Pengaruh Office Ergonomic Terhadap Suatu

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

PENGARUH KANTOR ERGONOMIC TERHADAP KINERJA KARYAWAN

OLEH SYAIDATUL RADIAH


PROGRAM STUDI D3 ADMINISTRASI BISNIS
JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
ABSTRAK

In every office has a work space layout and K3 in the company has been proven
varies from one office to another to improve health, safety, and
because they have to adjust to the productivity of employees however,
conditions and needs of the office itself. there are several factors that inhibit the
The room in the office should be in the difficulty of applying the system
system in such a way that both ergonomic ie the management company
equipment and office machines to create still gave a low priority in the program
comfort for employees when doing of ergonomics and K3 (Occupational
activities in the office that will have an Health and Safety) in the company , a
impact on the quality of employee program that dilaksanan more curative
performance itself that is called programs compared with preventive
ergonomic office layout. Office layout programs. So in its implementation in
and use of equipment that do not qualify the company to treat / improve
will certainly be bad for the health of something that has occurred (curative) of
employees and will result in decreased the prevent something not occurred
performance of each employee. The (preventive) is more important. In
purpose of the office layout is ergonomic practice, health workers and safety rarely
is that space is used efficiently for the visit a place of employment, so that they
purposes of employment so as to carry do not understand what employees and
out a job employees can take the shortest ultimately not able to provide the
distance so they can save time and work solution to improve the efficiency and
can flow smoothly, and of course, the productivity of work, lack of knowledge
advantage of office layout for the about occupational health and safety
employees is an occupational safety and systems and ergonomics of the company,
health of employees is maintained. limited capital, oversight and
Ergonomic Office has a very close implementation of sanctions weakened
relationship with an occupational safety by the government. Although there are
and health of employees. As the goal of many obstacles in implementing office
ergonomics itself is to improve the layout is ergonomic in an office, a
safety and health that will have an company must still pay attention to the
impact on increasing the performance of office layout is ergonomic for the
the employee and the employee is also creation of the safety and health of
able to achieve high performance in a employees who will create comfort and
comfortable condition and safely. safety for the employees who work so as
Although the application of ergonomic
to improve the performance of an Key word: office ergonomic, health,
employee. safety, performance, employee

PENDAHULUAN Banyak perusahaan yang kurang


memperhatikan pentingnya penerapan
Di setiap kantor memiliki tata ruang sistem ergonomi pada tata ruang kerja
kerja yang berbeda-beda antara satu mereka, begitu juga dengan para
kantor dengan kantor lainnya karena karyawan yang mempergunakan
harus menyesuaikan dengan kondisi dan peralatan kantor, mereka kurang
kebutuhan pada kantor itu sendiri. memahami akan tata cara penggunaan
Ruangan pada kantor harus di tata alat-alat kantor dengan baik dan benar,
sedemikian rupa baik itu peralatan sehingga seringkali terjadi kecelakaan
maupun mesin-mesin kantor guna kerja yang berakibat pada kesehatan
menciptakan kenyamanan bagi karyawan karyawan tersebut. Menerapkan prinsip-
saat melakukan kegiatan di ruangan prinsip ergonomi merupakan salah satu
kantor yang akan berdampak pada cara untuk menghindari
kualitas kinerja karyawan itu sendiri. ketidaknyamanan yang pada akhirnya
Tata ruang kantor dan penggunaan akan menimbulkan gangguan kesehatan.
peralatan yang tidak memenuhi syarat Hal tersebut akan menyebabkan
akan tentunya berdampak buruk bagi kerugian pada biaya, waktu, efisiensi,
kesehatan karyawan dan akan berakibat dan efektivitas kerja.
pada menurunnya kinerja dari masing-
masing karyawan tersebut. Dalam penerapan program kesehatan,
keselamatan kerja maupun ergonomi
Ergonomi memiliki keterkaitan dengan harus diusahakan agar tugas, organisasi,
kesehatan terutama pada kesehatan pada dan lingkungan diserasikan dengan
sistem kerja karena kesehatan itu kemampuan, kebolehan, dan
merupakan sasaran utama dari penerapan keterbatasan manusia (to fit the tast to
sistem ergonomi dan merupakan syarat the man), sehingga tercipta kondisi yang
agar produktivitas kerja meningkat. sehat, nyaman, dan nyaman.
Fokus dari ergonomi adalah manusia dan
interaksinya dengan produk, peralatan, Berdasarkan penjelasan diatas, literature
fasilitas, prosedur dan lingkungan, ini dibuat untuk memahami secara baik
pegawai, serta kehidupan sehari-hari mengenai penerapan sistem ergonomi di
dimana penekanannya adalah pada kantor serta menjelaskan hubungan
faktor manusia (Nurmianto, 2004). antara penerapan sistem ergonomi
Berkaitan dengan perancangan areal atau tersebut dengan kesehatan dan
stasiun kerja dalalm industry, maka ada keselamatan para pegawai. Dimana
beberapa aspek ergonomi yang harus kesehetan dan keselamatan para pegawai
dipertimbangkan, yaitu sikap dan posisi nantinya akan berpengaru pada kinerja
kerja, antropometri dan dimensi ruang pegawai itu sendiri nantinya. Hal
kerja, efisiensi ekonomi gerakan dan tersebut dapat dilaksanakan apabila
penganturan fasilitas kerja prinsip kesehatan, keselamatan kerja,
(Wignjosoebroto, 2008). dan ergonomi diterapkan sejak
perencanaan perusahaan.
PENGERTIAN TATA RUANG banyak hal atau pekerjaan secara
KANTOR ERGONOMI lebih cepat dan
lebih efisien. Sebagai tambahan untuk
Menurut Ida (2008:142) “Tata Ruang mempercepat suatu pekerjaan, item-
Kantor adalah pengaturan serta item atau produk-produk yang
penyusunan alat-alat dan perabotan dihasilkan juga lebih seragam dan
kantor pada luas lantai dan ruangan tahan lama. Teori ini banyak
kantor yang tersedia untuk memberikan melatarbelakangi konsep ergonomic
sarana bagi pegawai.” yang saat ini dipakai.

Menurut Harrington (2004:9) “Ergonomi 2. Pada awal 1700an, terdapat dokumen


adalah ilmu yang mempelajari perilaku dokumen yang ditulis yaitu
manusia dalam pengaturan situasi kerja membandingkan berbagai macam
demi keuntungan pegawai dan atasan. pekerjaan dan penyakit penyakit atau
Ilmu ini berupaya untuk menyerasikan cedera-cedera yang saling
mesin dengan pegawai.” berhubungan. Bernadino Ramazinni,
seorang dokter itali dinobatkan
Menurut Suma’mur dalam Sedarmayanti menjadi bapak kedokteran atau
(2009) “Ergonomi adalah penerapan okupasi. Hal ini dikarenakan
ilmu biologis tentang manusia bersama- dia dapat melihat secara jelas antara
sama dengan ilmu teknik dan biologis hubungan kesehatan manusia dengan
tentang manusia satu sama lain secara pekerjaannya.
optimal dari manusia terhadap
pekerjaannya, yang bermanfaat 3. Istilah ergonomic diciptakan pada
daripadanya diukur dengan efisiensi tanggal 1857 oleh Wojciech
dan kesehatan kerja.” Jastrzebowski. Ahli biologi polandia
menulis narasi filosofi tentang “the
Jadi, tata ruang kantor ergonomi adalah science of nature” termasuk istilah
hubungan antara manusia dengan alat- dan konsep-konsepnya. Dia
alat kantor yang dipergunakan secara melakukan penelitian tentang kerja
efisien demi terciptanya kenyamaan bagi (study of work) yang selanjutnya
para pegawai (Ida, 2008. Harrington, banyak dilibatkan di beberapa konsep
2004. Suma’mur, 2009). dasar ergonomic.
SEJARAH ERGONOMI TUJUAN TATA RUANG KANTOR
Menurut Priansa dan Garnida(2013) Setiap kegiatan yang dilakukan dalam
perkembangan Ergonomi telah suatu organisasi tentu memiliki tujuan
berlangsung lama, tersendiri. Dalam menata ruang kantor
beberapa fakta menarik tentang sejarah e ada beberapa tujuan yang hendak
rgonomi adalah sebagai berikut: dicapai. Menurut (The Liang Gie,
2000:188-189) tujuan tersebut yaitu:
1. Revolusi industri menghasilkan banya
k penemuan baru yang bertujuan
untuk membantu manusia melakukan
1. Pekerjaan di kantor itu dalam proses Terdapat beberapa aplikasi/ penerapan
pelaksanaannya dapat menempuh dalam pelaksanaan ilmu ergonomi,
jarak yang sependek mungkin. antara lain:
2. Rangkaian aktivitas tata usaha dapat
mengalir secara lancar. 1. Posisi Kerja
3. Segenap ruang dipergunakan secara Posisi kerja terdiri dari posisi duduk
efisien untuk keperluan pekerjaan. dan berdiri. Posisi duduk dimana
4. Kesehatan dan kepuasan kerja kaki tidak terbebani dengan berat
pegawai dapat terpelihara. tubuh dan posisi stabil selama
5. Pengawasan terhadap pekerjaan dapat bekerja. Sedangkan posisi berdiri
berlangsung secara memuaskan. dimana tulang belakang dan berat
6. Pihak luar yang mengunjungi kantor badan tertumpu secara seimbang pada
yang bersangkutan mendapat kesan dua kaki.
yang baik tentang organisasi itu. 2. Proses kerja
7. Susunan tempat kerja dapat Para pegawai dapat menjangkau
dipergunakan untuk berbagai peralatan kerja sesuai dengan posisi
pekerjaan dan mudah diubah waktu bekerja dan sesuai dengan
sewaktu-waktu diperlukan. ukuran antropometrinya.
3. Tata Letak Tempat Kerja
Berkenaan dengan tujuan tata ruang Tata letak tempat kerja harus jelas
kantor, Menurut Ardana, Mujiati dan terlihat pada wakti melakukan
Mudiarta (2012:208) K3 bertujuan aktivitas kerja.
antara lain sebagai berikut: 4. Mengangkat Beban
Bermacam-macam cara dalam
1. Memberikan jaminan rasa aman dan mengangkat beban, yakni dengan
nyaman bagi karyawan dalam kepala, bahu, tangan, punggung, dan
berkarya pada semua jenis dan tingkat sebagainya. Beban yang terlalu berat
pekerjaan dapat menimbulkan cedera tulang
2. Menciptakan masyarakat dan punggung, jaringan otot, dan
lingkungan kerja yang aman, sehat persendian akibat gerakan yang
dan sejahtera, bebas dari kecelakaan berlebihan. Berat beban yang
dan penyakit akibat kerja ditetapkan oleh ILO adalah sebagai
3. Ikut berpatisipasi dalam pelaksanaan berikut:
pembangun nasional dengan prinsip 1) Laki-laki dewasa 40 kg.
pembangunan berwawasan 2) Wanita dewasa 15-20 kg.
lingkungan. 3) Lelaki (16-18 tahun) 15-20 kg.
4) Wanita (16-18 tahun) 12-15 kg.
PENERAPAN SISTEM ERGONOMI
Dari pengertian tata ruang kantor
Ergonomi membutuhkan studi tentang ergonomi dapat kita simpulkan bahwa
sistem dimana manusia, fasilitas kerja, dengan penataan ruang kantor yang baik
dan lingkungannya saling berinteraksi dan dengan menerapkan sistem
dengan tujuan utama, yaitu ergonomi terhadap tata ruang kantor
menyesuaikan suasana kerja dengan tersebut memiliki beberapa kegunaan
manusianya (Eko Nurminanto, 2004).
yang berdampak baik bagi perusahaan, antropometri, anatomi, dan teknologi
diantaranya: (Wignjosoebroto, 2003).

1. Memperbaiki performa kerja; Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan


2. Mengurangi waktu yang terbuang penataan ruang kantor adalah untuk
dan meminimalkan kerusakan mempergunakan setiap ruangan secara
peralatan yang disebabkan oleh optimal dan menempatkan peralatan
kesalahan manusia; kantor dengan sesuai, sehingga dapat
3. Menambah kenyamanan manusia mempermudah pekerjaan kantor dan
dalam bekerja; membuat pekerjaan lebih efektif dan
4. Mencegah dan mengurangi resiko efisien. Jika ruangan kantor tidak tertata
timbulnya penyakit akibat kerja. dengan baik maka prinsip efisiensi dan
efektivitas dalam bekerja tidak akan
Sasaran dari ergonomi itu sendiri adalah terwujud, juga dapat memperlambat
untuk meningkatkan keselamatan serta proses pekerjaan karena menyita waktu
kesehatan yang akan berdampak pada serta tenaga.
peningkatkan kinerja para pengguna agar
dapat mencapai prestasi kerja yang METODE DAN PRINSIP
tinggi dalam kondisi yang nyaman dan ERGONOMI
aman.
Dalam menerapkan sistem ergonomi,
Peran ergonomi sangat besar dalam terdapat beberapa metode pelaksanaan
menciptakan lingkungan kerja yang ilmu ergonomi. Metode-metode tersebut
aman dan sehat. Untuk itu menurut adalah:
(Wignjosoebroto, 2003) analisis dan
penelitian ergonomi meliputi hal-hal 1. Diagnosis.
yang berkaitan dengan: Metode ini dapat dulakukan melalui
wawacara dengan pegawai, inspeksi
1. Anatomi (struktur), fisiologi tempat kerja, penilaian fisik pegawai,
(pekerjaan), dan antropometri uji pencahayaan, ergonomic checklist,
(ukuran) tubuh manusia. dan pengukuran lingkungan kerja
2. Psikologi dan fisiologi mengenai lainnya.
berfungsinya otak dan sistem syaraf 2. Treatment.
yang berperan dalam tingkah laku Pemecahan masalah ergonomi akan
manusia. tergantung pada dasar pada saat
3. Kondisi-kondisi kerja yang dapat diagnosis. Membeli peralatan yang
mencederai baik dalam jangka waktu sesuai dengan fisik pegawai.
pendek maupun panjang, atau 3. Follow-up.
membuat celaka manusia. Dengan evaluasi yang subyektif dan
obyektif. Secara subyektif misalnya
Dengan adanya hal-hal tersebut, maka dengan menanyakan kenyamanan,
penelitian dan pengembangan ergonomi bagian badan yang sakit, nyeri bahu,
akan memeerlukan dukungan dari keletihan, dll. Sedangkan secara
berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, obyektif misalnya dengan parameter
produk yang ditolak, absensi sakit, (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
angka kecelakaan, dll. di perusahaan.
2. Program yang dilaksanan lebih
Dengan memahami prinsip ergonomi banyak program kuratif dibandingkan
akan mempermudah evalusi setiap tugas dengan program preventif. Jadi
maupun pekerjaan. Prinsip ergonomi dalam pelaksanaannya di perusahaan
adalah pedoman dalam menerapkan mengobati/ memperbaiki sesuatu
ergonomi di tempat kerja menurut yang telah tejadi (kuratif) dari pada
Baiduri dalam diktat kuliah ekonomi mencegah agar sesuatu tidak tejadi
terdapat 12 prinsip ergonomi, yaitu: (preventif). Dalam prakteknya
petugas kesehatan dan keselamatan
1. Bekerja dalam posisi atau postur kerja jarang berkunjung ke tempat
normal; kerja kaeyawan, sehingga mereka
2. Mengurangi beban berlebihan; kurang memahami apa yang
3. Menempatkan peralatan agar selalu dilakukan karyawan dan akhirnya
berada dalam jangkauan pegawai; tidak mampu memberikan solusi
4. Bekerja sesuai dengan ketinggian perbaikan untuk meningkatkan
dimensi tubuh; efisiensi dan produktivitas kerja
5. Mengurangi gerakan berulang dan (Sudjana, 2005)
berlebihan; 3. Kurangnya pengetahuan mengenai
6. Meminimalisasi gerakan statis; kesehatan dan keselamatan kerja dan
7. Meminimalisasikan titik beban; sistem ergonomi dari pihak
8. Mencakup jangka ruang; perusahaan.
9. Menciptakan lingkungan kerja yang 4. Keterbatasan modal.
aman; 5. Pengawasan dan penerapan sangsi
10. Melakukan garakan, olahraga, dan yang lemah oleh pihak pemerintah.
peregangan saat bekerja;
11. Membuat agar display dan contoh HUBUNGAN KESEHATAN DAN
mudah dimengerti; KESELAMATAN KERJA DALAM
12. Mengurangi stres. PRODUKTIFITAS KARYAWAN

HAMBATAN PENERAPAN SISTEM Sebagaimana kita ketahui bahwa


ERGONOMI umumnya manusia selalu mempunyai
pekerjaan yang menghabiskan sebagian
Walaupun penerapan ergonomic dan K3 besar waktunya untuk bekerja, sehingga
di perusahaan telah terbukti mampu memungkinkan manusia akan menderita
meningkatkan kesehatan, keselamatan, penyakit yang mungkin disebabkan oleh
dan produktivitas kerja karyawan pekerjaannya atau menderita pekerjaan
namun, ada beberapa faktor yang yang berhubungan dengan pekerjaannya.
menghambat sulitnya menerapkan sistem Dengan demikian, kesehatan dan
ergonomi, antara lain: keselamatan kerja pada hakikatnya
merupakan suatu pendekatan ilmiah dan
1. Manajemen perusahaan masih sekaligus suatu program yang berupaya
memberikan prioritas rendah pada untuk mencegah maupun memperkecil
program ergonomi dan K3 terjadinya resiko atau kecelakaan yang
mampu meningkatkan kinerja kerja 2. Meningkatkan efisiensi/produktivitas
pegawai karena jika suatu pekerja atau perusahaan. Karena dengan
pegawai dalam keadaan sehat dan melaksanakan K3 memungkinkan
terjamin keselamatannya dalam semakin berkurangnya kecelakan
melakukan suatua pekerjaan maka kerja sehingga akan dapat
semua itu akan dapat menimbulkan rasa meningkatkan efisiensi dalam
aman pekerja atau pegawai tersebut perusahaan.
dalam bekerja dimana jika suatau 3. Mengetifkan pengembangan dan
pekerja atau pegawai telah merasa aman pembinaan SDM. Pekerja
dalam bekerja maka semua itu akan (karyawan) adalah kekayaan yang
berdampak pada produktifitas dari amat berharga bagi perusahaan.
pegawai tersebut. Semua pekerjaan ingin diakuti
martabatnya sebagai manusia.
Menurut Ardana, Mujiati dan Mudiarta Melalui penerapan prinsip K3
(2012:208) K3 bertujuan antara lain pengembangan dan pembinaan
sebagai berikut: terhadapt ternaga bisa dilakukan
sehingga citranya sebagai manusia
1. Memberikan jaminan rasa aman dan yang bermartabat dapat diralisasikan.
nyaman bagi karyawan dalam
berkarya pada semua jenis dan tingkat Menurut (Harrington, 2004:10) ada
pekerjaan hubungan yang sangat erat antara bagian
2. Menciptakan masyarakat dan kesehatan kerja dengan perancangan
lingkungan kerja yang aman, sehat sistem ergonomi. Lingkungan kerja
dan sejahtera, bebas dari kecelakaan yang kurang baik dapat menyebabkan
dan penyakit akibat kerja seorang pegawai mengalami stress dan
3. Ikut berpatisipasi dalam pelaksanaan kesehatannya menurun sehingga
pembangun nasional dengan prinsip konsentrasi dan perhatian-perhatiannya
pembangunan berwawasan lenyap. Keadaan ini dapat berlanjut
lingkungan. menjadi resiko yang besar dan akhirnya
menimbulkan kecelakaan. Faktor
Menurut Ardana, Mujiati dan Mudiarta keluhan fisik yang menimbulkan
(2012:208) ada 4 (empat) manfaat dari gangguan tersebut akibat dari gerakan
pelaksanaan K3 dalam suatu perusahaan yang berulang-ulang, mengangkat beban
atau instansi adalah sebagai berikut: yang berat, pengerahan tenaga yang
berlebihan, stres, getaran, postur tubuh
1. Dapat memacu produktivitas kerja yang janggal, dan akibat yang terjadi
karyawan. Dari lingkungan kerja dapat berupa nyeri pinggang, linu pada
yang aman dan sehat terbutk pergelangan tangan, bahkan
berpengaruh pada produktivitas. menyebabkan trauma pada tulang
Dengan pelaksanaan K3, karyawan belakang yang berakibat fatal seperti
akan merasa terjamin aman dan kelumpuhan (Asri Santoso, 2009).
terlindungi sehingga secara tidak
langsung dapat memacu motivasi dan Kecelakan keja juga bisa terjadi karena
kegairahan kerja mereka. kondisi lingkungan yang tidak
mendukung keselamatan kerja, atau
perbuatan para pegawai yang tidak PENGARUH TATA RUANG KANT
membawa keselamatan kerja. OR TERHADAP KINERJA
Berdasarkan hal tersebut timbul doktrin
kesehatan dan keselamatan kerja yang Lingkungan kerja dapat memberikan
mengatakan bahwa cara menanggulangi pengaruh yang besar terhadap kinerja
kecelakaan kerja adalah meniadakan karyawan. Menurut Ahyani (186;128)
unsur penyebab kecelakaan dan Lingkungan kerja merupakan suatu
mengadakan pengawasan (Effendi, lingkungan dimana para karyawan
2006). tersebut melaksanakan tugas dan
kewajibannya sehari-hari (Agus .
Marihot Tua Efendi (2007:312)
berpendapat, “Keselamatan dan Lingkungan kerja dapat berupa
kesehatan kerja tentu saja mudah lingkungan fisik maupun non fisik.
dipahami sebagai suatu aspek penting Lingkungan Fisik perusahaan meliputi
dalam usaha meningkatkan kedaaan penerangan, keadaan sirkulasi
kesejahteraan produktivitas kerja, udara dan Tata Ruang. Sedangkan
sehingga menjadi suatu kewajiban dari lingkungan non fisik meliputi suasana
perusahaan untuk meningkatkannya. kerja, keamanan dan lain-lain. Dengan
Sebab, bilamana dilihat dari sasaran- lingkungan kerja yang baik dapat
sasaran manajemen sumber daya membuat karyawan merasa nyaman dan
manusia sebagai filosofi dalam betah dalam bekerja, sehingga
melakukan berbagai programnya, yaitu mendorong karyawan bersemangat
sasaran organisasi, individu, sosial, dan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.
fungsional, peningkatan keselamatan dan Begitu juga sebaliknya lingkungan kerja
kesehatan kerja dari aspek organisasi yang tidak layak dan tidak sesuai dapat
akan dapat meningkatkan produktivitas menggaggu karyawan dalam bekerja.
pegawai, mengurangi, biaya-biaya akibat
keselamatan kerja dan mengurangi Tata ruang kantor juga termasuk didalam
kesalahan.” lingkungan kerja. Tata ruang yang baik
mendukung suatu metode untuk
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa membenahi dan menyusun alat-alat
hampir semua pekerjaan mempunyai perkantoran dan perlengkapan didalam
faktor-faktor yang bisa menyebabkan ruangan yang bertujuan untuk
kecelakaan. Untuk menghindari resiko memberikan sarana bagi karyawan. Tata
tersebut, yang harus dilakukan adalah ruang kantor merupakan suatu segi yang
mengidentifikasi resiko yang terjadi paling dekat dengan pelaksanaan kerja
akibat cara kerja yang salah, maka karyawan sehari-hari. Dengan tata ruang
selanjutnya hilangkan cara kerja yang yang baik akan membantu
mengakibatkan terjadinya kecelakaan mekanisme/arus pekerjaan berjalan
kerja tersebut agar pekerja atau pegawai lancar, ketentraman, kesenangan dan
dapat terjamin keselamatannya dalam kegairahan kerja menjadi idaman setiap
bekeja yang akan menimbulkan rasa karyawan dan idaman itu bisa diperoleh
aman pada pegawai tersebut dalam jika penyusunan tata ruang kantor itu
bekerja yang akan mempengaruhi baik (Didi Wahyu sudirman, 1981 : 59).
kinerjanya dalam bekerja.
Adanya lingkungan kerja yang nyaman, Dengan komputer pegawai dapat dengan
khususnya tata ruang kantor yang baik mudah mengerjakan berbagai tugas
akan memberikan dorongan kepada untuk menghasilkan suatu informasi.
karyawan untuk bekerja sungguh-
sungguh sehingga dapat meningkatkan Dalam mengoperasikan komputer,
kinerja karyawan untuk lebih berprestasi beberapa pegawai mengeluarkan waktu
terhadap pencapaian tujuan. yang relatif lama dalam
mengoperasikannya. Untuk itu dalam
INTERAKSI ANTARA TEMPAT menggunakan komputer diperlukan alat-
KERJA DAN PERALATAN KERJA alat penunjang yang disesuaikan oleh
DENGAN INDIVIDU masing-masing individu, seperti meja,
kursi, mouse, keyboard, dan layar
Lokasi ruang kerja adalah area fisik monitor. Peralatan-peralatan
tempat seorang pegawai melakukan penunjang tersebut harus dipakai secara
aktivitas kerja. Tempat kerja adalah ergonomi agar dapat memberikan
lokasi ruang kerja serta bagian dari kenyamanan bagi pengguna.
mesin dan peralatan kerja, tempat
seorang pegawai melakukan berbagai 1. Mouse. Mouse harus pada
aktivitas kerja. ketinggian dimana lengan,
pergelangan tangan dan tangan
Salah satu penyebab terjadinya stress sejajar. Tempatkan mouse
fisik akibat kerja adalah terjadinya sedemikian rupa sehingga tidak
ketidaksesuaian ukuran-ukuran perlu menggapai terlalu jauh dari
komponen kerja dengan pegawai jangkauan tangan.
sehingga mengharuskan pegawai bekerja 2. Keyboard. Keyboard harus
dengan posisi sulit seperti membungkuk, ditempatkan pada ketinggian
mengangkat lengan dan bahu terlalu tertentu sehingga lengan atas,
tinggi atau aktivitas hanya dapat pergelangan tangan, dan tangan
dilakukan hanya dengan satu lengan, dan berada pada posisi sejajar ketika
lain lain. Gangguan sering kali terjadi sedang mengetik.
karena umumnya peralatan dan 3. Layar Monitor. Kebijakan
perlengkapan yang digunakan di desain ergonomi konvensionaal umumya
dengan ukuran yang tidak sesuai. menyarankan bahwa pusat layar
Prinsip ergonomi yang benar monitor seharusnya pada titik
mengharuskan peralatan, misalnya meja dimana tatapan mata jatuh secara
kerja, yang sesuai atau dapat disesuaikan alamiah dan monitor tidak harus
dengan ukuran individu yang agak miring untuk menyesuaikan
menggunakannya (Harrianto,2008). dengan sudut pandang seseorang.
Penyangga monitor yang dapat
Peralatan yang sering pegawai dalam disesuaikan akan membantu
kantor adalah komputer. Komputer membuat penyesuaian (Anderson,
adalah suatu alat elektronik yang dapat 2002). Posisikan layar monitor 50-
digunakan untuk beberapa kegiatan 60cm dari mata. Letak monitor
perkantoran, seperti menginput, akan sangat banyak mempengaruhi
memproses, dan menyimpan data. posisi kepala yang berdampak
teruatama pada otot-otot leher, daun meja dengan
dimana ketinggian yang berlebih permukaan atas alas duduk
akan menyebabkan nyeri pada otot >15cm.
leher. Arah penglihatan untuk 3) Permukaan Meja.
pekerjaan duduk adalah 32º - 44º Permukaan meja harus rata
dibawah garis horizontal mata dan tidak menyilaukan.
(Suma’mur, 2009). 4) Lebar Meja. Lebar meja
4. Meja Komputer. Dalam memilih tidak melibihi jarak
meja untuk menaruh sebuah jangkauan tangan pegawai.
komputer, terdapat beberapa Ukuran yang diusulkan
persyaratan yang dibutuhkan untuk adalah kurang dari 80cm
meja komputer ergonomi, yaitu: (Laurensia, 2004).
1) Meja dibuat dekat dengan 5. Kursi. Kursi merupakan salah satu
pengguna agar terhindar dari komponen penting di kantor.
penjangkauan yang terlalu Kursi yang ergonomi dapat
jauh. membantu mengatur posisi tulang
2) Permukaannya harus dibuat belakang pada postur yang optimal
sedemikian rupa agar tidak dengan memberikan pendukung
memancarkan yang tepat. Untuk kenyamanan
3) Memiliki tempat pergerakan dan kesesuaian yang lebih tepat,
kaki yang cukup. maka kursi komputer harus
4) Tinggi permukaan kerja mengikuti penyesuaian
untuk keyboard dibedakan berdasarkan penggunanya dengan
dengan tinggi untuk monitor pilihan seperti:
komputer. 1) Dudukan dapat disesuaikan dengan
5) Mempunyai jarak yang tinggi pengguna dan tinggi
cukup antara kursi dan permukaan meja. Kedalaman kursi
monitor komputer. harus sesuai untuk kedua kaki, dan
berjarak 1-2 inchi di antara ujung
Ukuran meja yang sesuai dengan kursi dan belakang lutut.
antropometri orang Indonesia 2) Belakang kursi memiliki persyaratan
adalah sebagai berikut: seperti: dapat disesuaikan tinggi
rendahnya untuk mendukung
1) Tinggi Meja. Tinggi kenyamanan tulang belakang, bentuk
permukaan atas dari meja belakang kursi dapat disesuaikan
dibuat setinggi siku dan untuk pekerjaan yang berbeda,
disesuaikan dengan sikap bergerak maju atau mundur.
tubuh pada waktu bekerja. 3) Tinggi lengan kursi harus sesuai
Untuk sikap duduk, tinggi dengan tinggi lengan pengguna, lebar
meja yang diusulkan adalah yang dibutuhkan utamanya sesuai
64-74cm yang diukur dari dengan pengguna atau rata-rata
permukaan daun meja pengguna.
sampai ke lantai.
2) Tebal Daun Meja. Jarak Ukuran kursi yang sesuai dengan
antara permukaan bawah antropometri orang Indonesia adalah:
1) Tinggi Alas Duduk. Diukur dari dalam jurnal International
lantai sampai permukaan bagian Journal of Occupational Safety
depan alas duduk. Ukuran yang and Ergonomics (JOSE) Volume
dianjurkan adalah 38-54cm. 13 No. 2 halaman 215–223.
2) Panjang Alas Duduk. Diukur dari
permukaan garis proyeksi permukaan Anggriani, Niniek dan Dyan Agustin.
dengan sandaran duduk pada Artikel “Desain Kursi Kerja
permukaan atas alas duduk sampai ke Berkaitan Dengan Unsur
bagian depan alas duduk. Panjang Kesehatan Tubuh dan
alas duduk harus lebih pendek dari Peningkatan Kualitas Kerja”
jarak antara lekuk lutut dan garis dalam jurnal Rekayasa
punggung. Ukuran yang dianjurkan Perencanaan Volume 1 No. 2
adalah 40cm. Februari 2005 halaman. 1-7.
3) Lebar Alas Duduk. Diukur pada garis
tengah dengan alas duduk melintang. Diktat Kuliah Manajemen
Lebar alas duduk harus lebih besar Perkantoran, Akademi Sekretaris
dari pada pinggul. Ukuran yang BSI
dianjurkan adalah 40-44cm.
4) Sandaran Pinggang. Sandaran Garnida, A.,
pinggang bagian atas tidak melebihi & Priansa, D. J. (2013). Manajem
tepi bawah ujung tilang belikat, en Perkantoran. Bandung: Alfab
bagian bawah setinggi garis pinggul, eta.
tinggi sandaran tidak melebihi tinggi
Gie, L,T. 1981. Manajemen Perkantoran
bahu dan leher sandaran pinggang
Modern. Liberty: Yogyakarta.
lebih kecil atau sama dengan bahu.
Gie, The Liang. 2007. Administrasi
KESIMPULAN
Perkantoran Modern.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kantor Yogyakarta: Liberty.
yang ergonomic sangat mempengaruhi
Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2007.
kinerja karyawan karena kantor yang
Manajemen Sumber Daya
ergonomic itu kantor yang menjaga
Manusia. Jakarta: Grasindo.
keselamatan dan kesehatan
karyawannya, jika karyawan selamat dan Harrianto, R. 2008. Buku Ajar
sehat maka karyawan saat bekerja Kesehatan Kerja. Jakarta: Buku
menjadi nyaman dan aman sehingga Kedokteran EGC.
dapat memicu kinerja karyawan yang
berkualitas. Liliana, Y.P., dkk.. 2007. Pertimbangan
Antropometri dengan
DAFTAR PUSTAKA Ergonomivitas. Jakarta:
BAPETEN.
Al-Kindi, Ashraf A. Shikdar Mahmoud
A.. 2007. Artikel “Office Lutfi, dkk. 2013. Artikel “Evaluasi
Ergonomics: Deficiencies in Keselamatan dan Kesehatan
Computer Workstation Design” Kerja” dalam jurnal Teknologi
Pertanian Volume 14 No. 1 April Surya, Roberta Zulfhi. 2013 Artikel
2013 halaman 57-64. “Penggunaan Data Antropometri
dalam Evaluasi Ergonomi pada
Moekijat. 1997. Administrasi Perkantora Tempat Duduk Penumpang
n, Bandung; Mandar Maju. Speed Boat Rute Tembilahan -
Kuala Enok Kab. Indragiri Hilir
Nuraida, Ida. 2008. Manajemen Riau” dalam jurnal Malikussaleh
Administrasi Perkantoran. Industrial Engineering Journal
Yogyakarta: Kanisius. Volume 2 No.1 halaman 4-8.
Nurminanto, Eko. 2004. Ergonomi Tarwaka, Solichul HA, dkk.. 2004.
Konsep Dasar dan Aplikasinya. Ergonomi Untuk Keselamatan,
Surabaya: Guna Widya. Kesehatan Kerja Dan
Produktivitas. Surakarta: Uniba
Sedarmayanti. 2009. Tata Kerja dan Press.
Produktivitas Kerja. Bandung:
CV Mandar Maju. Tjandra, Sheddy dkk. 2008.
Kesekretarisan Jilid 1 untuk
Setyawan, Febri Endra Budi. Dalam SMK, Jakarta: Pusat Perbukuan
jurnal Penerapan Ergonomic Departemen Pendidikan
Dalam Konsep Kesehatan Nasional.
Volume 7 No. 14 Januari 2011
halaman 39-50. Wasisto, S. W. 2005. Bekerja dengan
Komputer Secara Ergonomis dan
Sudamaryati. 1992. Dasar-dasar Sehat. yang tersedia dalam
Pengetahuan tentang Manajemen http://www.wahanakom.com/info
Perkantoran. Bandung: Ilham tek/ergonomis.html. (31
Jaya. Desember 2014).
Suma’mur, PK. 2009. Higene Wignjosoebroto, S. 2008. Ergonomi
Perusahaan dan Kesehatan Studi Gerak dan Waktu.
Kerja. Jakarta: Gunung Agung. Surabaya: Guna Widya.

You might also like