Agus Suprapto (2010), TRANSMISI, Vol-VI Edisi-1/ Hal. 529 - 538
MEKANISME KEGAGALAN RODA GIGI
Agus Suprapto *
Rudi Ismanto**
Abstraksi
Kegagalan/kerusakan pada komponen mesin kendaraan banyak sekali menimbulkan berbagai akibat, seperti
kehilangan waktu dalam melakukan aktivitas, biaya perbaikan menjadi tinggi.
Pengujian yang dilakukan dalam dalam hal ini meliputi uji kekerasan, struktur mikro dan analisa permukaan,
sedangkan spesimen yang digunakan adalah roda gigi transmisi.
Setiap pengujian hasilnya bervariasi, penyebab dari kegagalan ini sendiri diakibatkan oleh adanya kelelahan,
pitting, keausan dan adanya beban kejut, dampak dari penyebab tersebut terjadilah kegagalan pada roda gigi
transmisi.
Kata Kunci : Kegagalan, Keausan, Kelelahan, Pitting
komponen yang mengalami kegagalan pada
PENDAHULUAN
Kegagalan / kerusakan pada komponen
mesin
kendaraan
bila
tidak
cepat
kendaraan roda empat yang disebabkan oleh
pemakai atau kemampuan komponen. Dalam
ditanggulangi akan menimbulkan berbagai
hal ini
akibat,
beratkan pada kegagalan
seperti
melakukan
hilangnya
aktivitas,
waktu
komponen yang
aktivitas
terjadi pada kendaraan pick up roda empat
tersebut menuntut pekerjaan agar cepat
yaitu pada roda gigi transmisi yang telah
terselesaikan, selain itu resiko masalah biaya
mengalami
perbaikan yang tinggi ataupun penggantian
menyelesaikan masalah tersebut diatas, perlu
peralatan akibat dampak dari kerusakan yang
mencari faktor-faktor apa yang menyebabkan
mungkin dianggap remeh (Rudi I., 2010).
kegagalan komponen roda gigi transmisi dan
Menurut
dimana
dalam
penelitian yang dilakukan menitik
Bradley
(1985),
suatu
komponen dikatakan mengalami kegagalan
apabila:
bagaimana
mekanisme
rusak.
kegagalan
Untuk
pada
komponen tersebut.
Klasifikasi Penyebab Utama Kegagalan
2. Dapat dioperasikan tetapi tidak dapat
berfungsi dengan baik.
aman apabila dioperasikan dan harus
segera diganti untuk perbaikan atau
diganti dengan yang baru.
itu
perlu
Menurut Bradley (1985), penyebab
utama
3. Kerusakan yang serius sehingga tidak
memahami
kegagalan
dapat
diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Kesalahan dalam desain atau kesalahan
pemilihan bahan.
2. Kesalahan dalam proses pengerjaan/
dan
mengerti tentang masalah yang terjadi pada
*
/
KAJIAN PUSTAKA
1. Sama sekali tidak dapat dioperasikan.
Untuk
kegagalan
pemasangan.
3. Kesalahan dalam operasi
Dosen Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang
Alumni Mahasiswa Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang
**
529
Jenis kegagalan yang sering terjadi pada roda
Fractography
1. Fractography
adalah
ilmu
yang
mempelajari ciri-ciri permukaan patahan
untuk
memberi
1. Keausan
yang
Keausan itu sendiri adalah kegagalan
diperlukan untuk mengidentifikasi model
suatu spesimen menerima gesekan yang
kegagalan.
secara
2. Ciri-ciri
informasi
gigi:
permukaan
menunjukkan
awal
patahan
retakan,
terus
menerus,
sehingga
sering
menimbulkan perubahan dimensi atau
arah
terjadi pengikisan (gambar 1) dari suatu
penjalaran retakan dan sistem tegangan
permukaan
pada komponen yang gagal
bersinggungan pada bagian elemen yang
roda
gigi
yang
saling
lebih lunak (Ashoka Group, 2000 ).
Klasifikasi Model Patahan
1. Patah ulet (ductile), terjadi dengan
ditandai adanya deformasi plastis yang
cukup
besar,
sehingga
permukaan
patahannya kasar dan berserabut.
2. Patah getas (brittle), hampir tidak disertai
dengan deformasi plastis, permukaan
patahannya mengkilap, granular dan
relatif rata. Patah getas, laju penjalaran
retaknya lebih besar dibanding dengan
patah ulet.
Keausan bisa berupa garutan radial yang
Metallography
1. Metallography
Gambar 1. Bentuk Dari Sebuah Keausan
Dari Sebuah Roda Gigi Transmisi
(Ashoka Group, 2000)
digunakan
untuk
terbentuk
pada
sebuah
gigi
mengamati ciri-ciri struktur mikro bahan
transnmisi yang disebabkan oleh unsur-
pada komponen yang gagal.
unsur partikel atau kotoran yang berada
2. Apakah komponen mendapat perlakuan
didalam
pelumasan
sebagaimana
panas yang tepat atau komponen tersebut
ditunjukkan pada gambar 2. Bila dilihat
mengalami panas yang berlebihan selama
dari bentuk gambar tersebut sudah tentu
beroperasi.
suatu permukaan pada suatu roda gigi
3. Peranan metallography dan fractography
transmisi telah mengalami keausan dan
adalah sangat penting dalam menganalisa
terkikis
sehingga
kegagalan untuk membantu mengungkap
permukaannya
penyebab kegagalan.
dan selanjutnya hilang / habis, hal ini
mengalami
Mekanisme Kegagalan/Kerusakan Pada
akan
Roda Gigi
percepatan keausan.
530
roda
menyebabkan
pengerasan
penipisan
terjadinya
Agus Suprapto (2010), TRANSMISI, Vol-VI Edisi-1/ Hal. 529 - 538
berbentuk lubang seperti kawah atau
sumur yang dapat menembus hingga
kedalaman
pengerasan
roda
gigi
transmisi. Pitting ini muncul akibat dari
kondisi beban yang berlebihan (over
load)
Gambar 2. Bentuk Dari Sebuah Keausan
Atau Garutan Akibat Sebuah Partikel
Pada Roda Gigi
untuk
mengurangi
terjadinya
pitting beban haruslah dikurangi agar
pitting tersebut tidak meluas (Gopinath
K. and Mayuram M.M, 2008). Bentuk
2. Kelelahan permukaan (surface fatigue)
Surface fatigue adalah kegagalan yang
terjadi pada permukaan dengan ciri-ciri
permukaan akibat dari sebuah pitting
akan berbentuk seperti yang di tunjukan
pada gambar 4.
terbentuknya rongga atau perubahan
bentuk pada permukaan akibat gaya yang
berulang-ulang sampai melebihi dari
batas kemampuan dari suatu material
(gambar 3a & 3b).
Gambar 4. Bentuk Sebuah Pitting
(Gopinath K. and Mayuram M.M.,
2008)
4. Patah Getas (brittle fracture)
a. High Cylcle Fatigue
Patah getas menjalar dengan kecepatan
yang jauh lebih tinggi daripada patah
ulet, patah getas hampir tidak disertai
dengan adanya deformasi plastis.
1
2
b. Bending Fatigue
Gambar 3. Surface Fatigue
3. Pitting
Pitting / lubang kecil, pitting bersifat
merusak yang muncul pada permukaan
Gambar 5. Bentuk Chefron Pada
Spesimen Petah Getas (American
Society for Metals, 2002)
roda gigi transmisi dimana pitting ini
531
Patah
getas
pada
suatu
material
terjadi di lapangan dan data-data otentik
cenderung terlihat lebih rata dan lebih
yang tertulis.
mengkilat tampak terlihat pada bagian
4. Pembahasan
permukaan yang mengalami kegagalan
Pembahasan dapat dilakukan dengan cara
atau patah. Anak panah
membaca serta membandingkan data-
no. 1 pada
gambar 5 menunjukkan daerah luasan
data
patahan
pengumpulan data dengan data-data yang
sedangkan
panah
no.
2
menunjukkan pusat terjadinya patahan
(American Society for Metals, 2002)
hasil
Setelah seluruh tahapan penelitian di atas
pengambilan data dan foto komponen yang
dilakukan
dan
dibekali
penguasaan
materi
yang
dengan
berkaitan
dengan permasalahan, maka langkah
rusak, struktur mikro dan pengujian keras
yang
serta uji komposisi kimia pada roda gigi
terakhir,
yaitu
menentukan
simpulan.
transmisi kendaraan pick up.
Dalam
dari
5. Simpulan
Pengamatan yang dilakukan meliputi :
Langkah
diperoleh
diperoleh dari hasil pengujian.
METODOLOGI PENELITIAN
•
yang
Pelaksanaan
•
Pengujian
Kekerasan
Roda
Gigi
Transmisi dan Struktur Mikro
Pengambilan Data
Prosedur yang biasa dilakukan dalam
a. Pengujian kekerasan roda gigi transmisi
menganalisa kegagalan atau kerusakan pada
2
suatu komponen kendaraan bermotor roda
empat adalah sebagai berikut :
1
1. Pengumpulan data
Data-data
yang
harus
dikumpulkan
3
meliputi : komponen yang mengalami
kerusakan
kesalahan
karena
diakibatkan
penggunaan
dari
maupun
ketidakmampuan suatu material.
Gambar sketch daerah arsiran (gambar 6)
2. Pengujian
menunjukkan
Hasil pengumpulan data
dengan
melakukan
dilanjutkan
pengujian
yang
meliputi meliputi : pengujian kekerasan,
struktur mikro dan analisa permukaan.
3. Pengolahan data
532
Gambar 6. Bentuk Sketch Roda Gigi Yang
Dilakukan Pemotongan
yang
akan
dilakukan pengujian kekerasan
pada
no.1
depan,
pengerasan
data
yang
dilakukan
berdasarkan
peristiwa-peristiwa
yang
permukaan
bagian
no. 2 pengerasan permukaan
yang bersinggungan, no. 3 logam dasar /
base metal.
Pengolahan
daerah
Agus Suprapto (2010), TRANSMISI, Vol-VI Edisi-1/ Hal. 529 - 538
b. Pengujian struktur mikro
II. Daerah uji pengerasan permukaan yang
Setelah dilakukan pengujian kekerasan
dilanjutkan dengan pengujian struktur
mikro,
namun
sebelum
bersinggungan
III. Daerah uji logam dasar (base metal)
melakukan
Pengujian kekerasan bertujuan untuk
pengujian struktur mikro tersebut harus
mengetahui
melalui
beberapa
pemolesan
dan
nilai
dari
kekerasan
suatu
tahapan
yaitu
material, tiap daerah yang ditunjukkan oleh
pengetsaan
pada
panah
dilakukan
pengujian
kekerasan
spesimen yang akan dilakukan pengujian
sebanyak 5 x. Pengujian / pengamatan
struktur mikro.
struktur mikro ini bertujuan untuk mengamati
c. Analisa permukaan
struktur logam yang ada pada roda gigi
Analisa permukaan akan dilakukan pada
transmisi seperti yang ditunjukkan pada
spesimen
gambar 8.
yang
kerusakan
telah
(gagal),
menggunakan
mengalami
dengan
kamera
cara
I
untuk
mengumpulkan data-data di permukaan
patahan maupun di daerah sekitarnya,
yang
selanjutnya
di
analisa
II
untuk
menentukan mekanisme kegagalannya.
HASIL PENELITIAN
•
III
Spesimen Uji Kekerasan dan Struktur
Mikro pada Roda Gigi Transmisi
(gambar 7).
Gambar 8. Daerah Pengujian Struktur
Mikro Pada Roda Gigi Transmisi
Keterangan :
II
I.
Bagian puncak roda gigi
II. Bagian depan roda gigi
III. Bagian logam dasar
III
I
Gambar 7. Spesimen Benda Uji Kekerasan
Roda Gigi Transmisi
Keterangan :
I.
Daerah uji pengerasan permukaan bagian
depan
533
Tabel 1. Data Hasil Pengujian Kekerasan Pada Roda Gigi Transmisi
Nilai Kekerasan ( HV)
Rata-rata
Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5
Spesimen (Roda Gigi)
Pengerasan Permukan Bagian
Depan
Pengerasan Permukaan Bagian
yang Bersinggungan
Logam Dasar
404
583
322
488
454
450,2
295
441
225
363
466
354,6
302
338
308
392
297
311
Tabel. 2. Daerah Uji Pengamatan
Struktur Mikro
Daerah
Pengamatan
Struktur Mikro
1
Daerah pengamatan
I bagian puncak
4
3
2
Gambar 10. Daerah Pengamatan
Permukaan Patahan Roda Gigi Transmisi
Daerah pengamatan
II bagian depan
Keterangan :
1. Menunjukkan alur dari terjadinya impak,
2. Menunjukkan adanya keausan,
Daerah pengamatan
III bagian dasar
(base metal)
3. Menunjukkan adanya terjadi korosi titik /
lubang.
•
Pengamatan
Daerah
Permukaan
PEMBAHASAN
•
Pada Roda Gigi Transmisi
Pengujian Kekerasan
Dari
Daerah pengamatan permukaan pada
spesimen roda gigi transmisi
hasil
pengujian
kekerasan
menunjukkan perbedaan nilai kekerasan pada
roda gigi transmisi, pada daerah pengujian I,
nilai kekerasan yang didapat 450,2 HV,
sedangkan pada daerah pengujian II angka
kekerasan cenderung rendah yaitu 354,6 HV,
1
dan pada pengujian daerah III lebih rendah
Gambar 9. Analisa Permukaan Patahan
Roda Gigi Transmisi
Anak
panah
pada
gambar
9.
menunjukan dimana awal terjadinya patahan
dan ciri bentuk suatu patahan.
534
nilai kekerasannya dari yang lain yaitu 311
HV.
Daerah pengujian I nilai kekerasannya
sangat tinggi bila dibandingkan pengujian II
Agus Suprapto (2010), TRANSMISI, Vol-VI Edisi-1/ Hal. 529 - 538
dan III, dikarenakan roda gigi tranmisi
•
Pengujian Struktur Mikro
pengujian I tidak mengalami suatu gesekan,
Ditinjau dari bentuk struktur mikro,
tetapi daerah tersebut mengalami suatu
pada tabel 2 dearah pengujian I dan II
pengerasan permukaan pada saat proses
cenderung
produksinya, oleh karenanya permukaan
bentuk struktur mikronya, tetapi pada daerah
dearah pengujiaan I lebih keras dibanding
pengujian III ada perbedaan pada struktur
daerah pengujian yang lain.
mikro logamnya. Pada uji struktur mikro
mempunyai
kesamaan
dalam
Daerah pengujian II, dari hasil data
daerah I dan II cenderung lebih kecil butirnya
yang didapatkan daerah ini mengalami
dari daerah pengujian struktur mikro pada
penurunan
pengujian III, besar kecil dari sebuah struktur
nilai
kekerasan,
dikarenakan
faktor gesekan pada gambar 1
(Ashoka
mikro sangat mempengaruhi nilai kekerasan
group, 2000) suatu bentuk dari proses kerja
dari sebuah roda gigi trransmisi terlihat sekali
roda
saling
bahwa daerah yang mengalami surface heat
bersinggungan dengan roda gigi transmisi
treatment (pengerasan permukaan) struktur
yang lain. Gambar 2 adalah suatu kinerja
butirnya
yang bisa dikatakan penyebab dari keausan
dibandingkan pada struktur mikro logam
sebuah roda gigi transmisi, penyebab gesekan
pada
yang tinggi pada suatu roda gigi transmisi
membuktikan bahwa daerah pengujian III
berdampak
penurunan
tidak mengalami pengerasan permukaan,
karakteristik dari kekerasan sebuah roda gigi
karena bentuk butirannya cenderung lebih
transmisi. Sedangkan dampak dari keausan
besar dari struktur mikro daerah pengujian I
itu sendiri dapat dilihat pada gambar 10 yang
dan II. Butiran yang kecil pada logam
ditunjukkan oleh sebuah panah pada no 2
memberikan nilai kekerasan lebih tinggi
adanya sebuah geram-geram yang masih
dibandingkan
menempel pada sebuah roda gigi transmisi
butiran lebih besar.
yang menyebabkan suatu pengerasan sebuah
•
gigi
transmisi
keausan
yang
dan
permukaan roda gigi transmisi menipis dan
habis.
cenderung
daerah
lebih
pengujian
logam
III.
yang
kecil,
Ini
bila
juga
mempunyai
Pengamatan Secara Makro
Pengamatan secara visual / makro
dengan menggunakan kamera digital, dari
Sedangkan pada daerah roda gigi
hasil pengambilan data ditunjukkan
pada
transmisi pengujian III menunjukkan nilai
gambar 9. Roda gigi transmisi yang telah
kekerasan yang sangat rendah dibandingkan
mengalami
daerah yang lain, hal ini dikarenakan daerah
patahannya memberikan suatu informasi
tersebut tidak mengalami suatu pengerasan
yaitu patah akibat beban yang berlebihan
pada
dikarenakan
(over load), beban yang berulang-ulang yang
untuk menjaga ketangguhan pada sebuah
dialami oleh sebuah roda gigi transmisi yang
bagian permukaannya
gagal,
pada
permukaan
roda gigi transmisi.
535
ditunjukkan dengan sebuah ciri–ciri patahan,
yaitu patah lelah, beach mark (garis pantai).
Pada gambar 10 menunjukkan awal
Gambar
10 Permukaan kegagalan
pada roda gig transmisi menunjukkan adanya
bekas benturan yang keras pada permukaan
gigi
gigi akibat adanya beban kejut. Beban kejut
penyebarannya.
tersebut akan mengakibatkan suatu kepatahan
Penyebab dari suatu kegagalan roda gigi
mendadak pada suatu roda gigi trasnmisi apa
transmisi
sebuah
bila beban tersebut tepat mengenai pada
pitting atau sebuah lubang-lubang kecil di
bagian yang mengalami suatu cacat, seperti
daerah tersebut, menurut Gopinath and
cacat dalam maupun cacat luar. Awal
Mayuram (2008)
kecacatan tersebut akan berakibat fatal bila
terjadinya
sebuah
kepatahan
transmisi
beserta
arah
ditunjukkan
roda
terjadinya
sebuah pitting datang
akibat dari kondisi beban yang berlebihan
dibiarkan,
(over load) yang mengakibatkan sebuah
sebuah material akan merambat dengan
gesekan tinggi, dimana suatu partikel logam
cepat, ditambah lagi dengan adanya suatu
yang lemah akan terlepas. Pada sebuah
beban kejut maka akan mengalami kegagalan
pitting apa bila dibiarkan terus menerus akan
/ kepatahan.
terjadi
pemusatan
tegangan
yang
berdampak kegagalan / kepatahan,
akan
namun
penyebab kegagalan tersebut bukan hanya
dari sebuah pitting saja, kegagalan dapat
terjadi akibat dari lemahnya suatu material
saat menerima
gesekan yang berakibat
terjadinya penipisan permukaan atau yang
sering disebut keausan (wear). Kekuatan dan
kekerasan bersifat searah yang artinya,
tingginya suatu nilai kekerasan maka tinggi
pula nilai dari kekuatan, makin rendah nilai
dari kekerasan maka makin tinggi nilai dari
keuletan. Dalam hal ini keausan bisa jadi
faktor penyebab terjadinya suatu kegagalan.
Roda gigi transmisi pada gambar 10,
ditunjukkan anak panah no. 2 adalah bentuk
dari keausan sebuah roda gigi transmisi,
karena adanya sebuah geram–geram yang
masih menempel pada bagian tepi roda gigi
transmisi.
536
kecacatan yang terjadi pada
SIMPULAN
Pada
pengujian
pengujian
II
dan
kekerasan
III
daerah
lebih
rendah
kekerasannya dibanding pengujian I karena
daerah pengujian II mengalami keausan
sedangkan pada daerah pengujian III adalah
daerah base metal yang tidak dilakukan
proses pengerasan permukaan.
Dilihat dari pengerasan permukaan
roda gigi transmisi yang telah mengalami
kegagalan
pengerasan
tidak
terlihat
pada
dikarenakan
adanya
permukaan,
permukaan
hal
tersebut
sisa
ini
telah
mengalami keausan.
Penyebab
kegagalan
roda
gigi
transmisi diakibatkan suatu gear mengalami
kelelahan dengan adanya ciri-ciri patah lelah
dan adanya pitting, keausan,
impact (kejut).
dan gaya
Agus Suprapto (2010), TRANSMISI, Vol-VI Edisi-1/ Hal. 529 - 538
DAFTAR PUSTAKA
American Society for Metals (ed.)., 2002,
Failure Analysis and Prevention,
Metal Handbook, new Ed, vol 11,
ASM, Ohio, USA: Metal Park.
Ashoka Group, 2008, Gear Failure, diakses
pada tanggal 20 Maret 2010, dari
http://www.gearshub.com/gearfailure.html
Bradley, W.L., 1985, Failure Investigation:
Principles and Practice. Tait, R. B.
and Garret, G.G. (Eds), Fracture &
Fracture Mechanics, New York:
Pergamon Press Ltd. 3-16
Gopinath K.and Mayuram M.M., 2008,
Machine Design II, Indian Institute
of
Technology
Madras.
dari
http://www.bing.com/search?q=mod
ule+gears%2C+lecture+6+gear
+failure&FORM=MSNH65&mkt=e
n-id, diakses pada tanggal 20 Maret
2010.
Gopinath K., 2008, http://www.elecon.com/
gearworld/dat-gw-failure.html,
diakses pada tanggal 20 Maret 2010.
Rudi Ismanto, 2010, Analisa Kegagalan
Pada Roda Gigi Transmisi dan
Poros Roda Penggerak, Skripsi,
Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Merdeka Malang.
http://pt.rexnord.com/products/ecatalog/catalog/CachedImages/0000001/
t004_r00171_v0.pdf, diakses pada tanggal
20 Maret 2010
537
538