Kajian Potensi Air Dan Pengembangan Sumberdaya Air Das Sembayat (Pengembangan Wilayah Utara Kabupaten Gresik)
Kajian Potensi Air Dan Pengembangan Sumberdaya Air Das Sembayat (Pengembangan Wilayah Utara Kabupaten Gresik)
Kajian Potensi Air Dan Pengembangan Sumberdaya Air Das Sembayat (Pengembangan Wilayah Utara Kabupaten Gresik)
Abstract
A study that was aimed to analyze the potency of surface water for water resource
development of the Gresik Regency was conducted by analyzing available rainfall and
water discharge data. Results of this study showed the occurrence of water potency
deficit and water shortage. Discharge of water from river flowing through the Gresik
Regency did not originally come from excessive rainfall but it came from sea water
flowing into the river at certain months, and from upstream and midstream discharges
of Bengawan Solo river. Climate affected conditions of water resource potency which its
main source is rainfall. Hence water supply could not be relied only from rainfall. The
existing surface water can only provide 50% of the water need of the Gresik Regency
for domestic uses and other 50% for industrial purposes. The remaining water need
should be sought from other sourves such as drilling well, small basins and lakes.
untuk pemanfaatannya. Data itu adalah dan hujan bulanan rata-rata wilayah.
berupa data hujan dan data debit. Data Pengaruh hujan terhadap
pelengkap adalah data yang diperlukan evapotranspirasi perlu diketahui untuk
untuk menglengkapi kajian dan analisis menganalisis sejauh mana pengaruh
yang meliputi. data evapotranspirasi, iklim daerah terhadap potensi
data topografi (elevasi), data tata guna sumberdaya air. Sumberdaya air yang
lahan, data tampungan air yang sudah dimaksud adalah hujan dengan suatu
ada di daerah kajian, data jumlah besaran mm.
penduduk, dan data jumlah industri.
Data-data yang digunakan adalah data Keseimbangan kebutuhan dan ketersediaan air
sekunder, yaitu data yang dibuat oleh Untuk mengkaji permasalahan
instansi dan digunakan untuk kajian. ketersediaan air, dilihat terlebih dahulu
Dalam pengumpulan data ini juga pola karakteristik hidrologi daerah
dilakukan survei ke perusahaan kajian, dan pola pembagian tiap daerah
pengguna air untuk mengetahui yang sudah dilaksanakan pada saat
pemakaian air pada perusahaan yang sekarang. Dengan mengetahui pola
tergolong perusahaan besar. pembagian air eksisting, maka nantinya
akan dapat direncanakan kebutuhan dan
Pengolahan data ketersediaan debit air pada daerah kajian
Pengolahan Data Hujan Tes (Zen, 1999).
Konsistensi Data Hujan Korelasi antar Metode Neraca Air (Water Balance)
Stasiun Pengukur Hujan. Ukuran untuk digunakan untuk membandingkan
menyatakan derajat hubungan antara antara ketersediaan debit air yang ada
variabel dinamakan koefisien korelasi. dengan kebutuhan air industri dan
Analisa korelasi terkait dengan analisa domestik setiap bulan. Analisa awal
regresi, karena bila suatu individu hasil dalam studi ini adalah membandingkan
pengamatan ternyata memiliki kaitan ketersediaan & kebutuhan air antara
erat dengan individu lain, maka dapat kebutuhan air eksisting dengan pola
meramalkan nilai induvidu yang satu kebutuhan air rencana. Sebagai tolak
dengan menggunakan nilai individu ukur awal, rencana pemberian air untuk
yang satunya lagi. industri dan domestik eksisting.
Kemudian untuk kebutuhan air masing-
Analisis hasil pengolahan data masing dicobakan untuk kebutuhan air
Analisis hasil pengolahan data domestik 100%, industri 50%; domestik
diperlukan untuk mengetahui potensi 50%, industri 100%, dan domestik 50%,
ketersediaan air daerah kajian. Analisis industri 50% dari jumlah total industri
ini menyangkut hubungan antara hujan, atau domestik. Sehingga dapat diketahui
debit, topografi, iklim, yaitu sebagai perencanaan tata ruang wilayah daerah
dasar untuk mengetahui karakteristik mendatang untuk domestik dan
hidrologi global dan pengelolaan industri.
sumberdaya air daerah kajian
(Soewarno, 1995).. Analisis yang Hasil dan Pembahasan
dilakukan adalah Analisis korelasi antar Data hujan
stasiun hujan daerah kajian, korelasi
antar stasiun hujan, korelasi antara Sejumlah stasiun paling sedikit lima
elevasi dan hujan tahunan rata-rata dengan pengamatan yang dapat
wilayah, korelasi antara evapotranspirasi dipercaya dan kira-kira panjangnya sama
36
D.N. Khaerudin/ Buana Sains Vol 7 No 1: 33-42, 2007
dalam wilayah iklim yang sama, diseleksi Ternyata, semua data curah hujan
sebagai stasiun pembanding. Data hujan tersebut tidak mengalami kecendrungan
tahunan, bulanan atau musiman perubahan kemiringan gradien garis.
ditambahkan secara akumulatif untuk Hal ini menunjukkan semua data
setiap stasiun, mulai dengan curah hujan yang terdapat di stasiun
pengamatan kalender terakhir. Suatu pengukur hujan adalah konsisten selama
rata-rata aritmatik dihitung untuk semua periode pengamatan. Artinya data-data
stasiun dengan periode kalender yang pengamat curah hujan yang ada
sama. Penambahan akumulasi data dari disembilan stasiun pengamat curah
stasiun yang akan dicek terhadap stasiun hujan tidak mengalami perubahan
pembanding dihitung. Berdasarkan data akibat kondisi alat pengukur curah
yang terdapat di sembilan stasiun hujan ataupun perubahan daerah aliran
pengamatan curah hujan (Tabel 1) dan sungainya dan data masih dapat
berdasarkan data hasil perhitungan digunakan dengan hasil perhitungan
perkiraan data hujan hilang (Tabel 2), perkiraan data hujan hilang tersebut.
dilakukan analisis kurva massa ganda.
Keterangan:
P1 : Stasiun Ujung Pangkah (Kecamatan Ujung Pangkah)
P2 : Stasiun Panceng (Kecamatan Panceng)
P3 : Stasiun Sedayu (Kecamatan Sedayu)
P4 : Stasiun Sumengko (Kecamatan Duduk Sampeyan)
P5 : Stasiun Suci (Kecamatan Manyar)
P6 : Stasiun Tambak Ombo (Kecamatan Manyar)
P7 : Stasiun Mentaras ( Kecamatan Dukun)
P8 : Stasiun Lowayu (Kecamatan Dukun)
P9 : Stasiun Bunder (Kecamatan Kebomas)
37
D.N. Khaerudin / Buana Sains Vol 7 No 1: 33-42, 2007
Hubungan hujan, limpasan, dan base flow (Gambar 3). Aliran dasar yang terjadi
menjadi semakin berkurang dengan
Hubungan antara limpasan, curah
berkurangnya curah hujan atau
hujan, dan base flow diperlukan untuk
terjadinya defisit hujan pada bulan Mei
mengetahui potensi sumberdaya air
dan September tersebut, sehingga
dengan keseimbangan air, yang di
persediaan air di dalam tanah akan
dalamnya terdapat unsur-unsur jenis
semakin menurun. Hal ini dibuktikan
tanah, koefisien pengaliran dan,
pula dari data PIAT, bahwa rata-rata
besarnya penyerapan (infiltrasi).
potensi sumber air tanah rata-rata hanya
Keseimbangan air, limpasan dan base
berkisar antara 0,007 0,012 m3.
flow, untuk pengamatan hubungan ini
menggunakan formula Mock (1993). Hubungan hujan dan debit
Berdasarkan perhitungan, dapat
diketahui bahwa potensi sumberdaya air Hubungan curah hujan wilayah, debit
di bawah permukaan mengalami defisit air sungai di stasiun pengamat Babat
dari bulan Mei hingga September dan kualitas ruang yang dapat
40
D.N. Khaerudin / Buana Sains Vol 7 No 1: 33-42, 2007
ekslusive selama tahun eksisting 2003 debit air permukaan dengan kualitas
2005 ini sangat membantu dalam yang baik dan dengan memanfaatkan air
menyediakan air. Tahun 2010 bawah permukaan.
diharapkan untuk dapat memanfaatkan
potensi hujan tidak dapat diandalkan. hilir adalah tidak mencukupi. Sehingga
Debit air sungai yang melewati perlu untuk memperoleh tambahan atau
Kabupaten Gresik bukan hanya berasal alternatif pemenuhan kebutuhan air
dari limpasan air hujan (proses water mengingat daerah tersebut berpotensial
balance), tetapi berasal dari pasang air untuk dapat dikembangkan menjadi
laut yang masuk ke sungai Bengawan daerah industri dan perdagangan.
Solo pada bulan-bulan tertentu dan
berasal dari limpahan debit hulu dan Daftar Pustaka
tengah sungai Bengawan Solo. Debit air
Bengawan Solo memberikan hasil rata- Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air.
rata 391,7 m3/det. Bogor: IPB Press
Asaad Y., Shamseldin, K.M., OConner, G.
Iklim berpengaruh berhadap
And Liangm, C. 1997. Methods for
kondisi potensi sumberdaya air, yang Combining
sumber utamanya dari hujan. Hal ini Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan
dibuktikan dengan analisis hubungan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
antara evapotranspirasi dan hujan, Gajah Mada Pressq
korelasi antara hujan bulanan dengan Fetter, C.W. 1994. Applied Hidrogeology.
debit bulanan, serta kondisi Third Edition. Prentice Hall, Inc. A
topografinya yaitu, hubungan antara Simon and Schuster Company
elevasi dengan curah hujan rata-rata Englewood Clitts, New Jersey.
maksimum daerah tahunan daerah Mock. F.J. 1973. Land Capability Appraisal
kajian. Hujan termasuk pada hujan tidak Indonesia. Water Availability Appraisal.
Report Prepared For The Land
lebat. Kondisi potensi sumber air di
Capability Appraisal Project., Food and
Kabupaten Gresik Utara, berupa Agricultural Organization of The United
waduk/embung, telaga, air tanah. Nations., Bogor Indonesia.
Waduk atau embung mempunyai Nandakumar, N. 1997. Uncertanly in
kapasitas tampung saat ini yang paling Rainfall Runoff Model Simulators and
kecil adalah 9 m3 Embung Wadeng The Implications for Predicting the
Kecamatan Sidayu dan yang paling Hydrologic Effect of Land-Use Change.
besar adalah 777,4 m3 Embung Lowayu Journal of Hydrology.
di Kecamatan Dukun. Air tanah di Nippon Koei Ltd. 2001. Comprehenship
Kabupaten Gresik Utara banyak Development and Management Plant
terdapat di kecamatan Dukun yang (CDMP) Studi for Bengawan Solo River
Basin Under and Lower River
memang daerah tersebut memenuhi
Improvement Project.
kriteria adanya potensi air tanah, yaitu Soewarno. 1995. Hidrologi, Aplikasi
diantaranya: daerah pegunungan, daerah Metode Statistik Untuk Analisis Data.
bergelombang, dan daerah dataran Bandung: Penerbit Nova
dengan morfologi dan litologi tertentu. Utomo, W.H. 1989. Konservasi Tanah di
Kebutuhan industri diperkirakan Indonesia (Suatu Rekaman dan Analisa).
sebesar 0,95 m3/det/unit dan Jakarta: W. Rajawali
banyaknya unit industri rata-rata di Zen M. K. 1999. Studi Keseimbangan Air
daerah sebanyak 350 unit. Kebutuhan dan Prediksi Potensi Air Tanah
air domestik diperkirakan sebesar 20 Terhadap Kebutuhan Air Bersih di
lt/or/hr. Apabila menjadi kebutuhan Kotamadya Bandar Lampung. Tesis
Rekayasa Pertambangan Hidrogeologi
total antara kebutuhan industri dengan
ITB Bandung.
kebutuhan air domestik, maka
ketersediaan air yang hanya berasal dari
sumber air permukaan Bengawan Solo