SAMBUTAN DIREKTUR
PPs IAIN-SU
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji syukur kepada Allah Swt, pemilik dan pengatur alam serta seluruh isinya atas anugerah iman dan ilmu yang mendukung pelaksanaan fungsi kita sebagai manusia. Salawat dan salam atas Nabi Muhammad Saw.
Dalam perjalanan selama lebih dari satu dasawarsa, Program Pascasarjana IAIN-SU telah menghasilkan ratusan alumni. Dalam tugas akhir para mahasiswa, terdapat beragam model proposal penelitian dan tesis. Kendatipun semua itu dalam koridor ilmiah dan memiliki argumentasi, namun ke depan diperlukan format yang sama sebagai ke-khasan dari tesis Program Pascasarjana IAIN-SU. Untuk itulah buku pedoman ini dipersiapkan.
Pedoman Penulisan Proposal dan Tesis Program Pascasarjana IAIN-SU ini dapat diwujudkan berkat kerjasama yang kompak dari anggota tim. Untuk itu kami sampaikan terimakasih atas segala ketekunan dan keikhlasannya mempersiapkan bahan-bahan dan mendiskusikannya secara intensif. Namun dengan keterbatasan waktu dan prasarana, bentuk semacam inilah yang baru dapat dihasilkan. Karena itu kritik dan saran sangat diharapkan dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan penerbitan berikutnya.
Akhirnya kepada Allah jualah kita memohon taufik dan hidayah.
Medan, 08 Maret 2010
Direktur,
Prof. Dr. H. Nawir Yuslem, MA
Nip. 19580815 198503 1 007
DAFTAR ISI
Halaman
SAMBUTAN DIREKTUR PPS IAIN SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI….
BAGIAN PERTAMA: PROPOSAL TESIS…
BAB I BAGIAN AWAL…
Halaman Sampul Depan…
Halaman Persetujuan Pembimbing Seminar..
Daftar Isi
BAB II BAGIAN ISI
Latar Belakang Masalah
Perumusan Masalah
Batasan Istilah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Landasan Teori
Kajian Terdahulu
Metodologi Penelitian
Garis Besar Isi Tesis
BAB III BAGIAN AKHIR
Daftar Pustaka
Jadwal Penelitian
Lampiran
BAGIAN KEDUA: TESIS
BAB I PENGERTIAN
BAB II SISTEMATIKA PENULISAN
Bagian Awal
Halaman Sampul dan Halaman Judul
Surat Pernyataan
Halaman Persetujuan Pembimbing
Halaman Pengesahan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Bagian Isi
Bab Pendahuluan
Bab Kajian Pustaka
Bab Metodologi Penelitian
Bab-bab Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab Penutup
Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup Penulis
BAB III TEKNIK PENULISAN
Penggunaan Bahasa
Bentuk Tulisan Judul
Judul Tesis, Disertasi dan Judul Bab
Judul Sub-Bab dan bagian-bagiannya
Judul Daftar Isi dan Daftar-daftar Lainnya
Kutipan-Kutipan
Kutipan langsung
Kutipan tidak langsung
Catatan kaki
BAB IV PENGOLAHAN KATA
Jenis dan ukuran kertas
Jenis huruf
Spasi
Margin
Penomoran
Tabel dan Gambar
Daftar Pustaka
Transliterasi
BAB V UJIAN TESIS DAN PENILAIAN
Ujian Tesis
Penilaian
LAMPIRAN
Contoh halaman sampul depan proposal tesis
Contoh halaman Persetujuan Pembimbing Seminar
Contoh halaman Daftar Pustaka
Contoh halaman sampul dan halaman judul tesis
Contoh Surat Pernyataan
Contoh halaman Persetujuan Pembimbing Tesis
Contoh halaman Pengesahan
Contoh halaman Daftar Riwayat Hidup Penulis
Contoh halaman Daftar Isi
Contoh halaman Daftar Tabel
Contoh halaman Daftar Gambar
Contoh halaman Daftar Lampiran
BAB I
BAGIAN AWAL
A. Halaman Sampul Depan
Halaman ini memuat berturut-turut: kata-kata “proposal tesis, judul, nama dan nomor induk peserta program, program studi, kata-kata program pascasarjana IAIN Sumatera Utara, Medan, tahun berlangsungnya penelitian (lihat lampiran 1 ).
B. Halaman Persetujuan Pembimbing Seminar
Pada halaman ini dimuat tanggal pelaksanaan seminar, pertimbangan pembimbing setelah seminar dilaksanakan, dan tanda tangan pembimbing seminar (lihat lampiran 2).
C. Daftar Isi
Halaman ini secara teratur dan menurut nomor halaman memuat daftar keseluruhan isi dari proposal tesis. Dalam daftar isi juga dimuat daftar pustaka dan lampiran (jika ada).
BAB II
BAGIAN ISI
A. Latar Belakang Masalah
Pada bagian ini dicantumkan dasar dan argumentasi serta signifikansi penelitian. Masalah penelitian atau keadaan yang akan diteliti dijabarkan dengan jelas, disertai dengan keterangan bahwa masalah tersebut memang belum terjawab dan memerlukan penelusuran mendalam.
Masalah yang dimaksudkan adalah adanya sesuatu kesenjangan antara satu tesis (teori, pikiran, atau keyakinan umum) dan kenyataan yang sesungguhnya. Masalah dapat juga berupa perbedaan antara dua atau beberapa tesis dan disertasi, sehingga memerlukan pemecahan, atau masalah dalam arti empiris, tidak berfungsinya suatu lembaga atau komponen-komponen sistem sebagaimana mestinya. Masalah diangkat dari wacana ilmiah atau dari pengalaman yang sedang berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Masalah tersebut dihubungkan dengan pandangan para ahli atau lembaga yang memiliki otoritas.
B. Perumusan Masalah
Di dalamnya dirumuskan dengan tegas dan jelas permasalahan yang ingin diteliti sehingga mudah diketahui ruang lingkup masalah dan arah kegiatan yang akan dilakukan. Rumusan masalah dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang menuntut jawaban dalam penelitian yang akan dilakukan
C. Batasan Istilah
Pada bagian ini dimuat penjelasan tentang pengertian istilah-istilah kunci yang terdapat pada judul proposal tesis agar terjadi konsistensi dalam penggunaan istilah dan terhindar dari pemahaman yang berbeda oleh para pembaca dari apa yang dimaksudkan oleh peneliti dengan penelitiannya.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah merupakan jawaban terhadap pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah dan sub-sub masalah. Kata kerja yang lazim digunakan antara lain menemukan, mengetahui, menjelaskan, memahami, membanding dan menguraikan.
E. Kegunaan Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan manfaat penelitian dan operasionalisasi hasilnya untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan atau kegunaan praktis di tengah masyarakat.
F. Landasan Teori
Landasan teori, terutama diperlukan pada penelitian kuantitatif, diambil dari sejumlah literatur, kemudian disusun oleh calon peneliti sebagai tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian dan untuk merumuskan hipotesis. Landasan teori tersebut dapat berbentuk uraian kualitatif, atau model matematis, atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan bidang ilmu yang diteliti.
G. Kajian Terdahulu
Pada bagian ini dicantumkan hasil-hasil kajian/penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, sehingga jelas posisi permasalahan yang akan diteliti.
H. Metodologi Penelitian.
Pada bagian ini dijelaskan secara terperinci komponen-komponen yang terkait dengan pelaksanaan penelitian sesuai dengan sifat penelitian keislaman yang meliputi penelitian kewahyuan, penelitian konsep dan pemikiran serta penelitian empiris. Pada bagian ini setidaknya harus dikemukakan:
Jenis dan Pendekatan penelitian
Lokasi dan waktu penelitian (khusus penelitian lapangan)
Populasi, sampel atau informan penelitian
Sumber data primer dan skunder.
Pengukuran Variabel Penelitian dan Pengukurannya (khusus penelitian kuantitatif)
Alat dan Teknik Pengumpulan data.
Tehnik Penjaminan Keabsahan Data
Teknik Analisis data
I. Garis Besar Isi Tesis
Pada bagian ini dicantumkan rencana laporan penelitian sebagai elaborasi dari permasalahan yang akan diteliti. Dirumuskan dalam bentuk bab-bab dan masing-masing bab dirinci ke dalam beberapa pasal. Dengan demikian garis besar isi tesis menggambarkan sistematisasi laporan penelitian tesis.
BAB III
BAGIAN AKHIR
Bagian Akhir dari proposal memuat Daftar Pustaka, Jadwal Penelitian dan Lampiran.
A. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka berisi semua sumber informasi yang direncanakan dipergunakan dalam penelitian dan penulisan tesis berupa buku, artikel, kamus, manuskrip dan lain-lain. Tatacara penulisan Daftar Pustaka dapat dilihat pada bab IV halaman 30-31.
B. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian adalah rencana kegiatan yang meliputi persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, penyusunan laporan penelitian. Jadwal penelitian dibuat dalam bentuk tabel.
C. Lampiran
Pada bagian ini dimuat hal-hal yang menunjukkan kemungkinan pelaksanaan penelitian tesis/disertasi seperti alat pengumpul data (APD.), daftar angket, interview, Pedoman Observasi, sampel manuskrip, dan bukti pendukung akses ke sumber data.
BAB I
PENGERTIAN
Pengertian
Tesis adalah sebuah karya ilmiah hasil penelitian yang dilakukan pada jenjang pendidikan tingkat Strata Dua (S2). Penelitian tersebut merupakan pembahasan yang bertujuan mencari jawaban atas satu pertanyaan pokok yang muncul dalam diri penulis. Pertanyaan pokok suatu tesis harus dirumuskan secara tepat, jawaban tentatif atas pertanyaan itu dapat diperoleh melalui penelitian pendahuluan. Untuk menemukan jawaban tersebut diperlukan penelitian yang sungguh-sungguh. Jawaban atas pertanyaan pokok itu harus didasarkan atas data yang dikumpulkan penulis, baik dari penelitian kepustakaan maupun lapangan.
Judul tesis harus menggambarkan isi tesis sehingga dengan membaca judulnya sudah dapat diketahui topik dan permasalahan yang dibahas.
B. Sistematika Penulisan Tesis
Tesis harus ditulis secara sistematis agar terpelihara konsistensi, koherensi dan integritas pemikirannya. Sistematika tersebut adalah:
1. Bagian Awal
a. Halaman sampul dan halaman judul
Pada halaman ini dimuat: judul tesis, tujuan penulisan tesis, nama dan nomor induk penulis, lambang IAIN, Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara, dan tahun penulisan tesis (lihat contoh pada lampiran 4).
2. Surat Pernyataan
Pada halaman ini dimuat surat pernyataan penulis tesis tentang keaslian tesis tersebut sebagai karya yang bersangkutan. Surat pernyataan tersebut ditandatangani di atas materai Rp. 6000 (lihat contoh pada lampiran 5).
3. Halaman Persetujuan Pembimbing
Memuat kata-kata: Judul tesis, nama dan nomor induk penulis, kata-kata: Dapat disetujui untuk dibawa ke sidang munaqasyah Program Pascasarjana untuk memperoleh gelar Magister pada Program Studi, Pembimbing I, Pembimbing II. (lihat contoh lampiran 6).
4. Halaman Pengesahan
Memuat kata-kata: Pengesahan, judul tesis, nama dan nomor induk penulis, nama program studi, kata-kata: Telah dimunaqasyahkan dalam sidang munaqasyah PPs IAIN-SU Medan tanggal …,
Tesis ini telah diterima untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Magister pada program studi:.....Selanjutnya dituliskan tempat dan tanggal penyerahannya, panitia sidang munaqasyah tesis PPS yang terdiri atas ketua, sekretaris, anggota (4 orang) dan diketahui oleh Direktur PPS IAIN-SU. (contoh lihat lampiran 7).
5. Abstrak
Abstrak adalah pernyataan ringkas dan padat yang menggambarkan tujuan, metodologi, hasil dan kesimpulan penelitian. Abstrak ditulis dalam tiga bahasa: Indonesia, Arab dan Inggris. Panjang abstrak maksimal 1 (satu) halaman dengan margin 1 (satu) spasi.
6. Kata Pengantar
Halaman ini memuat kata-kata penghargaan dan ucapan terima kasih dari penulis terhadap pihak-pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi dalam penyelesaian penulisan tesis.
7. Daftar Isi
Pada halaman ini dimuat secara teratur dan menurut nomor halaman, daftar keseluruhan isi dari tesis yang terdiri atas seluruh bagian-bagian yang dibicarakan di dalam tesis, termasuk di dalamnya daftar pustaka, dan daftar lampiran (jika ada). (contoh lihat lampiran 8)
8. Daftar Tabel
Pada halaman ini dimuat daftar tabel, yang terdiri atas nomor tabel, judul tabel, dan halaman tabel. (contoh lihat pada lampiran 9)
9. Daftar Gambar
Pada halaman ini dimuat daftar gambar yang terdiri atas nomor gambar, judul gambar dan halaman gambar. (contoh lihat pada lampiran 11)
B. Bagian Isi
Bagian isi atau bagian utama sebuah tesis menyusul bagian-bagian awal yang sudah dijelaskan terdahulu. Secara garis besar bagian utama tesis terdiri atas bab pendahuluan yang menjelaskan permasalahan bab landasan teori, bab metodologi, yang diikuti pembahasan, serta diakhiri dengan bab kesimpulan.
1. Pendahuluan
Pendahuluan diletakkan sebagai bab pertama sebuah tesis. Bab ini setidaknya harus menjelaskan masalah yang menjadi fokus tesis, mengapa masalah tersebut muncul dan dianggap perlu dijawab, serta bagaimana masalah itu akan dijawab. Dengan begitu maka pendahuluan memberikan kepada pembaca satu informasi dasar tentang apa yang diharapkan akan dijumpai dalam tesis secara keseluruhan. Dalam pendahuluan ini dijelaskan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan, batasan istilah, kegunaan penelitian, serta garis-garis besar isi tesis. Landasan teori dan metodologi penelitian pada penelitian kuantitatif dapat dimuat pada bab-bab tersendiri.
2. Bab Kajian Pustaka
Pada penelitian kuantitatif, bab kajian pustaka diletakkan setelah bab pendahuluan. Bab ini sekurang-kurangnya memuat landasan teori yang digunakan, hasil penelitian terdahulu yang relevan, kerangka pikir, dan pengajuan hipotesis penelitian.
3. Bab Metodologi Penelitian
Pada penelitian kuantitatif, metodologi penelitian dimuat pada bab tersendiri. Bab ini memuat Jenis dan Pendekatan penelitian, Lokasi dan waktu penelitian (khusus penelitian lapangan), populasi dan sampel, sumber data, Pengukuran Variabel Penelitian (khusus penelitian kuantitatif), alat dan teknik pengumpul data, ujicoba instrumen penelitian (khusus penelitian kuantitatif), hasil ujicoba instrumen penelitian (khusus penelitian kuantitatif), teknik penjaminan keabsahan data (khusus penelitian kualitatif), dan teknik analisis.
4.Bab-Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan
Jumlah bab pembahasan dalam sebuah tesis dapat bervariasi, tergantung pada skop masalah dan metodologi yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian kualitatif bab-bab hasil dan pembahasan menyajikan secara sistematis teori-teori yang relevan dan data yang berhasil dikumpulkan. Lalu, berdasarkan metodologi yang jelas, data tersebut dianalisis secara kritis sehingga diperoleh jawaban terhadap masalah inti penelitian. Seperti halnya jumlah bab pembahasan, luasnya pembahasan setiap bab tidak mungkin ditentukan secara baku. Data, uraian, atau argumentasi dianggap perlu untuk dimasukkan sebagai bagian dari tesis jika data, uraian, atau argumentasi tersebut mempunyai relevansi yang jelas terhadap proses pembuktian tesis yang diajukan. Dalam penelitian kuantitatif hasil penelitian dan pembahasan dibuat satu bab saja.
5. Penutup
Pada bab ini dimuat kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan adalah jawaban terhadap masalah penelitian yang dikemukakan pada pendahuluan tesis. Perlu ditegaskan bahwa kesimpulan bukan ringkasan dari bab-bab pembahasan. Kesimpulan adalah natijah atau hasil/jawaban dari rangkaian argumentasi yang tertuang dalam bab-bab pembahasan. Pada bagian saran dimuat hal-hal yang perlu ditindak lanjuti dari hasil penelitian, baik berupa penelitian lanjutan atau implikasi praktis dari hasil penelitian tersebut.
C .Bagian Akhir
Setelah bagian pendahuluan, bagian isi dan penutup, sebuah tesis ditutup dengan bagian akhir yang terdiri atas Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, dan Daftar Riwayat Hidup Penulis.
1.Daftar Pustaka
Daftar Pustaka berisi keterangan tentang semua sumber informasi yang dipergunakan dalam penulisan tesis. Meskipun sumber-sumber informasi sudah dicantumkan pada catatan kaki tetapi Daftar Pustaka sangat penting untuk memudahkan pembaca melihat kelengkapan sumber yang dipergunakan. Sumber-sumber disusun dalam sebuah daftar alpabetik untuk memudahkan penggunaannya. Tata cara penulisan Daftar Pustaka akan dijelaskan secara lebih lengkap pada Bab IV.
2. Lampiran
Lampiran adalah informasi atau hal lain yang perlu namun tidak terlalu langsung berkaitan dengan pembahasan, atau sesuatu yang mengganggu kelancaran pembahasan jika disisipkan di tengah pembahasan. Sesuatu dijadikan sebagai lampiran tesis apabila dianggap sangat berguna untuk membantu pemahaman pembaca tesis. Lampiran bisa berupa: angket, bukti-bukti penelitian, teks wawancara, tabel-tabel perhitungan, daftar rumus-rumus, contoh manuskrip, poto-poto, tabel kronologi, dan sebagainya. Lampiran-lampiran diurutkan berdasarkan kaitannya dengan teks utama tesis; jadi lampiran yang berkaitan dengan Bab I didahulukan dari lampiran yang berkaitan dengan Bab II, dan seterusnya.
3. Daftar Riwayat Hidup Penulis
Daftar Riwayat Hidup Penulis berisi informasi penting tentang penulis tesis, yang setidaknya terdiri dari atas: data pribadi, pendidikan, pekerjaan, dan karya ilmiah. Daftar Riwayat Hidup ditulis secara ringkas, maksimal tiga halaman. (Contoh format Daftar Riwayat Hidup bisa dilihat dalam lampiran 10).
BAB III
TEKNIK PENULISAN
A. Penggunaan Bahasa
Tesis ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, mengacu kepada bahasa Indonesia baku dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Tesis juga harus mentaati segenap kaedah tata bahasa dan ketentuan penulisan ilmiah. Tesis seharusnya ditulis dengan menggunakan bahasa yang lugas, singkat, dan padat. Apabila pembahasan tesis menghendaki penggunaan ringkasan-ringkasan atau simbol-simbol yang tidak lazim, harus dijelaskan pada bagian awal tesis.
B. Bentuk Tulisan Judul
Dalam sebuah tesis terdapat beberapa tingkatan judul, tergantung pada tingkat kerumitan penguraian pembahasan. Untuk membedakan satu sama lain maka tingkatan-tingkatan judul tersebut dituliskan dengan cara yang saling berbeda.
1. Judul Tesis dan Judul Bab
Judul tesis dan judul bab tesis ditulis dengan huruf kapital, ditebalkan (bold) tanpa titik dan tanpa garis bawah, di tengah halaman bagian atas. Judul bab diberi nomor urut angka Romawi kapital. Judul panjang yang lebih dari satu baris disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika penulisan.
Contoh judul tesis:
ETIKA AKADEMIS DALAM ISLAM
Studi Tentang Ta©kirah al-S±mi’ wa al-Mutakallim
Karya Ibn Jam±’ah (w.733/1333)
Contoh judul bab:
BAB VII
IMPLIKASI PEMIKIRAN IBN JAMA’AH TERHADAP
PENDIDIKAN ISLAM
2. Judul Sub-Bab dan Bagian-bagiannya
Judul sub-bab atau bagian-bagiannya yang lebih rendah ditulis dengan kapitalisasi, yaitu huruf pertama masing-masing kata, kecuali partikel, ditulis dengan huruf kapital. Sub-bab maupun bagian-bagiannya yang lebih kecil ditulis pada margin sebelah kiri. Khusus sub-bab ditulis dengan huruf tebal (bold) dan diberi jarak tiga spasi dari judul bab. Urutan penomoran yang digunakan adalah: A., 1., a., 1), a), (1), (a)—huruf Latin kapital, angka Arab, huruf Latin kecil, angka Arab dengan tanda kurung kanan, huruf Latin kecil dengan tanda kurung kanan, angka Arab dengan dua tanda kurung, dan huruf Latin kecil dengan dua tanda kurung.
Contoh penulisan bab, sub-bab, dan bagian-bagian yang lebih kecil:
BAB VII
IMPLIKASI PEMIKIRAN IBN JAMA’AH TERHADAP
PENDIDIKAN ISLAM
A. Implikassi Pemikiran Ibn Jama’ah Terhadap
Pendidikan Islam Moderen
1. Konservatisme Pendidikan Islam
a. Keterikatan Kepada Tradisi
1) Buku-buku yang Dipergunakan
a)
(1)
(a)
3. Judul Daftar Isi dan Daftar-daftar lainnya
Judul Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar dan Bibliografi ditulis dengan huruf kapital ditebalkan (bold) tanpa titik dan tanpa garis bawah di tengah halaman bahagian atas. Kata halaman diketik di pinggir halaman, dua spasi di bawah judul. Contoh Judul Daftar Isi dan daftar lainnya terlampir pada lampiran No. 9, 10, 11, 12 pada halaman 38 – 41.
C. Kutipan-Kutipan
Penulis tesis perlu mengutip karya-karya terdahulu dan teori-teori terkait yang sudah dipublikasikan pada bidang tertentu untuk mendukung argumentasinya dan menghindari plagiat. Seorang penulis dapat mengutip karya tertentu secara langsung atau tidak langsung.
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah peminjaman ide dari karya tertentu tanpa perubahan redaksi. Kutipan langsung harus dituliskan secara khusus agar ungkapan yang dikutip dapat diidentifikasi secara jelas, namun tanpa mengganggu kewajaran teks tesis.
a. Kutipan Langsung dalam bentuk Prosa
Kutipan langsung dari teks prosa yang kurang dari lima baris dimasukkan dalam paragraf teks tesis dan dituliskan di antara dua tanda petik rangkap. Nomor kutipan langsung disambungkan dengan akhir kutipan dan sedikit lebih tinggi dari posisi baris normal (super script).
Contoh:
The American Heritage Dictionary memberi beberapa makna etika (ethics), salah satunya adalah, “aturan-aturan atau standar-standar yang mengendalikan tindakan anggota sebuah profesi tertentu..”5
Kutipan langsung yang terdiri atas lima baris atau lebih ditulis terpisah dari paragraf teks dengan spasi tunggal, dimulai 0,5 inci (satu indent) dari margin kiri, tanpa dibubuhi tanda petik.
Contoh:
Luasnya makna kata etika membutuhkan dilakukannya pendefenisian yang jelas sebelum masuk kepada pembahasan lebih lanjut. Dalam sebuah ensiklopedi filsafat disebutkan sebagai berikut:
Istilah “etika” dipakai dalam tiga penggunaan yang berbeda namun saling terkait, masing-masing (1) sebuah pola umum atau “cara hidup,” (2) serangkaian aturan tingkah laku atau “kode etik,” dan (3) penelitian mengenai cara-cara hidup dan aturan-aturan tingkah laku. Dalam artian pertama, kita berbicara mengenai etika Budha atau Kristen; dalam artian kedua, kita berbicara mengenai etika profesional dan mengenai tingkah laku yang tak etis. Dalam artian ketiga, etika adalah salah satu cabang filsafat yang kerap diberi nama khusus, matematika. 5
Dalam tesis ini, tentu saja pengertian etika merujuk pada aspek yang paling praktis. Dalam kesempatan ini tidak akan dibahas etika sebagai sebuah cabang filsafat.
b. Kutipan dalam bentuk puisi
Kutipan langsung dalam bentuk puisi yang tidak lebih dari satu baris dimasukkan ke dalam paragraf teks tesis, seperti halnya kutipan prosa yang tidak lebih dari lima baris.
Kutipan langsung dalam bentuk puisi yang terdiri atas dua baris atau lebih ditulis terpisah dengan spasi tunggal.
Contoh:
Untuk mengilustrasikan hal tersebut, berikut dikutipkan sebuah puisi dari kitab Syair Burung Pingai, karya Hamzah Fansuri:
Sayapnya bernama Furkan,
Tubuhnya bersurat Qur’an,
Kakinya Hannan dan Mannan,
Daim bertengger di tangan Rahman.5
c. Kutipan dan Terjemahan dari Bahasa Asing
Kutipan dan terjemahan dari bahasa asing dihitung sebagai satu kesatuan. Kutipan dan terjemahan yang kurang dari lima baris dimasukkan ke dalam paragraf teks tesis. Teks asli (bahasa asing) ditulis di antara dua tanda petik tangkap dan terjemahannya ditulis di antara dua tanda kurung siku ([ ]). Kutipan dan terjemahan yang mencapai lima baris atau lebih ditulis terpisah dari paragraf teks dengan spasi tunggal, dimulai dari 0.5 inci (satu indent ) dari margin kiri tanpa dibubuhi tanda petik
Contoh (kurang dari lima baris):
Di antara Sunnah yang menjelaskan ketinggian kedudukan para sahabat dan bolehnya mengikuti mereka adalah: "اصـحـاﺒﻰ كـالنـجـوم أيـهـم اقـتـديـتم اهـتـديـتم" [sahabat-sahabatku seperti bintang-bintang, siapapun di antara mereka yang kamu ikuti, kamu akan memperoleh petunjuk].2
Contoh (lima baris atau lebih):
In fact, the saying that ‘man cannot live without hope’ has been proved to be all too true. It was only after a large part of humanity has ceased to believe in the possibility of a ‘vertical’ progress, the progress of the individual towards the Eternal and Infinite, that men began to fix their hopes on a vague horizontal ‘progress’ … [Sebenarnya ungkapan bahwa ‘manusia tidak dapat hidup tanpa harapan’ terbuktinya seluruhnya sangat benar. Hanya setelah sebagian besar manusia tidaklagi percaya pada kemungkinan suatu kemajuan ‘vertikal’, yaitu kemajuan pribadi menuju Yang Abadi dan Yang Mutlak, maka manusia mulai mengarahkan harapannya kepada ‘kemajuan’ horizontal yang samar-samar …].2
d. Pemotongan kalimat dalam kutipan
Dalam pengutipan langsung, terkadang bagian-bagian tertentu dari teks kutipan perlu dipotong dan dibuang sehingga tidak tercantum dalam kutipan. Pemotongan ini biasanya ditujukan untuk menghindari teks kutipan yang terlalu panjang dan bisa terjadi di awal, di tengah, atau di akhir kutipan. Pemotongan mesti dilakukan secara hati-hati sehingga tidak merubah gagasan, sebab ide dasar dari pengutipan secara langsung adalah mempresentasikan sebuah gagasan sepersis mungkin. Dalam kutipan, bagian yang dibuang ini diwakili atau ditandai oleh tiga titik (…).
Contoh:
Menurut Parsudi Suparlan, etika bisa berarti: “... aturan-aturan mengenai nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral yang merupakan pedoman bagi anggota sesuatu profesi atau kehidupan sosial tertentu …”5
e. Anotasi dan Interpolasi
Jika dalam kutipan langsung terdapat kata atau ide yang membutuhkan penjelasan maka dapat dilakukan anotasi, yaitu menambahkan penjelasan sesudah kata yang membutuhkan keterangan tersebut. Anotasi ditulis di antara dua tanda kurung besar/siku ([ ]), untuk membedakannya dari teks asli kutipan langsung. Anotasi yang terlalu panjang, hingga mengganggu keutuhan teks kutipan, sebaiknya dibuat dalam catatan kaki.
Contoh:
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Karena itu IAIN secara keseluruhan juga tidak bisa mengisolasikan diri dari perubahan-perubahan paradigma, konsep, visi dan orientasi baru pengembangan pendidikan tinggi/perguruan tinggi (PT) nasional, dan bahkan internasional, seperti dirumuskan dalam Deklarasi UNESCO [United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization, organisasi PBB untuk pendidikan, sains, dan kebudayaan] tentang PT pada 1998.5
Apabila dalam kutipan langsung terdapat sebuah kesalahan (logika, fakta, pengetikan, ejaan, dan sebagainya), kesalahan tersebut harus diindikasikan dengan interpolasi, yaitu menuliskan kata (sic), miring dalam kurung, sesudah kesalahan. Dengan demikian maka pembaca akan mengetahui bahwa kesalahan tersebut merupakan bawaan asli kutipan.
Contoh:
“Saidi menyempatkan diri untuk singgah di pinggir danau Singkarak, Sumatera Utara (sic) sebelum melanjutkan perjalanan ke kampung halamannya di Sumatera Selatan.”5
f. Tanda Petik dalam Kutipan Langsung
Dalam kutipan langsung, tanda petik rangkap diubah menjadi tanda petik tunggal.
Contoh:
Dilihat dari perspektif perkembangan nasional dan global—yang disinggung sedikit di atas, namun tidak perlu diuraikan secara rinci—maka konsep “paradigma baru” bagi Perguruan Tinggi di Indonesia merupakan sebuah keharusan.
Dalam kutipan, teks ini menjadi:
“Dilihat dari perspektif perkembangan nasional dan global … maka konsep ‘paradigma baru’ bagi Perguruan Tinggi di Indonesia merupakan sebuah keharusan.”1
g. Cetak Miring
Untuk menegaskan ide tertentu huruf normal dalam kutipan bisa diubah menjadi cetak miring, dengan membubuhkan kata [dimiringkan], dalam kurung besar/siku, setelah kutipan.
Contoh:
“Dilihat dari perspektif perkembangan nasional dan global … maka konsep ‘paradigma baru’ bagi Perguruan Tinggi di Indonesia merupakan sebuah keharusan.” [dimiringkan].1
2. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah peminjaman ide dari sebuah karya lain tanpa mengambil redaksinya. Kutipan tidak langsung tidak mempengaruhi format paragraf teks tesis. Penulis tesis hanya mencantumkan nomor catatan kaki untuk menunjukkan sumber dan posisi ide yang dikutip.
3. Catatan Kaki
Setiap kutipan, baik yang langsung maupun yang tidak langsung, harus diberi catatan kaki yang berisi informasi lengkap tentang sumber kutipan. Fungsi paling fundamental dari catatan kaki adalah menjaga kejujuran intelektual penulis tesis serta untuk memungkinkan dilakukannya pemeriksaan ulang tentang akurasi pengutipan. Informasi yang biasa terdapat dalam catatan kaki adalah nama pengarang, judul karya, nama penerjemah, nama editor, keterangan edisi/cetakan, tempat penerbitan, nama penerbit, tahun terbit, nomor jilid, dan nomor halaman yang dikutip. Tentu saja tidak semua catatan kaki mengandung informasi yang sama. Sesuai dengan jenis dan sifat dari sumber kutipan, terdapat perbedaan-perbedaan kecil dalam teknis penulisan catatan kaki.
a. Beberapa Ketentuan Tentang Catatan Kaki
Catatan kaki ditulis di bagian bawah halaman tesis dan diselingi oleh sebuah garis solid sepanjang lima cm., sebagaimana umumnya diatur secara otomatis dalam program-program komputer pengolah kata.
Catatan kaki ditulis dengan spasi tunggal. Baris pertama ditulis menjorok ke kanan 1,25 cm./0,5 inci sedangkan baris selanjutnya mengikuti margin dasar.
Nomor catatan kaki sama dengan nomor rujukannya pada kutipan dan berada pada halaman yang sama.
Nama pengarang dicantumkan tanpa gelar akademis atau gelar-gelar lainnya.
Jika pengarang/editor terdiri atas satu atau dua orang, nama pengarang/editor dicantumkan secara lengkap. Jika pengarang/editor lebih dari dua orang, maka dalam catatan kaki hanya dicantumkan nama seorang pengarang, diikuti dengan et al.
Jika sebuah karya mempunyai judul dan anak judul, keduanya ditulis dengan diselingi dengan titik dua (:).
Pengutipan kedua dan seterusnya terhadap sebuah karya yang sama dilakukan dengan: jika berurutan dan merujuk pada halaman yang sama, cukup dengan kata Ibid (miring); jika merujuk pada halaman yang berbeda, maka Ibid diikuti dengan nomor halaman; apabila sudah diselingi oleh catatan kaki lain maka dicantumkan nama akhir pengarang dan penggalan awal judul karangan, diikuti dengan nomor halaman yang dikutip.
Nama penerjemah dicantumkan setelah judul asli dan diikuti dengan judul terjemahan.
Kecuali untuk cetakan pertama, keterangan cetakan dicantumkan setelah penerbit, tahun terbit dengan angka Arab (cet. 6).
Nomor jilid ditulis setelah tahun penerbitan dengan angka Rumawi kapital (jilid VII).
Identitas yang ada pada manuskrip atau teks wawancara seringkali sangat bervariasi. Dalam hal ini, catatan kaki harus mengandung informasi yang dapat menunjukkan sejelas mungkin identitas tersebut.
Jika identitas tertentu seperti kota tempat penerbitan, penerbit, atau tahun penerbitan tidak dijelaskan dalam karya yang dikutip, hal tersebut dinyatakan dalam catatan kaki dengan menggunakan singkatan:
t.t.p. = tanpa keterangan kota tempat penerbitan
t.p. = tanpa keterangan nama penerbit
t.t. = tanpa keterangan tahun terbit
Beberapa singkatan lain yang lazim dalam catatan kaki adalah:
h. = halaman
vol. = volume
ed. = editor, edisi
cet = cetakan
no. = nomor
terj. = terjemahan
b. Contoh-contoh Catatan Kaki
Berikut adalah contoh-contoh penulisan catatan kaki yang merujuk kepada berbagai jenis sumber.
Kitab suci
Jika kutipan bersumber dari sebuah Kitab Suci, catatan kaki mencantumkan nama surat, nomor surat, dan nomor ayat. Untuk Alqur’an di singkat dengan Q.S.:
1 Q.S. Ali Imran/3: 24.
Jika yang dikutip adalah tafsiran atau terjemahan kitab suci, nama surat dan nomor ayat dicantumkan dalam teks tesis, sedangkan catatan kaki sama dengan yang bersumber dari buku:
2Abdullah Yusuf Ali, The Holy Qur’an: Translation and Commentary (Lahore: Islamic Propagation Centre, 1946), h. 442.
Buku
Buku dengan satu orang pengarang:
1George Makdisi, The Rise of Colleges: Institutions of Learning in Islam and the West (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1981), h. 312.
Buku dengan dua orang pengarang (kedua nama dicantumkan):
2Tobroni dan Syamsul Arifin, Islam: Pluralisme Budaya dan Politik (Yogyakarta: Sipress, 1994), h. 45.
Buku dengan tiga atau lebih pengarang (yang dicantumkan hanya nama pertama, ditambah et. al.):
3Slamet Effendi Yusuf, et. al., Dinamika Kaum Santri: Menelusuri Jejak dan Pergolakan Internal NU (Jakarta: Rajawali, 1983), h. 23.
Buku selain edisi/cetakan pertama:
4Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, cet. 9, 1995), h. 21.
Buku terjemahan:
5Abu Ali Akhmad Al-Miskawaih, Tahzib Al-akhlaq, terj. Helmi Hidayat, Menuju Kesempurnaan Akhlak (Bandung: Penerbit Mizar, 1994),h.35
Buku yang dijilid bersama dengan buku lain oleh pengarang yang sama:
7Ab ¦±mid al-Ghaz±l³, Al-Iml±’ f³ Isyk±l±t al-I¥y±’, pada margin Al-Ghaz±l³, I¥y±’ `Ulm al-D³n (Kairo: Mu¡¯af± al-B±b³ al-¦alab³, 1939), jilid I, h. 193.
Buku yang dijilid bersama dengan buku lain oleh dua pengarang:
8Jal±l al-D³n al-Suy¯³, Kit±b al-Nuq±yah, pada margin Ab Ya`qb al-Sakk±k³, Mift±¥ al-`Ulm (Mesir: Al-Ma¯ba`ah al-Adab³yah, t.t.), h. 260.
Artikel
Artikel dalam buku:
1L.E. Goodman, “The Translation of Greek Materials into Arabic,” dalam M.J.L. Young, et.al. (ed.), Religion, Learning and Science in the `Abbasid Period (Cambridge: Cambridge University Press, 1990), h. 477-500.
Artikel (entri) ensiklopedi, dengan nama kontributor:
2Barbara D. Metcalf, “Deobandis,” dalam John L. Esposito (ed.), The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World (New York: Oxford University Press, 1995), jilid I, h. 362.
Artikel (entri) ensiklopedi, tanpa nama kontributor:
3Paul Edwards (ed.), The Encyclopedia of Philosophy (New York: Macmillan Publishing Co., 1967), jilid III, h. 81.
Artikel pengantar dengan judul khusus:
4Azyumardi Azra, ”Pendidikan Tinggi Islam dan Kemajuan Sains (Sebuah Pengantar),” dalam Charles Michael Stanton, Pendidikan Tinggi dalam Islam: Sejarah dan Peranannya dalam Kemajuan Ilmu Pengetahuan, terj. Affandi dan Hasan Asari (Jakarta: Logos Publishing House, 1994), h. vi.
Artikel pengantar tanpa judul khusus:
5Taufiq Abdullah, “Pengantar,” dalam Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara: Sejarah Wacana dan Kekuasaan (Bandung: Remaja Rosadakarya, 1999), h. iv.
Artikel dalam jurnal ilmiah:
8Syukur Khalil, “Pengembangan Multimedia di Asia Tenggara dan Kontribusinya Bagi Pengembangan Umat,” dalam Analytica Islamica, vol. IV, h. 156.
Artikel dalam majalah:
7Anne B. Fisher, “Ford Is Back on the Track,” dalam Fortune (23 Desember 1985), h. 18.
Artikel dalam surat kabar:
8Achyar Zein, ”Melihat Visi dan Misi Hijrah Rasul,” dalam Harian Waspada (23 Maret 2001), h. 13.
Disertasi
1Mehdi Aminrazavi, “Suhrawardi’s Theory of Knowledge” (Disertasi, Temple University, 1989), h. 47.
Tesis
1Agus Salim Lubis, “Paham Teologi dan Motivasi Peningkatan Taraf Hidup Umat Islam di Padangsidempuan” (Tesis, Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara, 2002), h. 44.
Skripsi
1Amir Badun, “Pengaruh Ajaran Tharekat Naqsyabandiyah di Daerah Teratakbuluh dan Sekitarnya” (Skripsi, Fakultas Ushuluddin IAIN Pekanbaru, 1985), h. 27.
Karya yang tidak diterbitkan
1Hasan Asari, Pembaharuan Pendidikan Islam: Melacak Akar Tradisional Pendidikan Islam Kontemporer (buku, tidak diterbitkan), h. 22.
2Andi Faisal Bakti, “The Characteristic of National Solidarity in the Initial Indonesian Muslim Movement,” (makalah, tidak diterbitkan), h. 13.
Manuskrip
1Ibn Sy±kir al-Kutub³, `Uyn al-Taw±rikh, Kairo, D±r al-Kutub, Manuskrip bagian Sejarah, no. 1497, h. 2.
Wawancara
1Jumadi Achmad, Staff Tata Usaha Program Pascasarjana IAIN-SU, wawancara di Medan, tanggal 12 Maret 2003.
c. Pengutipan kedua dan seterusnya terhadap sebuah karya
Apabila sebuah sumber dikutip lebih dari satu kali, catatan kaki kedua dan seterusnya dituliskan dengan cara khusus. Catatan kaki kedua dan seterusnya yang tidak diselingi oleh catatan kaki lain menggunakan kata Ibid., diikuti oleh nomor halaman. Jika kutipan merujuk pada sumber dan halaman yang sama, nomor halaman tidak dicantumkan. Catatan kaki kedua dan seterusnya yang telah diselingi sumber lain ditulis dengan mencantumkan nama akhir penulis, penggalan awal judul karya, dan nomor halaman. Contoh:
Karya Azyumardi Azra dikutip pada catatan kaki nomor satu, dua, tiga, dan enam, maka catatan-catatan kaki tersebut akan terlihat sebagai berikut:
Catatan kaki nomor 1:
1Azyumardi Azra, Pendidikan Islam:Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 34.
Catatan kaki nomor 2 dan 3:
2Ibid.
(artinya yang dikutip adalah buku dan halaman yang sama, 34).
3Ibid., h. 45.
Catatan kaki nomor 6:
6Azra, Pendidikan Islam, h. 71.
BAB IV
PENGOLAHAN KATA
Pengetikan tesis merupakan bagian penting dari penyampaian laporan penelitian yang dilakukan dalam menyelesaikan tugas akhir mahasiswa. Untuk menghasilkan tesis yang baik, rapi, dan sistematis, perlu ditetapkan aturan-aturan umum pengetikan tesis. Aturan baku tentang pengetikan biasanya meliputi: penggunaan kertas, jenis huruf, spasi, margin, penomoran, tabel dan gambar, penulisan nama, transliterasi dan sebagainya.
A. Jenis dan Ukuran Kertas
Untuk pengetikan tesis/disertasi dipergunakan kertas HVS dengan ukuran 70-80 miligram, berukuran A4 (21 cm x 29.7 cm), dan hanya diketik pada sebelah muka halaman.
B. Jenis Huruf
Untuk pengetikan tesis digunakan font Times New Roman dengan font size 12 atau font lain dengan ukuran yang hampir sama, bagi tesis/disertasi yang ditulis dengan huruf Latin. Sedangkan untuk tesis/disertasi yang mempergunakan huruf Arab dipergunakan font Traditional Arabic size 18.
C. Spasi
Secara umum, dalam pengetikan tesis dipergunakan 1.5 spasi. Untuk pengetikan kutipan langsung (lima baris ke atas), catatan kaki, abstrak tesis/disertasi, daftar pustaka, dan lampiran dipergunakan satu spasi
D. Margin
Tesis/disertasi diketik dengan margin atas dan kiri 4 (empat) cm serta margin bawah dan kanan 3 (tiga) cm. Awal alenia diketik mulai 1.25 cm (satu indent) dari garis margin teks.
E. Penomoran
Halaman-halaman sebelum Kata Pengantar tidak dicantumkan nomor halaman. Pencantuman nomor halaman dimulai pada Kata Pengantar, sesuai jumlah halaman sebelumnya. Nomor halaman ditulis dengan angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, dan seterusnya) pada bagian tengah bawah halaman. Pada tesis/disertasi yang ditulis dalam bahasa Arab, angka Romawi kecil diganti dengan angka abjad Arab, yakni ا, ب, ج, د dan seterusnya.
Selanjutnya penomoran halaman bagian teks tesis, mulai dari bagian pendahuluan dan seterusnya mempergunakan nomor halaman dengan angka Arab, ditulis pada sudut kanan atas bagi tesis yang mempergunakan huruf Latin dan pada sudut kiri atas bagi tesis yang mempergunakan bahasa dan huruf Arab, kecuali pada setiap awal bab, dan daftar pustaka, nomor halaman ditempatkan pada bagian tengah bawah halaman.
Nomor kutipan atau catatan kaki ditulis berturut-turut dan dimulai dengan nomor satu pada setiap bab. Nomor tersebut diletakkan sedikit di atas baris tulisan (super-script).
Nomor tabel dan gambar ditulis dengan angka Arab. Nomor tabel ditulis di atas tabel, diikuti oleh judul tabel. Nomor gambar ditulis di bawah gambar diikuti oleh judul gambar.
F. Tabel dan Gambar
Tabel dan gambar disajikan secara integral dengan bagian utama tesis. Tabel dan gambar yang terlalu panjang sehingga mengganggu integritas teks ditempatkan pada lampiran. Penomoran tabel dan gambar diurut dalam seluruh rangkaian naskah tesis.
G. Daftar Pustaka
Penyebutan daftar pustaka yang dipergunakan dalam penulisan tesis merupakan suatu keharusan. Biasanya daftar pustaka diletakkan setelah bab terakhir. Pengetikan daftar pustaka mengikuti format tertentu sebagai berikut:
Setiap sumber yang tercantum dalam Daftar Pustaka harus mengandung unsur-unsur yang memungkinkan penelusuran sumber, seperti unsur pengarang, judul karya, tempat terbit, penerbit, dan tahun terbit. Urutan dalam teknis penulisan berbeda sesuai dengan perbedaan jenis dan sifat sumber (lihat contoh)
Penulisan nama pengarang dimulai dengan nama akhir, dan di dalam daftar pustaka diurutkan mengikuti urutan abjad.
Jika ada dua karangan atau lebih yang berasal dari seorang penulis, maka nama pengarang cukup dicantumkan sekali saja. Penulisan berikutnya diganti dengan garis sepanjang 2,5 cm dari garis margin.
Gelar akademik dan yang lainnya tidak dicantumkan pada daftar pustaka.
Daftar pustaka ditulis dengan spasi tunggal. Jarak antara dua sumber pustaka adalah 1,5 spasi.
Daftar pustaka tidak menggunakan nomor urut. Contoh Daftar Pustaka adalah sebagai berikut:
Abdullah, Taufiq. “Pengantar,” dalam Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara: Sejarah Wacana dan Kekuasaan. Bandung: Remaja Rosadakarya, 1999.
Ali, Abdullah Yusuf. The Holy Qur’an: Translation and Commentary. Lahore: Islamic Propagation Centre, 1946.
Edwards, Paul (ed.). The Encyclopedia of Philosophy. New York: Macmillan Publishing Co., 1967.
H. Transliterasi
Yang dimaksud dengan transliterasi di sini ialah penulisan huruf Arab menjadi huruf Latin dalam kata atau kalimat. Transliterasi diperlukan terutama bagi karya ilmiah yang di dalamnya terdapat istilah-istilah Arab seperti: birr al w±lidain, mu'±malah, dan lainnya.
Pedoman Transliterasi Arab Latin Keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 tahun 1987 sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 13.
BAB V
UJIAN TESIS DAN PENILAIAN
A. Ujian Tesis
Mahasiswa yang berhak mengikuti ujian munaqasyah adalah yang telah memenuhi syarat-syarat administratif dan akademik, sebagai berikut:
Terdaftar pada semester berjalan dengan memenuhi semua ketentuan yang berlaku.
Mempunyai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,00 (B).
Telah lulus pada semua mata kuliah wajib program, mata kuliah wajib program studi, dan mata kuliah pilihan yang diambil dengan jumlah SKS minimal 39 SKS.
Telah lulus pada semua mata kuliah remedial dan matrikulasi bagi mahasiswa yang diwajibkan mengikuti mata kuliah remedial dan matrikulasi.
Mahasiswa menyerahkan tesis yang telah disetujui pembimbing kepada Program:
6 (enam) eksamplar
6 (enam) eksamplar abstrak tesis
File tesis dan abstrak dalam Compact Disk
Ujian munaqasyah dilaksanakan oleh tim penguji yang dipimpin oleh ketua tim penguji, didampingi oleh sekretaris yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Direktur Program Pascasarjana.
Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus harus mengulangi ujian tesisnya.
Tesis yang telah diuji dan disahkan oleh tim penguji dijilid dengan sampul warna merah manggis dan diserahkan ke Program sebanyak 7 eksamplar
B. Penilaian
Penilaian terhadap tesis dilakukan dalam dua bentuk, yaitu: nilai penulisan tesis (70%) dan nilai ujian tesis (30%).
Penilaian penulisan tesis meliputi:
Alur pikir;
Metodologi;
Analisis.
Penilaian ujian tesis meliputi:
Penguasaan materi;
Kemampuan berargumentasi;
Adab.
Nilai tesis dinyatakan dalam bentuk Nilai Angka (NA) dan Nilai Huruf (NH).
Lampiran 1: Contoh halaman sampul depan proposal tesis
Proposal Tesis
PERANAN STAKEHOLDER DALAM PELAKSANAAN RENCANA STRATEJIK UNTUK MENINGKATKAN MUTU LULUSAN MTsN RANTAUPARAPAT
Oleh:
Dahman Hasibuan
NIM 07 PEDI 1089
Program Studi
PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
IAIN SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
Lampiran 2: Contoh halaman persetujuan pembimbing seminar
Proposal tesis berjudul “PERANAN STAKEHOLDER DALAM PELAKSANAAN RENCANA STRATEJIK UNTUK MENINGKATKAN MUTU LULUSAN MTsN RANTAUPARAPAT” oleh Sdr. Dahman Hasibuan, NIM 07 PEDI 1089 telah diseminarkan pada tanggal 12 Desember 2010 dan dapat dipertimbangkan sebagai judul tesis untuk ditetapkan dalam rapat pimpinan PPS IAIN-SU.
Medan, 13 Desember 2010
dto.
Prof . Dr. Nawir Yuslem
Lampiran 3: Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufiq. “Pengantar,” dalam Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara: Sejarah Wacana dan Kekuasaan. Bandung: Remaja Rosadakarya, 1999.
Ali, Abdullah Yusuf. The Holy Qur’an: Translation and Commentary. Lahore: Islamic Propagation Centre, 1946.
Edwards, Paul (ed.). The Encyclopedia of Philosophy. New York: Macmillan Publishing Co., 1967.
Goodman, L.E.. “The Translation of Greek Materials into Arabic,” dalam M.J.L. Young, et al. (ed.). Religion, Learning and Science in the `Abbasid Period. Cambridge: Cambridge University Press, 1990.
Makdisi, George. The Rise of Colleges: Institutions of Learning in Islam and the West. Edinburgh: Edinburgh University Press, 1981.
Nasution, Harun. Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, cet. 9, 1995.
Schimmel, Annemarie. Jiwaku Adalah Wanita: Aspek Feminin dalam Spiritualitas Islam, terj. Rahmani Astuti. Bandung: Mizan, 1998.
Syams al-D³n A¥mad ibn Khallik±n. Wafay±t al-A`y±n wa-Anb±’ Abn±’ al-Zam±n, ed. I¥san `Abb±s. Beirut: D±r al-¢±dir, 1977.
Tobroni dan Syamsul Arifin. Islam: Pluralisme Budaya dan Politik. Yogyakarta: Sipress, 1994.
Yusuf, Slamet Effendi et. al. Dinamika Kaum Santri: Menelusuri Jejak dan Pergolakan Internal NU. Jakarta: Rajawali, 1983.
Lampiran 4: Contoh Halaman Sampul dan Halaman Judul Tesis
PERANAN STAKEHOLDER DALAM PELAKSANAAN RENCANA STRATEJIK UNTUK MENINGKATKAN MUTU LULUSAN MTsN RANTAUPARAPAT
Oleh:
Dahman Hasibuan
NIM 07 PEDI 1089
Program Studi
PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
IAIN SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
Lampiran 5: Contoh Surat Pernyataan
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
N a m a : Dahman Hasibuan
N i m. : NIM 07 PEDI 1089
Tempat/tgl. Lahir : Tanjung Maria,19 Nopember 1961
Pekerjaan : Mahasiswa Prog. Pascasarjana IAIN-SU Medan
Alamat : Sigambal Rantauprapat
menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul “PERANAN STAKEHOLDER DALAM PELAKSANAAN RENCANA STRATEJIK UNTUK MENINGKATKAN MUTU LULUSAN MTsN RANTAUPARAPAT” benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya.
Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya, sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Medan, 10 Juni 2010
Yang membuat pernyataan
Dahman Hasibuan
Lampiran 6: Contoh Halaman Persetujuan Pembimbing
PERSETUJUAN
Tesis Berjudul:
PERANAN STAKEHOLDER DALAM PELAKSANAAN RENCANA STRATEJIK UNTUK MENINGKATKAN MUTU LULUSAN MTsN RANTAUPARAPAT
Oleh:
Dahman Hasibuan
Nim. 07 PEDI 1089
Dapat disetujui dan disahkan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Magister of Arts (MA) pada Program Studi Pendidikan Islam
Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara - Medan
Medan, 03 Juni 2010
Pembimbing I
Prof. Dr. Nawir Yuslem, MA
NIP. 19580815 198503 1 007
Pembimbing II
Prof. Dr. Katimin, M.Ag
NIP. 19650705 199303 1 003
Lampiran 7: Contoh Halaman Pengesahan
Tesis berjudul “PERANAN STAKEHOLDER DALAM PELAKSANAAN RENCANA STRATEJIK UNTUK MENINGKATKAN MUTU LULUSAN MTsN RANTAUPARAPAT”an. Dahman Hasibuan, NIM 07 PEDI 1089 Program Studi Pendidikan Islam telah dimunaqasyahkan dalam Sidang Munaqasyah Program Pascasarjana IAIN-SU Medan pada tanggal 12 Desember 2010
Tesis ini telah diterima untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Magister of Arts (M.A.) pada Program Studi Pendidikan Islam.
Medan, 03 Juni 2010
Panitia Sidang Munaqasyah Tesis
Program Pascasarjana IAIN-SU Medan
Ketua,
( __________________________)
Nip.
Sekretaris,
( __________________________)
Nip.
Anggota
1. ( _______________________)
Nip.
3. ( _______________________)
Nip.
2. ( _______________________)
Nip.
4. ( _______________________)
Nip.
Mengetahui
Direktur PPS IAIN-SU
Prof. Dr. Nawir Yuslem, MA
NIP. 19580815 198503 1 007
Lampiran 8: Contoh Halaman Daftar Riwayat Hidup Penulis
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Dahman Hasibuan
2. Nim : 07 PEDI 1089
3. Tpt/Tgl Lahir : Tanjung Maria/ 11 November 1961
4. Pekerjaan : PNS
5. Gol./Pangkat : Pembina / IV / a
6. Alamat : Jl. Lingga Tiga Sigambal, Rantau Selatan
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tamatan SD...........Berijazah tahun.........
2. Tamatan SMP....... Berijazah tahun.........
3. Tamatan SMU....... Berijazah tahun.........
4. Tamatan Universitas/Institut/Akademi............. Berijazah tahun.........
Lampiran 9: Contoh Halaman Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN i
ABSTRAKSI ii
KATA PENGANTAR iii
TRANSLITERASI v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Perumusan Masalah 10
C. Tujuan Penelitian 10
D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian 11
E. Definisi Operasional 12
F. Penelitian Sebelumnya 13
G. Hipotesis Penelitian 15
H. Metode Penelitian 16
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN 19
A. Kerangka Teoritik 19
1. Bunga dan Riba 19
2. Sistem Keuntungan dalam Perbankan Syari'ah 22
3. Permintaan dan Penawaran Uang dalam Ekonomi
Konvensional 25
4. Permintaan dan Penawaran Uang dalam Islam 31
5. Sistem Investasi dalam Perbankan Syari'ah 37
B. Mekanisme dan Sistem Operasional Perbankan Syari’ah 42
1. Sistem Bagi Hasil 42
2. Produk Perbankan Syari’ah 46
BAB III METODE PENELITIAN 70
A. Ruang Lingkup Penelitian 70
B. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 70
C. Model Analisis 71
D. Definisi Operasional Variabel 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 75
A. Sejarah Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan 75
B. Dasar Pemikiran Berdirinya PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk. 80
C. Tujuan Berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 82
D. Tingkat Keuntungan 84
E. Modal Usaha 92
F. Produk-produk Perbankan Syari’ah 95
G. Keadaan Nasabah
H. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V PENUTUP 107
A. Kesimpulan 107
B. Saran-saran 108
DAFTAR PUSTAKA 110
LAMPIRAN−LAMPIRAN
Lampiran 10: Contoh Halaman Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tingkat Keuntungan pada Bank Muamalat Indonesia
Cabang Medan Tahun 2001 sld 2002 (dalam Jutaan Rupiah.............. 86
Tingkat Keuntungan pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan
Tahun 2001 sld 2002 (dalam Jutaan Rupiah) ......... 87
Hasil Estimasi Hubungan Antara Variabel Tingkat Keuntungan
dengan Variabel Independen Lainnya................................................. 89
Perkembangan Jumlah Modal Usaha pada Bank Muamalat Indonesia
Cabang Medan Tahun 2001 sld 2002 (dalam Jutaan Rupiah) ........... 94
Hasil Estimasi Hubungan Antara Variabel Tingkat Keuntungan
dengan Variabel Ra’sul Mal....................................................................... 95
Perkembangan Produk Bank Muamalat Indonesia Cabang
MedanTahun 2001 s/d 2002................................................................ 97
Hasil Estimasi Hubungan Antara Variabel Tingkat Keuntungan
dengan Variabel Jumlah Operasional Produk (Jumlatut Tanawwu') .. 99
Perkembangan Jumlah Nasabah pada Bank Muamalat Indonesia
Cabang Medan Tahun 2001 – 2002....................................................... 102
Hasil Estirnasi Hubungan Antara Variabel Tingkat Keuntungan
dengan Variabel Jumlatul Umala' (Jumlab Nasabah).......................... 105
Lampiran 11: Contoh Halaman Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Permintaan Uang untuk Transaksi ........................................................... 26
Permintaan Uang untuk Spekulasi............................................................ 27
Permintaan Uang Total.............................................................................. 28
Permintaan Uang Menurut Sistem Monoter Islam................................... 34
Gratik Hubungan Antara Penawaran, Permintaan dan Biaya atas Uang
dalam Ekonomi Islam................................................................................ 36
Grafik tentang Permintaan Investasi Menurut Sistem Ekonomi Islam .... 41
Perbandingan Operasional Bank Syari 'ah dengan Bank Konvensional .... 42
Skema Peranan Bank dan Nasabah dalam Praktek Perbankan Syari'ah ... 44
Skema Akad (Transaksi) pada Perbankan Syari'ah..................................... 45
Mekanisme dan Sistem Operasi Bank Syari'ah............................................ 45
Durbin Wastson............................................................................................. 90
Lampiran 12: Contoh Halaman Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
cabang Medan................................................................................ 112
Skema Aplikasi Perbankan Syari'ah pada PT. Bank Muamalat
Indonesia Cabang Medan............................................................... 113
Data Penelitian serta Hasil Regressi Dengan Program
SPSS ver-10.................................................................................... 114
Lampiran 13
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
KEPUTUSAN BERSAMA
MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 158 th. 1987
Nomor : O543bJU/1987
TRANSLITERASI ARAB LATIN
Pendahuluan
Penelitian transliterasi Arab-Latin merupakan salah satu program penelitian Puslitbang Lektur Agama, Badan Litbang Agama, yang pelaksanaannya dimulai tahun anggaran 1983/1984
Untuk mencapai hasil rumusan yang lebih baik, hasil penelitian itu dibahas dalam pertemuan terbatas guna menampung pandangan dan pikiran para ahli agar dapat dijadikan bahan telaah yang berharga bagi forum seminar yang sifatnya lebih luas dan nasional.
Transliterasi Arab-Latin memang dihajatkan oleh bangsa Indonesia karena huruf Arab dipergunakan untuk menuliskan kitab suci agama Islam berikut penjelasannya (Alquran dan hadis), sementara bangsa Indonesia mempergunakan huruf Latin untuk menuliskan bahasanya. Karena ketiadaan pedoman baku, yang dapat dipergunakan oleh umat Islam di Indonesia yang merupakan mayoritas bangsa Indonesia, transliterasi Arab-Latin yang terpakai dalam masyarakat banyak ragamnya. Dalam menuju ke arah pembakuan itulah Puslitbang Lektur Agama melalui penelitian dan seminar berusaha menyusun pedoman yang diharapkan dapat berlaku secara nasional.
Dalam seminar yang diadakan tahun anggaran 1985/1986 telah dibahas beberapa makalah yang disajikan oleh para ahli, yang kesemuanya memberikan sumbangan yang besar bagi usaha ke arah itu. Seminar itu juga membentuk tim yang bertugas merumuskan hasil seminar dan selanjutnya hasil tersebut dibahas seminar yang lebih luas, Seminar Nasional Pembakuan Transliterasi Arab Latin Tahun 1985/1986. Tim tersebut terdiri dari 1) H. Sawabi Ihsan, MA, 2) Ali Audah 3) Prof Gazali Dunia 4) Prof Dr, HB Yasin dan 5) Drs. Sudarno M. Ed.
Dalam pidato pengarahan tanggal 10 Maret 1986 pada seminar tersebut, Kepala Badan Litbang Agama menjelaskan bahwa pertemuan itu mempunyai arti penting dan strategis karena:
Pertemuan ilmiah ini menyangkut perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan keislaman, sesuai dengan gerak majunya pembangunan yang semakin cepat.
Pertemuan ini merupakan tanggapan langsung terhadap kebijaksanaan Menteri Kabinet Pembangunan IV, tentang perlunya peningkatan pemahaman, penghayatan dan pengamalan agama bagi setiap umat beragama, secara ilrniah dan rasional.
Pedoman transliterasi Arab-Latin yang baku telah lama didambakan karena ia amat membantu dalam pemahaman terhadap ajaran dan perkmbangan Islam di Indonesia. Umat Islam di Indonesia tidak semuanya mengenal dan menguasai huruf Arab. Oleh karena itu pertemuan ilmiah yang diadakan kali ini pada dasarnya juga merupakan upaya untuk pembinaan dan peningkatan kehidupan beragama, khususnya bagi umat Islam Indonesia.
Badan Litbang Agama, dalam hal ini Puslitbang Lektur Agama dan instansi lain yang ada hubungannya dengan kelekturan, amat memerlukan pedoman yang baku tentang transliterasi Arab-Latin yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian dan pengalih-hurufan, dari Arab ke Latin dan sebaliknya.
Dari hasil penelitian dan penyajian pendapat para ahli diketahui bahwa selama ini masyarakat masih mempergunakan transliterasi yang berbeda-beda. Usaha penyeragamannya sudah pernah dicoba, baik oleh instansi maupun perorangan, namun hasilnya belum ada yang bersifat menyeluruh, dipakai oleh seluruh umat Islam Indonesia. Oleh karena itu, dalam usaha mencapai keseragaman, seminar menyepakati adanya Pedoman Transliterasi Arab-Latin baku yang dikuatkan dengan surat Keputusan Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk digunakan secara resmi serta bersifat nasional.
Pengertian Transliterasi
Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalih-hurufan dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf Arab dengan huruf-huruf Latin beserta perangkatnya.
Prinsip Pembakuan
Pembakuan pedoman transliterasi Arab-Latin ini disusun degan prinsip sebagai berikut:
Sejalan dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
Huruf Arab yang belum ada padanannya dalam huruf Latin dicarikan padanan dengan cara memberi tambahan tanda diakritik, dengan dasar "satu fonem satu lambang".
Pedoman transliterasi ini diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Rumusan Pedoman Transliterasi Arab-Latin
Hal-hal yang dirumuskan secara konkrit dalam pedoman transliterasi Arab-Latin ini meliputi:
Konsonan
Vokal (tunggal dan rangkap)
Maddah
Ta Marbutah
Syaddah
Kata sandang (di depan huruf syamsiah dan qamariah)
Hamzah
Penulisan kata
Huruf Kapital
Tajwid
Berikut ini penjelasannya secara berurutan:
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB - LATIN
1.Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dengan huruf dan tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan transliterasinya dengan huruf Latin.
Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Nama
ا
alif
tidak dilambangkan
tidak dilambangkan
ب
ba
b
be
ت
ta
t
te
ث
£a
£
es (dengan titik di atas)
ج
jim
j
je
ح
ha
¥
ha (dengan titik di bawah)
خ
kha
kh
ka dan ha
د
dal
d
de
ذ
zal
©
zet (dengan titik di atas
ر
ra
r
er
ز
zai
z
zet
س
sin
s
es
ش
syim
sy
es dan ye
ص
sad
¡
es (dengan titik di bawah)
ض
dad
«
de (dengan titik di bawah)
ط
ta
¯
te (dengan titik di bawah)
ظ
za
§
zet (dengan titik di bawah)
ع
‘ain
`
koma terbalik di atas
غ
gain
g
ge
ف
fa
f
ef
ق
qaf
q
qi
ك
kaf
k
ka
ل
lam
l
el
م
mim
m
em
ن
nun
n
en
و
waw
w
we
ه
ha
h
ha
ء
hamzah
׳
apostrof
ي
ya
y
Ye
2. Vokal
Vokal bahasa Arab adalah seperti vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
a. Vokal Tunggal
Vokal tunggal dalam bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harkat, transliterasinya sebagai berikut:
Tanda
Nama
Huruf Latin
Nama
ـــَــ
fat¥ah
a
a
ــــِــ
kasrah
i
I
ــُــ
«ammah
u
u
b. Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harkat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
Tanda dan Huruf
Nama
Gabungan huruf
Nama
ـــَــ ي
fat¥ah dan ya
ai
a dan i
ـــَــ و
fat¥ah dan waw
au
a dan u
Contoh:
كتب : kataba
فعل : fa’ala
ذ كر : ©ukira
ya©habu:يذ هب
Suila: سئل
Kaifa: كيف
Haula:هول
c. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Harkat dan huruf
Nama
Huruf dan tanda
Nama
ــََـا
Fat¥ah dan alif atau ya
±
a dan garis di atas
ــــِــ ي
Kasrah dan ya
³
i dan garis di atas
ــُــ و
Dammah dan wau
u dan garis di atas
Contoh :
q±la :قال
ram±: رما
q³la: قيل
yaqlu:يقول
d. Ta marbu¯ah
Transliterasi untuk ta marbutah ada dua:
ta marbu¯ah hidup
Ta marbu¯ah yang hidup atau mendapat ¥arkat fat¥ah, kasrah dan «ammah, transliterasinya adalah /t/.
ta marbu¯ah mati
Ta marbu¯ah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah /h/.
Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbu¯ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbu¯ah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
Contoh:
rau«ah al-a¯f±l – rau«atul atf±l: روضة الاطفال
al-Mad³nah al-munawwarah: المد ينةالمنورة
al-Mad³natul-Munawwarah
°al¥ah: طلحة
e. Syaddah (Tasyd³d)
Syaddah atau tasyd³d yang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid, dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.
Contoh:
rabban±: ربّـنا
nazzala: نزّ ل
al-birr: البرّ
al-¥ajj: الحجّ
nu``ima: نعّم
f. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu: ال, namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah.
1) Kata sandang diikuti oleh huruf syamsiah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan hruruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.
2) Kata sandang diikuti oleh huruf qamariah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Baik diikuti huruf syamsiah maupun huruf qamariah, kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sempang.
Contoh:
ar-rajulu: الرجل
as-sayyidatu: السيد ة
asy-syamsu: الشمس
al-qalamu: القلم
al-bad³`u: البد يع
al-jal±lu: الجلال
g. Hamzah
Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof Namun, itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif
Contoh:
ta'khuzna: تأخذون
an-nau': النوء
syai’un: شيئ
inna: ان
umirtu: امرت
akala: اكل
h. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il (kata kerja), isim (kata benda) maupun ¥arf, ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya:
Contoh
Wa innall±ha lahua khair ar-r±ziq³n: وإن الله لهو خير الرازقين
Wa innall±ha lahua khairurr±ziq³n: وإن الله لهو خير الرازقين
Fa auf al-kaila wa al-m³z±na: فاوفوا الكيل والميزان
Fa auful-kaila wal-m³z±na: فاوفوا الكيل والميزان
Ibr±h³m al-Khal³l: ابراهيم الخليل
Ibr±himul-Khal³l: ابراهيم الخليل
Bismill±hi majreh± wa murs±h±: بسم الله مجراها و مرسها
Walill±hi 'alan-n±si ¥ijju al-baiti: ولله على الناس حج البيت
Man ista¯±'a ilaihi sab³la: من استطاع اليه سبيلا
Walill±hi 'alan-n±si ¥ijjul-baiti man: ولله على الناس حج البيت
Man ista¯±'a ilaihi sab³l±: من استطاع اليه سبيلا
i. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya: Huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.
Contoh:
- Wa m± Mu¥ammadun ill± rasl
- Inna awwala baitin wudi'a linn±si lallaz³ bi Bakkata mub±rakan
- Syahru Rama«±n al-laz³ unzila f³hi al-Qur'anu
- Syahru Rama«±nal-laz³ unzila f³hil-Qur'anu
- Wa laqad ra'±hu bil ufuq al-mub³n
- Wa laqad ra'±hu bil-ufuqil-mub³n
- Al¥amdu lill±hi rabbil -'±lam³n
Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya herlaku bila dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata lajn sehingga ada huruf atau harkat yang dihilangkan, huruf kapital yang tidak dipergunakan
Contoh:
Na¡run minall±hi wa fat¥un qar³b
Lill±hi al-amru jam³’an
Lill±hil-amru jam³’an
Wall±hu bikulli syai’in ‘al³m
j. Tajwid
Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman transliterasi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan ilmu tajwid. Karena itu, peresmian pedoman transliterasi ini perlu disertai dengan ilmu tajwid.
PAGE 16
Pedoman Penulisan Proposal Tesis PPs IAIN-SU