Academia.eduAcademia.edu

MAKALAH TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

MAKALAH TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Disusun dengan tujuan menyelesaikan tugas mata kuliah Metodologi penelitian Dosen Pengampu : Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS. Disusun oleh : Istiana Dwi Sari C1C021131 R-012 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2023 KATA PENGANTAR Puji syukur selalu saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya. Karena-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Teori dan Pengembangan Hipotesis” ini guna menyelesaikan tugas mata kuliah Metodologi penelitian. Semoga kedepannya makalah ini dapat membantu mahasiswa akuntansi maupun mahasiswa dari jurusan lain, serta saya sendiri. Sebelumnya saya ingin berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah metodologi penelitian karena telah memberi tugas ini. Penugasan ini dapat membantu saya memahami materi dan melatih kepenulisan saya terutama penulisan makalah. Saya juga berterima kasih kepada pihak lain yang membantu saya dalam menulis makalah ini. Tak lupa saya berterima kasih kepada diri saya sendiri yang mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Saya menyadari makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dalam teknik penulisan ataupun materi yang dijabarkan. Saya meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Saya berharap para pembaca dapat memberi saran ataupun kritik bagi saya agar lebih baik kedepannya. Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada para pembaca dan pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan saya berharap makalah ini dapat menyampaikan informasi sesuai dengan para pembaca butuhkan. Jambi, 06 Maret 2023 Istiana Dwi Sari DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2 BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 4 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4 1.3 Tujuan penulisan .......................................................................................... 5 BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................... 6 2.1 Pengertian Teori Penelitian ......................................................................... 6 2.2 Peran Teori dalam Penelitian ...................................................................... 7 2.3 Pengertian Hipotesis Penelitian .................................................................. 8 2.4 Jenis-jenis Hipotesis ..................................................................................... 9 1.5 Peran Hipotesis Dalam Penelitian ............................................................. 11 BAB 3 PENUTUP ...................................................................................................... 12 5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 12 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah pembuatan pendahuluan dalam penelitian, dapat dilanjutkan menentukan teori yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Yang pertama adalah bahwa teori adalah urutan proposisi antara konsep terkait. Kedua, yaitu teori, menjelaskan fenomena sosial secara sistematis dengan menentukan hubungan antar konsep. Kemudian yang ketiga yaitu teori menjelaskan fenomena tertentu dengan menentukan konsep yang berkaitan dengan konsep lain dan juga bentuk hubungan tersebut. Menurut prof. Noeng Muhadjir, membuat kerangka teoritis, bagian teoritis harus menyajikan keseluruhan atau bagian bulat, yang disajikan secara keseluruhan. Namun tidak sekedar menghadirkan konsep yang terfragmentasi. Untuk membuat konsep lebih menarik untuk dipelajari. Hal ini tertuang dalam bukunya. “Proses Mengkonstruksi Teori dan Hipotesis”. Hipotesis biasanya diartikan sebagai jawaban tentatif untuk masalah penelitian (diasumsikan). Pengertian hipotesis adalah pernyataan tentatif. Ini adalah asumsi peneliti tentang masalah penelitian. Namun, hipotesis ini bukanlah kebenaran. Hipotesis bisa benar atau salah karena bias. Dalam beberapa pendapat Sigismund, salah satunya mengungkapkan bahwa hipotesis adalah pernyataan atau asumsi yang belum terbukti. Jadi hipotesisnya masih awal. Pernyataan hipotesis hanya menjelaskan fenomena dan kemungkinan jawaban atas pertanyaan penelitian. Jawaban sebenarnya akan datang setelah penelitian. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas adalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian dari teori penelitian? 2. Bagaimana peran teori dalam penelitian? 3. Apa saja yang dimaksud dengan hipotesis penelitian? 4. Apa saja jenis-jenis hipotesis? 5. Bagaimana peran hipotesis dalam penelitian? 1.3 Tujuan penulisan Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya, didapat tujuan dari penulisan makalah ini: 1. Untuk memahami maksud teori 2. Untuk mengetahui peran teori dalam penelitian 3. Untuk memahami pengertian hipotesis penelitian 4. Untuk mengetahui jenis-jenis hipotesis penelitian 5. Untuk mengetahui peran hipotesis dalam penelitian BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Teori Penelitian Teori adalah serangkaian konsep, asumsi, definisi, struktur, dan proposisi yang menjelaskan fenomena sosial dengan merumuskan secara sistematis hubungan antar variabel. Berdasarkan pengertian tersebut, teori tersebut memuat tiga hal. Teori selalu digunakan dalam penelitian apapun. Secara umum, teori mengacu pada kelompok hukum yang terorganisir secara logis. Hukum ini biasanya bersifat deduktif. Suatu hukum menunjukkan hubungan antara variabel empiris yang stabil dan dapat diprediksi. Sebuah teori juga bisa menjadi ringkasan tertulis dari sekelompok hukum. Apa yang diperoleh secara empiris dalam bidang tertentu. Di sinilah orang mulai dengan informasi yang mereka terima. Kemudian pengetahuan yang diperoleh menjadi konsep teoritis (induktif). Selain itu, teori juga bisa merujuk pada metode penjelasan yang menggeneralisasi. Biasanya ada hubungan fungsional antara data dan pendapat teoretis. Logika reflektif harus digunakan dalam cara berpikir yang ditunjukkan dalam membangun kerangka teoritis. Logika ini mengacu pada logika yang menghubungkan antara proses berpikir induktif dan deduktif dan tidak masalah dari mana Anda memulai. Pensil bukan hanya generalisasi berdasarkan variasi atau frekuensi individu. Tetapi itu juga membutuhkan konteks, referensi pragmatis, sifat, fungsionalitas, dan lainnya. Oleh karena itu, teori muncul sebagai penyederhanaan, abstraksi, dan ideal dari fenomena. Ini bisa menjadi penjelasan dan interpretasi untuk yang empiris. Berikut adalah beberapa masalah yang termasuk dalam teori. Teori mencakup postulat, asumsi, tesis, hipotesis, banyak konsep dan juga proposisi. Tidak hanya itu, teori tersebut juga mengandung idealisasi terkait dengan organisasi kehidupan sosial atau yang disebut dengan organisasi kehidupan alam semesta. Mengkonfirmasi validitas teori memberikan bukti empiris. Kajian teori, atau landasan teori, adalah kumpulan definisi, konsep, dan juga pandangan tentang sesuatu yang disusun dengan baik. Pembelajaran teori merupakan salah satu hal terpenting dalam penelitian. Karena hal tersebut menjadi dasar atau landasan penelitian. Kajian teori yang berkualitas juga menentukan kualitas penelitian yang dilakukan. Meski regulasi tiap universitas berbeda-beda, setidaknya kajian teoritis bisa membentuk komposisi yang menguasai hasil nomor dua setelah riset itu sendiri. Dalam kajian teori harus dikemukakan sekurang-kurangnya satu teori dasar yang berkaitan dengan topik penelitian. Suatu kajian teori harus menggunakan teori yang masih relevan untuk menentukan variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian. Selain itu, kajian teoritis harus mampu menjawab hipotesis dan juga memberikan jawaban siap sementara. Dapat disimpulkan bahwa semua ahli mengungkapkan definisi kata, konsep, sistematika, logika, fakta, variabel dan juga terkait. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa konsep penelitian teoritis adalah suatu konsep yang secara logis dan sistematis berkaitan untuk menguji suatu fakta dan variabel tentang suatu fenomena. 2.2 Peran Teori dalam Penelitian Secara umum teori mempunyai tiga fungsi, yaitu menjelaskan (explain), meramalkan (predict) dan mengendalikan (control) suatu fenomena. Cooper dan Schindler (2003) menyatakan bahwa penggunaan teori dalam penelitian adalah: a. Membatasi ruang lingkup penelitian, b. Menyarankan metode penelitian mana yang paling tepat digunakan untuk memperoleh makna terbesar, c. Sekali lagi menyarankan bagaimana mengkategorikan data sehingga itu memiliki arti yang paling signifikan, d. Panduan merangkum informasi dari subjek yang dipelajari, e. Memprediksi fakta yang akan diperoleh. Semua penelitian bersifat ilmiah, maka semua ilmuwan harus dipersenjatai dengan teori. Teori yang digunakan dalam penelitian kuantitatif harus jelas. Karena teori disini membantu menjelaskan masalah yang diteliti. Kemudian sebagai dasar untuk menetapkan hipotesis. Dan sebagai patokan untuk merakit alat-alat penelitian. Oleh karena itu, landasan teori proposal penelitian harus jelas tentang teori mana yang digunakan. Peran teori dapat dijadikan sebagai trend. Seperti yang kita ketahui, selama penelitian, tidak mungkin untuk fokus dan melihat beberapa topik dalam satu penelitian. Seorang peneliti harus mempersempit bidang penelitian. Fungsinya tidak lebih dari untuk fokus dan lebih dalam. Karena dengan fokus pada topik yang dituju, peneliti lebih mudah menemukan fakta-fakta baru. Konseptualisasi dan klasifikasi adalah upaya peneliti untuk memandu dan memberikan definisi yang lebih mudah dipahami dan memasukkan konsep-konsep baru ke dalam masyarakat. juga mempromosikan generalisasi. Atau rangkum hubungan dari preposisi yang diberikan. Jadi subjek atau preposisi yang awalnya umum dan biasa-biasa saja diperkuat setelah penelitian teoretis. Teori digunakan untuk memprediksi sesuatu. Tentu saja, ramalan ini bukan okultisme. Tapi lebih ilmiah. Karena gejalanya diketahui, sistem. Berdasarkan gejala-gejala ini dan beberapa gambaran bahwa lebih mudah bagi para ilmuwan untuk memahami gambaran atau kemungkinan dari apa yang sedang terjadi. 2.3 Pengertian Hipotesis Penelitian Singkatnya dan sederhananya, hipotesis penelitian adalah asumsi tentatif. Asumsi ini dibuat oleh penulis atau peneliti berdasarkan data mentah yang diperoleh. Tebakan benar atau salah kemudian ditentukan berdasarkan hasil penelitian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, hipotesis adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya berdasarkan alasan atau pernyataan pendapat (teori, usul dan sebagainya), meskipun kebenarannya belum dapat dibuktikan; premis dasar. Hipotesis biasanya diartikan sebagai jawaban tentatif untuk masalah penelitian (diasumsikan). Hipotesis disusun hanya sebagai jenis penelitian inferensial, yaitu. penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji. Pengujian hipotesis selalu menggunakan teknik analisis statistik inferensial, sedangkan penelitian deskriptif tidak memerlukan rumusan hipotesis yang eksplisit. Peneliti dapat merumuskan hipotesis berdasarkan landasan teori yang kuat dan didukung oleh temuan penelitian yang relevan. Peneliti harus memahami isi dan langkah-langkah hipotesis penelitian. Perumusan hipotesis memiliki persyaratan atau karakteristik yang harus dipenuhi oleh peneliti. Tentang beberapa ciri rumusan hipotesis, menurut Soesilo (2015) sebagai berikut: a. Hipotesis dinyatakan dalam suatu argumentasi (pernyataan deklaratif), bukan dalam suatu kalimat tanya. Pernyataan tersebut merupakan pendapat peneliti, berdasarkan hasil kajian terhadap teori yang digunakan. b. Peneliti harus konsisten (tidak berubah) tentang isi hipotesis. Oleh karena itu, peneliti harus mengkaji teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis. c. Dalam penelitian eksperimental, hipotesis berisi pernyataan tentang keefektifan, perbedaan atau pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya. Setidaknya dua variabel dipelajari dalam hipotesis. d. Hipotesis harus dapat diuji. Bagian metode penelitian tidak hanya menjelaskan metode (teknik) pengukuran masing-masing variabel yang diteliti, tetapi juga teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. 2.4 Jenis-jenis Hipotesis Hipotesis dapat dibagi menjadi dua jenis, hipotesis kerja dan hipotesis nol. 1. Hipotesis alternatif Hipotesis kerja sering disebut hipotesis alternatif (Ha). Namun ada kalanya hipotesis dilambangkan dengan H1. Oleh karena itu, hipotesis kerja ini bekerja dengan menyatakan hubungan antara variabel X dan Y. Hipotesis ini juga dapat menunjukkan perbedaan antara kedua kelompok. Hipotesis ini menjelaskan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Misalnya: ada hubungan antara tingkat kemiskinan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. 2. Hipotesis Nol Hipotesis Nol (Nul Hipotesis) biasanya dilambangkan dengan Ho. Nama lain untuk hipotesis ini adalah hipotesis statistik. Dinamakan demikian karena sering digunakan dalam studi kuantitatif yang membutuhkan perhitungan statistik. Berlawanan dengan hipotesis, Ho menjelaskan bahwa tidak ada hubungan atau pengaruh antara variabel satu dengan variabel lainnya. Contoh: Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan siswa dengan kemungkinan mencari pekerjaan dari satu variabel ke variabel lainnya. Setidaknya dua variabel dipelajari dalam hipotesis. Hipotesis harus dapat diuji. Bagian metode penelitian tidak hanya menjelaskan metode (teknik) pengukuran masing-masing variabel yang diteliti, tetapi juga teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Kemudian, ada hipotesis yang berbeda sesuai dengan bentuknya. Hipotesis penelitian yang terbagi menjadi tiga jenis memiliki arti tersendiri berdasarkan jenisnya. Jenis-jenis ini sangat berkaitan dengan penelitian yang ingin dilakukan. 1. Hipotesis relasional atau asosiasit Hipotesis ini ditafsirkan sebagai tanggapan awal terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih. maka hipotesis ini dirumuskan berdasarkan rumusan asosiatif dari masalah atau menggambarkan suatu hubungan. Dengan kata lain, hipotesis asosiatif secara eksplisit atau jelas menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih. salah satu contoh hipotesis adalah bahwa orang yang menikah memiliki tingkat harga diri yang lebih tinggi daripada orang yang lajang. Contoh ini jelas menunjukkan bahwa ada hubungan antara status perkawinan dengan tingkat kepercayaan diri seseorang. Selain itu, hipotesis tersebut tergolong hipotesis relasional karena hubungan antara kedua variabel tersebut tergambar dengan jelas. Dengan membaca hipotesis dalam penelitian korelasional, Anda dapat dengan mudah mengetahui adanya hubungan antara kedua variabel tersebut. Anda juga tahu variabel mana yang digunakan dalam penelitian. 2. Hipotesis deskriptif Berbeda dengan hipotesis asosiasi, hipotesis deskriptif hanya menunjukkan hubungan antar variabel secara tidak langsung. Dengan demikian, hubungannya cenderung laten daripada jelas seperti hipotesis penelitian. Oleh karena itu, hipotesis deskriptif hanya memberikan gambaran umum tentang sampel yang diteliti. Misalnya, separuh penduduk pulau Jawa adalah petani. Contoh lain adalah mahasiswa yang bekerja di organisasi dengan IPK tinggi. variabel penelitian yang ditemukan pada contoh pertama adalah populasi dan lapangan kerja. Sedangkan variabel pada contoh kedua adalah tingkat kinerja organisasi dan IPK. 3. Hipotesis komparatif Jenis hipotesis yang terakhir, hipotesis komparatif. Menurut Sugiyono, hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan nilai yang didalilkan dalam satu atau lebih variabel dalam sampel yang berbeda. Namun, menurut Ridwan, hipotesis komparatif dirumuskan untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang bersifat khas. Singkatnya, dapat dikatakan bahwa hipotesis komparatif adalah asumsi awal dari rumusan masalah komparatif. Artinya variabelnya sama, hanya populasi, sampel atau kondisinya saja yang berbeda. 1.5 Peran Hipotesis Dalam Penelitian Hipotesis berperan dalam memberikan arah dan tujuan dari kegiatan penelitian dan juga mengarahkan arah solusi yang efektif. Hipotesis yang baik tentu menghindari penelitian sia-sia dan pengumpulan data sia-sia. Tidak semua penelitian membutuhkan hipotesis atau hipotesis. Misalnya dalam penelitian yang bersifat deskriptif, eksploratif, kualitatif. Keuntungan menggunakan hipotesis adalah sebagai berikut: • Membantu pemilihan metode analisis data • Menjelaskan masalah-masalah yang muncul dalam penelitian • Digunakan sebagai pedoman untuk menarik kesimpulan • Mendeskripsikan variabel-variabel yang diuji validitasnya BAB 3 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Teori adalah serangkaian konsep, asumsi, definisi, struktur, dan proposisi yang menjelaskan fenomena sosial dengan merumuskan secara sistematis hubungan antar variabel. Berdasarkan pengertian tersebut, teori tersebut memuat tiga hal. Teori selalu digunakan dalam penelitian apapun. Secara umum, teori mengacu pada kelompok hukum yang terorganisir secara logis. Teori mencakup postulat, asumsi, tesis, hipotesis, banyak konsep dan juga proposisi. Tidak hanya itu, teori tersebut juga mengandung idealisasi terkait dengan organisasi kehidupan sosial atau yang disebut dengan organisasi kehidupan alam semesta. Mengkonfirmasi validitas teori memberikan bukti empiris. Secara umum teori mempunyai tiga fungsi, yaitu menjelaskan (explain), meramalkan (predict) dan mengendalikan (control) suatu fenomena. Singkatnya dan sederhananya, hipotesis penelitian adalah asumsi tentatif. Asumsi ini dibuat oleh penulis atau peneliti berdasarkan data mentah yang diperoleh. Tebakan benar atau salah kemudian ditentukan berdasarkan hasil penelitian. Hipotesis dapat dibagi menjadi dua jenis, hipotesis kerja dan hipotesis nol. Kemudian, ada hipotesis yang berbeda sesuai dengan bentuknya. Hipotesis penelitian yang terbagi menjadi tiga jenis yaitu Hipotesis relasional atau asosiatif, Hipotesis deskriptif dan hipotesis komparatif. Hipotesis berperan dalam memberikan arah dan tujuan dari kegiatan penelitian dan juga mengarahkan arah solusi yang efektif. Hipotesis yang baik tentu menghindari penelitian sia-sia dan pengumpulan data sia-sia. DAFTAR PUSTAKA Cooper, D. R., & Schindler, P. S. (2017). Metode Penelitian Bisnis (D. A. Halim (ed.); 2nd ed.). Salemba Empat. Nasution, A. R. S. (2021). Identifikasi Permasalahan Penelitian. ALACRITY : Journal of Education, 1(2), 13–19. https://doi.org/10.52121/alacrity.v1i2.21 Sugiarto. (2022). METODOLOGI PENELITIAN BISNIS (E. S. Mulyanta (ed.); 2nd ed.). Penerbit Andi.