiri atas dua yaitu: (1) yuridis atau hukum dan perundang-undangan yang terdiri atas UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, UU No 12 Tahun 2012 Tentang Dikti, PP No 4 Tahun 2014 serta Permendikti; (2) teori-teori dan ilmu pengetahuan berupa buku dan karay ilmiah/ jurnal hasil penelitian. MANAJEMEN PERGURUAN TINGGI Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2006: 42), Ada beberapa aplikasi fungsi manajemen umum dalam manajemen perguruan tinggi yaitu perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan (actuating), dan Pengawasan DIMENSI MAKNA PERGURUAN TINGGI Dimensi makna perguruan tinggi terdiri atas : Dimensi Etis Dimensi Keilmuan Dimensi Pendidikan Dimensi sosial Dimensi korporasi PERGURUAN TINGGI DAN TANTANGAN GLOBALISASI Dalam konteks pendidikan tinggi, globalisasi dapat berbentuk kebebasan masuk dan beroperasinya perguruan tinggi asing kedalam negri tanpa dapat dicegah atau dihindari. Menurut Atkinson (2011), globalisasi bagi perguruan tinggi pun merupakan kekuatan yang mengubah perguruan tinggi dari suatu institusi yang memonopoli ilmu pengetahuan menjadi suatu lembaga dari anatara sekian jenis organisasi yang menyediakan informasi dan dari suatu institusi yang selalu dibatasi oileh waktu dan geografi menjadi suatu lembaga tanpa batasan. BAB VII SEKOLAH SEBAGAI SUATU SISTEM PENDIDIKAN SISTEM sistem adalah satu kesatuan yang utuh yang saling berinteraksi, berkomunikasi, ketergantungan satu sama lain dengan maksud untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut. SEKOLAH SEBAGAI SUATU SISTEM Sekolah sebagai suatu sistem mencakup beberapa komponen, di mana di antara komponen-komponen tersebut saling terdiri dari beberapa faktor dan komponen yang satu dengan komponen yang lainnya saling terkait sehingga membentuk sebuah sistem. Komponen-komponen dari sistem sekolah terdiri atas masukan (input), proses (process), keluaran langsung (output), dan keluaran tidak langsung (outcome). INPUT SEKOLAH Masukan adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh sistem sekolah untuk menghasilkan keluaran yang diharapkan. Masukan terdiri atas 3 hal yaitu 1) masukan baku, merupakan siswa, termasuk karakteristiknya; 2) masukan instumental, merupakan guru, sarana dan prasarana, kurikulum, dana dan pengelolaan sekolah; dan 3) masukan lingkungan, merupakan segala sesuatu yang berada di luar lingkungan sekolah. PROSES SEKOLAH Menurut Sagala (2010) proses adalah perubahan dalam suatu objek atau organisme khususnya tingkah laku atau perubahan psikologis. Proses juga merupakan segala kegiatan yang dilakukan oleh sekolah, termasuk segala proses yang terjadi di dalam sekolah/kelas dalam rangka mengubah masukan untuk menghasilkan keluaran yang ditargetkan. OUTPUT SEKOLAH Output merupakan hasil dari proses, menghasilkan lulusan sesuai dengan standar tertentu dan tentunya sesuai dengan harapan memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat, orang tua dan pemerintah. OUTCOME SEKOLAH Outcome merupakan keluaran tidak langsung yang menentukan berhasil atau tidaknya sistem sekolah. BAB VIII MANAJEMEN PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK MANAJEMEN PENDIDIK Manajemen pendidik merupakan suatu kegiatan merencanakan, mengelola dan mengorganisasikan, mengkomunikasikan sumber daya pendidikan (pendidik) agar dapat berjalan atau melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien dengan maksud tercapainya tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan. MANAJEMEN PESERTA DIDIK manajemen peserta didik adalah suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu mulai dari masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu madrasah atau sekolah. BAB IX MANAJEMEN KURIKULUM KONSEP DASAR MANAJEMEN KURIKULUM Manajemen kurikulum merupakan sistem pengelolan atau penataan terhadap kurikulum secara kooperatif, komperhensif, sistemik dan sistematik yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum atau tujuan pendidikan. RUANG LINGKUP MANAJEMEN KURIKULUM Lingkup manajemen kurikulum adalah perencanaan, pengorganisasian, dan pengevaluasian. Menurut Rusman (2011:419), Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). PRINSIP DAN FUNGSI MANAJEMEN KURIKULUM Menurut Sanjaya (2009: 39) prinsip dalam proses pengembangannya yaitu Prinsip relevansi, Prinsip fleksibilitas, Prinsip kontinuitas, Efektifitas, Efisiensi. Sedangkan Menurut Rusman (2011: 5) fungsi manajemen kurikulum adalah 1) meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum; 2) meningkatkan keadilan dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal; 3) meningkatkan relavansi dan efektifitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar; 4) meningkatkan efektifitas kerja guru maupun siswa; dan 5) meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan kurikulum. KOMPONEN KURIKULUM Menurut Sanjaya (2009: 100) komponen-komponen yang membentuk sebuah kurikulum yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan, Isi kurikulum, Metode/ Strategi pembelajaran, Evaluasi (penilaian) pembelajaran. PERENCANAAN KURIKULUM Perencanaan kurikulum menurut Rusman (2011: 21) adalah perencanaan kesempatan- kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa kearah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan yang telah terjadi pada diri siswa. MODEL IMPLEMENTASI KURIKULUM Miller dan seller (1985: 249) menggolongkan model implementasi kurikulum menjadi tiga bagian yaitu sebagai The Concerns-Based Adaptation Model (CBAM), Model Leithwood, Model TORI. PENGEMBANGAN ISI KURIKULUM EVALUASI KURIKULUM Evaluasi kurikulum merupakan pemeriksaaan secara terus menerus untuk mendapatkan informasi yang meliputi siswa, guru, program pendidikan, proses pembelajaran untuk mengetahui tingkat perubahan siswa dan ketepatan keputusan tentang gambaran siswa dan efektifitas program Scriven (1967: 42) evaluasi kurikulum dilakukan dengan evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif ini memfokuskan pada hasil program secara keseluruhan. Ini bisa berasal dari dalam maupun luar sekolah. BAB X MANAJEMEN PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA PEMBIAYAAN pembiayaan pendidikan adalah upaya mengumpulkan dana untuk membiayai operasional dan pengembangan pendidikan, untuk meningkatkan kualitas SDM, sehingga mampu bekerjasama dilingkup lokal, regional, nasional, maupun internasional. MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA Manajemen sarana dan prasarana adalah suatu kegiatan bagaimana mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Baharuddin, 2010:83). BAB XI EFEKTIFITAS DAN MUTU SEKOLAH PENGERTIAN SEKOLAH EFEKTIF sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mencapai target-target yang telah ditetapkan sebelumnya (visi, misi, dan tujuannya) dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya yang ada di dalam sekolah tersebut serta memiliki iklim sekolah yang mendukung kegiatan pembelajaran dan output yang dihasilkan oleh sekolah dapat bermanfaat bagi lingkungannya. KARAKTERISTIK SEKOLAH YANG EFEKTIF Menurut Mortimore (1991) sekolah efektif dicirikan sebagai 1)Sekolah memiliki visi dan misi yang jelas dan dijalankan dengan konsisten 2)Lingkungan sekolah yang baik dan adanya disiplin serta keteraturan di kalangan pelajar dan staf 3)Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat 4)Penghargaan bagi guru dan staf serta siswa yang berprestasi 5)Pendelegasian wewenag yang jelas 6)Dukunag masyarakat sekitar 7) Sekolah mempunayi rancangan progaram yang jelas 8)Sekolah mempunyai fokus sistemnya tersendiri 9)Pelajar diberi tanggung jawab 10)Guru menerpakan pembelajaran yang inovatif 11)Melakukan evaluasi yang berkelanjutan 12)Kurikulum sekolah yang terancang dan terintegrasisatu sama lainnya 13) Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam membantu pendidikan anak-anaknya. Dalam konsep standar nasional pendidikan maka sekolah efektif harus memenuhi standar-standar sebagai standar isi, proses pembelajaran, kompetensi lulusan, standar tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, penilaian MODEL-MODEL SEKOLAH EFEKTIF Model tujuan, model ini berangkat dari ersepsi bahwa sekolah adalah sebuah organisasi. Model tujuan sering digunakan untuk meneliti dan menilai ketercapaian sebuah sekolah Model manajemen mutu total, model manajemen mutu total mengklasifikasikan sebuah skeolah efektif jika sekolah tersebut berupaya melibatkan dan memberi kuasa kepada semua anggota dalam fungsi sekolah, mengendalikan pembaikan berterusan dalam aspek yang berbeda, dan sebagainya. Model proses, berdasarkan model proses, sebuah sekolah efektif sekiranya fungsi dalam sekolah tersebut dalam kedaan tersebut dalam keadaan terurus, efisien, dan aman. USAHA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN MUTU SEKOLAH Menurut daryanto (2006) bahwa usaha untuk meningkatkan efektifitas dan mutu sekolah dapat dilakukan dengan cara school review, benchmarking, quality assurence, quality control. BAB XII KEPEMIMPINAN SEKOLAH EFEKTIF KONSEP KEPEMIMPINAN kepemimpin adalah kemampuan atau usaha seseorang untuk bisa menggerakkan seseorang atau tim maupun kelompok agar mau bekerja sama melaksanakan tugas yang telah diberikan kepadanya dan mampu mendorong orang atau karyawan untuk berbuat hal yang positif dan meminimalisir perilaku negatif serta mampu mengembangkan dan memanfaatkan potensi atau sumber daya yang ada di dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KEPEMIMPINAN menurut asmendri (2012: 207) perilaku seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal, faktor yang berasal dari kelompok yang dipimpin, faktor lembaga yang dipimpin, faktor-faktor legal, faktor lingkungan sosial, faktor perubahan dan pembaharuan dalam teori dan bidang pembaharuan. TEORI KEPEMIMPINAN Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha menerangkan faktor-faktor yang memungkinkan munculnya kepemimpinan atau sifat atau bakat alam yang dimiliki pemimpin. teori-teori tersebut menurut said (2010: 365) adalah teori orang terkemuka (great man theory), teori lingkungan (environmental theory), teori pribadi dan situasi (personal situation theory), teori interaksi dan harapan (interaction expectation theory), teori humanistik, SYARAT DAN PRINSIP KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN Menurut Mutohar (2013: 263), kepemimpian pendidikan yang efektif adalah kepemimpian yang mampu mempengaruhi orang lain untuk diajak bekerjasama dalam meningkatkan mutu pendidikan. Asmendri (2012: 212) mengungkapkan syarat dan proses seorang pemimpin pendidikan yaitu 1) Seorang pemimpin harus memiliki kepribadian yang terpuji antara lain: periang, ramah, bersemangat, pemberani, murah hati, spontan, percaya diri, dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi 2) Paham dan menguasai tujuan yang hendak dicapai dan mampu mengkomunikasikan kepada bawahan dan stakeholder 3) Memiliki wawasan yang luas dibidang tugasnya dan bidang-bidang lain yang relevan 4) Berpegang pada prinsip-prinsip umum kependidikan yang meliputi: konstruktif, kooperatif, kreatif, partisipatif, pendelegasian yang baik/proporsional, memahami dan menerapkan prinsip kepemimpinan pancasila yang dikembangkan Kihajar Dewantara. FUNGSI KEPEMIMPINAN Secara operasional, fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok yaitu fungsi instruksi, fungsi konsultasi, fungsi partisipasi, fungsi delegasi, fungsi pengendalian, KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH YANG EFEKTIF Menurut Blake dan Mouton (1964) dalam memimpin sebuah organisasi diperlukan beberapa elemen ynag dapat mengantarkan sebuah kepemimpinan yang efektif yaitu initiative, inquiry, advocacy, conflict solving, decision making, critique. KUNCI SUKSES KEPEMIMPINAN Menurut Mulyasa (2013) ada 10 kunci sukses kepemimpinan kepala sekolah yaitu mencakup 1) visi dan misi yang utuh; 2) tanggung jawab; 3) keteladanan; 4) memberdayakan staf; 5) mendengarkan orang lain; 6) memberikan layanan prima; 7) mengembangkan orang; 8) memberdayakan sekolah; 9) fokus pada peserta didik; dan 10) manajemen yang mengutamakan praktik. GAYA KEPEMIMPINAN Menurut asmendri (2012: 211) ada 4 gaya kepemimpian yaitu sebagai tipe otoriter, demokratis, kendali bebas (laizes faire), tipe pseudo demokratis, BAB XIII BUDAYA ORGANISASI SEKOLAH EFEKTIF KONSEP BUDAYA ORGANISASI SEKOLAH EFEKTIF Budaya organisasi sekolah efektif merupakan nilai-nilai dan norma-norma yang dianut dan dijalankan oleh setiap orang yang ada dilingkungan sekolah dalam memberdayakan setiap komponen yang ada disekolah baik secara internal maupun eksternal serta adanya pengelolaan yang baik dalam rangka mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah secara efektif dan efisien. KARAKTERISTIK BUDAYA ORGANISASI Menurut Susanto (2012: 245) karakteristik budaya organisasi yaitu 1) inisiatif individu; 2) toleransi terhadap resiko; 3) pengarahan; 4) integrasi; 5) dukungan manajemen; 6) pengawasan; 7) identitas; 8) sistem penghargaan; 9) toleransi terhadap konflik; dan 10) pola komunikasi. Menurut Rachmawati (2004:72), terdapat tujuh karakteristik budaya organisasi yaitu 1) inovasi dan pengambilan keputusan; 2) perhatian kerincian; 3) orientasi hasil; 4) orientasi orang; 5) orientasi tim; 6) keagresifan; dan 7) kemantapan. TIPE BUDAYA ORGANISASI Menurut Mondy, Noe dan Premeaux (1993), tipe budaya organisasi antara lain sebagai open and perticipative system, closed and autocratic culture. UNSUR BUDAYA ORGANISASI FUNGSI BUDAYA ORGANISASI Fattah (2012: 247), budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi yaitu 1) memberikan identitas organisasi anggotanya; 2) memudahkan komitmen kolektif; mempromosikan stabilitas sistem sosial; 3) dan membentuk perilaku dengan membantu manajer merasakan keberadaannya. CIRI-CIRI BUDAYA ORGANISASI SEKOLAH EFEKTIF Budaya organisasi sekolah yang efektif itu ditandai oleh adanya kerja sama, adanya rasa saling percaya, adanya sikap keterbukaan atau transparansi. BAB XIV TOTAL QUALITY MANAGEMENT KOSEP DASAR TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu usaha keras yang membutuhkan kerjasama dari semua instansi pendidikan, terkait perwujudan mutu dalam lembaga pendidikan atau sekolah. PEMIKIR-PEMIKIR TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) 1. W. Edward Deiming (1990-1993) 2. J.M Juran (1904-2008) 3. Armand V. Feigenbaum (1992) 4. Philip B. Crossby (1926-2001) IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DI LEMBAGA PENDIDIKAN Mutu dapat diukur dari kepuasan pelanggan atau pengguna pendidikan. Beranjak dari hal tersebut Zahroh (2013: 93) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam implementasi Total Quality Management (TQM) dalam lemabga pendidikan yaitu adanya perbaikan secara terus-menerus (continuous improvement), adanya standar mutu, adanya perubahan budaya atau kultur (change of culture), adanya perubahan organisasi, adanya usaha untuk mempertahankan hubungan baik dnegan pelanggan. PILAR TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) Krech & Crutchfield (1962) mengemukakan bahwa terdapat lima pilar penting dalam keberhasilan TQM yaitu organisasi, kepemimpinan, komitmen, proses, dan produk. HAMBATAN IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DI LEMBAGA PENDIDIKAN Setidaknya terdapat dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil (Zahroh, 2013: 100) antara lain strategi pembangunan lebih bersifat input oriented, dan pengelolaan pendidikan selama ini masih bersifat macro oriented. FILOSOFI BARU Dasar dari filosofi mutu produk mempunyai beberapa prinsip sebagai berikut. Tidak ada pendekatan tunggal untuk memecahkan masalah mutu produk dalam organisasi Produk bermutu prima hanya dihasilkan oleh organisasi yang mempunyai struktur organisasi yang baik, proses produksi yang andal, dan manajemen pembelian bahan baku yang juga sangat baik. TANGGAPAN MENGENAI BUKU MANAJEMEN PENDIDIKAN Buku Manajemen Pendidikan ini sangat bagus dimana isi dari buku ini sangat rinci yang membuat pembaca dapat dengan mudah memahaminya, buku ini juga tidak terlalu tebal sehingga tidak perlu terlalu lama untuk membacanya, dan buku ini sangat bagus untuk calon pendidik karena buku ini membahas seputar tentang manajemen pendidikan.