Bab 1 Pendahuluan: Go Public Di Sektor Konsumen, Harga Indeks Sahamnya Memimpin Dibandingkan
Bab 1 Pendahuluan: Go Public Di Sektor Konsumen, Harga Indeks Sahamnya Memimpin Dibandingkan
Bab 1 Pendahuluan: Go Public Di Sektor Konsumen, Harga Indeks Sahamnya Memimpin Dibandingkan
PENDAHULUAN
memperolehnya laba dari usaha yang dijalankannya, maka tentu perusahaan tidak
dapat melakukan tujuannya yaitu pertumbuhan terus menerus. Oleh sebab itu,
aktivanya dengan lebih efektif dan efisien akan mendapatkan laba yang lebih baik
dengan sektor lainnya di Bursa Efek Indonesia. Per tanggal 8 November 2017,
harga indeks saham sektor konsumer di BEI berada di harga Rp.2.569,- diikuti
oleh sektor agrikultur di harga Rp.1.768. Hal ini menunjukan banyak investor
melihat nilai saham di bursa saja, tapi melihat dan menganalisa faktor
1
2
Banyaknya kebutuhan penilai di masa modern ini membuat pekerjaan ini menjadi
sangat diminati oleh para investor untuk dijadikan partner sehingga memudahkan
ini didalam KEPI (Kode Etik Penilaian Indonesia) dan SPI (Standar Penilaian
metode diskonto arus kas (Discounted Cash Flow Method). Penilai diharuskan
keputusan akuntansi yang digunakan dalam proyeksi laporan keuangan. (SPI 330,
hal 11)
keseluruhan nilai kini dari aliran kas tunai bersih bebas. Sehingga perusahaan
yang setiap tahunnya memiliki Free Cash Flow to Firm yang tinggi akhirnya akan
mendapatkan dana (baik dari pasar uang maupun pasar modal). Setelah
(Hasnawati, 2005).
3
perusahaan untuk membayar kewajibannya di masa yang akan datang atau risiko
bisnis yang rendah, sehingga penambahan hutang telah memberikan sinyal positif
Masulis (dalam Wijaya 2010), bahwa apabila pendanaan didanai melalui hutang,
maka peningkatan nilai peusahaan terjadi akibat efek tax deductable, yaitu
perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman yang dapat
ditahan atau penerbitan saham baru, maka risiko keuangan perusahaan semakin
kecil.
saham juga tinggi yang berdampak pada tingginya nilai perusahaan begitu juga
merupakan salah satu keputusan yang paling penting (Murekefu and Ochuodho,
bisa dibayarkan sebagai dividen dan seberapa banyak dapat dipertahankan, karena
Investor menganggap manajer perusahaan tidak peka pada peluang investasi yang
Surya (2012) menemukan hasil bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan
laba yang besar dengan risiko yang dapat dikelola dengan harapan dapat
dalam hal ini pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan
akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Pendapat ini sejalan dengan
Smith dan Watts (1992) dalam Hidayat (2010) yang menyatakan bahwa set
hasil dari pilihan-pilihan untuk membuat investasi di masa yang datang. Menurut
ratio (PER). Prasetyo, dkk. (2013) mendapat hasil penelitian bahwa keputusan
kepada resiko secara implisit adalah teori risk and return yang mengemukakan
bahwa investor berinvestasi memfokuskan kepada dua parameter yaitu resiko dan
return yang diharapkan dari suatu asset. Demikian halnya dengan keputusan
investasi akan berdampak pada resiko yang harus ditanggung oleh perusahaan dan
keputusan pendanaan berdampak terhadap resiko masih dalam konsep teori. Hal
6
ini dikaji dari teori trade off yaitu semakin besar hutang maka semakin tinggi
nilai perusahaan menjadi turun. Implikasi dari teori trade off ini adalah manajer
akan berfikir antara penghematan pajak dengan biaya kebangkrutan yang timbul
resiko sebuah perusahaan dapat diukur dari koefisien variasi Earning per share.
present value dari dividen yang diterima investor saat ini dan dimasa datang. Pada
keputusan dividen yang dibayar tinggi (Bird in Hand Theory) dikatakan bahwa
yang salah akan menimbulkan resiko bagi perusahaan dan selanjutnya berdampak
Berikut ini adalah tabel jumlah aset, jumlah dividen yang dibayarkan,
jumlah hutang, earning per share, harga saham dan Free Cash Flow beberapa
perusahaan.
7
Tabel 1.2 Hubungan Aset, Dividen, Hutang, EPS dan Nilai Perusahaan
Pada perusahaan DLTA terdapat kenaikan jumalah hutang pada tahun 2016
tersebut dibarengi dengan penurunan harga saham, namun earning per share nya
naik bila dibanding dengan tahun 2015. Pengaruh penurunan jumlah hutang
2016 dibandingkan dengan 2015, diikuti dengan kenaikan harga saham, kenaikan
Earning per share nya dan kenaikan FCFF perusahaan INDF tersebut.
memberikan pengaruh yang berbeda bagi harga saham, earning per share dan
FCFF pada kedua perusahaan ttersebut, yaitu perusahaan DLTA dan INDF.
dengan tahun 2015. Kenaikan ini diikuti kenaikan harga saham dan Earning per
share perusahaan. Tetapi kenaikan jumlah asetnya diikuti penuruanan Free Cash
dibandingkan dengan tahun 2015 diikuti dengan kenaikan harga saham, earning
Terlihat ada fenomena dimana kenaikan atau penurunan nilai jumlah aset
Earning per share dan FCFF perusahaan pada kedua perusahaan tersebut.
Pada INDF, penurunan jumlah dividen yang dibayarkan pada tahun 2016
dibandingkan dengan tahun 2015 diikuti dengan kenaikan earning per share
dibandingkan dengan tahun 2015, diikuti kenaikan EPS, kenaikan harga saham
perusahaan DLTA, ICBP, INDF, MLBI dan MYOR tidak diikuti dengan kenaikan
harga saham dan kenaikan Free Cash Flow keseluruh perusahaaan tersebut. Bagi
INDF, dan MLBI kenaikan EPSnya mampu menaikan FCFF perusahaan tersebut
pada tahun 2016. Terlihat fenomena pengaruh perubahan EPS diikuti dengan
perubahaan Nilai Perusahaan, baik yang diukur dari harga saham, maupun diukur
Mediasi”.
1.2 PerumusanMasalah
perusahaan?
1.3 TujuanPenelitian
perusahaan
perusahaan
perusahaan
perusahaan
c) Bagi akademisi dan peneliti lain, sebagai bahan referensi untuk penelitian
intrinsik perusahaan, hal ini diperlukan karena nilai intrinsik perusahaan yang
akan ditentukan adalah nilai kini dari proyeksi aliran kas perusahaan dimasa yang
akan datang. Batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
sub sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.