Survei Surveilans Perilakuberisiko Tertular Hivpada Remaja Jalanantahun 2011
Survei Surveilans Perilakuberisiko Tertular Hivpada Remaja Jalanantahun 2011
Survei Surveilans Perilakuberisiko Tertular Hivpada Remaja Jalanantahun 2011
(Survei of HIV Risk Behavior Among Youth Who Living on the Streets in Jember) Pudjo
Pendahuluan
Saat ini dunia tengah mengalami suatu pandemi virus HIV, pandemi ini tidak
hanya menimbulkan dampak negatif di bidang medis dan kesehatan masyarakat,
tetapi juga di bidang sosial dan diperkirakan telah mencapai 42 juta kasus yang
menyebar di seluruh dunia. Tidak ada satupun negara di dunia ini yang terbebas dari
infeksi ini, termasuk Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
sebagaimana dilansir Komisi Penanggulangan AIDS Nasional melaporkan sampai
dengan Maret 2008 terdapat 11868 kasus HIV & AIDS di Indonesia
* Pudjo Wahjudi, Irma Prasetyowati dan Yunus Ariyanto adalah Dosen Bagian
Epidemiologi dan Biostatistika – Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember
108
Jurnal IKESMA Volume 8 Nomor 2September 2012
(http://www.AIDSindonesia.or.id, 2008). Bahkan di Amerika pun yang dikenal
sebagai negara dengan tingkat pemakaian teknologi kesehatan yang canggih tidak
bisa terbebas dari permasalahan infeksi HIV.Infeksi HIV ini menjadi penyebab
kematian ketujuh di Amerika Serikat pada kelompok umur 15 -24 tahun di tahun
2002 (Tucker, 2004).
InfeksiHIV di Indonesia sudah pada tahap yang mengkhawatirkan. Jika tidak
dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan, sepuluh tahun mendatang
penyebaran infeksi HIV & AIDS di Indonesia bisa seperti di Sub Sahara Afrika, di
,
mana terdapat 3 dari 10 orang yang terinfeksi HIV (http://www.depkes.go.id 2008).
Saat ini penyebaran infeksi HIV & AIDS di Indonesia terkonsentrasi di 6 provinsi
yaitu DKI Jakarta, Papua, Jawa Timur, Bali, Jawa Barat dan Riau. Oleh karena itu
keenam gubernur dari daerah tersebut bersama Komisi Penanggulangan AIDS
mengadakan rapat koordinasi yang menghasilkan Kesepakatan Sentani sebagai
landasan Gerakan Nasional untuk membendung penyebaran epidemi HIV & AIDS
yang kini masih terkonsentrasi di enam provinsi tersebut agar tidak menyebar ke
populasi umum (http://kompas.com, 2008).
Jawa Timur menempati peringkat ketiga daerah dengan kasus HIV & AIDS
tertinggi di Indonesia. Sampai bulan Maret 2008, KPA melaporkan terdapat 1159
kasus HIV positif, 321 meninggal karena AIDS dan angka kasusnya (case rate)
sebesar 3,13 (http://www.AIDSindonesia.or.id, 2008). Sebagai salah satu daerah
dengan tingkat epidemi HIV terkonsentrasi artinya prevalensi HIV pada kelompok
yang berisiko tinggi sudah melebihi 5 persen, maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur
melakukan berbagai upaya sebagai bagian dari pelaksanaan pencegahan HIV & AIDS.
Kabupaten Jember mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah Provinsi Jawa
Timur dan beberapa lembaga yang mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap
permasalahan HIV & AIDS karena Jember termasuk katagori daerah dengan jumlah
kelompok rawan tertular HIV & AIDS terbesar (TKI dan TKW), kabupaten dengan
jumlah laporan kasus HIV & AIDS tinggi, kabupaten dengan risiko wilayah karena
kedekatan dengan Provinsi Bali dengan prevalensi HIV yang tinggi dan kabupaten
dengan jumlah kelompok resiko tinggi yang besar, seperti PSK ( di lokalisasi dan non
lokalisasi), waria pekerja seks, pengguna IDU (Pengguna Narkoba Suntik) dan Pria
Pekerja Seks (http://www.dinkesjatim.go.id, 2008). Dengan demikian Jember saat
ini menghadapi permasalahan penyebaran infeksi HIV & AIDS yang sangat serius.
Surveilans adalah suatu kegiatan pengamatan terhadap suatu masalah
kesehatan yang dilakukan secara terus menerus dengan tujuan untuk mendapatkan
data dan hasil kajian epidemiologi, untuk mengetahui perubahan-perubahan
masalah kesehatan yang diamati, untuk mengidentifikasi populasi risiko tinggi
masalah kesehatan yang diamati, untuk memprediksi dan mencegah terjdinya KLB
serta untuk penyelidikan epidemiologi setiap KLB (Depkes RI, 2003). Ruang lingkup
surveilans epidemiologi meliputi penyakit menular, penyakit tidak menular,
kesehatan lingkungan dan perilaku, masalah kesehatan dan kesehatan
matra.Perkembangan surveilans epidemiologi menjadi surveilans kesehatan,
Pudjo Wahjudi :Survei Surveilans Perilaku Berisiko Tertular ....
menjadikan faktor risiko yang mengarah pada penyakit merupakan hal penting yang
harus dipantau.
Salah satu faktor risiko untuk terjadinya penyakit adalah perilaku. Sistem
surveilans perilaku yang sudah berkembang di Indonesia adalah Survei Surveilans
Perilaku (SSP).SSP bertujuan untuk mementau perubahan perilaku seksual dan
penyuntikan berisiko dari waktu ke waktu.Survei perilaku ini menyediakan
informasi untuk menilai efektifitas upaya pencegahan dan mengembangkan
program selanjutnya.SSP HIV dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dan
menjelaskan tren HIV pada populasi.Data perilaku juga dibutuhkan untuk
merencanakan dan mengevaluasi dampak dari HIV.Populasi sasaran surveilans
perilaku dikelompokkan berdasarkan kontribusi terhadap epidemikHIV. Populasi
sasaran survey perilaku antara lain : WPS langsung, WPS tidak langsung, sopir truk
dan kernetnya, pelaut dan nelayan serta remaja berusia 15-24 tahun, belum
menikah, laki-laki maupun perempuan, sekolah dan tidak sekolah.Dari uraian diatas
maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui perilaku berisiko tertular HIV pada
remaja jalanan di Kabupaten Jember.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan
deskriptif dengan maksud penelitian ini menggali permasalahan yang ingin diteliti
dan kemudian hasilnya di analisis dan disajikan secara deskriptif.Metode survey
digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah dimana
peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data dengan mengedarkan
kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (Sugiyono, 2008).Sasaran
survei adalah remaja jalanan di wilayah Kabupaten Jember laki-laki dan perempuan,
berusia 15-24 tahun sebanyak 50 orang.
Hasil dan Pembahasan
1. KarakteristikRespondenresponden berikut ini menggambarkan distribusi
umur, jenis kelamin, pendidikan,dan pekerjaan. Lebih jelasnya seperti diuraikan
dalam tabel berikut
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik meliputi umur, jenis kelamin,
Total 49 100
Jenis Kelamin
Jurnal IKESMA Volume 8 Nomor 2September 2012
Total 49 100
Pendidikan
Total 49 100
Pekerjaan
Total 49 100
Sumber: Data Primer 2011
kemudian berpendidikan SMU (67,3%) dan mayoritas tidak bekerja (49,2%) karena masih sekolah.
pencegahan
Kondom, Jember, 2011
Total
Tahu istilah PMS
Total
kondom dan kegunaan
Total
Sumber:MayoritasDataPrimerresponden2011 pernah mendengarkan istilah HIV (87,8%)
namun setelah dilanjutkan apakah arti HIV sebagian besar tidak mengetahui arti HIV
tersebut, beberapa ada yang menyebutkan bahwa HIV adalah virus, HIV penyakit yang
berbahaya, penyakit yang sulit disembuhkan karena hubungan berlainan jenis, dan
merupakan penyakit sex. Sedangkan untuk pengetahuan cara penularan HIV responden
telah mengetahui bahwa penularan HIV melalui hubungan seksual, sex bebas, berganti-
yang menyebutkan bahwa penularan HIV karena ciuman, kurang sehat, merokok dan
meludah.
Mayoritas responden (59,2%) tidak mengetahui istilah PMS , yaitu penyakit
menular sexsual, atau penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, dari
responden yang mengetahui arti PMS mereka juga dapat menyebutkan jenisnya.
Jenis PMS yang sering disebut oleh responden adalah sifilis dan HIV & AIDS, namun
ada juga responden yang menyebutkan hernia sebagai salah satu jenis PMS.
Berkaitan dengan cara pencegahannya, beberapa responden menjawab dengan
beragam seperti mendekatkan diri kepada Allah/ agama, tidak melakukan hubungan
seksual, menghidari berganti-ganti pasangan, menggunakan kondom. Selain itu
beberapa responden menjawab tidak tahu cara pencegahan PMS, steril, berobat,
tidak berdekatan dengan yang sakit.
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden tahu
tentang kondom (98,0%) dan mengetahui manfaat dari kondom, mereka menjawab
kegunaan kondom sebagai pelindung, pengaman, mencegah penularan penyakit
termasuk HIV, mencegah kehamilan, untuk melakukan hubungan seksual, dan
sebagai alat kontrasepsi. Hanya satu responden yang menjawab tidak tahu tentang
kondom dan kegunaan kondom.
Tabel3.Status3.DistribusiPernikahanrespondendanHuberdasarkanunganseksualselainstatuspernikahan,hubungan
Total 49 100
Sex lain diluar pernikahan
Total 49 100
Menggunakan Kondom
dlm pernikahan
Total 49 100
Menggunakan kondom dlm
sex selain pernikahan
Total 2 100
Sumber: Data Primer 2011
Jurnal IKESMA Volume 8 Nomor 2September 2012
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwahanya 12,2% yang telah menikah,
dan dari responden yang telah menikah ternyata ada 4,08% pernah melakukan
hubungan seksual selain pasangan pernikahannya. Responden juga pernah
menggunakan kondom dengan pasangan pernikahannya (6,12%) namun dalam
penggunaan kondom untuk sex diluar pernikahan, responden tidak pernah
menggunakan kondom (4,08%).
4Tabel.Melakukan4.DistribusiHubunganrespondenseksualberdasarkan/Freesex
Total 49 100
Dengan siapa melakukan
hub sexual/ freesex
Total 49 100
Menggunakan kondom dlm
freesex
Total 49 100
Sumber: Data Primer 2011
Dapat diketahui dari tabel diatas bahwa terdapat 16,3% responden yang
dengan pacar (10,3%) dan tidak pernah menggunakan kondom dalam melakukan
hubungan sexual(12,3%).
Pudjo Wahjudi :Survei Surveilans Perilaku Berisiko Tertular ....
Tabel5.Mengalami5.DistribusiGejalarespondenPMSdalamsetahunmengalamiterakhirgejala danPMS,pJemberngobatan2011PMS
Total 49 100
Kencing nanah
Total 49 100
Luka/ Borok di area alat
kelamin
Total 49 100
Melakukan pengobatan
PMS
Total 49 100
Sumber: Data Primer 2011
Dapat diketahui bahwa hanya sedikit responden yang mengalami tanda atau
gejala PMS yaitu kencing panas (10,2%), kencing nanah (2%), dan luka/borok di
area alat kelamin(8,2%) dan ternyata sebagian besar tidak melakukan
pengobatan(12,3%).
Tabel6.Narkoba6.Distribusi responden berdasarkan tahu tidaknya dengan istilah narkoba
Total
Sumber: Data Primer 2011
Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden 87,8%mengenal
istilah Narkoba, responden juga mengerti arti narkoba yaitu obat yang terlarang,
merusak. Namun ada juga yang mengatakan bahwa narkoba adalah miras,
sabu, putau, heroin, ganja, ekstasi, suntik, pil, cairan, serbuk irex, exotom,
triapexidin, cimeng, distro. Untuk penggunakan narkoba suntik tidak ada sama
suntik
alat kelamin)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa remaja jalanan di Jember pernah
menimbulkan dampak negatif di bidang medis, tetapi juga di bidang sosial, ekonomi
dan politik.AIDS merupakan masalah global yang penting, dan merupakan masalah
yang sangat kompleks.Menurut WHO pada tahun 2003 sudah terdapat sekitar 120
juta penderita AIDS, 20 juta sampai dengan 30 juta diantaranya meninggal. Di Asia
Pudjo Wahjudi :Survei Surveilans Perilaku Berisiko Tertular ....
saat ini. Orang tua dibutuhkan sebagai teladan yang baik dalam penerapan
untuk tidak melakukan hubungan seks pra nikah sangat tergantung dari faktor
pengendalian diri, kewaspadaan, dan kasih sayang orang tua. Pendidikan budi
pekerti di rumah dan di sekolah mungkin salah satu jawaban untuk memperkuat
remaja dapat merubah perilaku menjadi lebih sehat, waspada terhadap penyakit HIV
& AIDS, menguatkan diri remaja untuk tidak melakukan hubungan seksual sebelum
http://kompas. com/kompas- cetak/0405/10/swa ra /1014909.h tm : sitasi 20 Maret HIV. Analisa Kebi ja ksanaan Publik
2008
penanggulangannya
Tucker, Carolyn, 2004, Penelitian Kuantitatif danKualitatif
Differences In Patterns of
,
Perspectives on Sexual and Reproductive Health. Volume 36, Number 6,
Adolescent Risk Behavior for HIV And Other sexually Transmitted Dis ase
November/December
Kebijaksanaan Negara