Journal Metode HIRADC
Journal Metode HIRADC
Journal Metode HIRADC
ABSTRACT
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 Karawang is one of the largest paper mills in Indonsia. In this project,
there are many types of high risk working activities, especially slliter knife in rewinder macine. The purposes of
this study is to applied Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Controls (HIRADC) in rewinder
machine NCR Carbonless Division PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 Karawang. This research was
conducted by observational with cross-sectional design. Observation was held the sources of hazards and effort
to control. Interviews were conducted to workers of rewinder machine NCR Carbonless Division PT. Pindo Deli
Pulp and Paper Mills 2 Karawang. Variabel of the research are activities in rewinder machine, hazard
identification, risk assessment, risk control effectiveness and residual risk. The result of hazard identification,
showed that there were 44 potential hazards that cause 44 risk. Risk assessment that has been done conclude
that there were 3 very high risk, 8 priority 1 risk, 26 substantial risk, and 7 priority 3 risk. Risk control
effectiveness was resulted by risk operator, equipment, and environmetof rewinder machine which ranged from
0% until 100%. Risk management assessment resulted residual risks consist of 12 substantial risk, 4 priority 3
risk and 28 acceptable risk. The suggestion can be given of this study is ISD of PT. Pindo Deli Pulp and Paper
Mills 2 should develop more regulation of working with rewinder machine and evaluate their implementation of
risk control to minimize residual risk of this activities.
ABSTRAK
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 Karawang adalah salah satu perusahaan kertas terbesar di Indonesia. Pada
proses produksi pabrik ini terdapat berbagai jenis aktivitas yang berisiko tinggi terutama pada penggunaan slitter
knife mesin rewinder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan metode Hazard Identification, Risk
Assessment and Determining Control (HIRADC) sebagai upaya pencegahan kecelakan kerja pada pekerja Mesin
Rewinder NCR Carbonless Division PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2. Penelitian ini dilaksanakan secara
observasional dengan rancangan cross sectional. Observasi dilaksanakan terhadap sumber bahaya dan upaya
pengendalian. Wawancara dilakukan kepada pekerja di mesin rewinder NCR Carbonless Division PT. Pindo
Deli Pulp and Paper Mills 2. Variabel penelitian adalah pekerjaan pada mesin rewinder, hazard, identifikasi
bahaya, risk assessment, efektivitas pengendalian risiko dan residual risk. Hasil dari identifikasi bahaya yang
telah dilakukan, diketahui terdapat 44 potensi bahaya yang dapat menimbulkan 44 risiko. Risk assessment yang
dilakukan didapatkan tingkat risiko yaitu 3 risiko very high, 8 risiko priority 1, 26 risiko substantial, dan 7 risiko
priority 3. Efektivitas pengendalian risiko yang dilakukan berdasarkan hasil inspeksi baik pada operator, alat dan
lingkungan berada pada rentang 0% sampai dengan 100%. Penilaian manajemen risiko menunjukkan masih
terdapat residual risk yaitu 12 risiko substantial , 4 risiko priority 3 and 28 risiko acceptable. Saran yang dapat
diberikan dari penelitian ini adalah ISD PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 perlu mengembangkan peraturan
yang lebih spesifik mengenai pekerjaan dengan mesin rewinder dan mengevaluasi upaya pengendalian risiko
yang diterapkan untuk mengurangi residual risk.
73
74 The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 73-84
Risk Assessment pada pekerja Mesin priority 3 dan 28 risiko dengan peringkat
Reiwnder Carbonless Division dilakukan risiko acceptable.
pada aktivitas kerja selama
mengoperasikan mesin rewinder. Hasil risk
PEMBAHASAN
assessment yang dilakukan pada pekerja
Mesin Rewinder NCR Carbonless Division Identifikasi Bahaya (Hazard
akan digunakan sebagai landasan dalam Identification)
menentukan upaya pengendalian yang Menurut Ramli (2010) dalam
tepat untuk mengevaluasi risiko yang ada melakukan identifikasi bahaya terdapat
sehingga dapat mencegah terjadinya tiga teknik yang digunakan yaitu metode
kecelakaan kerja dan PAK. Berdasarkan pasif, metode semiproaktif, dan metode
hasil risk assessment yang dilakukan pada proaktif. PT. Pindo Deli Pulp and Paper
seluruh aktivitas kerja terdapat 44 risiko Mills sudah melakukan identifikasi bahaya
dengan peringkat risiko terdiri dari 3 risiko menggunakan metode proaktif sesuai
peringkat risiko very high, 8 risiko dengan yang disebutkan dalam klausul
peringkat risiko priority 1, 26 risiko 4.3.1 OHSAS 18001:2007. Metode yang
peringkat risiko substansial, dan 7 digunakan dalam mengidentifikasi bahaya
peringkat risiko priority. pada bagian Rewinder NCR Carbonless
Risk control yang dilakukan pihak Division adalah metode proaktif yang
Industrial Safety Department (ISD) PT. dilakukan sebagai usaha preventif dan
Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 dan perbaikan sebelum bahaya tersebut
koordinator safety setempat bersifat menimbulkan kerugian. Teknik yang
dinamis. Hal ini karena risk control digunakan adalah Job Safety Analysis
dilakukan berdasarkan temuan hasil (JSA) yang dilakukan pada tiap aktivitas
observasi dan inspeksi terbaru di lapangan. kerja yang ada dalam proses rewinder..
Pengendalian bahaya dilakukan Potensi bahaya yang terdapat pada
berdasarkan hierarki pengendalian bahaya aktivitas kerja memilih roll jumbo untuk
seperti eliminasi, subtitusi, rekayasa dijalankan di mesin antara lain tumpukan
teknik, administratif dan APD. Hasil roll jumbo dengan berat ± 33 ton yang
penilaian penerapan pengendalian risiko dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
pada pekerja mesin rewinder NCR (baik luka ringan memar hingga patah
Carbonless Division PT. Pindo Deli Pulp tulang) apabila pekerja terjepit, tertimpa
and Paper Mills 2 menunjukkan efektifitas dan terbentur roll jumbo tersebut. Potensi
pengendalian bahaya dengan ada tidaknya bahaya yang kedua berasal dari pinggiran
risiko sisa atau residual risk dengan tingkat kertas roll jumbo yang tajam dan dapat
risiko tertentu sehingga menunjukkan menyebabkan pekerja tersayat apabila
upaya perbaikan pengendalian bahaya tidak hati-hati saat memilih roll jumbo.
yang perlu dilakukan lebih lanjut untuk Selain itu, postur kerja yang tidak
menurunkan tingkat risiko hingga batas ergonomis yaitu leher yang menengadah
yang dapat diterima. dan memuntir badan saat memilih roll
Analisa residual risk dilakukan jumbo juga berpotensi menimbulkan
dengan mengalikan selisih dari hasil gangguan nyeri muskuloskeletal.
penilaian penerapan pengendalian dengan Aktivitas kerja memindahkan roll
nilai risiko awal. Berdasarkan hasil jumbo ke unwind cameron menggunakan
pengendalian yang sudah diterapkan hoist potensi bahaya yang terdapat pada
terdapat 44 risiko dengan risiko sisa aktivitas kerja ini bersumber dari hoist, roll
(residual risk) yang berhasil diturunkan jumbo dan perilaku pekerja. Potensi
menjadi 12 peringkat risiko substansial, bahaya pertama adalah konsleting pada
sebanyak 4 risiko dengan peringkat hoist saat digunakan yang dapat
Septyani Prihatiningsih dan Tjipto Suwandi, Penerapan Metode HIRADC Sebagai… 79
menimbulkan kebakaran ringan hingga mengatur slitter knife. Postur kerja yang
parah. Potensi bahaya kedua adalah tidak ergonomis saat mengatur slitter knife
putusnya kabel hoist dan dapat yaitu membungkuk dapat menyebabkan
menyebabkan roll jumbo yang ada jatuh gangguan nyeri muskuloskeletal
menimpa pekerja dan material lainnya. Potensi bahaya yang terdapat pada
Potensi bahaya ketiga yang tidak kalah aktivitas kerja memasukkan core yang
pentingnya adalah operator hoist yang telah dipotong sesuai roll pesanan ke
tidak memiliki SIO. Apabila hoist dalam shaft berasal dari shaft dengan berat
dikendalikan oleh operator yang tidak ±30 kg pada mesin rewinder diantara yang
memiliki SIO dan belum pernah digunakan untuk cetakan atau penyusunan
mengoperasikan hoist maka dapat core untuk roll kertas mini dapat
menimbulkan penyalahgunaan dan kesalah menyebabkan pekerja terbentur bahkan
saat mengendalikan dan mengoperasikan tertimpa shaft. Postur kerja yang tidak
hoist. Hal tesebut dapat menimbulkan ergonomis yaitu saat memasukkan core
suatu kejadian yang tidak diinginkan dan yang telah dipotong ke dalam shaft dapat
menimbulkan kerugian. menyebabkan gangguan nyeri
Potensi bahaya keempat adalah muskuloskeletal.
tumpukan roll jumbo dengan berat ± 33 Potensi bahaya yang terdapat pada
ton yang dapat mengakibatkan kecelakaan aktivitas kerja memindahkan shaft berisi
kerja (baik luka ringan memar hingga core ke mesin rewinder mengggunakan
patah tulang) apabila pekerja terjepit, hoist bersumber dari hoist, roll jumbo dan
tertimpa dan terbentur roll jumbo tersebut. perilaku pekerja. Potensi bahaya pertama
Potensi bahaya lainnya postur kerja yang adalah konsleting pada hoist saat
tidak ergonomis saat mengoperasikan hoist digunakan yang dapat menimbulkan
yaitu leher yang menengadah saat harus kebakaran ringan hingga parah. Potensi
mengoperasikan hoist khususnya saat roll bahaya kedua adalah putusnya kabel hoist
jumbo yang akan dipindah berada pada dan dapat menyebabkan shaft dengan berat
ketingggian >2meter berpotensi ±30 kg yang ada jatuh menimpa pekerja
menimbulkan gangguan nyeri dan material lainnya.
muskuloskeletal. Pada aktivitas kerja selanjutnya
Aktivitas kerja yang ketiga yaitu yaitu, menjalankan mesin rewinder potensi
mengatur slitter knife sesuai ukuran dari bahaya yang ada adalah konsleting pada
Roll Pesanan. Slitter knife pada mesin mesin rewinder yang dapat menimbulkan
rewinder yang digunakan untuk memotong kebakaran dan kerusakan material dan
roll jumbo menjadi roll kertas mini peralatan yang ada serta kecelakaan kerja
memiliki tingkat ketajaman yang cukup pada pekerja di area tersebut. Selain itu
tinggi. Bagian tajam pada slitter knife bising yang timbul dari mesin rewinder
tersebut dapat menyebabkan pekerja yang beroperasi dapat mengganggu
tersayat dan mengalami luka sayat ringan pendengaran pekerja. Potensi bahaya yang
hingga berat saat melakukan aktivitas kerja ketiga berasal dari pinggiran kertas roll
pengaturan slitter knife. Potensi bahaya jumbo tajam terbentang saat roll jumbo
lainnya adalah landasan/lantai di dekat diproses menjadi roll kertas mini. Hal
mesin rewinder yang dapat menyebabkan tersebut dapat menyebabkan pekerja
pekerja terperosok ke dalam lubang tersayat apabila tidak hati-hati.
tersebut dan mengalami luka ringan hingga Postur kerja yang tidak ergonomis
patah tulang. Selain itu, potensi bahaya saat mengoperasikan mesin rewinder yaitu
juga ditimbulkan oleh shaft dengan berat leher yang menengadah saat harus
±30 kg pada mesin rewinder diantara melakukan pengecekan roll jumbo yang
slitter knife dapat menyebabkan pekerja dioperasikan pada mesin dan membungkuk
terbentur bahkan tertimpa shaft saat saat mengoperasikan mesin rewinder
80 The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 73-84
rewinder. Selain itu paparan debu dan yang diterapkan perusahaan. Penentuan
paparan bahan kimia kertas NCR dapat kriteria peringkat risiko berdasarkan
menyebabkan gangguan saluran metode semikuantitatif Fine (1970), hasil
pernapasan pada pekerja. perkalian dari kemungkinan kejadian
Potensi bahaya pada aktivitas dengan tingkat paparan dan keparahan
Memindahkan roll Resize ke area mesin
Gawan dan Salvage menggunakan Risk = Likelihood x Exposure x Consequence
conveyor adalah mesin conveyor yang
sedang beroperasi dapat menyebabkan Hasil risk assesment terdapat 44
pekerja jatuh akibat terpeleset berjalan risiko dengan peringkat risiko terdiri dari 3
diatasnya. Selain itu roll trim dengan berat risiko very high, 8 risiko priority 1, 26
±20 kg dapat menyebabkan pekerja terjepit risiko substansial, dan 7 priority yang
dan terbentur roll trim. Potensi bahaya tersaji pada tabel 1 Risiko dengan
lainnya yaitu postur kerja yang tidak peringkat very high (nilai hasil perkalian
ergonomis saat mendorong roll trim yaitu >350) meliputi risiko tertimpa roll jumbo
membungkuk dapat menyebabkan dan hoist sebagai akibat dari bahaya
gangguan nyeri muskuloskeletal. operator hoist yang tidak memiliki SIO dan
risiko luka sayat akibat tersayat atau teriris
Penilaian Risiko (Risk Assessment) bagian tajam slitter knife pada mesin
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills rewinder. Menurut Cross dalam Pratama
2 mendapatkan sertifikasi OHSAS 18001: (2012), aktivitas kerja dengan peringkat
2007 pada tahun 2013. Hal tersebut risiko vey high tidak boleh dilanjutkan
menunjukkan bahwa pihak perusahaan kembali dan dihentikan sementara. Namun
sudah menerapkan risk management atau aktivitas kerja tersebut bisa dilanjutkan
HIRADC dengan baik serta penilaian kembali setelah dilakukan pengendalian
risiko dengan objektif dan definisi risiko hingga mencapai tingkat risiko minimal
yang sama dengan definisi diatas. yang dapat diterima oleh pekerja.
Penilaian risiko yang sudah dilakukan oleh Risiko dengan peringkat priority 1
pihak Industrial Safety Department PT. (nilai hasil perkalian 180-350) meliputi
Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 risiko kebakaran pada hoist akibat
berdasarkan dengan menggunakan matriks konsleting, tertimpa roll jumbo dan hoist
risiko AS/NZS 4460:2004 yang terdiri dari akibat putusnya kabel hoist, luka memar
kriteria likelihood dan consequences. Salah hingga patah tulang akibat terbentur atau
satu klausul 4.3.2 OHSAS 18001:2007 tertimpa shaft yang mempunyai berat ±30
menyebutkan bahwa HIRADC yang kg dan ketulian akibat bising yang berasal
diterapkan oleh suatu perusahaan dapat dari mesin rewinder. Menurut Cross dalam
dilakukan dengan berbagai metode Pratama (2012), aktivitas kerja dengan
identifikasi bahaya yang proaktif dan peringkat risiko priority 1 membutuhkan
penilaian risiko serta pengendalian yang penanganan dari pihak manajemen atau
sesuai dengan kondisi perusahaan yang ada perusahaan secepatnya agar tidak
saat ini. menimbulkan risiko dan kecelakaan yang
Penilaian Risiko (Risk Assessment) lebih fatal.
yang dilakukan dalam penelitian ini Sedangkan untuk risiko dengan
merupakan pengembangan metode peringkat substansial (nilai hasil perkalian
penilaian yang sudah diterapkan oleh pihak 70-180) meliputi risiko terbentur atau
perusahaan untuk menyesuaikan dengan tertimpa roll akibat tumpukan roll jumbo,
kondisi yang ada. Dalam penelitian ini gangguan otot (nyeri otot, keseleo, dan
terdapat komponen exposure atau tingkat lain-lain) akibat postur kerja yang tidak
paparan suatu risiko yang belum terdapat ergonomis seperti membungkuk, memuntir
dalam penilaian risiko (Risk Assessment) badan, ekstensi dll, risiko luka sayat ringan
82 The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 73-84
hingga berat akibat tersayat pinggiran tersebut tidak memungkinkan. Hal tersebut
kertas pada roll jumbo, terperosok atau disebabkan potensi bahaya yang ada
jatuh akibat landasan/lantai berlubang di bersumber dari bahan, alat, mesin dan
area mesin rewinder dan berjalan diatas peralatan yang ada di area kerja mesin
turn table yang sedang beroperasi, luka rewinder. Selain itu, pengendalian dengan
memar ringan hingga berat akibat tertimpa menggunakan tiga hierarki pengendalian
dan terbentur shaft dengan berat lebih dari tersebut membutuhkan dana yang tidak
25 kg, dan terpeleset bahkan terjepit sedikit. Perusahaan menerapkan hierarki
conveyor. Menurut Cross dalam Pratama pengendalian bahaya secara administratif
(2012), aktivitas kerja dengan peringkat dan penggunaan Alat Pelindung Diri
risiko substansial mengharuskan adanya (APD).
perbaikan secara teknis untuk mencegah Upaya pengendalian yang dilakukan
terjadinya risiko dengan nilai yang lebih oleh PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2
besar dan menimbulkan kerugian yang dalam upaya pencegahan kecelakaan dan
lebih besar bagi perusahaan. kesehatan kerja khususnya pada pekerja
Hasil risk assessment dengan mesin rewinder meliputi pengendalian
peringkat risiko paling rendah yaitu administratif dan penggunaan Alat
priority 3 (nilai hasil perkalian 20-70) Pelindung Diri (APD). Pengendalian
meliputi risiko pada aktivitas kerja non administratif yang dilakukan perusahaan
rutin yang memiliki nilai kategori tingkat untuk meminimalisasi kecelakaan akibat
pajanan atau exposure yang jauh lebih pekerjaan pada mesin rewinder yaitu
kecil dibandingkan aktivitas lainnya. adanya instruksi kerja, Standar
Aktivitas kerja non rutin yang dimaksud Operasional Prosedur (SOP), inspeksi K3,
adalah mengganti pisau slitter yang telah memberikan Rambu K3, briefing K3 Rutin
tumpul dan membersihkan area di sekitar dan training K3
mesin rewinder. Risiko yang termasuk Upaya pengendalian lainnya adalah
dalam peringkat risiko priority 3 meliputi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)/
gangguan otot (nyeri otot, keseleo dll) APD merupakan alternatif terakhir setelah
akibat postur kerja yang tidak ergonomis hierarki pengendalian sebelumnya tidak
seperti membungkuk, memuntir badan, dapat menurunkan bahaya secara
ekstensi dll, gangguan saluran pernapasan signifikan (Ramli, 2010). Dalam konsep
akibat paparan debu disekitar area mesin K3 penggunaan APD merupakan pilihan
yang belum dibersihkan dan bahan kimia terakhir dalam upaya pencegahan
pada kertas NCR kecelakaan. Selain itu, penggunaan APD
yang digunakan pada aktivitas kerja di area
Pengendalian Risiko (Determining mesin rewinder meliputi penggunaan
Control) safety shoes dan safety helmet pada semua
Upaya pengendalian risiko aktivitas kerja di area kerja dan
(Determining Control) yang sudah penggunaan APD earplug untuk
dilakukan oleh pihak Industrial Safety mengurangi intesitas kebisingan. APD
Department (ISD) PT. Pindo Deli Pulp and yang digunakan untuk aktifitas kerja yang
Paper Mills 2 sudah dilakukan berdasarkan berhubungan dengan penggunaan sliiter
hierarki pengendalian bahaya yang ada knife adalah sarung tangan logam atau
pada klausul 4.3.3 OHSAS 18001:2007 sarung dari bahan kulit. Selain itu
yaitu eliminasi, substitusi, pengendalian penggunaan APD masker di area kerja
enginering, administratif dan Alat khususnya pada aktifitas yang terpapar
Pelindung Diri (APD). Untuk debu.
pengendalian bahaya secara eliminasi, Efektifitas dari upaya pengendalian
substitusi dan pengendalian enginering risiko yang sudah dilakukan oleh pihak
tidak dilakukan oleh perusahaan karena hal perusahaan dapat diketahui dengan
Septyani Prihatiningsih dan Tjipto Suwandi, Penerapan Metode HIRADC Sebagai… 83