MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN
KONSEP PERSEDIAAN
Dosen Pengampu :
Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.S
Disusun Oleh :
Regita Hanifah
C0D020038
D3 PERPAJAKAN
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jambi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan Rahmat dan Ridho-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Penghasilan” ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendorong kami untuk menyelesaikan makalah ini baik secara langsung ataupun tidak langsung. Selanjutnya, perlu kami sampaikan bahwa dalam penyusunan makalah ini mungkin terdapat kesalahan atau kekurangan yang datangnya dari kami sendiri sebagai manusia, untuk itu kritik dan juga saran senantiasa akan kami terima demi tercapainya makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca ataupun bagi kami sendiri selaku penulis
Jambi, 15 September 2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persediaan merupakan kekayaan perusahaan yang memiliki peran penting
dalam suatu operasi bisnis, sehingga perusahaan perlu melakukan manjemen
proaktif. Semua perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, dagang maupun
manufaktur perlu melakukan pencatatan akuntansi untuk mengetahui kondisi
keuangan usahanya. Karena dari laporan keuangan yang dihasilkan akan dapat
menunjukkan keadaan keuangan perusahaan yang sesungguhnya, apakah
mengalami keuntungan ataupun sebaliknya. Proses transaksi perusahaan dagang
hampir sama dengan perusahaan jasa, hanya saja dalam perusahaan dagang harus
memperhitungkan harga pokok penjualan dalam pencatatan persediaan.
Perhitungan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang dilakukan pada saat
terjadinya penjualan barang dagang, yang dalam hal ini mengakibatkan
berkurangnya jumlah persediaan barang dagang yang dimiliki oleh perusahaan
(Anwar Karamoy, 2014)
Masalah penentuan besarnya persediaan sangatlah penting bagi
perusahaan. Karena persediaan memiliki efek langsung terhadap keuntungan
perusahaan (Tamodia, 2013). Selain itu jika persediaan berlebihan, akan
menyebabkan resiko kehilangan dan kerusakan barang semakin besar. Namun jika
perusahaan tidak mempunyai persediaan yang cukup, dapat mengakibatkan
menurunnya laba karna tidak adanya kegiatan penjualan barang diperusahaan
yang disebabkan tidak tersedianya barang karna kurangnya pengontrolan jumlah
2
persediaan. Ketersedian informasi yang cukup dan berkualitas akan memudahkan
dan mempercepat pihak manajemen untuk mengambil keputusan, maka perlu
informasi yang didistribusikan secara komputerisasi agar informasi yang
diberikan lebih akurat, efisien dan tepat guna dalam mewujudkan tujuan dari
perusahaan bila dibandingkan dengan pengolahan data secara manual (Palupi,
2010).
Aktivitas persediaan barang perlu direncanakan dengan menggunakan
metode yang tepat dalam melakukan pencatatan persediaan barang agar
perusahaan dapat menentukan berapa besar persediaan akhir serta berapa jumlah
harga pokok penjualan dan perusahaan pun dapat beroperasi dengan lebih efisien
untuk perkembangan yang akan datang. Salah satu metode yang dapat digunakan
dalam melakukan pengendalian persediaan barang yaitu dengan menggunakan
metode Fist In First Out (FIFO), yang diharapkan mampu digunakan untuk
penentuan jumlah harga pokok penjualan yang terbilang tinggi, menghasilkan laba
kotor yang tinggi, serta menghasilkan persediaan akhir yang tinggi. Dengan
metode FIFO, harga pokok dari barang yang pertama kali dibeli adalah yang akan
diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini, tidak berarti
bahwa unit atau barang yang pertama kali dibeli adalah unit atau barang yang
pertama kali akan dijual. Jadi, penekanannya disini bukan kepada unit atau fisik
barangnya, melainkan lebih kepada harga pkoknya. Dengan menggunakan metode
FIFO, yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok dari unit atau
barang yang terakhir kali dibeli. Sebaliknya, dengan menggunakan LIFO, harga
pokok dari barang yang terakhir kita beli adalah yang akan diakui pertama kali
3
sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini, tidak berarti bahwa unit atau
barang yang terakhir kali dibeli adalah unit atau barang yang pertama kali akan
dijual. Sama seperti metode FIFO, penekanannya bukan kepada unit atau fisik
barangnya, melainkan harga pokoknya. Dengan menggunakan metode LIFO,
yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok dari unit atau barang
yang pertama kali dibeli (S.E., M.Si. Hery, 2013).
Apotek Rini merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang
penjualan obat, yang menjual berbagai macam bentuk obat seperti obat tablet,
obat kapsul, obat kaplet, obat cair dan obat yang berbentuk salep dan lain-lain,
Frekuensi transaksi penjualan pada Apotek Rini dapat mencapai 30-50 transaksi
penjualan dalam satu hari. Sistem persediaan pada Apotek Rini masih belum
optimal dalam penentuan harga pokok penjualan dari tiap jenis obat dan Apoteker
sering mengalami kekeliruann dalam menentukan harga pokok ataupun
persediaan dalam satu jenis obat. Penentuan persediaan dan penentuan jumlah
harga pokok yang tidak tepat dan tidak terkendali dapat menimbulkan masalah
karena jika ketersediaan ataupun harga pokok obat tersebut kurang maka tidak
dapat memenuhi kebutuhan sehingga dapat mengurangi kepuasan konsumen dan
menurunkan laba bisnis.
Tamodia (2013), pernah melakukan penelitian tentang evaluasi penerapan
sistem pengendalian intern untuk persediaan barang dagangan pada PT laris manis
utama cabang manado, hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa peranan
pengendalian intern dalam perusahaan sangatlah penting dalam meningkatkan
keamanan persediaan sebagai harta perusahaan, karena cukup banyak jenis produk
4
dan keluar masuknya barang. Dengan menjalankan sistem pengendalian intern
mulai dari pencatatan barang masuk dan keluar berdasarkan tanggal transaksi
serta melakukan pencatatan persediaan menggunakan metode FIFO. Palupi
(2010), juga pernah meneliti tentang sistem informasi akuntasi persediaan barang
dengan metode fifo, hasilnya menunjukan bahwa dengan sistem yang baru dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai sistem informasi persediaan barang
berbasis komputer dan memudahkan dalam pelaksanaan kerja sehingga
menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan keuangan.
Naibaho (2013), pernah menganalisis pengendalian internal persediaan
bahan baku terhadap efektifitas pengelolaan perserdiaan bahan baku, dari
penelitian yang sudah dilakukan adalah dalam proses produksinya membutuhkan
persediaan bahan baku yang jumlahnya cukup mahal sehingga tidak menutup
kemungkinan akan menimbulkan terjadinya pencurian. Aktifitas pengelolaan
persediaan meliputi pengarahan arus dan penanganan persediaan secara wajar
mulai dari pengadaannya, penyimpanannya, sampai pengeluarannya.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka Apotek Rini memerlukan
suatu sistem informasi akuntansi persediaan dengan menggunakan metode FIFO
dengan metode perpetual yang dapat mempermudah pekerjaan Apoteker dalam
mengetahui ataupun melakukan penilaian pada persediaan barang serta dengan
adanya penggunaan metode FIFO, dapat menentukan jumlah laba kotor serta
berapa jumlah HPP serta nilai persediaan akhir, maka penelitian yang diusulkan
yaitu “Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Obat menggunakan Metode
FIFO (Studi Kasus : Apotek Rini)”.
5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
permasalahan utama yang dapat dirumuskan yaitu: Bagaimana merancang dan
membuat sistem informasi akuntansi persediaan Obat dengan metode FIFO pada
Apotek Rini?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem informasi akuntansi persediaan ini dalam pencatatannya
menggunakan metode FIFO.
2. Dalam melakukan analisis persediaan, analisis yang digunakan adalah
analisis PIECES.
3. Sistem dapat mengelola jurnal persediaan, menghasilkan laporan
persediaan, laporan penjualan dan laporan pembelian.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk membangun sistem informasi akuntansi atas persediaan obat yang
dapat membantu mempermudah, mempercepat kinerja perusahaan dan lebih
akurat dengan membangun sistem akuntansi persediaan menggunakan metode
FIFO.
6
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai acuan peneliti
selanjutnya yang mempunyai pembahasan penelitian yang sama.
2. Manfaat Praktis
Memberikan kemudahan pada Apoteker dalam mengontrol persediaan
dari laporan persediaan yang dihasilkan, sehingga apoteker dapat
melakukan pekerjaan dengan mudah terutama dalam penentuan harga
pokok serta dapat memberikan kemudahan bagi apoteker dalam
melakukan pengolahan data transaksi penjualan dan pembelian.
PENUTUP
KESIMPULAN
Persediaan merupakan kekayaan perusahaan yang memiliki peran penting
dalam suatu operasi bisnis, sehingga perusahaan perlu melakukan manjemen
proaktif. Semua perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, dagang maupun
manufaktur perlu melakukan pencatatan akuntansi untuk mengetahui kondisi
keuangan usahanya. Karena dari laporan keuangan yang dihasilkan akan dapat
menunjukkan keadaan keuangan perusahaan yang sesungguhnya, apakah
mengalami keuntungan ataupun sebaliknya. Proses transaksi perusahaan dagang
hampir sama dengan perusahaan jasa, hanya saja dalam perusahaan dagang harus
memperhitungkan harga pokok penjualan dalam pencatatan persediaan.