JM Jurnal Flu Burung PDF
JM Jurnal Flu Burung PDF
JM Jurnal Flu Burung PDF
2)
183
184 JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.2, NO. 2 JANUARI 2006 : 183 194
FLU BURUNG MENULAR DAN MEMATIKAN
Hingga saat ini dampak kematian ternak unggas sudah
mencapai puluhan, bahkan ratusan juta ekor. Tidak hanya itu menurut
data dari WHO menunjukkan kenaikan bahkan sampai dengan akhir
bulan Juni 2005, dari hasil pemeriksaan laboratorium tidak kurang dari
108 orang terjangkit virus flu burung dan tidak kurang dari 56 orang
diantaranya meninggal dunia.Tidak semua virus pada binatang dapat
menyerang manusia. Virus flu burung yang tingkat kemampuan
mematikannya tinggi atau high-pathogenic avian influenza dan dapat
menginfeksi manusia (Zoonosis) adalah tipe H5N1 dan H9N2. Galur
virus influenza H5N1 ini, hanya ditemukan di Hongkomg pada tahun
1997 dan tidak ditemukan di negara di luar Hongkong. Namun dalam
perkembangannya, ternyata galur H5N1 itu juga yang menyebabkan
kematian manusia di Vietnam bulan Januari 2004. Penularan dari
unggas ke manusia terjadi bila kita melakukan kontak langsung
seperti memelihara atau menyembelih dan tinggal di sekitar unggas
yang terinfeksi penyakit ini. Unggas yang terinfeksi dapat pula
mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudian mengering dan
hancur menjadi bubuk. Bubuk inilah yang dihirup preventif, baik
terhadap unggas maupun pada manusia yang bersinggungan
langsung dengan ternak unggas . Para pekerja di peternakan ayam,
pasar burung, dan rumah potong ayam, memiliki r isiko besar tertular
virus flu burung. Keunikan biologi virus influenza adalah kemampuan
virus ini mengalami perubahan genetika ( genetic reassortment)
sehingga mampu menembus spesies barrier dan terjadilah penularan
antar jenis (spesies) mahluk, misalnya dari binatang ke manusia,
sekali virus ini menyerang manusia, maka penularan antarmanusia
dapat terjadi. Hal inilah yang dik hawatirkan oleh masyarakat.
Kelompok yang paling rentan terkena penyakit ini adalah anak -anak
dibawah 12 tahun, hampir separuh kasus flu burung pada m anusia
menimpa anak-anak. Hal ini disebabkan kekebalan tubuh anak -anak
belum begitu kuat. Obat dan vaksin untuk flu burung hingga saat ini
belum ada, obat-obatan hanya meredam gejalanya teta pi tidak
mengobati penyakitnya.
Sejak 19 September 2005, Menteri Kesehatan (Menk es) Siti
Fadillah Supari menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) secara
nasional. Hal ini diungkapkan Menk es setelah adanya kasus pasien
RS. Internasional Bintaro, yaitu Rini Dina m eninggal dunia karena
terinfeksi Virus Avian Influenza (AI) berdasarkan konfirmasi dari
laboratorium di Universitas Hongkong. Virus Avian Influenza yang
memulai mewabah di Indonesia ternyata telah menyebabkan kerugian
yang diderita peternak unggas berupa k ematian tidak kurang dari 4,7
juta ekor. Untuk merehabilitasi dibutuhkan dana ratusan miliar dengan
jangka waktu antara 3 hingga 5 tahun.
185
186 JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.2, NO. 2 JANUARI 2006 : 183 194
CARA PENULARAN FLU BURUNG
Virus flu burung (H5N1) dapat menyebar dengan cepat di
antara populasi unggas dengan kematian yang tinggi. Bahkan dapat
menyebar antarpeternakan dari suatu daerah ke daerah lain. Penyakit
ini juga teridentifikasi bersifat zoonosis, yaitu menular dari hewan
ternak ke manusia.
Penularan Antar-Ternak Unggas
Penyakit flu burung dapat ditularkan dari unggas ke unggas
lain atau dari peternakan ke peternakan lainnya dengan cara sebagai
berikut:
a. Kontak langsung dari ung gas terinfeksi dengan hewan yang
peka.
b. Melalui lendir yang berasal dari hidung dan mata.
c. Melalui kotoran (feses) unggas yang terserang flu burung.
d. Lewat manusia melalui sepatu dan pakaian yang
terkontaminasi dengan virus.
e. Melalui pakan, air, dan peralatan
kandang yang
terkontaminasi.
f. Melalui udara karena memiliki peran penting dalam penularan
dalam satu kandang, tetapi memiliki peran terbatas dalam
penularan antarkandang.
g. Melalui unggas air yang dapat berperan sebagai sumber
(reservoir) virus dari dalam sal uran intestinal dan dilepaskan
lewat kotoran.
Penularan dari Ternak ke Manusia
Faktor yang dapat membatasi penularan flu burung dari
ternak ke manusia adalah jarak dan intensitas dalam aktivitas yang
berinteraksi dengan kegiatan peternakan. Semakin dekat jarak
peternakan yang terkena wabah virus dengan lingkungan manusia
maka peluang untuk menularnya virus bisa semakin besar. Penularan
virus ke manusia lebih mudah terjadi jika orang tersebut melakukan
kontak langsung dengan aktivitas ternak.
Perla diperhatikan pula cara pengolahan dan pemasakan
daging unggas. Daging yang dimasak harus dipastikan benar -benar
matang untuk menghindari adanya sisa kehidupan dari virus.
0
Kematian virus dapat terjadi jika dipanaskan dengan suhu 60 C
selama 3 jam. Semakin meningka t suhu akan semakin cepat
mematikan virus.
Telur yang cangkangnya terdapat kotoran kering perla
diwaspadai. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kotoran yang
menempel pada telur tadi berasal dari kotoran unggas yang terjangkit
flu burung. Jika memperoleh telur seperti ini maka sebaiknya segera
187
188 JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.2, NO. 2 JANUARI 2006 : 183 194
4. Melepaskan sepatu, sandal atau alas kaki lainnya di luar rumah.
5. Bersihkan alat pelindung diri dengan de terjen dan air hangat,
sedangkan benda yang tidak bisa kita bersihkan dengan baik
dapat dimusnahkan.
6. Memilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala flu burung)
hindari membeli unggas dari daerah yang diduga tertular flu
burung.
7. Memilih daging unggas yang baik yaitu segar, kenyal (bila
ditekan daging akan kembali seperti semula), bersih tidak
berlendir, berbau dan bebas faeces dan kotoran unggas lainnya
serta jauh dari lalat dan serangga lainnya.
8. Sebelum menyimpan telur unggas dicuci lebih dulu agar bebas
dari faeces dan kotoran unggas lainnya.
0
9. Memasak daging dan telur unggas hingga 70 C sedikitnya
selama 1 menit. Sejauh ini bukti ilmiah yang ada mengatakan
aman mengkonsumsi unggas dan produknya asal telah dimasak
dengan baik.
10. Pola hidup sehat secara umum dapat mencegah flu seper ti
istirahat cukup untuk menjaga daya tahan tubuh ditambah
dengan makan dengan gizi seimbang serta olah raga teratur
dan jangan lupa komsumsi vit amin C.
11. Hindari kontak langsung dengan unggas yang kemungkinan
terinfeksi flu burung, d an laporkan pada petugas yang
berwenang bila melihat gejala klinis flu burung pada hewan
piaraan.
12. Tutup hidung dan mulut bila terkena flu agar tidak menyebarkan
virus.
13. Pasien influenza dianjurkan banyak istirahat, banyak minum dan
makan makanan bergizi.
14. Membawa hewan ke dokter hewan atau klinik hewan untuk
memberikan imunisasi.
15. Sering mencuci sangkar atau kurungan burung dengan
desinfektan dan menjemurnya dibawah sinar matahari, karena
sinar ultra violet dapat mematikan virus flu burung ini.
16. Apabila anda mengunjungi pasien flu burung, ikuti petunjuk dari
petugas rumah sakit untuk menggunakan pakaian pelindung
(jas lab) masker, sarung tangan dan pelindung mata. Pada
waktu meninggalkan ruangan pasien harus melepaskan semua
alat pelindung diri dan mencuci tanga n dengan sabun.
17. Bila ada unggas yang mati mendadak dengan tanda -tanda
seperti flu burung harus dimusnahkan dengan cara dibakar dan
dikubur sedalam 1 meter.
Pada dinas terkait dengan flu burung bi sa melaksanakan
penerapan siaga 1 pada usaha peternakan ungg as dan babi dengan
189
190 JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.2, NO. 2 JANUARI 2006 : 183 194
Peningkatan biosekuriti
Strategi utama yang harus dilaksanakan adalah dengan
meningkatkan biosekuriti. Tindakan karatina atau isolasi harus
diberlakukan terhadap peternakan yang tertular. Kondisi sanitasi di
kandang-kandang, lingkungan kandang maupun para pekerja harus
sehat. Kemudian lalu lintas keluar -masuk kandang termasuk orang
dan kendaraan harus secara ketat dimonitor. Area peternakan yang
sehat diciptakan dengan program desinfeksi secara teratur serta
menerapkan kebersihan pada saat bekerja, misalnya dengan
memakai sarung tangan, masker, dan sepatu panjang.
Vaksinasi
Program vaksinasi m erupakan tindakan kedua yang dipilih
oleh Indonesia di dalam penanggulangan avian influenza. Vaksinasi
dilakukan terhadap hewan yang sehat, terutama yang berada di
sekitar peternakan ayam yang terkena wabah ini dilakukan untuk
memberikan kekebalan pada aya m supaya tidak mudah tertular.
Vaksinasi yang digunakan harus memenuhi standar mutu yang
ditetapkan menurut peraturan perundangan yang berlau. Kemudian
vaksin yang boleh diedarkan dan digunakan adalah vaksin yang
mendapat nomor registrasi Departemen Pertan ian.
Dalam program vaksinasi ini, Departemen Pertanian telah
menyediakan sekitar 126 juta dosis vaksin siap digunakan. Vaksin ini
didistribusikan ke daerah-daerah yang terkena infeksi atau daerah
yang diperkirakan akan tertular. Pelaksanaan vaksinasi akan
dikoordinir oleh Dinas Peternakan masing -masing wilayah yaitu
provinsi, kabupaten dan kota.
Depopulasi
Istilah depopulasi adalah tindakan memusnakan unggas
atau hewan yang sakit secara terbatas. Ada berbagai cara yang dapat
ditempuh sebagai upaya pemusnahan ini. Pertama, adalah dengan
menguburkan unggas yang mati akibat avian influenza. Kedua ,
peternak dapat melaksanakan depopulasi dengan membakar unggas
yang mati akibat terserang penyakit tersebut. Tujuan utama dari
tindakan ini adalah untuk memutuska n siklus penyakit. Tempat di
mana dilaksanakan pemusnahan hewan seharusnya ditutup kembali
kemudian disiram dengan air kapur atau desinfektan.
Seperti diketahui bahwa dalam mengkaji suatu penyakit, ada tiga hal
yang harus diperhatikan, yaitu pertama adala h agent atau penyebab
penyakit, dalam hal ini virus avia n influenza. Kedua adalah induk
semang atau inang, dalam kasus ini yang bertindak sebagai inang
adalah unggas, babi, bahkan manusia bila virus menginfeksi . Hal
ketiga yang harus diperhatikan adalah li ngkungan (enviromental).
191
192 JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.2, NO. 2 JANUARI 2006 : 183 194
Mempertahankan wilayah yang masih bebas.
Mencegah
penularan
penyakit
ke
manusia
menghilangkan sumber penyakit .
dengan
Melakukan sosialisasi
Sosialisasi flu burung dilakukan dengan peny uluhan ke
peternakan di masing-masing daerah. Adanya sosialisasi diharapkan
warga di sekitar lokasi peternakan mengerti dan paham akan bahaya
flu burung. Dengan demikian, masyarakat akan menjaga kondisi
lingkungan dan kesehatannya. Pengertian masyarakat akan bahaya
flu burung diharapkan membuat tahu langkah -langkah yang harus
dilakukan dalam menghadapi flu burung.
PENUTUP
Penularan flu burung pada manusi a membuat Departemen
Kesehatan juga mengeluarkan beberapa langkah -langkah dan
kebijakan. Selain itu, depertemen ini bekerja sama dengan
Departemen Pertanian dalam pengambilan langkah -langkah efektif
penanggulangan. Kerja sama ini tetap berada dalam lingkup tugas
masing-masing. Langkah kerja sama yang menjadi bagian dari
Departemen Kesehatan, antara lain tindakan biosekuriti, h igiene dan
sanitasi peternakan, serta menyiapkan sarana pelayanan kesehatan
untuk perawatan penderita, intensifikasi surveilens epidemiologi saling
mendukung dalam berbagai kegiatan dan diagnosis laboratorium. Hal
tersebut dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban lebih banyak
akibat infeksi flu burung. Beberapa langkah lainnya yang ditempuh
sebagai upaya mencegah infeksi flu burung pada manusia sebagai
berikut:
Sosialisasi flu burung
Langkah ini dilakukan dengan penyuluhan di berbagai daerah
terutama di daerah terjadinya wabah. Dengan adanya penyuluhan
diharapkan masyarakat tetap waspada dan tidak perlu panik akan
adanya flu burung. Jika ada masyarakat yang terkena flu burung
diharapkan segera melapor ke rumah sakit terdekat untuk segera
ditangani
Penyuluhan juga bertujuan untuk memberi pemahaman
tentang risiko dan penularan flu burung. Penjelasan tentang belum
adanya bukti bahwa penularan terjadi antar manusia bertujuan supaya
masyarakat tidak perlu takut untuk ikut membantu memberikan
pertolongan terhadap orang yang terkena flu burung.
Menurut Departemen Kesehatan, beberapa langkah yang
harus dijalankan saat mengetahui suatu daerah terindentifikasi flu
burung, antara lain sebagai berikut:
193
194 JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.2, NO. 2 JANUARI 2006 : 183 194
WHO akan didistribusikan pada rumah sakit yang telah ditunjuk.
Rumah sakit yang telah ditunjuk berjum lah 44 dan tersebar di 30
provinsi di Indonesia. Daftar rumah sakit yang merupakan rujukan dari
Departemen Kesehatan untuk mengatasi flu burung tertera pada tabel
berikut.
DAFTAR PUSTAKA
Filename:
8.Ririh Y (183-196)
Directory:
F:\JURNAL KESHLING\Volume 2 No. 2\Artikel Siap
Cetak_Word
Template:
C:\Documents and Settings \unair\Application
Data\Microsoft\Templates\Normal.dot
Title:
BAB I
Subject:
Author:
JOHAN KADHAFI NUR
Keywords:
Comments:
Creation Date:
4/25/2006 12:45:00 PM
Change Number:
26
Last Saved On:
5/29/2006 1:34:00 PM
Last Saved By:
Kesling
Total Editing Time: 219 Minutes
Last Printed On:
4/10/2007 11:22:00 AM
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 12
Number of Words:
3,868 (approx.)
Number of Characters: 22,054 (approx.)