Modalitas Terapi
Modalitas Terapi
Modalitas Terapi
ISSN 2407-9189
Abstract
Dementia is a severe cognitive decline that interferes daily life and social activities. Cognitive
decline on dementia usually begins with the deterioration of memory. Results of preliminary
survey showed that 40% of them can take a bath, urinate, and do bowel movement independently.
The purpose of this research was to find out about dementia with ADL (Activity of Daily Living)
fulfillment capability on the elderly in Kalirejo Village Lawang Public Health Center, Regency of
Malang. This study used correlation-population design for all elderly who experience dementia.
The sample was 22 elderly people, by using total sampling technique. Data was collected using
questionnaire and observation and the analysis was conducted using Spearmans rho formula. The
research showed that there was a significant correlation between dementia and ADL (Activity of
Daily Living) fulfillment capability on the elderly in Kalirejo Village, Lawang Public Health
Center, Regency of Malang with significance value of 0.44 (level of significance 0.05). Based on
that research, it is expected that the corresponding health personnel can give some education to
the family and thye elderly for early screening of chronical or acute disease, physical or
psychological disease, and modality therapy.
Keywords: Elderly, ADL ( Activity of Daily Living), Dementia
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua adalah proses alamiah
yang secara fisik dan mental mengalami
perubahan yang perlahan yang perlahan, tetapi
pasti dan dialami oleh semua orang tanpa
terkecuali proses menua terdiri atas tiga fase,
fase pertumbuhan dan perkembangan, fase
maturasi, fase penurunan oleh penuaan
(Nugroho, 2008:174). Proses menua merupakan
proses yang terus menerus/berkelanjutan secara
alamiah dan umumnya terjadinya kehilangan
jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan
lain,hingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
Kecepatan proses menua setiap individu pada
organ tubuh tidak akan sama. Menurunnya
fungsi berbagai organ lansia menjadi rentan
terhadap penyakit yang bersifat akut atau
kronis. Fenomena ini jelas mendatangkan
sejumlah konsekwensi, antara lain timbulnya
170
ISSN 2407-9189
171
172
ISSN 2407-9189
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka
dapat dirumuskan permasalahan penelitian
sebagai berikut:
Bagaimanakah
hubungan
antara
Demensia dengan pemenuhan kebutuhan ADL
(Activity of Daily Living) pada Lansia di Desa
Kalirejo Wilayah Kerja Puskesmas Lawang
Kabupaten Malang?
C.
Tujuan penelitian
Menganalisis hubungan antara Demensia
dengan pemenuhan kebutuhan ADL (Activity
of Daily Living) pada Lansia di Desa Kalirejo
Wilayah Kerja Puskesmas Lawang Kabupaten
Malang.
D.
Manfaat Penelitian.
1. Bagi Lansia
Sebagai informasi dalam mempertahankan atau
meningkatkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
lansia, khususnya lansia yang mengalami
demensia, terutama pada kegiatan-kegiatan
pemenuhan ADL misalnya: Mandi, berpakaian,
Makan, kontinen (BAK), eliminasi BAB.
2. Bagi Puskesmas
Sebagai informasi tentang kegiatan ADL
(Activity of Daily Living) lansia yang
mengalami
demensia
sehingga
dapat
dimanfaatkan pihak Puskesmas, sebagai
pertimbangan
dalam
intervensi
dalam
mempertahankan atau memperbaiki status
Kesehatan Lansia di wilayah Kerjanya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Sebagai sarana atau referensi dasar bagi
penelitian-penelitian selanjutnya yang lebih,
berhubungan dengan Lansia Demensia dan
ADL (Activity of Daily Living).
4. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber informasi dan pedoman dalam
proses belajar-megajar terkait mengenai limu
keperawatan jiwa, dan gerontik.
5. Bagi Keluarga
Sebagai informasi tentang lansia yang demensia
sehingga mengetahui cara perawatan dalam
pemenuhan kebutuhan ADL (Activity of Daily
Living).
E.
Kerangka Konsep
Pengaruh Reversible
- drugs(obat).
- Emotional
(gangguan
emosional, ex:
depresi)
- Metabolik dan
endokrin
- Disfungsi mata
dan telinga
- Demensia
Nutrisional
Pengaruh Non
reversible
- Penyakit
degeneratif.
- Keterangan
Penyakitvaskuler :
-
Demensia
traumatic
infeksi
Bila Lansia
demensia dapat
memenuhi
kebutuhan ADL
(activity of daily
living) makaakan
Kemampuan tidak tergantung
Pemenuhan
pada orang lain
kebutuhan
sehari-hari
(ADL) pada
Lansia dalam
hal :
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Bila lansia
Berpindahte demensia tidak
mpat
dapat memenuhi
Kontinensia ADL (activity
daily of living)
Makan
maka
akantergantung.
Pada orang lain
: Diteliti
: Tidak diteliti
2. HIPOTESIS
ISSN 2407-9189
173
174
ISSN 2407-9189
telah
1.
Jumlah
Berdasarkan Usia
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden
berdasarkan usia pada Lansia Demensia di Desa
Kalirejo Wilayah Kerja Puskesmas Lawang
Kabupaten Malang pada bulan Mei 2015.
Usia
Prosentase
No
Frekuensi
(tahun)
(%)
1
65-70
2
9
2
71-75
5
22.7
3
76-80
11
50
4
81-85
1
4,6
5
86-90
3
13,7
Jumlah
22
No Kategori
1
2
3
4
Frekuensi Prosentase
(%)
0
0
Tidak
Demensia
Demensia 11
Ringan
Demensia 7
sedang
Demensia 4
Berat
ISSN 2407-9189
22
100
50
31,8
18.2
175
Correlations
Demensia ADL
Spear deme Correlation 1.000
man's nsia Coefficient
rho
Sig.
(1- .
tailed)
N
ADL Correlation
Coefficient
Sig.
tailed)
N
-.372*
.044
22
22
-.372*
1.000
(1- .044
22
.
22
Pembahasan
Kategori Tingkatan Lansia yang
mengalami Demensia di Desa Kalirejo
Wilayah Kerja Puskesmas Lawang
Berdasarkan tabel 8.3 Kategori Lansia
yang mengalami Demensia di Desa Kalirejo
Wilayah Kerja Puskesmas Lawang Kabupaten
Malang, didapatkan 11 responden (50 %) atau
setengahnya adalah mengalamai demensia
ringan. Hal tersebut kemungkinan karena
semakin tua manusia akan terjadi kemunduran
baik itu penurunan fisik ataupun kognitif.
Dilihat dari kelompok umur setengahnya adalah
berusia 76 80 tahun, dimana pada usia ini
kemungkinan seorang lansia telah mengalami
penurunan kemampuan daya pikir, dan
penurunan-penurunan fungsi lainnya. Sesuai
dengan teori Suardiman (dalam buku Psikologi
Lanjut Usia 2011: 88) bahwa Demensia adalah
sindrom kemerosotan fungsi kognitif dari
tingkat kemampuan aktifitas dasar sehari-hari
(ADS) dan tinbulnya prilaku yang tidak selaras
dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat pernyataan yang dikemukakan
oleh S. Tamher-Noorkasiani ( dalam buku
Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan 2009: 48) bahwa
176
ISSN 2407-9189
ISSN 2407-9189
177
178
ISSN 2407-9189
ISSN 2407-9189
bila
BAK seluruhnya di kontrol sendiri,
membutuhkan alat bantu bila BAK pengunaan
inkontiensia parsial atau total, penggunaan
kateter, pispot dan pembalut memerlukan bantu
orang lain.
Selanjutnya berdasarkan hasil observasi
juga diketahui bahwa kemampuan Lansia
Demensia dalam memenuhi kebutuhan
menyiapkan atau saat makanan dan minum
adalah mandiri dengan alat bantu. Hal ini
kemungkinan karena pada penderita demensia
terjadi kerusakan pada sistem saraf pusat yang
dapat mengakibatkan hilangnya memori jangka
pendek akibatnya lansia sulit untuk mengingat
kejadian yang terjadi dalam waktu yang singkat
seperti tidak ingat makanan apa yang di makan
sebelumnya sehingga memerlukan alat bantu.
Sesuai dengan teori Muharyani (dalam Jurnal
Ilmu Kesehatan Masyarakat 2010 : 24) bahwa
gangguan yang terjadi berupa ketidakmapuan
lansia mengingat apa yang dimakan
sebelumnya, penurunan nafsu makan.
Hal tersebut kemungkinan karena
keterbatas kemampuan sistem panca indra dan
kemampuan fisik yang membuat kondisi lansia
tidak dapat menyiapkan dan saat makan atau
minum sehingga membutuhkan alat bantu.
Sesuai dengan teori Tamher
Noorkasiani (dalam buku Kesehatan Usia
Lanjut
dengan
Pendekatan
Asuhan
Keperawatan 2009: 27) bahwa fase ke tiga (fase
kemunduran) dalam kehidupan idividu, secara
mikro berlangsung kemunduran biologis dan
fungsional(sistem panca indra). Tamher
Noorkasiani (dalam buku Kesehatan Usia
Lanjut
dengan
Pendekatan
Asuhan
Keperawatan 2009: 72) bahwa makan/ minum
dikatakan mandiri, bila mana menyuap
makanan
sendiri,
mengambil
dari
piring.keadaan
sebaliknya
tergolong
membutuhkan alat bantu.Sesuai dengan teori
Maryam (dalam buku Kesehatan Usia Lanjut
dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan2010:
179) bahwa dinyatakan mandiri bila Mengambil
makan dari piring dan menyuapinya sendiri,
bergantung bila bantuan dalam hal mengambil
makanan dari piring dan menyuapinya, tidak
makan sama sekali.
179
ISSN 2407-9189
Saran
1. Bagi Lansia
Diharapkan dapat berguna sebagai
gambaran
agar
responden
lebih
memperhatikan kemampuan ADL (Activity
of Daily Living) yang terdiri dari aktivitas
mandi, berpakaian, eliminasi BAB,
berpindah tempat, eliminasi BAK, makan
dan minum, dengan melatih kemandirian,
untuk
meningkatkan
kemampuan
ADL(Activity of Daily Living).
2. Bagi Keluarga
Diharapkan
pihak
keluarga
lebih
memperhatikan kemampuan ADL (Activity
of Daily Living) lansia, dengan melatih
kemandiriannya, dalm hal ini saat aktivitas
mandi, berpakaian, eliminasi BAB,
berpindah tempat, eliminasi BAK, makan
dan
minum,untuk
meningkatkan
kemampuan ADL (Activity of Daily
Living).
3. Bagi Puskesmas
Diharapkan pihak Puskesmas lebih aktif
mengadakan posyandu lansia untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan lebih
intesif pada lansia sebagai upaya
pencegahan atau skrining awal penyakit
kronis atau akut, penyakit fisik atau psikis
.dan memberikan terapi modalitas yang
180
Stanley,
Stuart,
ISSN 2407-9189
Kehidupan
Sehari-hari
pada
Lansia,
(Online).
(http:
Penilaian/keseimbangan/dengan/ak
tivitas/seharihari/pada/lansia.co.id/docjurnal/20
10/Andi Sugiarto Setiahardja.pdf,
diakses 8 Agustus 2010
181