Academia.eduAcademia.edu

PENGARUH METODE MENGAJAR DOSEN DAN SUASANA KELAS TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA

MINI RESEARCH STATISTIK PENGARUH METODE MENGAJAR DOSEN DAN SUASANA KELAS TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA Kelompok : ANDHIKA HENNY NUSANTARI / F0312009 APRILIA AYU SETYAWATI / F0312019 ROSITA PUTRI DIANI / F0312109 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan mini research yang berjudul “ Pengaruh Metode Mengajar Dosen dan Suasana Kelas terhadap Tingkat Pemahaman Mahasiswa”. Penulisan makalah ini merupakan tugas akhir yang diberikan dalam mata kuliah Statistik Induktif di Universitas Sebelas Maret Jurusan Akuntansi. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan mini research ini. Penulis berharap, semoga mini research ini dapat berguna bagi banyak pihak. Surakarta, 7 Desember 2013 Penulis DAFTAR ISI Halaman Judul 1 Kata Pengantar 2 Daftar Isi 3 Bab I PENDAHULUAN Latar belakang masalah 4 Rumusan Masalah 5 Tujuan Penulisan 5 Manfaat Penulisan 5 Metodologi Penelitian 6 Bab II PEMBAHASAN Hipotesis Statistik 7 Variabel Yang Diteliti 7 Analisi Data Penelitian Statistik Deskriptif 7 Uji Validitas 8 Uji Reabilitas 12 Uji Asumsi Klasik 13 Uji ANOVA (Simultan) 17 Analisis Regresi 17 Bab III KESIMPULAN 20 Lampiran Kuisioner 21 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dewasa ini tidak sedikit dari mahasiswa kurang dapat menguasai mata kuliah yang diajarkan oleh dosen pengampu, kebanyakan dari mereka hanya datang kuliah dan mendengarkan dosen namun tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan dan materi apa yang disampaikan. Dan ketika selesai perkuliahan, mahasiswa tidak memperoleh ilmu apapun . Dan juga sewaktu akan menghadapi ujian , kebanyakan mahasiswa hanya berusaha menghafalkan materi pada malam-malam sebelumnya, setelah ujian dilalui mahasiswa sudah lupa akan materi yang dia hafalkan. Sehingga nilai IPK yang diperoleh tidak akan maksimal. Dalam kasus ini menunjukkan bahwa kebanyakan mahasiswa masa sekarang tidak begitu menguasai materi dan ilmu yang diajarkan selama kegiatan perkuliahan oleh dosen, mereka hanya menghafal namun kemudian dalam waktu yang tidak lama ilmu tersebut terlupakan. Penguasaan materi sangat dipengaruhi oleh tingkat pemahaman mahasiswa atas mata kuliah tersebut. Pemahaman mahasiswa terhadap suatu mata kuliah bisanya dipengaruhi oleh berbagai faktor, bisa dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal misalnya kemampuan mahasiswa, tingkat kecerdasan mahasiswa, mood, suasana hati, emosi, minat dan lain sebagainya. Faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat pemahaman mahasiswa bisa dari lingkungan sekitar, suasa kelas, pengaruh dari orang lain, dan juga dari dosen mata kuliah tersebut. Dalam mini riset ini penulis mengambil dua faktor yang memepengaruhi tingkat pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah yang diajarkan, yaitu metode mengajar dosen dan suasana atau kondisi kelas tempat mahasiswa belajar. Dengan demikian, judul dari mini riset ini adalah “Pengaruh Metode Mengajar Dosen dan Suasana Kelas terhadap Tingkat Pemahaman Mahasiswa’. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam mini riset ini adalah : Bagaimana pengaruh metode mengajar dosen terhadap tngkat pemahaman mahasiswa terhadap suatu mata kuliah? Bagaimana pengaruh kondisi atau suasana kelas tempat belajar terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap suatu mata kuliah? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari mini riset ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode mengajar dosen terhadap tngkat pemahaman mahasiswa terhadap suatu mata kuliah. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengaruh kondisi atau suasana kelas tempat belajar terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap suatu mata kuliah. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari mini riset ini adalah sebagai berikut : Bagi Mahasiswa Dapat mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman dalam kegiatan perkuliahan sehingga mahasiswa bisa mencari solusi sendiri ketika faktor faktor tersebut mempengaruhi konsentrasi saat perkuliahan berlangsung dan dengan demikian mahasiswa tetap bisa memahami mata kuliah yang disampaikan dosen meskipun banyak faktor pengganggu disekitar. Bagi Dosen Dosen bisa mengetahui apakah metode pembelajaran yang digunakan saat ini sudah dapat diterima oleh mahasiswa apa malah justru menjadi beban bagi mahasiswa. Dan apakah selama mengajar materi yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas oleh mahasiswa. Metodologi Penelitian Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ini adalah penelitian dengan pengujian hipotesis yang menjelaskan apakah metode mengajar dosen dan suasana kelas mempengaruhi tingkat pemahaman mahasiswa. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah dengan menyebar kuesioner kepada sekumpulan responden. Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sebelas Maret Fakultas Ekonomi. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel acak, yaitu responden diambil secara acak tidak terikat oleh suatu aturan. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang didapatkan dari survei yang dilakukan melalui kuesioner yang disebar kepada responden. Kuesioner yang dipakai adalah tipe pilihan dengan skala yang diberi skor (nilai) tiap kategorinya : 1 ( sangat tidak setuju ), 2 ( tidak setuju ), 3 ( agak setuju ), 4 ( setuju ),dan 5 ( sangat setuju ). BAB II PEMBAHASAN Hipotesis Statistik H0 = metode pengajaran dan suasana kelas berpengaruh negatif terhadap tingkat pemahaman mahasiswa H1 = metode pengajaran dan suasana kelas berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman mahasiswa Variabel yang Diteliti Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Pada penelitian ini menggunakan variabel dependen Tingkat Pemahaman Mahasiswa. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen metode mengajar dosen dan suasana kelas. Analisis Data Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation metode 30 2,00 9,00 5,4000 1,65258 suasana 30 3,00 14,00 7,6667 3,25188 pemahaman 30 11,00 18,00 14,2000 1,97222 Valid N (listwise) 30 Penghitungan statistik derskriptif diatas telah melalui uji validitas dan reliabilitas sehingga data yang digunakan telah mengalami perubahan dengan penghilangan data karena adanya data yang tidak valid ataupun tidak reliabel sebagai syarat untuk pengujian regresi. Tabel diatas menunjukkan responden sebanyak 30. Mean dari metode sebesar 5,4 dengan standar deviasi 1,65258 . Diperoleh nilai maksimum metode sebesar 9,00 dan nilai minimum metode sebesar 2,00 . Diperoleh mean dari suasana sebesar 7,6667 dengan standar deviasi sebesar 3,25188 , dengan nilai maksimum 14,00 dan nilai minimum 3,00 . Dari data tersebut juga diperoleh mean dari pemahaman sebesar 14,2000 dengan standar deviasi sebesar 1,97222 , nilai maksimum sebesar 18,00 dan nilai minimum sebesar 11,00 . Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidak suatu kuisioner. Uji validitas mengukur apakah pertanyaan yang digunakan dalam kuisioner betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dalam mengukur validitas dalam penelitian ini digunakan teknik Pearson Correlation. Suatu item dikatakan valid apabila signifikansi < 0,05 atau Pearson Correlation >0,03. Correlations m1 m2 m3 m4 m5 totalmetode m1 Pearson Correlation 1 ,324 ,163 -,201 ,206 ,501** Sig. (2-tailed) ,080 ,390 ,286 ,276 ,005 N 30 30 30 30 30 30 m2 Pearson Correlation ,324 1 ,011 ,185 ,324 ,623** Sig. (2-tailed) ,080 ,955 ,328 ,080 ,000 N 30 30 30 30 30 30 m3 Pearson Correlation ,163 ,011 1 ,245 ,231 ,584** Sig. (2-tailed) ,390 ,955 ,191 ,219 ,001 N 30 30 30 30 30 30 m4 Pearson Correlation -,201 ,185 ,245 1 ,172 ,510** Sig. (2-tailed) ,286 ,328 ,191 ,364 ,004 N 30 30 30 30 30 30 m5 Pearson Correlation ,206 ,324 ,231 ,172 1 ,664** Sig. (2-tailed) ,276 ,080 ,219 ,364 ,000 N 30 30 30 30 30 30 Totalmetode Pearson Correlation ,501** ,623** ,584** ,510** ,664** 1 Sig. (2-tailed) ,005 ,000 ,001 ,004 ,000 N 30 30 30 30 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan tabel diatas, seluruh item pernyataan dari metode valid karena nilai Pearson Correlationnya >0,3 dan tingkat signifikansi < 0,05. Kesimpulannya seluruh item pernytaan dari instrumen metode adalah valid. Correlations s1 s2 s3 s4 s5 totalsuasana s1 Pearson Correlation 1 ,709** ,593** -,415* -,752** ,626** Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,022 ,000 ,000 N 30 30 30 30 30 30 s2 Pearson Correlation ,709** 1 ,853** -,356 -,641** ,835** Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,053 ,000 ,000 N 30 30 30 30 30 30 s3 Pearson Correlation ,593** ,853** 1 -,264 -,477** ,885** Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,159 ,008 ,000 N 30 30 30 30 30 30 s4 Pearson Correlation -,415* -,356 -,264 1 ,458* ,039 Sig. (2-tailed) ,022 ,053 ,159 ,011 ,839 N 30 30 30 30 30 30 s5 Pearson Correlation -,752** -,641** -,477** ,458* 1 -,316 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,008 ,011 ,089 N 30 30 30 30 30 30 totalsuasana Pearson Correlation ,626** ,835** ,885** ,039 -,316 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,839 ,089 N 30 30 30 30 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Pengujian validitas untuk variabel dependen “suasana” yang valid adalah s1, s2, dan s3 karena tingkat signifikansi <0,05 dan Pearson Correlation >0,03. Sedangkan s4 dan s5 tidak valid yang kemudian dihilangkan untuk menguji regresi. Correlations p1 p2 p3 p4 p5 totalpaham p1 Pearson Correlation 1 ,207 ,107 -,086 ,407* ,688** Sig. (2-tailed) ,272 ,574 ,650 ,026 ,000 N 30 30 30 30 30 30 p2 Pearson Correlation ,207 1 ,082 -,282 -,233 ,357 Sig. (2-tailed) ,272 ,667 ,131 ,215 ,053 N 30 30 30 30 30 30 p3 Pearson Correlation ,107 ,082 1 -,098 ,131 ,459* Sig. (2-tailed) ,574 ,667 ,606 ,490 ,011 N 30 30 30 30 30 30 p4 Pearson Correlation -,086 -,282 -,098 1 ,265 ,284 Sig. (2-tailed) ,650 ,131 ,606 ,158 ,129 N 30 30 30 30 30 30 p5 Pearson Correlation ,407* -,233 ,131 ,265 1 ,654** Sig. (2-tailed) ,026 ,215 ,490 ,158 ,000 N 30 30 30 30 30 30 Totalpaham Pearson Correlation ,688** ,357 ,459* ,284 ,654** 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,053 ,011 ,129 ,000 N 30 30 30 30 30 30 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Pengujian validitas variabel dependen “tingkat pemahaman” diperoleh p1, p2, p3, dan p5 adalah valid karena tingkat signifikansi < 0,05 dan Pearson’s Correlation > 0,03. Sedangkan p4 tidak valid, sehingga p4 dihilangkan dalam dalam pengujian regresi. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur apakah suatu kuisioner mempunyai peran sebagai indikator dari variabel . Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan uji statistik Cronbach’s Alpha dari masing masing instrumen dalam satu variabel. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 . Hasil pengujian reliabilitas dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut : Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,607 9 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted m3 23,8333 17,316 ,241 ,593 m5 25,3000 19,390 ,017 ,647 s1 24,9333 14,961 ,527 ,510 s2 24,5333 13,499 ,620 ,468 s3 24,6667 13,057 ,643 ,455 p1 23,3333 17,885 ,292 ,581 p2 23,4667 18,533 ,154 ,611 p3 22,8333 20,213 -,019 ,637 p5 25,2333 18,944 ,100 ,623 Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh hasil seperti dalam data di atas. Data yang diperoleh tersebut telah mengalami beberapa kali penghilangan item agar meperoleh Cronbach’s Alpha terbesar yaitu sebesar 0,607, sehingga data tersebut bisa dikatakan reiabel karena nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 dengan diperoleh beberapa item dari tiap variabel. Data tersebut sudah dapat digunakan untuk pengujian regresi. Uji Asumsi Klasik Model persamaan regresi masih perlu diuji untuk memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) . Persyaratan dari kriteria BLUE adalah Normalitas, Multikolinearitas, Auto Korelasi, dan Heteroskedastisitas. Uji Normalitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Data yang normal akan berbentuk bell shaped, tidak condong ke arah tertentu. Salah satu cara untuk meneliti kenormalan suatu data adalah dengan Normal Probability Plot. Jika data berasal dari populasi normal maka titik-titik data akan terkumpul di sekitar garis lurus yang melalui 0 dan tidak berpola. Dari kedua hasil pengujian diatas, data sudah dapat dikatakan normal karena dalam histogram terbentuk bell shaped yang tidak condong ke arah tertentu. Selain itu pengujian dengan menggunakan Normal Probability Plot menunjukkan bahwa titik-titik data berada tidak jauh dari garis lurus yang melalui titik 0. Uji multikolinearitas Multikolinearitas merupakan hubungan linier antar variabel independen, apabila satu variabel independen berubah akan merubah variabel independen lain. Uji multikolinaritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terdapat korelasi antar-variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen, namun memiliki hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. . Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dalam penelitian ini yaitu dengan melihat besarnya nilai tolerance dan nilai VIF . multikolinearitas terjadi bila nilai tolerance mendekati 1 dan nilai VIF < 10 , maka tidak terjadi multikolinearitas antar-variabel independen. Dari data yang telah diuji dan terlihat pada tabel diatas diketahui bahwa data tersebut lulus uji multikolinearitas dengan nilai tolerance mendekati 1 dan nilai VIF < 10. Sehingga menunjukkan bahwa modal sendiri dan modal pinjaman tidak memiliki hubungan atau keterkaitan yang saling mempengaruhi. Uji Heteroskedastisitas Agar memenuhi kriteria BLUE, maka residual/error dalam model regresi harus mempunyai varian yang sama (homokedastis). Heteroskedastisitas umumnya ditemui pada data cross-section. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dengan menggunakan scatterplot, data dikatakan homokedastis apabila titik-titik data tidak membentuk pola tertentu. Suatu data dikatakan lulus uji heteroskedastisitas ketika plot data tersebut tidak membentuk suatu pola atau menyebar. Dan berdasarkan gambar tersebut diatas dapat dilihat bahwa data memenuhi syarat uji heteroskedastisitas karena plot data tersebut tidak berpola. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan hubungan antara data di suatu waktu dengan data di waktu lainnya. Autokorelasi terjadi pada data time series.Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat digunakan uji Durbin Watson, dimana nanti nilai DW dibandingkan dengan Tabel Durbin Watson. Dalam beberapa buku dinyatakan bahwa data terbebas dari masalah autokorelasi jika nilai DW mendekati 2. Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,171a ,029 -,043 2,01399 1,764 a. Predictors: (Constant), suasana, metode b. Dependent Variable: pemahaman Dalam data tersebut tidak terjadi hubungan antara data ketika penelitian dilakukan dengan data tahun tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari nilai Durbin Watson data sebesar 1,764. Syarat suatu data tidak berautokorelasi adalah ketika nilai Durbin Watson mendekati 2. Uji ANOVA (Simultan) Merupakan pengujian variabel independen secara bersama-sama. . Bagian ini menggambarkan tingkat signifikansi. Dari uji ANOVA atau F-test, didapat F sebesar 0,405 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,671. Karena probabilitas (tingkat signifikansi) ini lebih besar daripada 0,05 maka model regresi ini tidak bisa dipakai untuk memprediksi tingkat pemahaman mahasiswa. Dapat disimpulkan bahwa metode mengajar dosen dan suasana kelas tidak secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa. Analisis Regresi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,171a ,029 -,043 2,01399 1,764 a. Predictors: (Constant), suasana, metode b. Dependent Variable: pemahaman Dalam tabel juga terlihat nilai r square sebesar 0,29. Itu artinya adalah pemahaman mahasiswa terhadap satu mata kuliah dipengaruhi oleh metode mengajar dosen dan suasana kelas sebesar 2,9 %. Sedangkan 97,1% dipengaruhi oleh faktor lain diluar metode dan suasana atau kondisi kelas. Std.Error of the Estimate yang nilainya 2,01399 menggambarkan tingkat ketepatan predeksi regresi, dimana semakin kecil angkanya maka semakin baik prediksinya. Tabel diatas menggambarkan besarnya koefisien regresinya. Berdasarkan tabel diatas didapat persamaan persamaan regresi : Y = 13,640 – 0,44X1 + 0,104X2, dengan Y = tingkat pemahaman mahasiswa X1 = metode mengajar dosen X2 = suasana kelas Konstanta sebesar 13,640 menyatakan bahwa tingkat pemahaman mahasiswa bernilai 13,640 jika tidak ada metode mengajar dosen dan suasana kelas. Koefisien regresi suasana adalah positif 0,104, ini menunjukkan bahwa variabel suasana berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman. Koefisien regresi variabel metode mengajar dosen bernilai negatif -0,044. Hal ini menunjukkan bahwa jika metode mengajar dosen diganti atau diubah akan mengurangi resiko ketidakpahaman atas apa yang disampaikan dosen. Sedangkan uji-t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independen. Hipotesis yang dibangun adalah sebagai berikut: Ho = Koefisien Regresi Tidak Signifikan Hi = Koefisien Regresi Signifikan Pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas, lihat kolom Sig.) adalah sebagai berikut: Jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima Jika Sig. < 0,05 maka Ho ditolak , Hi diterima Kesimpulan hipotesis Terlihat bahwa pada kolom Sig. untuk kedua variabel tersebut yaitu, metode sebesar 0,849 dan suasana sebesar 0,378 mempunyai angka signifikansi > 0,05. Dengan demikian Ho diterima dan Hi ditolak atau dengan kata lain kedua variabel tersebut tidak cukup signifikan mempengaruhi tingkat pemahaman mahasiswa. BAB III KESIMPULAN Tingkat pemahaman mahasiswa umumnya dipengaruhi oleh metode pengajaran dosen dan suasana atau kondisi kelas. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan kemudian diuji dengan spss didapatkan hasil bahwa kedua variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan. Hal ini terlihat juga pada adjusted r square yang menunjukkan nilai negatif yaitu -0,043. Kesimpulan lain dapat kita lihat pada nilai signifikansi metode mengajar dosen sebesar 0,849 dan suasana kelas sebesar 0,378 yang mempunyai angka signifikansi > 0,05. Nilai itu menunjukkan ke tidak signifikansian data, karena data dikatakan signifikan jika nilai signifikansi < 0,05. Berdasarkan hasil yang telah kita olah dapat diambil kesimpulan bahwa metode pengajaran dan suasana kelas tidak cukup berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman mahasiswa. KUISIONER Pengaruh Metode Mengajar Dosen dan Suasana Kelas Tempat Mahasiswa Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Mahasiswa terhadap suatu Mata Kuliah Kriteria Penilaian : Sangat setuju = 5 Setuju = 4 Agak Setuju = 3 Tidak Setuju = 2 Sangat Tidak Setuju = 1 Berilah tanda silang ( x ) pada jawaban anda No Pernyataan Penilaian 1 2 3 4 5 1. Saya lebih paham apabila dosen menjelaskan materi dengan menggunakan PPT 2. Saya paham terhadap materi jika dosen menjelaskan hanya menggunakan text book 3. Saya paham terhadap penjelasan dosen jika dosen menggunakan metode ceramah 4. Saya paham terhadap materi kuliah yang diajarkan jika dosen mengajak diskusi tentang materi 5. Saya lebih paham terhadap materi kuliah jika dosen hanya menyuruh meresume materi yang diajarkan 6. Saya bisa berkonsentrasi dan paham jika suasana kelas berfantakan, gelap,dan kotor 7. Saya paham terhadap materi kuliah jika suasana kelas ramai dan tidak kondusif 8. Sirkulasi udara di kelas yang buruk dan AC yang mati mempengaruhi pemahaman saya terhadap materi 9. Dengan ruang kelas yang baru, bersih dan nyaman tingkat pemahaman saya meningkat karena bisa berkonsentrasi terhadap apa yang diajarkan dosen 10. Lokasi kelas yang strategis untuk proses belajar mengajar mempengaruhi tingkat pemahaman saya terhadap suatu materi 11. Saya merasa tidak paham terhadap apa yang dijelaskan dosen 12. Tingkat pemahaman saya rendah apabila suasana kelas tidak baik 13. Saya merasa pemahaman saya sangat dipengaruhi oleh metode mengajar dosen. 14. Tingkat pemahaman saya yang kurang berpengaruh terhadap nilai IPK saya. 15. Tingkat pemahaman saya terhadap mata kuliah sangat dipengaruhi oleh suasana kelas. 22