Academia.eduAcademia.edu

PEWARNAAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME

Identifikasi mikroorgannisme adalah kegiatan dalam pengamatan mengenai morfologi suatu koloni, pertumbuhan koloni pada media spesifik dan keadaan tertentu, yang umumnya menggunakan bantuan alat mikroskopi. Teknik pewarnaan merupakan teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan morfologi sel bakteri. Tujuan dari praktikum ini adalah praktikan dapat mempelajari dasar kimiawi dan teoritis pewarnaan bakteri, mempelajari tata cara pewarnaan sederhana dan bertingkat, dan mengetahui perbedaan morfologi bakteri, jamur, serta khamir Hasil praktikum yang diperoleh adalah dapat melakukan pewarnaan langsung, tidak langsung dan pewarnaan gram.

PEWARNAAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME 1 PEWARNAAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME Ritter Moses Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Analitika Data, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Teknik Kimia, Keputih, Kec. Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur 60111 e-mail: rittermoses123@gmail.com Abstrak— Identifikasi mikroorgannisme adalah kegiatan dalam pengamatan mengenai morfologi suatu koloni, pertumbuhan koloni pada media spesifik dan keadaan tertentu, yang umumnya menggunakan bantuan alat mikroskopi. Teknik pewarnaan merupakan teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan morfologi sel bakteri. Tujuan dari praktikum ini adalah praktikan dapat mempelajari dasar kimiawi dan teoritis pewarnaan bakteri, mempelajari tata cara pewarnaan sederhana dan bertingkat, dan mengetahui perbedaan morfologi bakteri, jamur, serta khamir Hasil praktikum yang diperoleh adalah dapat melakukan pewarnaan langsung, tidak langsung dan pewarnaan gram. Kata Kunci— Identifikasi, Mikroorganisme, Pewarnaan. I. PENDAHULUAN I dentifikasi mikroorganisme dapat didefinisikan sebagai karakterisasi mikroba oleh spektrum tes terbatas yang telah dipilih sebelumnya dan sesuai dengan masalah yang sedang dipelajari [1]. Identifikasi mikroorganisme yang akurat akan berdampak pada klasifikasi taksonomi dari mikroorganisme serta sistematiknya [2]. Identifikasi mikroorganisme terutama bakteri dapat dilakukan dengna secara morfologi ataupun fisiologi. Identifikasi secara morfologi dapat seperti bentuk koloni, struktur koloni, betuk sel, ukuran sel, dan pewarnaan. Pengamatan secara morfologi dibagi menjadi pengamatan mikroskopis dan makroskopis. Pengamatan mikrsokopis adalah pengamatan yang dilakukan saat ingin mengamati pergerakan, pembelahan biner, bentuk dan sel bakteri saat mengalami fikasi serta selama proses pewarnaan. Pengamatan makroskopis adalah pengamatan yang dapat dilakukan dengan mata telanjang seperti bentuk koloni, elevasi koloni, dan permukaan koloni [3]. Teknik pewarnaan merupakan teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan morfologi sel bakteri. Selain itu, pewarnaan bakteri dilakukan untuk memeriksa bagian-bagian struktur sel untuk mengidentifikasi dan membedakan mikroorganisme dengan mikroorganisme lainnya [4]. Teknik pewarnaan bakteri dapat dibedakan menjadi : simple staining, differential staining, structural / special staining. Simple staining adalah Teknik pewarnaan yang hanya menggunakan 1 jenis pewarna. Pewarna yang digunakan biasanya bermuatan positif atau bermuatan negatif [5]. Differential staining adalah pewarnaan yang menggunakan lebih dari 1 pewarna. Contohnya adalah pewarnaan gram [6]. Structural atau special staining adalah metode pewarnaan yang dikhususkan untuk mengidentifikasi / mempelajari struktur dari bakteri. Contoh agen pewarnanya dalah malachite green untuk endospore dan Congo red dalam capsule staining [5]. Tujuan dari praktikum mikrobiologi pewarnaan dan untuk mempelajari dasar kimiawi dan teoritis pewarnaan bakteri. Kemudian, untuk mempelajari tata cara pewarnaan sederhana dan bertingkat. Serta, untuk mengetahui perbedaan morfologi bakteri, jamur dan khamir. II. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Praktikum pewarnaan dan morfologi mikroorganisme dilakukan pada hari Kamis, 28 Oktober 2021 pukul 11.20 WIB. Tempat pewarnaan dan morfologi mikroorganisme berada di Laboratorium Dasar 1 dan Laboratorium Dasar 2 dan tempat praktikum pewarnaan dan morfologi mikroorganisme di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Praktikum via Zoom dilakukan di Bandung, Jawa Barat. B. Alat dan Bahan Pada praktikum ini terdapat alat dan bahan yang digunakan, alat yang digunakan pada praktikum pewarnaan dan morfologi mikroorganisme yaitu mikroskop, pembakar bunsen, object glass, jarum ose, plastic wrap, tisu basah, bak pewarna, pipet tetes, dan botol leher angsa. Lalu, untuk bahan yang digunakan yaitu kultur murni bakteri Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Candida sp, zat pewarna (metilen biru, nigrosin, iodin, safranin, kristal violet), alkohol 96 %, dan aquades. Pada praktikum ini terdapat alat dan bahan yang digunakan, alat yang digunakan pada praktikum pewarnaan dan morfologi mikroorganisme yaitu mikroskop, pembakar bunsen, object glass, jarum ose, plastic wrap, tisu basah, bak pewarna, pipet tetes, dan botol leher angsa. Lalu, untuk bahan yang digunakan yaitu kultur murni bakteri Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Candida spp, zat pewarna (metilen biru, nigrosin, iodin, safranin, kristal violet), alkohol 96 %, dan aquades. C. Cara Kerja - Pewarnaan langsung Cara kerja pada pewarnaan langsung ini dilakukan dengan disiapkan kaca objek yang dan tidak berlemak kemudian diteteskan air pada bagian tengahnya. Kemudian, jarum ose dipijarkan dengan menggunakan bunsen. Pada biakan bakteri PEWARNAAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME - - - diambil sedikit bakteri dan dicampurkan sedikit dan digesergeser pada air di kaca objek dengan diameter kurang lebih 1 cm hingga rata. Lalu, dibiarkan kering di udara atau digoyanggoyangkan diatas api bunsen hingga kering. Setelah itu, teteskan zat pewarna (metilen biru, safranin, dan kristal violet) sebanyak 5 tetes. Kemudian, dibiarkan sesuai waktunya, yaitu metilen biru 1-2 menit, safranin 3-10 detik, dan kristal violet 2-60 detik. Zat pewarna yang berlebih dicuci lalu dikeringkan dan diletakkan diatas kertas saring atau tissue. Selanjutnya, apusan yang telah diwarnai ditetesi minyak imersi lalu diamati menggunakan mikroskop. Pewarnaan tak langsung Cara kerja pada pewarnaan tak langsung atau negatif dilakukan dengan disiapkan kaca objek yang bersih dan tidak berlemak kemudian diteteskan nigrosine atau tinta cina. Lalu, jarum ose dipijarkan dan diambil sedikit bakteri pada biakan murni. Selanjutnya, dinokulasikan nigrosin atau tinta cina pada kaca objek dengan bakteri. Kemudian, kaca objek bersih diambil lalu diletakkan ujungnya dengan kedudukan miring dan diteteskan zat pewarna ke bakteri. Kaca objek didorong agar pewarna pada kaca objek merata dan dibiarkan mengering. Diamati dengan menggunakan minyak imersi di bawah mikroskop. Pewarnaan gram Cara kerja pewarnaan gram dilakukan dengan disiapkan kaca objek yang bersih dan tidak berlemak lalu diteteskan air pada bagian tengahnya. Kemudian, jarum ose dipijarkan dan diambil sedikit bakteri pada biakan bakteri. Dicampurkan sedikit dan digeser-geserkan pada air di kaca objek hingga merata dan dibiarkan kering di udara terbuka atau di goyanggoyangkan di atas api bunsen. Lalu, diteteskan pewarna dasar larutan kristal violet dan dibiarkan terendam selama 1-2 menit kemudian dibilas dengan air mengalir. Selanjutnya, direndam dalam alkohol 96% selama 30 detik lalu dibilas kembali dengan air mengalir. Setelah itu, diwarnai dengan safranin selama 1 menit sebagai warna pembanding yang kemudian dibilas kembali dengan air mengalir dan dikeringkan.Lalu, diamati dibawah mikroskop. Cara kerja pewarnaan gram ini dilakukan dengan disiapkan kaca objek yang bersih dan tidak berlemak lalu diteteskan air pada bagian tengahnya. Kemudian, jarum ose dipijarkan dan diambil sedikit bakteri pada biakan bakteri. Dicampurkan sedikit dan digesergeserkan pada air di kaca objek hingga merata dan dibiarkan kering di udara terbuka atau di goyang-goyangkan di atas api bunsen. Lalu, diteteskan pewarna dasar larutan kristal violet dan dibiarkan terendam selama 1-2 menit kemudian dibilas dengan air mengalir. Selanjutnya, direndam dalam alkohol 96% selama 30 detik lalu dibilas kembali dengan air mengalir. Setelah itu, diwarnai dengan safranin selama 1 menit sebagai warna pembanding yang kemudian dibilas kembali dengan air mengalir dan dikeringkan.Lalu, diamati dibawah mikroskop. Pengamatan morfologi Cara kerja pengamatan morfologi ini dilakukan dengan disiapkan kaca objek yang bersih dan tidak berlemak dan diteteskan air di tengah kaca objek. Kemudian, jarum ose dipijarkan dan diambil sedikit biakan yang selanjutnya dicampurkan dan digeser-geserkan pada air di kaca objek. Lalu, diteteskan sedikit lactofenol-cotton blue dan ditutup dengan kaca penutup. Selanjutnya, diamati dibawah mikroskop. 2 III.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Koloni Gambar 3.1 Bakteri Escherichia coli [12.1] Escherichia coli merupakan anggota keluarga Enterobacteriaceae yang merupakan bakteri batang anaerobic fakultatif gram negatif (memiliki metabolism fermentasi dan pernapasan) dan tidak menghasilkan enzim oksidae[7]. Bakteri ini biasanya terdapat di usus manusia atau hewan sebagai flora normal. Bakteri ini bersifat dapat menyebabkan infeksi primer pada usus manusia menyebabkan diare dan infeksi lainnya diluar jaringan usus [8]. Gambar 3.2 Bakteri Bacillus sp[9] Bacillus sp adalah bakteri gram positif, berbentuk batang dan tahan panas. Bakteri ini dinamakan oleh Ferdinand Cohn pada tahun 1872. Bacillus sp menghasilkan beberapa produk enzim komersil yang penting, seperti protease dan amilase [10]. Pada alam bebas Bacillus sp dapat ditemukan pada tanah, akar tanaman, dan lingkungan berair. Walaupun Bacillus sp dapat tumbuh dan berkembang pada gastrointestinal tract dari hewan, pada manusia tidak termasuk sebagai bakteri pathogen [11]. Gambar 3.2 Bakteri Candida spp [12] Candida merupakan spesies dari ragi, beberapa spesies candida dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Candida spp dapat ditemukan pada permukaan mukosa manusia seperti saluran pencernaan dan urogenital sebagai kommensal dan sering menyebabkan penyakit PEWARNAAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME 3 invasive yang sebagai akibat dari perubahan flora mikrobiologi normal [13]. Candida memiliki bentuk sel ragi yang bertulang tipis dan bergram positif, tidak memiliki kapsul, berbentuk oval hingga bulat [14] B. Escherichia coli Pewarnaan langsung Pewarnaan langsung atau pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang menggunakan satu macam pewarna pada bakteri. Pewarnaan ini digunakan untuk mengamati bentuk sel bakteri. Pewarnaan sederhana juga dibagi menjadi dua jeins yaitu pewarnaan positif dengan pewarna basa dan pewarnaan negatif dengan pewarna asam [15]. Langkah pertama dari pewarnaan langsung adalah menyiapkan kaca objek yang tidak berlemak lalu diberikan aliran aquades hingga merata ke seluruh bagian kaca objek yang diposisikan miring. Berfungsi untuk membersihkan kaca objek sebelum dilakukan inokulasi dengan pewarnaan. Lalu, dikeringkan menggunakan tisu, kemudian diberikan alkohol 70% dan dikeringkan kembali untuk mensterilkan kaca objek sebelum dipakai [16]. Setelah kering, tambahkan setetes aquades ke kaca objek. Pemberian setetes aquades bertindak sebagai kendaraan sementara untuk inokulasi bakteri. Selanjutnya, jarum ose diambil dan dinyalakan di atas pembakar bunsen sampai bersinar. Pembakaran sampai bersinar ini dilakukan untuk membunuh mikroorganisme yang menempel pada jarum ose [17]. Kemudian, ambil beberapa kultur bakteri Escherichia coli dan ambil pada koloni bakteri yang jarang. Fungsi pengambilan inokulum bakteri ini adalah untuk mendapatkan mikroorganisme yang paling sederhana sehingga mempermudah proses identifikasi [18]. Setelah kultur bakteri diambil, jarum ose digoreskan pada kaca objek hingga rata. Jarum ose dipijarkan kembali untuk membunuh mikroorganisme yang ada [17]. Selanjutnya merupakan tahap fikasi untuk memperlihatkan bentuk bakteri pada mikroskop. Tahap fiksasi dimulai dengan melewatkan kaca objek pada bunsen. Tambahkan salah satu pewarna (antara methylene blue, safranin, atau crystal violet) dan biarkan selama kurang lebih 12 menit (untuk methylene blue), 310 detik (untuk safranin), dan 12 menit (untuk crystal violet). Prinsip pewarnaan sederhana adalah pewarnaan bakteri dengan pewarna tunggal yang umumnya bersifat basa yang komponen kromofornya bermuatan positif. Ini membuat bakteri lebih mudah untuk mengikat satu sama lain dari waktu ke waktu [19]. Setelah itu, diberikan aquades pada kaca objek yang sudah diberikan pewarna untuk meluruhkan pewarna yang berlebihan. Kemudian masing-masing kaca objek ditutup dengan cover glass untuk melindungi kaca objek dari lensa mikroskop ketika dalam uji menggunakan mikroskop. Pada bakteri Bacillus sp juga menggunakan metode sama dengan bakteri Escherichia coli dalam pewarnaan langsung. Setelah mendapatkan sampel pada kaca objek, maka akan dilakukan proses mikroskopis [19]. Tabel 3.1 Pewarnaan langsung Mikroorganisme Hasil Pengamatan Bacillus sp (Dokumen pribadi, 2021) (Dokumen pribadi, 2021) Genus dari Escherichia coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang, dan diklasifikasikan sebagai anggota famili Enterobacteriaceae dalam kelas Gammaproteobacteria. Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang dipelajari dengan baik. Escherichia coli dapat tumbuh dengan cepat di bawah kondisi pertumbuhan yang optimal, bereplikasi dalam kurun waktu 20 menit. Banyak sistem manipulasi gen telah dikembangkan menggunakan E. coli sebagai bakteri inang, menghasilkan enzim yang tak terhitung jumlahnya dan produk industri lainnya [20]. Genus pada Bacillus sp dianggap sebagai mikroorganisme nonpatogen dari genus Bacillus dan kontaminan laboratorium umum. Bacillus sp juga merupakan gram positif, berbentuk batang dan katalasepositif yang ada banyak ditemukan pada lingkungan dan biasanya terdapat pada tanah dan tumbuh-tumbuhan[21]. C. Pewarnaan tak langsung Pewarnaan tidak langsung / negatif yaitu pewarnaan yang ditujukan terhadap bakteri yang sulit diwarnai, dimana bakterinya tidak diwarnai melainkan latar belakangnya. Metode pewarnaan negatif merupakan suatu metode pewarnaan umum, dimana digunakan larutan zat warna yang tidak meresap ke dalam sel-sel bakteri melainkan melatar belakangi sehingga kelihatan atau nampak sebagai bentukbentuk kosong tak berwarna (negatif). Langkah pertama pada pewarnaan tidak langsung yaitu menyiapkan kaca objek yang tidak berlemak kemudian diberikan aliran aquades hingga merata ke seluruh bagian kaca objek yang diposisikan miring. Perlakuan ini berfungsi untuk membersihkan kaca objek sebelum dilakukan inokulasi dengan pewarnaan. Kemudian, dikeringkan menggunakan tisu, diberikan alkohol 70%, dan dikeringkan kembali untuk mensterilkan kaca objek sebelum dipakai [23]. Setelah kering, kaca objek ditetesi dengan nigrosin atau tinta china pada bagian ujung kaca objek. Nigrosin adalah pewarna yang bersifat asam yang berfungsi sebagai reagen yang memiliki muatan negatif karena terdiri atas suspensi karbon yang bermuatan negatif. Sehingga jika digunakan untuk mengamati membran sel, reagen bermuatan negatif dan membran sel bermuatan negatif sehingga nigrosin tidak akan masuk ke dalam sel dan hanya mewarnai kaca objek [24]. Selanjutnya, jarum ose diambil dan dipijarkan diatas pembakar bunsen hingga berpijar untuk membunuh mikroorganisme [23]. Kultur bakteri Escherichia coli diambil pada koloni bakteri yang jarang. Fungsi pengambilan inokulum bakteri yang jarang adalah untuk mendapatkan mikroorganisme yang paling sederhana sehingga mempermudah proses identifikasi [18]. Setelah kultur bakteri diambil, jarum ose digoreskan pada kaca objek hingga rata. Jarum ose dipijarkan kembali untuk membunuh mikroorganisme yang menempel yang ada [16]. Kemudian, kaca objek yang bersih diambil dan diletakkan pada ujung kaca objek yang sudah ada, kultur dengan kedudukan miring dipinggir tetesan zat pewarna yang telah diberikan kultur PEWARNAAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME bakteri sebagai alat yang digunakan untuk meratakan nigrosin pada objek. Lalu, kaca objek bersih didorong hingga tetesan tinta china atau nigrosin tersebar merata dan membentuk apusan tipis pada permukaan kaca objek pertama. Perlakuan tipis tersebut digunakan agar saat proses identifikasi dengan mikroskop, bakteri dapat terlihat jelas. Setelah itu, kaca objek dikeringkan. Pada bakteri Bacillus sp juga menggunakan metode sama dengan bakteri Escherichia coli dalam pewarnaan tidak langsung atau negatif strain. Setelah mendapatkan sampel pada kaca objek, maka akan dilakukan proses mikroskopis [25] Tabel 3.2 Pewarnaan tidak langsung Mikroorganisme Hasil Pengamatan Bacillus sp (Dokumen pribadi, 2021) Escherichia coli 4 digoyangkan diatas api unsen. Ketika kering ditetesi dengan Kristal violet dan dibiarkan terendam selama 1-2 menit. Kristal violet merupakan pewarna primer untuk memberi warna pada mikroorganisme. Kristal violet memiliki sifat basa sehingga akan mampu berikatan dengan sel bakteri yang memiliki sifat asam dan menimbulan warna ungu saat berkontraksi [28]. Pewarna yang berlebihan dicuci dengan air aquades. Apusan ditetesi dengan lugol atau iodine, biarkan selama 1-2 menit setelah itu reagen dibuang namun dengan tanpa dicuci. Apusan direndam dengan alcohol 96% selama 30 detik. Alkohol pada pewarnaan gram digunakan sebagai pembilas untuk melunturkan zat pewarna [28]. Kemudian, apusan tersebut dicuci dengan air mengalir secara hati-hati. Setelah itu diwarnai dengan menggunakan safranin selama 1menit sebagai warna pembanding yang berfungsi sebagai pembeda terhadap zat Kristal violet. Dengan penambahan safranin menyebabka sel bakteri berwarna merah karena persenyawaan komplek Kristal violet larut dan mengikat zat warna keduanya safranin yang berlebih dicuci kedalam air mengalir lalu dikeringkan. Terakhir amati dibawah mikroskop [29]. Tabel 3.3 Pewarnaan gram Mikroorganisme Hasil Pengamatan Bacillus sp (Dokumen pribadi, 2021) (Dokumen pribadi, 2021) Escherichia Coli merupakan bakteri yang biasanya terdapat di usus manusia atau hewan sebagai flora normal. Bakteri ini bersifat aerob yang dapat menyebabkan infeksi primer pada usus manusia menyebabkan diare dan infeksi lainnya diluar jaringan usus [8]. Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang dipelajari dengan baik. Escherichia coli dapat tumbuh dengan cepat di bawah kondisi pertumbuhan yang optimal, bereplikasi dalam kurun waktu 20 menit. Banyak sistem manipulasi gen telah dikembangkan menggunakan E. coli sebagai bakteri inang, menghasilkan enzim yang tak terhitung jumlahnya dan produk industri lainnya [20]. Bacillus sp adalah bakteri gram positif yang merupakan bakteri saprofit di tanah, air, udara, dan tanaman. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit dengan menyerang sistem kekebalan tubuh, antara lain gastroenteritis akut dan meningitis [26]. D. Pewarnaan gram Langkah pertama pada pewarnaan gram yaitu menyiapkan kaca objek yang tidak berlemak kemudian diberikan aliran aquades hingga merata ke seluruh bagian kaca objek yang diposisikan miring. Perlakuan ini berfungsi untuk membersihkan kaca objek sebelum dilakukan inokulasi dengan pewarnaan. Kemudian, dikeringkan menggunakan tisu, diberikan alkohol 70% dan dikeringkan kembali untuk mensterilkan kaca objek sebelum dipakai [27]. Setelah itu, jarum ose diambil dan dipijarkan diatas pembakar bunsen hingga berpijar untuk membunuh mikroorganisme yang ada [23]. Selanjutnya, sampel diletakkan pada kaca objek dengan diameter kurang lebih 1 cm hingga rata lalu dibiarkan hingga mengering di udara atau dapat dikeringkan dengan Escherichia coli (Dokumen pribadi, 2021) Genus dari Escherichia coli adalah bakteri gram negatif (bewarna merah muda) berbentuk batang, dan diklasifikasikan sebagai anggota famili Enterobacteriaceae dalam kelas Gammaproteobacteria. Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang dipelajari dengan baik. Escherichia coli dapat tumbuh dengan cepat di bawah kondisi pertumbuhan yang optimal, bereplikasi dalam kurun waktu 20 menit. Banyak sistem manipulasi gen telah dikembangkan menggunakan E. coli sebagai bakteri inang, menghasilkan enzim yang tak terhitung jumlahnya dan produk industri lainnya [20]. Genus pada Bacillus sp dianggap sebagai mikroorganisme nonpatogen dari genus Bacillus dan kontaminan laboratorium umum. Bacillus sp juga merupakan gram positif, berbentuk batang dan katalasepositif yang ada banyak ditemukan pada lingkungan dan biasanya terdapat pada tanah dan tumbuh-tumbuhan[21]. Warna biru keunguan dari Bacillus sp disebabkan karena dinding sel bakteri menyerap pewarna kristal violet. PEWARNAAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME E. 5 Pengamatan morfologi Pengamatan morfologi merupakan pengamatan karakterisasi bentuk, tepi, elevasi dan warna koloni dari tiap-tiap koloni. Pengamatan makroskopis morfologi koloni meliputi bentuk koloni (dilihat dari atas), permukaan koloni (dilihat dari samping), tepi koloni (dilihat dari atas) dan warna koloni bakteri [22]. Langkah pertama pada pengamatan morfologi yaitu menyiapkan kaca objek yang tidak berlemak kemudian diberikan aliran aquades hingga merata ke seluruh bagian kaca objek yang diposisikan miring. Perlakuan ini berfungsi untuk membersihkan kaca objek sebelum dilakukan inokulasi dengan pewarnaan. Setelah itu dikeringkan menggunakan tisu, diberikan alkohol 70% dan dikeringkan kembali untuk mensterilkan kaca objek sebelum dipakai [15]. Kemudian, jarum ose diambil dan dipijarkan diatas pembakar bunsen hingga berpijar untuk membunuh mikroorganisme yang ada [23]. Selanjutnya, ditetesi dengan Lactofenol-cotton blue (LPCB) yang merupakan reagen yang digunakan sebagai pewarnaan untuk jamur yang mengandung Kristal fenol, cotton blue, asam laktat, gliserol dan air suling. Cotton blue berfungsi sebagai pemberi warna pada jamur. Gliserol berfungsi sebgaai penjaga fisiologi sel san menjaga sel tidak kekeringan saat diamati nanti. asam laktat untuk mempertahankan struktur jamur. Setelah ditetes, ditutup dengan menggunakan kaca penutup dan diamati dibawah mikroskop [30]. Tabel 3.4 Pengamatan morfologi Mikroorganisme Hasil Pengamatan Candida spp DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] (Dokumen pribadi, 2021) Candida merupakan genus ragi yang penyebab umum penyakit infeksi jamur di seluruh dunia [31]. Candida spp dapat ditemukan pada permukaan mukosa manusia seperti saluran pencernaan dan urogenital sebagai kommensal dan sering menyebabkan penyakit invasive yang sebagai akibat dari perubahan flora mikrobiologi normal [32]. KESIMPULAN Pewarnaan bakteri terbagi menjadi pewarnaan sederhana yakni pewarnaan langsung dan pewarnaan tak langsung, dan pewarnaan bertingkat yakni pewarnaan gram. Pewarnaan sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan satu jenis zat pewarna. Pada pewarnaan langsung, pewarna yang digunakan yaitu methylene blue. Sementara pada pewarnaan tak langsung, pewarna yang digunakan yaitu tinta cina. Pewarnaan bertingkat dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu jenis zat pewarna. Pada pewarnaan gram, digunakan empat jenis reagen, yaitu kristal violet, iodin, alkohol, dan safranin. Pengamatan morfologi pada jamur dilakukan dengan menggunakan pewarna methylene blue yang berfungsi untuk mewarnai dinding sel jamur sehingga memudahkan proses identifikasi. Perbedaan antara bakteri dan jamur terletak dari jenis pewarnaan yang digunakan dan ukuran sel saat dilihat melalui mikroskop. [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] T. Sandle, “Microbial Identification,” Pharmaceutical Microbiology, pp. 103–113, 2016, doi: 10.1016/b9780-08-100022-9.00009-8. R. Franco-Duarte et al., “Advances in Chemical and Biological Methods to Identify Microorganisms— From past to Present,” Microorganisms, vol. 7, no. 5, p. 130, May 2019, doi: 10.3390/microorganisms7050130. J. G. Cappuccino and C. Welsh, Microbiology : a Laboratory Manual. Harlow: Pearson Education Limited, 2018. B. Ihsan, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Kota Baru: Penerbit Insan Cendekia Mandiri, 2021. T. R. Johnson and C. L. Case, Laboratory experiments in microbiology. Boston: Pearson, 2013. J. P. Harley and L. M. Prescott, Laboratory Exercises to Accompany Microbiology. Mcgraw-Hill Science/Engineering/Math, 2001. H. Roginski, J. W. Fuquay, and P. F. Fox, Encyclopedia of dairy sciences. Amsterdam ; New York: Academic Press, 2003. J. Nur and D. A. Winarsih, "Identifikasi Bakteri Escherichia coli Pada Es Batu di Wilayah Bojong Raya, Cengkareng Jakarta Barat," Jurnal Wiyata, vol. 4 (2), pp. 151-156., 2017. Shen, L, Zang, X, Sun, K, Chen, H, Che, X, Sun, Y, Wang, G, Zhang, S, & Chen, G. “Complete genome sequencing of Bacillus sp. TK-2, analysis of its cold evolution adaptability”, Scientific reports, 11(1), 1-11, 2021 Moselio Schaechter, Encyclopedia of microbiology. S.L.: Elsevier, Cop, 2009. S. R. Maloy, S. Brenner, and E. Al, Brenner’s Encyclopedia of Genetics, 2nd ed. San Diego: Academic Press, 2013. M. Staniszewska, M. Bondaryk, E. Swoboda-Kopec, K. Siennicka, G. Sygitowicz, and W. Kurzatkowski, “Candida Albicans Morphologies Revealed by Scanning Electron Microscopy Analysis,” Brazilian Journal of Microbiology, vol. 44, no. 3, pp. 813–821, Sep. 2013, doi: 10.1590/s1517-83822013005000056. R. Bidder and et al, Reference Module in Biomedical Sciences. Elsevier, 2018. Brooks, G,F, Carroll, K,C, Butel, J,S, Morse, and all, Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick, & Adelberg, Ed. 25, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2013 Prasetya, Y, A, BAKTERIOLOGI I PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK, Pasuruan : Penerbit Qiara Media, 2019 M, I, Surya and L, Ismaini, "Perbandingan Metode Sterilisasi untuk perbanyakan Rubus rosifolius Secara In Vitro", Jurnal Biologi, vol. 14, no. 1, pp. 127-137, 2021 M. E. Sambuaga, S. N. J. Longdong and H. Manoppo, "Sensivitas Ekstrak Tanaman Kemangi (Ocimum sactum) Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila," Budidaya Perairan, vol. 6 (1), pp. 1-7, 2018. B, Xu, B, Hu, J, Wang, Y, Lan, Y, Zhu, X, Dai, L, Huang, Y, Huang, and W, Du, "Virgibacillus indicus PEWARNAAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME [19] [20] [21] [22] [23] [24] [25] [26] [27] [28] [29] [30] [31] [32] sp. non. and Virgibacillus profundi sp. nov. Two Moderately Halophilic Bacteria Isolated From Marine Sediment by Using Microfluidic Streak Plates", International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology, vol. 68, no. 1, pp. 2015-2023, 2018 Y. Jiwintarum, Rohmi and I. D. P. M. Prayuda, "Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) sebagai Pewarna Alami untuk Pewarnaan Bakteri," Jurnal Kesehatan Prima, vol. 10 (2), pp. 1726-1734, 2016. Jang, J, Hur, H, G, Sadowsky, M, J, Byappanahalli, M, N, Yan, T, & Ishii, S, “Environmental Escherichia coli: ecology and public health implications—a review”, Journal of applied microbiology, 123(3), 570-581, 2017 Tsonis, I, Karamani, L, Karamani, P, Xaplanteri, F, Kolonitsiou, P, Zampakis, G, Gatzounis, M, Marangos, & S, F, Assimakopoulos, “Spontaneous cerebral abscess due to Bacillus subtilis in an immunocompetent male patient: A case report and review of literature”, World journal of clinical cases, 6(16), 1169-1174, doi: 10.12998/wjcc.v6.i16.1169 , 2018 Dwijoseputro, D, Dasar-dasar Mikrobiologi, cetakan ke 16. Jakarta : Djembatan, 2005 M, E, Sambuaga, S, N, J, Longdong, and H, Manoppo, "Sensivitas Ekstrak Tanaman Kemangi (Ocimum sactum) Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila", Budidaya Perairan, vol. 6, no. 1, pp. 1-7, 2018 J, P, Kaltenbach, M, H, Kaltenbach and W, B, Lyons, "Nigrosin as a Dye for Differentiating Live and Dead Ascites Cells", Experimental Cell Research, vol. 15, no. 1, pp. 112-117, 1958 R, N, Roth, "The Effect of Positive and Negative Strain Hardening Rates on Stress Distributions in Orthogonal Machining", International Journal of Machine Tool Design and Research, vol. 17, no. 1, pp. 39-46, 1977 T. P. L. Sudarwati, "Aktivitas AntibakteriDaun Pepaya(Carica Papaya) Menggunakan PelarutEtanol Terhadap BakteriBacillus subtilis," Journal of Pharmacy and Science, vol. 3 (2), pp. 13-16, 2018 Y. Efendi, Yusra and V. O. Efendi, "Optimasi Potensi Bakteri Bacillus subtilis Sebagai Sumber Enzim Protease," Jurnal Akuatika Indonesia, vol. 2 (1), pp. 87 - 94, 2017. Prasetya, Y, A, Winarsih, I, Y, Pratiwi, K, A, Hartono, M, C, & Rochimah, D, N, “(ESBLS) Pada Sampel Makanan Di Krian Sidoarjo” Life Science, 8(1), 75-85, 2019 Hidayat, R, & Fatri, A, “Identifikasi Streptococcus Equi dari Kuda yang Diduga Menderita Strangles”, Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, Vol. 17 (3), pp 199203, 2012 Asalai, T, Diana, N, Mahyarudin, “Uji Resistensi Jamur Penyebab Tinea Pedis pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak terhadap Griseofulvin”, Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. Volume 4. Nomor 2, 2018 D. Manolakaki et al., “Candidainfection and colonization among trauma patients,” Virulence, vol. 1, no. 5, pp. 367–375, Sep. 2010, doi: 10.4161/viru.1.5.12796. R. Bidder and et al, Reference Module in Biomedical 6 Sciences. Elsevier, 2018. PEWARNAAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME 7 LAMPIRAN No 1 Aktivitas Pewarnaan langsung Deskripsi Kaca preparat di tetesi air untuk melarutkan bakteri yang akan diwarnai. (Dokumen pribadi, 2021) 2 Pengambilan mikroba dengan sterilisasi jarum ose dan cawan petri, jarum ose di pijarkan kemudian di dinginkan dengan menempelkan ke atas cawan petri, setelah tidak panas jarum ose digunakan untuk mengambil koloni bakteri. (Dokumen pribadi, 2021) 3 Koloni bakteri yang ada di jarum ose di larutkan pada preparat yang elah ditetesi air. Setelahnya jarum ose sipijarkan kembali untuk sterilisasi dan cawan petri berisi kultur bakteri di tutup dengan steril. (Dokumen pribadi, 2021) 4 Dilakukan fiksasi pada preparat yang berisi bakteri dengan melewatkan di atas bunsen. (Dokumen pribadi, 2021) 5 Penambahan pewarna metilen blue untuk pewarnaan langsung. (Dokumen pribadi, 2021) PEWARNAAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME 6 8 Di diamkan selama 1 menit dan kemudian pewarna di lunturkan dengan menyiram aquades dari atas kaca preparat. Kemudian di tutup dengan objek glass dan di keringkan dengan tisu sisi-sisi yang masi basah. (Dokumen pribadi, 2021) No 1 Aktivitas Pewarnaan tidak langsung Deskripsi Kaca preparat di siram aquades untuk sterilisasi. Kemudian di keringkan menggunakan tisu. (Dokumen pribadi, 2021) 2 Mengambil 1-2 tetes nigrosin atau tinta china sebagai pewarna. (Dokumen pribadi, 2021) 3 Pengambilan mikroba dengan sterilisasi jarum ose dan cawa petri, jarum ose di pijarkan kemudian di dinginkan dengan menempelkan ke atas cawan petri, setelah tidak panas jarum ose digunakan untuk mengambil koloni bakteri. (Dokumen pribadi, 2021) 4 Meletakkan koloni bakteri pada nigrosin di kaca preparat (Dokumen pribadi, 2021) PEWARNAAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME 5 9 Paca preparat di gesekkan untuk menyebarkan koloni yang ada pada nigrosin (Dokumen pribadi, 2021) 6 Hasil di keringkan menggunakan angin dengan (Dokumen pribadi, 2021) No 1 Aktivitas Pewarnaan gram Deskripsi Kaca preparat di siram aquades untuk sterilisasi. Kemudian di keringkan menggunakan tisu. (Dokumen pribadi, 2021) 2 Kaca preparat di tetesi air untuk melarutkan bakteri yang akan diwarnai. (Dokumen pribadi, 2021) 3 Pengambilan mikroba dengan sterilisasi jarum ose dan cawa petri, jarum ose di pijarkan kemudian di dinginkan dengan menempelkan ke atas cawan petri, setelah tidak panas jarum ose digunakan untuk mengambil koloni bakteri. (Dokumen pribadi, 2021) PEWARNAAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME 4 10 Koloni bakteri yang ada di jarum ose di larutkan pada preparat yang elah ditetesi air. Setelahnya jarum ose sipijarkan kembali untuk sterilisasi dan cawan petri berisi kultur bakteri di tutup dengan steril. (Dokumen pribadi, 2021) 5 Dilakukan fiksasi pada preparat yang berisi bakteri dengan melewatkan di atas bunsen. (Dokumen pribadi, 2021) 6 Ditetesi kristal violet didiamkan selama 2 menit dan (Dokumen pribadi, 2021) 7 Dibilas menggunakan aquades (Dokumen pribadi, 2021) 8 Ditetesi pewarna iodin dan di diamkan selama 2 menit (Dokumen pribadi, 2021) 9 Dibilas menggunakan aquades (Dokumen pribadi, 2021) PEWARNAAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME 10 11 Diberi alkohol untuk pembilasan sebelum safranin (Dokumen pribadi, 2021) 11 Diberi tetesan safranin (Dokumen pribadi, 2021) 12 Dibilas menggunakan aquades (Dokumen pribadi, 2021) No 1 Aktivitas Pengamatan morfologi Deskripsi Kaca preparat di tetesi air untuk melarutkan bakteri yang akan diwarnai (Dokumen pribadi, 2021) 2 Pengambilan mikroba dengan sterilisasi jarum ose dan cawa petri, jarum ose di pijarkan kemudian di dinginkan dengan menempelkan ke atas cawan petri, setelah tidak panas jarum ose digunakan untuk mengambil koloni bakteri. (Dokumen pribadi, 2021) PEWARNAAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME 3 12 Koloni bakteri yang ada di jarum ose di larutkan pada preparat yang elah ditetesi air. Setelahnya jarum ose sipijarkan kembali untuk sterilisasi dan cawan petri berisi kultur bakteri di tutup dengan steril. (Dokumen pribadi, 2021) 4 Meneteskan pewarna metilen blue pada kaca preparat yang berisi bakteri (Dokumen pribadi, 2021) 5 Dilakukan fiksasi pada preparat yang berisi bakteri dan pewarna dengan melewatkan di atas bunsen. (Dokumen pribadi, 2021)