0% found this document useful (0 votes)
18 views12 pages

Analisis Penyajian Laporan Operasional Berbasis Akrual Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Sulawesi Tengah

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 12

ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN OPERASIONAL BERBASIS AKRUAL

PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)


PROVINSI SULAWESI TENGAH

Musdalifah Dj. Umar


musdalifahdjumar@gmail.com
Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
The aims of the study are: 1) to determine operational report presentation according to
accrual-based of government accounting standards; 2) to determine and analyze understanding of
apparatus on the relationship between operational report and other financial components and also
implementation of accrual-based operational report in governmental working units in Central
Sulawesi. The study applies qualitative method with phenomenological approach. Informants
consist of people who are directly involved in the preparation of financial statements, especially
operational reports. The results show that the presentation of operational reports is prepared to
complement reporting and accounting cycle on accrul-based so that operational reports have
predictive value; the information can be used to predict the income of operational report that will
be received to fund government activities in the coming period. Lack of understanding of apparatus
about the relation of operational statement with other components of financial report that are
operational report, report of equity change and balance sheet in its presentation, and lack of
human resources with accounting education have caused low comprehension on accrual-based
operational report presentation.
Keywords: Presentation, Operational Report, Accrual-Based Accounting.

Reformasi dibidang keuangan negara menyajikan laporan keuangan pemerintah,


secara bertahap telah melaksanakan dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar
perubahan yang mendasar mengenai Akuntansi Pemerintahan (PSAP), disusun
pengelolaan keuangan negara. Pemerintah oleh Komite Standar Akuntansi (KSAP) yang
adalah pengemban tanggung jawab independen dan ditetapkan dengan Peraturan
kepentingan publik, yaitu salah satunya Pemerintah (PP) setelah terlebih dahulu
sebagai penanggungjawab pengelola dana mendapat pertimbangan dari Badan
publik yang berkewajiban untuk memberikan Pemeriksa Keuangan (BPK).
pertanggungjawaban (akuntabilitas publik) Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
kepada masyarakat secara luas. Untuk Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui
mewujudkan reformasi keuangan yang baik pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas
diperlukan landasan hukum yang memadai. dalam pelaporan finansial berbasis akrual,
Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 serta mengakui pendapatan, belanja, dan
tentang Keuangan Negara dalam Pasal 32 pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan
mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan,
pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran sedangkan Basis akrual adalah basis akuntansi
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) / yang mengakui pengaruh transaksi dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah peristiwa lainnya pada saat hak dan/atau
(APBD) disusun dan disajikan sesuai dengan kewajiban timbul. Dalam prosesnya,
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). pemerintah tidak langsung dapat melakukan
SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi peralihan dari SAP berbasis kas menuju SAP
yang diterapkan dalam menyusun dan berbasis akrual, maka dalam PP 71 Tahun

22
23 Katalogis, Volume 6 Nomor 6 Juni 2018 hlm 22-32 ISSN: 2302-2019

2010 ayat 1 menyebutkan bahwa penerapan Adanya regulasi yang baru diterbitkan
SAP berbasis akrual dilakukan secara oleh Pemerintah mengenai standar akuntansi
bertahap. Ketentuan ini juga terdapat pada pemerintah serta penerapannya, Pemerintah
peraturan yang sama lampiran I, sedangkan Provinsi Sulawesi Tengah berusaha
lampiran II merupakan standar akuntansi menerapkan secara teknis penyusunan
pemerintahan berbasis kas menuju akrual laporan keuangan khususnya penyajian
yang berlaku selama masa transisi bagi entitas laporan berbasis akrual sesuai dengan amanat
yang belum siap untuk menerapkan SAP peraturan Perundang-undangan yang berlaku
berbasis akrual hingga tahun 2014. saat ini. Namun, dengan hanya mengadopsi
Dalam penerapannya, dengan mengacu ketentuan peraturan yang telah ditetapkan
pada pedoman umum SAP, Menteri terdapat beberapa permasalahan yang muncul
Keuangan menetapkan SAP untuk lingkungan pada sebagian besar pemerintah daerah
pemerintah pusat, sedangkan Menteri Dalam termasuk juga pada Pemerintah Provinsi
Negeri menetapkan SAP untuk Pemerintah Sulawesi Tengah. Beberapa permasalahan
Daerah. Sementara itu, bagi setiap daerah, yang muncul di antaranya, belum seragamnya
selain mengacu pada pedoman umum SAP, laporan yang dibuat oleh SKPD sehingga
dalam menetapkan SAP di daerahnya masing- belum sesuai dengan target yang ingin
masing, Gubernur/Bupati/Walikota juga harus dicapai.
mengacu pada peraturan daerah dan ketentuan Secara teknis, penyusunan Laporan
peraturan perundang-undangan mengenai Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
pengelolaan keuangan daerah yang berlaku. Provinsi Sulawesi Tengah berbasis akrual
Menteri Dalam Negeri telah menerbitkan dibantu oleh tenaga pendamping professional,
Peraturan Menteri Dalam Negeri hal ini dikarenakan basis akrual merupakan
(Permendagri) Nomor 64 Tahun 2013 tentang suatu hal baru dan penerapannya baru dimulai
Penerapan SAP Berbasis Akrual Pada awal tahun 2015 sehingga masih banyak
Pemerintah Daerah. Peraturan ini menjadi aparatur pemerintahan pada SKPD yang
pedoman yang harus ditaati oleh setiap belum menguasai penerapan basis akrual. Hal
Daerah Otonom Kabupaten/Kota maupun lain juga yang menyebabkan ketidakpahaman
Provinsi dalam menyajikan laporan keuangan aparatur pemerintah yaitu untuk penyusunan
berbasis akrual pada pemerintah daerahnya, laporan keuangan masih menggunakan dua
dengan adanya Permendagri tersebut basis (basis kas dan basis akrual), untuk basis
pemerintah daerah diwajibkan menyusun kas ditandai dengan masih adanya Laporan
peraturan kepala daerah tentang kebijakan Realisasi Anggaran (LRA) dalam komponen
akuntansi daerah, sistem akuntansi laporan keuangan. Berikut penyajian LRA
pemerintah dan bagan akun standar yang dan LO pada Pemerintah Provinsi Sulawesi
harus menjadi pedoman bagi pemerintah Tengah:
daerah dalam melaksanakan akuntansi
berbasis akrual secara penuh.
Musdalifah Dj. Umar, Analisis Penyajian Laporan Operasional Berbasis Akrual Pada Satuan Kerja ………………..24

Tabel 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Pendapatan dan Belanja Daerah


Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah
NO. URUT URAIAN ANGGARAN REALISASI LEBIH / (KURANG)

1 PENDAPATAN 2,998,525,305,800.00 2,901,587,582,553.16 (96,937,723,246.84)


1. 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 955,558,091,800.00 904,937,124,509.16 (50,620,967,290.84)

1. 1. 1 Pendapatan Pajak Daerah 786,211,295,600.00 738,993,196,650.00 (47,218,098,950.00)

1. 1. 2 Hasil Retribusi Daerah 3,726,735,500.00 6,203,473,975.00 2,476,738,475.00


1. 1. 3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang 14,084,922,400.00 20,311,030,000.62 6,226,107,600.62
Dipisahkan
1. 1. 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 151,535,138,300.00 139,429,423,883.54 (12,105,714,416.46)

1. 2 DANA PERIMBANGAN 1,596,861,393,000.00 1,557,754,565,164.00 (39,106,827,836.00)

1. 2. 1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 124,272,238,000.00 85,165,410,164.00 (39,106,827,836.00)


1. 2. 2 Dana Alokasi Umum 1,221,602,865,000.00 1,221,602,865,000.00 0.00

1. 2. 3 Dana Alokasi Khusus 250,986,290,000.00 250,986,290,000.00 0.00

1. 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 446,105,821,000.00 438,895,892,880.00 (7,209,928,120.00)


1. 3. 1 Pendapatan Hibah 11,104,421,000.00 3,865,455,380.00 (7,238,965,620.00)

1. 3. 4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 435,001,400,000.00 435,030,437,500.00 29,037,500.00

2 BELANJA 3,127,525,078,108.00 2,953,280,683,117.67 (174,244,394,990.33)


2. 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1,598,723,865,693.00 1,526,076,325,257.70 (72,647,540,435.30)

2. 1. 1 Belanja Pegawai 545,783,824,248.00 531,258,852,220.10 (14,524,972,027.90)

2. 1. 4 Belanja Hibah 584,478,986,788.00 578,491,677,000.00 (5,987,309,788.00)

2. 1. 5 Belanja Bantuan Sosial 4,000,000,000.00 2,025,000,000.00 (1,975,000,000.00)


2. 1. 6 Belanja Bagi Hasil kepada 352,113,490,201.00 307,534,979,186.60 (44,578,511,014.40)
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
2. 1. 7 Belanja Bantuan Keuangan kepada 108,647,564,456.00 106,638,837,601.00 (2,008,726,855.00)
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan
2. 1. 8 Desa
Belanja Tidak Terduga 3,700,000,000.00 126,979,250.00 (3,573,020,750.00)

2. 2 BELANJA LANGSUNG 1,528,801,212,415.00 1,427,204,357,859.97 (101,596,854,555.03)


2. 2. 1 Belanja Pegawai 146,959,048,308.00 143,934,107,475.00 (3,024,940,833.00)

2. 2. 2 Belanja Barang dan Jasa 889,300,278,902.00 840,745,925,332.97 (48,554,353,569.03)

- Hibah Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada 161,280,705,042.00 158,980,307,490.00 (2,300,397,552.00)


Pihak Ketiga/Masyarakat
- Barang/Jasa Selain Hibah dan Bantuan 728,019,573,860.00 681,765,617,842.97 (46,253,956,017.03)
Sosial
2. 2. 3 Belanja Modal 492,541,885,205.00 442,524,325,052.00 (50,017,560,153.00)

SURPLUS / (DEFISIT) (128,999,772,308.00) (51,693,100,564.51) 77,306,671,743.49

3 PEMBIAYAAN DAERAH
3. 1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 135,829,772,308.00 135,829,772,307.69 (0.31)

3. 1. 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun 135,829,772,308.00 135,829,772,307.69 (0.31)


Anggaran Sebelumnya
3. 1. 6 Penerimaan Piutang Daerah 0.00 0.00 0.00

3. 2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 6,830,000,000.00 6,700,000,000.00 (130,000,000.00)


3. 2. 2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah 6,830,000,000.00 6,700,000,000.00 (130,000,000.00)
Daerah
3. 4 SISA LEBIH/KURANG PEMBIAYAAN TAHUN 0.00 (77,436,671,743.18) (77,436,671,743.18)
BERKENAAN
3. 4. 1 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Tahun 0.00 (77,436,671,743.18) (77,436,671,743.18)
Berkenaan
PEMBIAYAAN NETTO 128,999,772,308.00 129,129,772,307.69 129,999,999.69

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA) 0.00 77,436,671,743.18 77,436,671,743.18

Sumber : LKPD, BPKAD Provinsi Sulawesi Tengah (2016)


25 Katalogis, Volume 6 Nomor 6 Juni 2018 hlm 22-32 ISSN: 2302-2019

Tabel 2. Laporan Operasional (LO)


Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah

Sumber: LKPD, BPKAD Provinsi Sulawesi Tengah (2016)


Musdalifah Dj. Umar, Analisis Penyajian Laporan Operasional Berbasis Akrual Pada Satuan Kerja ……………….26

Tabel 1 diatas menunjukkan program sehingga penyusunan Laporan Operasional,


atau kegiatan pemerintah Provinsi Sulawesi Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca
Tengah yang telah direalisasikan selama mempunyai keterkaitan yang dapat
tahun 2015. Sebelum kegiatan atau program dipertanggungjawabkan. Dalam hubungannya
tersebut dijalankan telah dilakukan dengan laporan operasional, kegiatan
perencanaan anggaran tetapi dalam operasional suatu entitas pelaporan dapat
perealisasiannya terdapat selisih lebih atau dianalisis menurut klasifikasi ekonomi atau
kurang pengeluaran pembiayaan. Di ketahui klasifikasi fungsi/program untuk mencapai
bahwa LRA menggambarakan atau tujuan yang telah ditetapkan. Laporan
menyajikan informasi mengenai perhitungan operasional yang dianalisis menurut suatu
dan perbandingan antara anggaran dan klasifikasi ekonomi, beban-beban
realisasinya dalam satu periode pelaporan dikelompokkan menurut klasifikasi ekonomi
atau satu tahun anggaran baik pada pos (sebagai contoh beban penyusutan/amortisasi,
pendapatan, belanja dan pembiayaan. Tujuan beban alat tulis kantor, beban transportasi,
standar LRA adalah menetapkan dasar-dasar dan beban gaji dan tunjangan pegawai), dan
penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk tidak direalokasikan pada berbagai fungsi
pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan dalam suatu entitas pelaporan. Metode ini
akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh sederhana untuk diaplikasikan dalam
peraturan perundang-undangan. Perbandingan kebanyakan entitas kecil karena tidak
antara anggaran dan realisasinya memerlukan alokasi beban operasional pada
menunjukkan tingkat ketercapaian target- berbagai fungsi. Namun jika laporan
target yang telah disepakati antara legislatif operasional yang dianalisis menurut
dan eksekutif sesuai dengan peraturan klasifikasi fungsi, beban-beban
perundang-undangan. Penyajian LRA dikelompokkan menurut program atau yang
pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah telah dimaksudkannya. Penyajian laporan ini
sesuai dengan PSAP No. 02 ayat 13 tahun memberikan informasi yang lebih relevan
2010. bagi pemakai dibandingkan dengan laporan
PP 71 Tahun 2010 pada Lampiran III, menurut klasifikasi ekonomi, walau dalam hal
“Perbedaan mendasar antara Standar ini pengalokasian beban ke setiap fungsi
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas adakalanya bersifat arbitrer dan atas dasar
Menuju Akrual dan Standar Akuntansi pertimbangan tertentu.
Pemerintahan Berbasis Akrual terletak pada Kedua tabel diatas dijelaskan bahwa,
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah antara Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
(PSAP) No. 12”. PSAP ini meliputi Laporan dan Laporan Operasional (LO), sekilas
Operasional. Dengan adanya LO, maka terlihat sama akan tetapi memiliki perbedaan.
masyarakat dapat melihat kinerja pemerintah Secara garis besar perbedaannya pada
dalam mengelola keuangan negara dalam pengelompokan serta basis yang mendasari.
setiap tahun pelaporan, dimana meskipun Pengelompokkan LRA terdiri dari
setiap transaksi pemerintah akan diakui, pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan,
dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan, sedangkan pada LO terdiri dari pendapatan
hal ini akan membuat pemerintah lebih dan beban dari kegiatan operasional,
berhati-hati dalam mengelola keuangan surplus/defisit dari kegiatan non operasional
negara. dan pos-pos luar biasa.
Tabel 1.2 merupakan Laporan Berdasarkan pada latar belakang
Operasional yang disusun untuk melengkapi penelitian yang telah dikemukakan diatas,
pelaporan dari siklus akuntansi berbasis maka penulis merumuskan masalah yang akan
akrual (full accrual accounting cycle) dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut:
27 Katalogis, Volume 6 Nomor 6 Juni 2018 hlm 22-32 ISSN: 2302-2019

1. Bagaimana penyajian Laporan Informan dalam penelitian ini yaitu


Operasional berbasis akrual di Satuan sebanyak 15 orang terdiri dari 1 orang
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Kepala Bidang Akuntansi Badan Pengelolaan
Sulawesi Tengah ? Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)
2. Bagaimana pemahaman aparatur tentang Provinsi Sulawesi Tengah, 1 orang Kepala
keterkaitan antara Laporan Operasional Sub. Bidang Akuntansi dan Pelaporan Badan
dengan komponen Laporan Keuangan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
lainnya serta implementasi laporan (BPKAD) Provinsi Sulawesi Tengah, 3 orang
operasional berbasis akrual di Satuan Kepala Sub Bagian Keuangan atau Pejabat
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Penatausahaan Keuangan (PPK) pada Satuan
Sulawesi Tengah ? Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi
Sulawesi Tengah, 5 orang Bendahara pada
METODE SKPD Provinsi Sulawesi Tengah dan 5 orang
Operator SIMDA pada SKPD Provinsi
Jenis penelitian ini kualitatif dengan Sulawesi Tengah.
pendekatan phenomenologi, untuk Teknik analisis data yang digunakan
mendeskripsikan dan menganalisis, untuk mengetahui penyajian laporan
mengeksplorasi, memahami serta mengetahui operasional berbasis akrual serta pemahaman
makna dari sudut pandang orang yang aparatur pada SKPD Provinsi Sulawesi
mengalaminya secara langsung atau berkaitan Tengah, adalah deskriptif kualitatif dengan
dengan proses penyusunan dan penyajian bantuan phenomenology serta triangulasi.
laporan keuangan khususnya laporan Untuk analisis datanya dengan menggunakan
operasional berbasis akrual. Tujuannya adalah konsep neoma dan neosis.
untuk mengungkapkan dan menjelaskan
secara keseluruhan tentang penyajian laporan HASIL DAN PEMBAHASAN
operasional berbasis akrual serta pemahaman
aparatur terkait hubungan laporan operasional 1. Penyajian Laporan Operasional
dengan komponen laporan keuangan lainnya Berbasis Akrual
serta implementasinya pada Satuan Kerja
Basis akuntansi yang mendasari
Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Sulawesi penyusunan laporan keuangan yaitu SAP
Tengah. berbasis akrual. Perubahan basis kas ke basis
Pemilihan informan berdasarkan kriteria
akrual ditandai dengan adanya laporan
yang pasti, yaitu memilih informan yang operasional. Kewajiban implementasi SAP
benar-benar seorang yang karena pada pemerintah daerah juga di ungkapkan
pengalamannya mampu mengartikulasikan pada hasil wawancara bersama informan satu
pengalaman dan pandangannya tentang suatu yaitu Kepala Bidang Akuntansi, beliau
yang dipertanyakan. Informan dalam menjelaskan bahwa:
penelitian ini merupakan informan yang “adanya Peraturan Pemerintah Nomor 71
mengalami langsung situasi atau kejadian Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
yang berkaitan dengan topik penelitian. Untuk Pemerintahan yang menggantikan PP Nomor
itu, dalam penelitian kali ini peneliti
24 Tahun 2005 didukung dengan
cenderung kepada aparatur yang terlibat
Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang
langsung dalam penyusunan laporan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
keuangan. Hal ini agar sesuai dengan topik Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah
penelitian sebagaimana yang diuraikan oleh membawa konsekuensi perubahan dalam
Kuswarno (2009 : 60). penyajian laporan keuangan oleh pemerintah
termasuk Pemerintah Daerah dari yang
Musdalifah Dj. Umar, Analisis Penyajian Laporan Operasional Berbasis Akrual Pada Satuan Kerja ……………….28

sebelumnya menggunakan akuntansi berbasis Laporan Operasional terdiri dari


kas menuju akrual (cash toward accrual).” Pendapatan-LO dan Beban-LO.
Laporan Operasional (LO) adalah salah 1. Pendapatan-LO:
satu komponen laporan keuangan Pemerintah Penerimaan pendapatan daerah tahun
yang menyajikan informasi tentang seluruh anggaran 2015 dari sisi laporan operasional
kegiatan operasional keuangan entitas yang telah dilakukan oleh Satuan Kerja
pelaporan yang tercerminkan dalam Perangkat Daerah (SKPD) pada pemerintah
Pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit- Provinsi Sulawesi Tengah, dimana
operasional dari suatu entitas pelaporan yang pendapatan-LO mencapai Rp. 2.908.778.962.
penyajiannya disandingkan dengan periode 798,95. Pada sektor pendapatan transfer LO
sebelumnya. Pengguna laporan dalam hal ini Provinsi Sulawesi Tengah dalam kurun waktu
user atau stakeholder membutuhkan Laporan tahun 2015 menjadi kontributor terbesar
Operasional dalam mengevaluasi pendapatan- dalam penambahan penerimaan pendapatan
LO dan beban untuk menjalankan suatu unit daerah yaitu sebesar Rp.1.992.785.002.
atau seluruh entitas pemerintahan. sehingga 664,00. Hal ini tidak terlepas dari tingginya
Laporan Operasional menyediakan informasi: penerimaan pendapatan transfer pemerintah
a) Biaya: Mengenai besarnya beban yang pusat kepada daerah provinsi yang mencapai
harus ditanggung oleh pemerintah untuk 68,51%. Selain itu pendapatan asli daerah
menjalankan pelayanan; pada sektor pendapatan transfer LO nilai yang
b) Kinerja: Mengenai operasi keuangan dihasilkan dalam menambah pendapatan
secara menyeluruh yang berguna dalam daerah hanya sekitar 0,13% atau sebesar Rp.
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam 3.865.455.380. selanjutnya, hal berbeda
hal efisiensi dan efektivitas penggunaan ditunjukkan penerimaan daerah pada sektor
sumber daya; PAD dimana, kita ketahui bersama
c) Estimasi: Yang berguna dalam pembiayaan daerah untuk tahun selanjutnya
memprediksi Pendapatan-LO yang akan berada pada besaran penerimaan PAD pada
diterima untuk mendanai kegiatan tahun sebelumnya. Jika melihat PAD LO pada
pemerintah pusat dan daerah dalam tahun 2015 yaitu sebesar 31.36% atau Rp.
periode mendatang dengan cara 912.128.504.754,95 dapat dikatakan bahwa
menyajikan laporan secara komparatif; ketergantungan fiskal pemerintah Provinsi
d) Ekuitas: Mengenai penurunan ekuitas (bila Sulawesi Tengah terhadap pemerintah pusat
defisit operasional), dan peningkatan masih cukup tinggi. Sehingga diperlukan
ekuitas (bila surplus operasional). perencanaan yang baik lagi bagi daerah dalam
Dalam penyajiannya, Laporan pemanfaatan sumber daya yang ada serta
Operasional disajikan paling tidak efktivitas dan efisien guna menambah sektor
dilaksanakan satu kali dalam satu tahun, PAD LO agar dapat memberikan kemandirian
dalam kasus Laporan Operasional tahunan daerah itu sendiri sesuai yang diamanatkan
disajikan dengan suatu periode yang lebih Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang
pendek dari satu tahun, entitas harus Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan
mengungkapkan informasi sebagai berikut: Daerah.
a) alasan penggunaan periode pelaporan tidak 2. Beban-LO
satu tahun; Beban adalah penurunan manfaat
b) fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif ekonomi atau potensi jasa dalam periode
dalam Laporan Operasional dan pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang
catatan-catatan terkait tidak dapat dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset
diperbandingkan. atau timbulnya kewajiban. Beban diakui pada
saat: timbulnya kewajiban; terjadinya
29 Katalogis, Volume 6 Nomor 6 Juni 2018 hlm 22-32 ISSN: 2302-2019

konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan
ekonomi atau potensi jasa. Beban Pemerintah yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2015 Beban pegawai diakui pada saat
sebesar Rp. 2.699.131.658.884,39. beban diterbitkannya Surat Perintah Pencairan Dana
tahun anggaran 2015 dapat pula digambarkan (SP2D) yang berkaitan dengan pengeluaran
pada diagram sebagai berikut : beban pegawai. Beban pegawai diakui sebesar
Rp. 675.192.959.695,10.
b) Beban Barang dan Jasa – LO
Beban Barang dan Jasa merupakan
penurunan manfaat ekonomi dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang
dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset
atau timbulnya kewajiban akibat transaksi
pengadaan barang dan jasa yang habis pakai,
perjalanan dinas, pemeliharaan termasuk
pembayaran honorarium kegiatan kepada non
pegawai dan pemberian hadiah atas kegiatan
Gambar 1. Diagram Komposisi Beban-LO tertentu terkait dengan suatu prestasi dan
tahun 2015 belanja barang jasa lainnya. Pengakuan Beban
Barang dan Jasa– LO tahun anggaran 2015
Berdasarkan diagram diatas dapat sebesar Rp.645.926.239.616,54
dijelaskan dan diuraikan bahwa dari realisasi
beban tahun 2015 terdapat sebesar 69.696 % 2. Pemahaman Aparatur tentang
adalah beban operasional yang mencakup Keterkaitan Antar Laporan
beban pegawai LO, beban barang dan jasa Operasional (LO) dengan Komponen
LO, Beban hibah LO, Beban Bantuan Sosial Laporan Keuangan Lainnya serta
LO, Beban Penyusutan LO Beban penyihan Implementasi Pada satuan Kerja
piutang LO, beban lain –lain LO, dan Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi
sebesar 30,300% adalah beban Transfer yang Sulawesi Tengah.
mencakup beban transfer bagi hasil pajak,
beban transfer bagi hasil pendapatan lainnya, Sehubungan penerapan basis akuntasi
beban bantuan keuangan, beban bantuan akrual yang dimulai pada tahun 2015, masih
keuangan lainnya serta sebesar 0,005% banyak aparatur pada SKPD yang belum
adalah beban Luar Biasa LO. memahami penyusunan dan penyajian laporan
1. Beban Operasi operasional secara konsep dan proses padahal
Beban Operasi adalah pengeluaran uang dalam konsep akuntansi menurut Peraturan
atau kewajiban untuk mengeluarkan uang dari Pemerintah No. 71 Tahun 2010 adalah proses
entitas dalam rangka kegiatan operasional pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian,
entitas agar entitas dapat melakukan pengikhtisaran transaksi dan kejadian
fungsinya dengan baik. keuangan, penginterpretasian atas hasilnya
a) Beban Pegawai – LO serta penyajian laporan keuangan. aparatur
Beban pegawai adalah beban menganggap bahwa LO itu hanya merupakan
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dalam simbol atau imbas dari adanya peraturan baru
pengeluaran yang diberikan kepada pejabat yaitu PP 71 Tahun 2010 tentang SAP basis
negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan akrual.
pegawai yang diperkerjakan oleh Pemerintah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Tengah yang belum telah berupaya untuk menyajikan Laporan
berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan
Musdalifah Dj. Umar, Analisis Penyajian Laporan Operasional Berbasis Akrual Pada Satuan Kerja ……………….30

Keuangan Tahun Anggaran 2015 dengan 5. Saldo Anggaran Lebih (SAL) pada
menggunakan basis akrual, terlepas dari itu Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
bahwa setiap komponen laporan keuangan (LPSAL) adalah Saldo Anggaran Lebih
memiliki keterkaitan diantaranya laporan Awal yang merupakan akumulasi SiLPA
operasional, laporan perubahan ekuitas dan tahun-tahun anggaran sebelumnya,
neraca. Agar keterkaitan antara laporan dikurangi dengan Penggunaan SAL yang
keuangan tersebut dapat dimengerti, dapat merupakan SiLPA Tahun 2014 yang telah
dilihat pada gambar dibawah sebagai berikut : digunakan sebagai Penerimaan
Pembiayaan di tambah dengan Sisa
Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran
(SiLPA/SiKPA) pada Laporan Realisasi
Anggaran (LRA).
6. Saldo Anggaran Lebih (SAL) pada
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(LPSAL) menjadi atau sama dengan Saldo
pada Kas di Kas Daerah ditambah dengan
Saldo pada Kas di Bendahara Pengeluaran
Gambar 2. Keterkaitan antar Komponen dan ditambah dengan Saldo pada Kas di
Laporan Keuangan BLUD pada Laporan Neraca.
7. Saldo Akhir Kas pada Laporan Arus Kas
Berikut penjelasan pada Gambar 2 atas (LAK) di kurangi dengan Kas di
keterkaitan antara Laporan Operasional dan Bendahara Penerimaan dikurangi dengan
komponen laporan keuangan tersebut: Kas Lainnya sama dengan Saldo pada Kas
1. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran di Kas Daerah ditambah dengan Saldo
(SiLPA/SiKPA) adalah laporan yang pada Kas di Bendahara Pengeluaran dan
menyajikan informasi Sisa lebih/kurang ditambah dengan Saldo pada Kas di BLUD
pembiayaan anggaran dan Selisih yakni pada Laporan Neraca serta sama
lebih/kurang antara realisasi penerimaan dengan Saldo Anggaran Lebih (SAL) pada
dan pengeluaran selama satu periode Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
pelaporan. (LPSAL).
2. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran 8. Laporan Operasional menyajikan ikhtisar
(SiLPA/SiKPA) pada Laporan Realisasi sumber daya ekonomi yang menambah
Anggaran (LRA) adalah merupakan ekuitas dan penggunaannya yang dikelola
selisih lebih antara surplus dan defisit oleh pemerintah pusat/daerah untuk
dengan pembiayaan netto SiLPA. kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
3. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran dalam satu periode pelaporan. Unsur yang
(SiLPA/ SiKPA) pada Laporan Realisasi dicakup secara langsung dalam Laporan
Anggaran (LRA) menjadi Saldo awal Operasional terdiri dari Pendapatan – LO,
terhadap Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Beban, Transfer dan Pos Luar Biasa.
Anggaran (SiLPA/SiKPA) pada Laporan 9. Saldo Surplus/Defisit-LO adalah
Perubahan Saldo Anggaran Lebih Pengurangan antara Pendapatan-LO
(LPSAL). dengan Beban-LO. Saldo Akhir
4. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Surplus/Defisit-LO ini menjadi saldo
(LPSAL) adalah laporan yang menyajikan Surplus/Defisit-LO pada Laporan
informasi kenaikan dan penurunan Saldo Perubahan Ekuitas (LPE)
Anggaran Lebih (SAL) pada tahun 10.Laporan Perubahan Ekuitas adalah
pelaporan. merupakan laporan penghubung antara
31 Katalogis, Volume 6 Nomor 6 Juni 2018 hlm 22-32 ISSN: 2302-2019

Laporan Operasional dengan Neraca Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah


tentang kenaikan atau penurunan ekuitas saat ini telah melakukan penerapan basis
atas aktivitas operasional pada tahun akrual, hal ini terlihat jelas pada laporan
pelaporan. keuangan tahun anggaran 2015 yang
11.Saldo ekuitas akhir adalah penjumlahan dilakukan pemeriksaannya pada tahun 2016
dari Saldo ekuitas awal yang merupakan yang sudah menampilkan laporan operasional.
reklasifikasi dari ekuitas dana tahun 2014
ditambah dengan Saldo Surplus/Defisit KESIMPULAN DAN SARAN
Ekuitas bersumber dari Saldo
Surplus/Defisit-LO pada akhir periode Kesimpulan
Laporan Operasional yakni dikurangi Berdasarkan hasil dan pembahasan
dengan Dampak Kumulatif Perubahan terkait penyajian laporan operasional berbasis
Kebijakan/Kesalahan Mendasar berupa akrual pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
koreksi ekuitas lainnya. (SKPD) Provinsi Sulawesi Tengah, peneliti
12.Saldo ekuitas akhir pada Laporan dapat menyimpulkan bahwa:
Perubahan Ekuitas (LPE) tersebut menjadi 1. Penyajian Laporan Operasional (LO)
atau sama dengan Saldo Ekuitas pada disusun untuk melengkapi pelaporan dan
Neraca. siklus akuntansi berbasis akrual sehingga
Kualitas laporan keuangan tidak hanya Laporan Operasional mempunyai nilai
diukur dari standar akuntansi pemerintah saja, prediktif karena informasinya dapat
akan tetapi kapasitas sumber daya manusia digunakan untuk memprediksi pendapatan
dan pemanfaatan sistem informasi sangat Laporan Operasional yang akan diterima
berpengaruh terhadap kualitas laporan untuk mendanai kegiatan pemerintah
keuangan pemerintah daerah. Sistem dalam periode mendatang.
akuntansi sebagai suatu sistem informasi yang 2. Sumber Daya Manusia (SDM) yang
membutuhkan manusia untuk menjalankan memiliki latar belakang pendidikan
system yang ada, dengan adanya sumber daya akuntansi pada SKPD masih kurang,
manusia yang bekerja sesuai dengan kapasitas sehingga menyebabkan masih kurangnya
yang dimiliki, diharapkan laporan keuangan pemahaman aparatur tentang Laporan
yang dihasilkan dapat diandalkan yaitu bebas Operasional yang memiliki keterkaitan
dari pengertian yang menyesatkan dan dengan komponen laporan keuangan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta lainnya, yaitu antara Laporan Operasional
secara jujur, serta dapat diverifikasi (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
(Wahyudi, 2010). dan Neraca yang dapat dipertanggung
Sebagian besar pegawai pada jawabkan dalam penyajiannya serta
keuangan SKPD tidak memilik latar belakang implementasi penyajian laporan
pendidikan akuntansi. Kelemahan yang ada operasional berbasis akrual pada Satuan
diimbangi dengan mengikutsertakan pegawai Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi
dalam pelatihan-pelatihan maupun pendidikan Sulawesi Tengah.
tambahan yang berhubungan dengan
akuntansi dan pelaporan keuangan. Kegagalan Saran
sumber daya manusia pemerintah daerah Berdasarkan analisis dan simpulan
dalam memahami dan menerapkan system terkait penyajian laporan operasional berbasis
akuntansi akan berdampak pada kekeliruan akrual, saran yang bersifat aplikatif yang
laporan keuangan yang dibuat dan dapat diajukan antara lain sebagai berikut :
ketidaksesuaian laporan dengan standar yang 1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk
ditetapkan pemerintah. (Warisno, 2008:15) melakukan penelitian terhadap analisis
Musdalifah Dj. Umar, Analisis Penyajian Laporan Operasional Berbasis Akrual Pada Satuan Kerja ……………….32

penyajian laporan operasional berbasis DAFTAR RUJUKUN


akrual dengan jenis pendekatan dan
metode dalam hal ini kuantitatif dan lokus Badan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
penelitian yang berbeda dari penelitian ini Sulawesi Tengah. 2016. Dokumen
sehingga ditemukan kebenaran yang lebih Laporan Keuangan Pemerintah
komperensif dalam mendukung keilmiahan Daerah (LKPD) Provinsi Sulawesi
hasil penelitian peneliti yang menganalisis Tengah. Palu
penyajian laporan operasional berbasis Cresswell.Jhon. 2012. Research Design –
akrual pada SKPD Provinsi Sulawesi Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
Tengah khususnya terkait penatausahaan Mixed. Edisi Ketiga, Penerbit Pustaka
dan inventarisasi asset Pelajar : Yogyakarta.
2. Demi terciptanya Laporan Keuangan Ditjen Keuangan Daerah. 2014. Modul SAP
Pemerintah Daerah yang berkualitas Berbasis Akrual. Jakarta.
khususnya pada laporan operasional, Kuswarno.Engkus. 2009. Metodologi
sangat perlu untuk meningkatkan kapasitas Penelitian Komunikasi Fenomenologi,
Sumber Daya Aparatur dibidang Penerbit Widya Padjajaran. Bandung.
pengelolaan keuangan, mengingat masih Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64
kurangnya tenaga akuntansi yang bekerja Tahun 2013, Tentang Penerapan
sebagai pengelolah keuangan pemerintah Standar Akuntansi Pemerintahan
daerah. Melalui pendidikan dan pelatihan Berbasis Akrual Pada Pemerintah
formal dan teknis tentang Pengelolaan Daerah.
Keuangan Daerah, agar dapat mewujudkan Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010,
mindset akrual secara keseluruhan dan Tentang Standar Akuntansi
mendukung reformasi dibidang akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual
yang akuntabel dan informatif. Perubahan Peraturan Pemerintah
3. Melakukan inventarisasi asset secara Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
berkala agar kebermanfaatan nilai ekonomi Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas
terus terjaga. Undang-undang No. 17 Tahun 2003, Tentang
4. Mutasi pegawai tidak terlalu sering Keuangan Negara.
dilakukan khususnya pada pengelola
keuangan agar ilmu yang didapatkan pada .
saat pelatihan-pelatihan terkait dengan
tupoksi benar-benar lebih diterapkan

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan ini, penulis ingin


mengaturkan banyak terima kasih yang
setinggi-tingginya dan setulus-tulusnya
kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr.
Anhulaila M. Palampanga, M.S. selaku Ketua
Tim Pembimbing dan Ibu Dr. Nina Yusnita,
SE., Ak., M.Si selaku Anggota Tim
Pembimbing, yang telah banyak mencurahkan
perhatian, bimbingan dan arahan kepada
penulis sejak perencanaan penelitian sampai
penulisan tesis ini.

You might also like