TALENTA Conference Series: Energy & Engineering
R
PAPER – OPEN ACCESS
Analisa Uji Signifikansi Bangunan Bersejarah Pada Kawasan Polonia
Kota Medan
Author
DOI
Electronic ISSN
Print ISSN
: Dani Fadila, dkk
: 10.32734/ee.v2i1.425
: 2654-704X
: 2654-7031
Volume 2 Issue 1 – 2019 TALENTA Conference Series: Energy & Engineering (EE)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.
Published under licence by TALENTA Publisher, Universitas Sumatera Utara
EE Conference Series 02 (2019)
TALENTA Conference Series
Available online at https://talentaconfseries.usu.ac.id
Analisa Uji Signifikansi Bangunan Bersejarah Pada Kawasan
Polonia Kota Medan
Dani Fadila1, Dian Aswatul Sinurat2, Jabal Hidayat3, Jon Horasman Naibaho4, Mbah
Tuah5, Mustika Imanda6, Rahma Wardani Siregar7, Rizki Sarita Nanda8, Achmad
Deliannur Nasution9
Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 20155
jabal.hidayat44@gmail.com
Abstrak
Polonia adalah daerah yang dari dahulu dikenal dan seiring perkembangan kota Medan menjadi saksi bisu kemajuan dunia
dirgantara Sumatera Utara. Sejarah perkembangan daerah Polonia Medan tercatat sejauh tahun 1872 dimana area tersebut dimiliki
oleh seorang berkebangsaan Polandia bernama Michalsky. Sebelum memiliki status sebagai cagar budaya, peninggalan masa lalu
selalu didahului dengan proses penilaian. Penetapan nilai cagar budaya berdasarkan kriteria yang tercantum dalam UU No. 11
Tahun 2010 Pasal 5.Kawasan penelitian terletak di Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Sumatera Utara.Bangunan bersejarah
yang berada pada kawasan tersebut adalah Sekolah SMK Immanuel, Gereja Huria Batak Protestan (HKBP), dan rumah tinggal Jl.
Slamet Riadi No. 19 Medan.Data yang dibutuhkan dalam studi ini adalah data primer maupun data sekunder.Pengumpulan data
primer dilakukan dengan melalui wawancara mendalam (indepth interview) kepada beberapa responden kunci (key person), foto
mapping, observasi langsung.Sedangkan data sekunder diperoleh di instansi-instansi terkait.Berdasarkan evaluasi nilai yang telah
ditetapkan sebelumnya diperoleh kesimpulan bahwa bangunan Perguruan Kristen Immanuel Medan, Gereja HKBP Jl. Sudirman
memenuhi kriteria sebagai cagar budaya untuk sub kategori bangunan tunggal dan Bangunan Rumah Tinggal Sudut Jl. Slamet
Riadi & Jl. Jend. Sudirman No. 19 juga dapat menjadi bangunan cagar budaya untuk sub kategori bangunan tunggal namun
kepemilikan bangunan belum jelas.
Kata kunci : sejarah perkembangan; cagar budaya; Kawasan Polonia Medan
Abstract
Polonia is an area that was previously known and as the development of the city of Medan became a silent witness to the progress
of the world of North Sumatra aerospace. The history of the development of the Polonia area of Medan was recorded as far back
as 1872 where the area was owned by a Polish national named Michalsky. Before having the status of a cultural preserve, the
relics of the past are always preceded by an assessment process. Determination of cultural heritage values based on the criteria
listed in Law No. 11 of 2010 Article 5. The research area is located in Medan Polonia District, Medan, North Sumatra. Historic
buildings located in the area are Immanuel Vocational School, Huria Batak Protestant Church (HKBP), and residential house Jl.
Slamet Riadi No. 19 Medan. Data needed in this study are primary data and secondary data. Primary data collection is done
through in-depth interviews (several interviews) to several key respondents (key person), photo mapping, direct observation. While
secondary data is obtained from related institutions. Based on the evaluation of the predetermined values, it was concluded that
the building of the Immanuel Christian University in Medan, the HKBP Church Jl. Sudirman fulfills the criteria as cultural heritage
for the subcategory of single buildings and Corner Residential Buildings Jl. Slamet Riadi & Jl. Gen. Sudirman No. 19 can also be
a cultural heritage building for a single sub-category of buildings, but building ownership is unclear.
Keywords: historical development; cultural heritage; Medan Polonia Region
c 2019 The Authors. Published by TALENTA Publisher Universitas Sumatera Utara
Selection and peer-review under responsibility of Seminar Nasional Kearifan Lokal IV - 2019
p-ISSN: 2654-7031, e-ISSN: 2654-704X, DOI: 10.32734/ee.v2i1.425
350
Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019)
1. Pendahuluan
Polonia adalah daerah yang dari dahulu dikenal dan seiring perkembangan kota Medan menjadi saksi bisu kemajuan
dunia dirgantara Sumatera Utara. Sejarah perkembangan daerah Polonia Medan tercatat sejauh tahun 1872 dimana
area tersebut dimiliki oleh seorang berkebangsaan Polandia bernama Michalsky. Area rawa tersebut dibeli dan diolah
oleh Michalsky menjadi area perkebunan tembakau yang cukup luas dan produktif. Dikarenakan wilayah tersebut
masih berlabel “tanah tak bertuan” maka Michalsky menamakan daerah tersebut POLONIA, bahasa latin untuk
menyebut Polandia, dengan harapan daerah tersebut dapat dikembangkan sebagai perkampungan orang Polandia yang
bekerja di daerah Sumatera Timur. Tak lama kemudian, pada tahun 1879 Michalsky menjual perkebunannya kepada
konsesi Nederlansche Vereeneging Deli Matschappij (Deli Mij) yang berbuntut pada penggusuran warga Polandia di
daerah Polonia. Penggusuran ini pun ditengarai tidak lama karena kemudian kapling – kapling perkebunan tersebut
dikonsesikan kepada pemerintah Kolonial untuk dijadikan masterplan pembangunan perumahan para ekspatriat asing.
Hal ini mungkin disebabkan sudah berdirinya beberapa perumahan berdesain barok milik Baron Michalsky dan
beberapa karyawannya [3].
2. Studi Literatur
Sebelum memiliki status sebagai cagar budaya, peninggalan masa lalu selalu didahului dengan proses penilaian.
Penetapan nilai menjadi sangat penting dalam pengelolaan cagar budaya karena nilai adalah alasan utama mengapa
cagar budaya harus dilestarikan. Nilai cagar budaya memang bersifat multi-dimensional, kualitatif, subjektif, dan
berubah-ubah seiring berjalannya waktu.Penetapan nilai cagar budaya berdasarkan kriteria yang tercantum dalam UU
No. 11 Tahun 2010 Pasal 5 [1] yang berbunyi : “ Benda, Bangunan, atau Struktur dapat diusulkan sebagai Benda Cagar
Budaya”. Bangunan Cagar Budaya, atau Struktur Cagar Budaya apabila memenuhi kriteria [2]:
Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih
Mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun
Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan
Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa
Berdasarkan kriteria tersebut, pelestarian cagar budaya seharusnya menjadi identitas bangsa yang harus dihormati
dan dijaga serta perlu dilestarikan agar kebudayaan kita tidak hilang dan bisa menjadi warisan anak cucu kita kelak.
Hal ini tentu menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat, para generasi muda dan juga perlu dukungan dari
berbagai pihak, karena ketahanan budaya merupakan salah satu identitas suatu negara.
3. Metodologi
Kawasan penelitian terletak di Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Sumatera Utara. Bangunan bersejarah yang
berada pada kawasan tersebut adalah Sekolah SMK Immanuel, Gereja Huria Batak Protestan (HKBP), dan rumah
tinggal.Penelitian dilakukan di 3 bangunanyang berada di kawasan Polonia, yaitu Sekolah SMK Immanuel, Gereja
Huria Batak Protestan (HKBP), dan rumah tinggal.Data yang dibutuhkan dalam studi ini adalah data primer maupun
data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan melalui wawancara mendalam (indepth interview) kepada
beberapa responden kunci (key person), foto mapping, observasi langsung. Sedangkan data sekunder diperoleh di
instansi-instansi terkait.
4. Analisa
4.1. Rumah Tinggal, Jl. Slamet Riadi & Jl. Jend. Sudirman No. 19
Data rumah tinggal jalan Slamet Riadi & jalan Jend. Sudirman No.19 adalah sebagai berikut (gambar 1-2) :
Nama
: Rumah Tinggal
Nama Sebelumnya
: Rumah Tinggal Dr. Stolls
Lokasi/Alamat
: Sudut Jl. Slamet Riadi & Jl. Jend. Sudirman No. 19
Kelurahan/Kecamatan
: Jati/Medan Maimun
Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019)
Tahun Berdiri
Kategori Pusaka/Tipe
Fungsi Dulu/Sekarang
Status Perlindungan Hukum
Kondisi
351
: 1940-an
: Bangunan
: Rumah Tinggal/ Rumah Tinggal
: Tidak Dilindungi
: Rusak Ringan
Gambar1. Peta lokasiRumah Tinggal Jl. Slamet Riadi tempo doeloe dan sekarang
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 2. Rumah Tinggal Sudut Jl. Slamet Riadi & Jl. Jend. Sudirman
Sumber: Dokumentasi Survey
Bangunan ini dahulu merupakan rumah tinggal Dr. Stolls, seorang dokter belanda yang juga berpraktek di
RS.Elisabeth ini memiliki klinik di tapak gedung BCA sekarang (jalan Manggalaan sekarang jalan Diponegoro).
Desain rumah tinggal ini menggunakan langgam arsitektur Niew Bowen dengan penyesuaian iklim tropis. Terdapat
elemen bentukan menara dengan sedikit ventilasi dan deretan jendela krepyak pada sisi timur dengan hiasan pembatas
di antara jendela-jendela tersebut. Pintu masuk ditandai oleh atap yang agak menjorok keluar dan lebih rendah dan
terdapat juga kolom-kolom yang seolah-olah tidak diteruskan sampai ke tanah. Rumah ini juga memiliki bata ekspos
pada bagian bawah dindingnya dicat putih. Bangunan ini memiliki potensi informasi dalam kajian arsitektur rumah
Niew Bowen dengan penyesuaian iklim tropis lembab, serta kolerasi bangunan ini dengan Beatrix School, Orangje
School dan Rumah Sakit Elisabeth. Rumah yang sempat didiami oleh Dr. Stolls, seorang dokter Belanda yang juga
bekerja di Rumah Sakit Elisabeth ini memiliki nilai estetika yang spesifik dan mendukung karakter kawasan Polonia
sebagai Taman Kota. Penetapan signifikansi nilai cagar budaya untuk bangunan ini adalah sebagai berikut (Tabel 1):
352
Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019)
Tabel 1. Signifikansi Rumah Tinggal Jl. Slamet Riadi & Jl. Jend. Sudirman No. 19
No
Bangunan
Kriteria
SB
1
RumahTinggal,
Sudut Jl. Slamet
Riadi &
Jl.Jend.Sudirman
No. 19
Berusia 50 tahun
Memiliki masa
gaya paling
singkat 50 tahun
Memiliki arti
khusus sebagai
sejarah
Memiliki arti
khusus sebagai
ilmu pengetahuan
Memiliki arti
khusus sebagai
ilmu pendidikan
Memiliki arti
khusus sebagai
agama
Memiliki arti
khusus sebagai
kebudayaan
Memiliki nilai
budaya bagi
penguatan bangsa
B
C
K
SK
Keterangan
Dibangun pada tahun 1940-an ini merupakan
rumah tinggal Dr. Stolls, dokter Belanda yang
juga berpraktek di RS. Elisabeth.
Desain menggunakan langgam arsitektur Niew
Bowen yang dianggap sebagai pelopor dari
International Style pada tahun 1915 hingga
sekitar tahun 1960.
Rumah yang sempat didiami oleh Dr. Stolls ini
tidak memiliki arti khusus bagi sejarah.
Bangunan ini memiliki potensi informasi dalam
kajian arsitektur rumah Niew Bowen dengan
penyesuaian iklim tropis lembab, serta kolerasi
bangunan ini dengan Beatrix School, Orangje
School dan Rumah Sakit Elisabeth. Rumah yang
sempat didiami oleh Dr. Stolls, seorang dokter
Belanda yang juga bekerja di Rumah Sakit
Elisabeth ini memiliki nilai estetika yang spesifik
dan mendukung karakter kawasan Polonia
sebagai Taman Kota.
Bangunan yang bergaya arsitektur Niew Bowen
dengan penyesuaian iklim tropis lembab ini
dianggap sebagai pelopor dari International Style
pada tahun 1915 hingga sekitar tahun
1960.Terlihat dari penggunaan batu bata ekspos
80 cm dari bawah tanah, menara dengan tiang
benderanya, dan garis horizontal yang sangat
dominan.
Rumah yang sempat didiami oleh Dr. Stolls ini
tidak memiliki arti khusus bagi keagamaan.
Bangunan rumah ini mengadopsi arsitektur
kolonial Belanda yang berkolerasi dengan
bangunan sekitarnya yang juga menggunakan
arsitektur kolonial.
Rumah yang sempat didiami oleh Dr. Stolls ini
tidak memiliki arti khusus bagi penguatan
kepribadian bangsa.
Keterangan:
Berdasarkan tabel diatas bobot penilaian untuk signifikansi cagar budaya adalah :
SB : Sangat Baik
: 10
K
: Kurang
: 7
B : Baik
: 9
SK : Sangat Kurang
: 6
C : Cukup
: 8
4.2. Perguruan Kristen Immanuel Medan
Data perguruan Kristen Immanuel Medan adalah sebagai berikut :
Nama
: Perguruan Kristen Immanuel Medan
Nama Sebelumnya
: Prinses Beatrix School
Lokasi/Alamat
: Jl. Slamet Riadi No. 1
Kelurahan/Kecamatan
: Madras Hulu/ Medan Polonia
Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019)
Tahun Berdiri
Kategori Pusaka/Tipe
Fungsi Dulu/Sekarang
Status Perlindungan Hukum
Kondisi
353
: 1938
: Bangunan/ Sekolah
: Sekolah/ Sekolah
: Dilindungi
: Rusak Ringan
Sekolah ini dibangun pada tahun 1938 oleh Yayasan Sekolah PrinsesBeatrix dan dirancang oleh Johannos
Martinus (Han) Groenewegen untuk kepentingan anak-anak Eropa.Tingkat pendidikan sekolah ini setara dengan Meer
Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) atau Pendidikan Rendah merupakan kelanjutan dari sekolah rendah yang
menggunakan pengantar bahasa belanda dengan lama belajar 3-4 tahun [4]. Desain sekolah ini banyak dipengaruhi
oleh arsitektur modern Niew Bowen dengan penyesuaian iklim tropis.Salah satu cirinya terlihat dari garis horizontal
yang dominan dan overstek yang cukup lebar pada atapnya. Sekolah ini dibangun di lahan seluas 1,8 Ha dengan luas
bangunan 575 m2, tinggi bangunan 45 m, panjang 40 m, dan lebar 16 m (gambar 4).
Gambar4. Peta lokasi Perguruan Kristen Immanueltempo doeloe dan sekarang
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Bangunan terbuat dari lantai semen, dinding bata, atap genteng berbentuk limas dan kolom beton bertulang dan
memiliki 8 ruangan yang masing-masing berukuran 8x9 m2. Antar masa bangunan dihubungkan oleh selasar tanpa
plafon yang ditopang tiang besi, yang juga berfungsi sebagai peneduh. Plafon pada pintu utama lebih rendah dari pada
bagian ruangan. Dinding depan bangunan berupa susunan baja ekspos bercat hitam tempat deretan jendela yang
dilindungi kanopi dak beton rata. Bangunan ini dirancang tidak simetris, di bagian pusat bangunan terdapat sebuah
menara dengan desain yang spesifik dari arsitektur Niew Bowen sebagai elemen penyeimbang dan menghapuskan
kesan horizontal bangunan.Atap bangunan berbentuk piramid dengan tingkatan berbeda di kiri dan di kanan bangunan
(gambar 5-9).
Gambar 5.Sekolah Princess Beatrix tempo doeloe (kiri) dan;Sekolah Perguruan Kristen Immanuelsekarang (kanan)
Sumber: http://www.medanschool.nl/pr-beatrix-school.html [5] (kiri) dan; Dokumentasi Survey (kanan)
Gambar 7. Denah Sekolah Perguruan Kristen Immanuel
Sumber: Dokumentasi tim Ulil Fahmi
354
Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019)
Gambar 8. Tampak depan Sekolah Perguruan Kristen Immanuel
Sumber: Dokumentasi tim Ulil Fahmi
1941
2016
Gambar 9. Perubahan Sekolah Immanuel
Sumber: http://www.medanschool.nl/pr-beatrix-school.html [5]
Pada tahun 1981, Belanda menyerahkan Prinses Beatrix School kepada yayasan perguruan Kristen Immanuel dan
kemudian sekolah ini diberi nama sekolah Immanuel. Bangunan pokok tetap dijaga dan digunakan meskipun ada
perubahan pada eksterior, namun interior pada bangunan ini masih asli dari bangunan Belanda.Untuk menambah
fasilitas belajar para siswa maka di bagian utara bangunan, di bagian halaman belakang didirikan bangunan baru untuk
menambah fasilitas kelas.Penetapan signifikansi nilai cagar budaya untuk bangunan ini adalah sebagai berikut (table
2):
Tabel 2. Signifikansi Perguruan Kristen Immanuel Medan
Bangunan
Kriteria
SB
B
C
K
SK
Keterangan
Perguruan Kristen
Immanuel Medan
Berusia 50 tahun
Sekolah Immanuel dibangun pada tahun 1938.
Memiliki masa
gaya paling
singkat 50 tahun
Memiliki arti
khusus sebagai
ilmu pengetahuan
Memiliki arti
khusus sebagai
ilmu pendidikan
Memiliki arti
khusus sebagai
agama
Desain sekolah ini banyak dipengaruhi oleh
arsitektur modern Niew Bowen dengan
penyesuaian iklim tropis. Niuwe Bouwen/ New
Building adalah sebuah istilah untuk beberapa
arsitektur internasional dan perencanaan inovasi
radikal dari periode 1915 hingga sekitar tahun
1960.
Bangunan ini dirancang tidak simetris, di bagian
pusat bangunan terdapat sebuah menara dengan
desain yang spesifik dari arsitektur Niew Bowen
sebagai elemen penyeimbang dan menghapuskan
kesan horizontal.
Sejak tahun 1938 sampai sekarang difungsikan
sebagai sarana pendidikan. Dahulu tempat ini
bernama Prinses Beatrix School sebagai sekolah
anak-anak eropa. Tingkat pendidikan sekolah ini
setara dengan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs
(MULO) atau Pendidikan Rendah merupakan
kelanjutan dari sekolah rendah yang
menggunakan pengantar bahasa belanda dengan
lama belajar 3-4 tahun.
Sekolah ini memiliki ruang ibadah untuk
kegiatan keagamaan para siswa dan guru beserta
staf lainnya.
No
1
Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019)
Memiliki arti
khusus sebagai
kebudayaan
Memiliki nilai
budaya bagi
penguatan
kepribadian
bangsa
355
Desain sekolah ini banyak dipengaruhi oleh
arsitektur modern Niew Bowen dengan
penyesuaian iklim tropis yang merupakan gaya
arsitektur kolonial yang mengadopsi gaya neoklasik, yaitu gaya yang berorientasi pada gaya
arsitektur klasik Yunani dan Romawi sehingga
banyak bangunan di kawasan ini yang mengikuti
gaya arsitektur kolonial.
Sekolah ini merupakan perguruan agama Kristen
yang berada di lingkup kawasan bangunan yang
menganut agama Kristen sehingga menguatkan
nilai kepribadian keagamaan.
Keterangan:
Berdasarkan tabel diatas bobot penilaian untuk signifikansi cagar budaya adalah :
SB : Sangat Baik
: 10
K
: Kurang
: 7
B : Baik
: 9
SK : Sangat Kurang
: 6
C : Cukup
: 8
4.3. Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)
Data perguruan gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) adalah sebagai berikut (gambar 10) :
Nama
Nama Sebelumnya
Lokasi/Alamat
Kelurahan/Kecamatan
Tahun Berdiri
Kategori Pusaka/Tipe
Fungsi Dulu/Sekarang
Status Perlindungan Hukum
Kondisi
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Gereja HKBP Jl. Sudirman
Protestant Kerk/ Elisabeth Kerk
Jl. Jendral Sudirman No. 17 A
Jati/Medan Maimun
1954
Bangunan/ Bangunan Ibadah
Gereja/ Gereja
Tidak dilindungi
Baik dan terawat
Gambar10. Peta lokasiGereja HKBP Sudirman tempo doeloe dan sekarang
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Berdirinya Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Medan dimulai dari masuknya agama Kristen dipulau
Sumatera. Pada tahun 1910 Ephorus Dr. I.L. Nommensen dalam pelayanannya pergi ke Medan untuk melakukan
pertemuan dengan Ds. J. Brink (pendeta gereja ProtentantscheKerk) tujuannya untuk membicarakan orang-orang
Kristen Batak yang ada di kota Medan. Perkembangan tersebut dibawakan pada rapat Pendeta di Sipoholon guna dapat
menghimpun dan melayani Kristen Batak Protestan yang ada di Kota Medan. Pada tahun 1912, Dr. I.L. Nommensen
mengirimkan guru Josia Hutabarat ke Medan untuk melayani dan mengkordinasi 30 orang kristen Batak di Medan.
Kedatangan guru Josia Hutabarat dianggap sebagai mula berdirinya HKBP Medan. Tetapi jemaat belum memiliki
tempat sendiri untuk mengadakan ibadah, sehingga mereka mengambil tempat di ruangan konsistori gereja
Protestantsche Kerk.
Pada tahun 1919 ibadah yang semula dilakukan di ruangan konsistori gereja Protestantsche Kerk sudah tidak dapat
menampung jemaat yang semakin banyak sehingga ibadah dilaksanakan di gereja Gereformeerde Kerk. Namun jemaat
HKBP Medan menyadari mereka tidak akan bisa bertahan disana melihat ruangan gereja yang tidak dapat menampung
356
Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019)
jemaat keselurahan karena semakin hari jumlah jemaat HKBP Medan yang bertambah banyak. Selain itu, para jemaat
HKBP Medan hanya diperbolehkan melaksanakan ibadah pada hari Minggu pukul 16.00 WIB. Hal ini dikarenakan
gedung gereja digunakan oleh para jemaat gereja Gereformeerde Kerk untuk beribadah pada pagi hari. Melihat kondisi
ini timbullah pemikiran jemaat HKBP Medan untuk membangun gedung gereja sendiri (gambar 11-13).
Gambar11. Gereja Protestantsche Kerk
Sumber: KITLV
Gambar12. Gereja Gereformeerde Kerk
Sumber: KITLV
Gambar13. Sketsa Gereja HKBP Sudirman
Sumber: KITLV
Pada tanggal 6 September 1953 dilakukan perletakan batu petama dan diresmikan pada 18 April 1955.Kontraktor
yang mengerjakan pembangunan gereja ini adalah kontraktor Kwong Tong Seng.Pembangunan gereja ini dilakukan
tanpa ada campur tangan dari pemerintah. Lokasi HKBP Sudirman terletak di Jalan Jendral Sudirman No.17A Medan.
Lokasi HKBP Sudirman, memiliki keunikan tersendiri karena letaknya yang berada di pusat kota Medan yang
merupakan wilayah administrasi kota. Pertapakan yang sekarang tempat berdirinya HKBP Sudirman dahulunya
adalah lahan milik BPM (Bataaf Petrolum Maatschappij) sama seperti lokasi Pengkolwilhan atau CPM sekarang.
Lokasi HKBP Sudirman yang berada di pusat kota dahulu dijadikan sebagai tempat tinggal bagi petinggi-petinggi
Belanda, yang pada masa itu dijadikan sebagai daerah elite. Setelah Belanda tidak berkuasa lagi daerah ini masih
memiliki keunikan dan yang akhirnya dijadikan sebagai daerah sentral kota yang berpengaruh di bidang ekonomi,
sosial, dan budaya. Bangunan gereja berukuran panjang 34 m, lebar 26 m dan memiliki menara setinggi 39 m,
disekitarnya terdapat galeri. Bangunan ini dapat menampung sekitar 2000 orang. Bangunan ini menggunakan
konstruksi dinding bata dan atap pelana serta memiliki banyak bukaan berbentuk persegi panjang. Fasad bangunan
hampir simetris, dengan adanya menara di sisi kiri bangunan memberikan variasi pada tampak bangunan (Gambar 1416). Penetapan signifikansi nilai cagar budaya untuk bangunan inidapat dilihat pada tabel 3.
Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019)
Gambar14.Kondisi Gereja HKBP Sudirman tempo doeloe dan sekarang
Sumber: Dokumentasi Survey
Denah Lantai I
Denah Lantai II
Gambar15.Denah gereja HKBP Sudirman
Medan
Sumber: Dokumentasi tim Ulil Fahmi
Gambar16. Tampak gereja HKBP Sudirman Medan
Sumber: Dokumentasi tim Ulil Fahmi
357
358
Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019)
Tabel 3. Signifikansi Gereja HKBP Jl. Sudirman
No
Bangunan
Kriteria
SB
B
1.
Gereja HKBP
Jl. Sudirman
Berusia 50 tahun
Pada tanggal 6 September 1953 dilakukan
perletakan batu petama Gereja HKBP Jl.
Sudirman dan diresmikan pada 18 April
1955.
Memiliki masa
gaya paling
singkat 50 tahun
Bangunan ini bergaya arsitektur jengki
yang menjadi pelopor arsitektur di
Indonesia pasca kemerdekaan dan
berkembang pada tahun 1950-1960. Meski
berumur cukup pendek, arsitektur jengki
muncul sebagai bentuk perlawanan (dalam
bidang arsitektur) pada kolonialisme serta
semangat pencarian jati diri arsitektur
Indonesia.
Memiliki arti
khusus sebagai
sejarah
Lokasi Gereja HKBP Sudirman memiliki
keunikan tersendiri karena letaknya yang
berada di pusat kota Medan yang
merupakan wilayah administrasi kota yang
menjadikan bangunan ini menjadi salah
satu Landmark kota Medan.
Memiliki arti
khusus sebagai
ilmu pengetahuan
C
K
SK
Keterangan
Sebagai pembelajaran tentang arsitektur
jengki yang memiliki ciri dan bentuk yang
sama sekali berbeda dengan arsitektur
kolonial. Arsitektur jengki lahir dari
semangat penolakan kolonialisme.
Memiliki arti
khusus sebagai
ilmu pendidikan
Gereja bukanlah sekedar tempat
berkumpulnya umat atau jemaat, melainkan
center of education bagi seluruh warga
gereja. Dalam konteks ini gereja harus
memberikan layanan pendidikan atau
pembinaan bagi warga gereja.
Memiliki arti
khusus sebagai
agama
Setelah 62 tahun berdiri HKBP Sudirman
telah memiliki banyak perubahan dan
memberikan banyak pengaruh seperti
berkembangnya gereja-gereja kesukuan di
Medan, kehidupan anggota semakin baik,
dapat mempertahan secara bersamaan
antara adat istiadat dan agama, menciptakan
kegiatan sosial yang membantu banyak
orang.
Memiliki arti
khusus sebagai
kebudayaan
Keberadaan gedung Sopo Godang yang
masih berada satu lokasi dengan HKBP
Sudirman biasanya digunakan oleh
masyarakat Batak di kota Medan untuk
melakukan kegiatan adat istiadat. Kegiatan
pada gedung Sopo Godang menggunakan
alat musik dan pengeras suara yang sangat
kuat. Dengan terdapatnya gedung Sopo
Godong ini membutikan bahwa kegiatan
keagamaan dan adat istiadat dapat berjalan
secara bersamaan di gereja HKBP
Sudirman dan lingkungan sekitar yaitu
Dani Fadila, dkk / EE Conference Series 01 (2019)
359
Yayasan Pendidikan Harapan, Yayasan
Pendidikan, rumah sakit St. Elisabet.
Memiliki nilai
budaya bagi
penguatan
kepribadian
bangsa
Gereja HKBP Sudirman mampu menjadi
wajah gereja-gereja kesukuan, mampu
menciptakan kondisi dan situasi yang serasi
terhadap lingkungan sekitar walaupun
adanya perbedaan terhadap instansi atau
orang-orang yang berada disekitaran HKBP
Sudirman Medan.
Keterangan:
Berdasarkan tabel diatas bobot penilaian untuk signifikansi cagar budaya adalah :
SB : Sangat Baik
: 10
C
: Cukup
: 8
B
: 9
K
: Kurang
: 7
: Baik
SK
: Sangat Kurang
: 6
5. Kesimpulan
Berdasarkan penilaian signifikansi untuk cagar budaya berdasarkan 8 kriteria diperoleh penilaian sebagai berikut :
Bangunan Rumah Tinggal, Sudut Jl. Slamet Riadi & Jl. Jend. Sudirman No. 19memperoleh 5 kriteria dengan
penilaian sangat baik; 5 x 10 = 50 dan 3 kriteria sangat kurang ;3 x 6 = 18. Sehingga signifikansi penilaian cagar
50+18
budaya untuk bangunan ini adalah
= 8.5 digenapkan menjadi 9, hasil akhir penilaian ini menjadikan
8
bangunan Bangunan Rumah Tinggal, Sudut Jl. Slamet Riadi & Jl. Jend. Sudirman No. 19 baik jika ditetapkan
sebagai bangunan cagar budaya di Kota Medan.
Bangunan Perguruan Kristen Immanuel Medan memperoleh 7 kriteria dengan penilaian sangat baik; 7 x 10 = 70
70+9
= 9.8
dan 1 kriteria baik; 1 x 9 = 9. Sehingga signifikansi penilaian cagar budaya untuk bangunan ini adalah
8
digenapkan menjadi 10, hasil akhir penilaian ini menjadikan bangunan Perguruan Kristen Immanuel Medan sangat
baik untuk ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya di Kota Medan.
Bangunan Gereja HKBP Jl. Sudirmanmemperoleh 7 kriteria dengan penilaian sangat baik; 7 x 10 = 70 dan 1 kriteria
70+9
baik; 1 x 9 = 9.Sehingga signifikansi penilaian cagar budaya untuk bangunan ini adalah
= 9.8 digenapkan
8
menjadi 10, hasil akhir penilaian ini menjadikan bangunan Gereja HKBP Jl. Sudirman Medan Sangat Baik untuk
ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya di Kota Medan.
Berdasarkan evaluasi nilai yang telah ditetapkan sebelumnya diperoleh kesimpulan bahwa bangunan Perguruan
Kristen Immanuel Medan, Gereja HKBP Jl. Sudirman memenuhi kriteria sebagai cagar budaya untuk sub kategori
bangunan tunggal dan Bangunan Rumah Tinggal Sudut Jl. Slamet Riadi & Jl. Jend. Sudirman No. 19 juga dapat
menjadi bangunan cagar budaya untuk sub kategori bangunan tunggal namun kepemilikan bangunan belum jelas.
Daftar Pustaka
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010, Cagar budaya, Jakarta.
Marquis-Kyle, P. & Walker, M. 1996.The Illustrated BURRA CHARTER.Making good decisionsabout the care of important places.
Australia: ICOMOS.
Artha S. Karakteristik Arsitektur Kolonial Belanda. Iketsa's Blog The Writing Sketches of Iketsa. 2010 Mei. Tersedia di URL :
https://iketsa.wordpress.com/2010/05/29/karakteristik-arsitektur-kolonial-belanda/
Wikipedia. Han Groenwegen. Wikipedia De vrije encyclopedie. 2017 April. Tersedia di URL :
https://nl.wikipedia.org/wiki/Han_Groenewegen
Medan School Netherlands. De Prinses Beatrix School. Medanschool Nl. 2012 Juni. Tersedia di URL : http://www.medanschool.nl/prbeatrix-school.html