Analisis Penyajian Laporan Operasional Berbasis Akrual Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Sulawesi Tengah
Analisis Penyajian Laporan Operasional Berbasis Akrual Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Sulawesi Tengah
Analisis Penyajian Laporan Operasional Berbasis Akrual Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Sulawesi Tengah
Abstract
The aims of the study are: 1) to determine operational report presentation according to
accrual-based of government accounting standards; 2) to determine and analyze understanding of
apparatus on the relationship between operational report and other financial components and also
implementation of accrual-based operational report in governmental working units in Central
Sulawesi. The study applies qualitative method with phenomenological approach. Informants
consist of people who are directly involved in the preparation of financial statements, especially
operational reports. The results show that the presentation of operational reports is prepared to
complement reporting and accounting cycle on accrul-based so that operational reports have
predictive value; the information can be used to predict the income of operational report that will
be received to fund government activities in the coming period. Lack of understanding of apparatus
about the relation of operational statement with other components of financial report that are
operational report, report of equity change and balance sheet in its presentation, and lack of
human resources with accounting education have caused low comprehension on accrual-based
operational report presentation.
Keywords: Presentation, Operational Report, Accrual-Based Accounting.
22
23 Katalogis, Volume 6 Nomor 6 Juni 2018 hlm 22-32 ISSN: 2302-2019
2010 ayat 1 menyebutkan bahwa penerapan Adanya regulasi yang baru diterbitkan
SAP berbasis akrual dilakukan secara oleh Pemerintah mengenai standar akuntansi
bertahap. Ketentuan ini juga terdapat pada pemerintah serta penerapannya, Pemerintah
peraturan yang sama lampiran I, sedangkan Provinsi Sulawesi Tengah berusaha
lampiran II merupakan standar akuntansi menerapkan secara teknis penyusunan
pemerintahan berbasis kas menuju akrual laporan keuangan khususnya penyajian
yang berlaku selama masa transisi bagi entitas laporan berbasis akrual sesuai dengan amanat
yang belum siap untuk menerapkan SAP peraturan Perundang-undangan yang berlaku
berbasis akrual hingga tahun 2014. saat ini. Namun, dengan hanya mengadopsi
Dalam penerapannya, dengan mengacu ketentuan peraturan yang telah ditetapkan
pada pedoman umum SAP, Menteri terdapat beberapa permasalahan yang muncul
Keuangan menetapkan SAP untuk lingkungan pada sebagian besar pemerintah daerah
pemerintah pusat, sedangkan Menteri Dalam termasuk juga pada Pemerintah Provinsi
Negeri menetapkan SAP untuk Pemerintah Sulawesi Tengah. Beberapa permasalahan
Daerah. Sementara itu, bagi setiap daerah, yang muncul di antaranya, belum seragamnya
selain mengacu pada pedoman umum SAP, laporan yang dibuat oleh SKPD sehingga
dalam menetapkan SAP di daerahnya masing- belum sesuai dengan target yang ingin
masing, Gubernur/Bupati/Walikota juga harus dicapai.
mengacu pada peraturan daerah dan ketentuan Secara teknis, penyusunan Laporan
peraturan perundang-undangan mengenai Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
pengelolaan keuangan daerah yang berlaku. Provinsi Sulawesi Tengah berbasis akrual
Menteri Dalam Negeri telah menerbitkan dibantu oleh tenaga pendamping professional,
Peraturan Menteri Dalam Negeri hal ini dikarenakan basis akrual merupakan
(Permendagri) Nomor 64 Tahun 2013 tentang suatu hal baru dan penerapannya baru dimulai
Penerapan SAP Berbasis Akrual Pada awal tahun 2015 sehingga masih banyak
Pemerintah Daerah. Peraturan ini menjadi aparatur pemerintahan pada SKPD yang
pedoman yang harus ditaati oleh setiap belum menguasai penerapan basis akrual. Hal
Daerah Otonom Kabupaten/Kota maupun lain juga yang menyebabkan ketidakpahaman
Provinsi dalam menyajikan laporan keuangan aparatur pemerintah yaitu untuk penyusunan
berbasis akrual pada pemerintah daerahnya, laporan keuangan masih menggunakan dua
dengan adanya Permendagri tersebut basis (basis kas dan basis akrual), untuk basis
pemerintah daerah diwajibkan menyusun kas ditandai dengan masih adanya Laporan
peraturan kepala daerah tentang kebijakan Realisasi Anggaran (LRA) dalam komponen
akuntansi daerah, sistem akuntansi laporan keuangan. Berikut penyajian LRA
pemerintah dan bagan akun standar yang dan LO pada Pemerintah Provinsi Sulawesi
harus menjadi pedoman bagi pemerintah Tengah:
daerah dalam melaksanakan akuntansi
berbasis akrual secara penuh.
Musdalifah Dj. Umar, Analisis Penyajian Laporan Operasional Berbasis Akrual Pada Satuan Kerja ………………..24
3 PEMBIAYAAN DAERAH
3. 1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 135,829,772,308.00 135,829,772,307.69 (0.31)
konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan
ekonomi atau potensi jasa. Beban Pemerintah yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2015 Beban pegawai diakui pada saat
sebesar Rp. 2.699.131.658.884,39. beban diterbitkannya Surat Perintah Pencairan Dana
tahun anggaran 2015 dapat pula digambarkan (SP2D) yang berkaitan dengan pengeluaran
pada diagram sebagai berikut : beban pegawai. Beban pegawai diakui sebesar
Rp. 675.192.959.695,10.
b) Beban Barang dan Jasa – LO
Beban Barang dan Jasa merupakan
penurunan manfaat ekonomi dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang
dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset
atau timbulnya kewajiban akibat transaksi
pengadaan barang dan jasa yang habis pakai,
perjalanan dinas, pemeliharaan termasuk
pembayaran honorarium kegiatan kepada non
pegawai dan pemberian hadiah atas kegiatan
Gambar 1. Diagram Komposisi Beban-LO tertentu terkait dengan suatu prestasi dan
tahun 2015 belanja barang jasa lainnya. Pengakuan Beban
Barang dan Jasa– LO tahun anggaran 2015
Berdasarkan diagram diatas dapat sebesar Rp.645.926.239.616,54
dijelaskan dan diuraikan bahwa dari realisasi
beban tahun 2015 terdapat sebesar 69.696 % 2. Pemahaman Aparatur tentang
adalah beban operasional yang mencakup Keterkaitan Antar Laporan
beban pegawai LO, beban barang dan jasa Operasional (LO) dengan Komponen
LO, Beban hibah LO, Beban Bantuan Sosial Laporan Keuangan Lainnya serta
LO, Beban Penyusutan LO Beban penyihan Implementasi Pada satuan Kerja
piutang LO, beban lain –lain LO, dan Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi
sebesar 30,300% adalah beban Transfer yang Sulawesi Tengah.
mencakup beban transfer bagi hasil pajak,
beban transfer bagi hasil pendapatan lainnya, Sehubungan penerapan basis akuntasi
beban bantuan keuangan, beban bantuan akrual yang dimulai pada tahun 2015, masih
keuangan lainnya serta sebesar 0,005% banyak aparatur pada SKPD yang belum
adalah beban Luar Biasa LO. memahami penyusunan dan penyajian laporan
1. Beban Operasi operasional secara konsep dan proses padahal
Beban Operasi adalah pengeluaran uang dalam konsep akuntansi menurut Peraturan
atau kewajiban untuk mengeluarkan uang dari Pemerintah No. 71 Tahun 2010 adalah proses
entitas dalam rangka kegiatan operasional pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian,
entitas agar entitas dapat melakukan pengikhtisaran transaksi dan kejadian
fungsinya dengan baik. keuangan, penginterpretasian atas hasilnya
a) Beban Pegawai – LO serta penyajian laporan keuangan. aparatur
Beban pegawai adalah beban menganggap bahwa LO itu hanya merupakan
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dalam simbol atau imbas dari adanya peraturan baru
pengeluaran yang diberikan kepada pejabat yaitu PP 71 Tahun 2010 tentang SAP basis
negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan akrual.
pegawai yang diperkerjakan oleh Pemerintah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Tengah yang belum telah berupaya untuk menyajikan Laporan
berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan
Musdalifah Dj. Umar, Analisis Penyajian Laporan Operasional Berbasis Akrual Pada Satuan Kerja ……………….30
Keuangan Tahun Anggaran 2015 dengan 5. Saldo Anggaran Lebih (SAL) pada
menggunakan basis akrual, terlepas dari itu Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
bahwa setiap komponen laporan keuangan (LPSAL) adalah Saldo Anggaran Lebih
memiliki keterkaitan diantaranya laporan Awal yang merupakan akumulasi SiLPA
operasional, laporan perubahan ekuitas dan tahun-tahun anggaran sebelumnya,
neraca. Agar keterkaitan antara laporan dikurangi dengan Penggunaan SAL yang
keuangan tersebut dapat dimengerti, dapat merupakan SiLPA Tahun 2014 yang telah
dilihat pada gambar dibawah sebagai berikut : digunakan sebagai Penerimaan
Pembiayaan di tambah dengan Sisa
Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran
(SiLPA/SiKPA) pada Laporan Realisasi
Anggaran (LRA).
6. Saldo Anggaran Lebih (SAL) pada
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(LPSAL) menjadi atau sama dengan Saldo
pada Kas di Kas Daerah ditambah dengan
Saldo pada Kas di Bendahara Pengeluaran
Gambar 2. Keterkaitan antar Komponen dan ditambah dengan Saldo pada Kas di
Laporan Keuangan BLUD pada Laporan Neraca.
7. Saldo Akhir Kas pada Laporan Arus Kas
Berikut penjelasan pada Gambar 2 atas (LAK) di kurangi dengan Kas di
keterkaitan antara Laporan Operasional dan Bendahara Penerimaan dikurangi dengan
komponen laporan keuangan tersebut: Kas Lainnya sama dengan Saldo pada Kas
1. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran di Kas Daerah ditambah dengan Saldo
(SiLPA/SiKPA) adalah laporan yang pada Kas di Bendahara Pengeluaran dan
menyajikan informasi Sisa lebih/kurang ditambah dengan Saldo pada Kas di BLUD
pembiayaan anggaran dan Selisih yakni pada Laporan Neraca serta sama
lebih/kurang antara realisasi penerimaan dengan Saldo Anggaran Lebih (SAL) pada
dan pengeluaran selama satu periode Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
pelaporan. (LPSAL).
2. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran 8. Laporan Operasional menyajikan ikhtisar
(SiLPA/SiKPA) pada Laporan Realisasi sumber daya ekonomi yang menambah
Anggaran (LRA) adalah merupakan ekuitas dan penggunaannya yang dikelola
selisih lebih antara surplus dan defisit oleh pemerintah pusat/daerah untuk
dengan pembiayaan netto SiLPA. kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
3. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran dalam satu periode pelaporan. Unsur yang
(SiLPA/ SiKPA) pada Laporan Realisasi dicakup secara langsung dalam Laporan
Anggaran (LRA) menjadi Saldo awal Operasional terdiri dari Pendapatan – LO,
terhadap Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Beban, Transfer dan Pos Luar Biasa.
Anggaran (SiLPA/SiKPA) pada Laporan 9. Saldo Surplus/Defisit-LO adalah
Perubahan Saldo Anggaran Lebih Pengurangan antara Pendapatan-LO
(LPSAL). dengan Beban-LO. Saldo Akhir
4. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Surplus/Defisit-LO ini menjadi saldo
(LPSAL) adalah laporan yang menyajikan Surplus/Defisit-LO pada Laporan
informasi kenaikan dan penurunan Saldo Perubahan Ekuitas (LPE)
Anggaran Lebih (SAL) pada tahun 10.Laporan Perubahan Ekuitas adalah
pelaporan. merupakan laporan penghubung antara
31 Katalogis, Volume 6 Nomor 6 Juni 2018 hlm 22-32 ISSN: 2302-2019