Academia.eduAcademia.edu

Analisa Uji Signifikansi Bangunan Bersejarah Pada Kawasan Polonia Kota Medan

Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE)

Polonia adalah daerah yang dari dahulu dikenal dan seiring perkembangan kota Medan menjadi saksi bisu kemajuan dunia dirgantara Sumatera Utara. Sejarah perkembangan daerah Polonia Medan tercatat sejauh tahun 1872 dimana area tersebut dimiliki oleh seorang berkebangsaan Polandia bernama Michalsky. Sebelum memiliki status sebagai cagar budaya, peninggalan masa lalu selalu didahului dengan proses penilaian. Penetapan nilai cagar budaya berdasarkan kriteria yang tercantum dalam UU No. 11 Tahun 2010 Pasal 5.Kawasan penelitian terletak di Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Sumatera Utara.Bangunan bersejarah yang berada pada kawasan tersebut adalah Sekolah SMK Immanuel, Gereja Huria Batak Protestan (HKBP), dan rumah tinggal Jl. Slamet Riadi No. 19 Medan.Data yang dibutuhkan dalam studi ini adalah data primer maupun data sekunder.Pengumpulan data primer dilakukan dengan melalui wawancara mendalam (indepth interview) kepada beberapa responden kunci (key person), foto mapping, observasi langs...

TALENTA Conference Series: Energy & Engineering R PAPER – OPEN ACCESS Analisa Uji Signifikansi Bangunan Bersejarah Pada Kawasan Polonia Kota Medan Author DOI Electronic ISSN Print ISSN : Dani Fadila, dkk : 10.32734/ee.v2i1.425 : 2654-704X : 2654-7031 Volume 2 Issue 1 – 2019 TALENTA Conference Series: Energy & Engineering (EE) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License. Published under licence by TALENTA Publisher, Universitas Sumatera Utara EE Conference Series 02 (2019) TALENTA Conference Series Available online at https://talentaconfseries.usu.ac.id Analisa Uji Signifikansi Bangunan Bersejarah Pada Kawasan Polonia Kota Medan Dani Fadila1, Dian Aswatul Sinurat2, Jabal Hidayat3, Jon Horasman Naibaho4, Mbah Tuah5, Mustika Imanda6, Rahma Wardani Siregar7, Rizki Sarita Nanda8, Achmad Deliannur Nasution9 Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 20155 jabal.hidayat44@gmail.com Abstrak Polonia adalah daerah yang dari dahulu dikenal dan seiring perkembangan kota Medan menjadi saksi bisu kemajuan dunia dirgantara Sumatera Utara. Sejarah perkembangan daerah Polonia Medan tercatat sejauh tahun 1872 dimana area tersebut dimiliki oleh seorang berkebangsaan Polandia bernama Michalsky. Sebelum memiliki status sebagai cagar budaya, peninggalan masa lalu selalu didahului dengan proses penilaian. Penetapan nilai cagar budaya berdasarkan kriteria yang tercantum dalam UU No. 11 Tahun 2010 Pasal 5.Kawasan penelitian terletak di Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Sumatera Utara.Bangunan bersejarah yang berada pada kawasan tersebut adalah Sekolah SMK Immanuel, Gereja Huria Batak Protestan (HKBP), dan rumah tinggal Jl. Slamet Riadi No. 19 Medan.Data yang dibutuhkan dalam studi ini adalah data primer maupun data sekunder.Pengumpulan data primer dilakukan dengan melalui wawancara mendalam (indepth interview) kepada beberapa responden kunci (key person), foto mapping, observasi langsung.Sedangkan data sekunder diperoleh di instansi-instansi terkait.Berdasarkan evaluasi nilai yang telah ditetapkan sebelumnya diperoleh kesimpulan bahwa bangunan Perguruan Kristen Immanuel Medan, Gereja HKBP Jl. Sudirman memenuhi kriteria sebagai cagar budaya untuk sub kategori bangunan tunggal dan Bangunan Rumah Tinggal Sudut Jl. Slamet Riadi & Jl. Jend. Sudirman No. 19 juga dapat menjadi bangunan cagar budaya untuk sub kategori bangunan tunggal namun kepemilikan bangunan belum jelas. Kata kunci : sejarah perkembangan; cagar budaya; Kawasan Polonia Medan Abstract Polonia is an area that was previously known and as the development of the city of Medan became a silent witness to the progress of the world of North Sumatra aerospace. The history of the development of the Polonia area of Medan was recorded as far back as 1872 where the area was owned by a Polish national named Michalsky. Before having the status of a cultural preserve, the relics of the past are always preceded by an assessment process. Determination of cultural heritage values based on the criteria listed in Law No. 11 of 2010 Article 5. The research area is located in Medan Polonia District, Medan, North Sumatra. Historic buildings located in the area are Immanuel Vocational School, Huria Batak Protestant Church (HKBP), and residential house Jl. Slamet Riadi No. 19 Medan. Data needed in this study are primary data and secondary data. Primary data collection is done through in-depth interviews (several interviews) to several key respondents (key person), photo mapping, direct observation. While secondary data is obtained from related institutions. Based on the evaluation of the predetermined values, it was concluded that the building of the Immanuel Christian University in Medan, the HKBP Church Jl. Sudirman fulfills the criteria as cultural heritage for the subcategory of single buildings and Corner Residential Buildings Jl. Slamet Riadi & Jl. Gen. Sudirman No. 19 can also be a cultural heritage building for a single sub-category of buildings, but building ownership is unclear. Keywords: historical development; cultural heritage; Medan Polonia Region c 2019 The Authors. Published by TALENTA Publisher Universitas Sumatera Utara Selection and peer-review under responsibility of Seminar Nasional Kearifan Lokal IV - 2019 p-ISSN: 2654-7031, e-ISSN: 2654-704X, DOI: 10.32734/ee.v2i1.425 350 Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019) 1. Pendahuluan Polonia adalah daerah yang dari dahulu dikenal dan seiring perkembangan kota Medan menjadi saksi bisu kemajuan dunia dirgantara Sumatera Utara. Sejarah perkembangan daerah Polonia Medan tercatat sejauh tahun 1872 dimana area tersebut dimiliki oleh seorang berkebangsaan Polandia bernama Michalsky. Area rawa tersebut dibeli dan diolah oleh Michalsky menjadi area perkebunan tembakau yang cukup luas dan produktif. Dikarenakan wilayah tersebut masih berlabel “tanah tak bertuan” maka Michalsky menamakan daerah tersebut POLONIA, bahasa latin untuk menyebut Polandia, dengan harapan daerah tersebut dapat dikembangkan sebagai perkampungan orang Polandia yang bekerja di daerah Sumatera Timur. Tak lama kemudian, pada tahun 1879 Michalsky menjual perkebunannya kepada konsesi Nederlansche Vereeneging Deli Matschappij (Deli Mij) yang berbuntut pada penggusuran warga Polandia di daerah Polonia. Penggusuran ini pun ditengarai tidak lama karena kemudian kapling – kapling perkebunan tersebut dikonsesikan kepada pemerintah Kolonial untuk dijadikan masterplan pembangunan perumahan para ekspatriat asing. Hal ini mungkin disebabkan sudah berdirinya beberapa perumahan berdesain barok milik Baron Michalsky dan beberapa karyawannya [3]. 2. Studi Literatur Sebelum memiliki status sebagai cagar budaya, peninggalan masa lalu selalu didahului dengan proses penilaian. Penetapan nilai menjadi sangat penting dalam pengelolaan cagar budaya karena nilai adalah alasan utama mengapa cagar budaya harus dilestarikan. Nilai cagar budaya memang bersifat multi-dimensional, kualitatif, subjektif, dan berubah-ubah seiring berjalannya waktu.Penetapan nilai cagar budaya berdasarkan kriteria yang tercantum dalam UU No. 11 Tahun 2010 Pasal 5 [1] yang berbunyi : “ Benda, Bangunan, atau Struktur dapat diusulkan sebagai Benda Cagar Budaya”. Bangunan Cagar Budaya, atau Struktur Cagar Budaya apabila memenuhi kriteria [2]:     Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih Mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa Berdasarkan kriteria tersebut, pelestarian cagar budaya seharusnya menjadi identitas bangsa yang harus dihormati dan dijaga serta perlu dilestarikan agar kebudayaan kita tidak hilang dan bisa menjadi warisan anak cucu kita kelak. Hal ini tentu menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat, para generasi muda dan juga perlu dukungan dari berbagai pihak, karena ketahanan budaya merupakan salah satu identitas suatu negara. 3. Metodologi Kawasan penelitian terletak di Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Sumatera Utara. Bangunan bersejarah yang berada pada kawasan tersebut adalah Sekolah SMK Immanuel, Gereja Huria Batak Protestan (HKBP), dan rumah tinggal.Penelitian dilakukan di 3 bangunanyang berada di kawasan Polonia, yaitu Sekolah SMK Immanuel, Gereja Huria Batak Protestan (HKBP), dan rumah tinggal.Data yang dibutuhkan dalam studi ini adalah data primer maupun data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan melalui wawancara mendalam (indepth interview) kepada beberapa responden kunci (key person), foto mapping, observasi langsung. Sedangkan data sekunder diperoleh di instansi-instansi terkait. 4. Analisa 4.1. Rumah Tinggal, Jl. Slamet Riadi & Jl. Jend. Sudirman No. 19 Data rumah tinggal jalan Slamet Riadi & jalan Jend. Sudirman No.19 adalah sebagai berikut (gambar 1-2) :  Nama : Rumah Tinggal  Nama Sebelumnya : Rumah Tinggal Dr. Stolls  Lokasi/Alamat : Sudut Jl. Slamet Riadi & Jl. Jend. Sudirman No. 19  Kelurahan/Kecamatan : Jati/Medan Maimun Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019)      Tahun Berdiri Kategori Pusaka/Tipe Fungsi Dulu/Sekarang Status Perlindungan Hukum Kondisi 351 : 1940-an : Bangunan : Rumah Tinggal/ Rumah Tinggal : Tidak Dilindungi : Rusak Ringan Gambar1. Peta lokasiRumah Tinggal Jl. Slamet Riadi tempo doeloe dan sekarang Sumber: Dokumentasi Pribadi Gambar 2. Rumah Tinggal Sudut Jl. Slamet Riadi & Jl. Jend. Sudirman Sumber: Dokumentasi Survey Bangunan ini dahulu merupakan rumah tinggal Dr. Stolls, seorang dokter belanda yang juga berpraktek di RS.Elisabeth ini memiliki klinik di tapak gedung BCA sekarang (jalan Manggalaan sekarang jalan Diponegoro). Desain rumah tinggal ini menggunakan langgam arsitektur Niew Bowen dengan penyesuaian iklim tropis. Terdapat elemen bentukan menara dengan sedikit ventilasi dan deretan jendela krepyak pada sisi timur dengan hiasan pembatas di antara jendela-jendela tersebut. Pintu masuk ditandai oleh atap yang agak menjorok keluar dan lebih rendah dan terdapat juga kolom-kolom yang seolah-olah tidak diteruskan sampai ke tanah. Rumah ini juga memiliki bata ekspos pada bagian bawah dindingnya dicat putih. Bangunan ini memiliki potensi informasi dalam kajian arsitektur rumah Niew Bowen dengan penyesuaian iklim tropis lembab, serta kolerasi bangunan ini dengan Beatrix School, Orangje School dan Rumah Sakit Elisabeth. Rumah yang sempat didiami oleh Dr. Stolls, seorang dokter Belanda yang juga bekerja di Rumah Sakit Elisabeth ini memiliki nilai estetika yang spesifik dan mendukung karakter kawasan Polonia sebagai Taman Kota. Penetapan signifikansi nilai cagar budaya untuk bangunan ini adalah sebagai berikut (Tabel 1): 352 Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019) Tabel 1. Signifikansi Rumah Tinggal Jl. Slamet Riadi & Jl. Jend. Sudirman No. 19 No Bangunan Kriteria SB 1 RumahTinggal, Sudut Jl. Slamet Riadi & Jl.Jend.Sudirman No. 19 Berusia 50 tahun  Memiliki masa gaya paling singkat 50 tahun  Memiliki arti khusus sebagai sejarah Memiliki arti khusus sebagai ilmu pengetahuan Memiliki arti khusus sebagai ilmu pendidikan Memiliki arti khusus sebagai agama Memiliki arti khusus sebagai kebudayaan Memiliki nilai budaya bagi penguatan bangsa B C K SK       Keterangan Dibangun pada tahun 1940-an ini merupakan rumah tinggal Dr. Stolls, dokter Belanda yang juga berpraktek di RS. Elisabeth. Desain menggunakan langgam arsitektur Niew Bowen yang dianggap sebagai pelopor dari International Style pada tahun 1915 hingga sekitar tahun 1960. Rumah yang sempat didiami oleh Dr. Stolls ini tidak memiliki arti khusus bagi sejarah. Bangunan ini memiliki potensi informasi dalam kajian arsitektur rumah Niew Bowen dengan penyesuaian iklim tropis lembab, serta kolerasi bangunan ini dengan Beatrix School, Orangje School dan Rumah Sakit Elisabeth. Rumah yang sempat didiami oleh Dr. Stolls, seorang dokter Belanda yang juga bekerja di Rumah Sakit Elisabeth ini memiliki nilai estetika yang spesifik dan mendukung karakter kawasan Polonia sebagai Taman Kota. Bangunan yang bergaya arsitektur Niew Bowen dengan penyesuaian iklim tropis lembab ini dianggap sebagai pelopor dari International Style pada tahun 1915 hingga sekitar tahun 1960.Terlihat dari penggunaan batu bata ekspos 80 cm dari bawah tanah, menara dengan tiang benderanya, dan garis horizontal yang sangat dominan. Rumah yang sempat didiami oleh Dr. Stolls ini tidak memiliki arti khusus bagi keagamaan. Bangunan rumah ini mengadopsi arsitektur kolonial Belanda yang berkolerasi dengan bangunan sekitarnya yang juga menggunakan arsitektur kolonial. Rumah yang sempat didiami oleh Dr. Stolls ini tidak memiliki arti khusus bagi penguatan kepribadian bangsa. Keterangan: Berdasarkan tabel diatas bobot penilaian untuk signifikansi cagar budaya adalah : SB : Sangat Baik : 10 K : Kurang : 7 B : Baik : 9 SK : Sangat Kurang : 6 C : Cukup : 8 4.2. Perguruan Kristen Immanuel Medan Data perguruan Kristen Immanuel Medan adalah sebagai berikut :  Nama : Perguruan Kristen Immanuel Medan  Nama Sebelumnya : Prinses Beatrix School  Lokasi/Alamat : Jl. Slamet Riadi No. 1  Kelurahan/Kecamatan : Madras Hulu/ Medan Polonia Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019)      Tahun Berdiri Kategori Pusaka/Tipe Fungsi Dulu/Sekarang Status Perlindungan Hukum Kondisi 353 : 1938 : Bangunan/ Sekolah : Sekolah/ Sekolah : Dilindungi : Rusak Ringan Sekolah ini dibangun pada tahun 1938 oleh Yayasan Sekolah PrinsesBeatrix dan dirancang oleh Johannos Martinus (Han) Groenewegen untuk kepentingan anak-anak Eropa.Tingkat pendidikan sekolah ini setara dengan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) atau Pendidikan Rendah merupakan kelanjutan dari sekolah rendah yang menggunakan pengantar bahasa belanda dengan lama belajar 3-4 tahun [4]. Desain sekolah ini banyak dipengaruhi oleh arsitektur modern Niew Bowen dengan penyesuaian iklim tropis.Salah satu cirinya terlihat dari garis horizontal yang dominan dan overstek yang cukup lebar pada atapnya. Sekolah ini dibangun di lahan seluas 1,8 Ha dengan luas bangunan 575 m2, tinggi bangunan 45 m, panjang 40 m, dan lebar 16 m (gambar 4). Gambar4. Peta lokasi Perguruan Kristen Immanueltempo doeloe dan sekarang Sumber: Dokumentasi Pribadi Bangunan terbuat dari lantai semen, dinding bata, atap genteng berbentuk limas dan kolom beton bertulang dan memiliki 8 ruangan yang masing-masing berukuran 8x9 m2. Antar masa bangunan dihubungkan oleh selasar tanpa plafon yang ditopang tiang besi, yang juga berfungsi sebagai peneduh. Plafon pada pintu utama lebih rendah dari pada bagian ruangan. Dinding depan bangunan berupa susunan baja ekspos bercat hitam tempat deretan jendela yang dilindungi kanopi dak beton rata. Bangunan ini dirancang tidak simetris, di bagian pusat bangunan terdapat sebuah menara dengan desain yang spesifik dari arsitektur Niew Bowen sebagai elemen penyeimbang dan menghapuskan kesan horizontal bangunan.Atap bangunan berbentuk piramid dengan tingkatan berbeda di kiri dan di kanan bangunan (gambar 5-9). Gambar 5.Sekolah Princess Beatrix tempo doeloe (kiri) dan;Sekolah Perguruan Kristen Immanuelsekarang (kanan) Sumber: http://www.medanschool.nl/pr-beatrix-school.html [5] (kiri) dan; Dokumentasi Survey (kanan) Gambar 7. Denah Sekolah Perguruan Kristen Immanuel Sumber: Dokumentasi tim Ulil Fahmi 354 Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019) Gambar 8. Tampak depan Sekolah Perguruan Kristen Immanuel Sumber: Dokumentasi tim Ulil Fahmi 1941 2016 Gambar 9. Perubahan Sekolah Immanuel Sumber: http://www.medanschool.nl/pr-beatrix-school.html [5] Pada tahun 1981, Belanda menyerahkan Prinses Beatrix School kepada yayasan perguruan Kristen Immanuel dan kemudian sekolah ini diberi nama sekolah Immanuel. Bangunan pokok tetap dijaga dan digunakan meskipun ada perubahan pada eksterior, namun interior pada bangunan ini masih asli dari bangunan Belanda.Untuk menambah fasilitas belajar para siswa maka di bagian utara bangunan, di bagian halaman belakang didirikan bangunan baru untuk menambah fasilitas kelas.Penetapan signifikansi nilai cagar budaya untuk bangunan ini adalah sebagai berikut (table 2): Tabel 2. Signifikansi Perguruan Kristen Immanuel Medan Bangunan Kriteria SB B C K SK Keterangan Perguruan Kristen Immanuel Medan Berusia 50 tahun  Sekolah Immanuel dibangun pada tahun 1938. Memiliki masa gaya paling singkat 50 tahun  Memiliki arti khusus sebagai ilmu pengetahuan  Memiliki arti khusus sebagai ilmu pendidikan  Memiliki arti khusus sebagai agama  Desain sekolah ini banyak dipengaruhi oleh arsitektur modern Niew Bowen dengan penyesuaian iklim tropis. Niuwe Bouwen/ New Building adalah sebuah istilah untuk beberapa arsitektur internasional dan perencanaan inovasi radikal dari periode 1915 hingga sekitar tahun 1960. Bangunan ini dirancang tidak simetris, di bagian pusat bangunan terdapat sebuah menara dengan desain yang spesifik dari arsitektur Niew Bowen sebagai elemen penyeimbang dan menghapuskan kesan horizontal. Sejak tahun 1938 sampai sekarang difungsikan sebagai sarana pendidikan. Dahulu tempat ini bernama Prinses Beatrix School sebagai sekolah anak-anak eropa. Tingkat pendidikan sekolah ini setara dengan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) atau Pendidikan Rendah merupakan kelanjutan dari sekolah rendah yang menggunakan pengantar bahasa belanda dengan lama belajar 3-4 tahun. Sekolah ini memiliki ruang ibadah untuk kegiatan keagamaan para siswa dan guru beserta staf lainnya. No 1 Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019) Memiliki arti khusus sebagai kebudayaan  Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa  355 Desain sekolah ini banyak dipengaruhi oleh arsitektur modern Niew Bowen dengan penyesuaian iklim tropis yang merupakan gaya arsitektur kolonial yang mengadopsi gaya neoklasik, yaitu gaya yang berorientasi pada gaya arsitektur klasik Yunani dan Romawi sehingga banyak bangunan di kawasan ini yang mengikuti gaya arsitektur kolonial. Sekolah ini merupakan perguruan agama Kristen yang berada di lingkup kawasan bangunan yang menganut agama Kristen sehingga menguatkan nilai kepribadian keagamaan. Keterangan: Berdasarkan tabel diatas bobot penilaian untuk signifikansi cagar budaya adalah : SB : Sangat Baik : 10 K : Kurang : 7 B : Baik : 9 SK : Sangat Kurang : 6 C : Cukup : 8 4.3. Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Data perguruan gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) adalah sebagai berikut (gambar 10) :          Nama Nama Sebelumnya Lokasi/Alamat Kelurahan/Kecamatan Tahun Berdiri Kategori Pusaka/Tipe Fungsi Dulu/Sekarang Status Perlindungan Hukum Kondisi : : : : : : : : : Gereja HKBP Jl. Sudirman Protestant Kerk/ Elisabeth Kerk Jl. Jendral Sudirman No. 17 A Jati/Medan Maimun 1954 Bangunan/ Bangunan Ibadah Gereja/ Gereja Tidak dilindungi Baik dan terawat Gambar10. Peta lokasiGereja HKBP Sudirman tempo doeloe dan sekarang Sumber: Dokumentasi Pribadi Berdirinya Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Medan dimulai dari masuknya agama Kristen dipulau Sumatera. Pada tahun 1910 Ephorus Dr. I.L. Nommensen dalam pelayanannya pergi ke Medan untuk melakukan pertemuan dengan Ds. J. Brink (pendeta gereja ProtentantscheKerk) tujuannya untuk membicarakan orang-orang Kristen Batak yang ada di kota Medan. Perkembangan tersebut dibawakan pada rapat Pendeta di Sipoholon guna dapat menghimpun dan melayani Kristen Batak Protestan yang ada di Kota Medan. Pada tahun 1912, Dr. I.L. Nommensen mengirimkan guru Josia Hutabarat ke Medan untuk melayani dan mengkordinasi 30 orang kristen Batak di Medan. Kedatangan guru Josia Hutabarat dianggap sebagai mula berdirinya HKBP Medan. Tetapi jemaat belum memiliki tempat sendiri untuk mengadakan ibadah, sehingga mereka mengambil tempat di ruangan konsistori gereja Protestantsche Kerk. Pada tahun 1919 ibadah yang semula dilakukan di ruangan konsistori gereja Protestantsche Kerk sudah tidak dapat menampung jemaat yang semakin banyak sehingga ibadah dilaksanakan di gereja Gereformeerde Kerk. Namun jemaat HKBP Medan menyadari mereka tidak akan bisa bertahan disana melihat ruangan gereja yang tidak dapat menampung 356 Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019) jemaat keselurahan karena semakin hari jumlah jemaat HKBP Medan yang bertambah banyak. Selain itu, para jemaat HKBP Medan hanya diperbolehkan melaksanakan ibadah pada hari Minggu pukul 16.00 WIB. Hal ini dikarenakan gedung gereja digunakan oleh para jemaat gereja Gereformeerde Kerk untuk beribadah pada pagi hari. Melihat kondisi ini timbullah pemikiran jemaat HKBP Medan untuk membangun gedung gereja sendiri (gambar 11-13). Gambar11. Gereja Protestantsche Kerk Sumber: KITLV Gambar12. Gereja Gereformeerde Kerk Sumber: KITLV Gambar13. Sketsa Gereja HKBP Sudirman Sumber: KITLV Pada tanggal 6 September 1953 dilakukan perletakan batu petama dan diresmikan pada 18 April 1955.Kontraktor yang mengerjakan pembangunan gereja ini adalah kontraktor Kwong Tong Seng.Pembangunan gereja ini dilakukan tanpa ada campur tangan dari pemerintah. Lokasi HKBP Sudirman terletak di Jalan Jendral Sudirman No.17A Medan. Lokasi HKBP Sudirman, memiliki keunikan tersendiri karena letaknya yang berada di pusat kota Medan yang merupakan wilayah administrasi kota. Pertapakan yang sekarang tempat berdirinya HKBP Sudirman dahulunya adalah lahan milik BPM (Bataaf Petrolum Maatschappij) sama seperti lokasi Pengkolwilhan atau CPM sekarang. Lokasi HKBP Sudirman yang berada di pusat kota dahulu dijadikan sebagai tempat tinggal bagi petinggi-petinggi Belanda, yang pada masa itu dijadikan sebagai daerah elite. Setelah Belanda tidak berkuasa lagi daerah ini masih memiliki keunikan dan yang akhirnya dijadikan sebagai daerah sentral kota yang berpengaruh di bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Bangunan gereja berukuran panjang 34 m, lebar 26 m dan memiliki menara setinggi 39 m, disekitarnya terdapat galeri. Bangunan ini dapat menampung sekitar 2000 orang. Bangunan ini menggunakan konstruksi dinding bata dan atap pelana serta memiliki banyak bukaan berbentuk persegi panjang. Fasad bangunan hampir simetris, dengan adanya menara di sisi kiri bangunan memberikan variasi pada tampak bangunan (Gambar 1416). Penetapan signifikansi nilai cagar budaya untuk bangunan inidapat dilihat pada tabel 3. Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019) Gambar14.Kondisi Gereja HKBP Sudirman tempo doeloe dan sekarang Sumber: Dokumentasi Survey Denah Lantai I Denah Lantai II Gambar15.Denah gereja HKBP Sudirman Medan Sumber: Dokumentasi tim Ulil Fahmi Gambar16. Tampak gereja HKBP Sudirman Medan Sumber: Dokumentasi tim Ulil Fahmi 357 358 Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019) Tabel 3. Signifikansi Gereja HKBP Jl. Sudirman No Bangunan Kriteria SB B 1. Gereja HKBP Jl. Sudirman Berusia 50 tahun  Pada tanggal 6 September 1953 dilakukan perletakan batu petama Gereja HKBP Jl. Sudirman dan diresmikan pada 18 April 1955. Memiliki masa gaya paling singkat 50 tahun  Bangunan ini bergaya arsitektur jengki yang menjadi pelopor arsitektur di Indonesia pasca kemerdekaan dan berkembang pada tahun 1950-1960. Meski berumur cukup pendek, arsitektur jengki muncul sebagai bentuk perlawanan (dalam bidang arsitektur) pada kolonialisme serta semangat pencarian jati diri arsitektur Indonesia. Memiliki arti khusus sebagai sejarah  Lokasi Gereja HKBP Sudirman memiliki keunikan tersendiri karena letaknya yang berada di pusat kota Medan yang merupakan wilayah administrasi kota yang menjadikan bangunan ini menjadi salah satu Landmark kota Medan.  Memiliki arti khusus sebagai ilmu pengetahuan C K SK Keterangan Sebagai pembelajaran tentang arsitektur jengki yang memiliki ciri dan bentuk yang sama sekali berbeda dengan arsitektur kolonial. Arsitektur jengki lahir dari semangat penolakan kolonialisme. Memiliki arti khusus sebagai ilmu pendidikan  Gereja bukanlah sekedar tempat berkumpulnya umat atau jemaat, melainkan center of education bagi seluruh warga gereja. Dalam konteks ini gereja harus memberikan layanan pendidikan atau pembinaan bagi warga gereja. Memiliki arti khusus sebagai agama  Setelah 62 tahun berdiri HKBP Sudirman telah memiliki banyak perubahan dan memberikan banyak pengaruh seperti berkembangnya gereja-gereja kesukuan di Medan, kehidupan anggota semakin baik, dapat mempertahan secara bersamaan antara adat istiadat dan agama, menciptakan kegiatan sosial yang membantu banyak orang. Memiliki arti khusus sebagai kebudayaan  Keberadaan gedung Sopo Godang yang masih berada satu lokasi dengan HKBP Sudirman biasanya digunakan oleh masyarakat Batak di kota Medan untuk melakukan kegiatan adat istiadat. Kegiatan pada gedung Sopo Godang menggunakan alat musik dan pengeras suara yang sangat kuat. Dengan terdapatnya gedung Sopo Godong ini membutikan bahwa kegiatan keagamaan dan adat istiadat dapat berjalan secara bersamaan di gereja HKBP Sudirman dan lingkungan sekitar yaitu Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019) 359 Yayasan Pendidikan Harapan, Yayasan Pendidikan, rumah sakit St. Elisabet.  Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa Gereja HKBP Sudirman mampu menjadi wajah gereja-gereja kesukuan, mampu menciptakan kondisi dan situasi yang serasi terhadap lingkungan sekitar walaupun adanya perbedaan terhadap instansi atau orang-orang yang berada disekitaran HKBP Sudirman Medan. Keterangan: Berdasarkan tabel diatas bobot penilaian untuk signifikansi cagar budaya adalah : SB : Sangat Baik : 10 C : Cukup : 8 B : 9 K : Kurang : 7 : Baik SK : Sangat Kurang : 6 5. Kesimpulan Berdasarkan penilaian signifikansi untuk cagar budaya berdasarkan 8 kriteria diperoleh penilaian sebagai berikut :  Bangunan Rumah Tinggal, Sudut Jl. Slamet Riadi & Jl. Jend. Sudirman No. 19memperoleh 5 kriteria dengan penilaian sangat baik; 5 x 10 = 50 dan 3 kriteria sangat kurang ;3 x 6 = 18. Sehingga signifikansi penilaian cagar 50+18 budaya untuk bangunan ini adalah = 8.5 digenapkan menjadi 9, hasil akhir penilaian ini menjadikan 8 bangunan Bangunan Rumah Tinggal, Sudut Jl. Slamet Riadi & Jl. Jend. Sudirman No. 19 baik jika ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya di Kota Medan.  Bangunan Perguruan Kristen Immanuel Medan memperoleh 7 kriteria dengan penilaian sangat baik; 7 x 10 = 70 70+9 = 9.8 dan 1 kriteria baik; 1 x 9 = 9. Sehingga signifikansi penilaian cagar budaya untuk bangunan ini adalah 8 digenapkan menjadi 10, hasil akhir penilaian ini menjadikan bangunan Perguruan Kristen Immanuel Medan sangat baik untuk ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya di Kota Medan.  Bangunan Gereja HKBP Jl. Sudirmanmemperoleh 7 kriteria dengan penilaian sangat baik; 7 x 10 = 70 dan 1 kriteria 70+9 baik; 1 x 9 = 9.Sehingga signifikansi penilaian cagar budaya untuk bangunan ini adalah = 9.8 digenapkan 8 menjadi 10, hasil akhir penilaian ini menjadikan bangunan Gereja HKBP Jl. Sudirman Medan Sangat Baik untuk ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya di Kota Medan. Berdasarkan evaluasi nilai yang telah ditetapkan sebelumnya diperoleh kesimpulan bahwa bangunan Perguruan Kristen Immanuel Medan, Gereja HKBP Jl. Sudirman memenuhi kriteria sebagai cagar budaya untuk sub kategori bangunan tunggal dan Bangunan Rumah Tinggal Sudut Jl. Slamet Riadi & Jl. Jend. Sudirman No. 19 juga dapat menjadi bangunan cagar budaya untuk sub kategori bangunan tunggal namun kepemilikan bangunan belum jelas. Daftar Pustaka [1] [2] [3] [4] [5] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010, Cagar budaya, Jakarta. Marquis-Kyle, P. & Walker, M. 1996.The Illustrated BURRA CHARTER.Making good decisionsabout the care of important places. Australia: ICOMOS. Artha S. Karakteristik Arsitektur Kolonial Belanda. Iketsa's Blog The Writing Sketches of Iketsa. 2010 Mei. Tersedia di URL : https://iketsa.wordpress.com/2010/05/29/karakteristik-arsitektur-kolonial-belanda/ Wikipedia. Han Groenwegen. Wikipedia De vrije encyclopedie. 2017 April. Tersedia di URL : https://nl.wikipedia.org/wiki/Han_Groenewegen Medan School Netherlands. De Prinses Beatrix School. Medanschool Nl. 2012 Juni. Tersedia di URL : http://www.medanschool.nl/prbeatrix-school.html