Jarkom 2016
Jarkom 2016
Jarkom 2016
TELKOM UNIVERSITY
Pembina Lab
Ratna Mayasari, ST.,MT
8 Koordinator Asisten
Lab
Muhammad Hanan
Baasir CHt
Pendahuluan
2.1 GNS 3
GNS 3 merupakan graphic network simulator yang memudahkan perencanaan topologi
jaringan & menjalankan simulator jaringan tersebut, GNS 3 memiliki GUI yang dirancang
untuk design & konfigurasi jaringan virtual secara mudah.
GNS 3 bisa diinstal pada desktop maupun laptop berbasis OS Windows, LINUX juga Mac
OS X, agar GNS 3 bisa melakukan simulasi secara akurat, GNS3 dilengkapi emulator yang
bekerja pada jaringan sebenernya, seperti :
1. Dynamips : Emulator CISCO IOS yang paling terkenal.
2. VirtualBox : Bekerja pada desktop maupun system operasi server seperti Juniper
JunOS.
3. Qemu : Sebuah emulator generic berbasis open source yang bekerja pada
CISCO, Juniper juga MikroTik.
Meskipun GNS 3 hanya sebagai program komplemen, GNS 3 menyediakan tingkat simulasi
jaringan yang detil & baik bagi para Network Engineer, ataupun pelajar sertifikasi CISCO CCNA,
CCNP maupun Juniper JNCIA, JNCIS, JNCIP bahkan GNS 3 kompatibel dengan jaringan berbasis Open
Source.
Setelah memahami apa itu GNS 3, sekarang kita akan mencoba melakukan installasi
GNS 3 pada computer yang memiliki OS yang berbeda-beda
2.2.1 OS Windows 7
Dengan terinstall nya GNS 3 pada computer anda, maka computer siap mengemulasi
MikroTik router, agar emulasi tersebut lancer, kita juga harus menggunakan emulator yang paling
optimal, mari kita lihat perbandingan emulator yang tersedia di GNS 3.
Setelah kita melihat perbandinga emulator, maka kita akan menggunakan emulator Qemu
untuk Mikrotik ISO, lalu perlu di tekankan bahwa petunjuk installasi ini akan dilakukan oleh
computer berbasis windows 7.
1. Setelah mendownload semua file ISO, pindahkan ISO file ke dalam GNS 3
menggunakan command di CMD
C:\Users\admin>cd C:\Program Files\GNS3
C:\Program Files\GNS3>
3. Install file ISO dalam image yang baru dibuat, dalam contoh ini kita akan namai file
ISO dengan nama ‘mikrotik.iso’
C:\Program Files\GNS3>qemu.exe mikrotik.img –boot d –cdrom “mikrotik .ISO”
Dalam pelaksanaan praktikum Jaringan Komputer, kita akan melakukan beberapa simulasi.
Software yang kita gunakan untuk simulasi dalam praktikum jarkom salah satunya adalah Packet
Tracer. Berikut akan kami sampaikan cara mudah instalasi Packet Tracer (Cisco Packet Tracer 6.0.1 for
windows), software bisa di download di internet atau bisa menghubungi ke lab CNC.
2. Selanjutnya akan muncul tampilan Welcome to the Cisco Packet Tracer 6.0.1 Setup
Wizard, selanjutnya klik next.
5. Selanjutnya adalah tampilan opsi pilih menu folder start, selanjutnya klik next.
8. Pilih tipe jaringan yang anda inginkan untuk virtual machine yang dibuat
Pendahuluan
Jaringan Komputer adalah sekumpulan komputer yang terhubung satu dengan yang lain
melalui media perantara. Komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda akan dapat terjalin
jika menggunakan protokol yang sama.
Protokol itu sendiri merupakan sekumpulan aturan mengenai pertukaran atau bahasa untuk
mempermudah pengertian, penggunaan, desain dan adanya keseragaman di antara pembuat
perangkat jaringan. Sedangkan standar adalah rule yang telah disepakati untuk diaplikasikan.
Oleh karena itu, perlu dibuat suatu referensi yang dapat disepakati bersama. Sebuah model
arsitektural dikenal sebagai OSI (Open System Interconnection) yang dibuat oleh ISO (International Standard
Organization) digunakan untuk menerangkan struktur dan fungsi protokol komunikasi data.
OSI Layer merupakan sebuah model arsitektural jaringan yang merupakan standar dalam
komunikasi data agar antar sistem yang berbeda pengembang/vendor dapat saling berkomunikasi.
OSI Layer memiliki sifat modularity yang artinya dapat melakukan swap atau bongkar pasang
teknologi di suatu layer tanpa mempengaruhi layer lainnya, contohnya seperti pertukaran protokol
yang digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Model OSI terdiri dari 7 layer yang masing-masing mempunyai fungsi spesifik dalam sebuah
jaringan dengan tujuan mempermudah pelaksanaan standard secara praktis dan fleksibilitas
perubahan salah satu layer tidak mempengaruhi perubahan layer lain.
1. Physical
Layer ini secara fisik bisa diliat sebagai kabel. Misalnya RJ-45, UTP, kabel fiber optik, dll. Fungsinya
untuk merubah frame (dari data link) menjadi bit, yang kemudian akan ditransmisi ke jaringan. Ada
juga fungsi lain, contohnya sinkronisasi, dan menentukan mode duplex transmisi.
2. Data Link
Kata kuncinya adalan "Link", jadi fungsinya menyediakan link untuk data dan dikonversi menjadi
frame. Menyediakan komunikasi dari node ke node, melakukan error control dan flow control.
3. Network
Bertanggungjawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama
perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada layer ini tuh bentuknya adalah paket.
Bertanggungjawab membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi logika “end to end” antar
terminal, menyediakan transfer yang reliable dan transparan antar kedua node akhir, multiplexing,
kendali aliran dan kendali kesalahan serta memperbaikinya.
5. Session
Menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan mengatur koneksi, bagaimana
mereka saling berhubungan satu sama lain dan juga melakukan terminasi bila komunikasi telah selesai
dilakukan.
6. Presentation
Bertugas menangani format data yang dapat dipahami oleh berbagai macam media, mengkonversi
format data, enkripsi data dan kompresi data agar data lebih efisien.
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standard komunikasi data yang
digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke
komputer lain di dalam jaringan Internet. Protocol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang
protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suit). Protokol ini juga merupakan protokol yang
paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak
(software) di system operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.
1.3.2 Classless
Pada IPv4 classless, subnetting dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan, sehingga IPv4
classless ini lebih fleksibel dan efisien. Namun ada beberapa alamat IP yang tidak bisa
dijadikan alamat host.
Kelas Range
A 10.0.0.0 - 10.255.255.255
B 172.16.0.0 - 172.31.255.255
C 192.168.0.0 - 192.168.255.255
Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri
dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki
tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.
Pada analogi pertama Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya jika diterapkan dalam
jaringan adalah:
NETWORK ADDRESS (nama jalan)
HOST ADDRESS (nomer rumah)
BROADCAST ADDRESS (Ketua RT)
Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan gambar kedua.
Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.
Lalu apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi
jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya secara efisien.
Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang
BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang dapat
dipahami sebagai jaringan dengan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga
bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang).
Arti dari /24 ini adalah memberikan informasi bahwa IP 192.168.100.123 memiliki subnet mask
255.255.255.0. Hal ini bisa kita dapatkan dari /24 tersebut yang mempunyai arti bahwa biner 1
pada subnet mask nya berjumlah 24, dengan kata lain subnet mask nya:
11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0
8 8 8
11111111.11111111.11111111.11000000 255.255.255.192
8 8 8 2
Seperti yang telah dibahas tadi, bahwa pertanyaan tentang subnetting tidak akan
terlepas dari 4 hal yaitu:
1. Jumlah Subnet = 2x
dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk
kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2
dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari “0” pada oktet terakhir
subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host.
3. Blok Subnet = 256 – (nilai oktet terakhir subnet mask) =
256 – 192 = 64
Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128 + 64 = 192. Jadi subnet lengkapnya adalah
0, 64, 128, 192.
4. Untuk alamat Host dan Broadcast yang valid nya lebih baik dibuat tabel seperti berikut sebagai
catatan
1 angka setelah Network ID dan Host terakhir adalah 1 angka
Host pertama adalah
sebelum Broadcast
Prosedur Praktikum
1. Klik Icon PACKET TRACER pada komputer anda
Setelah itu kita set ip address interface router (2 buah) dan masing-masing PC. Aturannya
adalah PC0 dan PC1 berbeda jaringan.
Caranya adalah :
6. Klik fastethernet0/0 untuk fa0/0, dan fastethernet0/1 untuk fa0/1, kemudian set IP
dan subnetmask masing-masing interface.
8. Selanjutnya kita akan menset ip address pada setiap PC. Untuk PC0 karena terhubung
ke fa0/1, maka IPnya harus 192.168.4.x . Dimana x adalah bilangan 2-255. Terserah
anda ingin digit berapa. Begitu pula dengan PC1, IPnya harus 192.168.3.x, dimana x
adalah bilangan 2-255. Caranya adalah, klik masing-masing pc, pilih Desktop, dan akan
muncul tampilan berikut.
Tujuan Praktikum
Mengenal perangkat-perangkat jaringan
Mengetahui fungsi perangkat-perangkat jaringan
Mengetahui cara penggunaan perangkat-perangkat jaringan
Pendahuluan
Dalam suatu jaringan komunikasi, diperlukan perangkat-perangkat yang mendukung proses
penyampaian informasi dari pengirim ke penerima baik melalui media kabel (wired) maupun media
non-kabel (wireless). Dalam modul ini praktikan akan diperkenalkan dengan berbagai perangkat-
perangkat jaringan, antara lain : Switch, USB LAN, Wireless USB Adapter, Power Over
Ethernet (PoE), Powerline Adapter, dan Kabel LAN.
untuk dapat mengirim dan menerima data (Ethernet). Yaitu kabel urutan 1,2,3, dan 6. Perangkat-
perangkat lain yang berkenaan dengan penggunaan jenis kabel ini adalah konektor RJ-45.
Ada 2 jenis pemasangan kabel UTP yang umum digunakan pada jaringan lokal, yakni:
PC – Hub
PC – Switch
Switch – Router
2. Cross Over Cable
PC-PC
Router-Router
Switch-Switch
Gambar 2.3 Susunan Straight Through Cable dan Cross Over Cable
Anda dapat mengenali sebuah kabel roll-over dengan melihat ke dua ujung kabel.
Dimana warna kabel dari sisi yang satu akan berbalik pada sisi kabel di ujung yang lain.
Misalnya kabel putih orange yang berada pada pin 1 ujung kabel A, akan berada pada pin 8
ujung kabel B. Kabel Roll-Over tersebut sebelumnya terkoneksi dengan DB-25 atau DB-9
Adapter sebelum ke terminal (Command Prompt).
2.1.2 Switch
Switch adalah perangkat jaringan yang bekerja pada layer Data Link, berfungsi menerima
pesan dari perangkat yang terhubung dengannya dan kemudian mengirimkan pesan hanya ke
perangkat tujuan dan sebagai konsentrator pada sebuah network. Switch sering disebut juga
sebagai multiport bridge, karena cara kerja switch yang memang mirip dengan bridge, namun
memiliki port yang lebih banyak.
Pada umumnya LAN bekerja secara half duplex. Artinya, pada saat sebuah komputer sedang
mengirim data, maka komputer yang lain hanya bisa “mendengarkan” hingga proses pengiriman
data selesai. Namun dengan adanya switch dan perkembangan teknologi maka komunikasi data
dapat dilakukan secara full duplex.
Beberapa switch yang sekarang dipasarkan saat ini telah dilengkapi dengan teknologi STP
(Spanning Tree Protocol). Protokol STP ini berfungsi untuk mencegah terjadinya looping data.
Apabila ada switch yang terhubung secara melingkar, maka protokol STP akan secara otomatis
menonaktifkan beberapa sambungan agar tidak terjadi proses looping ketika data dikirimkan.
2.1.3 Router
Router adalah perangkat jaringan yang bekerja pada layer Network, yang digunakan untuk
menghubungkan beberapa jaringan, baik jaringan yang sama maupun jaringan yang berbeda.
Sebuah Router memiliki kemampuan Routing, artinya Router secara cerdas dapat mengetahui
kemana rute perjalanan informasi (paket) akan dilewatkan melalui rute terbaik, apakah ditujukan
untuk host lain yang satu network ataukah berada di network yang berbeda.
Router itu sendiri dapat berupa Hardware atau biasa dikenal dengan Dedicated Router,
maupun Software yang biasanya disebut dengan PC Router.
Dedicated Router
Dedicated Router adalah suatu perangkat seperti halnya Komputer yang memiliki
komponen-komponen dasar, namun memiliki fungsi khusus untuk routing
PC Router
PC router adalah router yang dibuat dari sebuah PC. PC router bisa dioperasikan karena
adanya system operasi yang digunakan pada PC tersebut. Biasanya operating system
yang digunakan adalah Linux
USB LAN adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengkonversi port USB yang ada pada
laptop atau PC agar dapat digunakan menjadi port LAN (RJ-45) untuk jaringan via kabel UTP.
Penggunaan USB LAN terbilang cukup mudah dan sederhana, cukup dengan menyambungkan LAN ini
ke port USB yang ada di laptop/PC kita, lalu melakukan beberapa tahap instalasi sederhana.
Agar terhubung dengan jaringan wireless, PC atau laptop yang digunakan harus memiliki
perangkat wireless WiFi adapter. Pada notebook atau laptop generasi baru saat ini sudah
menyediakan perangkat wireless WIFI adapter. Namun apabila PC atau laptop yang dipergunakan
belum memiliki WIFI adapter, dapat menggunakan wireless USB adapter. Sehingga PC atau laptop
tetap dapat terhubung dengan jaringan wireless tanpa dipengaruhi oleh lokasi, sepanjang masih
dalam jangkauan.
High Power Wireless USB Adapter merupakan wireless USB adapter yang menawarkan hingga 8
kali kisaran adapter konvensional. Adapter ini memiliki fitur terbaik, yaitu penetrasi yang kuat, yang
PoE merupakan singkatan dari Power Over Ethernet. Jika dilihat berdasar kepanjangannya,
secara bahasa sehari-hari dapat diartikan sebagai “meyalurkan tenaga tenaga listrik melalui kabel
Ethernet”. Tenaga listrik dapat disalurkan melalui 2 pair kabel Ethernet yaitu 1,2,3,6 atau 4,5,7,8.
Lalu, apa fungsi PoE? PoE menjadi alternatif pemecahan masalah dalam mencari sumber power untuk
melakukan proses instalasi perangkat outdoor seperti Access Point (AP), IP Camera, ataupun IP Phone.
Biaya merupakan salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam pemasangan perangkat-
perangkat jaringan. Bayangkan jika tidak ada PoE, sedang kita harus memasang perangkat jaringan
dalam suatu ruangan yang sangat besar, maka cost akan semakin tinggi karena setiap perangkat
membutuhkan 2 tarikan yaitu kabel Ethernet untuk data dan kabel listrik (serta power outletnya).
Dengan adanya PoE kita hanya melakukan satu tarikan saja yaitu kabel Ethernet.
PoE terdiri dari 2 jenis, yaitu PoE aktif dan PoE Pasif. Perangkat PoE aktif terdiri dari 1 unit
perangkat yang memiliki 2 input (DC dan Ethernet/RJ45) dan 1 output (Ethernet/RJ45), sedangkan
perangkat PoE pasif terdiri dari 2 unit perangkat berpasangan. Unit pertama sama persis
komponennya dengan PoE jenis aktif, unit ini disebut dengan injector dan dipasang di bawah. Unit
kedua memiliki 1 input (Ethernet/RJ45) dan 2 output (DC dan Ethernet/RJ45), unit ini disebut dengan
splitter dan dipasang di atas.
Powerline adapter merupakan perangkat yang dapat digunakan untuk transmisi data
sekaligus tenaga listrik. Powerline adapter berbeda dengan PoE, sebab perangkat ini menggunakan
tenaga listrik Alternating Current (AC), sedangkan PoE menggunakan tenaga listrik Direct Current (DC).
Powerline adapter tidak dapat digunakan pada infrastruktur daya listrik yang tegangannya berbeda,
sebab jika ada perubahan tegangan maka terdapat transformator yang dapat menyebabkan data-data
informasi tidak dapat dilewatkan pada jaringan komunikasi tersebut.
Powerline adapter yang telah banyak digunakan sebagai standar jaringan powerline adalah
produk dari Homeplug Powerline Alliance yang merupakan grup manufaktur elektronik, penyedia
layanan, dan retailer yang mempromosikan jaringan dengan menggunakan jaringan listrik yang telah
ada di rumah dengan membangun standar dan memenuhi pengujian dan interoperabilitas dengan
perangkat lain.
Instalasi jaringan powerline sangat mudah, yaitu dengan memasang perangkat powerline adapter ke
stopkontak listrik dan menyambungkannya ke perangkat yang diinginkan dengan menggunakan kabel
UTP. Untuk memasang beberapa powerline adapter, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa
perangkat-perangkat powerline adapter tersebut berada pada jaringan listrik dengan tegangan yang
sama.
1. Konfigurasi urutan TIA/EIA 368B: white orange – orange – white green – blue – white
blue – green – white brown – brown.
2. Siapkan kabel UTP yang akan digunakan
3. Kupas jaket dari kabel UTP dengan menggunakan crimping tools atau alat pengupas
kabel.
4. Pisahkan empat lilitan dari kabel UTP dan pisahkan menjadi delapan bagian, setelah itu
luruskan tiap-tiap kabel agar dapat mudah dipotong.
5. Susun urutan warna sesuai dengan konfigurasi straight-trought atau cross-over dan
sesuaikan ujung kabel yang akan dipotong dengan konektor yang akan dipasang
7. Masukan ujung kabel yang telah dipotong ke lubang konektor secara bersamaan,
kemudian jepit konektor dengan menggunakan crimping tools agar konektor terkunci.
2.2.2 SWITCH
Praktikum Penggunaan Switch
Pada praktikum kali ini, menggunakan Switch tipe DES-1008A. Kita akan melakukan ping test
dari satu komputer ke komputer lain yang satu jaringan, yang terhubung menggunakan dua
buah switch. Dalam Praktikum ini akan dianalisa, apakah switch dengan tipe ini sudah
dilengkapi dengan protokol STP atau belum. Langkah-langkah praktikumnya adalah sebagai
berikut:
3. Sambungkan kabel LAN di switch 2 dengan port LAN yang ada di komputer 2.
4. Buat 2 buah kabel LAN yang akan menghubungkan antara switch 1 dengan switch 2.
Jangan lupa gunakan kabel jenis cross untuk menyambungkan antar switch.
5. Atur IP di komputer 1 dan komputer 2 agar menjadi satu jaringan yang sama. Pada
komputer windows 8, bisa mengikuti langkah-langkah selanjutnya.
6. Buka settingan network pada komputer kita, lalu pilih dan klik “Open Network and
Sharing Center”.
9. Maka akan muncul jendela yang digunakan untuk mengatur LAN. Berikutnya klik dua kali
pada “Internet Protocol Version 4 (TCP/Ipv4), atau klik satu kali, lalu klik lagi pada
“Properties”.
11. Sampai sini, berarti dua komputer yang terhubung oleh switch tadi telah terkoneksi dan
satu jaringan juga. Sekarang kita lakukan ping test pada salah satu komputer. Misalkan
kita menggunakan komputer yang mempunyai IP 10.4.37.44
Lakukan pingtest dengan cara membuka CMD (windows+R), lalu ketikkan perintah ping
10.4.73.37 –t
Atau, cara lain melakukan ping, dengan menekan windows+R pada keyboard, lalu
masukkan perintah yang sama pada jendela Run yang muncul.
12. Maka akan muncul hasil ping test dari dua komputer tersebut seperti di bawah ini:
Hal ini terjadi karena terjadi looping antara dua switch yang kita gunakan. Ini
menandakan bahwa switch yang kita gunakan ini belum didukung dengan protokol STP.
Data yang kita kirim untuk ping test akan terus berputar-putar diantara kedua switch
yang terpasang. Sehingga data baru bisa terkirim dengan benar, atau ping test baru akan
berhasil jika tidak ada looping diantara switchnya.
3. Buka windows, lalu klik kanan pada menu “Computer”, lalu pilih “Properties”,
5. Pada jendela“Device Manager”, klik kanan pada menu “USB 2.0 10/100M Ethernet
Adaptor”, lalu pilih Update Driver Software:
9. Berikutnya pilih “Next”, lalu komputer akan melakukan penginstalan update driver.
Tunggu sampai proses instalasi selesai.
11. Berikutnya kita lakukan pengecekan, apakah USB LAN sudah terinstal dengan benar.
Pertama, pada pojok kanan bawah, pilih dan klik “Open Network and Sharing Center”.
12. Pada jendela “Network and Sharing Center”, pilih menu “Change Adapter Settings”
14. Coba kita sambungkan USB LAN yang sudah terpasang dengan kabel LAN yang
tersambung ke internet. Maka status adapter USB LAN kita akan berubah dari
“Disconnected” menjadi “Connected”.
Instalasi perangkat wireless USB adapter ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Sambungkan USB adapter ke salah satu port USB pada PC atau laptop.
b. Setelah terpasang, masukkan CD driver perangkat tersebut.
c. Gunakan menu autorun bawaan dari CD driver untuk memudahkan instalasi driver, atau
langsung klik file setup .exe.
d. Akan muncul wizard instalasi drivernya.
Setelah selesai dan berhasil melakukan instalasi, akan muncul icon wi-fi pada taskbar PC atau
notebook.
Untuk menyambungkan perangkat PoE pasif dengan perangkat outdoor, contohnya Wireless
Router, diperlukan 3 kabel UTP dan 2 kabel power. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk
menyambungkan perangkat PoE jenis pasif dengan perangkat Wireless Router :
a. Sambungkan salah satu ujung kabel UTP 1 ke port LAN IN dan salah satu ujung kabel
power 1 ke port PWR DC 48V pada PoE unit injector.
c. Sambungkan ujung-ujung kabel UTP 2 ke port POWER+DATA OUT pada PoE unit
injector dan port POWER+DATA IN pada PoE unit splitter. Kemudian sambungkan
salah satu ujung kabel UTP 3 ke port LAN OUT dan salah satu ujung kabel power 2 ke
port PWR DC OUT padaPoE unit splitter.
d. Dalam modul ini, wireless router yang digunakan memiliki tegangan sebesar 9 Volt.
f. Sambungkan salah satu ujung kabel UTP 3 ke salah satu port LAN pada wireless router
dan sambungkan salah satu ujung kabel power 2 ke port power wireless router.
Wireless router sudah dapat digunakan.
Pendahuluan
ROUTING
DYNAMIC STATIC
LINK DISTANCE
STATE VECTOR
Routing adalah suatu mekanisme untuk menentukan suatu jalur terbaik untuk mencapai
tujuan. Routing dilakukan pada Layer 3 (Network) dengan suatu perangkat Router. Terdapat beberapa
parameter yang digunakan dalam menentukan suatu Routing, yaitu :
Delay
Bandwidth
Link Utilization
Stabilitas
Router itu sendiri dapat berupa Hardware atau biasa dikenal dengan Dedicated Router, maupun
Software yang biasanya disebut dengan PC Router.
Dedicated Router
Dedicated Router adalah suatu perangkat seperti halnya Komputer yang memiliki
komponen-komponen dasar, namun memiliki fungsi khusus untuk routing.
Seperti komputer, maka router membutuhkan operating system, yaitu IOS
(Internetwork Operating System) untuk menjalankan file konfigurasinya yang
berisikan instruksi dan parameter untuk proses routing.
Router (config)#ip route < Network ID Destination > < Subnet > < Jalur pilihan (Default Gateway) >
Prosedur Praktikum
Buka software Packet Tracer, lalu buatlah topologi seperti berikut ini,
Setting IP
Ini dilakukan di tiap Interface, di setiap Router
Router0
Router>enable
Router#configure terminal
Routing
Setting Static
Router0
Router#configure terminal
Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.2
Router(config)#ip route 192.168.4.0 255.255.255.0 192.168.2.2
Router(config)#ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.2.2
Router1
Router#configure terminal
Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.1
Router(config)#ip route 192.168.4.0 255.255.255.0 192.168.3.2
Router(config)#ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.3.2
Router2
Router#configure terminal
Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.3.1
Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.3.1
Router(config)#ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.4.2
Router3
Router#configure terminal
Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.6.1
Pendahuluan
Dynamic Routing merupakan mekanisme Routing dimana table routing berubah secara
dinamik mengikuti kondisi suatu jaringan. Berbeda dengan Static Routing yang biasa digunakan
untuk jaringan dengan skala yang kecil Dynamic Routing digunakan pada jaringan yang berskala besar.
Pada Dynamic Routing terbagi menjadi 2 Routing Protocol, Distance Vector, dan Link
State.
Routing Information Protokol (RIP) adalah standard dasar dari protocol routing
distance vector, Interior gateway. RIP menggunakan hop count untuk menentukan
jalur terbaik diantara dua lokasi. Setiap paket melewati router maka dihitung 1 hop.
Maximum yang dapat dijangkau oleh protokol routing RIP adalah 15 hop. RIP
terdapat dua versi yaitu RIP versi 1 dengan RIP versi 2. Ada satu versi lagi, yaitu RIPng
yang digunakan untuk RIP menggunakan Ipv6.
RIP versi 1 RIP versi 2
Tidak ada info subnet yang dimasukkan Info subnet dimasukkan dalam update
dalam update routing routing
Setting RIP
RIPv1
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network <network address>
RIPv2
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#no auto-summary
Router(config-router)#network <network address>
Open Shortest Path First (OSPF) adalah suatu protocol routing yang handal
dengan fasilitas least-cost routing, multipath routing dan load balancing. Penentuan
jalur tercepat dan terbaik pada jaringan dihitung dengan metode algoritma Dijkstra.
Pertama router menggunakan paket “hello” untuk mengindentifikasi informasi
interface sekitarnya dan membangun adjacencies (hubungan untuk pertukaran
update routing) dengan yang lain. Selanjutnya router memulai dengan fase ExStart,
dengan mempertukarkan database inisial. Selanjutnya fase pertukaran ini masuk
dalam pengiriman informasi routing pada pembuatan jalur dan menerima
acknowledgment (ack) yang diterima dari router baru. Selama fase loading, router
baru mengkompilasi table routing.
Setting OSPF
Setting IP
Lakukan di tiap Interface, dan tiap Router
Router4
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1
255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fa0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.2.1
255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface se0/1/0
Router(config-if)#ip address 192.168.4.1
255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Setting RIP
Router0
Router#configure terminal
Router(config)#router rip Router(config-
router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#network 192.168.3.0
Router1
Router#configure terminal
Router(config)#router rip Router(config-
router)#network 192.168.4.0
Router(config-router)#network 192.168.5.0
Router2
Router#configure terminal
Router(config)#router rip Router(config-
router)#network 192.168.5.0
Router(config-router)#network 192.168.6.0
Router4
Router#configure terminal
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#network 192.168.4.0
Router5
Router#configure terminal
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.3.0
Router(config-router)#network 192.168.7.0
Router(config-router)#network 192.168.8.0
Setting OSPF
Router0
Router#configure terminal
Router(config)#router ospf 100
Router(config-router)#network 192.168.10.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#network 192.168.20.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network 192.168.50.0 0.0.0.255 area 0
Router2
Router#configure terminal
Router(config)#router ospf 100
Router(config-router)#network 192.168.40.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network 192.168.70.0 0.0.0.255 area 2
Router(config-router)#network 192.168.60.0 0.0.0.255 area 0
Router3
Router#configure terminal
Router(config)#router ospf 100
Router(config-router)#network 192.168.30.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network 192.168.60.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network 192.168.50.0 0.0.0.255 area 0
Pendahuluan
5.1 Mode Jaringan WLAN
Wireless Local Area Network sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi
setiap node pada WLAN menggunakan wireless device untuk berhubungan dengan jaringan. Node
pada WLAN menggunakan channel frekuensi yang sama dan SSID yang menunjukkan identitas dari
wireless device. Tidak seperti jaringan kabel, jaringan wireless memiliki dua mode yang dapat
digunakan yaitu infastruktur dan Ad-Hoc. Konfigurasi infrastruktur adalah komunikasi antar
masing-masing PC melalui sebuah access point pada WLAN atau LAN.
Komunikasi Ad-Hoc adalah komunikasi secara langsung antara masing-masing komputer dengan
menggunakan piranti wireless. Penggunaan kedua mode ini tergantung dari kebutuhan untuk
berbagi data atau kebutuhan yang lain dengan jaringan berkabel.
A. Mode Ad-Hoc
Ad-Hoc merupakan mode jaringan WLAN yang sangat sederhana, karena pada adhoc ini tidak
memerlukan access point untuk host dapat saling berinteraksi. Setiap host cukup memiliki
transmitter dan reciever wireless untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain seperti
tampak pada gambar 5.1. Jangkauan pada mode akan bertambah jika semakin banyak perangkat
yang terhubung (gambar 5.2). Dalam jaringan Ad-Hoc, pengguna harus mengatur manual alamat
IPnya jika dalam jaringan Ad-Hoc tersebut tidak terdapat perangkat yang melayani DHCP.
B. Mode Infrastruktur
Jika komputer pada jaringan wireless ingin mengakses jaringan kabel atau berbagi printer misalnya,
maka jaringan wireless tersebut harus menggunakan mode 88 infrastruktur (gambar 5.3). Pada
mode infrastruktur access point berfungsi untuk melayani komunikasi utama pada jaringan
wireless. Access point mentransmisikan data pada PC dengan jangkauan tertentu pada suatu
daerah. Penambahan dan pengaturan letak access point dapat memperluas jangkauan dari WLAN.
Pada access point biasanya sudah terdapat layanan DHCP sehingga pengguna tidak perlu mengatur
alamat IPnya.
1. Access point, merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari pengguna (user) ke ISP,
atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah milik sebuah perusahaan.
Access-Point berfungsi mengkonversikan sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang
akan disalurkan melalui kabel, atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan
dikonversikan ulang menjadi sinyal frekuensi radio.
2. Wireless LAN Interface, merupakan peralatan yang dipasang di Mobile/Desktop PC, peralatan
yang dikembangkan secara massal adalah dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer Memory
Card International Association) card, PCI card maupun melalui port USB (Universal Serial Bus).
3. Mobile/Desktop PC, merupakan perangkat akses untuk pengguna, mobile PC pada umumnya
sudah terpasang port PCMCIA sedangkan desktop PC harus 89ditambahkan wireless adapter
melalui PCI (Peripheral Component Interconnect) card atau USB (Universal Serial Bus).
Untuk mengatasi berbagai problem khusus dalam topologi jaringan, designer dapat
menambahkan extension point untuk memperluas cakupan jaringan. Extension point hanya
berfungsi layaknya repeater untuk client di tempat yang lebih jauh. Syarat agar antara akses
point bisa berkomunikasi satu dengan yang lain, yaitu setting channel di masing-masing AP harus
sama. Selain itu SSID (Service Set Identifier) yang digunakan juga harus sama. Dalam praktek
dilapangan biasanya untuk aplikasi extension point hendaknya dilakukan dengan menggunakan
merk AP yang sama.
Antena external (optional) digunakan untuk memperkuat daya pancar. Antena ini dapat
dirakit sendiri oleh user. contoh : antena kaleng.
5.3 Kelebihan dan Kekurangan Wireless LAN
Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang instalasi perangkat access point. Langkah – langkahnya
adalah sebagai berikut:
a. Letakkan Access point pada tempat yang optimum, biasanya berada di tengah – tengah dan line
of sight dengan PCs maupun wireless accessories (adapter dan router).
b. Tempatkan antenna pada posisi dimana antenna mampu mengover wireless network dengan
baik. Normalnya, performansi yang paling baik adalah antenna diletakkan pada tempat yang
lebih tinggi.
c. Hubungkan AC power adapter ke socket power Acces Point. Hubungkan ujung kabel UTP straight
ke Access point dan ujung kabel lainnya ke switch.(gambar 1)
d. Klik Start, Control panel, lalu pilih view network status and task pada komputer.
e. Klik kanan pada Local Area Connection lalu pilih Properties
g. Buka internet browser (Internet Explorer, Opera, Mozilla) dan pastikan proxy pada internet
browser anda kosong.
h. Ketik 192.168.1.1 dalam Address field net browser. 192.168.1.1 merupakan IP address default
dari Access point Linksys ini.
i. Ketik admin pada username dan pada password (username dan password default Access point
Linksys ini adalah admin. (gambar 2)
o DHCP Server : Enable (Access point memberikan alamat IP pada masing-masing Host secara
otomatis)
o Starting IP Address : 192.168.1.100 (IP yang akan diberikan dimulai dari 192.168.1.100)
o Maximum Number : 50 (Jumlah host yang akan diberikan alamat IP of DHCP User oleh akses
point dibatasi hanya 50 host)
o Client Lease Time : 0 (default)
Wireless Network Mode : Mixed (default Access point yang akan support pada standard
802.11b dan 82.11g)
Wireless Network Name : linksys (Nama Access point yang akan (SSID) terdeteksi di jaringan
wireless)
Wireless Channel : 6-2.437 GHz (default kanal yang digunakan)
Wireless SSID Broadcast : Enabled (SSID akan dibroadcast ke jaringan
wireless)
Ada dua level dari enkripsi WEP, 64-bit dan 128-bit. Semakin tinggi bit enkripsi, semakin
aman jaringannya. Untuk menggunakan WEP, pilih bit enkripsi yang diinginkan, dan
masukkan passphrase atau key WEP dalam bentuk heksadesimal.
Ada dua opsi enkripsi pada jenis ini, yaitu TKIP dan AES. TKIP (Temporal Key Integrity
Protocol) menggunakan metode enkripsi yang lebih aman dan juga menggunakan MIC
(Message Integrity Code) untuk melindungi jaringan dari serangan. AES (Advanced
Encryption System) menggunakan enkripsi 128-bit blok data secara simetris.
Untuk menggunakan WPA Pre-Shared Key, masukkan password pada WPA Shared Key dengan
panjang karakter antara 8 sampai 63. Group Key Renewal Interval dapat diisi dengan nilai antara
0 hingga 99,999 detik. Contoh penggunaan mode ini, kita isi WPA Shared Key dengan password
“wawawawa” dan algoritma TKIP (selanjutnya silahkan mencoba AES), maka ketika kita akan
mencoba koneksi menuju jaringan tersebut, akan diminta password.
Pada sistem operasi Windows 7, pengaturan Ad-Hoc jauh lebih mudah dan sederhana
disbanding pada sistem operasi Windows XP. Buka control panel kemudian masuk ke “Network
and Internet” lalu ke “Network and Sharing Center”
Gambar 6 Atas: WLAN Infrastructure dengan SSID : _ittelkom_ . Bawah: WLAN Ad-Hoc dengan
Network name: pinguin.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh LAN (tradisional) adalah tidak adanya mekanisme
Untuk mengatasi hal tersebut, kita dapat membuat VLAN atau virtual LAN. Dengan VLAN kita
dapat mengelompokkan beberapa host yang berada di beberapa gedung menjadi beberapa kelompok,
misal kelompok dosen, kelompok mahasiswa, kelompok administrasi.
1. Security – keamanan data dari setiap divisi dapat dibuat tersendiri, karena segmennya bisa
dipisah secara logika. Lalu lintas data dibatasi segmennya.
2. Cost reduction – penghematan dari penggunaan bandwidth yang ada dan dari upgrade
perluasan network yang bisa jadi mahal.
VLAN dibangun menggunakan berbagai perangkat, seperti: switch, router, PC, dan sebagainya.
Tentunya diperlukan hubungan atau link diantara perangkat-perangkat tersebut. Link seringkali
disebut sebagai interface. Ada dua jenis link yang digunakan, yaitu :
Access Link
Access Link merupakan tipe link yang umum dan dimiliki oleh hampir semua jenis
switch VLAN. Access Link lazimnya digunakan untuk menghubungkan komputer dan
switch. Access link tidak lain merupakan port switch yang sudah terkonfigurasi.
Trunk Link
Trunk Link digunakan untuk menghubungkan switch dengan switch yang lain, switch
dengan router, atau switch dengan server. Jadi, port telah dikonfigurasi untuk dilalui
berbagai VLAN (tidak hanya sebuah VLAN). Trunk Link hanya mendukung teknologi
Fast Ethernet (100Mbps) dan Gigabit Ethernet (1000Mbps).
Konfigurasi:
Switch#config Terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#VLAN 10
Switch(config-vlan)#name VLAN_Mahasiswa
Switch(config-vlan)#exit
Switch(config)#Interface fa0/2
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access VLAN 10
b. Dynamic VLAN
Mode ini digunakan secara luas di jaringan skala besar. Keanggotaan port Dynamic VLAN
dibuat dengan menggunakan server khusus yang disebut VLAN Membership Policy Server
(VMPS). Dengan menggunakan VMPS, kita dapat menandai port switch dengan VLAN secara
dinamis berdasar pada MAC Address sumber yang terhubung dengan port.
6.5 Inter-VLAN
Inter-VLAN bertujuan untuk menghubungkan host-host yang berada pada VLAN yang
berbeda. Supaya dua VLAN dapat berkomunikasi maka diletakkan router sebagai gateway masing-
masing VLAN.
Berikut ini diberikan sedikit command untuk konfigurasi dasar VLAN pada Swicth Cisco Catalyst.
Simulasi kunfigurasi VLAN menggunakan CISCO Packet Tracer 5.3
Membuat VLAN
(secara default, hanya ada satu VLAN, yaitu VLAN 1)
Command:
Switch#configure terminal
Switch(config)#vlan NomorVLAN
Switch(config-vlan)#name NamaVLAN
Jika kita ingin memasukkan beberapa port bersama-sama menjadi anggota port 10, bisa juga
menggunakan interface range. Misal ingin memasukkan port Fa0/1 sampai dengan Fa0/6,
maka urutan perintahnya adalah:
Switch#configure terminal
Switch(config)#interface range fa0/1 - fa0/6
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 10
Menghapus VLAN
Bila kita Menghapus sebuah VLAN, kita dapat menggunakan perintah “no vlan
nomorVlan.
contoh: perintah untuk menghapus VLAN 10:
Switch#configure terminal
Switch(config)#no vlan 10
Command:
Switch0
Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch(config)#interface fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#interface fa0/2
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch1
Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch(config)#interface fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode acccess
Switch(config-if)#switchport acccess vlan 10
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 10
Switch(config-if)#interface fa0/2
Switch(config-if)#switchport mode acccess
Switch(config-if)#switchport access vlan 20
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 20
Switch2
Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch(config)#interface fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode acccess
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 10
Switch(config-if)#interface fa0/2
Switch(config-if)#switchport mode acccess
Switch(config-if)#switchport access vlan 20
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 20
Switch(config-if)#interface fa0/3
Switch(config-if)#switchport mode acccess
Switch(config-if)#switchport access vlan 30
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 30
Switch(config)#int fa 0/4
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Setting IP setiap Host
Host IP/Prefix
PC01 192.168.10.10/24
PC02 192.168.20.10/24
PC03 192.168.30.10/24
PC04 192.168.10.20/24
PC05 192.168.20.20/24
PC06 192.168.30.20/24
Command :
Setting Router
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#interface fa0/0.10
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 10
Router(config-subif)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
Router(config-subif)#interface fa0/0.20
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 20
Router(config-subif)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.0
Router(config-subif)#interface fa0/0.30
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 30
Router(config-subif)#ip address 192.168.30.1 255.255.255.0
Router(config-subif)#exit
Pendahuluan
Cisco tentu bukan nama asing lagi dalam dunia router, namun selain Cisco, terdapat nama lain
yang dikenal sebagai salah satu solusi murah untuk membangun sebuah Router, yaitu MikroTik. Untuk
negara berkembang, solusi MikroTik sangat membantu ISP atau perusahaan-perusahaan kecil
disamping harga nya yang tidak terlalu mahal, MikroTik memiliki kemampuan yang baik sebagai
Router. Jenis jenis MikroTik, yaitu :
Winbox
Winbox adalah utility untuk melakukan remote GUI ke Router Mikrotik, berikut
tampilan dari Winbox
Web Browser
Sama halnya seperi Winbox, namun kita melakukan remote dengan
menggunakan web browser yang kita miliki dengan cara memasukan alamat IP
MikroTik
Sama halnya dengan routing pada Cisco Router, namun pada MikroTik menggunakan
command yang berbeda.
Seperti yang telah ada di modul sebelum nya, pada Dynamic Routing terdapat berbagai
macam jenis, OSPF, EIGRP (khusus Cisco), IS-IS, namun untuk modul ini menerapkan
bagaimana cara menggunakan RIP pada MikroTik
Setting RIP
PC 2
PC 1
1. Static Routing
Langkah pertama yang dilakukan adalah memberikan IP pada Interface(e0,e1,e2), di
setiap Router
R2
R3
R2
R3
PC2
IP Address (Alamat IP) otomatis kepada setiap host (PC, notebook, dll) yang memintanya. DHCP
menggunakan model client-server untuk menyediakan jaringan TCP / IP yang aman dan dapat
diandalkan. Penyedia DHCP disebut dengan DHCP server, tugasnya adalah menyediakan IP yang
dibutuhkan oleh client saat terhubung kedalam suatu jaringan. Sedangkan client yang
menggunakan IP dari DHCP server disebut dengan DHCP Client. DHCP mencegah kemungkinan
terjadinya konflik alamat dari kesalahan manusia dalam banyak TCP / IP LAN konfigurasi client.
sangat diperlukan, agar setiap client yang tersambung ke jaringan bisa terhubung secara
otomatis dengan client yang lain. Sebuah DHCP server bisa dibuat dengan menggunakan
software tertentu, pada modul ini akan menggunakan MikroTik sebagai DHCP server.
8.2 Perancangan
172.168.1.0/24 192.168.1.0/24
PC-1
Mikrotik Modem
(DHCP Client)
( DHCP Server
&
Gateway Server)
Disini kita akan membuat topologi sederhana seperti gambar diatas, dimana Mikrotik akan
difungsikan sebagai DHCP dan Gateway Server. Dimana PC-1 sebagai DCHP client yang nantinya akan
meminta IP DHCP kepada DHCP Server. Mikrotik bertugas sebagai Gateway Server yaitu Mikrotik
sebagai pintu gerbang ke jaringan luar.
Modem pada topologi tersebut akan digantikan oleh komputer kita yang telah terhubung
Internet. Agar Internet yang kita gunakan dapat terdistribusi pada VMWare maka diperlukan setting
pada Internet Sharing komputer kita, caranya dengan masuk kedalam Network adapter komputer kita
dan pilih koneksi yang tersambung dengan Internet, seperti gambar di bawah. Yang tersambung
dengan jaringan luar adalah Ethernet kemudian klik kanan -> properties.
Pilih Tab Sharing, pada Internet Connection Sharing centang “Allow other network users to
connect through this komputer’s internet connection” dan pilih VMNet1. Seperti gambar dibawah.
Only) yaitu VMNet1. Setting IP VMNet1 sesuai gambar dibawah: (192.168.1.1/24 adalah IP
Modem dalam Topologi)
Setelah setting IP pada kompute, sekarang pastikan bahwa Virtual Machine Mikrotik
mempunya 2 network adapter. Yaitu 1 network berfungsi untuk terhubung langsung dengan
computer (Host-Only) dan 1 network lagi berfungsi sebagai bridge. Setting network adapter anda
seperti berikut:
Setelah memastikan setting network adapter pada Mikrotik sekarang nyalakan Virtual
Machine. Di awal anda akan diminta id login dan password Mikrotik, isikan sesuai default yaitu:
Sekarang lakukan pengecheckan IP pada masing masing Interface dengan menggunakan “ip
address print”
Terlihat belum adanya IP yang mengisi masing-masing Interface. Sekarang kita sepakati bahwa
ether1 yang akan tersambung dengan jaringan luar (modem) dan ether2 yang akan terhubung dengan
jaringan LAN (PC-1). Lakukan pengisian IP address dengan menggunakan perintah “ip address add
address=[alamat IP]/[SubnetMask] interface=[nama interface]“ Lakukan pengisian IP seperti
topologi untuk ether1 karena 192.168.1.1/24 sudah dipakai untuk modem maka untuk mikrotik
dilakukan pengisian 192.168.1.2/24. Dan untuk ether2 lakukan pengisian 172.168.1.1/24.
Setelah memastikan terjalinnya koneksi antara PC anda dengan VM Mikrotik maka Anda dapat
mempermudah config menggunakan GUI dari Mikrotik tersebut yaitu menggunakan Winbox.
Nyalakan perangkat lunak Winbox dan akan muncul tampilan sebagai berikut:
Isikan IP Mikrotik Anda yaitu 192.168.1.2 pada kolom “Connect To”, Login ID dan
Password seperti default dan klik Connect.
2. Pertama kita lakukan pengisian pool yaitu kita melakukan setting range IP yang akan
dididistribusikan kepada DHCP Client. Caranya masuk ke dalam “IP” -> “Pool”. Berikan
nama pool Anda dan berikan IP range nya pada Address (Contoh: 171.168.1.2-
171.168.1.10). Contoh seperti gambar berikut:
3. Selanjutnya adalah setting DHCP Server. Masuk ke dalam “IP” -> “DHCP Server”
4. Pada tab DHCP Klik icon ‘+’ dan isikan interface yang kita pakai yaitu ether2 dan address
pool yang dipakai adalah seperti yang kita buat sebelumnya yaitu “Pool eth2”.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
6. Hal terakhir yang perlu dilakukan adalah menghidupkan Server DHCP yang telah kita
buat yaitu dengan masuk ke “New Terminal” dan mengetikan “ip dhcp-server enable
0”.
Untuk mengetahui apakah DHCP Server kita sudah berjalan dengan baik atau belum
maka kita perlu mmbuktikannya dengan DHCP Client. Disini kita menggunakan Virtual Machine
yang Network Adapternya telah di setting, sehingga dapat terhubung dengan Mikrotik.
Setelah kita menyalakan Virtual Machine PC-1 dan terlihat IP yang didapatkan dari DHCP
Server sebagai berikut:
Ini dikarenakan berbedanya jaringan yang terdapat pada DHCP Client dengan jaringan di
modem. Hal tersebut dapat diatasi dengan menjadikan Mikrotik sebagai Gateway Server.
Setting Gateway Server
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Setting DNS pada Mikrotik agar dapat terhubung ke Internet. Caranya masuk ke dalam
“IP” -> “DNS”. Dan masukan DNS google saja yaitu 8.8.8.8 dan 8.8.4.4
2. Setelah setting DNS sekarang lakukan setting Gateway. Dengan cara Masuk kedalam
“IP” -> “Routes” klik icon ‘+’ dan masukan Dst.Address 0.0.0.0/0 dengan gateway
merupakan IP Modem yaitu 192.168.1.1
4. Akan tetapi DHCP Client belum dapat terkoneksi Internet dikarenakan DHCP Client
masih dalam jaringan yang berbeda. Disini kita menambahkan fungsi NAT agar DHCP
Client dapat terhubung dengan jaringan luar. Dengan cara masuk ke “IP” ->' “Firewall”
-> Masuk kedalam tab “NAT” klik icon ‘+’ dan isikan “Chain =srcnat”
“Out.interface=ether1”.
5. Sekarang Restart koneksi dari DHCP Client dan lakukan test ping ke google.